Anda di halaman 1dari 43

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Literatur :
1. Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah
Dan Peradilan Tata Usaha Negara, Liberty, Yogyakarta, 1997
2. SF, Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi Di
Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1997.
3. Sjachran Basah, Eksistensi Dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi
Di Indonesia, Alumni, Bandung, 1997.
4. Rochmat soemitro, Peradilan Tata Usaha Negara, Eressco, Bandung, 1987
5. Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
6. UU No. 4 Tahun 2004 Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman
7. UU No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
8. UU No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan UU No. 5 Tahun 1986
Negara Hukum dan PTUN
Konsep Rechtsstaat Friedrich Julius Stahl (Eropa Kontinental)
1. Perlindungan thd HAM.
2. Pemisahan/pembagian kekuasaan negara.
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan.
4. Adanya Peradilan Administrasi

Konsep Rule of Law A.V Dicey (Anglo Saxson)


1. Supremasi aturan hukum.
2. Equality before the law (kddkn yg sm dimuka hkm)
3. Adanya jaminan thd HAM

Persamaan pokok Recthsstaat dg Rule of Law ada keinginan untuk melindungi HAM.
Perbedaannya dlm konsep Rule of law tdk ditemukan unsur PAN.
Dalam Equality before the law kddk pejabat / aan dg rakyat sama dimuka hukum, sedang
adanya PAN dlm konsep Rechtsstaat untuk memberikan perlindungan hukum bg warga
msyrkt thd tindakan pemerintah yg melanggar HAM dlm lap adm neg, juga untuk
melindungi adm neg yg sdh bertindak benar.
Neg Hukum Klasik dan Neg Hukum Modern
1. Neg Hukum dlm arti sempit (Kepolisian)
2. Neg Hukum dlm arti luas / modern / welfare state.
Dlm neg welfare state peran neg semakin besar yaitu menyelenggarakan
kesejahteraan umum (Bestuurszorg).

Freies Ermessen / Discretionaire adl : wewenang yg diberikan kpd pemerintah


untuk mengambil tindakan guna menyelesaikan suatu masalah penting
dan mendesak, yg datang scr tiba-tiba dimana belum ada peraturannya.

Kebijaksanaan / freies ermessen ini dlm praktek bentuknya bisa berupa surat
edaran, pengumuman, surat keputusan, peraturan (psedo-wet gewing)

Adanya lembaga freies ermessen ini dlm praktek penyelenggaraan


pemerintahan menimbulkan dilema khususnya dg azas legalitas.
Tinjauan Umum Ttg PTUN

Peristilahan :
Pengadilan (rechtbank / court), menunjuk pd
badan/lembaga, sedang Peradilan
(rechtspraak / judiciary) menunjuk pd
fungsinya/proses.
Penggunaan Istilah pengadilan ditujukan kpd
badan / wadah yg memberikan peradilan,
sedangkan peradilan menunjuk kpd proses
untuk memberikan keadilan.
Unsur-unsur dan pengertian peradilan
Unsur-unsur peradilan :
1. Adanya aturan hukum yg abstrak yg mengikat umum.
2. Adanya perselisihan hukum yg konkrit.
3. Adnya sekurang-kurangnya 2 pihak.
4. Adanya aparat peradilan yg berwenang memutus perselisihan.
5. Adanhya hkm formil guna menegakan hkm materiil
Unsur 1 sd 4 mrpkn pndpt Rochmat soemitro, unsur ke 5 tambahan dr
Sjachran Basah

Pengertian Peradilan ;
Peradilan adl sgl sesuatu yg bertalian, dg tugas memutus perkara dg
menerapkan hkm, menemukan hkm “in concreto” dlm mempertahankan
dan menjamin ditaatinya hkm materiil dg menggunakan cara dan
prosedur yg ditetapkan oleh uu.
Aneka Ragam Peristilahan
1. Peradilan Tata Usaha.
2. Peradilan Tata Usaha Negara.
3. Peradilan Tata Usaha Pemerintah.
4. Peradilan Administrasi.
5. Peradilan Administratif.
6. Peradilan Administrasi Negara
7. Keenam istilah tsb mrpkn terjemahan dr administratieve rechtspraak.
Scr teoritis penggunaan istilah Peradilan Administrasi lebih tepat, krn istilah
adm lbh luas cakupannya :
a. Sbg aparatur negara, aparatur pemerintah, instansi politik (kenegaraan)
mulai dr Presiden sd Kepala Desa.
b. Sbg fungsi/aktifitas yakni kegiatan pemerintahan.
c. Sbg proses teknis penyelenggaraan uu.
Atribut negara pd peradilan administrasi negara sangat berlebihan krn hanya
negara saja yg berhak membentuk peradilan, dan tidak ada perdilan adm
swasta. (beda peradilan militer dan peradilan sipil).
Peristilahan dalm hukum positif
Istilah yg digunakan oleh hk positif yakni UU No. 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
adl PeradilanTata Usaha Negara, namun juga dpt
dipergunakan Peradilan Administrasi Negara.
Tata Usaha Negara adl adm neg yg melaks fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat
maupun di daerah. Sedang yg dimaksud urusan
pemerintahan adl kegiatan yg bersifat eksekutif (ps 1
bsrt pejelasnnya)
Pengertian Peradilan administrasi
Pengertian Perad Adm dpt ditinjau dlm arti
luas dan dlm arti sempit atau dpt pula
dibedakan perad adm murni dan tdk murni.
Rochtmat Soemitro mrmskn perad adm dlm
arti luas mlpt perad adm dlm arti sempit
atau peradilan administrasi murni dan
peradilan adm tdk murni.
Tujuan Peradilan Administrasi
Tujuan pembentukan PAN terkait dg falsafah negara yg dianutnya
1. Neg yg menganut prinsip the rule of law dan demokratis menuntut pengakuan
HAM dan pembatasan kekuasaan neg yg absolut shg tujuan pembentukan PAN
adl untuk memberikan perlindungan thd hak-hak individu.
2. Bagi neg Ind brdsrkn Pancasila dan UUD 45 menjunjung hak perseorangan juga
hak msyrkt shg tujuan pembentukan PAN adl untuk memberikan perlindungan
hak-hak perseorangan dan hak-hak masyarakat shg tercapai keserasian.

Menurut para ahli :


