Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/313709205

PENGARUH PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD (


Studi Kasus Pada PT. Tolan Tiga Indonesia)

Article · October 2016

CITATIONS READS

5 10,888

1 author:

Suginam Gienam
STMIK Budi Darma
19 PUBLICATIONS   213 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Sistem Informasi View project

Sistem Informasi Akuntansi View project

All content following this page was uploaded by Suginam Gienam on 15 February 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XV, Nomor: 1, Oktober 2016 ISSN : 2301-9425

PENGARUH PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN


FRAUD ( Studi Kasus Pada PT. Tolan Tiga Indonesia)
Suginam

Dosen Tetap STMIK Budidarma Medan


Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang limun Medan
http\\ stmik-budidarma.ac.id// Email: Suginam.icha@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur adanya perbuatan yang melanggar hukum,
dilakukan oleh orang dalam dan dari luar organisasi, untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok, dan
secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain Tempat penelitian ini di Head Office PT. Tolan
Tiga Indonesia yang beralamat di Gedung BANK SUMUT Jalan Imam Bonjol No. 18 Lantai 7 Medan.Variabel
independen dan dependen dalam penelitian ini adalah internal audit dan fraud. Kondisi ini memperlihatkan
bahwa internal Audit perusahaan sangat memiliki peran yang besar di dalam perusahaan untuk mengendalikan
dan mengevaluasi aktivitas kegiatan perusahaan terutama dalam pencegahan fraud. Berdasarkan penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa

Kata kunci : fraud, internal audit

1. PENDAHULUAN menangkal pelaku potensial, mempersempit ruang


1.1 Latar belakang masalah gerak, dan mengidentifikasi kegiatan yang beresiko
The Institute of Internal Auditor (IIA), The tinggi terjadinya fraud.Peran utama pencegahanfraud
American Institute of Certified Public Accountants terletak pada pimpinan organisasi baik pada pimpinan
(AICPA), dan Association of Certified Examiner tertinggi maupun pada setiap lini organisasi.
(ACFE) mendefinisikan Fraud dalam buku Managing Tindakan dari Komite Audit, Audit Internal
the Business Risks of Fraud: A Practical Guide(2006) yang juga menerapkan praktik professional akuntansi
sebagai berikut : Fraud is any intentional act or forensik / audit forensic dan audit investigasi di dalam
omission designed to deceive others, resulting in the penugasannya,dan peningkatan Pengendalian Intern
victim suffering a loss and/or the perpetrator (COSO, 2013) yang terdiri dari 5 (lima) elemen yaitu
achieving a gain. Menurut kamus Inggris-Indonesia Lingkungan Pengendalian (Control Environment),
terbitan Gramedia Pustaka (Echols, 2002), fraud Penaksiran Resiko (Risk Assesment), Aktivitas
diterjemahkan sebagai penipuan, kecurangan atau Pengendalian (Control Activities), Informasi dan
penggelapan.Sedangkan menurut Kamus Besar Komunikasi (Information and Communication), dan
Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2005), Pemantauan (Monitoring)yang pengawasannya
Kecurangan berarti ketidakjujuran dan dijalankan oleh Audit Internal telah dengan baik
keculasan.Sehingga dapat diperoleh kesimpulan dijalankan yakni salah satunya dengan pemberian
bahwa fraud memiliki unsur-unsur adanya perbuatan hukuman dan perbaikan prosedur kerja dan aturan
yang melanggar hukum, dilakukan oleh orang dalam kebijakanyang merupakan bagian dari tindak lanjut
dan dari luar organisasi, untuk mendapatkan atas tindakan yang disarankan oleh komite audit
keuntungan pribadi atau kelompok, dan secara (Suggested Action by Committee) atas inisiasi dari
langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain Audit Internal.
Fraud di beberapa negara berkembang pada saat ini Seiring dengan semakin berkembangnya
semakin parah baik secara kualitas maupun kuantitas. perusahaan, maka kegiatan dan masalah yang dihadapi
Fraud yang terjadi dimana-mana dan tidak perusahaan akan semakin kompleks sehingga semakin
diskriminatif dalam kejadiannya ini membuat tidak sulit untuk mengawasi seluruh kegiatan dan operasi
ada organisasi yang kebal terhadapnya, sementara perusahaan, dimana semakin besar kemungkinan
masih banyak organisasi perusahaan yang terjebak untuk terjadinya fraud. Masalah-masalah fraud yang
dengan pola pikir “tidak bisa terjadi disini” sehingga muncul dalam perusahaan merupakan tanda bahwa
memicu diperlukannya suatu sistem dan langkah terdapat fungsi di dalam perusahaanyang tidak
pencegahan dan pendeteksian fraud yang dapat secara dilaksanakan secara taat dan konsisten, dampaknya
efektif mengurangi kemungkinan menurunnya laba tata kelola perusahaan menjadi tidak sehat.Mengatasi
dan dampak potensial kerugiandan kebangkrutan hal ini, yang harus diberdayakan secara konsisten
perusahaan. adalah peran audit internal yang dapat memicu
Menurut Karyono (2013), pencegahan fraud terlaksananya pengendalian risiko manajemen, sistem
adalah merupakan segala daya dan upaya untuk pengendalian intern, dan komite audit yang
Pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan fraud ( studi kasus pada pt. Tolan tiga indonesia) 23
oleh : Suginam
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XV, Nomor: 1, Oktober 2016 ISSN : 2301-9425

