Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH KESESUAIAN KOMPENSASI, MOTIVASI DAN BUDAYA ETIS

ORGANISASI TERHADAP KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH


(Studi empiris pada SKPD Kab Lima Puluh Kota)

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

PRIA AGUNG SOFTIAN


2010 / 56333

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
ABSTRAK

Pria Agung Softian (56333 / 2010). Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, Motivasi, dan
Budaya Etis Organisasi terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Daerah (Studi
Empiris pada Instansi Pemerintah Kab. Lima Puluh Kota)

Pembimbing : 1. Fefri Indra Arza, SE, M.Sc. Ak


2. Vita Fitria Sari, SE, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kesesuaian kompensasi, Motivasi,


dan Budaya Etis Organisasi terhadap kecurangan laporan keuangan daerah. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh SKPD yang ada pada Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu
sebanyak 50 SKPD. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel
total sampling. Analisis dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan. Motivasi berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan
keuangan dan budaya etis organisasi tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan.
Kata Kunci : Kesesuaian Kompensasi, Motivasi, Budaya etis organisasi, Kecurangan
Laporan Keuangan

Abstract

This study aimed to look at the effect of compensation suitability, motivation and
organization’s culture ethic on fraud of financial statement . The population in this study
were all SKPD in Lima Puluh Kota regency as many as 50 SKPD. The sample in this study
chosen by total sampling technique. Analysis were used multiple regression models. The
results of this study indicated that the compensation suitability didn’t effect on the fraud of
financial statement. Motivation have a positive effect on fraud of financial statement and the
organization’s culture ethic didn’t effect on the fraud of financial statement.
Keyword : Suitability Compensation, Motivation, Organization’s Culture Ethic,
Fraud of Financial Statement.

1
2

I. PENDAHULUAN (Pressure), dan rasionalisasi


Kecurangan dapat terjadi di (Rationalization).
berbagai sektor, baik di sektor swasta Dalam pelaksanaan pemerintahan
maupun di sektor pemerintahan. Kecurangan untuk meminimalisir kemungkinan
yang paling sering terjadi di sektor kecurangan yang dilakukan oleh individu,
pemerintahan adalah korupsi. Menurut studi kompensasi perlu diberikan agar individu
Transparency International tahun 2013, tersebut mendapatkan penghargaan atas
Indonesia berada di peringkat ke 114 dari pekerjaannya dan diharapkan tidak
177 negara. Dengan kata lain, Indonesia melakukan kecurangan yang merugikan
merupakan peringkat ke 64 negara terkorup banyak pihak.
di dunia dan peringkat pertama di tingkat Menurut Veithzal (2006),
Asia Pasifik (Kompasiana, 28 Mei 2013). kompensasi merupakan sesuatu yang
Arens (2004) menyatakan bahwa diterima karyawan sebagai pengganti
kecurangan adalah setiap upaya penipuan kontribusi jasa mereka pada perusahaan.
yang disengaja, yang dimaksudkan untuk Pemberian kompensasi merupakan salah
mengambil harta atau hak orang atau pihak satu pelaksanaan fungsi MSDM yang
lain. Dalam kaitannya dengan konteks audit berhubungan dengan semua jenis pemberian
atas laporan keuangan, kecurangan penghargaan individu sebagai pertukaran
didefenisikan sebagai salah saji laporan dalam melakukan tugas keorganisasian.
keuangan yang disengaja. Menurut Mardi Menurut Sawyer (2006), kecurangan dapat
(2009), jika terjadi kecurangan pada instansi terjadi karena adanya faktor situasi akan
pemerintah, maka akan menyebabkan kebutuhan. Situasi ini dapat disebabkan oleh
menurunnya kinerja SKPD dalam alasan keuangan karena pengeluaran atau
melaksanakan tugas dan fungsi pemerintah kerugian uang lainnya yang tidak dapat
dan menghambat pembangunan demi ditutupi oleh sumber daya keuangan yang
terwujudnya pemerintahan yang baik dan normal dari individu tersebut. Faktor ini
bersih. dapat memicu seseorang untuk melakukan
Menurut Simanjuntak (2008), tindakan pencurian, pemalsuan, atau
dalam teori GONE terdapat empat faktor perubahan akuntansi dan sistem pencatatan
pendorong seseorang untuk melakukan lainnya.
kecurangan yaitu: greed (keserakahan), Menurut Thoyibatun (2009), salah
opportunity (kesempatan), need (kebutuhan), satu faktor yang mempengaruhi
exposure (pengungkapan). Greed dan need kecenderungan kecurangan akuntansi adalah
merupakan faktor yang berhubungan dengan kesesuaian kompensasi. Sedangkan menurut
individu pelaku kecurangan (disebut juga Panggabean dalam Dito (2010), kompensasi
faktor individual). Sedangkan opportunity seringkali juga disebut penghargaan dan
dan exposure berhubungan dengan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk
organisasi sebagai korban perbuatan penghargaan yang diberikan kepada
kecurangan (disebut juga faktor karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi
generik/umum). Faktor individual yang mereka berikan kepada organisasi.
berhubungan dengan prilaku yang melekat Dengan kompensasi yang sesuai kecurangan
dari individu itu sendiri. akuntansi dapat berkurang. Individu
Salah satu teori/model yang diharapkan telah mendapatkan kepuasan
menjelaskan penyebab terjadinya dari kompensasi tersebut dan tidak
kecurangan laporan keuangan adalah Fraud melakukan kecurangan dalam akuntansi
Triangle Theory (Teori Segitiga untuk memaksimalkan keuntungan pribadi.
Kecurangan). Konsep segitiga kecurangan Menurut Siagian (2004), sasaran
ini pertama kali diperkenalkan oleh Donald dari teori motivasi adalah pemuas kebutuhan
R. Cressey (1953). Dengan melalui yang bersifat primer. Motivasi untuk berbuat
serangkaian wawancara dengan 113 orang kecurangan berhubungan dengan motivasi
melakukan penggelapan uang. Cressey negatif. Motivasi negatif adalah perilaku
(1953) dalam Tuannakotta (2007:105) yang hanya mementingkan kepentingan
menyimpulkan bahwa kecurangan secara pribadi, kalau perlu dengan mengorbankan
umum mempunyai tiga sifat dalam teori ini kepentingan kelompok atau kepentingan
yaitu “kesempatan (Opportunity), tekanan organisasi secara keseluruhan. Dengan
3

adanya keinginan untuk memenuhi juga sebaliknya, jika dalam suatu instansi
kebutuhan materi seseorang merupakan telah ditanamkan nilai-nilai bahwa suatu
salah satu pendorong terjadinya kecurangan. kecurangan merupakan tindakan yang tidak
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut orang baik dan merugikan banyak pihak, maka
akan melakukan apa saja asalkan pagawai cenderung tidak akan melakukan
kebutuhannya terpenuhi walau dengan kecurangan.
melakukan kecurangan sekalipun. Sesuai dengan yang terjadi di
Sedangkan menurut Koletar (2003), Kabupaten Lima Puluh Kota dimana laporan
menyebutkan bahwa faktor penyebab keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota
kecurangan yang disurvey oleh KPMG yang tersebut, pemerintah kabupaten Lima Puluh
menjadi penyebab kecurangan yang terkait kota merupakan salah satu pemerintah
dengan motivasi yaitu adanya tekanan dalam daerah yang masih belum bisa memperoleh
diri seseorang untuk memenuhi opini WTP. Pemerintah kabupaten Lima
keuangannya dan selalu membayangkan Puluh kota bertahan dengan opini WDP
hidup mewah. Jadi, motivasi disini berkaitan yang diperolehnya untuk 5 tahun terakhir.
dengan tekanan (pressure) dalam diri Beberapa penelitian yang
seseorang (karena memiliki utang), mendasari penelitian ini adalah penelitian
kebutuhan (need) atas materi/uang atau yang dilakukan oleh Thoyibatun (2009) dan
keinginan untuk hidup mewah yang dapat Fitriana (2010) dengan menggunakan
mempengaruhi tingkat melakukan variabel penelitian mereka yaitu kesesuaian
kecurangan. kompensasi. serta penelitian yang di lakukan
Budaya etis organisasi dapat di oleh Gusnardi Kurniawan (2013) yg meneliti
artikan sebagai pola atau sikap dan perilaku tentang Sistem pengendalian intern,
yang di harapkan dari setiap individu dalam Moralitas dan Motivasi terhadap kecurangan
organisasi secara keseluruhan yang akan laporan keuangan daerah di pemerintah kota
mebentuk budaya organisasi secara Bukittinggi. Berikutnya penelitian Ni Luh
keseluruhan (Pristiyanti, 2012). Sistem Eka Artini (2014) Tentang Pengaruh Budaya
makna bersama ini adalah sekumpulan Etis, Organisasi, dan Efektifitas
karakteristik kunci yang dijunjung tinggi Pengendalian Internal Terhadap
oleh organisasi. Apabila organisasi Kecendrungan Kecurangan Akuntansi,
mencapai kesuksesan, maka budaya etis Perbedaan penelitian ini dengan
organisasi bisa dipandang sebagai faktor penelitian terdahulu terletak pada sampel
penentu utama keberhasilan itu. Budaya yang diambil, tempat dan waktu penelitian
merupakan nilai-nilai yang dianut dalam serta beberapa indikator dan item pertanyaan
suatu kelompok atau organisasi. Dalam teori pada kuesioner yang diharapkan
rasionalisasi yang dikemukakan oleh Donald mendapatkan hasil yang berbeda dari
R Cressy (1953) dalam fraud triangel teori, penelitian sebelumnya. Selain itu, penelitian
budaya etis organisasi termasuk dalam ini penting dilakukan di Kabupaten Lima
element rasionalisasi, pengertian Puluh Kota karena dilihat dari kasus yang
rasionalisasi tersebut sebenarnya adalah telah disebutkan diatas, bahwa opini yang
sebuah pembenaran yang telah biasa di diberikan oleh Badan Pemeriksaan
lakukan di dalam organisasi atau sudah biasa Keuangan atas laporan keuangan pemerintah
terjadi, walaupun sifat atau budaya tersebut kabupaten lima puluh kota masih berupa
salah. Setiap orang dalam perusahaan Wajar Dengan Pengecualian. Selain itu,
tersebut akan cenderung melakukan laporan hasil pemeriksaan BPK juga masih
kecurangan karena pagawai tersebut terdapat beberapa keganjalan. Oleh karena
merasionalisasi tindakan tersebut sebagai itu, penelitian dirasa penting dilakukan
tindakan yang biasa atau wajar terjadi Dalam untuk melihat apa yang menjadi penyebab
kondisi organisasi pemerintahan yang kecendrungan kecurangan laporan keuangan
kebanyakan pegawai nya melakukan pada Pemerintah Kabupaten Lima Puluh
kecurangan dan hal tersebut dianggap wajar. Kota.
Pegawai yang lain juga akan melakukan Berdasarkan latar belakang di atas,
kecurangan dikarenakan pembenaran akan untuk mengurangi atau menghindari adanya
hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar tindakan kecurangan terhadap laporan
terjadi dalam organisasi tersebut. Demikian keuangan, maka peneliti tertarik untuk
4