1. Prajudi Atmosudirdjo : untuk mengembangkan dan memelihara administrasi neg
yg tepat mnrt hukum (rechtmatig) atau tepat mnrt UU (wetmatig) atau tepat scr
fungsional (efektif)dan berfungsi scr efisien.
2. Sjachran Basah : untuk memberikan pengayoman hkm dan kepastian hkm, baik
bg rakyat maupun bg adm neg dlm arti terjaganya keseimbangan kep msyrkt dg
kep individu
3. Marbun : untuk memberikan perlindungan hkm bg warga ats tidakan adm neg yg
melawan hkm, merugikan dan dan memberikan perlindungan hkm bg adm neg
sendiri yg bertindak benar sesuai dg hkm, serta mlkkn pengawasan thd tindakan
adm neg baik scr preventif maupun represif.
Sejarah Peradilan Administrasi
Peradilan Adm pd jmn Bld.
Psl 2 Reglement on de rechterlijke organisatie en het beleid der justitie (RO) :
1. Bhw peradilan dilkkn oleh bdn yg diserahi kekuasaan kehakiman.
2. Peradilan oleh bdn lain hanya mungkin jika diatur oleh uu.
3. Persoalan yg menurut sifatnya/kttn uu trmsk dlm wwng kekuasaan adm tetap
diadili oleh kekuasaan itu.
4. Perselisihan wwng ant kekuasaan pengadilan dan kekuasaan adm diputus
oleh GG.
Dari uraian di ats dpt disimpulkan bhw selain memberikan kemungkinan
diadakannya peradilan adm yg mndiri, jg mengatur ttg dsr kompetensi ant
hakim biasa dengan hakim adm.
Selain itu brdsrkn kttn di ats penyelesaian sengketa adm menjadi wwng lbg adm itu
sendiri. Pnylsn sengketa dg cr dmk dsbt administratieve beroep.
Ketentuan mengenai PTUN dlm masa kemerdekaan
• Hal yg berkaitan dg perdilan adm dlm Konstitusi RIS diatur dalam ps 162 sedang
dalam UUDS diatur dlm ps 108.Ketentuan kedua psl tsb adl sama/identik
Pasal 108 / ps 162 :
pemutusan ttg sengketa yg mengenai hkm tata usaha neg diserahkan kpd
pengadilan yg mengadili perkara perdata maupun alat-alat perlengkapan lain,
tetapi jika demikian sedapat-dapatnya dg jaminan yg serupa ttg keadilan dan
kebenaran
Dlm UUD 1945 tdp dlm ps 24.
Ps 24 :
(1) Kekuasaan kehakiman mrpkn kekuasaan yg merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan.
(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yg berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
(3) Badan-badan lain yg fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
dalam undang-undang.
Beberapa Pengertian
• Sengketa TUN : adl sengketa yg timbul dlm bid TUN antara orang atau
badan hkm perdata dengan badan/pejabat TUN, baik di pusat maupun di
daerah, sbg akibat dikeluarkannya kpts TUN, termasuk sengketa
kepegawaian brdsrkn peraturan perundangan yg berlaku.
• Badan atau pejabat TUN adl badan atau pejabat yg melaksanakan urusan
pemerintahan brdsrkn perat perundangan yg berlaku.
• Tata Usaha Negara adl administrasi Neg yg melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah.
• Kpts TUN adl suatu penetapan tertulis yg dikeluarkan oleh badan atau
pejabat TUN yg berisi tindakan hukum tata usaha negara yg brdsrkn
peraturn yg berlaku yg bersifat kongkret, individual, dan final yg
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau bdn hkm perdata.
• Penetapan tertulis ini menunjuk pd isi dan bukan pd bentuk kpts. Ini untuk
kemudahan pembuktian, shg sebuah memo / nota dpt memenuhi syarat
tertulis apbl sdh jelas :
- Badan / pejabat TUN yg mengeluarkan.
- Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu
- Kpd siapa tulisan itu ditujukan dan apa yg ditetapkan di dalamnya
Kpts TUN
• Bersifat konkret artinya objek yg diputuskan dlm kpts TUN itu tdk abstrak,
ttp berwujud, ttt atau dpt ditentukan. Msl rmh si A, ijin usaha, pemecatan.
• Bersifat individual artinya kpts itu tdk ditujukan kpd umum, ttp ttt baik alamat
maupun hal yg dituju. Kalau yg dituju lebih dari seorang, tiap-tiap nama
orang yg terkena kpts itu disebutkan.
• Bersifat final artinya sudah definitif dan krnnya dpt menimbulkan akibat
hukum, menimbulkan suatu hak atau kewajiban pd pihak ybs
• Kpts fiktif TUN adl apbl bdn / pejabt TUN tdk mengeluarkan putusan,
sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka hal tsb disamakan dg kpts
TUN
• Jika suatu bdn / pejabat TUN tdk mengeluarkan kpts yg dimohon,
sedangkan waktu yg ditentukan dlm perat perundangan dimaksud telah
lewat, maka badan / pejabat TUN tsb dianggap telah menolak
mengeluarkan kptsn yg dimaksud.
• Jika perat perundangan yg dimaksud tdk menentukan jangka waktu, mk
setelah lewat waktu 4 bulan sejak diterimanya permohonan, badan / pejabat
ybs dianggap telah mengeluarkan kptsn penolakan
Tidak Termasuk pengertian Kpts TUN
1. Kpts TUN yg mrpkn prbtn hukum perdata.
2. Kpts TUN yg mrpkn pengaturan yg bersifat umum.
3. Kpts TUN yg masih memerlukan persetujuan.
4. Kpts TUN yg dikeluarkan berdasarkan kttn KUHP dan KUHAP.
5. Kpts TUN yg dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yg berlaku.
6. Kpts TUN mengenai tata usaha TNI.
7. Kpts komisi pemilihan umum baik di pusat maupun di daerah mengenai
hasil pemilihan umum

Kptsn TUN = ( Psl 1 ay 3 – Psl 2 ) + Psl 3


Hk Positif PTUN
1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1986
TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA
BAB I KETENTUAN UMUM ( Ps 1 sd Ps 7)
Pengertian, Kedudukan,Tempat Kedudukan,
Pembinaan
BAB II SUSUNAN PENGADILAN ( Ps 8 sd Ps 46 )
Umum, Ketua, wkl Ketua, Hakim, Panitera, Sekretaris
BAB III KEKUASAAN PENGADILAN( Ps 47 sd Ps 52 )
BAB IV HUKUM ACARA ( Ps 53 sd Ps 132 )
Gugatan, Pemeriksaan di Tingkat Pertama,
Pemeriksaan dg
acr biasa, pemeriksaan dg acr cepat, pembuktian, putusan
pengadilan, pelaksanaan putusan pengadilan, ganti rugi,
rehabilitasi, pemeriksaan tingkat banding, kasasi dan
peninjauan kembali
BAB V KETENTUAN LAIN ( Ps 133 sd Ps 141 )
BAB VI KETENTUAN PERALIHAN ( Ps 142 sd Ps 143 )
BAB VII KETENTUAN PENUTUP ( Ps 144 sd Ps 145 )
Nama lain dr ptun, saat berlakunya uu ini.
UU No. 9 Tahun 2004

Berisi 2 psl
• Pasal I
Berisi ketentuan beberapa psl yg diubah antara
lain ps 2, ps 4, ps 6, ps 7, ps 12, ps 13, ps 14,
ps 15, ps 16, ps 17, ps 18, ps 19, ps 20, ps 21,
ps 22, ps 26, ps 28, ps 29, ps 30, ps 31, ps 32,
ps 33, ps 34, ps 35, ps 36, ps 37, ps 38, ps 39,
ps 42, ps 44, ps 45, ps 46, ps 53, ps 116, ps 118
(dihapus), ps 143.
2. Pasal II
Berlakunya uu ini 29 Maret 2004.
Penyelesaian Sengketa Adm
• Menurut hukum positif penyelesaian sengketa dpt
diselesaikan :
1. Jalur administrasi /upaya administrasi.
2. Jalur Pengadilan.
Upaya adm :
Suatu prosedur yg dpt ditempuh oleh seseorang atau bdn hkm
perdata apbl ia tdk puas thd suatu kpts TUN, prosedur tsb
dilaks dilingkungan pemerintahan sendiri.
Upaya Adm ada 2 bentuk :
1. Banding Adm. Penyelesaian dilakukan oleh inst atasan/inst
lain yg mengeluarkan kpts ybs
2. Keberatan. Penyelesaian dilakukan sendiri oleh
badan/pejabat TUN yg mengeluarkan kpts itu.
Gugatan
• Gugatan harus memuat ;
Identitas penggugat
identitas tergugat
dasar gugatan
surat kuasa .
disertai kptsn Tun yg disengketakan
Acara pemeriksaan penyelesaian
sengketa TUN di PTUN
• Acara singkat
• Acara cepat
• Acara biasa.

Acr Singkat :
Pemeriksaan menggunakan acr singkat untuk
melawan keputusan ketua PTUN yg menyatakan
gugatan tdk diterima. Terhadap putusan tsb tdk ada
upaya hukum, tp penggugat dpt mengajukan
gugatan baru. Lihat psl 62 UU N0.5 th 1986
ACARA CEPAT

Dsr hukum : 98 UU No.5 th 1986.


