Anda di halaman 1dari 35

PERBUATAN

PEMERINTAH
Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 1


 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan
 Undang-undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha
Negara
 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press 2003
 Sf. Marbun dan Moh Mahfud MD, Pokok-pokok Hukum Administrasi
Negara, Liberty, Yogyakarta, 2006.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 2


 Van Vollenhoven - tindakan pemerintah atau Bestuurhandeling adalah
pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat secara spontan dan
tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendahan.

 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi


Pemerintahan juga menerangkan bahwa yang dimaksud dengan
Tindakan Administrasi Pemerintahan adalah perbuatan Pejabat
Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan
dan/atau tidak melakukan perbuatan konkret dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 3


Muchsan menyebutkan unsur-unsur tindakan hukum pemerintah sebagai berikut:
Perbuatan yang dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai
penguasa ataupun sebagai alat perlengkapan pemerintah ( bestuursorganen )
dengan prakarsa dan tanggungjawab sendiri;
Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan;
Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat
hukum dibidang administrasi;
Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan
negara dan rakyat.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 4


BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 5
Kewenangan diperoleh melalui Atribusi, Delegasi, dan/atau Mandat.
Atribusi adalah pemberian Kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau Undang-Undang.
Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
sepenuhnya kepada penerima delegasi.
Mandat adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada
pemberi mandat.

6
BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM
Wewenang Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dibatasi oleh:
masa atau tenggang waktu Wewenang;
wilayah atau daerah berlakunya Wewenang; dan
cakupan bidang atau materi Wewenang.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 7


Badan atau Pejabat Pemerintahan yang berwenang menetapkan
Keputusan atau Tindakan terdiri atas:
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam wilayah hukum tempat

penyelenggaraan pemerintahan terjadi;


Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam wilayah hukum tempat

seorang individu atau sebuah organisasi berbadan hukum melakukan


aktivitasnya.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 8


 Rechtsdelingen (perbuatan/ tindakan hukum ) adalah tindakan yang
dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban.
 H.J ROMEIJN menyebutkan tindakan hukum administrasi adalah satu
pernyataan kehendak yang muncul dari organ administrasi dalam
keadaan khusus, dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum dalam
bidang administrasi.

 Feitelijke handelingen ( bukan perbuatan / tindakan hukum ) adalah


tindakan yang tidak ada relevansinya dengan hukum oleh karenanya
tidak menimbulkan akibat-akibat hukum.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 9


Pendapat mengenai hubungan hukum privat dalam administrasi negara :
Administrasi negara dalam menjalankan tugas tidak dapat menggunakan

hukum privat karena sifatnya hanya mengatur kehendak kedua belah pihak
dan bersifat perorangan, sedangkan Hukum Administrasi negara merupakan
bagian dari hukum publik dan merupakan hukum untuk bolehnya tindakan
atas kehendak satu pihak (Prof. Scholten )
Ada beberapa hal yang dapat menggunakan hukum privat. Namun jika

sudah ada peraturan hukum publik maka tidak dapat menggunakan hukum
privat (Prof. Krabbe , Kranenburg, Vegting, Dooner dan Huart )

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 10


BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 11
 Hukum in abstracto atau general norms yang sifatnya mengikat
umum (berlaku umum) dan tugasnya adalah mengatur hal-hal
yang bersifat umum.
 Untuk menuangkan hal-hal bersifat umum dalam peristiwa nyata

dikeluarkan ketetapan .
 Ketetapan tersebut tugasnya adalah melaksanakan peraturan

kedalam peristiwa konkret tertntu, sehingga sifatnya menjadi


mengikat subjek hukum tertentu.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 12


 WF Prins beshiking sebagai suatu tindakan hukum sepihak dalam lapangan
pemerintahan yg dilakukan oleh alat pemerintahan berdasarkan wewenang yg ada pada
alat atau organ itu.
 E. Utrecht dalam bukunya Pengantar Hk Tata Usaha Negara Indonesia, menyatakan
beshiking adalah suatu perbuatan publik bersegi satu yg dilakukan oleh alat-alat
perlengkapan pemerintahan berdasarkan suatu kekuasaan istimewa
 Berdasarkan UU no 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan yang dimaskud
dengan Keputusan Administrasi Pemerintahan /Keputusan Tata Usaha Negara
/Keputusan Administrasi Negara/Keputusan adalah ketetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 13


