Anda di halaman 1dari 3

kecurangan dalam aktivitas pengadaan jasa dan barang.

Hal ini menerangkan jika


temuan ini bisa dijadikan acuan dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah
sebagai landasan dalam menerapkan peraturan tertulis terkait penerapan budaya
jujur juga beretika guna mencapai aktivitas pengadaan yang bebas kecurangan
Menurut (Mufidah dkk, 2018) Pencegahan Kecurangan tidak dipengaruhi secara
signifikan oleh pengendalian internal namun ketaatan aturan akuntansilah yang
sangat berpengaruh akan hal tersebut. Hal ini bertentangan jika dilihat menurut
Kadir (2015) yang menjelaskan bahwa pengendalian internal memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pelaksanaan prosedur audit yang efektif dalam mencegah
kecurangan, sama halnya bahwa semakin baik penerapan pengendalian internal,
semakin efektif juga pelaksanaan prosedur audit dalam tindak pencegahan
kecurangan.
Penelitian (Yasmin dkk, 2019) pengaruh signifikan diberikan Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah (SPIP) terhadap pencegahan kecurangan, pengungkapan
kecurangan serta dalam hal mencapai Good Government Governance (GGG) pada
instansi pemerintahan dengan pembuktian dari hasil penilaian responden terhadap
tindak pengungkap kecurangan yang dilakukan auditor internal pemerintahan dari
mengevaluasi pengendalian internal, pemeriksaan dua arah pegawai, melakukan
fraud auditing, menggunakan program whistle-blowing, melakukan audit operasional,
menggunakan jasa akuntan forensic, melakukan evaluasi atas kas, melakukan
penelitian atau stok opname atas persediaan/aset, rekonsiliasi atas Bank,
menggunakan software untuk kecurangan (fraud).
Menurut (Lusi dkk, 2019) penelitian pada CV. Agung Mas Motor Kota Sukabumi
mengenai pencegahan kecurangan dipengaruhi oleh Pengendalian internal. Hal
tersebut dapat dibuktikan melalui uji hipotesis dalam hasil penelitian yang
menerangkan sebesar 44% Pengendalian Internal memengarugi Pencegahan
Kecurangan sedangkan peneliti tidak meneliti 56% faktor sisanya.
Menurut Rozmita Dewi Yuniarti (2017), yang signifikan memengaruhi encegahan
penipuan adalah pengendalian internal. Hal ini seirama dengan penyampaian
Mappanyuki et al. (2012) yang menerangkan bahwa adanya pengaruh signifikan dan
positif terhadap penerapan pengendalian intern baik sebagian atau secara
bersamaan pada pencegahan penipuan pengadaan. Hal ini mendukung teori
Albrecht et al. (2012) bahwa penerapan yang baik dari pengendalian internal adalah
cara yang banyak digunakan dalam pencegahan penipuan.
Menurut (Eko dkk, 2021) peningkatan kemampuan dalam hal mendeteksi
kecurangan dapat dilakukan dengan ketelitian pengendalian internal. Teknologi bisa
dimanfaatkan dalam peningkatan efektifitas pengendalian internal. meningkatkan
kualitas pengendali dan meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan
Pengendali internal yang preventif. Proteksi terhada kecurangan ini meruahan hasil
dari Sistem pengendalian internal yang. Budaya jujur menuju organisasi yang
berintegritas dapat dibangun dengan pengendali internal yang memadai dan
proaktif. Secara konteks ditemukan beberapa temuan prinsip di beberapa ayat
dalam Alquran mengenai pencegahan kecurangan dengan pengendalian internal.
Dimulai dengan pentingnya kerja sama, integritas, tata kelola, pertanggung jawaban,
keadilan, pendidikan, kualitas kerja, teknologi, totalitas dalam berusaha dan
lingkungan sosial. Alquran tidak sekedar menawarkan solusi secara perspektif
material tetapi juga dengan perspektif spiritual
Menurut (Aprila Firli Damayanti, 2021) KPMG dalam (Goal, 2014), menjelaskan
bahwa penyebab tertinggi terjadinya kecurangan adalah lemahnya pengendalian
internal. Hal tersebut menjadi resiko yang harus pemerintah hadapi karena
pengendalian internal yang gagal memengaruhi pencegahan terjadinya fraud.
Menurut (Sukadwilinda dkk, 2013) Disimpulkan dari hasil penelitian bahwa yang
pengaruh secara signifikan terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) Kas pada PT.
Bank Mandiri (Persero), Tbk Area Asia Afrika adalah Pengendalian Internal.
Penelitian Glenardy dkk, (2022) menunjukkan bahwa tindakan pencegahan
kecurangan secara signifikan dan positif dipengaruhi oleh sebagian besar Kualitas
Audit. Sementara itu, untuk Internal Audit, Pengendalian Internal, dan Good
Corporate Governance tidak memengaruhi secara signifikan pada Pencegahan
kecurangan (fraud).
Penelitian Rizky dkk (2016) mengungkapkan bahwa beberapa kelemahan
pengendalian internal telah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab tipuan.
Kontrol internal yang buruk menyebabkan penipuan. Penerapan pengendalian intern
yang baik diharapkan dapat mencegah kecurangan dalam pembiayaan, sehingga
bank dapat mencapai tujuannya. Selain itu, risiko internal atau eksternal yang
mungkin terkait dengan pembiayaan dapat diminimalkan melalui pengawasan yang
memadai.
Menurut (Haerunnisa dkk), hasil analisis data Pencegahan Kecurangan di PT. PLN
UP 3 Palopo diengaruhi oleh pengendalian internal (X), dapat dilihatnya hal tersebut
dengan nilai yang signifikan sebesar 0,00 < 0,05 dan nilai t terhitung 4.120 > t table
1,670. Sebesar 54.5 % merupakan pengaruh antara pencegahan kecurangan
terhadap variabel pengendalian internal sedangkan sebesar 45.5 % sisanya
berbagai faktor diluar penelitian. Hasil tersebut seirama dengan penelitian Nelcie
Valensya Mussa, et.al, (2020), Penelitian Pada Perusahan Umum mengenai
Pencegahan Kecurangan (Fraud). Pengaruh yang signifikan dan positif antara
pencegahan kecurangan terhadap pengendalian internal menjadi Hasil penelitian
yang didapatkan secara parsial.
I. SIMPULAN
Sebanyak 24 artikel yang menjadi bahan uji peneliti berasal dari sumber-sumber
yang didapat melalui pencarian Google Scholar. Metodologi penelitian
menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Studi yang digunakan
dalam penelitian adalah studi komparasi, dengan variabel independen yaitu variabel
pengendalian internal dan variabel dependennya adalah variabel pencegahan
kecurangan akuntansi. Pembahasan yang diperoleh bahwa peranan penting dalam
pencegahan fraud akuntansi di sebuah lembaga instansi dipegang oleh
pengendalian internal. Sistem pengendalian internal menjadi tolak ukur auditor saat
melakukan audit untuk menilai kinerja instansi dan memperkirakan tingkat
materialitas.
Mengacu dari aspek temuan pada artikel ditemukan 14 dari 24 artikel menyetujui
bahwa pengendalian internal linear dengan pencegahan kecurangan akuntansi.
Sedangkan 10 artikel lainnya berpendapat bahwa terdapat faktor yang lebih
berpengaruh terhadap kecenderungan terjadinya fraud seperti kompensasi yang
diberikan, budaya etis, moralitas individu pegawai, komitmen organisasi, etika
auditor internal, ketaatan aturan akuntansi, kualitas audit internal, factor spiritual,
dan faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
Saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya yaitu menambah jumlah
sumber artikel yang diteliti serta menambah variable. Masih terdapat kemungkinan
bahwa ada temuan lain yang mengungkapkan hasil dan factor yang berbeda dengan
kebanyakan peneliti sebagaimana yang dimasukkan dalam artikel oleh Sitti Marwa
dkk. (2020), keadilan organisasional bukan menjadi satu-satunya faktor yang dapat
memengaruhi kecurangan, adanya faktor lain yaitu setiap individu memiliki
keserakahan (Sitarahmi 2016).

Anda mungkin juga menyukai