Syarat penggunaan Acr Cepat :
Adanya kep yg cukup kep yg mendesak dr Penggugat dan hrs
dismpaikan disertai alasan-alasan dan dimasukan bersam-sama
dg gugatan.
Prosedur pemeriksaan dg acr cepat :
Apbl permohonan Pgt diterima maka :
1. Ketua PTUN dlm waktu 14 hr stl permohonan diterima hrs sdh
sdh mengeluarkan diterima atau tdk. Terhadap penetapan ini tdk
ada upaya hukum.
2. Pemeriksaan dg acr cepat dlkkn dg Hakim tunggal.
3. Kmdn dlm jangka waktu 7 hr ketua PTUN hrs sdh menentukan
hari, tempat dan waktu.
4. Jawaban dan pembuktian kedua belah pihak tdk lebih dr 14 hr
Hukum Pembuktian
Dalam menjatuhkan putusan Hakim hrs mempertimbangkan terbuktinya existensi
fakta-fakta yg relevan, selain penerapan hukum (rechtstoepassing), serta
kadang kala penemuan hukum (rechtsvinding).

Fakta dpt dibedakan antara :


1. Fakta Hukum:
adl kejadian2 dan keadaan yg eksistensinya tergantung dr penerapan suatu
peraturan.
Contoh : Pegawai yg tdk cakap akan diberhentikan dr jabatannya.
Si A berulang kali membuat kesalahan slm dlm jabatannya, Kejadian itu tdk
memp arti apa2 kl peraturan tdk diterapkan, pegawai br dinyatakan tdk cakap
kl peraturan tsb diterapkan oleh atasannya.
2. Fakta Biasa :
kejadian atau keadaan yg ikut menentukan adanya fakta-fakta hk ttt.
Pernyataan tdk cakap dr A hrs disimpulkan dr kesalahan-kesalahan dr A. Jadi
kesalahan dr A adl fakta biasa.
Tidak semua fakta perlu dibuktikan
1. Fakta yg sdh diketahui scr umum.
2. Hal-hal yg menurut pengalaman umum sll terjadi.
3. Fakta-fakta prosesual yg terjadi slm pemeriksaan hakim.
4. Eksistensi hukum tdk perlu dibuktikan. Hakim dianggap tahu
hukumnya (ius curia novit)

Ajaran Pembuktian dlm Hk Acr PTUN;


Ajaran Pembuktian Bebas yang Terbatas.
Hakim bebas dalam menentukan luas pembuktian, beban pembuktian,
penilaian hasil pembuktian maupun dalam menentukan alat-alat
pembuktian yg digunakan untuk membuktikan suatu fakta.
Terbatas krn alat-alat bukti yg boleh digunakan sdh ditentukan scr
limitatif dalam pasal 100. dan juga pasal 107 yaitu Hakim dibatasi
dalam wewenangnya untuk menilai sahnya pembuktian yaitu
paling sedikit harus ada dua alat bukti berdasarkan keyakinan
hakim.
Pembuktian

• Jenis-jenis alat bukti (ps 100).


1. Surat atau tulisan ;
2. Keterangan ahli ;
3. Keterangan saksi ;
4. Pengakuan para pihak ;
5. Pengetahuan Hakim .
Surat atau tulisan terdiri dr :
1. Akta otentik ;
2. Akta di bawah tangan.
3. Surat-surat lainnya yg bukan akta.
Pemeriksaan dimuka pengadilan
• Ajaran pemeriksaan dimuka sidang menggunakan
‘bebas yang terbatas Bebas artinya Hakim bebas
menetukan luas pembuktian beban pembuktian dan
jenis alat bukti terbatas artinya alat bukti yg
dipergunakan sdh diatur dlm ps 100.

• Putusan Hakim dpt berupa :


• Gugatan ditolak ;
• Gugatn dikabulkan ;
• Gugatan tdk diterima ;
• Gugatan gugur
Putusan Pengadilan ;

• Ptsn Pengadilan hrs diucapkan dlm sidang yg


terbuka untuk umum.
• Bila salah satu pihak tdk hadir putusan tetap
diucapkan . Salinan putusan dsmpkn.
• Salinan ptsn Pengadilan dismpkn dg surat
tercatat kpd ybs.
• Tdk dipenuhi nya kttn tsb di atas mk pts
pengadilan menyebabkan pts Pengadilan tdk
sah dan tdk memp kekuatan hukum.
PTSN Pengadilan hrs memuat
• Kpl ptsn yg berbunyi : Demi keadilan
berdasarkan Ketuhanan YME.
• Identitas para pihak
• Ringkasn gugatan dan jawaban dr Tgt.;
• Pertimbangan dan penilaian setiap penilaian
setiap alat bukti yg diajukan.
• Alsn hukum yg menjadi dsr putusan.
• Amar ptsn pengadilan ttg sengketa dan beaya
perkara.
• Hr, tgl, ptsn dijatuhkan, nama Hakim, panitera
YANG TERMASUK BEAYA PERKARA