mempunyai peran penting dalam berbagai aspek perusahaan publik maupun privat. Audit internal
organisasiyang termasuk di dalamnya adalah membantu organisasi untuk mencapai tujuannya,
pencegahan fraud.Audit internal harus memiliki melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur
jumlah dan kualitas sumber daya manusia yang cukup untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
dan memiliki kompetensi yang memadai. pengelolaan resiko, pengendalian dan proses tata
Keberadaan sebuah mekanisme yang dapat kelola perusahaan.
membantu memastikan efektivitas pengawasan dalam Peran audit internal akan semakin dapat
proses operasional juga merupakan faktor penting diandalkan dalam mengembangkan dan menjaga
dalam masalah ini. Pembentukan komite audit dan efektivitas sistem pengendalian internal, pengelolaan
juga fungsi audit internal diharapkan mampu resiko dan tata kelola perusahaan yang baikguna
meningkatkan fungsi pengawasan tersebut, sebab menopang terwujudnya suatu perusahaan yang sehat.
kedua fungsi ini termasuk ke dalam pilar struktur tata Suatu mekanisme dalam sistem pengendalian internal
kelola, di samping pilar lainnya seperti dewan merupakan salah satu sarana utama untuk dapat
komisaris, dewan direksi, manajemen senior, auditor memastikan bahwa pengelolaan perusahaan telah
eksternal, dan shareholder. Komite Audit dibentuk dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
dalam rangka mengoptimalkan kinerja dewan baik.Perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis
komisaris. Dengan adanya pengawasan yang optimal dan era globalisasi menuntut dikembangkannya suatu
dari dewan komisaris akan membantu mengelola sistem dan paradigma baru dalam pengelolaan bisnis
perusahaan dengan efisien dan efektif sesuai dengan dan industri.
aturan dan perundangan yang berlaku. Cattrysse (2002) mengatakan bahwa tindakan
Fungsi audit internal, sebab keberadaan fungsi Fraud dapat diminimumkan denganpenerapan
ini diharapkan dapat menciptakan mekanisme corporate governance, juga ECIIA (1999) dan
pengawasan terutama untuk memastikan bahwa Cattrysse (2002) menyatakanbahwa Auditor Internal
sumberdaya yang ada dalam perusahaan telah yang baik dapat mencegah Kecurangan. Dibagian lain
digunakan secara ekonomis dan efektif dan Cattrysse(2002) menyatakan secara umum ada tiga
pengendalian intern dapat memberikan kepastian lebih alat pencegahan Kecurangan yaitu: Tata
besar bahwa informasi yang dihasilkan dapat KelolaPerusahaan, pimpinan organisasi yang baik
dipercaya. Audit internal juga dapat menjadi (bersih), dan penerapan PengendalianInternal.
barometer standar perilaku di dalam organisasi PT. Tolan Tiga Indonesia Medan merupakan
melalui aktivitas pengawasan yang dilakukan secara salah satu perusahaan yang wilayah kerjanya
berkesinambungan, yang mendorong terciptanya iklim menyebar di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera
kerja yang efisien.Audit internal menjadi sebuah Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Jawa Barat
fungsi yang berperan aktif sebagai mitra manajemen memiliki banyak pihak yang berkepentingan terhadap
dalam pencegahan fraud. perusahaan yang dikenal sebagai stakeholders
Jones dan Bates (1990) dalam Firma perusahaan. Hal ini membuat manajemen PT. Tolan
Sulistyawati (2003) menyatakan bahwa auditorharus Tiga Indonesia Medan menyadari pentingnya peran
mewaspadai terhadap penipuan, dan mengambil audit internal yang baik guna membantu perusahaan
langkah segera untukmengivestigasi kecurigaannya. dalam mencegah adanya fraud.
Dalam bagian lain Sulistiyawati (2003) juga Berdasarkan best practice dan uraian di atas,
menyatakanjika Fraud auditor dapat bekerja dengan ditekankan bahwa penelitian ini memiliki perbedaan
baik maka tindakan Kecurangan (Fraud) dengan penelitian sebelumnya dikarenakan
dapatdikurangi bahkan diberantas, sehingga akan pengambilan sudut pandang dari segi studi kasus pada
terwujud Tata Kelola Perusahaan. perusahaan dengan jenis private company, sehingga
Dalam pelaksanaan pengendalian dapat bisa menyentuh kepada hal-hal yang lebih teknis.Oleh
dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen audit dengan judul “Pengaruh Peran Audit Internal
internal. Pihak manajemen dapat membentuk suatu terhadap Pencegahan Fraud (Studi Kasus Pada PT.
departemen audit intern yang diberi wewenang untuk Tolan Tiga Indonesia)”.
melakukan pengawasan dan penilaian terhadap 2. LANDASAN TEORI
pengendalian intern perusahaan. Sistem pengendalian 2.1 Fraud
intern dimaksudkan untuk melindungi harta milik Korupsi merupakan istilah umum yang lazim
perusahaan, menilai kecermatan dan keandalan data digunakan di khalayak ramai ataupun ruang publik di
pelaporan, meningkatkan efektifitas dan efisiensi Indonesia untuk menggambarkan fraud, yaitu tindakan
operasional perusahaan dan mendorong ditaatinya merugikan orang lain dengan cara-cara yang tidak
aturan dan kebijaksanaan manajemen yang telah jujur dengan tujuan mengambil keuntungan untuk diri
ditetapkan.Audit internal modern menyediakan jasa- pribadi maupun kelompok dan golongannya. Hal ini
jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian dianggap kurang tepat karena sejatinya korupsi adalah
kontrol, kinerja, resiko, dan tata kelola (governance) salah satu bagian cabang dari fraud di dalam Fraud

Pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan fraud ( studi kasus pada pt. Tolan tiga indonesia) 24
oleh : Suginam
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XV, Nomor: 1, Oktober 2016 ISSN : 2301-9425

Tree menurut Association of Certified Examiner c. Tingkat complain yang tinggi terhadap
(ACFE). perusahaan dari pihak konsumen, pemasok,
Menurut kamus Inggris-Indonesia, fraud atau badan otoritas
diterjemahkan sebagai penipuan, kecurangan atau d. Terdapat kelebihan persediaan yang
penggelapan.Sedangkan menurut Kamus Besar signifikan
Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, Kecurangan e. Dan lain-lain
berarti ketidakjujuran dan keculasan. Banyak pakar 2. Gejala fraud pegawai :
dan organisasi profesi memberikan definisi fraud yang a. Pengeluaran tanpa dokumen pendukung
sedikit berbeda karena cara melakukan fraud juga b. Kekurangan barang yang diterima
berbeda, sehingga definisi fraud juga berbeda. c. Kemahalan barang yang dibeli
Meskipun demikian, berbagai definisi fraud tersebut d. Faktur ganda dan penggantian mutu barang
secara prinsip tidak berbeda. Definisi fraud lebih e. Penghancuran, penghilangan, pengrusakan
ditekankan pada konsekuensi hokum seperti dokumen pendukung pembayaran
penggelapan, pencurian dengan tipu muslihat, f. Dan lain-lain
penyalahgunaan wewenang, kecurangan laporan Penelitian tradisional tentang fraud dilakukan
keuangan, dan bentuk kecurangan lain yang dapat pertama kali oleh Dr. Donald Cressey pada tahun
merugikan orang lain dan menguntungkan pelakunya. 1950 salah seorang pendiri ACFE, yang menimbulkan
Association of Certified Examiner (ACFE) pertanyaan mengapa fraud dapat terjadi.Hasil dari
mendefinisikan Fraud dalam Fraud Examiners Manual penelitian itu memunculkan factor-faktor pemicu
2006 sebagai berikut : fraud yang saat ini dikenal dengan “Fraud
Triangle”.Dalam teori Fraud Triangle, perilaku fraud
Fraud is an intentional untruth or dishonest
didukung oleh tiga unsur yaitu adanya tekanan,
scheme used to take deliberate and unfair
kesempatan, dan pembenaran. Tiga unsur itu
advantage of another person or group of
digambarkan dalam segitiga sama sisi karena
person it include any mean, such cheat another.
bobot/derajat ketiga unsur itu sama.
fraud juga dapat diistilahkan sebagai
1. Tekanan, ialah dorongan untuk melakukan fraud
kecurangan yang mengandung makana suatu
yang terjadi pada karyawan (employee fraud)
penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum yang
dan oleh manajer (management fraud) antara lain
dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu
karena tekanan keuangan, kebiasaan buruk,
misalnya menipu atau memberikan gambaran keliru
lingkungan kerja, dan keluarga.
(mislead) kepada pihak-pihak lain, yang dilakukan
2. Kesempatan, timbul terutama karena lemahnya
oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari luar
pengendalian intern untuk mencegah dan
organisasi. Kecurangan dirancang untuk mendapatkan
mendeteksi kecurangan. Kesempatan juga bisa
keuntungan baik pribadi maupun kelompok golongan
timbul karena lemahnya sanksi, dan ketidak
yang memanfaatkan peluang-peluang secara tidak
mampuan menilai kualitas kinerja.
jujur, yang secara langsung maupun tidak langsung
3. Pembenaran, antara lain karena pelaku
merugikan pihak lain. Sehingga dapat diperoleh
menganggap bahwa yang dilakukan sudah
kesimpulan bahwa fraud memiliki unsur-unsur adanya
merupakan hal yang biasa/wajar dilakukan oleh
perbuatan yang melanggar hokum, dilakukan oleh
orang lain pula. Pelaku merasa berjasa besar
orang dalam dan dari luar organisasi, untuk
terhadap perusahaandan seharusnya ia menerima
mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok, dan
lebih banyak dari yang seharusnya diterimanya.
secara langsung maupun tidak langsung merugikan
Pelaku menganggap tujuannya baik untuk
pihak lain.
mengatasi masalah, nanti akan dikembalikan.
2.2 Gejala dan Penyebab Fraud 2.3 Pengertian Audit Internal
Audit internal merupakan pengawasan manajerial
Pelaku fraud dapat diklasifikasikan ke dalam dua
yang fungsinya mengukur dan mengevaluasi sistem
kelompok, yaitu manajemen dan pegawai
pengendalian dengan tujuan membantu semua anggota
karyawan.Fraud yang dilakukan oleh manajemen
manajemen dalam mengelola secara efektif
umumnya lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan pertanggungjawabannya dengan cara menyediakan
yang dilakukan oleh pegawai karyawan.Oleh karena analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar-
itu, perlu diketahui gejala yang menunjukkan adanya
komentar yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
fraud tersebut.
yang ditelaah. Ikatan Auditor Internal (Institute of
1. Gejala fraud manajemen : Internal Auditors – IIA) dikutip oleh Messier (2005:
a. Ketidak cocokan di antara manajemen 514), mendefinisikan audit internal sebagai berikut :
puncak Audit intern adalah aktivitas independen, keyakinan
b. Moral dan motivasi karyawan rendah obyektif, dan konsultasi yang dirancang untuk
menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi. Audit intern ini membantu organisasi
Pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan fraud ( studi kasus pada pt. Tolan tiga indonesia) 25
oleh : Suginam
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XV, Nomor: 1, Oktober 2016 ISSN : 2301-9425

mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan bagian atau unit benar-benar telah melaksanakan
sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan kebijakan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan
meningkatkan efektivitas manajemen resiko, oleh manajemen puncak. Perusahaan perkebunan
pengendalian, dan proses tata kelola. memiliki kedudukan yang penting dalam
Definisi ini mengandung pengertian bahwa perekonomian dan pembangunan, maka fungsi audit
audit intern merupakan suatu aktivitas yang dilakukan internal menjadi semakin penting. Secara umum dapat
untuk membantu manajemen dalam penyediaan dikatakan bahwa fungsi audit intern bagi manajemen
informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan adalah untuk menjamin pelaksanaan
perusahaan. Pelaksanaan audit intern dilakukan secara operasional yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan
independen dan obyektif yang berarti tidak yang berlaku.Di dalam perusahaan, audit intern yang
terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat merupakan fungsi staf, tidak memiliki wewenang
dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit untuk langsung memberi perintah kepada pegawai,
yang diperoleh dari pelaksanaan audit internal secara juga tidak dibenarkan untuk melakukan tugas-tugas
independen dan obyektif tersebut akan dapat operasional dalam perusahaan yang sifatnya di luar
diandalkan oleh para pengguna informasi. Kegiatan kegiatan pemeriksaan.
penilaian ini bersifat independen bukanlah dalam arti 2.4 Audit Internal yang efektif
absolut yang berarti bebas dari semua ketergantungan, Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
tetapi mengandung pengertian bahwa internal auditor dari kegiatan usaha suatu perusahaan, adanya suatu
bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang departemen audit internal yang efektif sangat
diperiksanya sehingga diharapakan akan dapat diperlukan. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus
memberikan penilaian yang objektif. Definisi tersebut diperhatikan agar suatu perusahaan dapat memiliki
juga tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor departemen audit internal yang efektif dalam
internal, tetapi juga menyatakan lingkup yang luas membantu manajemen dengan memberikan analisa,
dari audit internal modern yang lebih menekankan penilaian, dan saran mengenai kegiatan yang
pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan diperiksanya, Sawyers (2005:52).
dengan resiko, tata kelola, dan pengendalian. Dan a. Departemen audit internal harus mempunyai
Mulyadi (2002:29) menyatakan bahwa: Auditor intern kedudukan independen dalam organisasi
adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan perusahaan, yaitu tidak terlibat dalam kegiatan
(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) operasional yang diperiksanya.
yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah b. Departemen audit internal harus mempunyai
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh uraian tugas tertulis yang jelas sehingga dapat
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik mengetahui tugas, wewenang, dan tanggung
atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan jawabnya. Departemen audit internal harus
organisasi, menentukan keandalan informasi yang pula memiliki internal audit manual yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Dari berguna untuk:
definisi tersebut dapat dilihat beberapa lingkup tugas 1) mencegah terjadinya penyimpangan dalam
auditor internal dalam perusahaan yang bertujuan pelaksanaan tugas,
untuk menilai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha 2) menentukan standar untuk mengukur dan
dan juga pengendalian internal yang telah dijalankan. meningkatkan performance,
Selanjutnya Agoes (2004: 221) memberikan 3) memberi keyakinan bahwa hasil akhir
pendapatnya mengenai audit internal sebagai berikut : departemen audit internal telah sesuai
Internal Audit (pemeriksaan intern) adalah dengan requirement kepala audit internal.
pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal c. Departemen audit internal harus memiliki
audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan, dukungan yang kuat dari top management.
dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan Dukungan yang kuat dari top management
terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah tersebut dapat berupa:
ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan a. penempatan departemen audit internal
pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan dalam posisi yang independen,
profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya b. penempatan staf audit dengan gaji yang
peraturan dibidang perpajakan, pasar modal, rationable,
lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi c. penyediaan waktu yang cukup dari top
dll.Ketentuan dari ikatan profesi misalnya standar management untuk membaca,
akuntansi keuangan. Pemeriksaan yang dilakukan mendengarkan dan mempelajari laporan-
oleh bagian internal audit perusahaan terhadap laporan laporan yang dibuat oleh departemen audit
keuangan dan catatan akuntansi bertujuan untuk internal dan tanggapan yang cepat dan tegas
mengetahui apakah pembukuan dan laporan keuangan terhadap saran-saran perbaikan yang
tersebut telah menunjukan gambaran aktivitas yang diajukan.
sebenarnya dan untuk mengetahui apakah setiap

Pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan fraud ( studi kasus pada pt. Tolan tiga indonesia) 26
oleh : Suginam
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XV, Nomor: 1, Oktober 2016 ISSN : 2301-9425

d. Departemen audit internal harus memiliki e. menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam
sumber daya yang profesional, berkemampuan, melaksanakan tugas yang diberikan oleh
dapat bersikap objektif dan mempunyai manajemen,
integritas serta loyalitas yang tinggi. f. menyarankan perbaikan-perbaikan operasional
e. Departemen audit internal harus bersifat dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
koperatif dengan akuntan publik. efektivitas.
f. Harus diadakannya rotasi dan kewajiban 2.6 Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal
mengambil cuti bagi pegawai departemen audit Fungsi audit internal merupakan kegiatan yang
internal. bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan
g. Pemberian sanksi yang tegas kepada pegawai dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan
yang melakukan kecurangan dan memberikan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen
penghargaan kepada mereka yang berprestasi. dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan
h. Menetapkan kebijakan yang tegas mengenai cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan
pemberian-pemberian dari luar. komentar-komentar penting terhadap kegiatan
i. Mengadakan program pendidikan dan pelatihan manajemen. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor
untuk meningkatkan kemampuan pegawai internal melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini :
dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya a. Pemeriksaan dan penilaian terhadap
sebagai auditor internal. efektifitas struktur pengendalian internal dan
2.5 Tujuan Audit Internal mendorong penggunaan struktur
Direksi harus menyusun dan melaksanakan pengendalian internal yang efektif dengan
sistem pengendalian internal perusahaan yang handal biaya yang minimum.
dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja b. Menentukan sampai seberapa jauh
perusahaan serta memenuhi peraturan perundang- pelaksanaan kebijakan manajemen puncak
undangan. Satuan kerja atau fungsi pengawasan dipatuhi.
internal bertugas membantu direksi dalam memastikan c. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan
pencapaian tujuan dan kelangsungan usaha dengan: perusahaan dipertanggungjawabkan.
a. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan d. Menentukan keandalan informasi yang
program perusahaan, dihasilkan oleh berbagai bagian dalam
b. Memberikan saran dalam upaya memperbaiki perusahaan.
efektivitas proses pengendalian risiko, e. Memberikan rekomendasi perbaikan
c. Melakukan evaluasi kepatuhan perusahaan kegiatan-kegiatan perusahaan.
terhadap peraturan perusahaan, pelaksanaan Audit internal yang modern tidak lagi terbatas
GCG dan perundang-undangan, fungsinya dalam bidang pemeriksaan keuangan tetapi
d. Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit sudah meluas kebidang lainnya seperti audit
oleh audit eksternal. manajemen, audit lingkungan hidup, audit kepatuhan
Tujuan audit internal adalah untuk membantu dan sudah mencakup konsultasi yang didesain untuk
anggota organisasi untuk melaksanakan tanggung menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi
jawabnya secara efektif. Untuk mencapai tujuan ini, suatu organisasi.
staf audit internal diharapkan dapat memenuhinya Fungsi audit internal menjadi semakin penting
dengan analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi sejalan dengan semakin kompleksnya operasional
dan informasi tentang kegiatan yang ditelaah. Untuk perusahaan. Manajemen tidak mungkin dapat
mencapai tujuan tersebut, auditor internal harus mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan,
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: karena itu manajemen sangat terbantu oleh fungsi
a. menelaah dan menilai kebaikan, memadai audit intern untuk menjaga efisiensi dan efektivitas
tidaknya penerapan dari sistem pengendalian kegiatan.
internal dan pengendalian operasional lainnya, Menurut Guy (2002:410) “ruang lingkup audit
serta mengembangkan pengendalian yang internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi yang
efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal, memadai serta efektivitas sistem pengendalian internal
b. memastikan ketaatan terhadap kebijakan, organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan
rencana dan prosedur-prosedur yang telah tanggung jawab yang dibebankan”. Berikut ini adalah
ditetapkan oleh manajemen, ruang lingkup audit internal yang meliputi tugas-
c. memastikan seberapa jauh harta perusahaan tugasnya :
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari a. Menelaah reliabilitas dan integritas informasi
kemungkinan terjadinya segala bentuk keuangan dan operasi serta perangkat yang
pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan, digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
d. memastikan bahwa pengolahan data yang mengklasifikasi serta melaporkan informasi
dikembangkan dalam organisasi dapat semacam itu.
dipercaya,

Pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan fraud ( studi kasus pada pt. Tolan tiga indonesia) 27
oleh : Suginam
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XV, Nomor: 1, Oktober 2016 ISSN : 2301-9425

b. Menelaah sistem yang ditetapkan untuk rekomendasi yang mempunyai dampak jangka
memastikan ketaatan terhadap kebijakan, pendek.
perencanaan, prosedur, hukum dan peraturan b. Konsultan
yang dapat memiliki pengaruh signifikan Melalui peran ini, manajemen akan melihat
terhadap operasi dan laporan serta menentukan bahwa selain sebagai watchdog, auditor
apakah organisasi telah mematuhinya. internal dapat memberikan manfaat lain berupa
c. Menelaah perangkat perlindungan aktiva dan saran dalam pengelolaan sumber daya
secara tepat memverifikasi keberadaan aktiva organisasi yang dapat membantu tugas para
tersebut. manajer. Peran konsultan membawa auditor
d. Menilai keekonomisan dan efisiensi sumber internal untuk selalu meningkatkan
daya yang dipergunakan. pengetahuan baik tentang profesi auditor
e. Menelaah informasi atau program untuk maupun aspek bisnis, sehingga dapat
memastikan apakah hasilnya konsisten dengan membantu manajemen dalam memecahkan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta masalah.
apakah operasi atau program itu telah c. Katalis
dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Katalis adalah suatu zat yang berfungsi untuk
Ruang lingkup penugasan Fungsi Audit mempercepat reaksi namun tidak ikut
Internal yang terdapat dalam Standard Profesi Audit bereaksi.Peran auditor internal sebagai
Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi katalisator yaitu memberikan jasa kepada
Profesi Audit Internal (2004:20) yaitu “ fungsi audit manajemen melalui saran-saran konstruktif dan
internal melakukan evaluasi dan memberikan dapat diaplikasikan bagi kemajuan perusahaan
kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan namun tidak ikut dalam aktivitas operasional
risiko, pengendalian, dan governance, dengan perusahaan.
pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh ’’. Hipotesis merupakan jawaban ataupun dugaan
Maksud dari pernyataan tersebut ialah audit sementara terhadap suatu masalah yang dihadapi, yang
internal membantu organisasi dengan cara masih akan diuji kebenarannya lebih lanjut melalui
mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan analisa data yang relevan dengan masalah yang
dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan terjadi. Hipotesis penelitian ini adalah Audit internal
pengelolaan resiko dan sistem pengendalian intern. berpengaruh terhadap pencegahan fraud.
Berdasarkan hasil penilaian resiko tersebut, fungsi 3. Metodologi Penelitian
audit internal mengevaluasi kecukupan dan efektifitas Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu
sistem pengendalian internal, yang mencakup suatu proses menemukan pengetahuan yang
governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi menggunakan data berupa angka sebagai alat
organisasi. menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin
2.7 Peran Audit Internal diketahui (Kasiran, 2008:149).
Dalam perkembangannya, peran yang dijalankan Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang
auditor internal dapat digolongkan dalam tiga jenis, bersifat konfirmasi dan deduktif karena menguji
yaitu sebagai watchdog, konsultan, dan katalis. hipotesis dari suatu teori dengan kenyataan yang ada
Dalam perkembangannya, peran yang dengan mendasarkan pada data ilmiah dalam bentuk
dijalankan auditor internal dapat digolongkan dalam angka atau numerik, sehingga penelitian kuantitatif
tiga jenis, yaitu sebagai watchdog, konsultan, dan diidentikkan dengan penelitian numerik. Penarikan
katalis. kesimpulan pada penelitian kuantitatif bersifat
a. Watchdog deduktif yaitu menarik kesimpulan dari sesuatu yang
Watchdog adalah peran tertua dari auditor bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini
internal yang mencakup pekerjaan berangkat dari teori-teori yang membangun Tempat
menginspeksi, observasi, menghitung, cek dan penelitian ini di Head Office PT. Tolan Tiga Indonesia
ricek.Adapun tujuannya adalah memastikan yang beralamat di Gedung BANK SUMUT Jalan
ketaatan terhadap hukum, peraturan dan Imam Bonjol No. 18 Lantai 7 Medan.Variabel
kebijakan organisasi. Proses audit yang independen dan dependen dalam penelitian ini adalah
dilakukan adalah audit kepatuhan. Fokus sebagai berikut :
pemeriksaannya adalah adanya variasi atau 1. Fraud (Y)
penyimpangan dalam sistem pengendalian Pencegahan fraud adalah tindakan yang dapat
internal.Audit kepatuhan mengidentifikasi dilakukan untuk menghindari orang untuk
penyimpangan sehingga dapat dilakukan berbohong, menjiplak, dan mencuri, memeras,
koreksi terhadap sistem pengendalian internal. memanipulasi, kolusi dan menipu orang lain
Oleh karena sifat pekerjaannya, peran dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri
watchdog biasanya akan menghasilkan atau orang/kelompok lain dengan cara melawan
hukum. (Suradi, 2006). Sub variabel variabel
Pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan fraud ( studi kasus pada pt. Tolan tiga indonesia) 28
oleh : Suginam
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XV, Nomor: 1, Oktober 2016 ISSN : 2301-9425

pencegahan kecurangan adalah menciptakan signifikansinya lebih besar dari 0.05 (p = 0.200 >
budaya kejujuran, terbukaan dan asistensi, 0.05).
Menghilangkan kesempatan untuk berbuat b. Uji Mutikolonieritas
curang,( W.Steve Albrect, et.,all., 2003). Untuk Uji Multikolonieritas adalah keadaan dimana pada
melakukan pengukuran variabel X dan Y, model regresi ditemukan adanya korelasi yang
digunakan kuesioner yang dinilai dengan sempurna atau mendekati sempurna antar variabel
menggunakan skala Likert. Pertanyaannya indenpenden.
diukur dengan menggunakan 5 skala Likert,
dimana yang dimulai dari kala 1 “sangat tidak
setuju”sampai skala 5 yang menunjukan “sangat
setuju”.
2. Audit Internal (X1)
4. Hasil Dan Pembahasan
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan
dijadikan objek dalam melakukan penelitian dan Dependent Variable: Fraud
pengujian data. Data penelitian yang diperoleh berupa Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa hasil
data kuesioner yang diperoleh dari 50 responden . perhitungan nilai tolerance menunjukkan bahwa
Pengujian data dalam analisis penelitian ini semua variable yang digunakan dalam penelitian ini
digunakan Analisis Regresi. Dimana dalam memiliki tolerance yang lebih besar dari 0.10. Hasil
penggunaan Analisis Regresi harus ada terlebih perhitungan Variance Inflation Factor (VIF)
dahulu terpenuhinya uji prasyarat atau uji asumsi menunjukkan bahwa semua variabel independen yang
klasik. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai VIF
uji asumsi klasik yaitu Uji Normalitas, Uji lebih kecil dari 10. Artinya bahwa variabel-variabel
Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji independen penelitian tidak menunjukkan adanya
Autokorelasi. gejala Multikolonieritas dalam model regresi.
1. Uji Asumsi Klasik Sehingga dapat dikatakan data perusahaan layak
a. Uji Normalitas diteliti.
Pendeteksian normalitas dilakukan dengan Uji c. Uji Heteroskedastisitas
One Sample Kolmogorov Smirnov, untuk Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
mengetahui apakah nilai residual yang dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dihasilkan akan terdistribusi secara normal atau dari observasi yang lain. Perbedaan varians yang
tidak, jika uji signifikan lebih dari 0,05 maka terjadi disebut heteroskedastisitas.
data residual terdistribusi normal. Dan jika uji
signifikan lebih kecil dari 0,05 maka data
residual tidak terdistirbusi normal. Hasil uji
One Sample Kolmogorov Smornov dapat dilihat
sebagi berikut :

Dari gambar hasil uji Heterokedastitas terlihat titik-


titik menyebar secara acak baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y, dan juga terlihat titik-
titik tersebut membentuk suatu pola tertentu. Hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedistisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi keputusan memilih berdasarkan
masukan dari variabel bebasnya.
a. Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak
memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi
autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak
baik atau tidak layak dipakai sebagai prediksi.
Berdasarkan tabel besarnya Kolmogorov-
Smirnov (K-S) adalah 0.062 dan signifikansi pada
0.200 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam Dari hasil olah data diatas, diketahui uji asumsi
model regresi terdistribusi secara normal, karena nilai klasik autokorelasi melalui Durbin-Watson (DW) test
Pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan fraud ( studi kasus pada pt. Tolan tiga indonesia) 29
oleh : Suginam
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XV, Nomor: 1, Oktober 2016 ISSN : 2301-9425

= 2.401 yang artinya nilai DW 2.401 berkisar dari bahwa Audit Internal berpengaruh terhadap
1,66 – 2,92 maka disimpulkan data diatas tidak terjadi Pencegahan Fraud.
autokorelasi positif maupun negatif dengan demikian b. Uji f
dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. Uji simultan dilakukan untuk melihat
2. Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh variabel bebas terhadap variabel
Analisis regresi berganda adalah memprediksi terikat secara simultan/serempak.
beberapa variabel bebas (X) terhadap variabel
tergantung atau kriteria (Y) menggunakan formula.
Formula yang dapat dibuat dalam penelitian ini
dapat dibuat dalam persamaan sebagai berikut :
Y= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dari tabel Anova diatas dapat dilihat bahwa nilai F
Dalam penelitian ini digunakan adalah regresi hitung = 37.354 dan jika dilihat pada Residual 46 dan
Liner Berganda untuk mengetahui pengaruh Regression df 3 pada F tabel adalah 2.81 ini berarti
komite audit, Internal Auditor dan pengendalian H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan
intern terhadap pencegahan fraud pada PT. Tolan bahwa secara bersama-sama Audit Internal
Tiga Indonesia berpengaruh terhadap Pencegahan Fraud.
4. Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien Determinasi digunakan untuk
mengukur seberapa jauh model regresi dalam
menerangkan variasi variabel dependen.

Berdasarkan Tabel IV.13 di atas, dapat dibuat


persamaan sebagai berikut : Nilai R Square sebesar 0.709 yang menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel independen yaitu
Y = 30,005 + 0,419 X1 tAudit internal erhadap variabel dependen yaitu
Dari persamaan diatas maka : nilai Alpha (a) sebesar pencegahan fraud adalah sebesar 70.9% dan sisanya
30.006 menunjukkan bahwa jika variabel Audit 29.1% dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan
Internal bernilai konstan atau tetap maka tingkat dalam model penelitian.
Pencegahan Fraud bernilai 30.006. Tiap kenaikan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
nilai Audit Internal (x1) naik sebesar 1 maka Y akan menghasilkan beberapa pembahasan sebagai berikut :
naik sebesar 0.419 dengan asumsi semua variabel lain 5.KESIMPULAN DAN SARAN
tetap. 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian
3. Uji Hipotesis dan hipotesis penelitian serta hasil penelitian dan
a. Uji t pembahasan, maka dapat disimpulkan
Hasil uji pengaruh secara parsial variabel 1. Audit Internal berpengaruh terhadap pencegahan
peran komite audit, audit internal, dan 2. fraud. Dengan demikian kondisi ini
pengendalian interen terhadap pencegahan memperlihatkan bahwa internal Audit perusahaan
fraud dapat dilihat pada Uji t atau uji parsial sangat memiliki peran yang besar di dalam
digunakan untuk mengetahui pengaruh perusahaan untuk mengendalikan dan
secara parsial antara variabel independen mengevaluasi aktivitas kegiatan perusahaan
dengan variabel dependen. terutama dalam pencegahan fraud. Berdasarkan
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengujian
hipotesis dapat diterima.
5.2 Saran
1. Hendaknya dalam pencegahan fraud baik pihak
perusahaan tidak hanya bergantung pada bagian
komite audit, departemen Audit Internal dan
pengendalian intern saja, tetapi seluruh elemen di
Audit Internal dapat dilihat pada tabel diatas perusahaan bersama saling bekerja sama dalam
bahwa nilai t hitung sebesar 9.545. Nilai tersebut lebih pencegahan fraud dalam perusahaan sehingga
besar dari t tabel sebesar 2.01290, sehingga secara keseluruhan agar dapat meningkatkan
diinterprestasikan bahwa Audit Internal berpengaruh shareholder value, kepercayaan investor, kreditor,
terhadap Pencegahan Fraud. Berdasarkan signifikan, citra yang baikdari pemerintah dan masyarakat,
jika signifikan <0.05 maka h0 ditolak, jika signifikan sehingga perusahaan dapat berjalan jangka
>0,05 maka Ha diterima, dikarenakan uji t Audit panjang.
Internal <0,05(0.000<0,05 maka H0 ditolak, artinya
Pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan fraud ( studi kasus pada pt. Tolan tiga indonesia) 30
oleh : Suginam
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : XV, Nomor: 1, Oktober 2016 ISSN : 2301-9425

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat untuk mendapat hasil yang lebih mendalam dan
meneliti lebih dalam yang tidak hanya terbatas sangat disarankan juga bagi penelitian selanjutnya
pada variabel yang telah diteliti, melainkan perlu lebih memperluas objek penelitian kedalam studi
adanya penambahan atau perluasan terhadap kasus selain data sekunder.
variabel lainnya serta diharapkan dapat DAFTAR ISI
menggunakan cakupan obyek penelitian yang lebih 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar
luas dan hendaknya bisa menggunakan variabel Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
penelitian selain dari variabel yang telah penulis 2. Keputusan Ketua BAPEPAM No. 36 pm 2003.
teliti. Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Keuangan Berkala.
mengembangkan model analisis yang akan 3. Peraturan Pelaporan Keuangan Di Indonesia
digunakan dan menambah tahun pengamatan

Pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan fraud ( studi kasus pada pt. Tolan tiga indonesia) 31
oleh : Suginam

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai