Anda di halaman 1dari 11

p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

KOMITMEN ORGANISASI, KAPABILITAS, GAYA KEPEMIMPINAN


DAN KECENDERUNGAN FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAHAN
(PERSEPSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KOTA SALATIGA)
Frans Leonard Wijayanto

Jurusan Akuntansi, Univeristas Kristen Satya Wacana,


Indonesia

e-mail: fransleonard15@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi,
kapabilitas terhadap kecenderungan fraud dengan variabel gaya kepemimpinan
sebagai pemoderasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data
primer dengan menggunakan kuesioner. Populasi sampel sebanyak 97 responden
yang dihitung dengan teknik slovin sampling. Responden dalam penelitian ini adalah
Aparatur sipil negara di pemerintah kota Salatiga. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis regresi linear berganda dan teknik regresi moderasi. Hasil Penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan fraud, variabel kapabilitas berpengaruh positif terhadap
kecenderungan fraud sedangkan gaya kepemimpinan memperlemah hubungan
komtimen organisasi dan hubungan kapabilitas terhadap kecenderungan fraud.

Kata kunci : Komitmen Organisasi, Kapabilitas, Gaya Kepemimpinan,


Kecenderungan Fraud

Abstract
This research aims to test the effect of organizational commitment, capability
to the tendency of fraud with leadership style variables as a moderating. This type of
research is a quantitative with primary data using questionnaires. The sample of
population is 97 respondents with the technique of slovin sampling. The respondents
of this research is state civil apparatus city goverments of Salatiga city. This research
using multiple linear regression analysis and moderated regression analysis. The
result of this research suggest that organizational commitment negatively affect to the
tendency of fraud, the capability has a positively affect the tendency of fraud while the
leadership style weaken the relationship of organizational commitment and the
relationship of capability to the tendency of fraud.

Keywords : Organizational Commitment, Capability, Leadership Style, Tendency of


Fraud

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 120


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

PENDAHULUAN berguna bagi pemerintah dalam mengurangi


dan mencegah terjadinya kecurangan yang
Berdasarkan survei yang dilakukan berpotensi merugikan negara. Hasil Penelitian
lembaga survei Assosiation of Certified Fraud ini juga diharapkan bermanfaat dalam
Examiners (ACFE 2016, 2016) ditemukan penulisan penelitian selanjutnya sebagai
sekitar 67% kecurangan dalam bentuk korupsi, referensi dan menambah pengetahuan tentang
31% kecurangan dalam bentuk variabel dan objek yang sejenis.
penyalahgunaan aset/kekayaan negara dan Fraud merupakan tindakan
perusahaan serta 2% kecurangan laporan kecurangan dalam akuntansi yang dilakukan
keuangan. Di era modern ini, kecenderungan secara disengaja dengan memanipulasi
fraud (kecurangan) semakin marak terjadi di penyajian laporan keuangan dan menipu
sektor pemerintahan. Bentuk fraud yang sering pengguna laporan keuangan yang bertujuan
terjadi di pemerintahan berupa korupsi, untuk menguntungkan diri sendiri (Merawati &
manipulasi laporan keuangan, serta Mahaputra, 2017). Kecurangan laporan
manipulasi penyaluran dana/aset negara. keuangan merupakan suatu kesengajaan yang
Terdapat kasus yang menjerat anggota DPRD dilakukan individu sehingga menghasilkan
Salatiga yaitu Titik Kirnaningsih yang terlibat salah saji material dalam laporan keuangan
dalam kasus korupsi Jalur Lingkar Selatan (Annisya, Lindrianasari, & Asmaranti, 2016).
(JLS) m.detik.com (2012). Penelitian ini Dari definisi-definisi fraud tersebut dapat
menggunakan variabel komitmen organisasi, disimpulkan bahwa kecenderungan fraud
kapabilitas dan gaya kepemimpinan sebagai merupakan suatu perilaku seseorang yang
variabel moderasi yang dikaitkan dengan cenderung untuk melakukan kecurangan
kecurangan yang ada di sektor pemerintahan. dalam bentuk manipulasi penggunaan aset
Variabel gaya kepemimpinan mengacu pada perusahaan, manipulasi penyajian laporan
penelitian Zulkarnain (2013). Namun, variabel keuangan, dan korupsi yang dilakukan secara
gaya kepemimpinan dalam penelitian ini sengaja oleh individu untuk memperoleh
dijadikan sebagai pemoderasi. Variabel keuntungan pribadi. Terdapat dua atribut
komitmen organisasi mengacu pada penelitian dalam fraud yaitu symptoms dan redflag.
Pristiyani (2012). Terdapat satu variabel Symptoms of fraud merupakan gejala
tambahan yaitu kapabilitas (capability) yang kecurangan dan ketidaknormalan terhadap
mengacu pada penelitian Hormati & Pesudo suatu laporan keuangan (Dewi, Rozmita dan
(2019) Apandi, 2012). Adanya symptoms fraud yang
Seorang pemimpin tidak tegas dalam dilakukan seseorang ditandai dengan
memimpin suatu organisasi maka pegawainya beberapa ciri yaitu perubahan gaya bicara
akan cenderung untuk melakukan kecurangan. seseorang, tinggi rendah dan panjang pendek
Pegawai juga cenderung melakukan fraud perkataan seseorang dan sikap serta ekspresi
karena komitmen organisasi yang ada dalam wajah yang ditunjukkan. Redflag merupakan
pegawai tersebut kurang atau bahkan pegawai kondisi yang janggal dan menjadi petunjuk
tidak memiliki komitmen terhadap tempat adanya fraud (Dewi, Rozmita dan Apandi,
organisasinya bekerja. Adanya posisi 2012). Ciri-ciri adanya redflag yaitu adanya
pekerjaan yang cukup tinggi membuat perubahan sikap pegawai, tidak berani
seseorang memiliki kapabilitas untuk menatap orang lain, dan adanya perubahan
mempengaruhi keputusan dan kebijakan. gaya hidup (Suhartono, 2016).
Semakin tinggi posisi pegawai maka Menurut Sumbayak, Anisma, & Hasan
kecenderungan fraud oleh pegawai akan (2017), komitmen organisasi diartikan sebagai
semakin semakin besar untuk dilakukan. suatu sikap yang dimiliki oleh karyawan atau
Penelitian ini dilakukan untuk pegawai yang ingin bertahan dalam suatu
mengetahui apakah pengaruh komitmen organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
organisasi terhadap kecenderungan fraud? tertentu. Komitmen organisasi merupakan
Apakah pengaruh kapabilitas terhadap bentuk loyalitas dari individu terhadap suatu
kecenderungan fraud? Apakah pengaruh organisasi. Apabila pegawai memiliki
kapabilitas, komitmen organisasi terhadap komitmen organisasi yang tinggi maka
kecenderungan fraud dengan gaya kecenderungan pegawai untuk melakukan
kepemimpinan sebagai pemoderasi? fraud akan menurun (Virmayani, Sulindawati,
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan & Atmadja, 2017). Menurut Meyer dan Allen
pengaruh komitmen organisasi dan kapabilitas (1993) dalam Lestari (2018) terdapat tiga
terhadap kecenderungan fraud di sektor komponen komitmen organisasi yaitu Affective
pemerintahan dengan gaya kepemimpinan Commitment, Continuance Commitment,
sebagai pemoderasi. Penelitian ini diharapkan Normative Commitment. Pertama, affective

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 121


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

commitment merupakan komitmen yang terjadi tinggi juga dapat melakukan kecurangan
pada seorang karyawan yang memiliki ikatan bersama-sama dengan pegawainya.
emosional atau memiliki kecocokan dengan Gaya kepemimpinan adalah suatu
suatu organisasi. Kedua, Continuance cara yang digunakan dalam kepemimpinan
Commitment suatu komitmen karena adanya untuk mempengaruhi dan mengintegrasikan
kemauan karyawan untuk bertahan pada suatu karyawan agar betindak sesuai dengan yang
organisasi karena karyawan tersebut tidak diinginkan oleh seorang pemimpin dalam
menemukan pekerjaan lain yang sesuai atau mencapai suatu tujuan organisasi (Saputra,
bisa terjadi karena karyawan tersebut 2019). Gaya kepemimpinan adalah suatu
memperoleh rewards ekonomi dari organisasi bentuk kepemipinan yang dapat memberikan
tempatnya bekerja. Ketiga, Normative motivasi kepada para pegawai atau
Commitment pada komitmen ini karyawan bawahannya (Dewi, Sujana, & Yuniarta, 2017).
memiliki nilai kesadaran yang tinggi untuk Menurut Robbins & Judge (2008:83), ada
berkomitmen terhadap organisasi harus empat jenis gaya kepemimpinan yaitu gaya
dilakukan. kepemimpinan kharismatik, gaya
Kapabilitas dalam penelitian ini di kepemimpinan transaksional, gaya
proksikan sebagai kapabilitas untuk kepemimpinan transformasional, gaya
melakukan fraud. Kapabilitas merupakan kepemimpinan visioner.
kapasitas dan suatu upaya seseorang untuk Pertama, gaya kepemimpinan
melakukan fraud dalam suatu organisasi kharismatik mempengaruhi pegawai dengan
dengan tujuan memperoleh keuntungan memperlihatkan kemampuan heroik atau tidak
(Yesiariani & Rahayu, 2017). Kapabilitas biasa saat sedang memimpin. Kedua, gaya
dalam hal ini yaitu posisi seseorang dalam kepemimpinan transaksional memotivasi
organisasi. Individu yang mempunyai pegawai untuk menuju pada tujuan yang telah
kapabilitas lebih tinggi memiliki pengaruh lebih ditetapkan dengan memperjelas pemisahan
besar dalam suatu organisasi. Semakin tinggi tugas. Ketiga, gaya kepemimpinan
posisi seseorang dalam organisasi maka transformasional menginsipirasi para pegawai
semakin besar kecenderungan untuk untuk mencapai kepentingan pribadi pegawai
melakukan fraud karena mereka mempunyai dan membawa dampak yang luar biasa bagi
kekuasaan dalam organisasi (Indriani, Suroso, para pegawai. Keempat, gaya kepemimpinan
& Maghfiroh, 2016). Seseorang yang visioner diartikan sebagai gaya kepemimpinan
menyalahgunakan posisi dalam organisasi yang mampu menciptakan dan
untuk melakukan kecurangan disebut sebagai mendeskripsikan visi yang realistis, menarik
White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih) dan kredibel tentang masa depan suatu
(Firdausi & Lestari, 2016). Konsep kejahatan organisasi yang sedang berkembang. Gaya
tersebut mengarah pada pemerintahan. kepemimpinan pada penelitian ini mengacu
Kejahatan kerah putih merujuk pada pada gaya kepemimpinan transaksional
seseorang yang memiliki posisi dalam suatu karena didalam organisasi pemerintahan
organisasi yang identik dengan berpakaian terdapat visi dan misi serta tujuan yang telah
rapi (berjas dan kerah putih). Secara yuridis, ditetapkan.
White Collar Crime merupakan seseorang
yang bertujuan menguntungkan diri sendiri A. Pengaruh antara Komitmen Organisasi
maupun orang lain, penyalahgunaan dengan Kecenderungan Fraud di Sektor
wewenang, dan sarana yang ada karena Pemerintahan
kedudukan atau posisi dalam organisasi yang Menurut Robbins & Judge (2008:100)
dapat merugikan negara (Firdausi & Lestari, komitmen organisasi merupakan suatu kondisi
2016). Menurut Wolfe & Hermason (2004) yang dimiliki seorang pegawai untuk bertahan
terdapat 4 (empat) elemen dari kapabilitas dalam suatu organisasi dan membantu
yaitu posisi, kecerdasan dan kreativitas, organisasi dalam mencapai tujuan. Komitmen
kepercayaan diri, paksaan, penipuan, dan organisasi terdiri dari unsur loyalitas,
tekanan. Penelitian ACFE (Association of keterlibatan kerja, dan ketaatan terhadap
Certified Fraud Examiners) dalam Indriani et aturan dan nilai dalam suatu organisasi.
al., (2016) menunjukkan bahwa persentase Komitmen organisasi merupakan proses
tertinggi pelaku kecurangan yaitu pada tingkat pegawai untuk mengenali diri dengan nilai-nilai
manajerial sebesar 58%. Tinggi rendahnya dan aturan-aturan dengan suatu organisasi.
posisi seseorang dalam organisasi Komitmen organisasi menunjukan hubungan
menunjukkan seberapa berat dan ringan tugas erat antara pegawai dengan suatu organisasi
serta tanggungjawab terhadap organisasi. (Pramudita, 2013). Dari beberapa pengertian
Seseorang dengan posisi pekerjaan yang tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 122


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

organisasi merupakan suatu keadaan yang Berdasarkan penelitian Annisya et al.,


ada dalam diri pegawai yang sudah merasa (2016) dan Indriani et al., (2016) tidak terdapat
nyaman dalam sebuah organisasi. pengaruh antara kapabilitas dengan
Komitmen organisasi dalam diri kecenderungan fraud. Hal tersebut
pegawai timbul karena pegawai tersebut dikarenakan fraud yang terjadi di
merasa sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai pemerintahan tidak hanya dilakukan oleh
organisasi tempatnya bekerja (Saputra, 2019). individu posisi yang tinggi tetapi juga oleh
Pegawai yang memiliki komitmen organisasi individu dengan posisi yang lebih rendah.
tinggi akan sukar untuk melakukan tindak Namun, dalam penelitian Gerry Antonio &
kecurangan. Maka apabila komitmen Pesudo (2019) mengatakan bahwa kapabilitas
organisasi pegawai tinggi, kecenderungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pegawai untuk melakukan fraud menurun. kecenderungan fraud.
Dalam penelitian Yuliana et al., (2016)
menunjukkan bahwa komitmen organisasi C. Gaya Kepemimpinan Memoderasi
berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor Pengaruh Komitmen Organisasi dengan
pemerintahan. Semakin seseorang Kecenderungan Fraud
berkomitmen terhadap organisasi tempat Gaya kemimpinan sangat perlu
mereka bekerja maka kecenderungan untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin. Gaya
melakukan fraud akan menurun. Hal tersebut kepemimpinan yang baik adalah gaya
menunjukkan seseorang berkomitmen kepemimpinan yang mampu memberi motivasi
terhadap tujuan organisasi. Selain itu, hasil kerja terhadap bawahannya. Sikap pimpinan
penelitian Saputra (2019) komitmen organisasi suatu organisasi menjadi contoh sikap
berpengaruh terhadap fraud. Namun, bawahannya (Dewi et al., 2017). Jadi, apabila
penelitian Pramudita (2013) mengatakan seorang pemimpin berperilaku sewenang-
bahwa tidak terdapat pengaruh komitmen wenang maka pegawainya juga dapat
organisasi terhadap fraud. berperilaku sewenang-wenang.
Pegawai yang memiliki komitmen
B. Pengaruh antara Kapabilitas dengan terhadap organisasinya akan lebih loyal, taat
Kecenderungan Fraud di Sektor pada peraturan, dan kecil kemungkinan untuk
Pemerintahan melakukan fraud. Hal tersebut juga perlu
Kapabilitas seseorang dalam didukung oleh kondisi lingkungan yang etis di
organisasi dapat mempermudah mereka untuk organisasi. Salah satu aspek lingkungan etis
berbuat fraud di organisasi tempat mereka yaitu gaya kepemimpinan yang tepat untuk
bekerja (Yesiariani & Rahayu, 2017). Posisi mencapai tujuan organisasi (Zulkarnain, 2013).
dalam pekerjaan memberi kekuasaan bagi Menurut Pramudi Aditya (2013) dalam Dewi et
seseorang untuk mengendalikan situasi yang al., (2017) seorang karyawan akan menaati
mereka inginkan untuk mendukung tindakan peraturan organisasi apabila dipimpin oleh
fraud (Agustina & Pratomo, 2019). Hal tersebut pemimpin yang tegas dan tepat. Pemimpin
akan mudah dilakukan jika pengendalian di yang tepat merupakan pemimpin yang
organisasi tidak terlalu baik. Hermanson dan menekankan pentingnya membangun
Wolfe (2004) dalam Agustina & Pratomo komunikasi yang terbuka dengan bawahannya
(2019) mengatakan bahwa penipuan atau (Saputra. 2019).
kecurangan akan terjadi jika dilakukan oleh Penelitian terdahulu yang dilakukan
orang yang tepat dan memiliki kapabilitas oleh Dewi et al., (2017) dan Saputra (2019)
untuk melaksanakan penipuan. menunjukkan adanya pengaruh negatif dan
Penelitian Rustendi (2009) dalam signifikan gaya kepemimpinan terhadap
Indriani et al., (2016) mengatakan bahwa kecenderungan fraud. Oleh karena itu, ada
umumnya fraud yang termasuk dalam White kemungkinan bahwa gaya kepemimpinan
Collar Crime dilakukan oleh pegawai dengan dapat memoderasi hubungan antara komitmen
pendidikan tinggi karena pegawai dengan organisasi terhadap kecenderungan fraud.
tingkat pendidikan tinggi biasanya menempati Ketika pegawai memiliki komitmen yang baik
posisi yang tinggi dalam pekerjaan. terhadap organisasi terlebih didukung oleh
Ketidakefektifan pengawasan terhadap gaya kepemimpinan yang tepat maka
pimpinan juga dapat memperkuat kecenderungan pegawai untuk melakukan
kecenderungan fraud. Oleh karena itu, fraud menjadi rendah.
semakin tinggi posisi seseorang mereka
semakin berani dan mampu untuk melakukan
kecurangan (fraud).

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 123


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

D. Gaya Kepemimpinan Memoderasi tertentu. Variabel bebas dalam penelitian ini


Pengaruh Kapabilitas dengan terdiri dari komitmen organisasi dan kapabilitas
Kecenderungan Fraud sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini
Kapabilitas merupakan seberapa yaitu kecenderungan fraud. Terdapat variabel
besar keyakinan seseorang untuk melakukan moderasi dalam penelitian ini yaitu gaya
kecurangan (Hormati & Pesudo, 2019). kepemimpinan. Responden akan menjawab
Seseorang yang paham dan mengerti bahwa pertanyaan dengan 5 (lima) pilihan jawaban
pengendalian dan pengawasan di yang tersedia. Pilihan jawaban yang tersedia
organisasinya buruk dan didorong dengan yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-
kapabilitas yang ada maka dapat mendorong ragu, setuju dan sangat setuju. Dari hasil
seseorang melakukan kecurangan. Namun, pengukuran akan diprosentasikan dan akan
adanya gaya kepemimpinan yang baik dan dijadikan acuan dalam menilai pengaruh positif
tegas dapat menyulitkan seseorang untuk atau negatif dari variabel komitmen organisasi
melakukan fraud meskipun didukung dengan dan kapabilitas yang dimoderasi oleh gaya
kapabilitas. Oleh karena itu, kapabilitas kepemimpinan terhadap kecenderungan fraud.
seseorang untuk melakukan kecurangan tetapi Hasil prosentase tersebut akan memberikan
dalam suatu organisasi terdapat gaya simpulan mengenai pengaruh setiap variabel
kepemimpinan yang tegas dapat terhadap kecenderungan fraud.
meminimalkan terjadinya fraud. Uji validitas dilakukan untuk menguji
Gaya kepemimpinan menjadi aspek sah atau tidaknya kuesioner penelitian. Jika
lingkungan etis di organisasi (Zulkarnain, suatu hal yang akan diukur dapat diungkapkan
2013). Gaya kepemimpinan yang mampu melalui pertanyaan yang diberikan maka
menumbuhkan lingkungan etis di organisasi kuesioner tersebut dianggap valid. Uji validitas
dapat mendorong pegawai untuk menjalankan pada penelitian dilakukan dengan melakukan
tugas sesuai dengan aturan yang ada. perbandingan antara angka korelasi product
Seorang pimpinan harus meningkatkan moment Pearson (r hitung) pada nilai kritis
pengendalian internal agar dapat level signifikansi 0,05. Uji reliabilitas dilakukan
memperlemah kapabilitas seseorang untuk untuk menguji reliabilitas kuesioner dengan
cenderung melakukan kecurangan. Maka menggunakan rumus Cronbach Alpha.
dapat dipahami gaya kepemimpinan dapat Pengujian reliabilitas menggunakan uji
mempengaruhi kapabilitas individu dalam Cronbach Alpha. Variabel dianggap reliable
melakukan fraud. jika nilai Cronbach Alpha > 0,7.
Uji asumsi klasik yang digunakan yaitu
METODE uji normalitas, multikolinearitas dan
heteroskedastisitas. Uji normalitas berguna
Penelitian ini menggunakan metode untuk menguji normalitas data dengan
kuantitatif dengan mengumpulkan data primer menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
yang langsung didapatkan melalui responden Jika angka sig. > α = 0,05, maka data memiliki
yang terkait dengan permasalahan yang akan distribusi normal. Uji multikolinearitas
diteliti. Pengambilan data menggunakan digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
metode survei dengan penyebaran kuesioner interkorelasi variabel bebas dengan melihat
kepada responden. Data yang dikumpulkan nilai VIF dan Tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan
selanjutnya akan diolah dan digunakan untuk nilai Tolerance > 0,01 maka tidak terjadi
mengetahui pengaruh setiap variabel terhadap multikolinearitas. Uji heteroskedastisitas untuk
kecenderungan fraud. Teknik pengambilan menguji adanya heteroskedastisitas pada
sampel yang digunakan dalam penelitian ini model regresi yang dilakukan melalui uji
adalah Purposive Sampling. Purposive Glejser dengan melihat probabilitas signifikansi
Sampling merupakan penentuan pengambilan setiap variabel bebas. Jika signifikansi tersebut
sampel dengan menetapkan kriteria khusus > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam
Perhitungan jumlah sampel menggunakan penelitian ini adalah teknik analisis regresi
rumus slovin dengan cara menghitung jumlah berganda dan moderated regression analysis
sampel minimal apabila populasi tidak (MRA) untuk menguji pengaruh komitmen
diketahui secara pasti. Proses pengambilan organisasi (X1) dan kapabilitas (X2) terhadap
sampel dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan. kecenderungan fraud (Y) yang akan
Variabel dalam penelitian ini diukur dimoderasi dengan varibel gaya
dengan skala pengukuran ordinal. Skala kepemimpinan (M). Persamaan yang
ordinal merupakan skala yang digunakan digunakan sebagai berikut:
dalam penelitian untuk memberikan penilaian

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 124


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3M + β4X1M + β5X2M + Untuk hasil uji statistik deskriptif
e…..H1, H2, H3, H4 Variabel Komitmen Organisasi memiliki nilai
terendah sebesar 21 dan nilai tertinggi sebesar
Keterangan: 45 dengan nilai rata-rata 34,05 yang memiliki
Y: kecenderungan Fraud standar deviasi sebesar 4,331. Lalu pada
variabel kapabilitas terdapat nilai minimum
β1– β5: arah koefisien regresi sebesar 6 dengan nilai maksimum 21 dan nilai
rata-rata sebesar 12,26 yang memiliki standar
X1: komitmen organisasi deviasi 3,574. Pada variabel Gaya
Kepemimpinan nilai minimumnya sebesar 5
X2: kapabilitas dan nilai maksimumnya sebesar 25 dengan
M: gaya kepemimpinan nilai rata-rata 18,79 yang memiliki standar
e: standar erorr deviasi sebesar 3,691. Dan di variabel
Kecenderungan fraud nilai minimumnya
Pengujian menggunakan uji t dengan sebesar 6 dan nilai tertinggi 19 yang memiliki
pengambilan keputusan jika t hitung > t tabel nilai rata-rata sebesar 9,09 dengan standar
maka hipotesis diterima. Tingkat signifikansi deviasi sebesar 2,983.
(α) = 5% dan jika sig. penelitian < 0,05 maka
hipotesis diterima. 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas dan reliabilitas pada
HASIL DAN PEMBAHASAN setiap variabel sudah valid dan reliabel. Hasil
uji SPSS juga menunjukkan bahwa R hitung
Dalam penelitian ini, menggunakan lebih besar dari R tabel dengan df (N-2) yaitu
Responden yaitu ASN (Aparatur Sipil Negara) 97 yakni sebesar 0.1975 dengan tingkat
pada Pemkot Salatiga dengan cara signifikasi 0.05. Maka disimpulkan bahwa data
menyebarkan kuesioner dengan cara sudah dapat diolah karena telah lolos uji
pengambilan sampel data menggunakan validitas yang ditunjukkan oleh angka pearson
purposive sampling serta perhitungan sampel correlation berada diatas nilai R tabel.
dengan metode Slovin. Jumlah sampel dalam Penelitian ini juga sudah lolos uji reliabilitas
penelitian ini sebanyak 97 responden. yang ditunjukkan dengan nilai Cronbach’s
alpha seluruh variabel lebih dari 0,7.

2. Uji Asumsi Klasik

Tabel 1. Hasl Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 97
Normal Parameters
Mean .0000000
Std.Deviation 2.45293983
Absolute .059
Most Extreme Differences
Positive .054
Negative -.059
Test Statistic .059
Asymp. Sig. (2-tailed) .200

Berdasarkan hasil uji normalitas pada menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed)
Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data sebesar 0.2 lebih besar dari nilai signifikasi
terdistribusi dengan normal. Tabel diatas juga sebesar 0.05.

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 125


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Statistik Kolinieritas
Variabel
Tolerance VIF
Komitmen Organisasi 0.874 1.144
Kapabilitas 0.741 1.349
Gaya Kepemimpinan 0.716 1.397

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas


pada Tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil uji
tidak terjadi multikolinearitas. Hal tersebut heteroskedastisitas pada Gambar 1., dapat
dikarenakan bahwa nilai tolerance lebih dari dilihat bahwa titik-titik menyebar pada bagian
0.1 dan VIF kurang dari 10.00. atas dan bagian bawah angka 0 pada sumbu
Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat gejala heteroskedastisitas.

Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas

3. Koefisien Determinasi Linear Berganda

Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi Linear Berganda

Variabel Adjusted R Square Uji Regresi Linear Berganda


Komitmen Organisasi 0,302
Kapabilitas 0,302

Berdasarkan data pada Tabel 3, dapat variabel komitmen organisasi, kapabilitas, dan
dilihat bahwa Adjusted R Square uji regresi gaya kepemimpinan sebesar 30.2%
berganda yaitu 0,302 atau 30,2%. Hal tersebut sedangkan 69.8% dipengaruhi oleh variabel-
menjelaskan bahwa variabel dependen yaitu variabel lain.
kecenderungan kecurangan dipengaruhi oleh

4. Koefisien Determinasi Uji MR

Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Uji MR

Variabel Adjusted R Square Uji MRA


Komitmen Organisasi*Gaya Kepemimpinan 0,255
Kapabilitas*Gaya Kepemimpinan 0,255

Berdasarkan data pada Tabel 4, dapat memperlemah pengaruh komitmen organisasi


dilihat bahwa Adjusted R Square uji MRA yaitu terhadap kecenderungan fraud dan juga
0,255 atau 25,5%. Dilihat dari tabel 5 terdapat memperlemah pengaruh kapabilitas terhadap
penurunan sebesar 0.047 atau 4,7%. Artinya kecenderungan fraud.
adanya variabel gaya kepemimpinan

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 126


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

5. Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 5. Hasil Uji Uji Regresi Linear Berganda

Variabel Beta T Sig.


Komitmen Organisasi -0.319 -3.499 0.001
Kapabilitas 0.507 5.121 0.000

Berdasarkan hasil pada Tabel 5, Variabel kapabilitas memiliki nilai t


diketahui nilai signifikansi variable Komitmen hitung sebesar 5.121 lebih besar dari nilai t
organisasi 0.001 yang artinya lebih kecil dari tabel yakni 1.98472. Nilai signifikansi pada
0.05. Sedangkan nilai t hitung sebesar -3.499 variabel kapabilitas yaitu sebesar 0.000 lebih
lebih kecil dari nilai pada t tabel sebesar kecil dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa
1.98472. Maka dapat disimpulkan komitmen kapabilitas berpengaruh positif terhadap
organisasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan fraud.
kecenderungan fraud.

6. Uji MRA (Moderated Regression Analysis)

Tabel 6. Hasil Uji Uji MRA (Moderated Regression Analysis)

Variabel Beta T Sig.


Komitmen Organisasi*Gaya Kepemimpinan -0.176 -1.985 0.050
Kapabilitas*Gaya Kempemimpinan 0.508 5.731 0.000

Berdasarkan hasil uji MRA pada Tabel terhadap kecenderungan fraud. Artinya apabila
6, nilai signifikansi pada variabel komitmen pegawai berkomitmen tinggi mereka akan
organisasi dengan adanya interaksi dari gaya bekerja sesuai dengan aturan yang dibentuk
kepemimpinan sebesar 0.050. Maka dapat organisasinya. Temuan penelitian ini
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan mendukung penelitian sebelumnya oleh Faisal
memoderasi hubungan antara komitmen (2013); Virmayani et al (2017); Widiutami,
organisasi terhadap kecenderungan fraud. Sulindawati, & Atmadja, (2017) yang
Selanjutnya, nilai signifikansi variabel menyatakan bahwa Komitmen organisasi
kapabilitas dengan adanya interaksi gaya berperngaruh negatif terhadap kecenderungan
kepemimpinan sebesar 0.000 sehingga fraud. Hal ini berarti pegawai yang memiliki
terdapat pengaruh gaya kepemimpinan komitmen tinggi juga memiliki rasa dedikasi
terhadap hubungan antara kapabilitas yang tinggi pula terhadap organisasinya
terhadap kecenderungan fraud. sehingga pegawai tersebut tidak cenderung
untuk melakukan fraud.
A. Pengaruh Komitmen Organisasi
terhadap Kecenderungan Fraud di B. Pengaruh Kapabilitas dengan
Sektor Pemerintahan Kecenderungan Fraud di Sektor
Berdasarkan hasil data yang diolah, Pemerintahan
variabel komitmen organisasi berpengaruh Berdasarkan hasil uji, variabel
negatif terhadap kecenderungan fraud di kapabilitas berpengaruh positif terhadap
sektor pemerintahan. Artinya uji hipotesis kecenderungan fraud di sektor pemerintahan.
pertama (Ha1) pada penelitian ini diterima. Artinya uji hipotesis kedua (Ha2) pada
Arah koefisien negatif memiliki arti apabila penelitian ini diterima. Diterimanya Hipotesis
seseorang memiliki komitmen yang tinggi, kedua terhadap kecenderungan fraud sesuai
akan tumbuh sikap loyal terhadap dengan pendapat Wolfe & Hermason (2004)
organisasinya. Pegawai dengan komitmen kecurangan dapat dipengaruhi oleh faktor
tinggi akan mematuhi peraturan di intelligence & creativity, convidence, coercion,
organisasinya karena mereka memiliki rasa deceit, stress. Penelitian Purwanto, Mulyadi, &
peduli terhadap organisasinya sehingga tidak Anwar (2017) menyatakan bahwa
cenderung untuk melakukan fraud yang dapat kecenderungan kecurangan dapat dipengaruhi
merugikan diri sendiri maupun organisasinya. oleh seseorang yang memiliki jabatan dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan adanya faktor intelligence & creativity sehingga
penelitian (Yuliana et al., 2016) yang orang tersebut sulit terdeteksi apabila
menyatakan komitmen organisasi berpengaruh melakukan fraud.

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 127


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

Kapabilitas merupakan kekuatan pegawai maka akan memperlemah


seseorang untuk menekan rasa bersalah kecenderungan fraud. Hal tersebut disebabkan
terhadap fraud dan adanya rasa percaya diri pegawai tersebut mempunyai kesadaran untuk
untuk melakukan fraud. Posisi seseorang yang memberikan yang terbaik bagi organisasinya
didukung adanya kapabilitas juga menjadi dan membantu pemimpin mereka dalam
faktor pendorong kecenderungan fraud mencapai tujuan organisasinya.
(Hormati & Pesudo, 2019). Penelitian
sebelumnya oleh Hormati & Pesudo (2019); D. Gaya Kepemimpinan Memoderasi
Fitri & Nadirsyah (2019) juga mengatakan Pengaruh Kapabilitas dengan
bahwa kapabilitas berpengaruh positif Kecenderungan Fraud
terhadap kecenderungan fraud. Hal tersebut Berdasarkan hasil uji moderated
berarti adanya kapabilitas yang didukung regression analysis (MRA), variabel gaya
dengan posisi dalam pekerjaan yang dimiliki kepemimpinan memoderasi pengaruh
seorang pegawai, maka pegawai tersebut kapabilitas dengan kecenderungan fraud pada
semakin mudah dalam melakukan fraud sektor pemerintahan. Maka uji hipotesis
karena pegawai tersebut percaya bahwa keempat (Ha4) diterima. Gaya kepemimpinan
adanya kapabilitas yang dimiliki dapat dalam penelitian ini mengacu pada gaya
membantu menyembunyikan tindakannya. kepemimpinan transaksional. Menurut Robbins
& Judge (2008) gaya kepemimpinan
transaksional merupakan gaya kepemimpinan
C. Gaya Kepemimpinan Memoderasi yang memotivasi karyawannya untuk
Pengaruh Komitmen Organisasi dengan mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan
Kecenderungan Fraud peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan hasil uji moderated Penelitian sebelumnya oleh Fitri & Nadirsyah
regrresion analysis (MRA), dapat disimpulkan (2019) menyatakan bahwa tingginya jabatan
bahwa variabel gaya kepemimpinan seseorang akan meningkatkan kecenderungan
memoderasi pengaruh komitmen organisasi fraud. Namun adanya gaya kepemimpinan
dengan kecenderungan fraud pada sektor yang baik memperlemah kecenderungan
pemerintahan. Hal tersebut menunjukkan seseorang untuk melakukan fraud walaupun
bahwa uji hipotesis ketiga (Ha3) diterima. orang tersebut memiliki kapabilitas pada suatu
Penelitian sebelumnya oleh Zulkarnain (2013) organisasi.
menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang Menurut Zulkarnain (2013) Gaya
baik akan memperlemah kecenderungan kepemimpinan yang baik dapat berupa
fraud. Gaya kepemimpinan merupakan pola baiknya hubungan atasan dan bawahannya
tingkah laku pemimpin dalam yang berupa adanya pemisahan tugas dengan
mengintegrasikan bawahannya untuk baik sehingga proses komunikasi berjalan
mencapai tujuan organisasi yang telah lancar. Oleh Karena itu pegawai dengan
ditetapkan sebelumnya (Saputra, 2019). kapabilitas akan berfikir dua kali untuk
Menurut Widiutami et al (2017) cenderung melakukan fraud apabila terdapat
Pegawai yang berkomitmen terhadap gaya kepemimpinan yang tegas pada
organisasinya memahami kepentingan ketika organisasinya. Hal tersebut disebabkan karena
bekerja adalah kepentingan organisasinya organisasi dengan gaya kepemimpinan baik
bukan kepentingan diri sendiri. Oleh karena akan selalu melakukan monitoring kepada
itu adanya gaya kepemimpinan yang baik dan bawahannya sehingga akan sulit bagi pegawai
ditegas serta didukung dengan tingkat yang berkapabilitas untuk cenderung
komitmen organisasi tinggi yang dimiliki melakukan fraud.
fraud. Keempat, gaya kepemimimpinan
PENUTUP memperlemah pengaruh kapabilitas terhadap
kecenderungan fraud.
Berdasarkan hasil penelitian yang Penelitian ini memiliki keterbatasan
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil karena adanya suatu kondisi di Indonesia yang
pengujian hipotesis pertama menunjukkan menghambat proses pengambilan data
bahwa variabel komitmen organisasi sehingga waktu pengambilan data menjadi
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan. terbatas. Selain itu, variabel dependent yaitu
Kedua, Kapabilitas berpengaruh positif kecenderungan fraud yang dipengaruhi
terhadap kecenderungan fraud. Pengujian variabel independent yaitu komitmen
hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel organisasi, kapabilitas hanya sebesar 30,2%
gaya kepemimpinan memperlemah pengaruh dan sisanya sebesar 69,8% dipengaruhi
komitmen organisasi terhadap kecenderungan variabel lainnya. Adanya variabel gaya

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 128


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

kepemimpinan sebagai variabel moderasi Faisal, M. (2013). Analisis Fraud Di Sektor


yang mempengaruhi variabel komitmen Pemerintahan Kabupaten Kudus.
organisasi dan kapabilitas terhadap Accounting Analysis Journal, 2(1).
kecenderungan fraud hanya sebesar 25,5% https://doi.org/10.15294/aaj.v2i1.1181
dan sisanya sebesar 74,5% juga dipengaruhi
oleh variabel moderasi lainnya. Firdausi, F., & Lestari, A. W. (2016). Eksistensi
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan ‘ White Collar Crime ’ Di Indonesia :
dapat menambahkan variabel kesempatan Kajian Kriminologi Menemukan Upaya
yang mungkin memiliki pengaruh terhadap Preventif. Reformasi, 6(1), 85–97.
kecenderungan fraud. Saran untuk Organisasi
pada pemkot Salatiga sebaiknya pemimpin
Fitri, F., & Nadirsyah, N. (2019). Pengaruh
setiap organisasi lebih tegas karena masih
Tekanan (Pressure), Kesempatan
terdapat keraguan ASN pada pemimpinnya di (Opportunity), Rasionalisasi
beberapa sub bagian pada organisasi.
(Rationalization), Dan Kapabilitas
Organisasi juga diharapkan dapat
(Capability) Terhadap Kecurangan
meningkatkan pengendalian internal karena
Pengadaan Barang/Jasa Di
adanya kapabilitas yang dimiliki ASN dapat
Pemerintahan Aceh Dengan
meningkatkan kecenderungan fraud.
Pemoderasi Budaya Etis Organisasi.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi, 4(3), 412–427.
https://doi.org/10.24815/jimeka.v4i3.12
ACFE 2016. (2016). Survai Fraud Indonesia
575
2016. 1–62.
Hormati, G. A., & Pesudo, D. A. A. (2019).
Agustina, R. D., & Pratomo, D. (2019). Pengaruh Tekanan, Kesempatan,
Pengaruh Fraud Pentagon Dalam Rasionalisasi dan Kemampuan
Mendeteksi Kecurangan Pelaporan Terhadap Kecenderungan Aparatur
Keuangan. Jurnal Ilmiah Manajemen,
Sipil Negara dalam Melakukan
Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 3(1), Kecurangan Akuntansi Studi Empiris
44–62. Satuan Kerja Perangkat Daerah
https://doi.org/10.31955/mea.vol3.iss1. Kabupaten Bolaang Mongondowtimur.
pp44-62 9(2), 172–190.

Annisya, M., Lindrianasari, & Asmaranti, Y. Indriani, I., Suroso, A., & Maghfiroh, S. (2016).
(2016). Pendeteksian Kecurangan
Penerapan Konsep Fraud Diamond
Laporan Keuangan Menggunakan
Theory dalam Mendeteksi Perilaku
Fraud Diamond. Jurnal Bisnis Dan
Fraud. Simposium Nasional Akuntansi
Ekonomi, 23(1), 72–89.
XIX. Lampung.

Dewi, Rozmita dan Apandi, R. N. N. A. (2012). Lestari, F. (2018). Pengaruh Profesionalisme


Gejala Fraud dan Peran Auditor Dan Komitmen Organisasi Terhadap
Internal Dalam Pendeteksian Fraud di Kinerja Internal Auditor. 2(1).
Lingkungan Perguruan Tinggi (Studi
Kualitatif). Gejala Fraud Dan Peran
Auditor Internal Dalam Pendeteksian m.detik.com. (2012). Ditangkap karena
Fraud Di Lingkungan Perguruan Tinggi Dugaan Korupsi, Istri Walikota
(Studi Kualitatif), 1–28. Salatiga Pingsan. Retrieved from
https://news.detik.com/berita/d-
1893834/ditangkap-karena-dugaan-
Dewi, K. A. K., Sujana, E., & Yuniarta, G. A. korupsi-istri-walikota-salatiga-
(2017). Pengaruh Pengendalian Intern pingsan/komentar
Kas, Moralitas Individu, Gaya
Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kecenderungan Terjadinya Merawati, L. K., & Mahaputra, I. N. K. A.
Kecurangan (Fraud) Kas (Studi Pada (2017). Moralitas, Pengendalian
Satuan Kerja Perangkat Daerah Internal Dan Gender Dalam
(SKPD) Di Kabupaten Buleleng). Kecenderungan Terjadinya Fraud.
Jurnal Akuntansi Program S1 Jurnal Akuntansi, 21(1), 35.
Universitas Pendidikan Ganesha, 7(1). https://doi.org/10.24912/ja.v21i1.132

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 129


p-ISSN: 2303-2898 e-ISSN: 2549-6662 Vol 9 No 1, Tahun 2020

Pramudita, A. (2013). Analisis Fraud di Sektor Virmayani, P. C., Sulindawati, N. L. G. E., &
Pemerintahan Kota Salatiga. Atmadja, A. T. (2017). Pengaruh
Accounting Analysis Journal, 2(1). Kesesuaian Kompensasi, Asimetri
https://doi.org/10.15294/aaj.v2i1.1156 Informasi, Budaya Etis Organisasi dan
Komitmen Organisasi Terhadap
Pristiyani, I. R. (2012). Persepsi Pegawai Kecenderungan Kecurangan (Fraud)
Instansi Pemerintah Mengenai Faktor- Akuntansi Pada Koperasi Simpan
Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Di Pinjam Se-kecamatan Buleleng. E-
Sektor Pemerintahan. Accounting Journal SI Ak Universitas Pendidikan
Analysis Journal, 1(1). Ganesha, 7(3).
https://doi.org/10.15294/aaj.v1i1.707
Widiutami, N. P. S., Sulindawati, N. L. G. E., &
Purwanto, E., Mulyadi, J., & Anwar, C. (2017). Atmadja, A. T. (2017). Pengaruh
Kajian Konsep Diamond Fraud Theory Moralitas Individu, Ketaatan Aturan
Dalam Menunjang Efektivitas Akuntansi, Dan Efektivitas
Pengadaan Barang/Jasa Di Pengendalian Internal Terhadap
Pemerintah Kota Bogor. Jurnal Kecenderungan Kecurangan (Fraud)
Manajemen Indonesia, 17(3), 149. Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan
https://doi.org/10.25124/jmi.v17i3.1153 Desa Di Kabupaten Buleleng. E-
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha, 7(1).
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku
Organisasi (2nd ed.). Jakarta:
Salemba Empat. Wolfe, D. T., & Hermason, D. R. (2004). The
Fraud Diamond Considering The Four.
Saputra, T. E. (2019). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Terjadinya Fraud pada Yesiariani, M., & Rahayu, I. (2017). Deteksi
Dinas Pengelolaan Kekayaan dan financial statement fraud: Pengujian
Keuangan Daerah. Journal of dengan fraud diamond. Jurnal
Chemical Information and Modeling, Akuntansi & Auditing Indonesia, 21(1),
53(9), 1689–1699. 49–60.
https://doi.org/10.1017/CBO97811074 https://doi.org/10.20885/jaai.vol21.iss1
15324.004 .art5

Suhartono. (2016). Red Flag dalam Organisasi Yuliana, A., Satriawan, R. A., & Hariyani, E.
Sektor Publik. Retrieved from (2016). Pengaruh Keadilan
http://spi.uin- Organisasi, sistem pengendalian
alauddin.ac.id/index.php/2016/09/15/re intern dan komitmen organisasi
d-flag-dalam-organisasi-sektor-publik/ terhadap kecurangan (fraud) (studi
empiris pada kantor cabang utama
bank syariah di Kota Pekanbaru. JOM
Sumbayak, J., Anisma, Y., & Hasan, M.
Fekon Vol.3 No.1 (Februari) 2016,
(2017). Pengaruh Keadilan
3(1), 16–18.
Organisasi, Sistem pengendalian
Intern, Komitmen dan Gaya https://doi.org/10.19744/j.cnki.11-
Kepemimpinan Terhadap Kecurangan 1235/f.2006.09.027
(Faud) (Studi Empiris Pada Kantor
Cabang Utama Perusahaan Leasing di Zulkarnain, R. M. (2013). Analisis Faktor Yang
Kota Pekanbaru). Jurnal Online Mempengaruhi Terjadinya Fraud Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dinas Kota Surakarta. Accounting
Universitas Riau, 4(1), 3168–3182. Analysis Journal, 2(2).
https://doi.org/10.15294/aaj.v2i2.2852

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 130

Anda mungkin juga menyukai