perbuatan pemerintah untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan. Dalam negara
hukum modern (walfarestate) , pemerintah memiliki tugas yang lebih luas daripada hanya
menjalankan undang-undang sebab lapangan pekerjaan pemerintah meliputi tugas
penyelenggaraan kesejahteraan umum (bestuurszorg).
Terdapat dua bentuk tindakan hukum pemerintah, yaitu tindakan hukum pemerintah berdasarkan
hukum publik (publiekrechttelijke handeling) dan tindakan hukum pemerintah berdasarkan
hukum privat (privatrechttelijke handeling) . Dua bentuk tindakan hukum pemerintah ini
berkaitan dengan kedudukan pemerintah sebagai institusi pemegang jabatan pemerintahan
(ambtsdrager) dan sebagai badan hukum. Perbedaan antara tindakan hukum publik dan tindakan
hukum privat akan melahirkan akibat hukum yang berbeda pula.
Tindakan hukum privat adalah tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah yang
didasarkan pada hukum privat dalam kedudukannya sebagai badan hukum dan bukan
tugas untuk kepentingan umum sehingga tindakannya didasarkan pada ketentuan hukum
privat. Tindakan pemerintah dalam hukum privat misalnya jual beli tanah dan jual beli
barang yang dilakukan pemerintah dalam hubungan hukum perdata.
Tindakan berdasarkan fakta adalah tindakan-tindakan yang tidak ada relevansinya dengan hukum
dan oleh karenanya tidak menimbulkan akibat hukum. Menurut Kuntjoro Probopranoto, tindakan
berdasarkan fakta (feitelijkehandeling) ini tidak relevan, karena tidak mempunyai hubungan
langsung dengan kewenangannya. Tindakan berdasarkan fakta yang dilakukan oleh pemerintah
misalnya tindakan meresmikan gedung-gedung dan menyelenggarakan upacara-upacara, serta
kegiatan lainnya yang tidak menimbulkan akibat hukum.
Menurut E. Utrecht tindakan hukum pemerintah merupakan tindakan pemerintah yang terpenting
dalam hal pelaksanaan tugas pemerintahan. Adapun unsur-unsur tindakan pemerintah yaitu:
Sedangkan menurut Ridwan HR, sebagaimana mengutip pendapat Mucsan yang menyebutkan
unsur-unsur dari tindakan hukum pemerintah adalah sebagai berikut:
Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai penguasa
maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuursorgan) dengan prakarsa dan
tanggung jawab sendiri;
Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan;
Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum di
bidang Hukum Administrasi Negara;
Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan negara
dan rakyat;
Perbuatan hukum administrasi harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku (mengedepankan asas legalitas atau wetmatigheid van bestuur ).
Perlunya asas legalitas dalam setiap tindakan hukum pemerintah mengingat bahwa wewenang
sebagai dasar pemerintah dalam melakukan berbagai tindakan bersumber pada peraturan
perundang-undangan.
Asas legalitas menjadi unsur utama dalam setiap tindakan pemerintah. Asas legalitas bermakna
bahwa setiap tindakan pemerintah harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan apabila tindakan pemerintah dilakukan tidak didasarkan pada peraturan perundang-
undangan maka tindakan tersebut merupakan tindakan sewenang-wenang (wilekeur) atau
penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir) yang berakibat cacat yuridis pada
tindakan hukum yang dilakukan.
Untuk mengukur keabsahan tindakan pemerintah dapat menggunakan dua alat ukur, yaitu
peraturan perundang-undangan dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB).
Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan dasar hukum yang memberi wewenang bagi
pemerintah untuk bertindak (legitimasi pemerintah), sedangkan asas-asas umum pemerintahan
yang baik berkaitan dengan dasar-dasar dan pedoman bertindak bagi pemerintah diluar aturan
yang bersifat normatif. Asas-asas umum pemeritahan yang baik dijadikan sebagai penilaian
terhadap moralitas setiap tindakan pemerintah.
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-tindakan-pemerintah/117126
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Perbuatan pemerintah ada dua hal persoalan yang perlu dipahami yaitu
:Apa yang dimaksud dengan pemerintah dan Apa yang dimaksud dengan
perbuatan pemerintah.
Yang dimaksud dengan pemerintah adalah : Menurut Wirjono Prodjodikoro,
pemerintah dapat dibagi dalam arti luas dan dalam arti sempit. Pemerintah
dalam arti luas meliputi seluruh fungsi kegiatan kenegaraan yaitu lembaga-
lembaga kenegaraan yang diatur secara langsung oleh UUD 1945 maupun
lembaga-lembaga yang diatur oleh Undang-Undang. Sedangkan pemerintah
dalam arti sempit adalah Presiden/eksekutif.
Menurut Kuntjoro Purbopranoto mengatakan pemerintah dalam arti luas meliputi
segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam rangka penyelenggaraan
kesejahteraan rakyat dan kepentingan Negara, sedangkan arti sempit adalah
menjalankan tugas eksekutif saja
Dan melalui makalah ini penulis ingin mengupas secara detail mengenai
perbuatan pemerintah.
B. PERUMUSAN MASALAH
3. BESCHIKKING/KETETAPAN
4. MACAM-MACAM KETETAPAN
5. PERBUATAN PEMERINTAH LAINNYA
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Dalam Perbuatan pemerintah ada dua hal persoalan yang perlu dipahami yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan pemerintah dan Apa yang dimaksud dengan
perbuatan pemerintah.
a.d.1. Yang dimaksud dengan pemerintah adalah : Menurut Wirjono
Prodjodikoro, pemerintah dapat dibagi dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Pemerintah dalam arti luas meliputi seluruh fungsi kegiatan kenegaraan yaitu
lembaga-lembaga kenegaraan yang diatur secara langsung oleh UUD 1945
maupun lembaga-lembaga yang diatur oleh Undang-Undang. Sedangkan
pemerintah dalam arti sempit adalah Presiden/eksekutif. 1[1].
Menurut Kuntjoro Purbopranoto mengatakan pemerintah dalam arti luas meliputi
segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam rangka penyelenggaraan
kesejahteraan rakyat dan kepentingan Negara, sedangkan arti sempit adalah
menjalankan tugas eksekutif saja.
C. BESCHIKKING/KETETAPAN
Suatu Ketetapan harus memenuhi syarat-syarat agar ketetapan itu menjadi sah,
yaitu :
1. Dibuat oleh alat/ pejabat yang berwenang
2. Tidak boleh kekurangan Yuridis
3. Bentuk dan cara sesuai dengan peraturan dasar
a.d.5. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Menimbulkan akibat hukum berarti menimbulkan suatu perubahan dalam suatu
hubungan hukum yang telah ada, misalnya melahirkan atau menghapuskan
suatu hubungan hukum, dan atau melahirkan
suatu wewenang bagi suatu badan atau jabatan administrasi atauberubahnya
suatu wewenang bagi suatu badan atau pejabat.
Ialah ketatapan yang melahirkan hak baru, hak baru ini sebelumnya tidak
dipunyai oleh orang yang ditetapkan dalam ketetapan itu.
5. Ketetapan Kilat
Yaitu ketetapan yang hanya berlaku pada saat tertentu waktunya pendek,
misalnya SIM, KTP.
6 Ketetapan Fotografis Ketetapan yang berlaku seumur hidup, sekali dikeluarkan
tetap
berlaku, misalnya Ijazah, Piagam.
7. Ketatapan Tetap
Yaitu Ketetapan yang masa berlakunya untuk waktu sampai diadakan
perubahan/ penarikan kembali.
8. Ketetapan Intern
Yaitu ketetapan yang diselenggarakan di lingkungan sendiri, misalnya
pemindahan pegawai dari bagian keuangan menjadi bagian pembekalan
9. Ketetapan Extern
Yaitu ketetapan yang penyelenggaraannya berhubungan denganmorang luar,
misalnya pemberian izin bangunan.
1. DISPENSASI
2. I Z I N / Vergunning
3. L I S E N S I
5. PERINTAH
Prins mengatakan :
Perintah ialah pernyataan kehendak pemerintah yang tugasnya disebutkan
siapa-siapa dan bagi orang-orang itu melahirkan kewajiban tertentu yang
sebelumnya bukan kewajiban.
Misalnya perintah untuk membubarkan orang-orang tertentu yang berkumpul
deng bermaksud jaht berdasarkan pasal 218 KUHPidana, perintah pengosongan
rumah, pembongkaran bangunan dan sebagaianya.
6. PANGGILAN
7. UNDANGAN
Menurut Prins : Undangan dapat dan atau tidak menib\mbulkan kewajiban dan
tidak mempunyai akibat hukum, hanya mempunyai kewajiban moral.
BAB III
KESIMPULAN
1. pemerintah adalah : Menurut Wirjono Prodjodikoro, pemerintah dapat dibagi
dalam arti luas dan dalam arti sempit. Pemerintah dalam arti luas meliputi
seluruh fungsi kegiatan kenegaraan yaitu lembaga-lembaga kenegaraan yang
diatur secara langsung oleh UUD 1945 maupun lembaga-lembaga yang diatur
oleh Undang-Undang. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah
Presiden/eksekutif.
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/01/hukum-administrasi
negara.html
Kontjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan
Peradilan Administrasi Negara, Alumni, Bandung ,1978.
http://akhsoname.blogspot.com/2015/09/perbuatan-pemerintahtindakan-pemerintah.html
Hukum Administrasi Negara II – Perbuatan Pemerintah
05 May
Dari kedua golongan perbuatan tersebut yang penting bagi hukum administrasi negara adalah
golongan perbuatan hukum (hechts handelingen), sebab perbuatan tersebut langsung
menimbulkan akibat hukum tertentu bagi hukum administrasi Negara, oleh karena perbuatan
hukum ini membawa akibat pada hubungan hukum atau atau keadaan hukum yang ada, maka
maka perbuatan tersebut tidak boleh mengandung cacat, seperti kehilafan (dwaling), penipuan
(bedrog), paksaan (dwang). Disamping itu tindakan hukum tersebut harus didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka dengan sendirinya tindakan tersebut tidak
boleh menyimpang atau bertentangan dengan peraturan peraturan yang bersangkutan. sedangkan
golongan perbuatan yang bukan perbuatan hukum tidak relevan (tidak penting).
DAFTAR REFERENSI:
2. Philipus Hadjon. 2008. Pengantar Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
https://tommizhuo.wordpress.com/2015/05/05/hukum-administrasi-negara-ii-perbuatan-pemerintah/
RANGKUMAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
TINDAKAN PEMERINTAH
Tindakan Pemerintah :
– Legalitas
– Prosedur,
– Subtansi.
Tindakan Pemerintah yakitu Perbuatan yang dilakukan oleh Organ Administrasi Negara dalam
melaksanakan tugas pemerintahan.
Ø Organ Admnistrasi Negara adalah Setiap Orang atau Badan yang memiliki kekuasaan Publik
tertentu.
Ø Yang tidak termasuk begrip Organ Administrasi Negara : kekuasaan pembuatan Undang-
undang, BPK, Kehakiman.
Feitelijke Handelingen yakni Tindakan nyata / perbuatan yang bukan perbuatan hukum (menurut
E.Utrect) / tindakan pemerintah yang berdasarkan fakta (menurut Kuntjoro Purbopranoto) /
tindakan yang bukan tindakan hukum (menurut Djenal Hoesen Koesoemahatmadja)
Tindakan hukum (Recht Handelingen) adalah tindakan yang dimaksudkan untuk menciptakan
hak dan kewajiban, penciptaan hubungan hukum baru atau perubahan atau pengakhiran
hubungan hukum yang ada.
Tindakan nyata (Feitelijke Handelingen) adalah tindakan yang tidak ada relevansinya dengan
hukum dan oleh karenanya tidak menimbulkan akibat-akibat hukum.
2. Menimbulkan perubahan kedudukan hak bagi seseorang atau objek yang ada.
Perbedaan Recht Handeling dalam hukum perdata dan hukum administrasi yakni :
1. Hubungan hukum administrasi bersifat sub ordinat sedangkan hukum perdata sejajar.
2. Tindakan hukum administrasi mengikat semua warga negara yang bersangkutan sedangkan
tindakan hukum perdata diperlukan persesuaian kehendak antara kedua belah pihak atas dasar
kebebasan kehendak atau diperlukan persetujuan dari pihak yang dikenai tindakan tersebut.
Pengertian Delegasi :
2. Delegasi tidak dapat menggunakan wewenang tersebut sampai ada pencabutan berdasarkan
azas contrasius actus.
Pengertian Mandat :
1. Sumber wewenang
2. Sifat wewenang
3. Gugat wewenang
4. Substansi
5. Prosedur
a) Bersifat umum
1) Berbagai pihak
2) Sepihak
a) Umum
(1) Abstrak
(2) kongkrit
b) Individual
– Berupa perjanjian kerja yang berlaku dalam jangka waktu pendek (kortverband contract)
– Yang diadakan oleh seorang swasta (partikelir) dengan pemerintah sebagai pihak yg
memberi pekerjaan.
– Perbuatan ini diatur oleh suatu hukum istimewa ( hukum adm. Negara).
Ø Pemerintah mewakili badan hukum Publik sebagai subjek hukum, Negara, Provinsi,
Kabupaten, Desa dll.
Pemerintah / administrasi merupakan subjek hukum sebagai drager van de rechten en puchter
atau pendukung hak dan kewajiban sebagai subjek hukum, sebagai subjek hukum lainnya
melakukan berbagai tindakan baik tindakan nyata / feitelijk hendelingen.
Tindakan nyata adalah tindakan-tindakan yang tidak ada relevansinya dengan hukum olehnya
tidak menimbulkan akibat hukum.
Tindakan hukum adalah tindakan-tindakan yang berdasarkan sifatnya dapat menimbulkan akibat
hukum tertentu dengan kata lain tindakan yang dimaksudkan untuk menciptakan hak dan
kewajiban.
Tindakan hukum semua berasal dari hukum perdata yang demikian digunakan dalam HAN
sehingga dikenal istilah dengan tindakan hukum administrasi atau administrative recht heding.
Tindakan hukum administrasi merupakan suatu pernyataan kehendak yang muncul dari organ
administrasi dalam keadaan khusus dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum dan bidang
hukum administrasi.
Bentuk akibat hukum yang dilahirkan adalah penciptaan hubungan hukum baru, perubahan atau
pengakhiran hubungan hukum yang ada.
Tindakan hukum administrasi dapat mengikat warga negara tanpa menggunakan persetujuan
warga negara sedangkan tindakan hukum perdata diperlukan persetujuan kehendak antara kedua
belah pihak atas dasar kebebasan kehendak atau diperlukan persetujuan dari pihak yang dikenai
dari pihak hukum tersebut.
Hal ini disebabkan karena hubungan perdata bersifat sejajar sedangkan hukum publik bersifat
koordinat.
1. Tindakan nyata
Instrumen Pemerintahan
Instrumen pemerintah adalah alat-alat atau sarana-sarana yang digunakan pemerintah dalam
menjalankan tugas-tugasnya.
1. Publik domain
2. Instrumen yuridis
1. Domain Prive / kepunyaan privat (staat domein) seperti tanah (sawah, kebun kopi, dll),
rumah dinas, mobil dinas, rumah sakit, gedung-gedung perusahaan, dll
2. Kepunyaan publik (domaine public) yaitu segala benda-benda yang disediakan (oleh
pemerintah) untuk dipakai oleh (pergaulan) umum, seperti jalan umum, jembatan, pelabuhan, dll
1. Peraturan perundang-undangan
2. Keputusan Tata Usaha Negara / KTUN (Beschikking) ® Pasal 1 ayat 3 UU No. 5 tahun 1986
tentang PTUN
4. Rencana
5. Perizinan
Peraturan perundang-undangan yaitu peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum (Pasal 1 angka 2 UU No. 10 tahun 2004
1. UUD 1945
2. UU / Perpu
3. PP
4. Perpres
(bandingkan dengan TAP MPRS No. XX / MPRS / 1966 dan TAP MPR No. III / MPR / 2000
Keputusan adalah penetapan tertulis oleh pejabat tata usaha negara berisi tindakan pejabat tata
usaha negara bersifat individual, kongkrit, dan final.
Jenis-jenis keputusan :
KONSTITUTIF yaitu Adanya KTUN syarat mutlak lahirnya hubungan hukum; Sertifikat HGB;
SK PNS.
Pada dasarnya KTUN yg menguntungkan seseorang namun mungkin merugikan pihak lain.
Dasarnya pada kekuatan berlaku. KTUN sementara, berlakunya seketika (sekali pakai) ; mis.
IMB
Dlm praktek terdpt KTUN yg masa berlakuna untuk jangka waktu tertentu, mis. SK Bupati ttg
hak pakai atas tanah yg berlaku 5 tahun; srtifikat HGB jangka waktu 20 tahun.
Relevansinya : kemungkinan pengenaan sanksi administrasi sep. pencabutan izin. Bagi KTUN
semetara tidak mungkin izin dicabut jika izin telah digunakan, mis IMB. Demikian pula
kemungkinan mengalihkan hak pada pihak lain tentunya juga masih mungkin hanya jika izin itu
belum selesai digunakan dengan prosedur tertentu, tapi jika org menjual rumahnya yg sudah ber
IMB, secara yuridis tidak perlu bahkan sia-sia saja jika pemilik baru diharuskan melakukan balik
nama.
Terikat adalah KTUN Hanya melaksanakan ketentuan yng sudah ada tanpa adanya suatu ruang
kebebasan interpretasi pejabat yg bersangkutan;
BEBAS yaitu didasarkan pada suatu kebebasan bertindak yg dikenal “freies ; Terdapat dua
macam Kebebasan yaitu kebebasan kebijaksanaan dan kebebasan interprestasi, Contoh : Dalam
hal pemegang izin tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal …. Izin dapat
dicabut. Walikota berwenang melarang reklame dalam bahasa asing demi ketertiban umum
(pengertian yg abstrak; vage norm, disinilah kebebasan menginterpretasi arti kepentingan umum.
Relevansi KTUN Bebas dan terikat terkait dengan alat ukur aspek “rechtmatigheid” (keabsahan).
Keabsahan KTUN terikat diukur dengan peraturan tertulis, KTUN bebas diukur dgn aaupb (tidak
tertulis
5. Keputusan positif dan keputusan negatif artinya keputusan menciptakan hukum baru dan
negatif menghilangkan hukum
Perorangan ialah KTUN yg diterbitkan berdasarkan kualitas pribadi orang tertentu; seperti SK
Pengangkatan dalam jabatan Negara, SIM, dan tidak bisa dialihkan. Sedangkan
Kebendaan adalah KTUN yg terbit atas kualitas kebendaan; Sertifikat Hak atas tanah, KTUN ini
bisa dialihkan kepemilikannya.
1. Wewenang
2. Prosedur
3. Substansi
WEWENANG yakni :
Dalam arti yuridis adalah suatu kemampuan yang diberikan oleh Peraturan Per-uu-an yang
berlaku untuk menimbulkan akibat hukum.
ATRIBUSI : wewenang utk membuat KTUN yang langsung bersumber dari UU dalam arti
materil; wewenang asli yg berarti timbulnya kewenangan baru yang semula kewenangan tsb tdk
dimiliki oleh organ pemerintahan yg bersangkutan.
– Jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap yang diadakan dan dilakukan guna kepentingan
negara
– Lingkungan tetap ialah dapat dinyatakan dengan tepat dan teliti dan sifatnya langgeng(
durzam)
– Dari Jabatan itu sendiri lahir wewenang organ Adm Negara untuk melakukan tindak
pemerintahan
– Jabatan sbg lingk pekerjaan mempunyai garis batas-batas tertentu, meliputi materi, tempat
dan waktu.
DELEGASI yaitu :
– Konsep penyerahan wewenang berarti ada perpindahan tanggung jawab dari yg memberi
delegasi (delegans) kepada yg menerima delegasi (delegetaris)
– Definitif : delegans tidak dapat lagi menggunakan sendiri weweng yg telah dilimpahkan
MANDAT yaitu :
– Diartikan sbg pelimpahan wewenang kepada bawahan untuk membuta KTUN a/n pejabat
TUN yg memberi mandat.
PROSEDUR yakni :
– Asas demokrasi
– Instrumental
– Asas hukum sebagai meta kaidah berkenaan dgn kaidah hukum menjelaskan dan
melegitimasi kaidah hukum (bertumpu muatan ideologis dari tatanan hukum, Kaidah Hukum
Dipandang sbg operasionalisasi atau pengolahan lebih lanjut asas hukum, Fungsi :
Merealisasikan ukuran nilai dalam norma hukum.
– ASAS MOTIVASI
– ASAS KEPERCAYAAN
– ASAS PERSAMAAN
– KECERMATAN MATERIAL
– ASAS KESEIMBANGAN
Unsur keputusan (Pasal 1 ayat 3 UU No. 5 tahun 1986) Suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh badan atau jabatan TUN yang berisi tindakan hukum TUN yang berdasarkan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual, final yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum pedata.
1. Penetapan tertulis
5. Yg bersifat konkret,
Ø KONGKRIT : objek yang diputuskan dalam penetapan tertulis harus berwujud, tertentu atau
dapat ditentukan; Ijin usaha bagi si B, pemberhentian si C sebagai PNS.
Ø INDIVIDUAL : KTUN tidak ditujukan kepada umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal
yang dituju, jika yg dituju lebih dari seorang, tiap-tiap orang yg dikenai keputusan harus
disebutkan.
Yg berarti menimbulkan suatu perubahan dalam suasana hukum yang telah ada.
Karena Penetapan Tertulis merupakan suatu tindakan hukum, maka ia selalu
dimaksudkan untuk menimbulkan suatu akibat hukum
Jika tidak menimbulkan suatu akibat hukum, maka ia bukan merupakan suatu tindakan
hukum, dan karenanya ia juga merupakan suatu penetapan tertulis.
Mis. Pengangkatan CPNS dan Pemberhentian PNS.
Peraturan Kebijaksanaan
1. Kebebasan menafsirkan ruang lingkup wewenang yang dirumuskan dalam peraturan dasar
wewenangnya. (kebebasan menilai objektif / bebas menilai)
2. Kebebasan untuk menentukan sendiri dengan cara bagaimana dan kapan wewenang yang
dimiliki administrasi negara itu dilaksanakan (kebebasan menilai subjektif / bebas
kebijaksanaan).
3. Peraturan kebijaksanaan tidak dapat diuji secara wetmatigheid, karena memang tidak ada
dasar peraturan perundang-undangan untuk membuat peraturan kebijaksanaan;
6. Dalam praktek diberi format dalam berbagai bentuk dan jenis aturan seperti : keputusan,
instruksi, surat edaran, pengumuman, dll bahkan dijumpai dalam bentuk peraturan.
3. Kewenangan pengaturan yang bersifat umum / publik, artinya keduanya ditetapkan oleh
lembaga / pejabat yang mempunyai kewenangan umum / publik.
Rencana
Rencana yaitu keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal
yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Perencanaan merupakan fungsi organik pertama dari administrasi dan manajemen
karena tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu dalam rangka usaha pencapaian tujuan.
Perizinan
Pengertian perizinan menurut :
– Syahran Basah, Izin adalah perbuatan hukum administrasi. Negara bersegi satu yang
mengaplikasikan peraturan dalam hal kongkrit berdasarkan persyaratan prosedur sebagaimana
ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.
– Bagir Manan, Izin dalam arti luas berarti persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan
perundang-undangan untuk memperoleh melakukan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara
umum dilarang.
– Ateng Syafrudin, Izin bertujuan dan berarti menghilangkan halangan, hal yang dilarang
menjadi boleh, atau sebagai peniadaan ketentuan larangan umum dalam peristiwa kongkrit.
– Mr.N.M.Spelt dan Mr. J.B.J.M.Ten Berge, Izin merupakan suatu persetujuan dari
penguasa berdasarkan Undang-Undang atau peraturan pemerintah dalam keadaan tertentu
menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan (arti sempit).
WF. Prins mengatakan Dispensasi merupakan tindakan pemerintah yang menyebabkan suatu
peraturan perundang-undangan menjadi tidak berlaku bagi sesuatu hal yang istimewa.
Menurut Ateng Syafrudin, Dispensasi bertujuan untuk menembus rintangan yang sebetulnya
secara normal tidak diizinkan, jadi dispensasi menyisihkan pelarangan dalam hal yang khusus.
2. LISENSI, merupakan suatu izin yang memberikan hak untuk menyelenggarakan suatu
perusahaan. Lisensi digunakan menyatakan suatu izin yang memperkenankan seseorang.
3. KONSESI, merupakan suatu izin yang diberikan pemerintah kepada pihak swasta untuk
melaksanakan pekerjaan besar yang erat kaitannya dengan kepentingan umum.
Menurut HD. Van Wijk bentuk Konsesi digunakan untuk berbagai aktivitas yang menyangkut
kepentingan umum yang tidak mampu dikerjakan sendiri oleh pemerintah, lalu diserahkan
kepada pihak swasta.
Kedudukan hukum pemerintah ada dua (twee petten) yaitu sebagai wakil dari Badan Hukum
(tunduk pada hukum perdata seperti halnya dengan orang atau badan hukum perdata lainnya) dan
sebagai wakil dari Jabatan Pemerintah (tunduk pada hukum publik).
Pemerintah sebagai badan hukum terlibat dalam pergaulan hukum privat, seperti jual beli, sewa
menyewa, membuat perjanjian dan mempunyai hak milik. Pemerintah juga bertanggung jawab
ketika terjadi perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pemerintah.
Tindakan hukum keperdataan dari pemerintah itu tidak dilakukan oleh organ pemerintah, tetapi
oleh badan hukumnya, yang dilakukan oleh wakilnya yaitu pemerintah.
https://dewaarka.wordpress.com/2011/01/21/hukum-administrasi-negara/