Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ROZA KUMALA SARI

NIM :12020724471
1. Legalitas dan kaitanya dengan wewenang pemerintah
a. Asas legalitas (legaliteits beginsel)
Asas legalitas merupakan prinsip utama yang di jadikan sebagai dasar dari setiap
penyelenggaraan pemerintah dan kenegaraan di setiap negara hukum terutama bagi negara-
negara hukum dalam sistem kontimental. Asas legalitas ini merupakan prinsip negara hukum
yang di rumuskan dengan ungkapan “het beginsel van wetmatigheid van bestur”yakni prinsip
keabsahan pemrintah.
Menurut H.D.stout ,dengan megutip pendapat Verhey, mengemukakan bahwa prinsip
keabsahan pemerintah mengandung tiga aspek:
1. Aspek negatif (het negative aspect),menentukan bahwa tindakan pemerintahan tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
2. Aspek formal positif (het formeel-positive aspect),menentukan bahwa pemerintah hanya
memiliki kewenangan tertentu sepanjang di berikan atau berdasarkan undang-undang.
3. Aspek materill-positiv (materieel-positieve aspect),menentukan bahwa undnag- undang
memuat aturan umum yang mengikat tindakan pemerintah.
Dari tiga aspek tersebut dapat di simpulkan bahwa, kewenangan itu harus memiliki dasar
perundang-undangan dan juga bahwa kewenangan itu isinya di tentukan normanaya oleh
undang-undang.
b. Wewenang pemerintah
Sebelumnya telah di sebutkan bahwa asas legalitas merupakan dasar dalam setiap
penyelenggaraan negara. Dengan kata lain, setiap penyelenggaraan kenegaraan dan
pemerintah harus memiliki legitimasi ,yaitu kewenangan yang di berikan oleh undang-
undang. Yakni, kemampuan untuk melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu.
Kemampuan pemerintah dalam kaitan ini dianggap sebagai kemampuan untuk
melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu, dapat di ciptakan hubungan hukum anatara
pemerintah dengan warga negara. Dalam negara hukum ,yang menempatkan asas legalitas
sebagai sendi utama penyelenggaran pemerintahan,wewenanag pemerintah itu berasal dari
peraturan perundang-undangan.
Kaitan asas legalitas dan wewenang pemerintah, dalam negara demokrasi yang mengarah
ke sisitem negara kontimental dengan aspek utamanya adalah aspek legalitas (undang-
undang) yang mengatur suatu negara dalam menjalankan negaranya melalui pemerintahan,
dalam hal ini berarti wewenang dan kewajiban pemerintah juga di atur oleh undang-undang
secara penuh baik dalam menjalankan fungsi pengaturan maupun fungsi pelayanan, harus
berdasarkan pada wewenang yang di berikan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Perbedaan asas legalitas yang ada pada pitur/prinsip negara hukum (doeproses)
dengan asas legalitas hukum pidana (nullum delictum nula peona sine prevea lege
peonali)
a. Asas legalitas pada pitur/prinsip negara hukum (due proces of law)
Asas yang mengatur tentang sumber hukum dan merupakan asas tentang dasar
legalitas/dasar hukum/sumber hukum untuk menyatakan suatu perbuatan delik atau bukan.
Dalam setiap negara hukum, dipersyaratkan berlakunya asas legalitas dalam segala
bentuknya (due process of law),yaitu bahwa segala tindakan pemerintah harus di dasarkan
atas peraturan perundang-undangan yang sah tertulis.peraturan perundang-undangan tersebut
harus ada dan berlaku terlebih dulu atau mendahului tindakan atau perbuatan administrasi
yang di lakukan. Namun demikian sistem hukum nasional mengakui adanya hukum tidak
tertulis sebagi salah satu sumber hukum.
b. Asas legalitas hukum pidana (delictum nullum nula peona shine prevea lege peonalia)
Asas legalitas dalam hukum pidana sangat penting,asas ini di gunakan untuk mengetahui
apakah suatu peraturan hukum dapat di berlakukan terhadap tindak pidana yang terjadi atau
tidak.maka apabila ada sebuah tindak pidana, maka akan di lihat apakah telah ada ketentuan
hukum yang mengaturnya dan juga apakah aturan tersebut dapat di berlakukan terhadap
tindak pidana itu.Asas legalitas menjadi sebuah kelemahan ketika terjadi suatu tindak pidana
yang belum terdapat aturannya.
Penyelenggaraan pemerintah yang di dasarkan pada asas legalitas dalam prakateknya tidak
memadai apalagi di tengah masyarakat yang memiliki tingkat dinamika yang tinggi,hal ini
karena hukum tertulis senantiasa memiliki kelemahan-kelemahan.
Dengan demikian dapat saya rangkum perbedaan mendasar antara asas legalitas
yang ada pada negara hukum dengan asas legalitas yang terdapat dalam hukum
pidana:
1. Asas legalitas pada negara hukum,merupakan dasar penyelenggaraan pemeritah dan
kenegaraan.
2. Asas legalitas pada negara hukum,merupakan prinsip keabsahan pemerintah.
3. Asas legalitas dalam hukum pidana, tidak ada perbuatan yang di larang dan di ancam
dengan pidana jika tidak di tentukan terlebih dahulu dalam undang- undang.
4. Asas legalitas merupakan pintu utama hukum pidana untuk menentukan ada atau
tidaknya suatu perbuatan pidana sekaligus pertanggung jawaban bagi pelanggarnya
3. Sumber dan cara memperoleh wewenang pemerintahan
Wewenang pemerintah berasal dari perundang-undangan, artinya sumber wewenang bagi
pemerintah adalah peraturan perundang-undangan. Secara teoretik,kewenangan yang
bersumber dari peraturan perundang-undangan tersebut di peroleh melalui tiga cara
yaitu,atribusi,delegasi,dan mandat..
1. Atribusi,pemberian wewenang pemerintahan yang baru oleh suatu ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan, disini di lahirkan atau di ciptakan suatu wewenang baru.
2. Delegasi, pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh badan atau jabatan tata usaha
negara yang telah memperoleh wewenang pemerintah secara atributif kepada badan atau
jabatan tata usaha negara lainya.
3. Mandat, terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya di jalankan oleh
organ lain atas namanya.
Berdasarkan keterangan tersebut wewenang yang di peroleh secara atribusi ini bersifat asli
yang berasal dari peraturan perundang-undangan. Pada delegasi tidak ada penciptaan
wewenang, yang ada hanya pelimpahan wewenang, sementara pada mandat ,penerima
mandat (mandataris) hanya bertindak untuk dan atas nama pemberi manda (mandans).
Terdapat pembagian mengenai sifat wewenang pemerintahan yakni terikat,fakultatif,dan
bebas. Terutama dalam kaitanya dengan kewenangan pembuatan dan penerbitan keputusan-
keputusan oleh organ pemerintahan, sehingga di kenal ada keputusan yang bersifat terikat
dan bebas.
Terikat, terjadi apabila peraturan dasarnya menentukan kapan dan dalam keadaan
yang bagaimana wewenang tersebut dapat digunakan atau peraturan dasarnya sedikit
banyak menentukan tentang isi dari keputusan yang harus di ambil ,dengan kata lain
terjadi apabila peraturan dasar yang menentukan tentang isi dari keputusan yang
harus di ambil secara terinci.
Fakultatif, terjadi dalam hal badan atau pejabat tata usaha negara yang bersangkutan
tidak wajib menerapkan wewenangnya atau sedikit banyak masih ada pilihan,
sekalipun pilihan itu hanya dapat di lakukan dalam hal-hal atau keadaan tertentu
sebagaimana di tentukan dalam peraturan dasarnya.
Bebas,terjad ketika peraturan dasarnya memberikan ke bebasan kepada badan pejabat
tata usaha negara untuk menentukan sendiri mengenai isi dari keputusan yang akan di
keluarkanya.
Sesuai dengan poin yang di sebutkan di atas dapat saya pahami,bahwa setiap pemberian
kewenangan kepada pejabat pemerintahan tertentu,tersirat di dalamnya pertanggung jawaban
dari pejabat yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai