Anda di halaman 1dari 17

CIVIL LAW

ASAS HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA
ANGGOTA KELOMPOK
01 Muhammad Qodri Al Fahmi 06 Ryo Dean Syah
02 M Adhitya Nugraha 07 Ayu Nabila
03 Aditia Izzaturziyan 08 Amanda Putri D
04 Mey Rio Libello 09 Gabriella J.E.P
05 Daffa Rizki Putra 10 Putri Vionalita
01
HUKUM
ADMINISTRASI
NEGARA
PENGERTIAN HAN
Oppenheim mengartikan hukum administrasi negara
adalah gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan, baik
tinggi atau rendah, apabila badan tersebut menggunakan wewenang
yang diberikan kepadanya oleh hukum tata negara.

E Utrecht mengartikan hukum administrasi negara atau hukum


pemerintahan adalah hukum yang menguji hubungan hukum istimewa
yang bila diadakan akan memungkinkan para pejabat administrasi
negara melakukan tugas mereka yang khusus.
RUANG LINGKUP HAN
1. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum dari
administrasi negara.
2. Hukum tentang organisasi negara.
3. Hukum tentang aktivitas-aktivitas dari administrasi negara, terutama
yang bersifat yuridis.
4. Hukum tentang sarana-sarana dari administrasi negara, terutama
mengenai kepegawaian negara dan keuangan negara.
5. Hukum administrasi pemerintah daerah dan wilayah yang dibagi atas:
• Hukum Administrasi Kepegawaian;
• Hukum Administrasi Keuangan;
• Hukum Administrasi Materiil; dan
• Hukum Administrasi Perusahaan Negara.
6. Hukum tentang peradilan administrasi negara.
SUMBER HAN
Secara umum, sumber hukum administrasi negara dapat dikelompokkan atas dua
sumber, yakni sumber hukum materiil dan sumber hukum formal.

Sumber hukum materiil berasal dari peristiwa yang terjadi dalam masyarakat atau
sejumlah peristiwa yang mempengaruhi kondisi suatu masyarakat. Misalnya,
kondisi sejarah atau hukum di masa lalu, kondisi lembaga sosial di masa lalu, dan
lain sebagainya.

Adapun sumber hukum formil menurut Lathif, N. dkk adalah sumber hukum
materiil yang sudah dibentuk melalui sejumlah proses tertentu dan menjadi
sumber hukum yang berlaku dan ditaati oleh umum. Beberapa sumber hukum
formil HAN adalah Undang-undang, Kebiasaan/praktik Alat Tata Usaha Negara,
Yurisprudensi, Doktrin/pendapat para ahli, dan Traktat.
SUBJEK HAN
1. Pegawai negeri: adalah mereka yang telah dan merupakan kesatuan dari anggaran
memenuhi syarat sebagaimana ditentukan negara. Kemudian, sebagai subjek hukum,
peraturan perundang-undangan dan digaji jawatan berkewajiban untuk memelihara
menurut peraturan yang berlaku, diangkat dan menyimpan kekayaan negara atau
oleh pejabat yang berwenang, dan daerah.
diberikan tugas negara sesuai dengan 4. Daerah-daerah swapraja dan swatantra:
ketetapannya. sebagai kesatuan wilayah, daerah berhak
2. Jabatan: adalah kedudukan yang untuk mengurus dan menyelenggarakan
menunjukkan tugas, tanggung jawab, urusan rumah tangganya sendiri. Dengan
wewenang, dan hak seorang pegawai hak tersebut, daerah juga berkewajiban
dalam rangka susunan suatu satuan menyelenggarakan kepentingan umum.
organisasi. 5. Negara: dalam kedudukannya sebagai
3. Jawatan, Dinas dan Badan Usaha Milik subjek hukum, negara berhak melindungi,
Negara/Daerah: jawatan adalah kesatuan mengurus, dan mengatur organisasinya
organisasi aparatur pemerintahan yang untuk mencapai tujuan yang tetapkan.
mencakup tugas pemerintahan yang bulat
02 ASAS-ASAS
ASAS LEGALITAS
Di lapangan HAN asas ini dikenal dengan istilah wetmatigheid van het berstuur,
yang mengandung arti setiap tindakan pemerintahan itu harus ada dasar
hukumnya dalam suatu peraturan perundang-undangan.
Asas ini bisa ditarik dari Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan: “Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara adalah badan atau pejabat yang melaksanakan urusan
pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”

Asas legalitas mengandung arti bahwa penyelenggaraan administrasi


pemerintahan mengedepankan dasar hukum dari sebuah keputusan dan/atau
tindakan yang dibuat oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan.
Konsekuensinya, keputusan atau tindakan badan atau pejabat pemerintahan
tidak bisa dilakukan semena-mena.
SEJARAH ASAS LEGALITAS
Ketentuan asas legalitas diakui pertama kali oleh konstitusi Amerika Serikat tahun
1783, dicantumkan dalam Article I Section 9 yang berbunyi: “No bill of attainder or ex
post pacto law shall be passed”. Lalu diikuti oleh Perancis di dalam Declaration des
droits de L’homme et du citoyen 1789. Selanjutnya ketentuan ini diikuti oleh negara-
negara yang menganut sistem hukum Eropa Kontinental kepastian hukum dijunjung
tinggi. Tujuan yang ingin dicapai dari asas legalitas itu sendiri adalah memperkuat
kepastian hukum, menciptakan keadilan dan kejujuran bagi terdakwa,
mengefektifkan fungsi penjeraan dalam sanksi pidana, mencegah penyalahgunaan
kekuasaan, dan memperkokoh rule of law.

Di Indonesia asas legalitas dapat ditemukan juga dalam Pasal 1 ayat 1 KUHP yang
berbunyi “Geen feit is strafbaar dan uit kracht van eene daaraan voorafgegane
wettelijke strafbepaling” yang artinya tidak ada suatu perbuatan yang dapat
dihukum, kecuali berdasarkan ketentuan pidana menurut undang-undang yang telah
ada terlebih dahulu daripada perbuatannya itu sendiri.
ASAS YURIDIKITAS
Asas yuridikitas (rechtmatingheid): yaitu bahwah setiap tindakan
pejabat administrasi negara tidak boleh melanggar hukum (harus
sesuai dengan rasa keadilan dan kepatutan).
ASAS DISKRESI
Asas diskresi yaitu kebebasan dari seorang pejabat administrasi
negara untuk mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri
tetapi tidak bertentangan dengan legalitas.
CONTOH KASUS
1. Onrechmatige Daad atau perbuatan melanggar hukum yang ditafsirkan
sebagai pelanggaran atau ketidaksesuaian perbuatan seseorang dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertentangan dengan
kebiasaan atau kepatutan.
2. Daad Van Willekeur yang merupakan perbuatan yang tanpa dasar
hukum atau tindakan semena-mena oleh pejabat administrasi negara
yang merugikan seseorang.
3. Penyalahgunaan kekuasaan pejabat yang bertentangan dengan asas
umum. Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang memiliki
ketelitian atau kecermatan yang menghendaki ada dan lengkapnya data
informasi yang digunakan oleh pejabat atau badan administrasi negara
dalam menerbitkan sebuah keputusan tertulis dan juga asas.
CONTOH KASUS
4. Susunan hukum ketatanegaraan berdasarkan asas sudah rinci
dimasukkan dalam salah satu kaidah hukum yang berkedudukan sama
seperti kaidah hukum dalam undang-undang lainnya.
5. Eksistensi hukum yang berkemungkinan memiliki sisi positif tentang asas
umum pemerintahan yang baik terutama sebagai alat uji atau indikator
sah tidaknya suatu keputusan tertulis pejabat administrasi pemerintah di
hadapan hukum dan badan peradilan dalam negara, atau setidaknya
berfungsi menjadi yurisprudensi hukum itu sendiri.
6. Pelanggaran dasar hukum negara bahwa ketentuan hukum tentang Asas
Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) menjadi konstitusi dalam
perundang-undangan, namun memerlukan sosialisasi dan pengujian
hukum biasa di hadapan Mahkamah Agung maupun di hadapan
Mahkamah Konstitusi.
CIVIL LAW
03
CIVIL LAW
Sistem hukum Civil Law (Eropa Kontinental) adalah sistem hukum yang berlaku di
negara-negara bekas daerah jajahan Belanda. Indonesia sebagai negara
jajahannya, maka berdasar asas konkordansi berlakulah Civil Law. Di dalam sistem
ini terdapat tiga ciri khas sistem hukum yaitu hukum itu adalah yang dikofikasikan,
hakim tidak terikatsistem preseden (doktrin stare decicis) dan hakim berpengaruh
besar mengarahkan dan memutuskan perkara (inkuisitorial). Dalam sistem inilah,
hakim terikat undang-undang dalam memutuskan perkara yang ditanganinya. Hal
ini berarti kepastian hukum hanya ada itu bentuk dan sifatnya tertulis. Kedudukan
hakim sangatlah sentral, karena hakim memeriksa langsungmateri kasus yang
ditangani, menentukan bersalah dan tidaknya terdakwa atau pihak yang sedang
berperkara, sekaligus menerapakan hukumannya. Untuk itu, maka tidak dikenal juri
di dalam sistem ini. Hal ini menjadikan tanggung jawab hakim lebih berat, karena
hakim harus memeriksa fakta-fakta hukum, menentukan kesalahan serta
menerapakan hukuman dan sekaligus menjatuhkan putusannya yang di duga
bersalah dan harus dihukum.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai