Anda di halaman 1dari 16

PERAN ASSURANCE INTERNAL AUDIT DALAM MENGELOLA RISIKO

PERPAJAKAN
(STUDI KASUS PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI XXX)

Oleh:
I Made Bagus Wijaya Negara

Dosen Pembimbing:
Prof. Gugus Irianto SE. MSA. Ph.D. Ak.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami peran assurance yang dilakukan oleh
Badan Pengawas Koperasi Pegawai Negeri XXX dalam mengelola risiko perpajakan.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data penelitian
dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validasi data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi waktu. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Badan Pengawas Koperasi Pegawai Negeri XXX telah
melakukan peran assurance dalam melaksanakan internal audit. Peran assurance ini berupa
pengujian subtantif terkait area audit yang memiliki risiko signifikan. Namun, perpajakan
dinilai tidak memiliki risiko yang signifikan. Akibatnya, prosedur yang dilakukan oleh Badan
Pengawas tidak dapat mengelola risiko perpajakan Koperasi Pegawai Negeri XXX secara
baik.Hal tersebut berkaitan dengan kegagalan audit yang mengakibatkan denda pajak.
Terdapat empat faktor yang mengakibatkan kegagalan audit yaitu proses penilaian risiko
yang kurang efektif pada saat mengidentifikasi area-area audit, penggunaan tim audit yang
tidak memiliki tingkat kompetensi yang tepat, kegagalan untuk menerapkan skeptisisme
profesional yang tinggi dan penambahan prosedur audit yang diperlukan, serta kegagalan
untuk mengevaluasi kecukupan desain dan efektifitas pengendalian.

Kata kunci: Internal audit, risiko perpajakan

THE ROLE OF INTERNAL AUDIT ASSURANCE IN MANAGING RISK OF TAX

(CASE STUDY ON KOPERASI PEGAWAI NEGERI XXX)

By:
I Made Bagus Wijaya Negara

Supervisor:
Prof. Gugus Irianto SE. MSA. Ph.D. Ak.

ABSTRACT

The objective of this research is to understanding the role of assurance made by


Badan Pengawas Koperasi Pegawai Negeri XXX, in order to manage tax risk. This research
conducted with qualitative descriptive approach. Data collection through interviews,
observation, and documentation. Validation of the data used in this research are
triangulation of sources and time. The results of this study show that Badan Pengawas
Koperasi Pegawai Negeri XXX has carrying out the role of internal audit assurance. This role
of assurance is a substantive testing related to audit areas that have a significant risk.

1
2

However, taxation is not considered to have significant risk. As a result, procedure performed
by the Badan Pengawas can not manage the risk taxation of Koperasi Pegawai Negeri XXX
wisely. It related to audit failure that resulted in tax penalties. There are four factors that lead
to the failure of the audit are the risk assessment process is not effective when identifying
areas of auditing, the audit team that does not have a good competence, failure to use a good
professional skepticism and additional audit procedures required, and failure to evaluate the
adequacy of the design and effectiveness of controls.

Keywords: Internal audit, tax risk

PENDAHULUAN efektivitas lingkungan pengendalian,


menambah nilai, dan meningkatkan
Dalam dunia bisnis yang modern
operasi organisasi.
seperti saat ini, keinginan suatu badan
usaha untuk menjalankan usahanya dengan Seiring dengan berkembangnya
efektif dan efisien merupakan hal penting dunia bisnis, koperasi menjadikan internal
yang harus diterapkan oleh setiap audit sebagai keharusan guna menganalisis
perusahaan, terutama bagi badan usaha dan mencegah risiko-risiko bisnis yang
yang mengelola dana publik seperti mungkin akan dihadapi koperasi. Salah
perusahaan yang terdaftar di bursa efek, satu proses terpenting di dalam internal
perusahaan perbankan, koperasi dan audit yang berbasis COSO Framework
perusahaan BUMN. Berbagai perusahaan adalah mengidentifikasi risiko. Proses
menjadikan hal tersebut sebagai visi identifikasi risiko harus berusaha untuk
perusahaan dalam menjalankan mempertimbangkan semua risiko dalam
operasionalnya. Guna mencapai visi suatu badan usaha, termasuk subunit dan
tersebut badan usaha harus melakukan fungsi operasional, salah satunya adalah
perencanaan yang matang, melakukan risiko informasi terkait keuangan. Dalam
pengawasan terhadap perencanaan tersebut beberapa risiko keuangan tersebut, risiko
dan melakukan evaluasi dari proses yang perpajakan sangat berpotensi terjadi di
telah dilalui. Salah satu hal yang dalam badan usaha. Fungsi perpajakan
dilakukan terkait kegiatan pengawasan pada badan usaha sebenarnya bukan hanya
adalah dengan melakukan proses internal pada bagaimana perushaaan melaksanakan
audit. Kagermann et al., (2008:4) kewajiban perpajakannya secara benar
menyatakan bahwa internal audit sesuai dengan peraturan dan perundang-
merupakan kegiatan assurance yang undangan perpajakan yang berlaku, tetapi
objektif dan aktivitas konsultasi yang tidak kalah pentingnya adalah
independen yang dirancang untuk menilai bagaimana perusahaan mengelola fungsi
3

ini untuk meminimalkan kewajiban berikut internal auditing is an


perpajakannya. Perusahaan pun perlu independent, objective assurance and
melakukan tindakan pengawasan terkait consulting activity designed to add value
adanya risiko denda pajak yang mungkin and improve an organization's operations.
terjadi. Internal audit yang memiliki fungsi It helps an organization accomplish its
assessment tentu akan memperhatikan objectives by bringing a systematic,
kemungkinan adanya risiko perpajakan disciplined approach to evaluate and
tersebut. improve the effectiveness of risk
Pada saat yang sama, banyak management, control, and governance
aktivitas internal audit menghadapi processes. Selain itu Moeller (2015:4)
tantangan sehubungan dengan keterbatasan menyatakan bahwa internal audit adalah
personil yang qualified, sistem perusahaan fungsi penilaian independen yang dibentuk
yang semakin kompleks, serta permintaan dalam suatu organisasi untuk memeriksa
yang tinggi untuk sumber daya dengan dan mengevaluasi kegiatannya sebagai
keahlian khusus, misalnya saja dalam layanan untuk organisasi. Sedangkan
bidang sistem informasi, fraud, derivatif Kagermann et al., (2008:4) menyatakan
dan pajak. Kejadian ini akan bahwa internal audit merupakan kegiatan
mengakibatkan adanya anomali pada assurance yang objektif dan aktivitas
proses internal audit. Anomali ini dapat konsultasi independen yang dirancang
kita katakan sebagai risiko audit. untuk menilai efektivitas lingkungan
Berdasarkan latar belakang di atas, pengendalian, menambah nilai, dan
tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan operasi organisasi.
memahami terkait peran assurance oleh
Badan Pengawas dalam mengelola risiko Tugas dan Tanggung Jawab Internal
perpajakan Koperasi Pegawai Negeri Auditor
XXX. Menurut ISO 9001 (dalam Multiple
ISO Konsultan, 2013) adapun tugas dan
tanggung jawab internal auditor yaitu:
TELAAH PUSTAKA
a. Mencari informasi awal terkait
Pengertian, Fungsi dan Tujuan Internal bagian yang akan diaudit.
Audit b. Melakukan tinjauan dokumen dan
The Institute of Internal persyaratan lain yang berkaitan
Audit(dalam Bayangkara, 2008:3) dengan auditee.
mendefinisikan internal audit sebagai
4

c. Mempersiapkan program audit d. Informasi dan komunikasi


tahunan dan jadwal pelaksanaan e. Pemantauan (monitoring)
audit secara terperinci.
d. Membuat daftar pertanyaan audit Proses Internal Audit Secara Umum
atau audit checklist. Kegermann (2008:5) mengungkapkan
e. Melaksanakan pemeriksaan sistem bahwa, sebuah internal audit adalah proses
secara menyeluruh. multi-langkah yang bertujuan untuk
f. Mengumpulkan dan menganalisis menentukan apakah proses yang ada dan
bukti audit yang cukup dan prosedur (kondisi) mematuhi aturan dan
relevan. peraturan (kriteria) yang telah ditentukan atau
g. Melaporkan temuan audit atau menyimpang dengan cara apapun dari standar.
masalah-masalah yang ditemukan Pertama, untuk melakukan internal audit,
selama internal audit. auditor harus mengidentifikasi dan memahami
h. Memantau tindak lanjut hasil kriteria dari kondisi yang harus dibandingkan.
internal audit sampai dinyatakan Kedua, auditor internal mengumpulkan bukti
selesai. mengenai kondisi yang ada. Ketiga, auditor
internal menganalisis dan mengevaluasi bukti.
Konsep Dasar Pengendalian Internal Keempat, berdasarkan analisis dan evaluasi,
The Comimittee of Sponsoring auditor internal menarik kesimpulan tentang
Organization of the Tradeway (COSO) efektivitas sistem kontrol dan sejauh mana
telah mendefinisikan kriteria dasar bagi kondisi saat ini memenuhi kriteria yang
Internal Audit. Moeller (2015:60) diperlukan. Akhirnya, hasil kerja dan
mendefinisikan model pengendalian kesimpulan yang ditarik oleh auditor
internal COSO sebagai piramida dengan dikomunikasikan kepada pihak-pihak terkait
lima komponen berlapis atau saling bersama dengan rekomendasi yang diperlukan
berhubungan yang menyusun sistem untuk perbaikan dalam bentuk laporan audit.
pengendalian internal secara keseluruhan. Menurut American Institute of Certified Public
Kelima komponen tersebut adalah sebagai Accountants melalui Commitee on Auditing
berikut: Procedures, Statement on Auditing Statement
a. Lingkungan pengendalian (control Net, sesuai dengan pengertian dan fungsinya,
environtment). maka internal auditor melaksanakan tugasnya
b. Pengukuran risiko (risk sebagai berikut:
assessment). a. Mengevaluasi secara terus-menerus
c. Aktivitas pengendalian apakah Sistem Pengendalian Intern
5

(SPI) perusahaan telah memadai pidana. Sanksi administrasi dapat berupa


dan berjalan sesuai dengan denda, bunga atau kenaikan. Sedangkan
ketentuan. sanksi pidana dapat berupa denda pidana,
b. Memverifikasi setiap transaksi kurungan, dan penjara. Perbedaan dari
apakah telah dilaksanakan sesuai kedua sanksi tersebut adalah bahwa sanksi
dengan sistem dan prosedur, serta pidana berakibat pada hukuman badan atau
ketentuan perusahaan dan undang- kurungan. Pengenaan sanksi pidana
undang yang berlaku. dikenakan terhadap siapapun yang
c. Menyampaikan informasi tentang melakukan tindak pidana di bidang
kondisi (adanya penyimpangan perpajakan. Sedangkan sanksi administrasi
atau transaksi yang berjalan tidak biasanya berupa denda.
sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku) yang METODE PENELITIAN
diperoleh dari hasil audit, dan
Pendekatan dan Jenis Penelitian
membuat saran-saran perbaikan
Moleong (dalam Sudarto, 1995:63-
kepada manajemen melalui laporan
64) mengungkapkan bahwa penelitian
hasil audit.
kualitatif berdasarkan pada pondasi
penelitian, paradigma penelitian,
Risiko yang Dihadapi Internal Audit
perumusan masalah, tahap-tahap
The Institute of Internal Auditors
penelitian, teknik penelitian, kriteria dan
dalam Practice Advisory 2120-2
teknik pemeriksaan data dan analisis dan
mengungkapkan secara garis besar, risiko
penafsiran data. Jadi dalam penelitian
untuk aktivitas internal audit dapat
kualitatif ini bukan hanya menyajikan data
dibedakan dalam tiga kategori yaitu:
apa adanya melainkan juga berusaha
a. Kegagalan audit (audit failure).
menginterpretasikan korelasi sebagai
b. Keyakinan yang keliru (false
faktor yang ada yang berlaku meliputi
assurance)
sudut pandang atau proses yang sedang
c. Risiko reputasi
berlangsung. Mengacu pada hal tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Risiko Perpajakan
bentuk, proses dan kontribusi internal
Dalam ketentuan umum perpajakan
audit dalam rangka mengelola risiko
Undang Undang No 16 tahun 2009,
perpajakan Koperasi Pegawai Negeri
terdapat dua macam sanksi pajak
XXX. Selain itu, peneliti juga ingin
yaitu sanksi administrasi dan sanksi
6

menggali dan menemukan jawaban terkait kantor di daerah Denpasar, provinsi Bali
pertanyaan “mengapa koperasi masih sebagai situs penelitian.
mengalami risiko perpajakan walaupun
telah memiliki internal audit dalam Jenis dan Sumber Data
struktur organisasinya?” Jenis dan sumber data yang
Jenis penelitian yang dipakai digunakan pada penelitian ini yaitu sumber
adalah jenis deskriptif kualitatif yang data primer dan sekunder. Sumber data
mempelajari masalah-masalah yang ada primer dalam penelitian ini merupakan
serta tata kerja yang berlaku. Jadi data yang diperoleh dari informan yaitu
penelitian ini ingin memperoleh informasi- orang yang berpengaruh dalam proses
informasi terkait fenomena yang terjadi perolehan data. Sedangkan sumber data
dan menarik suatu benang merah atas sekunder yang digunakan peneliti adalah:
permasalahan yang ada. Mengacu pada hal a. Surat Keterangan Pajak Kurang
tersebut, penelitian ini akan Bayar (SKPKB) tahun 2014.
mendeskripsikan dan menganalisis terkait b. Surat Tagihan Pajak terkait Pajak
dengan proses internal audit yang Pertambahan Nilai (PPN) tahun
dilakukan oleh Badan Pengawas dalam 2014.
rangka mengelola risiko perpajakan yang c. Rincian PPN kurang bayar
ada di Koperasi Pegawai Negeri XXX. Koperasi Pegawai Negeri XXX
Selain itu, penelitian ini juga akan tahun 2014.
mendeskripsikan, menganalisis dan d. Laporan Keuangan Koperasi
menarik suatu benang merah terkait periode tahun 2013, 2014 dan
fenomena yang terjadi di Koperasi 2015.
Pegawai Negeri XXX, berkaitan dengan e. Laporan Internal audit Koperasi
internal audit yang dilakukan Badan periode tahun 2013, 2014 dan
Pengawas dan hubungannya dengan risiko 2015.
denda pajak yang dialami Koperasi f. Job Description dan Standard
Pegawai Negeri XXX. Operasional Procedure Koperasi
Pegawai Negeri XXX.
Situs Penelitian g. Sampel Bukti Transaksi berupa
Dalam rangka mengkritisi Faktur Pajak dan kwitansi.
fenomena internal audit dan risiko h. Surat Pemberitahuan (SPT)
perpajakan ini maka dipilih Koperasi Tahunan Koperasi Pegawai Negeri
Pegawai Negeri XXX yang memiliki
7

XXX periode 2013, 2014 dan Wawancara mendalam yang


2015. ditujukan kepada informan
i. Sampel Surat Pemberitahuan (SPT) bertujuan untuk menggali aspek
Masa Koperasi Pegawai Negeri alasan atau motivasi dari
XXX periode tahun 2014. berbagai aktor yang terlibat
dalam kegiatan internal audit
Informan dalam Penelitian dan terkait dengan risiko pajak
Sumber data utama dalam Koperasi Pegawai Negeri XXX.
penelitian ini adalah informan. Adapun b. Observasi
yang menjadi informan dalam penelitian Penggunaan teknik ini sangat
ini antara lain : penting, tujuannya untuk
a. Bapak O sebagai Kepala Bagian melihat hubungan antaraktor.
Badan Pengawas Koperasi Pegawai Observasi dapat kita lakukan
Negeri XXX. dengan mencermati pada apa
b. Bagian Akuntansi Koperasi yang dilakukan atau diucapkan
Pegawai Negeri XXX yaitu: oleh aktor yang terlibat dalam
i. Bapak A sebagai Kepala Bagian proses internal audit. Selain itu,
Divisi Accounting Koperasi observasi dapat memberikan
Pegawai Negeri XXX. suatu runtutan kejadian yang
ii. Ibu S sebagai staf Divisi terjadi pada sistem manajemen
Accounting Koperasi Pegawai pengelolaan risikoperpajakan
Negeri XXX. Koperasi Pegawai Negeri XXX.
c. Ibu Y sebagai Ketua Umum c. Dokumentasi
Koperasi Pegawai Negeri XXX. Peneliti berupaya mendapatkan
dokumentasi terkait laporan
Teknik Pengumpulan Data Badan Pengawas dan Laporan
Data atau informasi yang Keuangan Koperasi serta Surat
dibutuhkan dalam penelitian ini Keterangan Pajak Kurang Bayar
dikumpulkan dengan memakai teknik (SKPKB) serta dokumentasi
pengumpulan data, yaitu wawancara lainnya yang mendukung
mendalam, observasi partisipasi, dan studi penelitian.
dokumentasi (Sugiyono, 2014:225).
a. Wawancara
8

Validitas Data Analisis Data


Dengan mengacu kepada Sugiyono Menurut Miles dan Huberman
(2014:247) teknik ini dilakukan dengan (dalam Sugiyono, 2014:246) aktivitas
melakukan pengecekan data dari berbagai dalam analisis data ada tiga tahapan yaitu
cara dan berbagai waktu. data reduction, data display dan
a. Triangulasi sumber conclusion drawing/verification.
Teknik ini dilakukan dengan a. Data Reduction
menilai kesahihan dengan Pada tahap data reduction ini,
membandingkan data yang peneliti melakukan pengelompokan
diperoleh dari berbagai sumber terhadap data hasil wawancara.
data. Misalnya data yang berasal Peneliti memilah beberapa hasil
dari wawancara satu sumber wawancara yang terkait dengan
diperbandingkan dengan nara proses internal audit, risiko
sumber yang lain. perpajakan yang terjadi di Koperasi
b. Triangulasi waktu Pegawai Negeri XXX dan
Jenis triangulasi yang dilakukan bagaimana peran assurance yang
dengan menilai suatu data yang dilakukan Badan Pengawas
diperoleh pada waktu yang kaitannya dengan mengelola risiko
berbeda. Misalnya wawancara perpajakan. Selain itu, peneliti juga
dengan seorang informan mencoba melihat dan menganalisis
dilakukan kurun waktu yang beberapa data di luar pola dan
berbeda. Data dianggap sahih jika mencoba menghubungkannya
terdapat konsistensi hasil dengan tujuan penelitian.
wawacara pada informan yang b. Data Display
bersangkutan pada waktu yang Pada tahap ini, peneliti melakukan
berbeda. Wawancara pertama analsis dan meneliti hubungan
dilkukan pada tanggal 19 antarpola satu dengan yang
September 2016, sedangkan lainnya. Sebagai contoh, peneliti
wawancara kedua dilakukan pada telah menanyakan terkait proses
tanggal 27 September 2016. internal audit Koperasi Pegawai
Semua pertanyaan yang tidak Negeri XXX, proses assurance
divalidasi menggunakan internal audit dan risiko perpajakan
triangulasi sumber akan divalidasi yang terjadi. Selanjutnya pola
menggunakan triangulasi waktu. tersebut dihubungkan, dan peneliti
9

mencoba menjawab apakah dalam Juni 1963 dengan jumlah anggota awal
proses internal audit yang sebanyak 350 orang dan sudah didaftarkan
dilakukan mengandung peran dengan memperoleh Badan Hukum dengan
assurance dan bagaimana nomor BH. No.
dampaknya terhadap risiko 130/BH/PAD/KWK.22/III/1996 pada
perpajakan. Jikalau terdapat sinergi tanggal 26 Maret 1996. Hingga akhir tahun
dari pola tersebut, peneliti akan 2015 jumlah anggota Koperasi Pegawai
menjelaskanya secara naratif Negeri XXX berjumlah 2.490 orang.
sehingga dapat dipahami. Jumlah aset perusahaan sesuai dengan
c. Conclusion Drawing or laporan posisi keuangan koperasi tahun
Verification 2015 berjumlah Rp 100,700,880,478.50
Pada tahap ini melakukan dan total kekayaan koperasi mencapai Rp
pengumpulan bukti-bukti yang 30,891,897,047.99. Pelaksanaan kegiatan
terkait dengan narasi yang telah Koperasi Pegawai Negeri XXX dibagi
dibuat dalam data display. Peneliti berdasarkan fungsi kegiatannya yaitu
mengumpulkan bukti-bukti berupa dalam bagian atau unit usaha sebagai
Laporan Keuangan Koperasi berikut:
Pegawai Negeri XXX, semua a. Usaha Pokok yang terdiri dari
dokumen terkait audit internal dan Unit Usaha Simpan Pinjam dan
semua dokumen terkait perpajakan Unit Usaha Pertokoan.
Koperasi Pegawai Negeri XXX. b. Usaha Penunjang yang terdiri
Apabila narasi tersebut telah dari jasa Ambulance, Jasa Foto
didukung dengan data yang mantap Copy, Pengelolaan Lapangan
maka dapat dijadikan kesimpulan Tenis, Alat Orthopedi, Jasa
yang kredibel. USG, Jasa Unit Mata, Unit
Radiologi, Jasa Guest Hous.
c. Usaha Investasi dan Lainnya
PEMBAHASAN
terdiri dari Apotek dan
Gambaran Umum Koperasi Pegawai Cafetaria.
Negeri XXX
Koperasi Pegawai Negeri XXX Fungsi, Tugas, Wewenang dan
terletak di sebuah Rumah Sakit Umum Tanggung Jawab Badan Pengawas
Daerah di Bali. Koperasi Pegawai Negeri Tugas Badan Pengawas adalah
XXX didirikan pertama kali pada tanggal 8 melakukan pemeriksaan terhadap tata
10

kehidupan koperasi, termasuk organisasi, adalah pertama dengan melakukan


usaha dan pelaksanaan kebijakansanaan perencanaan penugasan audit, kedua
pengurus. Selain itu Badan Pengawas juga melaksanakan kegiatan audit, ketiga
berkewajiban untuk membuat laporan membuat laporan audit. Perencanaan
tertulis tentang hasil pemeriksaan. penugasan audit merupakan hal yang
Disamping mempunyai tugas dan sangat penting, karena tujuan ruang
kewajiban, Badan Pengawas sebagai lingkup, teknik serta alokasi sumber daya
penerima amanat dari Rapat Anggota ditentukan pada tahap ini. Badan
untuk mengawasi jalannya kegiatan Pengawas dalam perencanaan penugasan
koperasi, mempunyai wewenang dan audit, melakukan beberapa tahap berikut:
tanggung jawab yaitu bertanggung jawab a. Preliminary Assessment
terhadap Rapat Anggota atas pelaksanaan Penelitian yang dilakukan oleh
dan penyelesaian tugas yang dibebankan Badan Pengawas dengan cara
serta harus merahasiakan hasil-hasil diskusi dengan auditee, wawancara
pemeriksaannya terhadap pihak ketiga dengan user, observasi, serta
yang tidak berkepentingan. mengkaji dan mempelajari laporan-
Badan Pengawas memiliki dua laporan pengurus.
peran yang sanagt vital yaitu peran b. Menyusun Tujuan dan Ruang
assurance dan peran konsultatif. Kegiatan Lingkup Penugasan Audit
assurance meliputi kegiatan penilaian Tujuan audit adalah pernyataan
bukti-bukti secara objektif sebagai dasar umum yang disusun oleh auditor
pemberian rekomendasi atau kesimpulan internal yang mendefinisikan apa
yang independen mengenai suatu proses, yang ingin dicapai dalam
sistem, dan lain sebagainya. Kegiatan penugasan audit (Ikatan Bankir
konsultatif merupakan kegiatan konsultasi Indonesia, 2016:216). Ruang
terkait kendala dan permasalahan yang lingkup penugasan audit harus
dialami oleh koperasi secara khusus ditetapkan untuk mendukung
ataupun umum. tercapainya tujuan penugasan audit.
Badan Pengawas dalam
Standar Operasional Prosedur (SOP) menentukan ruang lingkup audit
Internal Audit Koperasi Pegawai Negeri berpacu pada penilaian risiko yang
XXX dilakukan. Apabila Badan
Tahapan yang dilakukan oleh Pengawas menilai bahwa
Badan Pengawas dalam internal auditnya kemungkinan risiko audit tinggi
11

maka sistem dan catatan yang melakukan pengujian subtantif


relevan, aset fisik dan sumber daya terkait sampel tersebut.
yang terlibat sangat diperhitungkan d. Mengalokasi Sumber Daya Audit
dalam penentuan ruang lingkup Tim audit disusun berdasarkan
audit. pada evaluasi sifat dan
c. Membuat Program Audit kompleksitas penugasan auidt,
Program kerja disusun berdasarkan keterbatasan waktu dan sumber
informasi yang diperoleh pada daya lain yang tersedia. Badan
tahap penelitian(preliminary test) Pengawas di Koperasi Pegawai
yang dilakukan Badan Pengawas Negeri XXX berjumlah tiga orang.
dengan fokus pada area yang Pada setiap penugasan audit
signifikan. Jadi tingkat signifikansi seluruh anggota Badan Pengawas
setiap akun sangatlah berpengaruh akan menjadi tim internal audit.
dalam program audit yang dibuat
oleh Badan Pengawas. Isi program Peran Assurance Badan Pengawas
kerja disusun sesuai tujuan, Terkait dengan peran assurance
sasaran, dan cakupan audit untuk yang dilakukan oleh Badan Pengawas,
masing-masing unit. Program kerja secara prosedur memang terdapat proses
audit yang dilakukan oleh Badan tersebut. Proses ini dilakukan dengan cara
pengawas terdiri dari prosedur pengujian subtantif terhadap beberapa
analisis atau langkah-langkah akun yang dinilai berisiko signifikan.
pengumpulan dan pengujian bukti- Pengujian subtantif yang dilakukan oleh
bukti audit. Program kerja audit ini Badan Pengawas adalah dengan cara
juga memuat langkah-langkah rinci pengujian rincian atas transaksi. Pada
untuk mendapatkan bukti yang proses pengujian atas transaksi Badan
cukup, material dan relevan dalam pengawas melakukan penelusuran dan
mendukung temuan-temuan yang pemeriksaan (vouching) terhadap dokumen
menjadi dasar rekomendasi sumber terhadap catatan akuntansi.
(perbaikan). Penentuan sampel Penelusuran (tracing) bermanfaat dalam
audit didasarkan atas materialitas pengujian kurang saji (understatement)
yang telah ditetapkan oleh Badan dan vouching bermanfaat untuk pengujian
Pengawas. Setelah didapatkan lebih saji (overstatement). Prosedur lain
sampel, Badan Pengawas yang digunakan adalah pengajuan
pertanyaan (inquiring) kepada divisi
12

akuntansi dan pelaksanaan perhitungan pajak sangat jarang dilakukan. Badan


kembali (reperforming calculation). Pengawas hanya melakukan inquiry
Secara prosedur peran assurance kepada divisi akuntansi dan melakukan
yang dilakukan oleh Badan Pengawas perhitungan ulang pajak badan (PPh pasal
sangatlah baik. Namun, pada kenyataanya 25) dengan mengalikan tarif dan
penilaian bukti audit hanya dilakukan pendapatan bersih koperasi. Inquiry yang
terhadap beberapa akun yang sama pada dilakukan oleh Badan Pengawas berupa
setiap tahun. Beberapa akun yang dinilai pengajuan pertanyaan terkait kapan dan
berisiko tinggi oleh Badan Pengawas berapa jumlah pajak yang dibayar dan
adalah kas, piutang, persediaan, dan dilaporkan. Tentu saja hal ini
beberapa akun yang dikelompokkan dalam mengakibatkan adanya risiko yang tidak
modal luar yaitu simpanan sukarela, dapat disokong (back up) oleh prosedur
simpanan berjangka, utang dagang, utang internal audit. Badan Pengawas tentu saja
bank. Sedangkan perpajakan bukanlah tidak mendapatkan informasi terkait
akun yang dinilai signifikan oleh Badan pemungutan faktur PPN serta pelaporan
Pengawas. Dilihat dari hal tersebut, pajak PPN yang memiliki risiko yang
penilaian bukti terkait perpajakan signifikan.
sangatlah kurang dilakukan oleh Badan
Pengawas. Padahal, Koperasi Pegawai Risiko Audit pada Proses Internal Audit
Negeri XXX merupakan Wajib Pajak dan Koperasi Pegawai Negeri XXX
sangat berisiko terhadap risiko-risiko Pada tahun 2014 koperasi
perpajakan. mengalami risiko denda pajak secara total
Seluruh pegawai yang bekerja di sebesar Rp 112.345.599,00. Selain itu KPP
Koperasi Pegawai Negeri XXX merupakan juga menemukan PPN kurang bayar
Subjek Pajak PPh 21. Selain itu, adanya sebesar Rp 245.941.339,00. Serta adanya
supermarket dan apotek, membuat selisih omzet yang belum dilaporkan
Koperasi Pegawai Negeri XXX sebesar Rp 10.851.916.611,00. Denda
berkewajiban membayar pajak Badan PPh pajak tersebut disebabkan oleh adanya
pasal 25 dan Pajak Pertambahan Nilai faktur pajak terkait PPN yang belum
(PPN). Hal tersebut menandakan Koperasi dilaporkan koperasi. Denda pajak ini juga
Pegawai Negeri XXX sangat rentan mengacu pada pasal 8 ayat 2a Undang-
terhadap risiko perpajakan. Undang Ketentuan Umum Perpajakan. The
Berdasarkan hasil observasi, Institute of Internal Auditors dalam
pengujian subtantif terhadap bukti-bukti Practice Advisory 2120-2 mengungkapkan
13

secara garis besar, risiko untuk aktivitas memiliki tingkat kompetensi yang tepat
internal audit dapat dibedakan dalam tiga berdasarkan pengalaman atau pengetahuan
kategori yaitu kegagalan audit, keyakinan atas area-area yang berisiko tinggi. Seluruh
yang keliru dan risiko reputasi. Apabila anggota Badan Pengawas Koperasi
dilihat dari kejadian pada tahun 2014 Pegawai Negeri XXX tidak memiliki latar
dimana koperasi mengalami denda pajak, belakang pendidikan perpajakan. Hal ini
hal ini dapat dikaitkan dengan risiko audit mengakibatkan adanya ketidakpahaman
yang dilakukan oleh Badan Pengawas Badan Pengawas terhadap siklus
yaitu kegagalan audit. perpajakan dan standar perpajakan yang
Terdapat empat faktor yang peneliti harus dilakukan oleh koperasi. Badan
temukan terkait kegagalan audit tersebut. Pengawas memberikan kepercayaan penuh
Keempat faktor tersebut juga sesuai kepada pengurus dalam melakukan
dengan faktor dari kegagalan audit yang pelaporan dan pembayaran pajak tanpa
diungkapkan oleh The Institute of Internal adanya proses evaluasi dan monitoring
Auditors dalam Practice Advisory 2120-2. kembali oleh Badan Pengawas. Denda
Faktor yang pertama adalah proses pajak yang dialami oleh Koperasi Pegawai
penilaian risiko yang kurang efektif pada Negeri XXX pada tahun 2014 adalah
saat mengidentifikasi area-area audit yang terkait dengan omzet koperasi yang
penting dalam penilaian risiko strategis dilaporakan serta adanya PPN yang belum
(rencana tahunan), serta area-area berisiko dilaporkan. Hal ini tentu saja terkait
tinggi dalam perencanaan audit individual. dengan ketidaktahuan Badan Pengawas
Selama lima tahun terakhir koperasi terkait Ketentuan Umum Perpajakan di
menganggap bahwa risiko yang signifikan Indonesia. Selain itu tidak adanya fungsi
hanya terletak pada area akun kas, piutang, pengawasan terkait dengan pengumpulan
persediaan, dan beberapa akun yang bukti potong dari supplier juga menjadi
dikelompokkan dalam modal luar yaitu alasannya adanya denda pajak ini.
simpanan sukarela, simpanan berjangka, Faktor yang ketiga adalah
utang dagang, utang bank. Badan kegagalan untuk menerapkan skeptisisme
Pengawas menganggap bahwa perpajakan profesional yang tinggi dan penambahan
tidak memiliki risiko yang signifikan. prosedur audit yang diperlukan atas
Akibatnya proses internal audit terhadap temuan atau kelemahan pengendalian. Hal
akun perpajakan sangatlah kurang. tersebut berhubungan dengan
Faktor kegagalan audit yang kedua ketidakpahaman Badan Pengawas terhadap
adalah penggunaan tim audit yang tidak ketentuan umum perpajakan di Indonesia.
14

Badan Pengawas telah melakukan Prosedur yang dilakukan Badan Pengawas


prosedur audit terhadap akun perpajakan berkaitan dengan pengelolaan risiko
koperasi namun, tidak terlalu mendalam. perpajakan tidak dapat mendeteksi adanya
Badan Pengawas hanya mengevaluasi kemungkinan risiko yang bersifat
apakah koperasi telah melakukan signifikan terkait perpajakan.
pembayaran dan pelaporan pajak tanpa Dalam mengantisipasi adanya
menghitung ulang pajak yang sebenarnya risiko denda pajak yang akan dialami oleh
harus dibayarkan koperasi. Koperasi Pegawai Negeri XXX, Badan
Faktor yang keempat adalah Pengawas dalam internal auditnya
kegagalan untuk mengevaluasi kecukupan melakukan beberapa prosedur terkait
desain dan efektifitas pengendalian sebagai perpajakan. Namun, prosedur tersebut
bagian dari prosedur internal audit. tidak cukup medalam dalam mencegah
Penyebab dari denda pajak Koperasi adanya risiko denda pajak. Pengujian
Pegawai Negeri XXX adalah adanya subtantif terhadap bukti-bukti pajak sangat
faktur terkait pembelian yang tidak jarang dilakukan. Badan Pengawas hanya
dilaporkan koperasi. Sehingga PPN yang melakukan inquiry kepada divisi akuntansi
dibayar dan dilaporkan koperasi menjadi dan melakukan perhitungan ulang pajak
tidak sesuai. Hal ini merupakan contoh badan (PPh pasal 25) dengan mengalikan
efektifitas pengendalian yang kurang dari tarif dan pendapatan bersih koperasi. Tentu
koperasi. Banyak faktur pajak yang saja hal ini mengakibatkan adanya risiko
tercecer, sehingga pajak yang dilaporkan yang tidak dapat disokong (back up) oleh
koperasi menjadi kurang. Desain audit prosedur internal audit. Dari prosedur yang
yang dimiliki oleh Badan Pengawas tidak digunakan Badan Pengawas dalam internal
dapat mendeteksi adanya hal tersebut. audit, dan perpajakan merupakan area
yang tidak berisiko signifikan, maka
KESIMPULAN DAN SARAN Badan Pengawas tidak mampu untuk
mencegah risiko perpajakan koperasi. Hal
Kesimpulan
ini dapat dikaitkan dengan risiko
Terkait dengan peran assurance
kegagalan audit dalam internal audit.
yang dilakukan oleh Badan Pengawas,
Terdapat empat faktor mengapa
secara prosedur memang terdapat proses
internal audit dalam perpajakan mengalami
tersebut. Namun prosedur yang dijalankan
risiko gagal audit. Pertama, proses
tidak dapat mengelola risiko perpajakan
penilaian risiko yang kurang efektif pada
pada Koperasi Pegawai Negeri XXX.
saat mengidentifikasi area-area audit yang
15

penting dalam penilaian risiko strategis peneliti memberikan saran kepada


(rencana tahunan), serta area-area berisiko pengurus terutama kepada bagian umum
tinggi dalam perencanaan audit individual. dan administrasi agar menggunakan
Kedua penggunaan tim audit yang tidak pelaporan faktur dan bukti potong secara
memiliki tingkat kompetensi yang tepat online. Hal ini akan memberikan pelaporan
berdasarkan pengalaman atau pengetahuan bukti potong PPN secara real time dan
atas area-area yang berisiko tinggi. Ketiga dapat melakukan kegiatan check and
kegagalan untuk menerapkan skeptisisme balance dengan supplier mengenai PPN
profesional yang tinggi dan penambahan yang dilaporkan.
prosedur audit yang diperlukan atas
DAFTAR PUSTAKA
temuan atau kelemahan pengendalian.
Abham, Moreno. 2009. Pengaruh Auditor
Keempat adalah kegagalan untuk Internal dan Eksternal Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Suatu
mengevaluasi kecukupan desain dan
Instansi Pemerintah. (Online),
efektifitas pengendalian sebagai bagian (/abhammoreno.wordpress.com,
diakses 7 juni 2016).
dari prosedur internal audit.
Apdilasyifa. 2013. Pengertian dan
Komponen COSO Framework.
(Online) (https://sciencebooth.com,
Saran
diakses 7 Juni 2016)
Peneliti memberikan beberapa Arafat, Muhammad Alim. 2009. Strategi
Humas Dinas Pariwisata Dalam
saran kepada Badan Pengawas Koperasi
Menyebarluaskan Informasi Wisata
Pegawai Negeri XXX terkait dengan Daerah Pacitan. Tesis. Surabaya:
Program Pascasarjana UIN Sunan
pengelolaan risiko perpajakan. Pertama,
Ampel.
Badan Pengawas sebaiknya melakukan Bayangkara, IBK. 2008. Audit
Management Prosedur dan
recruitment anggota yang paham dan
Implementasi. Jakarta: Salemba
memiliki latar belakang pendidikan dalam Empat.
Cevilla, Convelo, et al. 1993. Pengantar
perpajakan. Kedua, menilai kembali dan
Metode Penelitian. Jakarta :
melakukan preliminary assesment setiap Universitas Indonesia.
Committee on Auditing Procedures.
tahunnya sehingga risiko-risiko yang
1973.Statement on Auditing Statement
sebenarnya merupakan risiko signifikan Net. New York. American Institute of
Certified Public Accountants.
dapat diketahui dan dicegah oleh Badan
Direktorat Jendral Pajak. 2009. Undang
Pengawas. Ketiga, subtantif test pada area Undang Nomor 16 tahun 2009.
Jakarta. Direktorat Jendral Pajak
perpajakan harus mendalam yaitu berupa
Republik Indonesia.
perhitungan kembali terkait omzet dan Haryati, Dwi. 2014. Dominasi Peran
Assurance Service dalam Proses Audit
melakukan test of detail atau vouching
Internal. Disetasi. Malang: Program
terkait semua bukti potong PPN. Terakhir Pascasarjana Universitas Brawijaya.
16

Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Memahami The Institute of Internal Auditors. 2008.
Supervisi Audit Intern Bank. Jakarta. Standard International of Audit
Ikatan Auditor Internal Bank Internal Professional Practice. USA.
Indonesia The Institue of Internal Auditors.
Kagermann et al. 2008. Internal Audit The Institute of Internal Auditors. 2009.
Handbook a Conceptual Basis of Practice Advisory 2120-2. USA. The
Internal Audit. Berlin: Springer. Institue of Internal Auditors.
Moeller, R Robert. 2015. Brink’s Modern Yadnyana, I Ketut. 2009. Pengaruh
Internal Auditing. Canada: John Kualitas Jasa Auditor Internal
Wiley. terhadap Efektifitas Pengendalian
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Intern pada Hotel Berbintang Empat
Penelitian Kualitatif. Bandung:PT dan Lima di Bali. Jurnal Ilmiah
Remaja Rosdakarya Offset. Akuntansi dan Bisnis. (Online), Jilid 4
Multiple ISO Konsultan. 2013. Tugas dan No. 1 (http://ojs.unud.ac.id/, diakses 7
Tanggun Jawab Auditor. Audit juni 2016).
Internal Mutu Multiple ISO __________. 2011. Mengelola Risiko
Konsultan. Aktivitas Audit Internal. (Online)
(http://konsultaniso.web.id), diakses 7 (http://auditorinternal.com, diakses 7
Juni 2016) Juni 2016).
Pertamawati, Mely Sri. 2008. Pengaruh
Profesionalisme Auditor Internal
terhadap Kualitas Laporan Keuangan:
Studi Kasus pada Unit Auditor
Internal PT Industri Telekomunikasi
Indonesia. Skripsi. Bandung:
Universitas Widyatama.
Saptiti, Adharia. 2013. Pengaruh
Implementasi Peran Komite Audit dan
Enterprise Risk Management terhadap
Kualitas Laba. Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Shabrina,Rahutami Nur Amalia. 2014.
Pengaruh Auditor Internal Terhadap
Kualitas Pelaporan Keuangan pada
Bank Perkreditan Rakyat di Jawa
Tengah. Diponegoro Journal of
Accounting. (Online), Jilid 3 No. 2
(http://download.portalgaruda.org,
diakses 7 Juni 2016).
Suaryana, Agung. 2005. Pengaruh Komite
Audit terhadap Kualitas Laba.
Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Sudarto. 1995. Metodologi Penelitian
Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif & RND.
Bandung:Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai