Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jika berbicara tentang Instrumen Pemerintahan tidak lepas dari alat dan
sarana yang digunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam
melaksanakan tugasnya, intrumen yuridis yang dipergunakan untuk mengatur dan
menjalankan urusan pemerintahan dan kemasyarakatan seperti perundang-
undangan, keputusan-keputusan, peraturan kebijakan, perizinan, instrument
hukum keperdataan dsb. Instrument Hukum ini akan menjadi dasar yang
digunakan pemerintah dalam menjakalankan tugas dan
kewenangannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang mencangkup instrumen pemerintah dan
peraturan yang terkandung disekitarnya.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan tentang pengertian dari alat-alat/sarana-sarana pemerintah

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Instrumen Pemerintahan


Instrumen pemerintahan adalah alat-alat atau sarana-sarana yang
digunakan oleh pemerintahan dan administrasi negara dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Berkenaan dengan struktur norma hukum
administrasi negara ini, H. D van Wijk/Willem Konijnenbelt mengatakan
bahwa hokum material mengatur perbuatan manusia. Peraturan, norma
didalam hukum administrasi Negara memiliki struktur yang berbeda
dibandingkan dengan struktur norma hukum perdata dan pidana.
Instrumen pemerintahan adalah alat atau sarana yg digunakan
oleh pemerintah atau administrasi Negara dalam melaksanakan tugasnya.
Instrumen pemerintahan merupakan bagia dari instrumen penyelenggaraan
negara secara umum pelaksanaan tugas penyelenggaraan negara di Negara
Indonesia paling tidak dilakukan oleh 3 lembaga yaitu eksekutif
(pemerintah), legislatif (DPR), dan yudikatif (MA-MK). Dalam
melaksanakan tugas penyelenggaraan negara, masing-masing organ negara
tersebut diberikan kewenangan untuk mengeluarkan instrumen
hukumnya. Pemerintah sebagai bagian dari organ Negara diberikan tugas
tuk mengurus berbagai segi kehidupan masyarakat. Untuk itu pemerintah
diberikan kewenangan untuk melakukan perbuatan administrasi negara
melalui “instrumen hukum” tersebut. Secara garis besar, perbuatan
administrasi Negara ini dapat dikelompokkan ke dalam 3 macam
perbuatan, yaitu:
1.mengeluarkan peraturan perundang -undangan;
2.mengeluarkan keputusan;
3.melakukan perbuatan materiel
Instrumen Pemerintahan ini dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:
1. Instrumen Fisik
Instrumen Fisik yang terhimpun dalam publiek domain, terdiri atas; alat
tulis menulis,

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 2


sarana transportasi dan komunikasi, gedung-gedung perkantoran dan lain-
lain.
2. Instrumen Yuridis
Instrumen Yuridis ini berfungsi untuk mengatur dan menjalankan urusan
pemerintahan dan kemasyarakatan, yang terdiri atas; peraturan perundang-
undangan, keputusan-keputusan, peraturan kebijaksanaan, perizinan,
instrumen
hukum keperdataan dan lain-lain.

2.2 Peraturan Perundang-undangan

Peraturan merupakan hukum yang in abstracto atau general norm


yang sifatnya mengikat umum (berlaku umum) dan tugasnya adalah
mengatur hal-hal yang bersifat umum (general). Perundang-undangan
mengandung arti proses pembentukan dan hasil pembentukan. Peraturan
Perundang-undangan Pasal 1 butir 2 UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peratura Perundang-Undangan menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan PeraturanPerundang-undangan adalah peraturan tertulis
yang dibentuk oleh lembaga Negara atau pejabat yang berwenang dan
mengikat secara umum. Pasal 7 ayat (4) UU Nomor 10 Tahun 2004 juga
menyatakan bahwa Jenis Peraturan Perundang-Undangan lain diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
diperintahkan oleh Peraturan perundang-Undangan yang lebih tinggi.

Dalam praktik selain jenis sebagaimana dimaksud tersebut juga


terdapat Peraturan Menteri sebagai produk hukum yang bersifat mengatur.
Oleh karena itu, dalam laman ini juga dimuat Peraturan Menteri.
Peraturan..perundang-undangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a).Bersifat..umum..dan..komprehensif

b).Bersifat/universal

c).Memiliki kekuatan untuk mengoreksi dirinya sendiri.

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 3


Dalam UU No. 10 Tahun 2004 dipaparkan secara tegas antara
istilah peraturan dan keputusan. Berdasarkan UU tersebut yang bersifat
pengaturan, maka sebutannya adalah peraturan, sedangkan yang bersifat
penetapan adalah keputusan. Dengan demikian, yang termasuk dalam
pengertian peraturan perundang-undangan sebutannya adalah peraturan.
Setiap instansi apabila akan membuat hal yang bersifat mengatur
seharusnya menggunakan istilah peraturan, tidak lagi menggunakan
keputusan. Keputusan hanya digunakan untuk hal yang sifatnya
menetapkan saja, misalnya pengangkatan seseorang dalam jabatan,
kenaikan pangkat, penugasan dalam tugas tertentu, dan sebagainya.
Menurut UU No. 10 Tahun 2004 tentang, peraturan perundang-undangan
adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat
yang berwenang dan mengikat secara umum. Berdasarkan pengertian
tersebut. Peraturan perundang-undangan bersifat umum-abstrak, yang
dicirikan unsur-unsur antara lain:

a. waktu, artinya tidak hanya berlaku pada saat tertentu saja,

b. tempat, artinya tidak hanya berlaku pada tempat tertentu saja,

c. orang, artinya tidak hanya berlaku bagi orang tertentu saja, dan

d. fakta hukum, artinya tidak hanya ditujukan pada fakta hukum tertentu
saja, tetapi untuk berbagai fakta hukum (perbuatan) yang dapat berulang-
ulang.

2.3 Ketetapan atau Keputusan Tata Usaha Negara

Dikenalkan pertama kali oleh seorang Jerman, Otto Meyer, dengan


istilah verwaltungsakt. Ketetapan adalah tindakan hukum yang bersifat
sepihak dalam bidang pemerintah yang dilakukan oleh suatu badan
pemerintah berdasarkan wewenang yang luar biasa. Unsur-unsur ketetapan
secara teoritis dan berdasarkan hukum positif .

1. Suatu pernyataan kehendak tertulis

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 4


Pernyataan kehendak sepihak yang dituangkan dalam bentuk
tertulis ini muncul dalam dua kemungkinan, yaitu pertama ditujukan
ke dalam (naar binnen gericht), yang artinya ketetapan berlaku ke
dalam lingkungan administrasi Negara sendiri, dan kedua, ditujukan ke
luar (naar buiten gericht), yang berlaku bagi warga Negara atau badan
hukum perdata. Ketetapan dibagi menjadi ketatapan intern(interne
beschikking) dan ketetaopan ekstern (externe beschikking)

2. Dikeluarkan oleh Pemerintah

Hampir semua organ pemerintah berwenang untuk mengeluarkan


ketetapan atau keputusan, misalnya keputusan MPR, keputusan DPR,
keputusan presiden selaku kepala Negara, keputusan hakim, dsb.

3. Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

Pembuatan dan penerbitan ketetapan harus didasarkan pada


peraturan perundang-undangan yang berlaku atau harus didasarkan
pada wewenang pemerintah yang diberikan oleh peraturan perundang-
undangan. Tanpa dasar kewenangan, pemerintah atau tata usaha negara
tidak dapat membuat dan menerbuitkan ketetapan atau ketetapan itu
menjadi tidak sah. Organ pemerintah dapat memperoleh kewenangan
untuk membuat ketetapan tersebut melalui atribusi, delegasi, dan
mandat.

4. Bersifat Konkret, Individual, dan Final

Konkret berarti objek yang diputuskan dalam KTUN bersifat


abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan. Individual
artinya KTUN itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik
alamat maupunhal yang dituju. Apabila yang dituju lebih adari
seorang, tiap-tiap nama orang yang terkena ketetapan itu harus
disebutkan. Final berarti sudah definitive sehingga dapt menimbulkan
akibat hukum. Ketetapan yang masih memerlukan persetujuan instansi

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 5


atasan atauinstansi lain belum bersifat final sehingga belum dapat
menimbulkan suatu hak atau kewajiban kepada pihak yang
berdangkutan.

5. Menimbulkan Akibat Hukum

Akibat hukum yang dimaksud yang lahir dari keputusan adalah


munculnya hak, kewajiban, kewenangan, atau status tertentu.

6. Seseorang atau Badan Hukum Perdata

Subjek hukum terdiri dari manusia dan badan hukum. Kualifikasi


untuk menentukan subjek hukum adalah mampu atau tidak mampu
untuk memikul hak atau kewajiban hukum.

Macam-macam Ketetapan secara Toeritis :

1. Ketetapan Deklaratoir dan Ketetapan Konstitutif

2. Ketetapan yang Menguntungkan dan yang Memberi Beban

3. Ketetepan Eenmalig dan Ketetapan yang Permanen

4. Ketetapan yang Bebas dan yang Terikat

5. Ketetapan Positif dan Negatif

6. Ketetapan Perorangan dan Kebendaan

2.4 Peraturan Kebijaksanaan

A. Pengertian Peraturan Kebijaksanaan

Peraturan kebijaksanaan adalah peraturan umum yang dikeluarkan


oleh instansi pemerintahan berkenaan dengan pelaksanaan wewenang
pemerintahan terhadap warga negara atau terhadap instansi pemerintahan

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 6


lainnya dan pembuatan peraturan tersebut tidak memiliki dasar yang tegas
dalam UUD dan undang- undang formal.

B. Ciri-ciri Peraturan Kebijaksanaan

Ciri-ciri peraturan kebijaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Asas-asas pembatasan dan pengujian terhadap peraturan perundang-


undangan tidak dapat diberlakukan pada peraturan kebijaksanaan.

2. Peraturan kebijaksanaan tidak dapat diuji secara wetmatigheid,


karena memang tidak ada dasar peraturan perundang-undangan
untuk membuat keputusan peraturan kebijaksanaan tersebut.

3. Peraturan kebijaksanaan dibuat berdasarkan freies Ermessen dan


ketiadaan wewenang administrasi bersangkutan membuat peraturan
perundang-undangan.

4. Pengujian terhadap peraturan kebijaksanaan lebih diserahkan pada


doelmatigheid sehingga batu ujinya adalah asas-asas umum
pemerintahan yang layak

5. Dalam praktik diberi format dalam berbagai bentuk dan jenis


aturan.

6. Peraturan kebijaksanaan bukan merupakan peraturan perundang-


undangan

C. Fungsi dan Penormaan Peraturan kebijaksanaan

Peraturan kebijaksanaan dapat difungsikan secara tepat guna dan berdaya


guna, yang berarti:

1. Sebagai sarana pengaturan yang melengkapi, menyempurnakan, dan


mengisi kekurangan-kekurangan yang ada pada peraturan perundang-
undangan.

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 7


2. Sebagai sarana pengaturan bagi keadaan vakum peraturan perundang-
undangan.

3. Sebagai sarana pengaturan bagi kepentingan-kepentingan yang belum


terakomodasi secara patut, layak, benar, dan adil dalam peraturan
perundang-undangan.

4. Sebagai sarana pengaturan untuk mengatasi kondisi peraturan


perundang-undangan yang sudah ketinggalan zaman.

5. Tepat guna dan berdaya guna bagi kelancaran pelaksanaan tugas dan
fungsi administrasi di bidang pemerintahan dan pembangunan yang
bersifat cepat berubah atau memerlukan pembaruan sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi.

2.5 Freies Ermessen

Freies ermessen adalah sebuah istilah yang digunakan dalam bidang


pemerintahan, yang menurut Marcus Lukman, diartikan sebagai salah satu
sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau badan-badan
administrasi Negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat
sepenuhnya pada undang- undang. Kewenangan ini diberikan oleh
pemerintah atas dasar fungsi pemerintah, yaitu untuk menyelenggarakan
kesejahteraan umum, dan kewenangan ini merupakan konsekuensi logis
dari konsep Negara hukum modern (welfare state). Namun, tentu saja
kewenangan ini (freies ermessen) tidak dapat digunakan tanpa batas dan
haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan publik

b. Merupakan tindakan aktif dari administrasi Negara

c. Dimungkinkan oleh hukum

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 8


d. Atas inisiatif sendiri

e. Bertujuan untuk penyelesaian masalah-masalah penting yang timbul


secara mendadak.

f. Dapat dipertanggungjawabkan

Menurut Laica Marzuki, freies ermessen merupakan kebebasan yang


diberikan kepada tata usaha Negara dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan, sejalan dengan meningkatnya tuntutan pelayanan publik
yang harus diberikan tata usaha Negara terhadap kehidupan sosial
ekonomi para warga yang kian komplek. Dalam prakteknya, freies
ermessen, dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Belum ada peraturan perundangan yang mengatur tentang penyelesaian


secara konkrit terhadap suatu masalah tertentu, dimana masalah tersebut
harus segera diselesaikan.

b. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar berbuat aparat


pemerintah memberikan kebebasan sepenuhnya.

c. Adanya delegasi perundang-undangan, yang artinya aparat pemerintah


diberi kekuasaan untuk mengatur sendiri sebuah urusan, yang sebenarnya
kekuasaan itu merupakan kekuasaan aparat yang lebih tinggi tingkatannya.
Misalnya, pemerintah daerah bebas untuk mengelola sumber-sumber
keuangan daerah asalkan merupakan sumber yang sah.

Dalam ilmu Hukum Administrasi, freies ermessen ini diberikan


hanya kepada pemerintah, dan ketika freies ermessen ini diwujudkan
menjadi instrument yuridis yang tertulis, maka jadilah ia sebagai peraturan
kebijaksanaan. Oleh Marbun dan Ridwan HR mengemukakan bahwa
freies ermessen merupakan kebebasan yang melekat bagi pemerintah atau
administrasi Negara. Sebenarnya jika ditilik lebih jauh pengguanan asas

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 9


freies ermessen oleh pejabat public bertentangan dengan asas legalitas,
namun hal itu tidak berarti tidak bisa kita mengatakan bahwa pejabat
kemudian dilarang bertindak padahal itu atas nama demi kepentingan
umum. Kemudian, kita juga tidak dapat menghilangkan penggunaan freies
ermessen dalam hukum administrasi Negara, karena hal itu juga sudah
dinyatakan secara tegas dalam Undang-undang Peradilan TUN (UU No. 5
Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004), bahwa individu atau badan hukum
perdata jika dirugikan dengan keluarnya KTUN, salah satu alasan dapat
mengajukan gugatan ke PTUN adalah karena keputusan itu bertentang
dengan Asas-Asas Uum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB), jadi selain
keputusan pejabat TUN dapat diuji karena bertentang dnegan peraturan
perudang-undangan yang berlaku juga dapat diuji melalui AAUPB.

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 10


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Instrumen pemerintahan adalah alat atau sarana yg digunakan oleh


pemerintah atau administrasi Negara dalam melaksanakan tugasnya. Instrumen
pemerintahan merupakan bagia dari instrumen penyelenggaraan negara secara
umum pelaksanaan tugas penyelenggaraan negara di Negara Indonesia paling
tidak dilakukan oleh 3 lembaga yaitu eksekutif (pemerintah), legislatif (DPR), dan
yudikatif (MA-MK).

Instrumen Pemerintahan ini dibagi menjadi dua bentuk, yaitu Instrumen


Fisik dan instrumen Yuridis. PeraturanPerundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang dibentuk oleh lembaga Negara atau pejabat yang berwenang dan
mengikat secara umum.

Ketetapan atau Keputusan Tata Usaha Negara Dikenalkan pertama kali


oleh seorang Jerman, Otto Meyer, dengan istilah verwaltungsakt. Peraturan
kebijaksanaan adalah peraturan umum yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintahan berkenaan dengan pelaksanaan wewenang pemerintahan terhadap
warga negara atau terhadap instansi pemerintahan lainnya dan pembuatan
peraturan tersebut tidak memiliki dasar yang tegas dalam UUD dan undang-
undang formal.

3.2 Kritik dan Saran

Dalam penulisan ini kami mohon maaf karena makalah ini masih belum
sempurna, maka dari itu kami memohon kritik dan saran yang membangun untuk
pengembangan dan koreksi makalah kami.

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 11


DAFTAR PUSTAKA

https://mastonofisip.blog.uns.ac.id/instrumen-pemerintahan.html/

http://fundra-dian.blogspot.com/2010/10/makalah-han-instrumen-
pemerintahan.html

https://ndchd.blogspot.com/2015/09/pengertian-instrumen-pemerintahan.html

https://slideplayer.info/slide/2846719/

Instrumen Pemerintahan (Hukum Administrasi Negara) Page 12

Anda mungkin juga menyukai