Anda di halaman 1dari 16

PEMBERIAN IZIN OLEH PEMERINTAH

SEBAGAI PERBUATAN HUKUM ADMINISTRASI


NEGARA & PEMBERIAN IZIN TERKAIT DENGAN
WEWENANG PEMERINTAHAN (BEBAS DAN TERIKAT)

March 17th 2021


NAMA-NAMA ANGGOTA
NADYAH MAYLIKA RAHMAWATI
OZZYTHA PHILLOTHRA
ADINDA NAURA SALSABILA
FINY ARIBAH SANIYAH
SITI RAVISYA ANJANI
MOHAMMAD ILHAM MAULANA
FAKHRI ALIF HAMIZAN
LINTANG RACHMI ANDRIANTI
FIRDAUS ELDO CANKA BRAWIJAYA
MUHAMMAD AUFA ADJIEPUTRA
DAFFA RIZKY SEPTANO HIMAWAN
FAT-HI NU`MAN BARIK
FICHRY IKHLASUL PRABAS
SITI NUR LATIFAH
FITRI HARYONO
AYU SETYANI
Pemberian Izin Oleh Pemerintah
Sebagai Perbuatan Hukum Administrasi Negara
Perbuatan hukum pemerintah yaitu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan menimbulkan akibat hukum
dalam bidang administrasi negara. Atmosudirjo membagi ke dalam empat macam tindakan pemerintah sebagai
perbuatan hukum administrasi negara, yaitu:

1. Penetapan atau Keputusan (Beschikking)

2. Rencana (Plan)

3. Norma Jabaran (Concreto Normgeving)

4. Legislasi Semu (Pseudowetgeving)

1
1. Ketetapan atau Keputusan
(Beschikking)
Pemberian izin sebagai penetapan merupakan salah satu bentuk hukum dari tindakan pemerintah di
bidang administrasi yang bertujuan untuk mengendalikan kehidupan masyarakat agar tidak menyimpang dari
ketentuan yang berlaku. Pengertian terkait Ketetapan atau Keputusan merupakan penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Ketetapan ini disebut sebagai perbuatan pemerintah bersegi satu.

Contohnya : Penerbitan izin mendirikan bangunan, yang pada umumnya keputusan pemerintah ini dibuat
secara tertulis. Izin-izin yang dapat dilihat dalam wujud sederhana.

2
2. Rencana atau Plan
Philipus mengatakan bahwa : “Dalam negara hukum rencana tidak dapat dihilangkan dari
pemikiran hukum administrasi.” Rencana dijumpai pada berbagai kegiatan pemerintahan,
misalnya pengaturan tata ruang, pengurusan kesehatan, pendidikan dan juga dalam hal
penyusunan anggaran. Untuk terlaksananya tujuan pemerintah maka dibutuhkan rencana yang
berkekuatan hukum administrasi karena suatu rencana menunjukkan kebijakan yang akan
dilaksanakan oleh tata usaha negara termasuk rencana dalam penerbitan izin.
Perencanaan ini dianggap salah satu tindakan hukum pemerintah dalam rangka penerbitan
atau pemberian izin karena biasanya lembaga pemerintah menyusun terlebih dahulu terkait
rencana administrasi dibalik pemberian izin ke tiap individu ataupun badan hukum.

Made with by 3
3. Norma Jabaran atau Concretonormgeving
Merupakan perbuatan hukum dari pejabat administrasi negara yang dilakukannya agar ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan dapat diterapkan pada suatu tempat dan keadaan tertentu. Karena sifat Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah hanya memuat ketentuan bersifat umum dan abstrak maka setiap ketentuan itu
perlu bentuk nyata melalui norma jabaran ini. Contoh norma penjabaran : Pemasangan rambu-rambu lalu lintas.

Korelasi antara norma penjabaran dengan penerbitan izin yaitu dalam proses penerapan produk hukum
dalam bentuk nyata (pemasangan rambu lalu lintas) pastinya diperlukan pengurusan izin yang dilakukan
langsung oleh organ pemerintah untuk kepentingan umum.

4
4. LEGISLASI SEMU ATAU
PSEUDOWETGEVING
Legislasi Semu termasuk perbuatan hukum administrasi negara, berupa produk tata usaha negara tanpa disertai
kewenangan pembuatan peraturan dari badan atau pejabat tata usaha negara tersebut. Legislasi semu juga tidak
berdasarkan kepada suatu ketentuan peraturan perundang-undangan dalam membentuk dan menerbitkannya karena bukan
peraturan perundang-undangan. Legislasi semua merupakan salah satu bentuk nstrumen hukum publik dan perizinan yang
digunakan pemerintah dan dibentuk dalam keadaan mendesak.

Contoh legislasi semu : Surat Edaran (SE), Petunjuk Pelaksana, Pengumuman, dll.

5
Pemberian Izin Terkait dengan
Wewenang Pemerintahan (Bebas dan Terikat)

Kewenangan merupakan kekuasaan formal yang dimiliki oleh badan dan atau pejabat administrasi atau
penyelenggara negara lainnya , untuk bertindak dalam laporan hukum publik untuk mengambil keputusan dan
atau tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Terdapat 2 kewajiban pemilik wewenang yaitu :

1. Kewenangan Pejabat administrasi bertindak dan mengambil keputusan atas dasar kewenangan yang
dimilikinya.

2. Kewenangan yang dipergunakan harus dapat dipertanggungjawabkan dan diuji baik oleh norma hukum
atau asas hukum.

6
DASAR PENERBITAN DAN PEMBERIAN IZIN PADA UMUMNYA
BERLANDASKAN PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU, YANG
DAPAT DITERBITKAN OLEH PEMERINTAHAN PUSAT MAUPUN PEMERINTAHAN
DAERAH. ADA BATASAN PEMERINTAH UNTUK MENGGUNAKAN WEWENANG PUBLIK
MENGIKUTI ATURAN HUKUM ADMINSTRASI NEGARA YANG TERIKAT PADA 3 ASAS
BERIKUT :
 Asas Yuridiktas
 Asas Legalitas
 Asas Diskresi, sedangkan untuk asas dikresi sendiri terbagi menjadi dua yaitu :
Dikresi Bebas dan Dikresi Terikat.

7
Dari segi hukum, organ pemerintah atau pejabat tata usaha negara akan bertindak dalam batas tertentu
dengan melihat kewenangan yang mendasarinya, demikian pula dengan prosedur dalam bertindak dan substansi
yang diputuskan harus mengikuti ketentuan yang berlaku. Pemerintah melakukan tindakan berdasarkan
kewenangan terikat yang memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai dasar kewenangannya.
Sedangkan dalam hal perbuatan pemerintah yang didasarkan pada kewenangan diskresi dapat digunakan sebagai
koridor tindakan tersebut bukan lagi peraturan perundang-undangan yang berlaku melainkan hukum tidak
tertulis misalnya, Asas AUPB.

8
Penggunaan kewenangan tentunya dibatasi terkait wilayah berlaku, substansi maupun waktu
berlakunya yang dilaksanakan oleh pemerintah berdasarkan hukum yang jelas. Penggunaan
wewenang yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya untuk mengatur namun juga menetapkan
suatu kewajiban kepada individu berdasarkan hukum. Salah satu bentuk penetapan yang dkeluarkan
pemerintah adalah Izin yang merupakan keputusan TUN yang karena dibentuknya menimbulkan
suatu hubungan hukum antara individu atau badan hukum dengan tata usaha negara.

9
Segala tindakan hukum pemerintahan menjalankan fungsi pengaturan maupun pelayanan yang didasarkan
pada wewenang yang diberikan, sehingga tanpa keputusan yang jelas tidak akan pernah dapat dibuat keputusan
konkret secara yuridis. Asas AUPB dapat dijadikan sebagai tata cara penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
adil, bebas dari pelanggaran peraturan, dan tindakan sewenang-wenang. Sehingga jika ada keputusan atau
ketetapan pemerintah yang bertentangan dengan asas pemerintahan yang baik berarti bertentangan dengan
peraturan hukum.

10
1. KEPUTUSAN ATAU KEWENANGAN TERIKAT

Keputusan terikat merupakan perbuatan dimana organ pemerintah mengeluarkan keputusan


atau izin dengan cara melaksanakan sesuai dengan apa yang dimuat dalam peraturan yang
mendasari dikeluarkannya keputusan tersebut, artinya tidak adanya kebebasan pejabat TUN dalam
mengeluarkan izin. Izin yang terikat yaitu izin sebagai keputusan TN yang penerbitannya terikat pada
hukum tertulis dan wewenang organ pemerintah tergantung pada peraturan perundang-undangan
yang mengaturnya.
Contohnya yaitu : ketentuan dalam pembuatan SIM yang menyatakan syarat utama pengajuan
jika telah genap berusia 17 tahun dalam hal ini pihak kepolisian tidak dapat mengambil keputusan
selain dari yang telah ditentukan dalam Peraturan Perundang-undangan tersebut.

11
2. KEPUTUSAN ATAU KEWENANGAN BEBAS
Dikatakan keputusan bebas apabila izin yang dikeluarkan atau diterbitkan lahir dari kewenangan bebas yang
dimiliki oleh organ pemerintah (lembaga pemerintahan dapat mengeluarkan keputusan secaara mandiri). Izin yang
bersifat bebas adalah izin yang merupakan keputusan tata usaha negara yang penerbitannya tidak terikat pada aturan
maupun hukum tertulis.
Contoh kewenangan bebas : Bupati dapat menerbitkan izin mendirikan bangunan/IMB apabila beberapa syarat
sudah terpenuhi, namun bupati tersebut memiliki kebebasan untuk mengeluarkan atau tidak mengeluarkan IMB
sekalipun syarat telah terpenuhi. Tentunya dengan catatan tertentu.

12
Contoh lain dari kewenangan bebas yaitu : Adanya kebebasan pejabat TUN tertentu dalam menafsirkan norma yang
tersamar atau kabur. Hal ini dapat dilihat dai ilustrasi berikut :
Ex. : Dalam UU Perda ada pengaturan terkait reklame yang ketentuannya “Izin pemasangan reklame dapat diberikan oleh
Kepala Dinas Perizinan bila tidak melanggar kesusilaan dan kesopanan.”
Yang artinya ketentuan ini memberikan kewenangan bebas kepada kepala dinas perizinan untuk mengeluarkan
keputusan berupa izin pemasangan reklame atau tidak.

13
Terima Kasih
Kini kami lanjutkan kepada sesi tanya jawab

Anda mungkin juga menyukai