melakukan penelitian dengan judul berbagai cara, termasuk penggelapan tanda


“Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, terima barang/uang, pencurian aktiva, atau
Motivasi dan Budaya Etis Organisasi tindakan yang menyebabkan entitas
terhadap Kecurangan Laporan Keuangan membayar barang atau jasa yang tidak
Daerah (Studi Empiris pada Instansi diterima oleh entitas. Menurut Arens
Pemerintah Kabupaten Limapuluh (2008), kecurangan adalah setiap upaya
Kota)” penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan
untuk mengambil harta atau hak orang atau
II. KAJIAN TEORI, KERANGKA pihak lain. Dalam kaitannya dengan konteks
KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS audit atas laporan keuangan, kecurangan
didefinisikan sebagai salah saji laporan
A. Kajian Teori keuangan yang disengaja. Menurut
1. Kecurangan Suhermadi dalam Nani (2010),
a. Definisi Kecurangan mendefinisikan fraud sebagai suatu tindakan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) kesengajaan untuk menggunakan sumber
(2001) menjelaskan kecurangan akuntansi daya perusahaan secara tidak wajar dan
sebagai salah saji yang timbul dari salah menyajikan fakta untuk memperoleh
kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu keuntungan pribadi.
salah saji atau penghilangan secara sengaja
jumlah atau pengungkapan dalam laporan b. Bentuk-bentuk Kecurangan
keuangan untuk mengkelabui pemakai Menurut Sukrisno (2004), fraud
laporan keuangan, salah saji yang timbul atau kecurangan bisa terjadi dalam berbagai
dari perlakuan tidak semestinya terhadap bentuk, diantaranya yaitu :
aktiva (seringkali disebut penyalahgunaan 1) Collusion, yaitu kecurangan yang
atau penggelapan ) berkaitan dengan dilakukan oleh lebih dari satu orang
pencurian aktiva entitas yang berkaitan dengan cara bekerja sama
laporan keuangan tidak disajikan sesuai 2) White collar crime, yaitu kejahatan
dengan prinsip akuntansi yang berlaku yang dilakukan orang-orang berdasi
umum. 3) (Embezzlement, yaitu konversi
Dalam Standar Profesional Akuntan secara tidak sah harta benda untuk
Publik (SPAP) No.16, kecurangan (fraud) kepentingan pribadi.
dijelaskan dengan istilah 4) Intentional misrepresentation, yaitu
kejanggalan/ketidakberesan (irregularities). memberi saran bahwa sesuatu itu
Menurut pernyataan tersebut, irregularities benar, padahal itu salah, oleh
menunjukkan pendistorsian secara sengaja seseorang yang mengetahui bahwa
terhadap laporan keuangan. Misalnya berupa itu salah.
: manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan 5) Employee fraud, yaitu kecurangan
terhadap catatan akuntansi atau dokumen yang dilakukan seorang pegawai
pendukung yang merupakan sumber untuk menguntungkan dirinya
penyajian laporan keuangan. sendiri.
IAI (2001) menjelaskan kecurangan 6) Management fraud, yaitu
akuntansi sebagai salah saji yang timbul dari kecurangan yang dilakukan oleh
kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu manajemen sehingga merugikan
salah saji atau penghilangan secara sengaja pihak lain, termasuk pemerintah.
jumlah atau pengungkapan dalam laporan Misalnya manipulasi pajak,
keuangan untuk mengelabui pemakai manipulasi kredit bank, dan lain-
laporan keuangan, dan salah saji yang timbul lain.
dari perlakuan tidak semestinya terhadap
aktiva (seringkali disebut penyalahgunaan c. Kecurangan Pelaporan Keuangan
atau penggelapan) dan berkaitan dengan Menurut Tuanakotta (2007),
pencurian aktiva entitas yang berakibat Association Of Certified Fraud
laporan keuangan tidak disajikan sesuai Examinations (ACFE) adalah salah satu
dengan prinsip yang berlaku umum. asosiasi di USA yang mendarmabaktikan
Perlakuan tidak semestinya kegiatannya dalam pencegahan dan
terhadap aktiva dapat dilakukan dengan pemberantasan kecurangan,
5

mengkategorikan kecurangan dalam tiga Belkaoui (2006), kecurangan dalam


kelompok sebagai berikut: pelaporan keuangan merupakan perlakuan
yang disengaja atau sembrono, baik tindakan
1. Kecurangan Laporan Keuangan atau penghilangan, yang menghasilkan
(financial statement fraud), laporan keuangan yang secara material
Kecurangan Laporan Keuangan menyesatkan.
dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang Dengan meningkatnya kecurangan
dilakukan oleh manajemen dalam bentuk pelaporan keuangan, disatu sisi
salah saji material laporan keuangan yang menguntungkan pelaku bisnis karena
merugikan investor dan kreditor, kecurangan melebih-lebihkan (over stated) hasil
ini dapat bersifat finansial atau kecurangan usahanya dan kondisi keuangnnya sehingga
non finansial. kecurangan dalam laporan kelihatan baik dimata publik, tetapi pada sisi
keuangan terdiri dari tindakan manipulasi, lain merugikan publik yang sangat
pemalsuan catatan akuntansi, penghapusan menggantungkan keputusan ekonominya
secara sengaja terhadap informasi yang ada dari informasi laporan keuangan. Informasi
dalam laporan keuangan, dan terdapatnya keuangan yang relevan dan bersih dari unsur
salah penerapan secara sengaja terhadap fraud, akan melahirkan keputusan ekonomi
prinsip-prinsip akuntansi. yang tepat bagi pihak ketiga.
2. Penyalahgunaan aset (asset
misappropriation) Fraud Triangle Theory (Teori Segitiga
Penyalahgunaan asset adalah Kecurangan)
bentuk kecurangan yang dilakukan dengan Berdasarkan Fraud Triangle
cara memiliki secara tidak sah dan Theory, ini ada tiga faktor yang
penggelapan terhadap aset perusahaan atau menyebabkan seseorang melakukan
organisasi untuk memperkaya diri sendiri kecurangan. Ketiga faktor tersebut
dan memakai aset perusahaan untuk digambarkan dalam segitiga kecurangan.
kepentingan pribadi. Korupsi (corruption) Fraud Triangle (Tuanakotta, 2007) adalah
Korupsi dalam konteks pembahasan model yang menjelaskan alasan orang
ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya melakukan fraud termasuk korupsi. Konsep
pengertian korupsi menurut UU segitiga kecurangan ini pertama kali
Pemberantasan KPK di Indonesia. Menurut diperkenalkan oleh Donald R. Cressey
ACFE, korupsi terbagi kedalam (1953) dalam Tuannakotta (2007)
Pertentangan kepentingan (conflict of menyimpulkan bahwa kecurangan secara
interest) yaitu pertentangan kepentingan umum mempunyai tiga sifat dalam teori ini
terjadi ketika karyawan, manajer dan yaitu kesempatan (Opportunity), tekanan
eksekutif suatu organisasi atau perusahaan (Pressure), dan rasionalisasi
memiliki kepentingan pribadi terhadap (Rationalization)
transaksi, yang mengakibatkan dampak
kurang baik terhadap organisasi atau 2. Kesesuaian Kompensasi
perusahaan. a. Pengertian Kompensasi
Menurut Suwardjono (2006), Menurut Veithzal (2006),
pelaporan keuangan adalah struktur dan kompensasi merupakan sesuatu yang
proses tentang bagaimana informasi diterima karyawan sebagai pengganti
keuangan untuk semua unit usaha dan kontribusi jasa mereka pada perusahaan.
pengambilan keputusan ekonomik. Pemberian kompensasi merupakan salah
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek satu pelaksanaan fungsi MSDM yang
yang berkaitan dengan penyediaan dan berhubungan dengan semua jenis pemberian
penyampaian informasi keuangan penghargaan individual sebagai pertukaran
Menurut Amin (2009), kecurangan dalam melakukan tugas keorganisasian.
laporan keuangan adalah perilaku yang Kompensasi merupakan biaya utama atas
disengaja untuk menghasilkan laporan keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan dalam
keuangan yang salah secara materil. Komisi bisnis perusahaan. Sedangkan menurut
Nasional mengenai Kecurangan dalam Griffin (2004), kompensasi adalah
Pelaporan Keuangan (National Commission remunerasi financial yang diberikan oleh
on Fraudulent Financial Reporting) dalam organisasi kepada karyawan sebagai imbalan
atas pekerjaan mereka.
6

Menurut Hasibuan (2005), seperti perawatan anak atau kepedulian


kompensasi adalah semua pendapatan keagamaan, dan sebagainya.
berbentuk uang, barang langsung atau tidak 2) Kompensasi yang bersifat non
langsung yang diterima karyawan sebagai financial
imbalan atas jasa yang diberikan kepada Bentuk kompensasi ini seperti
perusahaan. pujian, menghargai diri sendiri,
Wayne Mondy (2008) menjelaskan promosi jabatan, dan pengakuan
kompensasi adalah total seluruh imbalan yang dapat mempengaruhi motivasi
yang diterima para karyawan sebagai kerja karyawan, produktifitas, dan
pengganti jasa yang telah mereka berikan. kepuasan.
Menurut Sihotang (2007) kompensasi adalah
pengaturan keseluruhan pemberian balas b. Tujuan Manajemen Kompensasi
jasa begi pegawai dan para manajer baik Secara umum, tujuan manajemen
berupa finansial maupun barang dan jasa kompensasi adalah untuk membantu
pelayanan yang diterima oleh setiap orang perusahaan mencapai tujuan keberhasilan
karyawan. strategi perusahaan dan menjamin
Menurut Pangabean (2004) terciptanya keadilan internal dan eksternal.
Kompensasi dapat di defenisikan sebagai Keadilan eksternal menjamin bahwa
setiap bentuk penghargaan yang diberikan pekerjaan-pekerjaan akan dikompensasi
kepada karyawan sebagai balas jasa atas secara adil dengan membandingkan
kontribusi yang mereka berikan kepada pekerjaan yang sama di pasar kerja. Namun,
organisasi. Tujuan pemberian kompensasi tujuan kompensasi yang efektif meliputi :
adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan
kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas 1) Memperoleh SDM yang berkualitas
karyawan, disiplin serta pengaruh serikat 2) Mempertahankan karyawan yang
buruh dan pemerintah. Beberapa faktor yang ada
mempengaruhi besarnya kompensasi adalah 3) Menjamin keadilan
penawaran dan permintaan tenaga kerja, 4) Penghargaan terhadap perilaku
kemampuan dan kesediaan perusahaan, yang diinginkan
serikat buruh/organisasi karyawan, 5) Mengikuti aturan hukum
produktivitas kerja karyawan, pemerintahan 6) Meningkatkan efisiensi
dengan undang-undnag dan keppresnya dll. administrasi
Kompensasi bisa berupa fisik
maupun non fisik harus dihitung dan c. Komponen-Komponen
diberikan kepada karyawan sesuai dengan Menurut Griffin (2004), ada tiga bentuk
pengorbanan yang telah diberikannya dasar kompensasi yaitu :
kepada organisasi/perusahaan tempat ia
bekerja, Perusahaan dalam memberikan 1) Upah (wages) adalah kompensasi
kompensasi kepada para pekerja terlebih perjam yang dibayarkan kepada
dahulu melakukan penghitungan kinerja karyawan operasional.
dengan membuat sistem penilaian kinerja 2) Gaji (salary) adalah komponen
yang adil. Menurut Veithzal (2006), yang dibayarkan untuk kontribusi
kompensasi yang diberikan kepada total, sebagai ganti dari pekerjaan
karyawan terdiri dalam dua bentuk yaitu : yang dilakukan berjam-jam.
1) Kompensasi yang bersifat financial 3) Insentif (incentives) mencerminkan
Bentuk kompensasi ini ada dua kesempatan kompensasi khusus
macam, yaitu, kompensasi langsung, yang biasanya terkait dengan
terdiri dari pembayaran karyawan dalam kinerja. Komisi dan bonus
bentuk upah, gaji, bonus, atau komisi. merupakan insentif yang paling
Kompensasi tidak langsung atau benefit, umum.
terdiri dari semua pembayaran yang
tidak tercakup dalam kompensasi Sedangkan menurut Veithzal
financial langsung yang meliputi (2006), komponen-komponen kompensasi
liburan, berbagai macam asuransi, jasa terdiri atas 4 macam. komponen tersebut
yaitu :
7

1) Gaji yang mendorong tercapainya tujuan dan


Gaji adalah balas jasa dalam bentuk berbagai sasaran organisasi dengan tingkat
uang yang diterima karyawan efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang
sebagai konsekuensi dari tinggi.
kedudukannya sebagai seorang Motivasi negatif adalah perilaku
karyawan yang memberikan yang berangkat dari pengutamaan
sumbangan tenaga dan fikiran kepentingan-kepentingan peribadi, kalau
dalam mencapai tujuan perusahaan. perlu dengan mengorbankan kepentingan
2) Upah kelompok atau kepentingan organisasi
Upah merupakan imbalan financial secara keseluruhan. Persepsi yang
langsung yang dibayarkan kepada mengutamakan kepentingan peribadi
karyawan berdasarkan jam kerja, mempunyai dampak negatif yang lebih kuat
jumlah barang yang dihasilkan atau lagi apabila para anggota organisasi tidak
banyaknya pelayanan yang memiliki tingkat keterampilan yang sesuai
diberikan dan besarnya dapat dengan tuntutan tugas masing-masing.
berubah-ubah tergantung pada Dengan perkataan lain, pada dasarnya
keluaran yang dihasilkan. motivasi negatif yang timbul karena dua hal.
3) Insentif Pertama, karena sikap dan tindak tunduk
Insentif merupakan imbalan yang diarahkan kepada kepentingan diri
langsung yang dibayarkan kepada sendiri. Kedua, karena faktor-faktor
karyawan karena kinerjanya ketidakmampuan menyelesaikan tugas yang
melebihi standar yang ditentukan. dipercayakan kepada seseorang.
4) Kompensasi tidak langsung (Fringe Sedangkan menurut Koletar (2003),
Benefit) menyebutkan bahwa faktor penyebab
Fringe benefit merupakan kecurangan yang disurvey oleh KPMG yang
kompensasi tambahan yang menjadi penyebab kecurangan yang terkait
diberikan berdasarkan kebijakan dengan motivasi yaitu adanya tekanan dalam
perusahaan terhadap semua diri seseorang untuk memenuhi
karyawan sebagai upaya keuangannya dan selalu membayangkan
meningkatkan kesejahteraan para hidup mewah.
karyawan.
Menurut Simanjuntak (2008),
3. Motivasi dalam teori GONE, faktor pendorong
Menurut Kartono (2002), motivasi seseorang melakukan kecurangan yang
(dari kata latin, motivius) artinya sebab, disebabkan oleh motivasi yang negatif yaitu
alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi :
seseorang untuk berbuat, atau ide pokok 1. Need (kebutuhan).
yang selalu berpengaruh besar terhadap Setiap orang punya kebutuhan
tingkah laku manusia. Winardi (2001), materi yang dapat menjadi
mendefenisikan motivasi seseorang itu pendorong terjadinya kecurangan.
bersumber dari dalam maupun dari luar diri Untuk memenuhi kebutuhan
seseorang. Motivasi dari dalam diri tersebut orang akan melakukan apa
(intrinsik) yaitu keinginan bertindak yang saja asalkan kebutuhannya
disebabkan oleh faktor pendorong yang terpenuhi walau dengan
murni berasal dari dalam diri individu. melakukan kecurangan sekalipun.
Motivasi dari luar (ekstrinsik) yaitu
keinginan untuk bertingkah laku sebagai 2. Pressure (tekanan)
akibat adanya ransangan dari luar. Tekanan merupakan faktor
Menurut Siagian (2004), salah satu pendorong pelaku kecurangan
sasaran teori motivasi adalah pemuas untuk melakukan kecurangan.
kebutuhan manusia termasuk kebutuhan Misalnya ada tekanan karena dia
yang bersifat primer. Dilihat dari kacamata memiliki utang
manajemen, motivasi para anggota
organisasi dapat dikategorikan menjadi dua
jenis yaitu motivasi positif dan motivasi
negatif. Motivasi positif adalah perilaku
8

4. Budaya Etis Organisasi c. Mempermudah timbulnya


a. Pengertian Budaya Etis Organisasi komitmen yang lebih luas daripada
Budaya organisasi adalah sistem kepentingan individu.
makna dan keyakinan bersama yang di anut d. Meningkatkan kemantapan sistem
oleh para anggota organisasi yang sosial.
menentukan sebagian besar cara mereka e. Memandu dan membentuk sikap
bertindak, budaya tersebut mewakili anggota organisasi (budaya sebagai
persepsi bersama yang dianut oleh para mekanisme pembuat makna dan
anggota organisasi tersebut (Robbins, kendali).
2002:58)
Budaya merupakan nilai-nilai yang Dalam konteks di atas maka budaya
dianut dalam suatu kelompok atau etis organisasi merupakan kerangka kerja
organisasi. Dalam teori rasionalisasi yang yang menjadi pedoman tingkah laku dan
dikemukakan oleh Donald R Cressy (1953) pembuatan keputusan anggota organisasi
dalam fraud triangel teori, budaya etis serta mengarahkan tindakan mereka untuk
organisasi termasuk dalam element mencapai tujuan organisasi.
rasionalisasi, pengertian rasionalisasi Perilaku tidak etis juga
tersebut sebenarnya adalah sebuah mempengaruhi banyaknya penyimpangan
pembenaran yang telah biasa di lakukan di yang terjadi di Indonesia (Fauwzi, 2011
dalam organisasi atau sudah biasa terjadi, dalam Kusumastiti 2012). Perilaku tidak etis
walaupun sifat atau budaya tersebut salah. yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan
Setiap orang dalam perusahaan tersebut akan seseorang untuk mencapai suatu tujuan
cenderung melakukan kecurangan karena tertentu. Menurut Robinson Dalam
pagawai tersebut merasionalisasi tindakan (Thoyibatun 2012), perilaku tidak etis dapat
tersebut sebagai tindakan yang biasa atau berupa penyalahgunaan kedudukan/posisi
wajar terjadi Dalam kondisi organisasi (abuse position), penyalahgunaan kekuasaan
pemerintahan yang kebanyakan pegawai nya (abuse power), penyalahgunaan sumber daya
melakukan kecurangan dan hal tersebut organisasi (abuse resources), serta perilaku
dianggap wajar. Pegawai yang lain juga yang tidak berbuat apa-apa (no action).
akan melakukan kecurangan dikarenakan Tindakan tidak etis dan tindakan curang
pembenaran akan hal tersebut sebagai dapat dipengaruhi oleh adanya sistem
sesuatu yang wajar terjadi dalam organisasi pengendalian internal dan monitoring oleh
tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika atasan (Fauwzi 2011 dalam Kusumastuti
dalam suatu instansi telah ditanamkan nilai- 2012).
nilai bahwa suatu kecurangan merupakan Didalam penelitian yang dilakukan
tindakan yang tidak baik dan merugikan oleh Rae dan Subramaniam (2008) dalam
banyak pihak, maka pagawai cenderung Pramudita (2013) menunjukkan bahwa di
tidak akan melakukan kecurangan. suatu lingkungan yang lebih etis, seorang
Budaya sesungguhnya tumbuh karyawan akan lebih cenderung melakukan
karena diciptakan dan dikembangkan oleh atau menjalankan peraturan peraturan
individu individu yang bekerja dalam suatu perusahaan, dan menghindari perbuatan
organisasi, dan diterima sebagai nilai-nilai kecurangan di dalam instansi, lingkungan
yang harus dipertahankan dan diturunkan etis ini dapat dinilai dengan adanya budaya
kepada setiap anggota baru. etis organisasi.
Pentingnya kajian terhadap budaya Budaya Etis Organisasi adalah
etis organisasi ini juga secara pragmatis sistem nilai, norma dan kepercayaan yang
dapat dilihat dari peranannya. Veithzal R. bersama-sama dimiliki oleh masing masing
(2003: 430) mengemukakan bahwa budaya anggota organisasi yang kemudian
organisasi berperan dalam: mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku
a. menciptakan perbedaan yang jelas dari para anggota organisasi agar terciptanya
antara satu organisasi dengan perilaku baik dan beretika, dan menghindari
organisasi lainnya tindakan yang dapat merugikan organisasi.
b. Memberikan ciri identitas bagi Dengan adanya pengendalian
anggota organisasi. internal organisasi, maka dengan sendirinya
sistem yang akan melakukan pengawasan
9

guna mencapai visi, misi dan tujuan akan berpengaruh baik pula terhadap prilaku
organisasi. Namun sistem pengendalian akuntan dalam bekerja.
internal juga tidak dapat berjalan dengan
baik tanpa didukung dengan budaya etis B. Penelitian Yang Relevan
organisasi yang baik. Beberapa penelitian Ada beberapa penelitian terdahulu
telah dilakukan sebelumnya, diantaranya yang juga membahas penelitian ini, seperti
adalah penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan Aviora (2005) yang meneliti
Wilopo (2006), Thoyibatun (2012), mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Kusumastuti (2012), dan Pramudita (2013) kecurangan pelaporan keuangan pada
mengacu pada penelitian tersebut, penelitian perusahaan manufaktur di sumatera Barat.
ini akan mengkaji kembali tentang pengaruh Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
budaya etis organisasi dan efektivitas keefektifan pengendalian intern berpengaruh
pengendalian internal untuk mengatasi signifikan negatif terhadap kecurangan
kecenderungan akuntansi pelaporan keuangan. Sedangkan motivasi
Manajemen dapat melakukan berpengaruh secara signifikan positif
beberapa hal dalam menciptakan budaya terhadap kecurangan pelaporan keuangan.
yang lebih etis (Victor dan Cullen, 1988), Hal ini menunjukkan bahwa semakin
diantaranya: tinggi motivasi negatif seseorang untuk
berbuat kecurangan, maka semakin tinggi
1) Model Peran yang Visibel juga tingkat kecurangan pelaporan
Karyawan akan melihat perilaku keuangan. Selanjutnya moralitas manajemen
manajemen puncak sebagai acuan berpengaruh secara signifikan negatif
standar untuk menentukan perilaku terhadap kecurangan pelaporan keuangan.
yang semestinya diambil. Hal ini berarti bahwa moralitas manajemen
2) Komunikasi harapan etis berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan
Ambiguitas etika dapat diminimalkan keuangan yang terjadi di perusahaan.
dengan menciptakan dan Moralitas yang tinggi yang dimiliki oleh
mengomunikasikan kode etik seorang manajer bertindak untuk lebih
organisasi. mementingkan kepentingan perusahaan
3) Pelatihan etis dibandingkan dengan kepentingan sendiri.
Pelatihan etis digunakan untuk Wilopo (2006) melakukan
memperkuat standar, tuntunan penelitian mengenai analisis faktor-faktor
organisasi, menjelaskan praktik yang yang berpengaruh terhadap kecendrungan
diperbolehkan dan yang tidak, dan kecurangan akuntansi pada BUMN dan
menangani dilema etika yang perusahaan terbuka lainnya yang diukur
mungkin muncul. dengan variabel bebas: sistem pengendalian
Budaya etis organisasi dapat di intern, kesesuaian kompensasi, ketaatan
artikan sebagai pola atau sikap dan perilaku akuntansi, asimetris informasi dan moralitas
yang di harapkan dari setiap individu dalam manajemen, terhadap perilaku tidak etis dan
organisasi secara keseluruhan yang akan kecendrugan kecurangan akuntansi sebagai
membentuk budaya organisasi secara variabel independen.
keseluruhan (Pristiyanti, 2012). Sistem Hasil penelitian ini menunjukan
makna bersama ini adalah sekumpulan bahwa kesesuaian kompensasi memberikan
karakteristik kunci yang dijunjung tinggi pengaruh tidak signifikan terhadap perilaku
oleh organisasi. Apabila organisasi tidak etis pada BUMN dan perusahaan
mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu terbuka di Indonesia serta kesesuaian
dipandang sebagai faktor penentu utama kompensasi memberikan pengaruh tidak
keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh signifikan terhadap kecenderungan
kepribadian para pendiri jadi melekat dalam kecurangan akuntansi.
budaya organisasi. Adanya keterkaitan Wiliya (2010) melakukan penelitian
hubungan antara budaya organisasi dan mengenai pengaruh sistem pengendalian
prilaku etis akuntan seperti yang telah intern, moralitas dan motivasi terhadap
dijelaskan diatas menunjukkan bahwa, tingkat kecurangan dalam laporan keuangan
semakin baik dan berkualitas aturan-aturan pada SKPD di kota Padang, memperoleh
dalam budaya organisasi suatu instansi maka hasil sistem pengendalian intern
10

berpengaruh signifikan negatif terhadap Sedangkan menurut Sawyer (2006), situasi


tingkat kecurangan dalam laporan keuangan ini dapat disebabkan oleh alasan keuangan
pada SKPD di kota Padang, moralitas yang dipengaruhi oleh kompensasi atau upah
berpengaruh signifikan negatif terhadap yang diterima, karena pengeluaran atau
tingkat kecurangan dalam laporan keuangan kerugian uang lainnya yang tidak dapat
pada SKPD di kota Padang, dan motivasi ditutupi oleh sumber daya keuangan yang
berpengaruh signifikan positif terhadap normal dari individu tersebut.
tingkat kecurangan dalam laporan keuangan
pada SKPD di kota Padang. b. Hubungan Motivasi Terhadap
Kusumastuti (2012), menganalisis Kecurangan Laporan Keuangan
tentang Faktor-Faktor yang Berpengaruh Menurut Kartono (2002), motivasi
terhadap Kecenderungan Kecurangan (dari kata Latin, motivius) artinya sebab,
Akuntansi. Hasil penelitian menemukan alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi
bahwa : keefektifan pengendalian internal seseorang untuk berbuat, atau ide pokok
berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan yang selalu berpengaruh besar terhadap
terhadap kecenderungan kecurangan tingkah laku manusia. Berdasarkan
akuntansi, kesesuaian kompensasi penelitian Aviora (2008), menunjukkan
berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan bahwa motivasi berpengaruh secara
terhadap kecenderungan kecurangan signifikan positif terhadap kecurangan
akuntansi, dan ketaatan aturan akuntansi pelaporan keuangan. Hal ini menunjukan
berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan bahwa semakin tinggi motivasi negatif
terhadap kecenderungan kecurangan seseorang untuk berbuat kecurangan, maka
akuntansi semakin tinggi juga tingkat kecurangan
Pada Penelitian Ni Luh Eka Artini dalam pelaporan keuangan.
(2014) Tentang Pengaruh Budaya Etis, Menurut Siagian (2004) salah satu
Organisasi, dan Efektifitas Pengendalian sasaran teori motivasi adalah pemuas
Internal Terhadap Kecendrungan kebutuhan manusia termasuk kebutuhan
Kecurangan Akuntansi, Pada Satuan kerja yang bersifat primer. Menurut Simanjuntak
Perangkat Daerah di Kabupaten Jembrana, (2008), dalam teori GONE,
Menemukan Bahwa Hasil dari Efektifitas motivasi/dorongan seseorang untuk
Pengendalian Internal berpengaruh melakukan kecurangan disebabkan oleh
signifikan, Keadlian Prosedural tidak adanya need (kebutuhan). Setiap orang
berpengaruh, Budaya Etis Organisasi punya kebutuhan materi yang dapat menjadi
berpengaruh Signifikan terhadap pendorong terjadinya kecurangan. Untuk
Kecenderungan kecurangan Akuntansi. memenuhi kebutuhan tersebut orang akan
melakukan apa saja asalkan kebutuhannya
C. Hubungan Antar Variabel terpenuhi walau dengan melakukan
a. Hubungan kesesuaian kompensasi kecurangan sekalipun. Karena adanya
terhadap kecurangan laporan keuangan kebutuhan dari diri seseorang tersebut maka
Kompensasi Menurut Hasibuan akan memotivasi atau mendorong seseorang
(2005), kompensasi adalah semua untuk memenuhi kebutuhannya dengan
pendapatan berbentuk uang, barang melakukan kecurangan.
langsung atau tidak langsung yang diterima Menurut Tuanakotta (2007), salah
karyawan sebagai imbalan atas jasa yang satu pendorong seseorang untuk melakukan
diberikan kepada perusahaan. Menurut kecurangan adalah karena pressure
Amin (2009), salah satu faktor penyebab (tekanan). Tekanan merupakan faktor
kecurangan pelaporan keuangan adalah pendorong pelaku kecurangan untuk
insentif untuk melakukan kecurangan yaitu melakukan kecurangan. Misalnya adanya
adanya porsi yang tidak signifikan dari tekanan karena dia memiliki utang/tekanan
kompensasi. Pemberian kompensasi untuk dapat memperbaiki posisinya dalam
terhadap karyawan dapat mengarah kepada organisasi tempat mereka bekerja.
perlakuan yang tidak semestinya terhadap Sedangkan Menurut Koletar (2003),
kas. Seorang karyawan yang memiliki menyebutkan bahwa faktor penyebab
masalah keuangan bisa menyalahgunakan kecurangan yang disurvey oleh KPMG yang
kas atau uang yang ada di tangannya. menjadi penyebab kecurangan yang terkait
11

dengan motivasi yaitu adanya tekanan dalam disengaja oleh seseorang, baik dengan
diri seseorang untuk memenuhi tindakan atau penghapusan yang
keuangannya dan selalu membayangkan menghasilkan laporan keuangan yang
hidup mewah. menyesatkan (bias).
Kesesuaian kompensasi yang
c. Hubungan budaya etis organisasi dibayarkan kepada karyawan yang bisa
terhadap kecurangan laporan keuangan membuat karyawan merasa tidak puas
Kompensasi Budaya etis organisasi terhadap imbalan yang diberikan dan
merupakan nilai-nilai yang dianut dalam melakukan hal-hal yang dapat memberikan
suatu kelompok atau organisasi. Iklim tambahan keuntungan terhadapnya dan
budaya yang baik akan mencipatakan berdampak terhadap laporan keuangan.
perilaku yang baik pula kepada setiap orang Sedangkan motivasi berpengaruh
yang berada dalam lingkungan organisasi terhadap kecurangan pelaporan keuangan.
tersebut. Jika dalam suatu perusahaan Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi
kecurangan merupakan hal yang wajar atau motivasi negative seseorang untuk berbuat
biasa terjadi. Setiap orang dalam perusahaan kecurangan, maka semakin tinggi juga
tersebut akan cenderung melakukan tingkat kecurangan pelaporan keuangan.
kecurangan karena pagawai tersebut Motivasi pemerintah berpengaruh terhadap
merasionalisasi tindakan tersebut sebagai tingkat kecurangan dalam laporan keuangan.
tindakan yang biasa atau wajar terjadi. Budaya etis organisasi berpengaruh
Dalam kondisi organisasi terhadapan kecuranagan laporan keuangan,
pemerintahan yang kebanyakan pegawai nya Jika instansi pemerintahan mempunyai
melakukan kecurangan dan hal tersebut budaya etis organisasi yang rendah, maka
dianggap wajar. Pegawai yang lain juga akan mendorong pegawai nya untuk
akan melakukan kecurangan dikarenakan melakukan tindakan fraud atau kecurangan.
pembenaran akan hal tersebut sebagai
sesuatu yang wajar terjadi dalam organisasi Berdasarkan penjelasan diatas,
tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika maka dapat dibuat kerangka konseptual
dalam suatu instansi telah ditanamkan nilai- sebagai berikut :
nilai bahwa suatu kecurangan merupakan
tindakan yang tidak baik dan merugikan Kesesuaian
banyak pihak, maka pagawai cenderung
tidak akan melakukan kecurangan. Pada Kompensasi
penelitian Ni Luh Eka Artini (2014)
menunjukan bahwa budaya etis organisai Motivasi Kecurangan
terhadap kecurangan akuntansi di sektor Laporan
pemerintahan dengan semakin baik Keuangan
penerapan budaya etis dalam suatu Budaya Etis
organisasi maka akan diikuti oleh penurunan Organisasi
tingkat kecenderungan kecurangan akuntansi
pada sektor pemerintahan

D. Kerangka Konseptual Gambar 1: Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual
memperlihatkan hubungan atau kaitan antara
E. Hipotesis
variabel independen dengan variabel
dependen, dan dalam penelitian ini akan Berdasarkan uraian latar belakang,
memperlihatkan terdapatnya hubungan kajian teori dan kerangka konseptual yang
antara pengaruh keefektifan sistem telah dibuat, maka didapat hipotesis sebagai
pengendalian intern, kesesuaian kompensasi berikut :
dan moralitas terhadap kecurangan laporan H1 : Kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif
keuangan daerah. terhadap kecurangan laporan keuangan.
Kecurangan pelaporan keuangan H2 : Motivasi berpengaruh positif terhadap
(fraudulent financial reporting) dapat kecurangan laporan keuangan
didefinisikan sebagai suatu perilaku yang
12

