Adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat
Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkrit,
individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata.
(UU No. 5 Tahun 1996 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (UUPTUN)
yang telah diubah beberapa kali dengan UU No. 9 Tahun 2004, terakhir
dengan UU No. 51 Tahun 2009).
Unsur-unsur KTUN
1. Penetapan tertulis;
Konkrit : artinya objek yang diputuskan dalam KTUN itu tidak abstrak,
tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan. Contoh : IMB si S, dan izin
usaha bagi si B, pemberhentian si A sebagai pegawai negeri.
Syarat :
Keputusan harus dibuat oleh organ atau badan atau pejabat yang
berwenang membuatnya (bevoegd);.
b. Bentuk keputusan;
a. Penipuan (bedrog);
Isi dan tujuannya harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan
dasarnya (doelmatige).
a. Syarat-syarat Materiil
b. Syarat-syarat Formil
Keputusan yang tidak sah (niet recht geldig beschikking) dapat berupa :
Pertemuan 4
Wewenang merupakan pengertian yang berasal dari hukum
organisasi pemerintahan, yang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan
aturan-aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan
wewenang pemerintahan oleh subjek hukum publik di dalam
hubungan hukum publik (Ridwan H.R)
Kewenangan pemerintah dalam kaitan ini dianggap sebagai
kemampuan untuk melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu,
dapat dirincikan hubungan hukum antara pemerintah dengan warga
negara) (F.P.C.L. Tonnaer)
Kewenangan pemerintah dalam kaitan ini dianggap sebagai
kemampuan untuk melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu,
dapat dirincikan hubungan hukum antara pemerintah dengan warga
negara) (F.P.C.L. Tonnaer)
Kewenangan pemerintahan adalah kekuasaan badan dan/atau
pejabat pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk
bertindak dalam ranah hukum publik (Pasal 1 angka 6 UU Nomor
30 Tahun 2014)
Sebagai konsep hukum publik, wewenang (bevoegdheid)
dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum (rechsmacht), dimana
konsep tersebut berhubungan pula dalam pembentukan besluit
(keputusan pemerintahan/AN) yang harus didasarkan atas suatu
wewenang
Syarat-syarat Atribusi
a. Diatur dalam UUD dan/atau UU
b. Merupakan wewenang baru atau sebelumnya tidak ada
c. Atribusi diberikan pada badan dan/atau pejabat TUN/AN yang
memperoleh wewenang melalui atribusi :
Tanggung jawab kewenangan berada pada badan dan atau pejabat
TUN/AN yang bersangkutan
Kewenangan atribusi tidak dapat didelegasikan kecuali diatur
dalam UUD dan/atau UU
Delegasi
Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan
tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerima delegasi
Kaitan pembentukan peraturan perUUan
Delegasi adalah pelimpahan kewenangan membentuk Peraturan
Perundang-undangan yang dilakukan oleh peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi kepada peraturan perundang-undangan
yang sejenis atau yang lebih rendah, baik pelimpahan dinyatakan
dengan tegas maupun tidak
Tanggung jawab yuridis tidak lagi ada pada pemberi delegasi
(delegans) tetapi beralih pada penerima delegasi (delegataris)
Misalnya:
untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa peraturan perundang-
undangan, kepala daerah menetapkan Peraturan Kepala Daerah
dan/atau Keputusan Kepala Daerah
Contoh delegasi
Pasal 20 ayat (1), (2), dan (4) UU Pemda:
(1) Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah
provinsi diselenggarakan :
a. Sendiri oleh daerah provinsi
b. Dengan cara menugasi daerah kabupaten/kota berdasarkan asas
tugas pembantuan; atau
c. Dengan cara menugasi desa
(2) Penugasan oleh daerah provinsi kepada kabupaten/kota
berdasarkan ayat (1) huruf b dan kepada desa pada ayat (1) huruf
c ditetapkan dengan peraturan gubernur sesuai dengan ketentuan
peraturan perUUan
(4) Penugasan oleh pemerintah kabupaten/kota kepada desa
ditetapkan dengan peraturan bupati walikota sesuai dengan
ketentuan peraturan perUUan
Mandat
Adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan
tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat
Tanggung jawab akhir keputusan yang diambil mandataris tetap
berada pada mandans (pemberi mandat)
Diskresi
adalah keputusan dan/atau tindakan yang dilakukan oleh Pejabat
Pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkrit yang dihadapi
dalam penyelenggaraan pemerintahan, dalam hal peraturan
perundang-undangan tidak mengatur, tidak lengkap, tidak jelas,
dan/atau memberikan pilihan
Diskresi lazimnya dikenal dengan Ermessen di Indonesia dikenal
sebagai freies ermessen
Ermessen muncul jika dalam Peraturan Perundang-undangan
berbunyi: "dapat", "diberikan kewenangan", "boleh", "berhak", dan
"seharusnya"