1 Panjar Biaya Gugatan Rp. 350.000

2 Panjar Biaya Banding Rp. 800.000,-

3 Panjar Biaya Kasasi Rp. 950.000,-

4 Panjar Biaya Peninjauan Kembali (PK) Rp. 2.900.000,-

5 Panjar Biaya Eksekusi Rp. 250.000,-


Komponen Beaya Gugatan
• Biaya Pendaftaran
• Panggilan
• Redaksi
• Materai
• Pemeriksaan Setempat
• Biaya Pemberitahuan Putusan
• Biaya Foto Copy Salin Putusan
• Biaya Pengiriman Salin Putusan Inkracht
Kepada Pihak
Komponen Biaya Banding

• Biaya Pendaftaran Banding


• Biaya Pemberitahuan Akta Banding
• Pemberitahuan Memori Banding
• Pemberitahuan Kontra Memori Banding
• Pemberitahuan Memeriksa Berkas (Inzage) Kepada Para Pihak
• Biaya Banding Yang Dikirim Ke PT.TUN, (PERMA No. 3 Tahun 2012)
• Biaya Pengiriman Berkas Dan Ongkos Kirim Uang
• Biaya Pemberitahuan Putusan Kepada Para Pihak
• Biaya Pengiriman Salinan Putusan Yang Inkracht Kepada Para Pihak
• Biaya Foto Copy Salinan Putusan
Komponen Beaya Kasasi
• Biaya Pendaftaran Kasasi
• Pemberitahuan Kasasi
• Pemberitahuan Memori Kasasi
• Pemberitahuan Kontra Kasasi
• Biaya Kasasi Yang Dikirim Ke Mahkamah Agung
(PERMA No. 3 Tahun 2012)
• Biaya Pengiriman Berkas Dan Ongkos Kirim Uang
Biaya Kasasi
• Biaya Pemberitahuan Putusan Kasasi Kepada Para
Pihak
• Biaya Pengiriman Salinan Putusan Yang Inkracht
Kepada Para Pihak
• Biaya Foto Copy Salinan Putusan
Komponen Beaya Peninjauan Kembali

• Biaya Pendaftaran PK
• Pemberitahuan Pernyataan PK Dan Penjelasan PK
• Pemberitahuan Jawaban PK
• Biaya PK Yang Dikirim Ke Mahkamah Agung (PERMA No. 3
Tahun 2012)
• Biaya Pengiriman Berkas dan Ongkos Kirim Uang Biaya PK
• Biaya Pemberitahuan Dan Pengiriman Salinan Putusan PK
Kepada Para Pihak
• Biaya Foto Copy Salinan Putusan
Komponen Beaya Eksekusi
• Pengiriman Surat-Surat
• Panggilan Para Pihak
• Biaya Media Massa / Koran
• DLL, Biaya .
Uraian Beaya Perkara

• 1 Biaya Daftar Gugatan = Rp. 30.000,-


• 2 Biaya Daftar Banding = Rp. 50.000,-
• 3 Biaya Daftar Kasasi = Rp. 50.000,-
• 4 Biaya Daftar PK = Rp. 200.000,-
• 5 Redaksi / Putusan = Rp. 5.000,-
• 6 Leges Putusan / Penetapan = Rp. 3.000,-
• 7 Pencatatan Banding / Akta = Rp. 5.000,-
• 8 Pencatatan Kasasi / Akta = Rp. 5.000,-
• 9 Pencatatan PK / Akta HHK = Rp. 5.000,-
• 10 Penyerahan Akta Banding / Akta = Rp. 5.000,-
Lanjutan
• 11 Penyerahan Akta Kasasi / Akta = Rp. 5.000,-
• 12 Penyerahan Akta PK / Akta = Rp. 5.000,-
• 13 Penyerahan Turunan / Putusan (Leges) / Lembar = Rp. 300,-

• 14 Pencatatan Berita Acara Sumpah / Berita Acara / Putusan =


Rp. 5.000,-
• 15 Pendaftaran Surat Kuasa / Kuasa = Rp. 5.000,-
• 16 Pembuatan Surat Kuasa Insidentil / Kuasa = Rp. 5.000,-
• 17 Pembuatan Surat Keterangan Oleh Panitera = Rp. 5.000,-
• 18 Melihat Berkas (Inzage) / Berkas = Rp. 5.000,-
• 19 Legalisasi Tanda Tangan Per Putusan = Rp. 10.000,-
• 20 Legalisasi Bukti / Surat Bukti = Rp. 5.000,
Gugatan tidak diterima
• Pokok gugatan tdk termasuk wewenang
PTUN
• Syarat gugatan tdk memnuhi kttn ps 56
• Gugatan tdk didasarkan alasan yg layak
• Apa yg dituntut sebenarnya sdh
dikabulkan oleh kpts TUN yg digugat.
• Gugatan belum waktunya atau telah lewat
waktunya.
Upaya Hukum
1. Perlawanan.
2. Banding.
3. Kasasi.
4. Peninjauan Kembali.
Upaya Perlawanan

Terhadap Ketetapan Ketua PTUN yg menyatakan gugatan tdk diterima dpt


diajukan Perlawanan, kpd Pengadilan dalam tenggang waktu 14 (empat
belas) hari sejak diucapkan. (Psl 62 ayat 3).

Perlawanan diajukan sesuai dg kttn Pasal 56.

Perlawanan diperiksa dg acr singkat.

Dalam hal Perlawanan dibenarkan oleh pengadilan, mk Ketetapan Ketua PTUN


tsb gugur demi hukum dan pokok gugatan akan diperiksa dan diputus
menurut acr biasa.

Terhadap putusan mengenai Perlawanan tsb tdk dpt digunakan upaya hukum.
Upaya Banding

Thd putusan PTUN dpt dimintakan pemeriksaan banding oleh penggugat atau tergugat kpd PTTUN
(Pasal 122).

Pemeriksaan di tingkat banding bersifat “devolutif “ artinya seluruh pemeriksaan perkara


dipindahkan dan diulang oleh PTTUN ybs, baik mengenai fakta-fakta maupun penerapan
hukum, serta putusan akhir yg telah dilkkn oleh Pengadilan tingkat pertama.

Prosedur:
- Permohonan banding diajukan scr tertulis oleh pemohon atau kuasanya dalam waktu 14 hr,
sejak putusan tsb diterimanya.
- Setelah permohonan banding beserta uang biaya perkara banding dipenuhi pemohon dan
perkara dicatat dalam daftar perkara banding, kmd panitera memberitahukan kpd pihak
terbanding.
- Kmd selambat-lambatnya 30 hr ssd permohanan banding dicatat, Panitera memberitahukan
kpd kedua belah pihak bahwa mereka dlm waktu 30 hr dpt melihat berkas perkara.
- Dua bulan setelah pernyataan permohonan banding ditlakukan, panitera mengirimkan semua
berkas ke PTTUN yg berisi salinan putusan, berita acara, memori banding, kontra memori
banding.
- Perkara banding diperiksa dg majelis hakim.
- Putusan PTTUN dpt menguatkan atau membatalkan putusan pengadilan tingkat pertama.
Upaya Kasasi
Thd putusan tingkat akhir Pengadilan dpt dimintakan pemeriksaan kasasi kpd MA.
Maksud diciptakannya peradilan kasasi yg diberikan kpd MA tsb bukanlah untuk
membuat MA sbg pengadilan banding tingkat kedua, ttp untuk mengusahakan
tercapainya kesatuan dlm penerapan hukum.

Prosedur:
- Tenggang waktu mengajukan kasasi adl 14 hr stl putusan pengadilan yg
dimaksudkan diberitahukan kpd pemohon.

