Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kelompok : Review Jurnal

- Dani Kurnia F 201712005


- Fransiskus Dani Cristian 201712020
- Joshua Andrianto 201712013
- Tekla Gunu Kelen 201712032
- Tiara Affra 201712033

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Modal Intelektual dan


Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan

1. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh
hubungan antara ukuran perusahaan, leverage perusahaan, dan jenis industri terhadap
pengungkapan modal intelektual dan pengaruh dari pengungkapan modal intelektual
tersebut terhadap nilai perusahaan.
2. Latar Belakang Jurnal
Salah satu upaya pemerintah dalam mendorong tata kelola yang baik adalah
penerapan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di semua
departemen / kementerian dan lembaga pemerintah, termasuk Kepolisian Nasional
(Polri), dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai penegak hukum,
penjaga keamanan dan ketertiban umum (kamtibmas) serta pelindung dan pelindung
masyarakat dalam pelaksanaan tugasnya diharapkan transparan dan akuntabel kepada
publik (akuntabel).
Tetapi Berdasarkan sumber Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran
(FITRA) yang disusun dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) paruh kedua 2012, ada
15 lembaga pemerintah yang mengindikasikan praktik penipuan yang menelan biaya
negara Rp 8,3 triliun. Terjadinya kecurangan pelaporan keuangan di satu sisi
penyerapan yang disenangi agensi pemerintah dibesar-besarkan dengan anggaran dan
situasi keuangan yang terlihat baik di mata publik, tetapi di sisi lain merugikan publik
yang bergantung pada keputusan ekonomi dari informasi laporan keuangan.
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Polri kini
dilakukan dengan hasil peningkatan opini Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia
(BPK-RI) dari disclaimer yang tidak memenuhi syarat dengan Penjelasan Paragraf
(WTP-DPP) pada laporan keuangan Polisi Nasional pada tahun 2009 (CPC 2012).
Namun, opini WTP-DPP tidak menjamin tidak adanya penipuan serta menyatakan
bahwa polisi yang telah menerima opini audit WTP sejak 2009 hingga 2012 dari
BPK, ternyata di dalamnya ada korupsi dalam pengadaan SIM SIM (Kompasiana,
2012). Laporan Keuangan Polisi yang memperoleh opini WTP- DPP, menurut CPC
masih ada kelemahan Sistem Pengendalian Internal meliputi masalah pencatatan dan
pelaporan pendapatan Polisi (CPC 2011). Berkaitan dengan ini penilaian laporan
keuangan, BPK Polisi masih dianggap belum memenuhi syarat dan masih memiliki
beberapa catatan yang harus dibenahi, yaitu sistem kontrol internal yang tidak
memadai.
Untuk menegakkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik di lembaga-lembaga
di Indonesia untuk mencegah penipuan, terutama lembaga kepolisian, khususnya
prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyajian kualitas informasi akuntansi dan
lengkap dalam laporan tahunan diperlukan. Ini akan memberikan manfaat optimal
bagi pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan

3. Tinjauan Teoritis
a. Pengendalian Internal
Suatu proses yang dipengaruhi oleh para pemimpin, manajer dan
personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan kategori efektif dan efisiensi
operasi, keandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan (COSO, 2013 dan Suratman, 2013: 50). Karyono (2013)
menyatakan bahwa berdasarkan jenis kontrol internal dikelompokkan menjadi
lima bagian:
 Kontrol preventif
 Kontrol detektif
 Kontrol korektif
 Pengendalian langsung
 Kontrol Komprehensif
Menurut Mulyadi (2008), tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut:
o Menjaga kekayaan institusional
o Memeriksa keakuratan dan keandalan data akuntansi

b. Good Governance
Federasi Internasional Akuntan (IFAC, 2001) menyatakan bahwa
"Tata kelola berkaitan dengan struktur, proses untuk pengambilan keputusan,
akuntabilitas, kontrol, dan perilaku di puncak organisasi".
Institute of Internal Auditor (IIA, 2012) menjelaskan bahwa "Tata
kelola sektor publik mencakup kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk
mengarahkan kegiatan organisasi untuk memberikan jaminan yang masuk akal
bahwa tujuan tercapai dan bahwa operasi dilakukan dengan cara yang etis dan
akuntabel.
Dana Moneter Internasional (IMF, 2007) menggambarkan tata kelola
sektor publik sebagai “Proses pengambilan keputusan dan implementasi (atau
tidak diimplementasikan).
c. Fraud
Karyono (2013) menyatakan bahwa definisi penipuan lebih
menekankan pada konsekuensi hukum seperti penipuan, pencurian karena
penipuan, penyalahgunaan wewenang, laporan keuangan penipuan, dan bentuk
penipuan lainnya yang dapat membahayakan orang lain dan pelakunya
menguntungkan.
Sejalan dengan pernyataan The Institute of Internal Auditor (IIA)
(2009) di atas, mendefinisikan penipuan sebagai berikut: Penipuan adalah
tindakan ilegal yang ditandai dengan penipuan, penyembunyian, atau
pelanggaran kepercayaan. Tindakan-tindakan ini tidak tergantung pada
penerapan ancaman kekerasan atau kekerasan fisik. Penipuan dilakukan oleh
individu dan organisasi untuk mendapatkan uang, properti atau layanan; untuk
menghindari pembayaran atau kehilangan layanan; atau untuk mengamankan
keuntungan pribadi atau bisnis.
Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa tindakan ilegal yang
ditandai dengan penipuan, penyembunyian atau pelanggaran kepercayaan.
Tindakan ini tidak tergantung pada penerapan ancaman kekerasan atau
kekuatan fisik. Penipuan yang dilakukan oleh individu dan organisasi untuk
mendapatkan uang, properti atau layanan, untuk menghindari pembayaran atau
kehilangan layanan, atau untuk mengamankan keuntungan pribadi atau
organisasi.

4. Kerangka Teoritis

a. Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal terhadap Penipuan


b. Pengaruh Efektivitas Kontrol Internal pada Good Governance
c. Pengaruh Tata Kelola yang Baik terhadap Penipuan

5. Metodologi Penelitian
 Objek penelitian ini adalah efektivitas pengendalian internal sebagai variabel
independen dan kecurangan sebagai variabel dependen, sedangkan tata kelola
yang baik sebagai variabel intervening atau variabel antara.
 Jenis penelitian ini adalah verifikasi penelitian
Menurut Malhotra (2009: 104) adalah studi penelitian untuk menguji
pengujian verifikasi kausal, yaitu hubungan antara variabel independen dan
dependen. Dalam hal ini studi verifikasi bertujuan untuk mengetahui pengaruh
efektivitas pengendalian internal tata kelola yang baik dan dampaknya
terhadap penipuan.
 Populasi dalam penelitian ini adalah Inspektorat Pengawasan Regional
(Itwasda) di seluruh Indonesia sebagai unit analisis.
 Unit observasi adalah auditor internal Itwasda, Inspektur Operasi (Irbidops),
Inspektur Pengembangan (Irbidbin) dan pemeriksa staf.
 Sampel ditentukan dengan menggunakan uji statistik cluster sampling.
Pengambilan sampel cluster adalah teknik memilih sampel cluster unit kecil,
atau cluster (Nazir, 2003: 311).

Penentuan Sampel
Analisis model struktural yang berkaitan dengan evaluasi parameter yang
menunjukkan hubungan sebab akibat atau pengaruh variabel laten ke variabel laten
lainnya. Analisis model struktural dilakukan setelah syarat validitas dan reliabilitas
instrumen penelitian terpenuhi

6. Hasil Penelitian
Hasil pengujian mempengaruhi efektivitas pengendalian internal terhadap tata
kelola yang baik yang ditunjukkan dengan nilai p sebesar 0,000 sehingga Ho ditolak
dengan tingkat kesalahan 5%. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas internal efek
kontrol pada tata kelola yang baik. Studi ini memberikan bukti empiris bahwa internal
lebih efektif kontrol akan meningkatkan implementasi tata kelola yang baik. Dengan
kata lain, bisa diartikan itu bagus tata kelola dapat dicapai dengan desain dan
implementasi kontrol internal yang memadai. Jumlah pengaruh efektivitas
pengendalian internal good governance adalah sebesar 19,5% (R2).
Hasil pengujian mempengaruhi efektivitas pengendalian internal terhadap
penipuan menunjukkan nilai-p 0,000 sehingga Ho ditolak dengan tingkat kesalahan
5%. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengendalian internal efek terhadap
penipuan. Studi ini memberikan bukti empiris bahwa kontrol internal yang lebih
efektif akan berkurangpenipuan.
Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa deteksi dan pencegahan kecurangan
dapat dilakukan dengan penerapan tata kelola yang baik dalam organisasi. Besarnya
pengaruh efektivitas internal kontrol terhadap penipuan adalah 11,06% (R2).

Hasil pengujian pengaruh good governance terhadap penipuan menunjukkan


p-value 0,027 sehingga Ho ditolak dengan tingkat kesalahan 5%. Dapat disimpulkan
bahwa tata kelola yang baik berpengaruh terhadap penipuan. Studi ini memberikan
empiris bukti tata kelola yang baik akan mengurangi penipuan. Dengan kata lain,
dapat diartikan bahwa pendeteksian dan pencegahan penipuan dapat dilakukan
dengan penerapan tata kelola yang baik dalam organisasi. Besarnya dari pengaruh
good governance terhadap fraud berjumlah 2,86% (R2).

7. Kelebihan
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan
ilmu mengenai efektivitas pengendalian internal,pemerintahan yang baik,
dan penipuan, terutama di lembaga sektor publik yang menyediakan
layanan kepada umum.
2. meningkatkan efektivitas pengendalian internal di Kepolisian dengan
pengaturan organisasi yang baik,dukungan manajemen dan kepemimpinan
hubungan yang nyata dan positif antara auditor internal, serta auditor
internal mempertahankan kualitasnya.
Kelemahan
1. Penipuan dilakukan oleh individu dan organisasi untuk mendapatkan uang,
properti atau layanan; untuk menghindari pembayaran atau kehilangan
layanan; atau untuk mengamankan keuntungan pribadi atau bisnis.
2. Penipuan lainnya yang dapat membahayakan orang lain dan pelakunya
menguntungkan.
8. Kesimpulan
Berdasarkan fenomena tersebut, rumusan masalah, hipotesis, penelitian dan
diskusi yang telah dilakukan
dijelaskan sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Efektivitas efek pengendalian internal pada kecurangan di Kepolisian.
Kontrol internal yang efektif menurunkan
kemungkinan penipuan, terutama di lembaga kepolisian.
2) Efektivitas efek pengendalian internal pada pemerintahan yang baik Polisi.
Kontrol internal memadai dan polisi yang efektif mendorong penerapan tata
pemerintahan yang baik.
3) Efek tata kelola yang baik terhadap penipuan di Kepolisian. Praktik tata
kelola yang baik yang dapat meminimalkan kemungkinan risiko penipuan dan
kerugian.

Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melanjutkan penelitian ini dengan
memasukkan berbagai relevan factor lainnya, dan untuk cakupan yang lebih luas.
Studi ini berfokus pada ruang lingkup terbatasnya efektivitas pengendalian internal,
pemerintahan yang baik dan penipuan. Masih ada banyak faktor lain yang dapat
menyebabkan penurunan penipuan kontrol internal dan tata kelola yang baik dapat
diselidiki lebih lanjut.
2. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada Kepolisian dengan peserta Itwasda di
seluruh Indonesia. Peneliti bisa kemudian perluas penelitian dengan peserta yang
lebih beragam. Penelitian selanjutnya dapat mereplikasi penelitian diberbagai
lembaga untuk membuktikan efektivitas pengendalian internal terhadap dampak tata
kelola yang baik dan implikasinya pada penipuan. Hasil itu sejalan diharapkan dapat
memperkuat teori yang ada dan baru.Penemuan akan berkembang menjadi teori baru.

Anda mungkin juga menyukai