H3: Budaya etis berpengaruh negatif terhadap responden. Kuesioner diberikan kepada staf
kecurangan laporan keuangan. bagian akuntansi di SKPD tersebut.
Kuesioner akan langsung diantarkan ke
III. METODE PENELITIAN SKPD yang ada di Instansi Pemerintah
Kabupaten Limapuluh Kota. Setelah itu,
A. Jenis Penelitian kuesioner akan dikumpulkan kembali
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menjemputnya secara langsung.
kausatif. penelitian ini bertujuan untuk
melihat seberapa besar pengaruh kesesuaian E. Variabel Penelitian
kompensasi, motivasi dan budaya etis Variabel yang digunakan dalam
organisasi terhadap kecurangan dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel antara
laporan keuangan lain:
Sifat Pertanyaan
B. Populasi dan Sampel Skala Likert Positif ( +) Negatif (-)
1. Populasi Sangat Setuju (SS) 5 1
Populasi adalah sekelompok orang, Setuju (S) 4 2
kejadian atau segala sesuatu yang Kurang Setuju (KS) 3 3
mempunyai karakteristik tertentu. Populasi Tidak Setuju (TS) 2 4
dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Sangat Tidak Setuju 1 5
Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di (STS)
Kabupaten Limapuluh Kota. yang terdiri 1. Variabel terikat yaitu variabel yang
dari Dinas, Badan, Kantor, Kecamatan, dan menjadi pusat utama sebuah
Inspektorat. Satuan Kerjanya berjumlah 50 pengamatan, yang menjadi variable
SKPD. terikat yaitu dalam penelitian ini
yaitu kecurangan dalam pelaporan
2. Sampel keuangan (fraud)(Y)
Sampel merupakan sebagian dari 2. Variabel bebas yaitu variabel yang
populasi yang terpilih sebagai sumber data, dapat mempengaruhi perubahan
peneliti menjadikan seluruh populasi sebagai dalam variabel terikat dan
sampel (total sampling). Respondennya 3 mempunyai pengaruh positif
orang, yang terdiri dari Pimpinan SKPD, ataupun pengaruh negatif bagi
Kepala bagian Akuntansi dan staf bagian variabel terikat nantinya, variabel
akuntansi pada masing-masing SKPD. bebas dalam penelitian ini adalah
yaitu
C. Jenis dan Sumber data a) Kesesuaian Kompensasi (X1)
Jenis data dalam penelitian ini b) Motivasi (X2)
adalah data subjektif. Data subjektif adalah c) Budaya Etis Organisasi (X3)
jenis data penelitian yang berupa opini,
sikap, pengalaman atau karakteristik dari
F. Instrumen Penelitian
seseorang atau sekelompok orang yang Instrumen yang digunakan dalam
menjadi subjek penelitian atau responden. penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
Penelitian ini menggunakan data terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup
primer yang diperoleh dengan survei yang menggunakan skala likert dengan lima
lapangan yang menggunakan semua metode alternatif jawaban :
pengumpulan data original. Dalam
penelitian ini data diperoleh dengan Tabel 1
menyebarkan kuesioner kepada kepala Skala Pengukuran
SKPD dan staf akuntansi SKPD di kab Lima Instrumen yang digunakan dalam
Puluh Kota. penelitian ini adalah angket. Angket
digunakan untuk memperoleh data
D. Teknik Pengumpulan Data mengenai pengaruh kesesuaian
Teknik pengumpulan data yang kompensasi, motivasi, dan budaya etis
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan organisasi terhadap kecurangan laporan
menggunakan kuesioner untuk mendapatkan keuangan daerah. Adapun kisi-kisi
data primer. Kuesioner adalah daftar
pertanyaan terstruktur yang diajukan pada
13

pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner kolmogorov smirnov, dengan melihat


disajikan dalam Tabel 2 (Lampiran) sinifikan pada 0,05. Jika nilai signifikan
yang dihasilkan >0,05 maka akan
G. Uji Validitas dan Reliabilitas berdistribusi normal
a. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk b. Uji Heteroskedasitas
mengukur sah atau valid tidaknya suatu Uji heteroskedasitas digunakan
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid untuk melihat apakah dalam sebuah rgresi
jika pernyataan pada kuesioner mampu terjadi ketidaksamaan varians dari residual
mengunkapkan sesuatu yang akan diukur atas suatu pengamatan ke pengamatan lain.
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007:45). Untuk mendeteksi adanya gejala
Sebelum kuesioner dibagikan maka heteroskedasitas dapat menggunakan uji
dilakukan uji pendahuluan. Untuk uji gletser. Data yang tidak heteroskedasitas
validitas maka digunakan rumus product adalah data yang nilai signifikansinya di
moment sebagai berikut : atas tingkat kepercayaan 0,05.

Jika r hitung < r tabel maka nomor item tersebut c. Uji Multikolenearitas
tidak valid dan jika r hitung > r tabel maka item Mulitikolenearitas adalah situasi
tersebut dinyatakan valid dan dapat adanya korelasi variabel-variabel bebas
digunakan untuk analisis selanjutnya. antara satu dengan yanglainnya, maka salah
satu variabel bebas tersebut dieliminir.
b. Uji Reliabilitas Untuk menguji adanya multikolinearitas
Setelah dilakukan pengujian validitas, dilakukan dengan melihat nilai VIF
selanjutnya akan dilakukan pengujian (Variance Inflating Factor) < 10 dan
reliabilitas, yang tujuannya adalah untuk tolerance > 0,10.
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, jika dilakukan pengukuran I. Teknik Analisis Data
dua kali atau lebih. Instrumen dikatakan 1. Analisis Deskriptif
reliabel (andal) jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau a. Verifikasi data yaitu memeriksa
stabil dari waktu ke waktu Untuk uji kembali kuesioner yang telah diisi oleh
reliabilitas dgunakan rumus cronbach’s responden untuk memastikan apakah
alpha, jika nilai cronbach’s alpha lebih semua pertanyaan sudah dijawab
besar ari 0,6 maka instrumen katakan dengan lengkap oleh responden.
reliabel. b. Menghitung nilai jawaban
1) Menghitung frekuensi dari jawaban
H. Uji Asumsi Klasik yang diberikan responden atas setiap
Pengujian asumsi klasik bertujuan item pertanyaan yang diajukan.
untuk melihat kelayakan model serta untuk 2) Menghitung rata–rata skor total item
melihat apakah terdapat pelanggaran asumsi dengan menggunakan rumus :
klasik dalam model regresi berganda,karena
model regresi yang baik adalah model yang 5 SL/SS + 4 SR/S + 3 KK/RR + 2 JR/TS +
lolos dari pengujian asumsi klasik. Terdapat
tiga asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh 1 TP/STS
model regresi agar parameter estimasi tidak
bias, yaitu: 15

a. Uji Normalitas Dimana :


Sebelum melakukan pengujian terhadap
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji SL/SS = Selalu atau Sangat
normalitas untuk mengetahui model Setuju
statistik yang akan digunakan. Uji SR/S = Sering atau Setuju
normalitas digunakan untuk menguji KK/RR = Kadang-Kadang atau
apakah distribusi sebuah data mengikuti Ragu-Ragu
atau mendekati normal. Uji normalitas JR/TS = Jarang atau Tidak Setuju
dapat dilakukan dengan metode
14

TP/STS = Tidak Pernah atau Sangat X1 = Kesesuaian Kompensasi


Tidak Setuju X2 = Ketaatan Akuntansi
X3 = Asimetri Informasi
3) Menghitung nilai rerata jawaban E =Epsilon (variabel-variael
responden dengan menggunakan rumus: independen lain tidak diukur dalam
n penelitian yang mempunyai pengaruh
X
h 1
i terhadap variabel lain).
Mean =
n 3. Uji Hipotesis

Dimana: a. Uji F (F-test)


Xi = Skor Total
n = Jumlah responden Uji F dilakukan untuk mengetahui
i = Data ke 1, 2, 3............n apakah secara serentak variabel independen
∑ = Jumlah mampu menjelaskan variabael dependen
secara baik untuk menguji apakah model
4) Menghitung nilai TCR masing-masing yang digunakan telah fix atau tidak.
kategori jawaban dari deskriptif Jika Fhitung > F tabel atau sig< 0,05,
variabel. Dapat dihitung dengan maka Ha diterima ,dan H0 ditolak. Jika
menggunakan rumus sebagai berikut Fhitung < F tabel , atau sig > 0,05, maka Ha
(Sugiyono, 2004:74): ditolak dan H0 diterima. Dengan tingkat
RS kepercayaan (α) untuk menguji hipotesis
TCR = x100 adalah 95% atau (α) = 0,05
n
Dimana: b. Uji t (t test)
TCR = Tingkat Capaian
Responden Uji t statistik dilakukan untuk
Rs = Rata-rata Skor Jawaban mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
Responden independen terhadap variabel dependen secara
n = Nilai Skor Jawaban parsial. Patokan yang digunakan adalah dengan
membandingkan nilai signifikasi dengan alpha
Nilai persentase dimasukkan kedalam (α) 0,05.
kriteria sebagai berikut : Jika nilai thitung < tingkat kesalahan (α)
a. Interval jawaban responden 76 – 100 % 0,05, maka variabel bebas berpengaruh
kategori jawabannya baik. signifikan terhadap variabel terikat, sedangkan
b. Interval jawaban responden 56 – 75 % jika thitung > tingkat kesalahan (α) 0,05, maka
kategori jawabannya cukup baik. variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
Interval jawaban responden < 56 % terhadap variabel terikat.
kategori jawabannya kurang baik.
c. Adjusted R Square (Koefisien
2. Metode Analisis Data Determinasi)
Analisis dilakukan dengan
menggunakan metode analisis regresi Koefesien determinasi (R2) pada
berganda, dan diolah oleh SPSS. Model intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
regresi yang digunakan sebagai berikut: model dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Adjusted R2 berarti R2 sudah
Y= a + b1 X1 + b2 X2 - b3X3 + e disesuikan dengan derajat bebas dari
masing-masing jumlah kuadrat yang
tercakup didalam perhitungan adjusted R2
Dimana: untuk membandingkan dua R2, maka harus
diperhitungkan banyaknya variabel x yang
Y = Kecenderungan Kecurangan
ada dalam model.
Akuntansi
A = Konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien regresi dari
variabel independen
15

J. Definisi Operasional responden. Dari 45 SKPD tersebut


1. Kecurangan Laporan Keuangan disebarkan 135 kuesioner. Pada batas akhir
Kecurangan laporan keuangan pengumpulan data kuisioner yang diterima
adalah perilaku yang disengaja untuk kembali sebanyak 102 kuisioner, artinya
menghasilkan laporan keuangan yang salah tidak seluruh kuisioner diisi dan
secara material. Kecurangan di dalam dikembalikan oleh responden. Rentang
laporan keuangan dianggap sebagai suatu waktu penyebaran dan pengumpulan
perlakuan yang disengaja atau sembrono, kuesioner adalah tanggal 27 Oktober 2016
baik tindakan atau penghilangan yang sampai dengan 11 November 2016.
menghasilkan laporan keuangan yang secara Gambaran penyebaran dan pengembalian
material menyesatkan. kuesioner dapat dilihat dalam Tabel 3
2. Kesesuaian Kompensasi berikut:
Kompensasi adalah seluruh imbalan
yang diterima karyawan atas hasil kerja Tabel 3
karyawan tersebut pada organisasi. Penyebaran dan Pengembalian Kuisioner
Kompensasi bisa berupa langsung dan tidak
Jumlah
langsung. Kompensasi yang diberikan
merupakan salah satu bentuk penghargaan Keterangan kuesioner
yang diberikan oleh organisasi.
3. Motivasi Jumlah kuesioner yang
Motivasi merupakan sebab, alasan disebar 135
dasar, pikiran dasar, dorongan bagi
seseorang untuk berbuat, atau ide pokok Jumlah Kuesioner yang
yang selalu berpengaruh besar terhadap
kembali 102
tingkah laku manusia. Salah satu sasaran
teori motivasi adalah pemuas kebutuhan Jumlah Kuesioner yang
manusia termasuk kebutuhan yang bersifat
primer. Dalam keterkaitan motivasi dengan dapat diolah 102
kecurangan disini adanya motivasi negatif, Respon rate 76%
yaitu prilaku yang berangkat dari
pengutamaan kepentingan-kepentingan Sumber: Data primer yang diolah tahun
pribadi, kalau perlu dengan mengorbankan 2016
kepentingan kelompok atau kepentingan
organisasi secara keseluruhan. B. Statistik Deskriptif
4. Budaya Etis Organisasi
Budaya etis organisasi adalah Sebelum dilakukan pengujian data
pandangan luas tentang persepsi pegawai secara statistik dengan lebih lanjut, terlebih
pada tindakan etis pimpinan yang menaruh dahulu dilakukan pendeskripsian terhadap
perhatian pentingnya etika di organisasi dan variabel penelitian. Hal ini dimaksudkan
akan memberikan penghargaan ataupun agar dapat memberikan gambaran tentang
sangsi atas tindakan yang tidak bermoral. masing-masing variabel yang akan diteliti.
Budaya organisasi menyangkut sifat, prilaku Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dan karakteristik yang telah melembaga dan endogen adalah kecurangan laporan
membedakan setiap organisasi. keuangan dan variabel eksogennya adalah
kesesuaian kompensasi, motivasi dan
IV. HASIL PENELITIAN DAN budaya etis organisasi pada instansi
PEMBAHASAN pemerintahan kabupataen Lima Puluh Kota
A. Gambaran Umum adalah tabel yang menyajikan deskripsi
Jumlah populasi sasaran atau sampel variabel penelitian secara statistik:
pada penelitian ini adalah 50 satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) di lingkungan
pemerintah kabupaten 50 Kota yang terdiri
dari Dinas, Kantor, Badan, Sekretariat
Daerah dan Kecamatan. Setiap sampel
masing-masing SKPD terdiri dari 3
16

Tabel 4 Uji reliabilitas dimaksudkan untuk


mengukur bahwa instrumen yang digunakan
Descriptive Statistics
benar-benar bebas dari kesalahan, sehingga
Std. diharapkan dapat menghasilkan hasil yang
konstan. Nilai reliabilitas dinyatakan
N Min Max Mean Deviation reliabel, jika nilai cronbach’s alpha dari
masing-masing instrumen pernyataan lebih
X1 102 21 40 32.17 4.435 besar dari 0,6 (Ghozali, 2006). Dari nilai
X2 102 13 29 24.25 3.030 cronbach’s alpha dapat disimpulkan bahwa
instrumen pertanyaan adalah reliabel karena
X3 102 21 40 32.23 3.720 memiliki nilai Cronbach’s alpha lebih dari
0,6. Untuk lebih jelasnya akan disajikan
Y 102 32 70 56.86 8.194
pada tabel 5 berikut ini:
Valid N
102 Tabel 5
(listwise) Nilai Cronbach’s Alpha
Instrumen Nilai Cronbach’s
Variabel Alpha
Dari tabel 4 diatas diketahui bahwa
Kecurangan Lap.
jumlah sampel yang digunakan dalam 0,877
Keuangan (Y)
penelitian ini sebanyak 102 orang
Kesesuaian
responden. Untuk variabel Kecenderungan 0,848
Kompensasi (X1)
kecurangan laporan keuangan (Y) memiliki
Motivasi (X2) 0,702
nilai rata-rata 56,86 dengan standar deviasi
Budaya Etis (X3) 0,742
8,194, Untuk variabel kesesuaian
kompensasi (X1) tersebut diketahui memiliki
Pada tabel 5 diatas dapat dilihat
nilai rata-rata sebesar 32,17 dengan deviasi bahwa nilai keandalan Cronbach’sAlpha
standar 4,435. Pada variable motivasi (X2) yaitu untuk instrumen kecurangan laporan
memiliki nilai rata-rata sebesar 24,25 dengan keuangan adalah 0,877, untuk instrumen
deviasi standar 3,030. Sedangkan pada kesesuaian kompensasi adalah 0,848, untuk
variabel budaya etis organisasi (X3) instrumen motivasi adalah 0,702 dan untuk
memiliki nilai rata rata sebesar 32,23 dengan instrumen budaya etis organisasi adalah
0,742. Dari data ini menunjukkan bahwa
deviasi standar nya sebesar 3,720
nilai Cronbach’s Alpha berada pada kisaran
diatas 0,60 ini mengindikasikan bahwa
C. Uji Validitas dan Realibilitas semua instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel.
1. Uji Validitas

Untuk melihat validitas dari


masing-masing item kuesioner, digunakan
Corrected Item-Total Colleration. Jika rhitung
> rtabel, maka data dikatakan valid, dimana
rtabel untuk N = 102, adalah 0,1638.
Berdasarkan hasil pengolahan data
didapatkan bahwa nilai Corrected Item-Total
Colleration untuk masing-masing item
variabel X1, X2,X3 dan Y semuanya di atas
rtabel. Maka dapat dikatakan bahwa seluruh
item pernyataan variabel X1, X2 dan Y adalah
valid.

2. Uji Realibilitas
17

D. Uji Asumsi Klasik bebas dari heterokedastisitas dan layak


untuk diteliti.
1. Uji Normalitas
Tabel 6 3. Uji Multikolinearitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 8
Unstandardize
a
d Residual Coefficients
N 102 Collinearity Statistics
Normal Mean .0000000
a
Parameters Std. Model Tolerance VIF
7.04232342
Deviation
1 (Constant)
Most Extreme Absolute .100
Differences Positive .066 X1 .506 1.975
Negative -.100 X2 .487 2.055
Kolmogorov-Smirnov Z 1.010
Asymp. Sig. (2-tailed) .259 X3 .627 1.594
a. Test distribution is a. Dependent Variable: Y
Normal. Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat
hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF.
Nilai tolerance untuk variabel kesesuaian
Pada tabel 6 diatas menunjukkan
kompensasi (X1) sebesar 0,506 dengan nilai
nilai signifikansi 0,259. Ini berarti nilai
VIF sebesar 1,975. Untuk variabel motivasi
signifikansi lebih besar 0,05. Ini
(X2) mempunyai nilai tolerance sebesar
mengindikasikan bahwa data tersebut sudah
0,487 dengan nilai VIF sebesar 2,055. Untuk
terdistribusi dengan normal.
variabel budaya etis organisasi (X3)
2. Uji Heterokedastisitas mempunyai nilai tolerance 0,627 dengan
Tabel 7 nilai VIF sebesar 1,594. Masing-masing
a variabel independen tersebut memiliki angka
Coefficients
tolerance > 0,10 dan VIF <10, jadi dapat
Standardize disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
Unstandardize d multikolonieritas antar variabel independen.
d Coefficients Coefficients
E. Hasil dan Uji Model
Std. 1. Uji F
Model B Error Beta T Sig. Tabel 9
b
1 (Constant ANOVA
13.408 4.358 3.076 .003
) Sum of Mean
X1 .108 .144 .103 .746 .458 Model Squares Df Square F Sig.
X2 - 1 Regressio 1773.05 a
-.259 .216 -.170 .232 3 591.017 11.563 .000
1.203 n 2
X3 - Residual 5009.02
-.164 .155 -.132 .291 98 51.113
1.061 6
a. Dependent Total 6782.07 10
Variable: RES2 8 1
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa a. Predictors: (Constant),
hasil perhitungan dari masing-masing X3, X1, X2
menunjukkan level sig > α, yaitu 0,458
untuk variabel kesesuaian kompensasi, 0,232 b. Dependent
untuk variabel motivasi dan 0,291 untuk Variable: Y
variabel budaya etis, ini berarti penelitian ini
18

Hasil pengolahan data pada tabel 9 a. Hipotesis pertama dalam penelitian ini
diatas menunjukkan nilai signifikan pada adalah kesesuaian kompensasi
0,000 (sig 0,000 < 0,05). Hal ini berarti berpengaruh negatif terhadap
menunjukkan bahwa persamaan regresi yang kecurangan laporan keuangan.
diperoleh dapat diandalkan atau model yang Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa
digunakan sudah fix. kesesuaian kompensasi memiliki nilai
sig. 0,855 > 0,05 dengan koefisien β
2. Uji Koefisien Determinasi adalah 0,041 dengan arah positif. Hal
ini menunjukkan bahwa kesesuaian
Tabel 10 kompensasi tidak berpengaruh terhadap
Model Summary kecurangan laporan keuangan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak.
Std. Error b. Hipotesis kedua dalam penelitian ini
Mode R Adjusted of the adalah motivasi berpengaruh positif
l R Square R Square Estimate terhadap kecurangan laporan keuangan.
a
1 .511 .261 .239 7.149 Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa
a. Predictors: (Constant), X3, motivasi memiliki nilai sig. 0,006 <
X1, X2 0,05 dengan koefisien β adalah 0,955
dengan arah positif. Hal ini
Berdasarkan tabel 10 dapat
diketahui bahwa nilai Adjusted R2 yang menunjukkan bahwa motivasi
diperoleh sebesar 0,239 atau sebesar 23,9%. berpengaruh positif terhadap
kecurangan laporan keuangan. Hal ini
Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi
berarti bahwa H2 diterima.
variabel independen terhadap variabel
c. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini
dependen sebesar 23,9%. Dan sisanya
sebesar 76,1% ditentukan oleh variabel lain adalah budaya etis organisasi
yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. berpengaruh negatif terhadap
kecurangan laporan keuangan.
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa
3. Uji hipotesis (t-Tes)
budaya etis organisasi memiliki nilai
sig. 0,071 > 0,05 dengan koefisien β
Tabel 11 adalah 0,441 dengan arah positif. Hal
a
Coefficients ini menunjukkan bahwa budaya etis
Standardi organisasi tidak berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan. Hal ini
Unstandardi zed
berarti bahwa H3 ditolak.
zed Coefficien
Coefficients ts
F. Pembahasan
Std.
Erro 1. Pengaruh Kesesuian Kompensasi
Model B r Beta T Sig. Terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan
1 (Cons 6.80
18.158 2.669 .009
tant) 3 Hasil penelitian ini menunjukkan
X1 .041 .225 .022 .183 .855 bahwa kesesuian kompensasi tidak memiliki
pengaruh terhadap kecurangan laporan
X2 .955 .337 .353 2.837 .006 keuangan. Hal ini menunjukan bahwa hasil
X3 .441 .241 .200 1.828 .071 penelitian tersebut tidak sesuai dengan
hipotesis yang menyatakan bahwa kesesuian
a. Dependent kompensasi memiliki pengaruh signifikan
Variable: Y negatif terhadap kecurangan laporan
keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Berdasarkan hasil olahan data penelitian yang di lakukan oleh Putri (2013)
statistik pada tabel 11, maka dapat dilihat dan Wilopo (2006), dimana kesesuaian
pengaruh antara variabel independen kompensasi tidak mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen secara parsial terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal
adalah sebagai berikut:
19

ini menunjukkan bahwa pemberian menunjukan bahwa semakin tinggi motivasi


kompensasi belum tentu dapat menekan negatif karyawan atau pegawai untuk
kecurangan yang dapat terjadi di lingkungan berbuat kecurangan, maka semakin tinggi
organisasi. Jika dilihat dari tabel distribusi juga tingkat kecurangan pelaporan
frekuensi, nilai total capaian responden keuangan.
(TCR) terendah terdapat pada pernyataan di Sejalan dengan hasil penelitian
Instansi tempat saya bekerja, para pegawai yang diperoleh, nilai rata - rata motivasi di
dapat memperoleh tambahan penghasilan kabupaten Lima Puluh Kota dikategorikan
jika ada pekerjaan/proyek tambahan, yaitu baik dengan nilai 80,84%. Jika dilihat dari
sebesar 73,72% atau rata-rata 3,6 dengan tabel distribusi frekuensi, nilai total capaian
kategori cukup baik. Hal tersebut mungkin responden (TCR) yang rendah terdapat pada
disebabkan karena pejabat pemerintahan nomor 3 yaitu asset milik skpd secara bebas
memberikan kompensasi yang tidak sesuai digunakan oleh para pegawai sebesar
dengan keinginan dan kinerja para 75,88%, Hal ini menunjukkan bahwa aset
pegawainya, sehingga hasil yang diperoleh milik pemerintah secara bebas digunakan
dari melakukan kecurangan lebih besar oleh para pegawai untuk kepentingan
dibanding kompensasi yang diterimanya. pribadinya bukan untuk kepentingan dinas.
Panggabean (2004) mengatakan Menurut Koletar (2003), menyebutkan
kompensasi merupakan hal yang sangat di bahwa faktor penyebab kecurangan yang
butuhkan oleh pegawai, karena kompensasi disurvey oleh KPMG yang menjadi
merupakan balas jasa yang telah diberikan penyebab kecurangan yang terkait dengan
perusahaan atau instansi kepada karyawan motivasi yaitu adanya tekanan dalam diri
atas hasil pekerjaannya. Jadi apa bila ada seseorang untuk memenuhi keuangannya
pekerjaan tambahan di dalam instansi dan selalu membayangkan hidup mewah.
tersebut tetapi tidak didukung oleh Sesuai dengan teori GONE yang
kompensasi yang baik, maka hal ini bisa menyatakan faktor pendorong seseorang
mengindikasikan karyawan untuk melakukan kecurangan yaitu adanya
melakukan tindakan kecurangan, kebutuhan (need) dan juga terbukti dari
salah satu sasaran dari teori motivasi yaitu
2. Pengaruh Motivasi Terhadap pemuas kebutuhan. Menurut peneliti, perlu
Kecurangan Laporan Keuangan dilakukan upaya perbaikan motivasi pada
Menurut Siagian (2004), motivasi penyusun laporan keuangan, agar mereka
para anggota organisasi dapat dikategorikan tidak hanya semata-mata memiliki motivasi
menjadi dua jenis yaitu motivasi positif dan negatif dalam penyusunan, yaitu memenuhi
motivasi negatif. Kecurangan akan berkaitan tugas sesuai dengan aturan yang berlaku.
dengan motivasi negatif, karena motivasi Selain itu pimpinan SKPD seharusnya
negatif merupakan perilaku yang memberikan perhatian khusus terhadap
mengutamakan kepentingan-kepentingan kondisi psikologis pegawainya, sehingga
pribadi dengan mengorbankan kepentingan apabla ada pegawai yang memiliki tekanan
organisasi secara keseluruhan. Berdasarkan (pressure) hidup misalnya memiliki utang
hasil penelitian diketahui bahwa motivasi ataupun kebutuhan (need) akan uang
negatif berpengaruh signifikan positif dan sehingga termotivasi untuk melakukan
sama dengan hipotesis. Hal ini menunjukan kecurangan dalam instansi tempat ia bekerja
bahwa semikin tinggi motivasi negatif dalam .
penyusunan laporan keuangan, maka 3. Pengaruh Budaya Etis Organisasi
kecuranagn laporan keuangan akan semakin terhadap Kecurangan laporan
meningkat. Hasil penelitian ini sama dengan keuangan.
penelitian yang dilakukan olaeh Henzani Hasil penelitian ini menunjukkan
(2013) dan Gusnardi (2013) yang meneliti bahwa budaya etis organisasi tidak memiliki
tentang pengaruh moralitas dan motivasi pengaruh terhadap kecurangan laporan
terhadap kecenderungan kecurangan laporan keuangan. Hal ini menunjukan bahwa hasil
keuangan daerah, hasil penelitiannya penelitian tersebut tidak sesuai dengan
menunjukan bahwa motivasi berpengaruh hipotesis yang menyatakan bahwa budaya
secara signifikan positif terhadap etis organisasi memiliki pengaruh signifikan
kecurangan pelaporan keuangan. Hal ini negatif terhadap kecurangan laporan
20

keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan di pemerintah kabupaten Lima puluh
penelitian yang di lakukan oleh Anik (2013) kota.
dimana budaya etis organisasi tidak 2. Motivasi berpengaruh signifikan positif
mempunyai pengaruh terhadap kecurangan terhadap kecurangan laporan keuangan
laporan keuangan. Pada tabel distribusi daerah di kabupaten Lima puluh kota.
frekuensi, tingkat capaian responden 3. Budaya etis organisasi tidak mempunyai
terendah yaitu item pernyataan nomor 7 pengaruh yang signifikan terhadap
yaitu Dalam Lingkungan SKPD, tidak kecurangan laporan keuangan di
terdapat mekanisme reward and pemerintahan kabupaten Lima puluh
punishment dengan nilai 70,39%, Dengan kota.
kategori cukup baik, artinya didalam
lingkungan skpd seharusnya diberikan bous b. Saran
atau hukuman apabila karyawan melakukan Saran yang diberikan adalah:
pelanggaran didalam lingkungan skpd, 1. Bagi peneliti selanjutnya, agar
misalkan pelanggarannya tersebut berupa mengambil sampel yang lebih banyak dan
pegawai tidak melakukan tugas tepat waktu menambah variabel-variabel penelitian lain
atau tidak sesuai target. Sementara itu dalam penelitian ini. Misalnya variabel
tingkat capaian rata-rata dari budaya etis sistem pengendalian intern, asimetri
organisasi adalah sebesar 80,56%. Hal ini informasi, ketaatan akuntansi, dan lain-lain.
menunjukkan bahwa budaya etis organisasi Dalam penelitian ini masih
pada pemerintah kabupaten Lima Puluh terdapat kelemahan yaitu ada beberapa
Kota dikategorikan baik. responden yang mengisi kuesioner penelitian
yang tidak sesuai dengan kondisi yang
Budaya etis organisasi merupakan sesungguhnya sehingga data yang diperoleh
bagian pada Fraud Triangle Teori, dimana belum tentu mengambarkan keadaan yang
budaya etis organisasi termasuk dalam sebenarnya, maka untuk penelitian
tingkat rasionalisasi. Rasionalisasi terjadi selanjutnya sebaiknya selain menggunakan
karena seseorang mencari pembenaran atas kuesioner dilakukan interview/bertanya
aktifitasnya yang mengandung fraud. Pada langsung ke responden secara tegas dan jelas
umumnya para pelaku fraud meyakini atau dan sebaiknya dearah penelitian di perluas
merasa bahwa tindakannya bukan ke SKPD kota lainnya.
merupakan suatu kecurangan, tapi
merupakan suatu yang memang merupakan c. Keterbatasan Penelitian
haknya, bahkan kadang pelaku merasa telah Meskipun peneliti telah berusaha
berjasa karena telah berbuat banyak untuk merancang dan mengembangkan penelitian
organisasi misalnya Masa kerja pelaku ini sedemikian rupa, namun masih terdapat
cukup lama dan dia merasa seharusnya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,
berhak mendapatkan lebih dari yang telah antara lain:
dia dapatkan sekarang contoh posisi, gaji, 1. Pada penelitian ini menunjukkan
promosi. Dalam beberapa kasus lainnya bahwa uji Adjusted R2 sebesar 23,9%.
terdapat pula kondisi dimana pelaku tergoda berarti bahwa kontribusi variabel
untuk melakukan fraud karena merasa rekan dependen terhadap variable
kerjanya juga melakukan hal yang sama dan independen hanya sebesar 23,9%.
tidak menerima sanksi atas Dengan kata lain masih terdapat
tindakan fraud tersebut. variabel lain yang memiliki konstribusi
yang lebih besar lagi untuk kecurangan
V. Kesimpulan dan Saran laporan keuangan.
2. Penelitian ini merupakan metode
a. Kesimpulan survei menggunakan kuesioner tanpa
Berdasarkan hasil penelitian dan dilengkapi dengan wawancara atau
pembahasan, maka yang dapat disimpulkan pertanyaan lisan. Sebaiknya dalam
dari hasil penelitian ini adalah: mengumpulkan data dilengkapi dengan
1. Kesesuian kompensasi tidak menggunakan pertanyaan lisan dan
mempunyai pengaruh yang signifikan tertulis.
terhadap kecurangan laporan keuangan
21

DAFTAR PUSTAKA Kartono, Kartini. 2002. Psikologi Sosial


untuk Manajemen Perusahaan dan
Amin, 2009. Kecurangan Laporan Keuangan Industri. Jakarta: Raja Grafindo
( Financial Statement Fraud), Persada.
Jakarta : PT.Indeks. Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan
Arens, Alvin A. Randal J. Elder & Mark S. Mentalitet dan Pembangunan.
Beasley. 2004. Auditing & Jakarta: Gramedia
Assurance Services An Integrated Koletar, Joseph. W. 2003. Fraud Exposed.
Approach. Jakarta : PT. Indeks. New York: John Wiley and Sons,
Association of Certified Fraud Examiner. Inc..
2004. Report to the Nation on Kumalasari, Nova Riska. 2011. Pengaruh
Occupational Fraud and Abuse. Pengendalian Intern Terhadap
ACFE. Pencegahan Fraud Pada
Aviora, Arie Aggriana. 2005. Faktor- faktor Pemerintahan Kota Bandung. Skripsi.
yang Mempengaruhi Kecurangan Universitas Komputer Indonesia.
Pelaporan Keuangan pada Kurniawan, Gusnardi. 2013. Pengaruh
Perusahaan Manufaktur di Moralitas, Motivasi, dan Sistem
Sumatera Barat. Padang: Fakultas Pengendalian Intern terhadap
Ekonomi Universitas Bung Hatta Kecurangan Laporan Keuangan.
Belkaoui, Ahmad Riahi. 2006. Accounting Skripsi. Padang. FE-Universitas
Theory. Jakarta : Salemba Empat. Negeri Padang.
Boynton, William C. Johnson and Kell. Kusumastuti, Nur Ratri.2012.”Analisis
2002. Modern Auditing (Edisi Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Ketujuh). Jakarta : Erlangga. terhadap Kecenderungan
Dito, Anoki Herdian. 2010. Pengaruh Kecurangan Akuntansi dan Perilaku
Kompensasi Terhadap Kinerja Tidak Etis sebagai Variabel
Karyawan PT. Slamet Langgeng Intervening”.Skripsi: Semarang:
Purbalingga Dengan Motivasi kerja UNDIP.
Sebagai Variabel Intervening. Malayu SP. Hasibuan. 2005. Manajemen
Skripsi. Universitas Diponegoro. Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Donald R Cressy. 1953. Fraud Triangel Bumi Aksara.
Teori
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Mardi (2009).Peran Inspektorat Sebagai
Multivariate dengan Program Pengawas Internal. Sumbarprov.go.id
SPSS. Semarang: Badan Penerbit Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen
Universitas Dipenogoro. Sumber Daya Manusia, Jilid 1 Edisi
Griffin, W. Ricky. 2004. Manajemen. 10. Jakarta: Erlangga.
Jakarta : Erlangga. Nani Wiliya. 2010. Pengaruh Moralitas,
Hariandja, Marihot T.E. 2002. Manajemen Motivasi dan Sistem Pengendalian
Sumber Daya Manusia. Jakarta : Interen Aparatur Pemerintah
Grasindo. terhadap Tingkat Kecurangan
Henzani, Danny. 2013. Pengaruh Moralitas dalam Laporan Keuangan
dan Motivasi Penyusunan Laporan Pemerintah Kota Padang. Skripsi.
Keuangan SKPD terhadap Padang. FE-Universitas Negeri
Kecendrungan Kecurangan Padang.
Laporan Keuangan. Skripsi. Ni Luh Eka Ari Artini (2014) Pengaruh
Padang. FE-Universitas Negeri Budaya Etis, Organisasi, dan
Padang. Efektifitas Pengendalian Internal
IAI. 2001. Standar Profesional Akuntan Terhadap Kecendrungan
Publik (SPAP) per Januari 2001. Kecurangan Akuntansi, Pada
Jakarta: Salemba empat Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Kartono, K. 2008. Pemimpin dan Kabupaten Jembrana,
Kepemimpinan: Apakah Panggabean, S., Mutiara. 2004. Manajemen
Kepemimpinan Abnormal itu? Sumber Daya Manusia. Bogor :
Jakarta: RajaGrafindo Persada. Ghalia Indonesia.
22

Peraturan Pemerintah (PP) No.24 Tahun Pemerintah Daerah Tentang Tindak


2005 tentang Standar Akuntansi Korupsi. Skripsi. Yogyakarta:
Pemerintah Universitas Sanata Dharma.
Pristiyanti Ika Ruly. 2012. Persepsi Pegawai
Pemerintah Mengenai faktor – Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi :
Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Perekayasaan Pelaporan
Di Sektor Pemerintah. Accounting Keuangan. Yogyakarta : BPFE.
Analisis Journal (vol 1.No !) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Universitas Negeri Semarang No.16 tentang Kecurangan.
Putri Rahmadani, 2013. Pengaruh Budaya Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor-faktor yang
Etis Organisasi, Moralitas Aparat Berpengaruh terhadap Prilaku
dan Kesesuian Kompensasi Tidak Etis dan Kecendrungan
Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta
Kecurangan Akuntansi Pada Akibatnya terhadap Kinerja
SKPD Kota Padang, Universitas Organisasi. Jurnal Ekonomi dan
Bunghatta Keuangan Vol 16 nomor 2: 245-
260
Robbins, S.P. 2002. Prinsip-Prinsip Prilaku Transparancy International, 2013. Peringkat
Organisasi. Jakarta: Erlangga. Korupsi Negara di Dunia.
Sari, Ni Luh Putu Purnama. 2015. Pengaruh Tuanakota, T.M. 2007. Akuntansi Forensik
Efektifitas Sistem Pengendalian dan Audit Investigatif. Jakarta:
Internal, Ketaatan Aturan Lembaga Penerbit Fakultas
Akuntansi, Persepsi Kompensasi, Ekonomi Universitas Indonesia.
dan Impelmentasi Good Undang – Undang Dasar Hukum Pidana 378
Governance terhadap Tentang Penipuan
Kecenderungan Fraud. Skripsi. Veithzal Rivai. 2006. Manajemen Sumber
Singaraja. Universitas Pendidikan Daya Manusia untuk Perusahaan
Ganesha. dari Teori ke Praktek. Jakarta : PT.
Sawitri, Peni 2011. Interaksi Budaya Raja Grafindo.
Organisasi dengan Sistem Victor B, Cullen and J. B. The
Pengendalian Manajemen Terhadap Organizational Bases of Ethical
Kinerja Unit Bisnis Industri Work Climates," Administrative
Manufaktur dan Jasa. Jurnal Science Quarterly, Maret 1988
Manajemen Dan Kewirausahaan Winardi, J. 2001. Motivasi dan
Sawyer, Lawrence B, et.al. 2006. Internal Pemotivasian dalam Manajemen.
Auditing. Jakarta : Salemba Empat. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Siagian, Sondang. 2004. Teori Motivasi dan Wilopo. 2006. Analisis Faktor – faktor Yang
Aplikasinya. Jakarta :RinekaCipta. Berpengaruh terhadap
Sihotang. 2007. Manajemen Sumber Daya Kecenderungan Kecurangan
Manusia. Jakarta : Pradnya Paramita Akuntansi, Studi pada Perusahaan
Simanjuntak, Ridwan. 2008. Pengertian dan Publik dan Badan Usaha Milik
Pencegahan Kecurangan. Seri Negara. Publikasi Simposium
Departemen Akuntansi : FEUI. Nasional Akuntansi IX. Padang:
Sugiyono. 2004. 2006.
MetodologiPenelitianBisnis.
Alfabeta : Bandung. www.bpk.go.id
Sukrisno Agoes. 2004. Auditing www.InfoKorupsi.com
(Pemeriksaan Akuntan) Oleh (Kompasiana, 28 Mei 2013).
kantor Akuntan Publik. Jakarta :
Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Sulistiyowati. 2007. Pengaruh Kepuasan
Gaji dan Kultur Organisasi
Terhadap Persepsi Aparatur
24

LAMPIRAN

Tabel 1

Skala Pengukuran

Sifat Pertanyaan
Skala Likert Positif ( +) Negatif (-)
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Kurang Setuju (KS) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tabel. 2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

1. Variabel Kesesuaian Kompensasi (X1)


No Sub Variabel Indikator No pertanyaan Acuan

1. Kesesuaian 1. Kompensasi yang 1-2 Veithazal


Kompensasi diberikan sesuai
dengan prestasi (2006)
kerja
2. Kompensasi yang
diberikan berbentuk
langsung dan tidak
langsung
3-8

2. Variabel Motivasi (X2)


No Sub Indikator No Acuan
Variabel Pertanyaan

1. Motivasi 1. Teori GONE yaitu tingkat kebutuhan 9-11 Simanjuntak


(need) akan materi. (2008)

2. Tekanan (pressure) untuk memenuhi


kebutuhan hidup

12-14
25

3. Variabel Budaya Etis Organisasi (X3)


No Sub Variabel Indikator No pertanyaan Acuan

1. Budaya Etis 1. Model peran yang 15-17 Victor dan


Organisasi visible Cullen, (1988)
2. Komunikasi harapan
etis
3. Pelatihan etika.. 18-20

21-22

4. Kecurangan Laporan Keuangan Daerah (Y)

No Sub Variabel Indikator No pertanyaan Acuan

1 Kecurangan 1. Timing difference


Laporan Keuangan 2. Fictitious revenues 23-26
3. Concealed liabilities and ACFE
expense
4. Inadequate disclosure
5. Improper asset
valuation
2. Penyalahgunaan 1. Cash fraud 27-29
Aset 2. Fraud of inventory and ACFE
all
3. Korupsi 1. Other asset 30-36
2. Conflict of interest ACFE
3. Bribery
4. Illegal gratuity
26

Tabel 3
Penyebaran dan Pengembalian Kuisioner
Keterangan Jumlah kuesioner
Jumlah kuesioner yang disebar 135
Jumlah Kuesioner yang kembali 102
Jumlah Kuesioner yang dapat diolah 102
Respon rate 76%

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2016

Tabel 4
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 102 21 40 32.17 4.435


X2 102 13 29 24.25 3.030
X3 102 21 40 32.23 3.720
Y 102 32 70 56.86 8.194
Valid N
102
(listwise)

Sumber:Data primer yang diolah tahun 2016

Tabel 5
Nilai Cronbach’s Alpha Instrumen Penelitian

Instrumen Variabel Nilai Cronbach’s Alpha

Kecurangan Laporan Keuangan (Y) 0,877


Kesesuaian Kompensasi (X1) 0,848
Motivasi (X2) 0,702
Budaya Etis (X3) 0,742
Sumber: Data primer yang diolah 2016
27

Tabel 6
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Residual

N 102
a
Normal P arameters Mean .0000000
Std. Deviation 7.04232342
Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .066
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z 1.010
Asymp. Sig. (2-tailed) .259
a. Test distribution is Normal.

Sumber: hasil olahan data SPSS 16 tahun 2016

Tabel 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 13.408 4.358 3.076 .003

X1 .108 .144 .103 .746 .458

X2 -.259 .216 -.170 -1.203 .232

X3 -.164 .155 -.132 -1.061 .291


a. Dependent Variable: RES2
Sumber : Data Olahan SPSS 2016
28

Tabel 8
Uji Multikolinearitas
a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

X1 .506 1.975

X2 .487 2.055

X3 .627 1.594
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Olahan SPSS 2016

Tabel 9
Hasil Uji F
b
ANOVA

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 1773.052 3 591.017 11.563 .000

Residual 5009.026 98 51.113

Total 6782.078 101


a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y

Sumber: data olahan SPSS 2016

Tabel 10
Hasil Uji Adjusted R2
Model Summary

Adjusted R Std. Error of


l R R Square Square the Estimate
a
1 .511 .261 .239 7.149
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Sumber : Data Olahan SPSS 2016
29

Tabel 11
Regresi Berganda
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 18.158 6.803 2.669 .009

X1 .041 .225 .022 .183 .855

X2 .955 .337 .353 2.837 .006

X3 .441 .241 .200 1.828 .071


a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Olahan SPSS 2016

Anda mungkin juga menyukai