Berdasarkan definisi diatas, unsur pengertian beshiking adalah:
Merupakan perbuatan hukum publik bersegi satu atau perbuatan

sepihak dari pemerintah dan bukan merupakan hasil persetujuan


kedua belah pihak;
Sifat hukum publik diperoleh berdasarkan wewenang/ kekuasaan

istimewa;
Dengan maskud terjadinya perubahan dalam lapangan hubungan

hukum

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 14


Keputusan adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan
yang berlaku, yang bersifat individual, final yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata.
Unsur unsur keputusan berdasarkan pengertian diatas adalah :
Penetapan tersebut tertulis dan dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha

negara
Berisi tindakan hukum dalam bidang tata usaha negara

Berdasarkan peratuuran perundang-undangan yang berlaku

Bersifat konkret, individual dan final

Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 15


16
BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM
 Keputusan harus dibuat oleh organ atau badan atau pejabat yang
berwenang membuatnya (bevoegd)
 Harus diberi bentuk sesuai dengan peraturan yang menjadi dasarnya dan
harus menurut prosedur pembuatnya ( rechtmatige)
 Keputusan tidak boleh memuat kekurangan-kekurangan yuridis
 Isi dan tujuannya harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan dasarnya

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 17


Apabila keputusan dikeularkan oleh pejabat atau badan tata usaha negara
yang tidak berwenang, maka terhadap keputusan yang demikian dapat
dinyatakan sebagai “ bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku “
Tiga bntuk ketidakwenangan :
Onbevoeigdheid ratione materiae yaitu tidak berwenang karena meteri

putusan bukan kewenangannya


Onbevoeigdheid ratione loci yaitu tidak berwenang karena diluar lingkup

wilayah haknya
Onbevoeigdheid ratione temporis yaitu ketidakwenangan karena telah lewat

waktu yang ditentukan

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 18


Suatu keputusan harus memenuhi syarat-syarat formal yaitu:
Prosedur/cara pembuatannya;
Bentuk keputusan;
Pemberitahuan pada yang bersangkutan.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 19


Kekurangan yuridis bisa disebabkan karena:
Salah kira (dwalling) Yaitu bilamana seseorang menghendaki sesuatu dan

mengadakan pernyataan sesuai dgn kehendak tsb, tetapi kehendak tersebut


didasarkan pada bayangan yang salah. Jadi ukurannya ukuran subyektif si
pembuat
Paksaan (dwang) yaitu Akibat perbuatan yg dilakukan karena paksaan keras

adalah batal mutlak. Untuk perbuatan yg dilakukan karena paksaan biasa:


bisa dibatalkan.
Tipuan (bedrog) yaitu bilamana yang mengadakan perbuatan menggunakan

beberapa muslihat sehingga pada pihak lain ditimbulkan suatu bayangan


palsu tentang suatu hal.
BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 20
 Putusan harus langsung terarah pada sasaran tujuan sehingga efisien
dan akurat.
 Apabila keputusan tersebut tidak diambil sesuai dngan isi dan tujuan
menurut de pouvoir ( penyalahgunaan wewenang) maka isi dapat
digugat agar dibatalkan

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 21


Syarat sahnya Keputusan meliputi:
a. ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
b. dibuat sesuai prosedur; dan
c. substansi yang sesuai dengan objek Keputusan.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 22


Keputusan yang tidak sah dapat berupa:
Keputusan yang batal karena hukum (niet recht gelding
beschikiking)
Keptusan yang batal mutlak (van rchtwage neitig )
Keputusan yang batal mutlak ( absolut neitig )
Keputusan yang batal nisbi (relatif neitig )
Keputusan yang dapat dibatalkan ( vernientigbaar)
Keputusan yang dapat dibatalkan mutlak ( absolut verneigtbaar )
Keputusan yang dapat dibatalkan nisbi ( relatif vernietigbaar )

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 23


Administrasi Pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan
keputusan dan/atau tindakan oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan

Asas –asas dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan :


asas legalitas;
asas pelindungan terhadap hak asasi manusia;
AUPB (kepastian hukum, kemanfaatan, ketidakberpihakan,
kecermatan, tidak menyalahgunakan kewenangan, keterbukaan,
kepentingan umum, dan pelayanan yang baik.)

24
BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM
a. melaksanakan Kewenangan yang dimiliki berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan AUPB;
b. menyelenggarakan aktivitas pemerintahan berdasarkan
Kewenangan yang dimiliki;
c. menetapkan Keputusan berbentuk tertulis atau elektronis
dan/atau menetapkan Tindakan;
d. menerbitkan atau tidak menerbitkan, mengubah,mengganti,
mencabut, menunda, dan/atau membatalkan Keputusan dan/atau
Tindakan;
e. menggunakan Diskresi sesuai dengan tujuannya;

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 25


f. mendelegasikan dan memberikan Mandat kepada Pejabat Pemerintahan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. menunjuk pelaksana harian atau pelaksana tugas untuk melaksanakan tugas
apabila pejabat definitif berhalangan;
h. menerbitkan Izin, Dispensasi, dan/atau Konsesi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan;
i. memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keamanan dalam menjalankan
tugasnya;
j. memperoleh bantuan hukum dalam pelaksanaan tugasnya;
k. menyelesaikan Sengketa Kewenangan di lingkungan atau wilayah
kewenangannya;
l. menyelesaikan Upaya Administratif yang diajukan masyarakat atas Keputusan
dan/atau Tindakan yang dibuatnya; dan
m. menjatuhkan sanksi administratif kepada

26
BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM
Pejabat Pemerintahan berkewajiban untuk menyelenggarakan Administrasi
Pemerintahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
kebijakan pemerintahan, dan AUPB.

Pejabat Pemerintahan memiliki kewajiban:


membuat Keputusan dan/atau Tindakan sesuai dengan kewenangannya;
mematuhi AUPB dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
mematuhi persyaratan dan prosedur pembuatan Keputusan dan/atau
Tindakan;
mematuhi Undang-Undang ini dalam menggunakan Diskresi;

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 27


e. memberikan Bantuan Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta
bantuan untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan tertentu;
f. memberikan kesempatan kepada Warga Masyarakat untuk didengar pendapatnya sebelum
membuat Keputusan dan/atau Tindakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
g. memberitahukan kepada Warga Masyarakat yang berkaitan dengan Keputusan dan/atau
Tindakan yang menimbulkan kerugian paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
Keputusan dan/atau Tindakan ditetapkan dan/atau dilakukan;
h. menyusun standar operasional prosedur pembuatan Keputusan dan/atau Tindakan;
i. memeriksa dan meneliti dokumen Administrasi Pemerintahan, serta membuka akses dokumen
Administrasi Pemerintahan kepada Warga Masyarakat, kecuali ditentukan lain oleh undang-
undang;
j. menerbitkan Keputusan terhadap permohonan Warga Masyarakat, sesuai dengan hal-hal yang
diputuskan dalam keberatan/banding;
k. melaksanakan Keputusan dan/atau Tindakan yang sah dan Keputusan yang telah dinyatakan
tidak sah atau dibatalkan oleh Pengadilan, pejabat yang bersangkutan, atau Atasan Pejabat; dan
l. mematuhi putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

28
BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM
Pejabat pemerintahan juga mempunyai hak untuk menerbitkan izin, dispensasi dan
konsesi.
Izin adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud
persetujuan atas permohonan Warga Masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Konsesi adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud


persetujuan dari kesepakatan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dengan selain Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam pengelolaan fasilitas umum dan/atau sumber daya
alam dan pengelolaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dispensasi adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud


persetujuan atas permohonan Warga Masyarakat yang merupakan pengecualian terhadap
suatu larangan atau perintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 29


Diskresi adalah Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh
Pejabat Pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan perundang-undangan yang
memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya
stagnasi pemerintahan.

Diskresi hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan yang berwenang.


Diskresi bertujuan untuk :

melancarkan penyelenggaraan pemerintahan;

mengisi kekosongan hukum;

memberikan kepastian hukum; dan

mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan dan

kepentingan umum.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 30


Diskresi Pejabat Pemerintahan meliputi:
a.pengambilan Keputusan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang memberikan suatu pilihan;
b.pengambilan Keputusan karena peraturan perundang-undangan tidak
mengatur;
c.pengambilan Keputusan karena peraturan perundang-undangan tidak
lengkap atau tidak jelas; dan
d.pengambilan Keputusan karena adanya stagnasi pemerintahan guna
kepentingan yang lebih luas.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 31


Keputusan dapat dilakukan perubahan apabila terdapat:
a.kesalahan konsideran;
b.kesalahan redaksional;
c.perubahan dasar pembuatan Keputusan; dan/atau
d.fakta baru.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 32


Keputusan hanya dapat dilakukan pencabutan apabila terdapat
cacat:
a. wewenang;
b. prosedur; dan/atau
c. substansi

Keputusan pencabutan dapat dilakukan oleh:


a. Pejabat Pemerintahan yang menetapkan Keputusan;
b. Atasan Pejabat yang menetapkan Keputusan; atau
c. atas perintah Pengadilan

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 33


Keputusan hanya dapat dibatalkan apabila terdapat cacat:
a. wewenang;
b. prosedur; dan/atau
c. substansi.

Keputusan pembatalan dapat dilakukan oleh:


a. Pejabat Pemerintahan yang menetapkan Keputusan;
b. Atasan Pejabat yang menetapkan Keputusan; atau
c. atas putusan Pengadilan.

Dilakukan paling lama 5 (lima) hari kerja sejak ditemukannya alasan pembatalan dan berlaku sejak tanggal
ditetapkan Keputusan pembatalan.
Keputusan pencabutan yang dilakukan atas perintah Pengadilan dilakukan paling lama 21 (dua puluh satu)

hari kerja sejak perintah Pengadilan tersebut, dan berlaku sejak tanggal ditetapkan keputusan pencabutan.
Pembatalan Keputusan yang menyangkut kepentingan umum wajib diumumkan melalui media massa.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 34


Keputusan berakhir apabila:
a.habis masa berlakunya;
b.dicabut oleh Pejabat Pemerintahan yang berwenang;
c.dibatalkan oleh pejabat yang berwenang atau berdasarkan putusan
Pengadilan; atau
d.diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAGIAN HAN FAKULTAS HUKUM UGM 35

Anda mungkin juga menyukai