Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gito Pamungkas

NPM : 010119308

Kelas : IJ

Jawaban UAS Hukum Administrasi Negara

1. Berikut ini adalah jawaban untuk point a, b, dan c


a. Sumber wewenang merupakan suautu tindakan pemerintahan dan/atau pejabat umum
yang harus bertumpu pada kewenangan yang sah. Secara teoritik, kewenangan
pemerintah yang bersumber dari peraturan perundang-undangan tersebut diperoleh
melalui tiga cara seperti yang disebutkkan pada Pasal 11 Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, yaitu :
 Atribusi
Atribusi merupakan wewenang yang diberikan atau ditetapkan untuk jabatan
tertentu. Dengan demikian wewenang atribusi merupakan wewenang yang
melekat pada suatu jabatan. Atau pemberian Kewenangan kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 atau Undang-Undang.Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan memperoleh Wewenang melalui Atribusi apabila :
 Diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan/atau undang-undang;
 Merupakan Wewenang baru atau sebelumnya tidak ada;
 Atribusi diberikan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan.
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui
Atribusi, tanggung jawab Kewenangan berada pada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang bersangkutan. Kewenangan Atribusi tidak dapat
didelegasikan, kecuali diatur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan/atau undang-undang.
 Delegasi
Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
sepenuhnya kepada penerima delegasi. Pada delegasi tidak ada penciptaan
wewenang, yang ada hanya pelimpahan wewenang dari pejabat yang satu kepada
pejabat lainnya. Tanggung jawab yuridis tidak lagi berada pada pemberi
delegasi, tetapi beralih pada penerima delegasi.
Pemberi delegasi dapat mencabut pemberian delegasi tersebut dengan berpegang
dengan asas “contrarius actus”. Artinya, ketika suatu badan/pejabat menerbitkan
suatu “keputusan” dan badan/pejabat itu juga yang mencabut/ membatalkannya.
Hal ini juga tertuang dalam pasal 13 ayat (6) Undang-undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintah bahwa dalam hal pelaksanaan Wewenang
berdasarkan Delegasi menimbulkan ketidakefektifan penyelenggaraan
pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan
pendelegasian Kewenangan dapat menarik kembali Wewenang yang telah
didelegasikan
 Mandat
Mandat merupakan suaut wewenang yang bersumber dari proses atau prosedur
pelimpahan dari pejabat atau badan yang lebih 6 tinggi kepada pejabat yang
lebih rendah (atasan bawahan). Atau dengan kata lain Mandat adalah pelimpahan
Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab
dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat. Penerima mandat hanya
bertindak untuk dan atas nama pemberi mandat, tanggung jawab akhir keputusan
yang diambil penerima mandat tetap berada pada pemberi mandat. Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang menerima Mandat harus menyebutkan atas
nama Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Mandat.
Terdapat perbedaan dalam hal delegasi dan juga mandat,
 Mandat dalam melaksanakan prosedur pelimpahan memiliki hubungan rutin
atasan bawahan: hal biasa kecuali dilarang tegas, sedangkan didalam
delagasi suatu organ pemerintahan kepada organ lain: dengan peraturan
perundang-undangan.
 Dalam hal tanggung jawab mandat tetap memberikan tanggung jawab
kepada si pemberi mandat, sedangkan delegasi tanggungjawab jabatan dan
tanggung gugat beralih kepada delegataris.
b. Perbedaan antara wewenang dengan kewenangan Menurut UU No. 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan:
 Wewenang adalah hak yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
atau penyelenggara negara lainnya untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
 Kewenangan Pemerintahan yang selanjutnya disebut Kewenangan adalah
kekuasaan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara
lainnya untuk bertindak dalam ranah hukum publik.
c. Menurut saya seorang pejabat pemerintahan dapat dianggap telah melakukan
penyahgunaan wewenang apabila :
1) Dilakukan tanpa wewenang/alasan hak yang jelas
Cacat wewenang mengakibatkan suatu perbuatan menjadi batal demi hukum (van
rechtswege)
2) Dilakukan melalui prosedur yang tidak benar
Cacat prosedur hanya tidak akan menyebabkan suatu perbuatan menjadi batal
demi hokum,, melainkan hanya dapat dimintakan pembatalan (vernietigbaar)
3) Tanpa adaanya isi dari substansi perbuatan itu sendiri
Cacat substansi berakibat pada batalnya suatu perbuatan hukum (nietig)
2. Penjelasan mengenai tindakan/perbuatan pemerintah yang bersifat perbuatan
hukum/yuridis dan perbuatan bersifat material/faktual, yaitu:
 Perbuatan Hukum (yuridis) : menyelenggrakan fungsi Hukum Administrasi Negara
dan bila tidak ditaati mempunyai sanksi yg diatur hokum. Atau merupakan
tindakan/perbuatan pemerintah yang bersifat perbuatan hukum/yuridis merupakan
tindakan yang dapat menimbulkan akibat hukum (menciptakan hak dan kewajiban).
Tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan yang diambil oleh badan atau pejabat
tata usaha negara dalam melaksanakan urusan pemerintahan. Tindakan pemerintah
memiliki unsur-unsur, yaitu :
 Perbuatan tersebut dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya
sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuurs-
organen) dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri;
 Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi
pemerintahan;
 Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat
hukum pada bidang hukum administrasi;
 Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan
negara dan rakyat
Menurut Atmosudirjo Terdapat empat macam perbuatan hukum (rechtshandelingen)
administrasi negara, yaitu :
 Penetapan (beschikking, administrative discretion);
 Rencana (Plan);
 Norma Jabaran (concreto normgeving);
 Legislasi Semu (pseudowetgeving).
Tindakan hukum yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam hukum administrasi
negara, yaitu (Syahrial):
1) Tindakan hukum pemerintah/tata usaha negara berdasarkan hukum perdata atau
hukum privat. Dua pendapat yang timbul tentang diperbolehkannya administrasi
negara mengadakan hubungan hukum berdasarka hukum privat
2) Tindakan hukum yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam hukum administrasi
negara, yaitu (Syahrial):
 Perbuatan Materil (fakual): yaitu menjalankan fungsi Administrasi Negara dan tidak
menimbulkan akibat yg diatur oleh hukum. Tindakan yang dilakukan dalam bentuk
tindakan materiil dilakukan untuk kepentingan umum yang melibatkan dua pihak
atau lebih, yakni pemerintah dan sipil (swasta) maupun pihak-pihak lain. Tindakan
hukum publik ini, misalnya membuat perjanjian kerja, membuat memorandum
ofunderstanding (MOU), vortband contract, dan sebagainya.
Tindakan pemerintah ini berbentuk hukum privat merupakan tindakan
pemerintah dalam kedudukannya bukan sebagai pemerintah. Tindakan ini sebagai
wakil dari badan hukum (lichaam) dan bukan tugas untuk kepentingaan umum,
sehingga tindakannya didasarkan pada ketentuan hukum privat (keperdataan)

3. Yaitu:
a. Istilah yang digunakan di Indonesia untuk penyebutan istilah beschikking yaitu:
a.Ketetapan
b.Keputusan
c.Penetapan
d.Keputusan Administrasi Pemerintahan dan Keputusan Administrasi Negara (UU
No. 30/2014 ttg UU Administrasi Pemerintahan)
e. Keputusan Tata Usaha Negara (UU No. 5/2006 ttg Peradilan Tata Usaha Negara)
b. Unsur-unsur Keputusan Tata Usaha Ndegara (Beschikking) menurut Undang-
Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu:
a. Penetapan itu harus tertulis;
Menunjuk kepada isi dan bukan kepada bentuk. (tidak mesti formal SURAT
KEPUTUSAN). Persyaratan tertulis itu diharuskan untuk kemudahan segi
pembuktian.
Sebuah memo atau nota dapat memenuhi syarat tertulis apabila sudah jelas;
 Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara mana yang mengeluarkannya;
 maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu;
 kepada siapa tulisan itu ditujukan dan
 apa yang ditetapkan di dalamnya.
b. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN;
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan atau pejabat yang
melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Berisi tindakan hukum TUN;
Perbuatan hukum Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersumber pada
suatu ketentuan hukum Tata Usaha Negara yang dapat menimbulkan hak atau
kewajiban pada orang lain.
d. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Bersifat konkret, individual dan final;
Bersifat konkret, artinya tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat
ditentukan.
Bersifat individual artinya tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik
alamat maupun hal yang dituju. Kalau yang dituju itu lebih dari seorang, tiap-
tiap nama orang yang terkena keputusan itu disebutkan.
Bersifat final artinya sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat
hukum. Keputusan yang masih memerlukan persetujuan instansi atasan atau
instansi lain belum bersifat final karenanya belum dapat menimbulkan suatu hak
atau kewajiban pada pihak yang bersangkutan.
f. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata
Menimbulkan suatu hak atau kewajiban pada pihak yang bersangkutan.

4. Yaitu:
a. Penegakan Hukum Administrasi Negara atau yang dalam kepustakaan Hukum
Administrasi Negara di Belanda dikenal dengan sebutan: “Eenzijdige Handhaving
Rech door Overheid” merupakan kewenangan administrasi negara untuk meluruskan
terjadinya pelanggaran norma hukum administrasi negara guna mengakhiri
pelanggaran tersebut dengan melakukan suatu tindakan nyata. Tujuan dari penegakan
hukum administrasi negara adalah terwujudnya tertib hukum (legal order) dalam
rangka melindungi kepentingan umum.
b. Perbedaan antara sanksi administrasi dan sanksi pidana dapat dilihat dari tujuan
pengenaan sanksi itu sendiri. Sanksi administrasi ditujukan kepada perbuatan
pelanggarannya, sedangkan sanksi pidana ditujukan kepada si pelanggar dengan
memberi hukuman berupa nestapa. Sanksi administrasi dimaksudkan agar perbuatan
pelanggaran itu dihentikan. Sifat sanksi adalah reparatoir artinya memulihkan pada
keadaan semula.

5. Akibat hukum dari suatu tindakan/perbuatan pemerintah dapat danggap tidak sah dan/atau
batal menurut Undang- Undang Administrasi Pemerintahan. Sehimgga mengakibatkan
antara lain:
 Cacat wewenang mengakibatkan suatu perbuatan menjadi batal demi hukum (van
rechtswege nietig)
 Cacat prosedur hanya tidak akan menyebabkan suatu perbuatan menjadi batal demi
hukum, melainkan hanya dapat dimintakan pembatalan (vernietigbaar).
 Cacat substansi berakibat pada batalnya suatu perbuatan hukum (nietig)
Selain itu, Akibat hukum dari suatu tindakan/perbuatan pemerintah dapat danggap tidak
sah dan/atau batal menurut Undang- Undang Administrasi Pemerintahan, yaitu dengan
diterapkanya sanksi administratif. Sanksi administratif ini terdiri dari 3 golongan yakni
sanksi administrasi ringan, sedang dan juga berat.
a) Sanksi administratif ringan
 teguran lisan
 teguran tertulis penundaan
 kenaikan pangkat, atau hak-hak jabatan
b) Sanksi administratif sedang
 pembayaran uang paksa dan/atau ganti rugi
 pemberhentian sementara dengan memperoleh hak-hak jabatan
 pemberhentian sementara tanpa memperoleh hak2 jabatan
c) Sanksi administratif berat
 Pemberhentiaan tetap dengan memperoleh hak hak keuangan dan fasilitas lainya
 pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak- hak keuangan dan fasilitas lainnya
 pemberhentian tetap dgn memperoleh hak- hak keuangan dan fasilitas lainnya
serta dipublikasikan di media massa
 pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak- hak keuangan dan fasilitas lainnya
serta dipublikasikan di media massa.

Anda mungkin juga menyukai