• Menurut Utrecht: “Ketetapan adalah suatu perbuatan hukum publik yang bersegi satu yang dilakukan oleh alat-alat pemerintah berdasarkan suatu kekuasaan istimewa.”
• Menurut WF. Prins:
“Beschikking adalah suatu tindakan hukum sepihak dalam lapangan pemerintahan yang dilakukan oleh alat pemerintahan berdasarkan wewenang yang ada pada alat atau organ itu.” LANJUT...
• Menurut Vander Pot:
“Beschikking adalah perbuatan hukum yang dilakukan alat-alat pemerintahan itu dalam menyelenggarakan hak istimewa, dengan maksud mengadakan perubahan dalam lapangan perhubungan- perhubungan hukum.” • Menurut Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Th. 1986 tentang peradilan TN: “KTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oelh badan atau pejabat TUN yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang berlaku yang bersifat konkrit, individual,dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.” JADI, ketetapan dapat disimpulkan sbb:
• Merupakan perbuatan hukum publik yang bersegi
satu atau perbuatan sepihak dari pemerintah, bukan merupakan hasil persetujuan dua belah pihak. • Sifat hukum publik berdasarkan wewenang/ kekuasaan istimewa, yaitu dari peraturan umum. • Dengan maksud... LANJUTAN...
• Dengan maksud terjadinya perubahan dalam lapangan
hukum (keputusan positif) yaitu keputusan yang menimbulkan keadan hukum baru (pemberian ijazah, izin, dsb). Keputusan yang menimbulkan keadaan hukum baru bagi objek tertentu (adopsi, penetapan waris), keputusan yang mendirikan/ membubarkan badan hukum, keputusan yang menimbulkan hak baru (konstitutif), menyatakan hak (deklarator), dan keputusan yang membebankan kewajiban, bentuk keputusan negatif (pernyataan tidak berwenang, pernyataan tidak diterima dan penolakan). MENURUT PASAL 1 ANGKA 3 UU NO.5 TH. 1986, UNSUR KTUN ADALAH:
1. Penetapan tertulis yang dikeluarkan badan atau
pejabat TUN. 2. Berisi tindakan hukum dalam bidang TUN. 3. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Bersifat konkrit, individual, dan final. 5. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. SUMBER KEWENANGAN PEMERINTAH
Kewenangan membuat KTUN hanya dapat diperoleh
dengan 2 cara yaitu: • Atribusi, yaitu kewenangan yang melekat pada suatu jabatan (UUD, UU, memberikan kepada suatu badan dengan kekuasaan sendiri dan tanggungjawab sendiri membuat keputusan). • Delegasi, yaitu pengalihan suatu kewenangan yang ada pada badan administrasi kepada pejabat administrasi negara.
Apabila kewenangan tidak sempurna, maka keputusan yang
berdasarkan kewenangan itu tidak sah menurut hukum. • Mandat, tidak ada sama sekali pengalihan kewenangan. Dalam hal tertentu seorang pegawai memperoleh kewenangan untuk dan atas nama si penguasa, namun menurut hukum tetap penguasa yang berwenang secara formal, dianggap mengambil keputusan dan bertanggungjawab. • Oleh karena itu, penguasa selalu dapat memberi petunjuk atau penerima mandat mengkonsultasikan kepada penguasa terlebih dahulu sebelum mengeluarkan keputusan atas nama penguasa. SYARAT SAH KTUN
• Keputusan yang sah (Recht- gelding beschikking),
syaratnya: • Dibuat oleh badan/ pejabat administrasi negara yang berwenang. • Harus diberi bentuk sesuai dengan peraturan yang menjadi dasarnya dan harus menurut prosedur (rechmatige) • Tidak boleh memuat kekurangan yuridis yaitu keputusan yang mengandung unsur penipuan (bedrog), kesesatan (dwaling), paksaan (dwang), dan sogokan (omkoping). Akibatnya batal demi hukum. • Isi dan tujuan yang dikeluarkan harus sesuai dengan tujuan peraturan dasarnya (doelmatige). LANJUTAN...
• Keputusan yang dinyatakan tidak sah adalah sbb:
Keputusan yang batal karena hukum (van rechtwagenietig),
akibatnya berlaku surut, maka akibat yang ditimbulkan oleh keputusan itu tidak pernah ada. Keputusan yang batal mutlak (absolut nietig), pembatalan keputusan itu dituntut oleh semua orang. Keputusan batal relatif (relatief nietig), pembatalan keputusan hanya dapat dituntut oleh orang-orang tertentu saja. Keputusan yang dapat dibatalkan (vernietigbaar), keputusan batal setelah dibatalkan oleh instansi yang berwenang dan akibat hukumnya tidak berlaku surut, tetapi dianggap sah sampai adanya keputusan pembatalan tersebut. KLASIFIKASI KTUN
• KTUN Perorangan dan KTUN Kebendaan:
KTUN perorangan: diterbitkan berdasarkan kualitas pribadi orang tertentu. Contoh: pengangkatan seseorang dalam jabatan negara, SIM, dsb. (Relevansinya, KTUN ini tidak mungkin dialihkan pada pihak lain) KTUN kebendaan: diterbitkan atas kualitas kebendaan. Contoh: sertifikat hak atas tanah (KTUN ini dapat dialihkan kepada pihak lain). KTUN KONSTITUTIF & KTUN DEKLARATIF
• KTUN Konstitutif: merupakan syarat mutlak lahirnya
hubungan hukum. Contoh: Sertifikat HGB, SK pengangkatan pegawai negeri. (KTUN ini alat bukti mutlak, artinya tidak ada hubungan hukum tanpa KTUN Konstitutif). • KTUN Deklaratif: hubungan hukum sudah ada. Contoh: Akte Kelahiran, Hak milik atas eks hukum adat (KTUN ini bukan alat bukti mutlak, karena masih mungkin dibuktikan dengan alat bukti yang lain. KTUN TERIKAT & KTUN BEBAS
• KTUN Terikat: pada dasarnya untuk melaksanakan
ketentuan yang sudah ada. Contoh: UU lalu lintas menyatakan, untuk memperoleh SIM A, usia minimal 17 tahun. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan. • KTUN Bebas: berdasarkan pada suatu kebebasan bertindak. Contoh: Bupati berwenang melarang reklame dalam bahasa asing demi ketertiban umum. KTUN YANG MENGUNTUNGKAN & KTUN YANG MEMBERI BEBAN
• Perbedaan tersebut harus dilihat dari sudut si
alamat, karena pada dasarnya KTUN yang menguntungkan seseorang, namun pihak lain mungkin dirugikan. Pembedaan tersebut harus dilihat dari posisi pihak II. Relevansinya adalah kemungkinan terjadi gugatan. Dalam gugatan menguntungkan, gugatan mungkin muncul dari pihak ke III sedangkan yang memberi beban dari pihak II. KTUN KILAT DAN KTUN LANGGENG
• KTUN Kilat: adalah KTUN yang sekali pakai.
Contoh: Izin mendirikan bangunan, SK hak pakai atas tanah selama 5 tahun. • KTUN langgeng: contoh: sertifikat hak milik atas tanah. SUSUNAN INTERN KTUN (UNSUR- UNSURNYA) • Nama organ/ pejabat yang berwenang. • Nama, alamat, nama objek yang dituju. • Kesempatan, permohonan, pengumuman (penentuan pajak dan surat-surat perintah untuk paksaan penguasa) • Ikhtisar dari peraturan perundang-undangan yang cocok (sumber kewenangan organ/ pejabat tertentu atau motivasi yang baik) • Penetapan fakta-fakta yang relevan. • Pertimbangan.... • Pertimbangan-pertimbangan hukum • Keputusan (diktum yang melahirkan hak dan kewajiban) • Motivasi dalam arti sempit (pertimbangan konkrit) • Pemberitahuan lebih lanjut (tentang kemungkinan perlindungan hukum lebih lanjut) • Penandatangananoleh organ yang berwenang. KERANGKA KTUN KETERANGAN:
1. Pada bagian konsiderans faktual, kadang-kadang di
samping menimbang ada konsideran lainnya seperti “membaca, memperhatikan, mendengar”, dengan demikian urutannya kronologis logis. 2. Konsideran yuridis disusun dengan urutan hierarkis- kronologis. Peraturan yang lebih tinggi/ lebih tua didahulukan urutannya. 3. Dalam diktum tidak menggunakan pasal tapi diktum. Diktum harus jelas menyebutkan nama orang yang dituju dan dalam hal apa harus konkrit. 4. Seringkali ... 4. Seringkali diakhiri dengan kata-kata, “Apabila di kemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.”
• Rumusan tersebut bertentangan dengan azas kepastian
hukum (rechtzekerheid) dan azas itikad baik (vertrouwenbeginsel) KAIDAH PEMBUATAN KTUN
• KTUN yang baik dan benar adalah dengan menentukan
dalam peraturan perundang-undangan prosedur yang harus diindahkan sebelum mempersiapkan KTUN, seperti pemberian alasan, meminta nasehat, memberi peluang upaya keberatan, mendengar pihak-pihak yang berkepentingan, dsb. LANDASAN KTUN
1. Landasan negara hukum.
2. Landasan demokrasi (pengumuman kebijaksanaan KTUN) Landasan instrumental yaitu daya guna (efisiensi, doelmatigheid) dan hasil guna (efektif doelfrenheid). AZAS-AZAS
• Sebagai pedoman bagi pemerintah, dasar banding,
dasar pengujian KTUN, perlu diperhatikan azas: 1. Azas persamaan. 2. Azas Kepercayaan. 3. Azas Kecermatan. 4. Azas Pemberian Alasan. 5. Azas Kepastian Hukum. 6. Azas Pemerintah yang formal dan material.