Alasan untuk mengajukan kasasi, apabl putusan pengadilan banding itu :


1. Sebenarnya tdk berwenang atau melampui batas wewenangnya.
2. Salah menerapkan atau melanggar hk yg berlaku.
3. Lalai memenuhi syarat-syarat yg diwajibkan oleh peraturan perundangan yg
mengancam kelalaian itu dg batalnya putusan ybs.

Putusan kasasi MA, dpt mengabulkan atau menolak permohonan kasasi.


Upaya Peninjauan Kembali

Thd putusan Pengadilan yg telah memperoleh kekutan hk tetap dpt diajukan


permohonan PK kpd MA. (Psl 132).

Alasan untuk mengajukan PK :


1. Putusan yg diajukan PK didasarkan pd suatu kebohongan atau tipu muslihat
pihak lawan yg baru diketahui stl perkaranya diputus.
2. Atas dsr stlh perkara diputus, ditemukan surat bukti yg bersifat menentukan, yg
pd saat perkara diperiksa tdk ditemukan.
3. Atas dasar telah dikabulkan suatu hal yg tdk dituntut, atau lebih dr yg dituntut.
4. Apbl mengenai suatu bagian dr tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan
sebab-sebabnya.
5. Adanya kekhilafan hakim atau kekeliruan yg nyata.

Tenggang waktu Pengajuan PK adl 180 hr .


Tindak lanjutPutusan Pengadilan
Pasal 97 ayat 7 putusan pengadilan dapat berupa :
1. Gugatan ditolak : tdk perlu ada tindak lanjut.
2. Gugatan tdk diterima : tidak perlu ada tindak lanjut.
3. Gugatan gugur : tidak perlu ada tindak lanjut.
4. Gugatan dikabulkan dapat ditetapkan kewajiban yg harus dilakukan
oleh Badan atau Pejabat TUN, berarti perlu ada tindak lanjut.

Kewajiban Pejabat TUN dpt berupa :


a. Pencabutan Kpts TUN yg digugat.
b. Pencabutan Kpts TUN ybs dan menerbitkan kpts yg baru,
c. Penerbitan Kpts TUN dlm hal gugatan Pasal 3 /kpts fiktif.
lanjutan

- Salinan putusan yg sdh memp kekuatan hk tetap, dikirimkan kpd pr


pihak dg surat tercatat oleh panitera pengadilan atas perintah
Ketua Pengadilan yg mengadili dalam tingkat pertama selambat-
lambatnya dlm waktu 14 hari.
- Dalam hal 4 bulan stl put Pengadilan yg memperoleh kekuatan hk
tetap, Tergugat tdk melaks kewajibannya untuk mencabut Kpts TUN
yg disengketakan itu, tdk memp kekuatan hk lg.
- Dalam hal Tergugat diwajibkan menerbitkan Kpts TUN, dan kmd
stlh 3 bulan ternyata kwjbn tsb tdk dilaks, Penggugat mengajukan
permohonan kpd Ketua Pengadilan agar Tergugat melaks putusan
Pengadilan tsb.
- Dalam hal Tergugat tdk bersedia melaks put Pengadilam tsb, thd
pejabat ybs dikenakan upaya paksa berupa pembayaran sejumlah
uang paksa dan atau sanksi administratif.
- Pejabat yg tdk melaks put Pengadilan, diumumkan pd media
massa cetak setempat.
lanjutan
Sanksi administrasi dapat berupa :
- Sanksi yg bersifat ringan.
- Sanksi yg bersifat sedang.
- Sanksi yg bersifat berat.

Tuntutan tambahan adalah :


- Ganti rugi : berdasarkan PP No. 43 Tahun 1991 berkisar antara
Rp 250. 000,- s/d Rp 5.000.000,-
- Rehabilitasi : hanya untuk sengketa kepegawaian, yaitu pemulihan
hak sebagai pegawai negeri. Apbl rehabilitasi tidak dpt dlkkn mk
Pejabat yg dibebani melaks rehabilitasi dapat dibebani kompensasi
sebesar antara Rp 100. 000 sd Rp 2.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai