Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL,

KESESUAIAN KOMPENSASI, DAN MORALITAS


MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN
KECURANGAN AKUNTANSI
(studi empiris pada Kantor BUMN Kota Padang)

Oleh:

NILAM SANUARI
2009/12987

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
Wisuda Periode Maret 2014

2
2
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL,
KESESUAIAN KOMPENSASI, DAN MORALITAS MANAJEMEN TER-
HADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
(studi empiris pada BUMN Kota Padang)

Nilam Sanuari
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email: venzyoneilam@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh sistem pen-


gendalian internal, kesesuaian kompensasi, moralitas manajemen ter-
hadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Populasi yang dipergunakan
adalah perusahaan BUMN, sedangkan sampelnya adalah perusahaan
BUMN yang berada di Kota Padang sebanyak 30 perusahaan, dengan
teknik pengambilan sampel total sampling. Jenis data yang dipergunakan
adalah data primer. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah
kuisioner. Alat analisis yang dipergunakan adalah regresi berganda
dengan menggunakan uji T dan uji F. Hasil pengujian menunjukkan sis-
tem pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan moralitas mana-
jemen berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.

Kata Kunci: sistem pengendalian internal, kesesuaian kompensasi,


moralitas manajemen, kecenderungan kecurangan
akuntansi

Abstract

This study aims to investigate the influence of the system of internal con-
trol, compliance compensation, morality management against the ten-
dency of accounting fraud. Population used is state-owned companies,
while the sample is a state-owned company located in the city of Padang
as many as 30 companies, with a total sampling techniques sampling.
Type of data used is primary data. Data collection methods used are kui-
soiner. The analytical tool used is multiple regression using the t test and
F test Test results show the system of internal control, suitability com-
pensation, and management morality significant negative effect on the
tendency of accounting fraud.

Keywords: system of internal control, compliance compensation, mo-


rality management, the tendency of accounting fraud.

12
I. PENDAHULUAN memadai bahwa pelaporan keuangan
yang curang akan dicegah atau
Dewasa ini perkembangan sektor dideteksi dari awal. Menurut Saw-
publik di Indonesia paska reformasi yers (2005: 59) pengendalian internal
adalah menguatnya tuntutan akunta- adalah setiap tindakan yang diambil
bilitas atas lembaga-lembaga publik, manajemen untuk meningkatkan
baik di pusat maupun daerah (Mardi- kemungkinan tercapainya tujuan dan
asmo, 2002:1 ). Transparansi dan sasaran yang ditetapkan. Kalau pen-
akuntabilitas oleh lembaga-lembaga gendalian internal dirancang dan dil-
sektor publik menjadi suatu tuntutan aksanakan dengan baik serta jika
yang harus dipertanggungjawabkan pegawai melakukan tugasnya dengan
kepada masyarakat. Perusahaan baik, maka pengendalian internal
negara atau badan usaha milik negara dapat diandalkan untuk melindungi
(BUMN) merupakan salah satu diri dari fraud (Tuannakotta 2010:
sektor publik yang tengah menjadi 284). Menurut Wilopo (2006) efek-
sorotan saat ini. BUMN menghadapi tifitas pengendalian internal
beberapa tuntutan seperti tuntutan mempengaruhi terjadinya kecender-
untuk memberikan bagian laba pe- ungan kecurangan akuntansi. Pen-
rusahaan kepada pemerintah, tekanan gendalian internal merupakan suatu
yang semakin besar dari masyarakat tindakan atau aktivitas yang dil-
untuk menghasilkan produk yang akukan manajemen untuk memasti-
murah dan berkualitas tinggi, tuntu- kan (secara memadai, bukan mutlak)
tan untuk berhadapan dengan orang- tercapainya tujuan dan sasaran or-
orang yang mencoba melakukan ganisasi. Dengan pengendalian inter-
korupsi, kolusi dan nepotisme serta nal yang efektif diharapkan pem-
tuntutan untuk ekonomis dan efisien impin berperilaku mencapai tujuan
agar menjadi entitas bisnis yang organisasi. Jadi dapat dikatakan
profesional. bahwa dengan pengendalian internal
Kecurangan adalah se- yang efektif akan mencegah ter-
rangkaian tindakan-tindakan tidak jadinya kecurangan akuntansi.
wajar dan ilegal yang sengaja dil- Kompensasi menurut Hasi-
akukan untuk menipu, Kecurangan buan (2003: 119) didefinisikan se-
dilakukan oleh individu atau organ- bagai balas jasa yang adil dan layak
isasi untuk mendapatkan uang (Saw- diberikan kepada pegawai atas jasa-
yer, 2006:339). Kecenderungan jasanya dalam mencapai tujuan or-
kecurangan akuntansi meliputi ganisasi. Pemberian kompensasi
berbagai bentuk, seperti tendensi un- kepada karyawan akan membantu
tuk melakukan tindak korupsi, ten- perusahaan untuk mencapai tujuan
densi untuk penyalahgunaan aset, dan memperoleh, memelihara dan
dan tendensi untuk melakukan menjaga karyawan dengan baik. Se-
pelaporan keuangan yang menipu baliknya tanpa kompensasi yang
(Thoyibatun, 2009). cukup (sesuai) karyawan yang ada
Menurut Boyton (2002: 372) akan sangat mungkin untuk mening-
semua perusahaan publik harus me- galkan perusahaan. Akibat dari
melihara pengendalian internal yang ketidakpuasan pembayaran yang
akan menyediakan keyakinan yang dirasa kurang akan mengurangi

2
kinerja, meningkatkan keluhan- lebih kepentingan pribadinya. Oleh
keluhan, mogok kerja dan mengarah karenanya, semakin tinggi moralitas
kepada tindakan-tindakan fisik dan manajemen, semakin manajemen
psikologis seperti meningkatnya de- berusaha menghindarkan diri dari
rajat ketidakhadiran dan kecurangan kecenderungan kecurangan akuntan-
(Veitzhal, 2005: 358). Thoyibatun si.
(2009) menjelaskan agency theory Kasus kecurangan akuntansi
yaitu prinsipal dapat memecahkan sangat merugikan negara serta mem-
permasalahan antara principal dan bawa dampak yang buruk bagi
agen dengan memberi kompensasi perkembangan iklim bisnis di Indo-
yang sesuai kepada agen. Dengan nesia. Menteri Badan Usaha Milik
kompensasi yang sesuai, perilaku Negara (BUMN) Dahlan Iskan
kecurangan akuntansi dapat berku- mengaku telah mendapat laporan
rang. dari inspektorat terkait audit BPK
Menurut Salam (2002:2) yang menemukan kerugian negara
moral berasal dari kata lain mores. Rp2,5 triliun di lingkungan BUMN.
Mores berasal dari kata mos yang Hasil dari pemeriksaan BPK semes-
berarti kesusilaan, tabiat, atau ke- ter I/2012, Ketua Badan Pemeriksa
lakuan. Berarti moral dapat diartikan Keuangan (BPK) Hadi Poernomo
sebagai kesusilaan. Menurut Cressey menyebutkan, terdapat 63 kasus yang
dalam Tuanakotta (2010: 109), untuk terjadi di lingkungan perusahaan Ba-
meneliti para pegawai yang mencuri dan Usaha Milik Negara (BUMN),
uang perusahaan (emblezzers) yang Dengan potensi kerugian negara
merupakan perbuatan kecurangan, ia yang diperkirakan mencapai Rp 2,5
mewawancarai 200 orang yang di- triliun. (m.merdeka.com). Kasus ke-
penjara karena fraud. Cressey cenderungan kecurangan akuntansi
menemukan bahwa adanya Violation yang terjadi di Padang diantaranya
Of Ascribed Obligation, artinya me- adalah Kasus dugaan penggelapan
langgar suatu pedoman kerja atau PPN pada akhir tahun 2012 oleh PT
lebih dikenal dengan penya- Semen Padang yang merugikan
lahgunaan jabatan merupakan salah negara sekitar Rp. 1,03 Milyar
satu perbuatan kecurangan yang (www.antarasumbar.com). Kasus
disebabkan moral seseorang. lainnya adalah dugaan penggelapan
Tahapan perkembangan dana nasabah oleh Bank Mandiri
moral adalah ukuran dari tinggi ren- Cabang Indarung Padang yang me-
dahnya moral seseorang berdasarkan nyebabkan nasabah menderita keru-
perkembangan penalaran moralnya gian sekitar Rp. 150 juta, kasus ini
seperti yang diungkapkan dalam mulai disidangkan pada bulan Juni
Wilopo (2006). Teori ini ber- 2013 (www.bpsk.com). Kasus selan-
pandangan pada tingkatan penalaran jutnya terjadi pada pertengahan Juni
moral. Semakin tinggi tahapan mo- 2013 adalah kasus dugaan korupsi
ralitas manajemen (tahapan postkon- harga pembelian tanah PLTU Teluk
vensional), semakin manajemen Sirih yang melibatkan PLN dengan
memperhatikan kepentingan yang walikota Padang, Fauzi Bahar
lebih luas dan universal daripada (padangekspres.co.id).
kepentingan perusahaan semata, ter-

3
pemenuhan dengan ketentuan hukum
II. TELAAH LITERATUR DAN dan peraturan yang biasa diterapkan.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Menurut Sawyers (2005: 59)
1. Kecenderungan Kecurangan pengendalian internal adalah setiap
Akuntansi tindakan yang diambil manajemen
Menurut Kamus Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemungkinan
(Kemdikbud: 2013) cenderung ada- tercapainya tujuan dan sasaran yang
lah agak miring, tidak tegak lurus, ditetapkan. Pengendalian internal
condong, menaruh minat (keinginan, bersifat preventif (untuk mencegah
kasih, dsb) kepada, suka (ingin) terjadinya hal-hal yang tidak di-
akan. Kecenderungan adalah kecon- inginkan), detektif (untuk
dongan (hati), kesudian, keinginan mendeteksi dan memperbaiki hal-hal
(kesukaan) akan, sehingga kecender- yang tidak diinginkan yang telah ter-
ungan kecurangan akuntansi secara jadi), dan direktif (untuk menyebab-
umum dapat diartikan suatu sikap kan atau mengarahkan terjadinya
condong, terdorong, memihak, hal-hal yang diinginkan).
kearah untuk melakukan tindakan
ilegal yang disengaja untuk mem-
berikan manfaat/kerugian di luar 3. Kesesuian Kompensasi
maupun di dalam organisasi. Kompensasi menurut Filippo dalam
Menurut Sawyer (2006: 339) Hasibuan (2003: 119) didefinisikan
melakukan kejahatan dengan pen- sebagai balas jasa yang adil dan lay-
ipuan memiliki banyak istilah antara ak diberikan kepada pegawai atas
lain disebut kecurangan (fraud), ke- jasa-jasanya dalam mencapai tujuan
jahatan kerah putih (white collar organisasi. Menurut Veitzal (2005:
crime) dan penggelapan. Kecurangan 357) kompensasi adalah sebagai sua-
adalah serangkaian tindakan- tu yang diterima karyawan sebagai
tindakan tidak wajar dan ilegal yang pengganti jasa mereka dalam perus-
sengaja dilakukan untuk menipu, ahaan.
kecurangan dilakukan oleh individu Agency Theory adalah sebuah
atau organisasi untuk mendapatkan kontrak antara manajer (agent) dan
uang, kekayaan atau jasa untuk pemilik (principal). Agar hubungan
menghindari pembayaran/kerugian kontraktual ini dapat berjalan dengan
jasa atau untuk mengamankan keun- lancar, pemilik akan mendelegasikan
tungan pribadi. otoritas pembuatan keputusan kepada
2. Sistem Pengendalian Internal manajer. Jensen and Meckling
Menurut Arens (2004:432) (1976) dalam penelitian Thoyibatun
mendefinisikan pengendalian inter- (2009) menjelaskan bahwa prinsipal
nal sebagai proses yang dirancang dapat memecahkan permasalahan
untuk menyediakan jaminan yang antara principal dan agen dengan
layak mengenai pencapaian dari memberi kompensasi yang sesuai
sasaran manajemen dalam kategori kepada agen. Dengan kompensasi
sebagai berikut; (1) keandalan yang sesuai, perilaku kecurangan
laporan keuangan, (2) efektifitas dan akuntansi dapat berkurang.
efisiensi dari operasional dan (3) Kunci untuk memotivasi
seseorang untuk berperilaku

4
sedemikian rupa sehingga gurangi kemungkinan terjadinya
memajukan cita–cita suatu organisasi kecurangan akuntansi
terletak pada cara pemberian insentif Menurut Amrizal (2004) da-
atau kompensasi oleh organisasi ter- lam Friskila (2010) dalam suatu or-
sebut. Pemberian kompensasi kepada ganisasi perbuatan curang dapat ter-
karyawan akan membantu perus- jadi karena kurangnya kepedulian
ahaan untuk mencapai tujuan dan positif karyawan terhadap perbuatan
memperoleh, memelihara dan men- salah tersebut, bahkan dipandang su-
jaga karyawan dengan baik. Se- dah hal biasa atau pura-pura tidak
baliknya tanpa kompensasi yang mengetahuinya. Kepedulian positif
cukup (sesuai) karyawan yang ada dari lingkungan kerja sangat diper-
akan sangat mungkin untuk mening- lukan dalam membangun suatu etika
galkan perusahaan. Akibat dari perilaku dan kultur organisasi yang
ketidakpuasan pembayaran yang kuat. Rendahnya kepedulian dan
dirasa kurang akan mengurangi rendahnya moral menyuburkan tin-
kinerja, meningkatkan keluhan- dakan kecurangan yang pada akhirn-
keluhan, mogok kerja dan mengarah ya dapat merusak bahkan menghan-
kepada tindakan-tindakan fisik dan curkan organisasi.
psikologis seperti meningkatnya de- Menurut Cressey dalam Tu-
rajat ketidakhadiran dan kecurangan anakotta (2010: 109), untuk meneliti
(Veitzhal, 2005:358). para pegawai yang yang mencuri
uang perusahaan (emblezzers) yang
4. Moralitas Manajemen merupakan perbuatan kecurangan, ia
Menurut Salam (2002:2) moral be- mewawancarai 200 orang yang di-
rasal dari kata lain mores. Mores be- penjara karena fraud. Cressey
rasal dari kata mos yang berarti menemukan bahwa adanya violation
kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Be- of ascribed obligation, artinya me-
rarti moral dapat diartikan sebagai langgar suatu pedoman kerja atau
kesusilaan. lebih dikenal dengan penya-
Menurut Budiningsih lahgunaan jabatan merupakan salah
(2004:24), moralitas terjadi apabila satu perbuatan kecurangan yang
orang mengambil yang baik karena disebabkan moral seseorang.
ia sadar akan kewajiban dan Menurut Wilopo (2006) mo-
tanggungjawabnya dan bukan karena ralitas manajemen juga berkaitan
ia mencari keuntungan. Jadi morali- dengan kecenderungan kecurangan
tas adalah sikap dan perbuatan baik akuntansi. Semakin manajemen
yang betul-betul tanpa pamrih. memperhatikan kepentingan yang
Menurut Amin (1992:52) alasan lebih luas dan universal daripada
yang melatarbelakangi kecurangan kepentingan perusahaan semata, ter-
manajemen adalah manajer tidak lebih kepentingan pribadinya maka
mengindahkan moral (unscruplu- semakin tinggi moralitas manajemen
lous) seperti membantu kepentingan sehingga manajemen berusaha
yang bertentangan. Dengan menge- menghindarkan diri dari kecender-
tahui sifat dan karateristik manusia ungan kecurangan akuntansi. Wilopo
yang paling mungkin melakukan menggunakan teori perkembangan
kecurangan, perusahaan dapat men- moral, Tahapan perkembangan moral

5
adalah ukuran dari tinggi rendahnya melakukan suatu tindakan karena
moral seseorang berdasarkan takut terhadap hukum/peraturan yang
perkembangan penalaran moralnya ada. Selain itu individu pada level
seperti yang diungkapkan Kohlberg moral ini juga akan memandang
(1969) . Pengukuran moralitas mana- kepentingan pribadinya sebagai hal
jemen berasal dari model penguku- yang utama dalam melakukan suatu
ran moral yang dikembangkan oleh tindakan. Pada tahap kedua (conven-
Kohlberg (1969) dan Rest (1979) tional), individu akan mendasarkan
dalam bentuk instrumen Defining tindakannya persetujuan teman-
Issues Test. Instrumen ini berbentuk teman dan keluarganya dan juga pa-
kasus dilema etika. Moralitas mana- da norma-norma yang ada di
jemen diukur melalui 6 (enam) butir masyarakat. Pada tahap tertinggi
instrumen yang mengukur setiap (post-conventional), individu men-
tahapan moralitas manajemen me- dasari tindakannya dengan memper-
lalui kasus dilema etika akuntansi. hatikan kepentingan orang lain dan
Setiap tahapan moralitas manajemen berdasarkan tindakannya pada
ditunjukkan dengan skala satu sam- hukum-hukum universal. Menurut
pai dengan lima. Hasil pengukuran Welton (1994), dalam setiap stage
atas dilema etika akuntansi ini meru- Kohlberg, individu memiliki pan-
pakan cerminan moralitas mana- dangan sendiri mengenai versi „hal
jemen perusahaan. Keenam tahapan yang benar‟ menurutnya. Individu
tersebut dibagi ke dalam tiga ting- dalam stage 1 merasa bahwa hal
katan: pra-konvensional, konven- yang benar adalah apa yang menjadi
sional, dan post konvensional. kepentingan individu tersebut. Indi-
Kohlberg (1969) sebagaima- vidu dalam stage 2 menganggap
na dikutip oleh McPhail (2002) bahwa hal yang benar adalah hasil
menyatakan bahwa moral berkem- dari pertukaran yang imbang,
bang melalui tiga tahapan, yaitu persetujuan maupun posisi tawar
tahapan pre-conventional, tahapan yang imbang. Individu dalam stage 3
conventional dan tahapan post- merasa bahwa hal yang benar adalah
convensional. Welton (1994) menya- terkait dengan pengharapan akan ke-
takan bahwa kemampuan individu percayaan, loyalitas, dan respek dari
dalam menyelesaikan dilema etika teman-teman dan keluarganya. Indi-
dipengaruhi oleh level penalaran mo- vidu dalam stage 4 menganggap
ralnya. Orang dengan level penalaran bahwa hal yang benar adalah dengan
moral yang rendah berperilaku ber- membuat kontribusi untuk masyara-
beda dengan orang yang memiliki kat, grup atau institusi. Individu da-
level penalaran moral yang tinggi lam stage 5 dan stage 6 menganggap
ketika menghadapi dilema etika. bahwa kebenaran adalah mendasar-
Menurut Rest dan Narvaez (1994) kan diri pada prisip-prinsip etis, per-
dalam Liyanarachchi (2009), se- samaan hak manusia dan harga diri
makin tinggi level penalaran moral sebagai seorang makhluk hidup (No-
seseorang, akan semakin mungkin vita, 2012)
untuk melakukan „hal yang benar‟. Manajemen merupakan kum-
Dalam tahapan yang paling rendah pulan individu yang juga memiliki
(pre-conventional), individu akan tahapan moral. Pada tahap konven-

6
sional, pertimbangan moral didasar- bahwa kompensasi yang sesuai yang
kan atas pemahaman aturan sosial, diberikan perusahaan ternyata tidak
hukum-hukum, keadilan, dan menurunkan perilaku tidak etis dan
kewajiban. Manajemen pada tahap kecenderungan kecurangan akuntan-
ini mulai membentuk moralitas ma- si.
najemennya dengan menaati pera- Penelitian yang dilakukan
turan lalu terbentuk kematangan oleh Siti Thoyibatun (2009) yang
moral manajemen yang tinggi pada dilakukan diperguruan tinggi se-Jawa
tahap pasca-konvensional. Timur mendapatkan hasil menunjuk-
Manajemen pada tahapan kan bahwa 1) kesesuaian sistem pen-
post konvensional menunjukkan ke- gendalian internal, sistem kompen-
matangan moral manajemen yang sasi, dan ketataan aturan akuntansi
tinggi. Kematangan moral menjadi berpengaruh terhadap perilaku tidak
dasar dan pertimbangan manajemen etis, 2) kesesuaian sistem pengen-
dalam merancang tanggapan dan si- dalian internal, sistem kompensasi,
kap terhadap isu-isu etis. Perkem- ketataan aturan akuntansi, dan per-
bangan pengetahuan moral menjadi ilaku tidak etis berpengaruh terhadap
indikasi pembuatan keputusan yang kecenderungan kecurangan akuntan-
secara etis. Manajemen dengan mo- si, 3) kecenderungan kecurangan
ralitas yang tinggi diharapkan tidak akuntansi tidak berpengaruh terhadap
melakukan perilaku menyimpang akuntabilitas kinerja. Sistem
dan kecurangan dalam kinerjanya. kompensasi dan ketaatan aturan
Moralitas manajemen yang tinggi akuntansi merupakan faktor yang
diharapkan akan menurunkan efektif untuk mengendalikan perilaku
kecurangan akuntansi yang dil- tidak etis dan kecenderungan
akukan manajemen perusahaan. kecurangan akuntansi.
Penelitian yang dilakukan
Tinjauan Literatur Murniarti (2009) yang meneliti
Penelitian yang dilakukan oleh “Pengaruh pelaksanaan pengendalian
Wilopo (2006) pada BUMN yang intern dan peran auditor intern ter-
menganalisis efektivitas pengendali- hadap pencegah kecurangan (fraud)”
an internal, ketaatan akuntansi, asi- mendapatkan hasil pelaksanaan sis-
metri informasi, kesesuaian kompen- tem pengendalian internal ber-
sasi dan moralitas manajemen ter- pengaruh signifikan terhadap fraud
hadap perilaku tidak etis dan begitu juga dengan peran auditor in-
kecurangan akuntansi. Penelitian ini tern yang memiliki pengaruh signif-
membuktikan serta mendukung ikan positif terhadap fraud.
hipotesis yang menyatakan bahwa
perilaku tidak etis manajemen dan Kerangka Konseptual
kecenderungan kecurangan akuntansi Kecurangan adalah serangkaian tin-
dapat diturunkan dengan meningkat- dakan-tindakan tidak wajar dan ile-
kan keefektifan pengendalian inter- gal yang sengaja dilakukan untuk
nal, ketaatan aturan akuntansi, mo- menipu, kecurangan dilakukan oleh
ralitas manajemen, serta individu atau organisasi untuk
menghilangkan asimetri informasi. mendapatkan uang, kekayaan atau
Namun penelitian ini menemukan, jasa untuk menghindari pem-

7
bayaran/kerugian jasa atau untuk ahaan semata, terlebih kepentingan
mengamankan keuntungan pribadi. pribadinya maka semakin tinggi mo-
Ada beberapa faktor yang cenderung ralitas manajemen, semakin mana-
dapat mengurangi atau mencegah jemen berusaha menghindarkan diri
kecenderungan kecurangan akuntansi dari kecenderungan kecurangan
diantaranya adalah sistem pengen- akuntansi.
dalian internal, kesesuaian kompen- Gambar 1. Kerangka Konseptual
sasi dan moralitas manajemen. (lampiran)
Pengendalian internal adalah
setiap tindakan yang diambil mana- Hipotesis
jemen untuk meningkatkan kemung- Sistem Pengendalian internal
kinan tercapainya tujuan dan sasaran Wilopo (2006), menyatakan bahwa
yang ditetapkan. Kalau pengendalian pengendalian internal yang efektif
internal dirancang dan dilaksanakan dapat mencegah kecenderungan
dengan baik dan jika pegawai kecurangan akuntansi. Boyton
melakukan tugasnya dengan baik, (2000:372) semua perusahaan publik
maka pengendalian internal dapat harus memelihara pengendalian in-
diandalkan untuk melindungi diri ternal yang akan menyediakan keya-
dari fraud. kinan yang memadai bahwa
Pemberian kompensasi yang pelaporan keuangan yang curang
sesuai dapat menunjang tercapainya akan dicegah atau dideteksi dari awal
tujuan perusahaan dan memelihara Oleh karena itu, disusun hipotesis
karyawan sehingga dapat mencegah sebagai berikut
kecenderungan kecurangan akuntan-
si. Kecurangan akuntansi didorong Hipotesis 1: sistem pengendalian in-
oleh tindakan individu untuk me- ternal signifikan negatif terhadap ke-
maksimalkan keuntungan pribadi. cenderungan kecurangan akuntansi.
Tindakan tersebut didorong oleh
ketidakpuasan individu atas imbalan Kesesuaian Kompensasi
yang mereka peroleh dari pekerjaan Jensen and Meckling (1976) dalam
yang mereka kerjakan. Kompensasi penelitian Thoyibatun (2009) men-
yang sesuai diharapkan dapat mem- jelaskan bahwa prinsipal dapat me-
buat individu merasa tercukupi se- mecahkan permasalahan antara prin-
hingga individu tidak melakukan tin- cipal dan agen dengan memberi
dakan yang merugikan organisasi kompensasi yang sesuai kepada
termasuk melakukan kecurangan agen, dengan mengeluarkan biaya
akuntansi. monitoring. Dengan kompensasi
Moralitas adalah sikap dan yang sesuai, perilaku kecurangan
perbuatan baik yang betul-betul akuntansi dapat berkurang.
tanpa pamrih. Moralitas dapat dinilai Kunci untuk memotivasi
dari tahap perkembangan moral. Ma- seseorang untuk berprilaku
najemen merupakan kumpulan indi- sedemikian rupa sehingga
vidu yang memiliki tahapan moral. memajukan cita–cita suatu organisasi
Semakin manajemen memperhatikan terletak pada cara pemberian insentif
kepentingan yang lebih luas dan uni- atau kompensasi oleh organisasi ter-
versal daripada kepentingan perus- sebut. Pemberian kompensasi kepada

8
karyawan akan membantu perus- langgar suatu pedoman kerja atau
ahaan untuk mencapai tujuan dan lebih dikenal dengan penya-
memperoleh, memelihara dan men- lahgunaan jabatan merupakan salah
jaga karyawan dengan baik. Se- satu perbuatan kecurangan yang
baliknya tanpa kompensasi yang disebabkan moral seseorang. Oleh
cukup (sesuai) karyawan yang ada karena itu, disusun hipotesis sebagai
akan sangat mungkin untuk mening- berikut.
galkan perusahaan. Akibat dari Hipotesis 3: moralitas manajemen
ketidakpuasan pembayaran yang signifikan negatif terhadap ke-
dirasa kurang akan mengurangi cenderungan kecurangan.
kinerja, meningkatkan keluhan-
keluhan, mogok kerja dan mengarah III. METODE PENELITIAN
kepada tindakan-tindakan fisik dan Penelitian ini tergolong penelitian
psikologis seperti meningkatnya de- kausatif. Populasi penelitian ini
rajat ketidakhadiran dan kecurangan adalah perusahaan BUMN di Kota
(veitzhal rivai, 2004:358). Berdasar- Padang. Sampelnya menggunakan
kan hal ini diajukan hipotesis sebagai tota smpling dimana semua populasi
berikut. dijadikan sampel karena jumlahnya
kurang dari 100. Responden
Hipotesis 2: kesesuaian kompensasi penelitian ini adalah pimpinan atau
signifikan negatif terhadap ke- kepala cabang dan staf akuntansi
cenderungan kecurangan akuntansi. Jenis data dalam penelitian ini adalah
data subjek. Data yang digunakan
merupakan data primer. Data
tersebut bersumber dari kuesioner
Moralitas Manajemen yang disebarkan secara langsung
Menurut Amrizal (2004) dalam kealamat responden, demikian pula
Friskila (2010) dalam suatu organ- pengembaliannya dijemput sendiri
isasi perbuatan curang dapat terjadi sesuai dengan janji yang dibuat
karena kurangnya kepedulian positif dengan responden.
karyawan terhadap perbuatan salah
tersebut, bahkan dipandang sudah hal Variabel Penelitian dan
biasa atau pura-pura tidak menge- Pengukuran Variabel
tahuinya. Kepedulian positif dari
lingkungan kerja sangat diperlukan Kecenderungan Kecurangan Aku-
dalam membangun suatu etika per- tansi
ilaku dan kultur organisasi yang Instrument yang digunakan untuk
kuat. Rendahnya kepedulian dan mengukur kecenderungan
rendahnya moral menyuburkan tin- kecurangan akuntansi terdiri dari li-
dakan kecurangan yang pada akhirn- ma item pertanyaan yang mengacu
ya dapat merusak bahkan menghan- pada peneliti dari SPAP, seksi 316
curkan organisasi. IAI, 2001, dan Wilopo (2006). Skala
Menurut Cressey dalam Tu- likert 1-5 digunakan untuk megukur
anakotta (2007:109), Cressey respon dari responden.
menemukan bahwa adanya violation
of ascribed obligation, artinya me- Sistem pengendalian internal

9
Instrument yang digunakan untuk BUMN yang ada di Kota Padang,
mengukur keefektifan pengendalian dimana jumlah responden dalam
internal terdiri dari 22 item pertan- penelitian ini adalah sebanyak 48
yaan yang mengacu pada peneliti responden. Jumhlah daftar BUMN
Murniarti (2009). Respon dari re- dikota Padang dapat dilihat pada
sponden diukur dengan skala likert tabel 1 (lampiran). Tabel 2 (lam-
1-5. piran) menunjukkan karekteristik
responden
Kesesuaian Kompensasi
Instrumen yang digunakan untuk Analisis Data
mengukur kesesuaian kompensasi Uji Validitas.
terdiri dari enam item pertanyaan Uji validitas menggunakan rumus
yang mengacu pada penelitian korelasi products moment dapat
Wilopo (2006). Skala 1-5 dilihat pada corrected item-total cor-
digunakan untuk mengukur respon relation dengan bantuan alat analisis
dari responden SPSS. Uji validitas dilakukan dengan
kriteria :
Moralitas Manajemen a) jika r hitung ≥ r tabel maka
Instrument yang digunakan untuk item pernyataan dinyatakan
mengukur moralitas manajemen valid.
terdiri dari enam item pertanyaan b) jika r hitung ≤ r tabel maka
yang mengacu pada peneliti Wilopo item pernyataan dinyatakan
(2006). Respon dari responden tidak valid. Nilai r tabel untuk
diukur dengan skala likert 1-5. n=45 adalah 0,235
Berdasarkan tabel 3 (lampiran), un-
Teknik analisis data yang tuk sistem pengendalian internal
digunakan untuk mengukur hasil semua item pertanyaan untuk uji
penelitian adalah regresi berganda. validitas dikatakan valid karena nilai
Analisis statistik yang dilakukan corrected item correlation > r table
meliputi analisis deskriptif, pen- (0.235). Pada tabel 4 (lampiran) un-
gujian asumsi klasik yang terdiri tuk kesesuaian kompensasi semua
dari, uji normalitas residual, uji mul- item pertanyaan untuk uji validitas
tikolonearitas, dan uji heterokedastis- dikatakan valid karena nilai correct-
itas. Model analisis Uji F dan ed item correlation > r table (0.235).
Koefisien Determinasi. Hipotesis Pada table 5 (lampiran) untuk mo-
diuji dengan melihat tingkat signif- ralitas manajemen dilakukan dua
ikansi nilai t dengan uji beda atau uji kali pengujian validitas karena pada
t. Pada pengujian Q5 (question 5) dan
Q6 (question 6) tidak valid, nilai
IV. HASIL PENELITIAN DAN rhitung < rtabel -0,35 < 0,235 dan 0,106
PEMBAHASAN < 0,235. Pada uji validitas kedua Q5
(question 5) dan Q6 (question 6)
dikeluarkan sehingga didapatkan se-
Gambaran Umum Responden luruh item menjadi valid yaitu rhitung
Objek penelitian ini adalah pimpinan > rtabel. Pada table 6 (lampiran) untuk
atau kepala cabang pada Perusahaan kecenderungan kecurangan akuntan-

10
si dilakukan dua kali pengujian va- Berdasarkan Tabel 10 (lam-
liditas karena pada pengujian per- piran) dapat dilihat bahwa hasil
tama question 4 (Q4) dinyatakan perhitungan masing-masing variabel
tidak valid. Pada question 4 (Q4), menunjukkan bahwa level sig > 0,05
rhitung < r tabel, 0,044 <0,235. Pen- yaitu 0,803 > 0,05 untuk variabel
gujian kedua dilakukan dengan kecenderungan kecurangan akuntan-
mengeluarkan item 4 dari data ana- si, 0,72 > 0,05 untuk variabel sistem
lisis, sehingga diperoleh seluruh item pengendalian internal, 0,88 > 0,05
dalam keadaan valid, yakni rhitung untuk variabel kesesuaian kompen-
> r tabel. sasi dan 0,773 > 0,05 untuk moralitas
manajemen. Sehingga penelitian ini
Uji Reliabilitas bebas dari gejala heterokedastisitas
Untuk menguji reabilitas instrument, dan layak untuk diteliti.
semakin dekat koefisien keandalan
dengan 1,0 maka akan semakin baik. Analisis Regresi Berganda
Menurut Nunnally (1967) dalam Hasil analisis regresi linear berganda
Ghozali et.all (2007) nilai reabilitas dilakukan untuk mengetahui
dinyatakan reliable jika mempunyai pengaruh variabel bebas secara
nilai Cronbach’ Alpha dari masing- keseluruhan terhadap variabel
masing instrumen yang dikatakan terikat. Yaitu pengaruh keefektifa
valid lebih besar dari 0,6. pengendalian internal, ketaatan
Berdasarkan tabel 7 (lampiran) nilai aturan akuntansi, dan perilaku tidak
Cronbach’s Alpha masing-masing etis terhadap kecenderungan
variabel menunjukkan nilai berada kecurangan.
diatas 0,6, dengan demikian semua
instrument dapat dikatakan reliabel. Y= 9,382 - 0,527 (X1) - 0,608
(X2) - 0,363 (X3)
Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian persa- Uji Statistik F
maan regresi berganda data memen- Hasil pengolahan data menunjukkan
uhi kriteria normalitas. hasil yang signifikan pada 0,000 (sig
Berdasarkan Tabel 8 (lam- 0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa
piran), terlihat bahwa hasil uji nor- persamaan regresi yang diperoleh
malitas menunjukan level signifikan dapat diandalkan atau model yang
lebih besar dari α (α = 0,05) yaitu digunakan sudah fix atau secara sim-
0,995 > 0,05 yang berarti data terdis- ultan dielaskan oleh variabel keefek-
tribusi secara normal. tifan pengendalian internal, ketaatan
Berdasarkan Tabel 9 aturan akutansi, dan perilaku tidak
(lampiran) dapat dilihat hasil etis pada tabel 12 (lampiran).
perhitungan nilai VIF dan tolerance.
Masing-masing variabel bebas Koefisien Determinasi
tersebut memiliki nilai VIF < 10 dan Nilai Adjusted R Square menunjuk-
nilai tolerance > 0,1, sehingga dapat kan 0,450. Hal ini mengindikasikan
disimpulkan bahwa tidak terdapat bahwa kontribusi variabel inde-
gejala multikolinearitas antar penden yaitu sistem pengendalian
variabel independen internal, kesesuaian kompensasi, dan

11
moralitas manajemen terhadap varia- negatif sebesar 0,363. Dengan thitung
bel dependen yaitu kecenderungan 2,066 lebih besar dari ttabel 1,679.
kacurangan akuntansi adalah sebesar Hasil tersebut menunjukkan bahwa
45 % sedangkan 55% ditentukan moralitas manajemen berpengaruh
oleh faktor lain di luar model signifikan negatif terhadap
penelitian. Nilai Adjusted R square kecenderungan kecurangan
dapat dilihat pada Tabel 13 (lam- akuntansi. Dengan demikian
piran) hipotesis ketiga pada penelitian ini
diterima
Pengujian Hipotesis
Hasil analisis pada Tabel 11, nilai Pembahasan
signifikansi sistem pengendalian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
internal terhadap kecenderungan sistem pengendalian internal ber-
kecurangan akuntansi yang diperoleh pengaruh signifikan negatif terhadap
lebih kecil dari α yaitu 0,020 lebih kecenderungan kecurangan akuntan-
kecil dari 0.05 dan bernilai koefisien si. Hal ini berarti bahwa kecender-
negatif sebesar 0,527. Dengan thitung ungan kecurangan akuntansi dapat
2,409 lebih besar dari ttabel 1,679. dikurangi jika sistem pengendalian
Hasil tersebut menunjukkan bahwa internal yang efektif diterapkan da-
sistem pengendalian internal lam perusahaan. Semakin tinggi sis-
berpengaruh signifikan negatif tem pengendalian internal maka se-
terhadap kecenderungan kecurangan makin menurun kecenderungan
akuntansi. Dengan demikian kecurangan akuntansi. Hal ini
hipotesis pertama pada penelitian ini mengindikasikan jika pimpinan dan
diterima. staf akuntansi dapat menerapkan sis-
Hasil analisis pada Tabel 11, tem pengendalian internal yang efek-
nilai signifikansi kesesuaian tif dalam perusahaan akan mencegah
kompensasi terhadap kecenderungan kecenderungan kecurangan akuntansi
kecurangan akuntansi yang diperoleh .
lebih kecil dari α yaitu 0,002 lebih Hasil penelitian ini konsisten
kecil dari 0,05 dan bernilai koefisien dengan teori yang dinyatakan
negatif sebesar 0,608. Dengan thitung Boynton (2007:372) yaitu Semua
2,147 lebih besar dari ttabel 1,679. perusahaan publik harus memelihara
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengendalian internal yang akan me-
kesesuaian kompoensasi nyediakan keyakinan yang memadai
berpengaruh signifikan negatif bahwa pelaporan keuangan yang
terhadap kecenderungan kecurangan curang akan dicegah atau dideteksi
akuntansi. Dengan demikian dari awal. Menurut Tuannakotta Ka-
hipotesis kedua pada penelitian ini lau pengendalian internal dirancang
diterima. dan dilaksanakan dengan baik dan
Hasil analisis pada tabel 11, jika pegawai melakukan tugasnya
nilai signifikansi moralitas dengan baik, maka pengendalian in-
manajemen terhadap kecenderungan ternal dapat diandalkan untuk
kecurangan akuntansi yang diperoleh melindungi diri dari fraud (2007:
lebih kecil dari α yaitu 0.044 lebih 284).
kecil dari 0.05 dan bernilai koefisien

12
Hasil penelitian ini mendukung berian insentif atau kompensasi oleh
hasil penelitian sebelumnya. Wilopo organisasi tersebut. Pemberian
(2006) menganalisis faktor-faktor kompensasi kepada karyawan akan
yang mempengaruhi kecenderungan membantu perusahaan untuk men-
kecurangan akuntansi. hasil capai tujuan dan memperoleh, me-
penelitian menyebutkan bahwa pen- melihara dan menjaga karyawan
gendalian internal yang efektif dapat dengan baik. Sebaliknya tanpa
mengurangi bahkan mencegah ke- kompensasi yang cukup (sesuai) kar-
cenderungan kecurangan akuntansi. yawan yang ada akan sangat mung-
friskila (2010) yang menganalisis kin untuk meninggalkan perusahaan.
sistem pengendalian internal, ketaa- Akibat dari ketidakpuasan pem-
tan aturan akuntansi dan moralitas bayaran yang dirasa kurang akan
manajemen terhadap kecenderungan mengurangi kinerja, meningkatkan
kecurangan akuntansi juga mem- keluhan-keluhan, mogok kerja dan
peroleh hasil bahwa sistem pengen- mengarah kepada tindakan-tindakan
dalian internal dapat mengurangi ke- fisik dan psikologis seperti mening-
cenderungan kecurangan akuntansi. katnya derajat ketidakhadiran dan
Hasil penelitian menunjukan kecurangan (2004:358).
bahwa kesesuaian kompensasi ber- Hasil penelitian ini mendukung
pengaruh signifikan negatif terhadap hasil penelitian Wilopo (2006) yang
kecenderungan kecurangan akuntan- menganalisis faktor-faktor yang
si. Semakin tinggi kesesuaian mempengaruhi kecenderungan
kompensasi maka kecenderungan kecurangan akuntansi. hasil yang di-
kecurangan akuntansi juga akan se- peroleh adalah kesesuaian kompen-
makin turun. Ini berarti di dalam pe- sasi berpengaruh signifikan negatif
rusahaan pimpinan dan staf akuntan- terhadap kecenderungan kecurangan
si telah memberikan maupun akuntansi. artinya semakin tinggi
menerima kompensansi yang sesuai kesesuaian kompensasi maka akan
sehingga dapat menurunkan ke- mengakibatkan penurunan kecender-
cenderungan kecurangan akuntansi. ungan kecurangan akuntansi. friskila
Hasil penelitian ini konsisten (2010) meneliti kesesuaian kompen-
dengan teori yang dinyatakan oleh sasi terhadap kecenderungan
Jensen and Meckling (1976) dalam kecurangan akuntansi. hasil
Thoyibatun (2009) menjelaskan penelitiannya memperoleh hasil kes-
bahwa prinsipal dapat memecahkan esuaian kompensasi berpengaruh
permasalahan antara principal dan signifikan negatif terhadap ke-
agen dengan memberi kompensasi cenderungan kecurangan akuntansi.
yang sesuai kepada agen, dengan semakin sesuai kompensasi yang
mengeluarkan biaya monitoring. diberikan maka akan mengakibatkan
Dengan kompensasi yang sesuai, penurunan kecenderungan
perilaku kecurangan akuntansi dapat kecurangan akuntansi.
berkurang. Menurut Veitzal (2004) Hasil penelitian menunjukan
kunci untuk memotivasi seseorang bahwa moralitas manajemen ber-
untuk berprilaku sedemikian rupa pengaruh signifikan negatif terhadap
sehingga memajukan cita–cita suatu kecenderungan kecurangan akuntan-
organisasi terletak pada cara pem- si. Semakin tinggi moralitas mana-

13
jemen semakin turun kecenderungan si. menurut Friskila (2010) moralitas
kecurangan akuntansi. hal ini berpengaruh sifnifikan negatif ter-
mengindikasikan bahwa semakin hadap kecenderungan kecurangan
pimpinan dan staf akuntansi mem- akuntansi. semakin tinggi moralitas
perhatikan hal-hal yang bersifat uni- maka semakin turun kecenderungan
versal disbanding keuntungan semata kecurangan akuntansi.
maka semakin turun kecenderungan
kecurangan akuntansi.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori yang dinyatakan Cres-
sey dalam Tuanakotta (2007:109),
Cressey menemukan bahwa adanya V. PENUTUP
violation of ascribed obligation, Kesimpulan
artinya melanggar suatu pedoman Berdasarkan hasil temuan penelitian
kerja atau lebih dikenal dengan pen- dan pengujian hipotesis yang telah
yalahgunaan jabatan merupakan sa- diajukan dapat disimpulkan bahwa:
lah satu perbuatan kecurangan yang 1. Sistem pengendalian internal
disebabkan moral seseorang. berpengaruh signifikan negatif
Menurut Amrizal (2004) dalam terhadap kecenderungan
Friskila (2010) dalam suatu organ- kecurangan akuntansi.
isasi perbuatan curang dapat terjadi 2. Kesesuaian kompensasi ber-
karena kurangnya kepedulian positif pengaruh signifikan negatif ter-
karyawan terhadap perbuatan salah hadap kecenderungan
tersebut, bahkan dipandang sudah hal kecurangan akuntansi.
biasa atau pura-pura tidak menge- 3. Moralitas manajemen ber-
tahuinya. Rendahnya kepedulian dan pengaruh signifikan negatif ter-
rendahnya moral menyuburkan tin- hadap kecenderungan
dakan kecurangan yang pada akhirn- kecurangan akuntansi.
ya dapat merusak bahkan menghan-
curkan organisasi. Saran
Hasil penelitian ini mendukung Dari pembahasan dan kesimpulan
hasil penelitian sebelumnya. Wilopo yang diperoleh maka penulis mem-
(2006) menganalisis faktor-faktor berikan saran sebagai berikut:
yang mempengaruhi kecenderungan 1. Penelitian selanjutnya disarankan
kecurangan akuntansi. Menurut untuk meningkatkan jumlah re-
Wilopo (2006) moralitas manajemen sponden agar didapatkan gam-
juga berkaitan dengan kecender- baran yang lebih nyata.
ungan kecurangan akuntansi. se- 2. Penelitian selanjutnya diharapkan
makin manajemen memperhatikan agar dilengkapi dengan teknik
kepentingan yang lebih luas dan uni- pengumpulan data melalui in-
versal daripada kepentingan perus- strumen wawancara sehingga ja-
ahaan semata, terlebih kepentingan waban yang dihasilkan dapat lebih
pribadinya. semakin tinggi moralitas akurat.
manajemen, semakin manajemen
berusaha menghindarkan diri dari DAFTAR PUSTAKA
kecenderungan kecurangan akuntan-

14
Dahlan Iskan. 2012. Kerugian Nega-
Agoes, Sukrisno. 2000. Auditing, ra oleh
Pemeriksaan Akuntan Oleh BUMN.http://www.merdeka.c
Kantor Akuntan Publik. Jakar- om/uang/kata-dahlan-soal-
ta: FEUI kerugian-negara-rp-25-trilun.
Diakses 10 januari 2013.
Amrizal. 2004.
Cegah_Deteksi.http//www.bpk Friskilla Rini Sumiati. 2010.
p.go.id./investigasi/cegahdetek “Pengaruh Ketaatan Akuntansi,
si.pdf . diakses 14 April 2013 Sistem Pengendalian Intern,
Kesesuaian Kompensasi Dan
Amin Widjaja. 1992. Pemeriksaan Moralitas Terhadap Kecender-
kecurangan (Fraud Auditing). ungan Kecurangan Akuntasi
Jakarta: Rineka Cipta. (Fraud) Pada Badan Usaha
Milik Negara Di Padang”.
Aren A. Alvin, elder J. Ronald & Skripsi S1, FE UNP.
Beasley mark s. 2004. Auditing
Dan Pelayanan Verifikasi Ghozali. 2009. Analisis Multivariate
Pendekatan Terpadu. Alih Ba- Dengan Program SPSS. Sema-
hasa Tim Dejacarta. Jakarta: rang: Undip.
PT indeks
Hall, James A. 2011. Sistem Infor-
Arikunto, Suharsimi.2004. Prosedur masi Akuntan. PT Salemba
Penelitian edisi revisi. Jakarta: Empat: Jakarta
PT Rineka cipta
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001.
BeritaWako. 2013. Standar Professional Akuntan
http://padangekspres.co.id/?ne Publik. Jakarta: PT Salemba
ws=berita&id=44651. Diakses Empat.
30 Juli 2013 Kemdikbud. 2013.
http://kbbi.web.id/cenderung. Di-
Boynton, wiliam C. et all. 2002.
Modern Auditing. Diter- akses 1 agustus 2013.
jemahkan oleh Paul A. Rajo
dkk. Jakarta: Erlangga. Kusumastuti, Nur Ratri. “Analisis
Faktor-Faktor yang Ber-
BPSK. 2013.http://tommy- pengaruh terhadap Kecender-
uta- ungan Kecurangan Akuntansi
ma.blogspot.com/2013/06/dam dengan Perilaku Tidak Etis Se-
pingi-nasabah-gugat-bank- bagai Variabel Intervening”.
mandiri-ke.html. Diakses 30 Skripsi: Universitas Diponego-
ro.
Juli 2013

Budiningsih, asri C. 2004. Pembela- Malayu, Hasibuan. 2003. Mana-


jaran Moral. Jakarta: Rineka jemen Sumber Daya Manusia.
Cipta. Bumi Aksara: Jakarta

15
Mulyadi. 2002. Auditing. Yogyakar- Semenpadang. 2013.
ta: Salemba Empat. http://www.antarasumbar.com/
beri-
Murniarti. 2008. “Pengaruh Pengen-
ta/padang/d/2/300354/berkas-
dalian Intern Dan Peran Audi-
tor Terhadap Pencegahan penggelap-ppn-semen-padang-
Kecurangan (fraud)”. Skripsi dilimpahkan-minggu-ini.html.
S1, FE UNP. Diakses 30 Juli 2013

Novita, Dewi. 2011. “Pengaruh Solahuddin. 2008. Kitab Undang-


Kompensasi Dan Sistem Pen- Undang Hukum Pidana, Acara
gendalian Internal Terhadap Pidana & Perdata. Jakarta: Vi-
Kecurangan Akuntansi”.
siMedia
Skripsi S1, FE UNP.
PLN. 2013. Kasus PLN. Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor –
Faktor yang Berpengaruh ter-
http://padangekspres.co.id/?ne
hadap Perilaku Tidak Etis dan
ws=berita&id=13358. Diakses Kecenderungan Kecurangan
14 April 2013. Akuntansi. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan STIESIA Vol. 16
Puspasari, Novita. 2011. “Pengaruh No. 2
Moralitas Individu Dan Pen-
gendalian Internal Terhadap Tuanakotta, T. M. 2007. Akuntansi
Kecenderungan Kecurangan Forensik dan Audit Investigatif.
Akuntansi: Studi Eksperimen Jakarta: Lembaga Penerbit
Pada Konteks Pemerintahan Fakultas Ekonomi Universitas
Daerah”. Skrpsi: UGM Indonesia (LPFE UI).
Rivai, Veitzal dkk. 2010. Manajemen Veitzal, Rivai. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Sumber Daya Manusia. Jakar-
Perusahaan. Jakarta: PT Raja ta: PT Raja Gravindo Persada:
Gravindo
Wilopo. 2006. “Analisis Faktor-
Salam, Burhanudin.2000. Etika Indi-
Faktor yang Berpengaruh ter-
vidual (Pola Dasar Filsafat
Moral). Jakarta: Rineka cipta hadap Terhadap Kecender-
ungan Kecurangan Akuntansi”.
Sawyer, B Lawrence et all. 2006. Simposium Nasional Akuntan-
Internal Auditing buku 1. si 9 Padang.
Diterjemahkan oleh Desi
Adhariani. Jakarta: PT Salem-
ba Empat
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi
Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
Bpfe

16

Anda mungkin juga menyukai