Anda di halaman 1dari 10

Machine Translated by Google

Jurnal Penipuan Asia Pasifik


E-ISSN: 2502-695X, ISSN: 2502-8731
Jilid 5 Nomor 1 (Januari-Juni) 2020
http://apfjournal.or.id/index.php/apf

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN


GAYA, SISTEM WHISTLEBLOWING, DAN KETAHUI ANDA
KARYAWAN PENCEGAHAN PENIPUAN DI PERBANKAN SYARIAH
ÿSuharto
Bank Syariah Mandiri, Indonesia

INFORMASI PASAL ABSTRAK


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang
Diterima 20 Mei 2019 cara mencegah penipuan di perbankan syariah. Faktor kunci dalam menentukan
Direvisi 02 Juli 2019 pencegahan penipuan adalah budaya organisasi, gaya kepemimpinan, sistem
Diterima 19 Juni 2020 pelaporan pelanggaran, dan mengenal karyawan Anda. Penelitian ini melibatkan
73 responden pada lingkup auditor internal. Penelitian ini menggunakan metode
Klasifikasi JEL: survei dengan menggunakan kuesioner. Metode yang digunakan untuk mengolah
D73; G28; M1 dan menganalisis data penelitian adalah analisis deskriptif dan model regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan budaya organisasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap pencegahan kecurangan, namun gaya kepemimpinan, sistem
DOI: whistleblowing, dan kenal karyawan berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan kecurangan.
10.21532/apfjournal.v5i1.141 Selanjutnya budaya organisasi, gaya kepemimpinan, sistem
whistleblowing, dan Know Your Employee secara simultan berpengaruh
terhadap pencegahan Fraud di perbankan syariah.

Kata Kunci: Perbankan Syariah, Pencegahan Fraud

1. PERKENALAN Hadits dan ijmak ulama berlaku baik di dalam


Selain dituntut untuk menghasilkan keuntungan maupun di luar perusahaan (Maradita 2012).
demi kelangsungan hidup dan pertumbuhan, Lalu pertanyaannya adalah: “Apakah dengan
bank juga harus menerapkan prinsip kehati- adanya prinsip syariah pada bank syariah
hatian dalam operasionalnya untuk mencegah menjamin bank syariah terbebas dari
terjadinya kecurangan. Sebab, kerugian bank permasalahan penipuan? Ternyata bank
akibat penipuan cukup besar. Kerugian akibat syariah tidak lepas dari masalah penipuan.
penipuan tidak hanya bersifat finansial saja,
namun juga bersifat non finansial seperti Hal ini terlihat dari kasus pembiayaan fiktif
reputasi dan kesehatan bank. Berdasarkan hasil kepada 161 nasabah yang terjadi di Bank BJB
Berdasarkan survei yang dilakukan ACFE dari Syariah selama tahun 2014-2016. Akibat kasus
Januari 2016 hingga Oktober 2017, kerugian penipuan tersebut, BJB mengalami kerugian
finansial akibat penipuan bagi perusahaan di sebesar Rp 566,45 miliar (detiknews, 13 Maret
seluruh dunia rata-rata sebesar 5% dari 2019). Kasus selanjutnya adalah kasus
pendapatan tahunan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa dari dan penggelapan yang dilakukan
penipuan
Dari 2.690 kasus Fraud yang terjadi selama oleh 2 (dua) orang pegawai yang bekerja sama
periode penelitian, tertinggi terjadi pada industri dengan pihak luar untuk melakukan pencairan
perbankan & jasa keuangan yaitu mencapai Kredit Berdokumen Dalam Negeri fiktif. Akibat
366 kasus (13,61%) (ACFE; RTTN 2018). kasus tersebut, BSM mengalami kerugian
sebesar Rp75 miliar (detiknews, 3 Februari
Bank syariah adalah bank yang 2015). Kasus lainnya adalah kasus pemberian
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan pembiayaan fiktif di Bank Jateng Syariah
prinsip syariah yang bersumber dari Al-Qur'an, cabang Semarang yang merugikan bank Rp
ÿ
Penulis Koresponden : 18 miliar (Al Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
Email : suharto2003@gmail.com Bab Indonesia
Halaman. 108-117
Machine Translated by Google

Jurnal Penipuan Asia Pasifik, 5(1) Januari-Juni 2020: 108-117 | 109

Asy'Ari Adnan Hakim, 2016). Selain itu, terdapat kasus pengendalian internal dan standar perilaku yang
pembobolan dana nasabah di BTPN Syariah Cabang diharapkan. Salah satu subkomponen lingkungan
Bandar Lampung dan Bank Muamalat Cabang NTB pengendalian adalah integritas dan nilai-nilai etika yang
dianut oleh organisasi atau lebih dikenal dengan budaya
dilakukan oleh pegawai perbankan (www.tribun organisasi.
lampung.co.id, 18 Oktober 2017) dan (jurnal asia.com, Penerapan budaya organisasi yang efektif juga
14 Juni 2017). dapat mencegah karyawan melakukan kecurangan
Berdasarkan fakta di atas, maka dapat disimpulkan karena rasionalisasi dan kapabilitas. Rasionalisasi adalah
bahwa bank yang mempunyai kebijakan ketat pertimbangan seseorang yang secara rasional mendorong
Peraturan dan sistem pengendalian internal yang kuat dilakukannya suatu tindakan sebagai cerminan sikap
tidak selalu lepas dari risiko penyelewengan, termasuk atau watak seseorang. Dalam banyak kasus penipuan,
bank syariah, meskipun dalam operasionalnya pelaku penipuan mencari rasionalisasi atas tindakan
berlandaskan prinsip Islam yang bersumber dari Al- mereka.
Qur'an, Hadits dan Ijmak Ulama. Kondisi tersebut dapat
menyebabkan reputasi bank menurun, tingkat kesehatan Kapabilitas adalah ukuran kemampuan suatu entitas
terganggu, dan bank tidak dapat menghasilkan (organisasi, orang, sistem) dalam mencapai tujuan”
keuntungan yang cukup untuk bertahan dan berkembang. (Norbarani 2012).
Oleh karena itu, perlu adanya upaya atau strategi yang Dalam suatu perusahaan, kapabilitas pegawai biasanya
dilakukan oleh industri perbankan untuk mencegah diidentikkan dengan kompetensi.
terjadinya kecurangan. Upaya pencegahan penipuan Kompetensi mempunyai unsur utama pengetahuan dan
dapat menjadi efisien karena biaya deteksi, investigasi keahlian sebagai landasan yang dibutuhkan organisasi
dan proses peradilan dapat diminimalkan. “Untuk dapat untuk mencapai tujuan organisasi. Namun dengan
melakukan pencegahan kecurangan dengan baik, perlu kompetensi, seorang pegawai juga mempunyai
dipahami pengertian kecurangan, pelaku, dan faktor- pemahaman yang cukup dan pada akhirnya
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecurangan, memanfaatkan kelemahan sistem pengendalian internal
karena pencegahan kecurangan yang efektif adalah untuk melakukan kecurangan. Menurut Sulistyowati
serangkaian tindakan terpadu yang dapat mengurangi, (2007), budaya organisasi yang baik tidak akan membuka
meminimalkan, bahkan menghilangkan faktor-faktor sedikitpun peluang bagi karyawan untuk melakukan
tersebut. yang menyebabkan penipuan (BPKP); kecurangan karena budaya organisasi yang baik akan
Pusdiklatwas 2008). membentuk karyawan memiliki rasa memiliki dan
kebanggaan sebagai karyawan perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk


melakukan kecurangan dapat dilihat pada Fraud Diamond Jadi, semakin kuat budaya organisasi suatu perusahaan,
Theory yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson. maka semakin sedikit kecurangan yang mungkin
Menurut teori, faktor-faktor yang mempengaruhi orang dilakukan karyawan.
melakukan kecurangan adalah insentif/tekanan, peluang, Selain itu peluang juga dapat dikurangi atau
rasionalisasi, dan kapabilitas” (Wolfe & Hermanson diminimalkan dengan adanya sistem whistleblowing dan
2004). Peluang (opportunity) adalah peluang yang Know Your Employee. Sistem whistleblowing yang efektif
memungkinkan individu untuk melakukan kecurangan. akan mendorong partisipasi karyawan dalam suatu
Peluang tersebut biasanya disebabkan oleh lemahnya perusahaan untuk lebih bersedia bertindak mencegah
sistem pengendalian internal, kurangnya pengawasan terjadinya kecurangan dengan melaporkannya kepada
dan penyalahgunaan wewenang. pihak yang mampu menanganinya. Bank Indonesia

Jadi, jika sistem pengendalian internal efektif maka akan melalui SE BI No.13/28/DPNP tanggal 9 Desember
menutup peluang seseorang untuk melakukan 2011, disebutkan bahwa mekanisme pelaporan
kecurangan. Salah satu komponen sistem pengendalian pelanggaran atau disebut dengan whistleblowing system
internal adalah lingkungan pengendalian. merupakan salah satu bentuk deteksi dini terjadinya
Lingkungan pengendalian tercermin dalam Fraud yang merupakan salah satu bentuk pengembangan
suasana dan kesan yang diciptakan oleh manajemen penerapan GCG yang diatur dalam PBI Nomor 14/8/PBI/
puncak mengenai pentingnya
Machine Translated by Google

110| Suharto, Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Sistem Whistleblowing

2006. Sistem whistleblowing yang efektif akan budaya, gaya kepemimpinan, sistem
membuat seluruh karyawan di perusahaan whistleblowing, dan Know Your Employee
merasa diawasi ketika terjadi pelanggaran, (KYE) terhadap pencegahan Fraud di bank syariah.
sehingga sistem whistleblowing yang efektif Berdasarkan latar belakang yang telah
dapat menutup peluang karyawan untuk diuraikan di atas, maka permasalahan yang
melakukan kecurangan. akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah
Di industri perbankan, Know Your Employee budaya organisasi, gaya kepemimpinan,
(KYE) merupakan salah satu upaya preventif whistleblowing, dan Know Your Employee
dalam strategi anti-fraud yang terdiri dari mempunyai pengaruh terhadap pencegahan
pengenalan dan pemantauan profil pegawai Fraud di bank syariah baik secara parsial maupun simultan.
seperti karakter, perilaku dan gaya hidup” (BI 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2011).
Pengenalan dan pemantauan profil karyawan Tipuan
digunakan untuk memantau tanda/
Fraud berdasarkan definisinya dalam industri
indikasi perilaku dan gaya hidup pegawai yang
perbankan menurut Bank Indonesia (SE BI No.
tidak adil (Red flag) diperlukan untuk mencegah
13/28/DPNP 2011 tentang Penerapan Strategi
hal-hal negatif yang berpotensi terjadinya
Anti Fraud Bagi Bank Umum) adalah tindakan
kecurangan. Jika seluruh pegawai memahami
penyimpangan atau kelalaian yang sengaja
bahwa segala perubahan pada profil pegawai
dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau
akan selalu diawasi, maka pegawai akan selalu
memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain,
menjaga integritasnya sehingga menutup
yang terjadi di lingkungan perbankan dan/atau
peluang untuk melakukan kecurangan.
menggunakan fasilitas bank sehingga
Insentif/tekanan merupakan tekanan yang
menyebabkan bank, nasabah, atau pihak lain
mendorong seseorang untuk melakukan
menderita kerugian dan/atau pelaku penipuan
kecurangan, baik tekanan internal maupun
memperoleh keuntungan finansial baik langsung
eksternal. Tekanan internal merupakan tekanan
maupun tidak langsung. Jenis perbuatan yang
yang datang dari dalam diri seseorang karena
tergolong penipuan adalah kecurangan,
adanya ketidakpuasan mengenai imbalan
penggelapan aset, pembocoran informasi,
berupa gaji atau imbalan lain yang diterima.
kejahatan perbankan, dan perbuatan lain yang
Wexley & Yuki (2003), mengatakan dapat disamakan dengan itu.
“ketidakpuasan akibat kompensasi yang tidak
Ada banyak faktor yang menyebabkan
memadai atau pekerjaan yang membosankan
seseorang melakukan penipuan. Menurut Fraud
juga dapat mendukung terjadinya insiden
Diamond Theory yang dikembangkan oleh Wolf
pencurian oleh pekerja”. Dari teori tersebut
dan Hermanson, kecurangan disebabkan oleh
dapat disimpulkan bahwa karyawan yang
4 faktor: insentif/tekanan, peluang, rasionalisasi,
mengalami ketidakpuasan kompensasi
dan Kapabilitas” (Wolf & Hermanson 2014).
cenderung mencari penghasilan lain, dalam hal ini mencari penghasilan lain dengan melakukan kecurangan.
Sedangkan Pramudita (2013), menyebutkan
Menurut Pusat Pendidikan dan Pelatihan
“tekanan eksternal dapat datang dari lingkungan
Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan
tempat kerja, seperti otoritas atasan atau gaya
dan Pembangunan (Pusdiklatwas BPKP, 2013),
kepemimpinan. Karyawan cenderung mengikuti
pencegahan kecurangan merupakan upaya
aturan perusahaan ketika dipimpin dengan gaya
terpadu yang dapat mengurangi terjadinya
kepemimpinan yang tepat. faktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan,
Gaya kepemimpinan yang tepat adalah gaya
seperti: 1) memperkecil peluang untuk
kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi
kerja kepada bawahannya. Motivasi dapat melakukan kecurangan. ; 2) mengurangi
tekanan terhadap pegawai sehingga merasa
berupa imbalan, pujian, promosi, dan tugas
nyaman bekerja dan tidak terpikir untuk
yang jelas” (Nurjanah 2008).
melakukan kecurangan; 3) menghilangkan
Sehubungan dengan uraian di atas, penulis
tertarik untuk mengkaji pengaruh organisasi alasan pembenaran atau rasionalisasi penipuan
yang dilakukan. Tipuan
Machine Translated by Google

Jurnal Penipuan Asia Pasifik, 5(1) Januari-Juni 2020: 108-117 | 111

pencegahan pada industri perbankan oleh Bank memfasilitasi tumbuhnya komitmen, dan
Indonesia (SE BI No. 13/28/DPNP 2011 tentang meningkatkan stabilitas sistem sosial sebagai
Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum) pemersatu sosial menuju integritas organisasi.
diatur sebagai berikut: Ciri-ciri budaya organisasi adalah inisiatif individu,
toleransi terhadap tindakan berisiko, pengarahan,
“Bank wajib memiliki dan menerapkan strategi integrasi, dukungan manajemen, pengendalian,
anti Fraud yang disesuaikan dengan lingkungan identitas, sistem penghargaan, toleransi terhadap
internal dan eksternal, kompleksitas kegiatan konflik, dan pola komunikasi yang dilakukan dalam
usaha, potensi, jenis, dan risiko Fraud, serta suatu organisasi”. (Robbins 2008)
didukung oleh sumber daya yang memadai.
Strategi anti-fraud merupakan strategi Bank
Gaya kepemimpinan
dalam mengendalikan Fraud yang dirancang
Gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku yang
dengan mengacu pada proses terjadinya Fraud
dirancang untuk menyatukan tujuan organisasi
dengan memperhatikan karakteristik dan ruang
dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan
lingkup potensi Fraud yang disusun secara
tertentu (Flippo, 1987). Menurut Robbins (2008),
komprehensif dan integral serta dilaksanakan
ada empat jenis gaya kepemimpinan sebagai
dalam bentuk pengendalian Fraud. sistem.
berikut: 1) Gaya kepemimpinan karismatik. Gaya
Penerapan strategi anti-fraud merupakan bagian
kepemimpinan ini memicu pengikutnya dengan
dari penerapan manajemen risiko, khususnya
menampilkan kemampuan heroik atau luar biasa
yang terkait dengan aspek pengendalian internal.
ketika mengamati perilaku tertentu pemimpinnya;
Penerapan strategi anti Fraud berupa sistem
2) Gaya kepemimpinan transaksional. Gaya
pengendalian Fraud dijabarkan melalui 4 (empat)
kepemimpinan ini memandu atau memotivasi
pilar strategi pengendalian Fraud yang saling
pengikutnya untuk mencapai tujuan yang telah
berkaitan: 1) Pencegahan, 2)
ditetapkan dengan memperjelas persyaratan dan
tugas; 3)
Gaya kepemimpinan transformasional. Gaya
kepemimpinan ini menginspirasi pengikutnya untuk
melampaui kepentingan pribadinya dan mampu
Deteksi, 3) Investigasi, Pelaporan, dan Sanksi;
memberikan dampak yang mendalam dan luar
4) Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut.
biasa terhadap kepribadian pengikutnya; 4)
Sehubungan dengan itu, efektivitas penerapan
Gaya kepemimpinan visioner. Gaya kepemimpinan
strategi anti Fraud harus didukung dengan
ini mampu menciptakan dan mengartikulasikan visi
penguatan aspek manajemen risiko yang fokus
yang realistis, kredibel, dan menarik tentang masa
pada pengendalian Fraud, yaitu: pengawasan
depan organisasi yang sedang tumbuh dan
aktif terhadap manajemen, struktur organisasi
berkembang.
dan akuntabilitas, pengendalian dan pemantauan.”
Sistem pelaporan Pelanggaran
Menurut Sawyer (2012), sistem pelaporan
pelanggaran (whistleblowing system) merupakan
suatu kegiatan yang mengungkapkan informasi
Budaya organisasi
kejahatan. Sistem pelaporan pelanggaran
Menurut Luthans dalam Lako (2004), budaya
(whistleblowing system) disusun sebagai salah satu
organisasi adalah norma dan nilai yang mengarahkan
perilaku anggota organisasi. Setiap anggota akan upaya untuk mencegah pelanggaran dan kejahatan
yang terjadi di dalam perusahaan. Sistem ini
berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku
agar dapat diterima oleh lingkungannya. Budaya disediakan sedemikian rupa sehingga karyawan
atau orang di luar perusahaan dapat melaporkan
organisasi berfungsi sebagai pembeda antara
kejahatan yang dilakukan di internal perusahaan,
organisasi satu dengan organisasi lainnya,
membangun rasa identitas bagi anggotanya, untuk mencegah kerugian yang diderita perusahaan,
dan untuk menyelamatkan usahanya”. Sedangkan
menurut Bank Indonesia (SE BI No. 13/28/DPNP
2011 tentang Penerapan Strategi Anti Fraud Komersial
Machine Translated by Google

112| Suharto, Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Sistem Whistleblowing

Bank): catatan (penyaringan pra karyawan) dapat diperoleh;


“Whistleblowing system merupakan pencegahan 2) sistem seleksi yang dilengkapi dengan kualifikasi
penipuan yang menekankan pada keterbukaan yang sesuai dengan mempertimbangkan risiko, serta
pengaduan. Kebijakan sistem pelaporan ditentukan secara obyektif dan transparan. Sistem
pelanggaran harus dirumuskan dengan jelas, ini harus menjangkau promosi dan mutasi, termasuk
mudah dipahami, dan dapat dilaksanakan secara penempatan pada posisi yang memiliki risiko
efektif guna memberikan dorongan dan kesadaran penipuan tinggi; dan 3) kebijakan “Kenali Karyawan
kepada pegawai dan pejabat Bank untuk Anda” antara lain mencakup pengenalan dan
melaporkan kecurangan yang terjadi. Untuk pemantauan terhadap karakter, perilaku, dan gaya
meningkatkan efektivitas penerapan kebijakan hidup karyawan.
sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing
system), kebijakan tersebut paling kurang
mencakup: 1) Perlindungan terhadap Pelapor Melalui penerapan kebijakan kenali karyawan
(Whistleblower), yaitu bank harus mempunyai Anda (KYE), seorang pemimpin dapat mengetahui
komitmen untuk memberikan dukungan dan sekaligus memantau profil karyawan yang
perlindungan kepada setiap pelapor Fraud serta dipimpinnya, termasuk karakter, perilaku, dan gaya
menjamin kerahasiaan identitas pelapor. pelapor hidup karyawannya. Apabila dalam kondisi tertentu
penipuan dan laporan penipuan yang disampaikan; diketahui terjadi perubahan karakter, perilaku, dan
2) gaya hidup pegawai, maka kondisi tersebut dapat
Ketentuan terkait pengaduan Fraud, yaitu Bank disebut dengan “fraud red flag”, yaitu suatu tanda
perlu menyusun ketentuan internal terkait atau kondisi yang tidak biasa yang menjadi pertanda
pengaduan Fraud dengan mengacu pada adanya tindakan penipuan. Menurut Tuanakotta
ketentuan dan peraturan perundang-undangan (2013), auditor dan penyidik menggunakan red flag
yang berlaku; 3) Sistem Pelaporan dan Mekanisme sebagai tanda atau indikasi terjadinya kecurangan
Tindak Lanjut Laporan Fraudulent, yaitu bank laporan keuangan. Bendera merah juga bisa
perlu mengembangkan sistem pelaporan Fraud dikatakan sebagai suatu keadaan ganjil atau berbeda
yang efektif dan memuat proses pelaporan yang dengan keadaan normal yang merupakan suatu
jelas, antara lain: prosedur pelaporan, fasilitas, petunjuk atau indikasi
dan pihak yang bertanggung jawab dalam
menangani pelaporan, dan sistem pelaporan sesuatu yang tidak biasa dan memerlukan
tersebut harus didukung kejelasan mekanisme penyelidikan lebih lanjut.
tindak lanjut atas kejadian Fraud yang dilaporkan; KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
4) Kebijakan tersebut harus transparan dan
diterapkan secara konsisten sehingga menimbulkan
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori,
kepercayaan seluruh pegawai bank terhadap
maka kerangka pemikiran yang digunakan dalam
keandalan dan kerahasiaan mekanisme pelaporan
penelitian ini adalah sebagai berikut (Gambar 1.)
pelanggaran”.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah:
H1 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap
Kenali Karyawan Anda (KYE) pencegahan Fraud pada bank syariah.
Bank Indonesia (SE BI No. 13/28/DPNP 2011 tentang
Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum) H2 : Gaya kepemimpinan yang tepat berpengaruh
menyatakan Kenali Pegawai Anda positif terhadap pencegahan Fraud pada bank
syariah.
(KYE) merupakan upaya pencegahan kecurangan H3 : Sistem whistleblowing yang efektif berpengaruh
dari aspek SDM. Kebijakan KYE yang dimiliki Bank positif terhadap pencegahan Fraud pada bank
harus memiliki: 1) sistem dan prosedur rekrutmen syariah.
yang efektif. Melalui sistem ini diharapkan diperoleh H4 : Know Your Employee berpengaruh positif
gambaran jalur calon pegawai secara lengkap dan terhadap pencegahan Fraud pada bank syariah.
akurat
Machine Translated by Google

Jurnal Penipuan Asia Pasifik, 5(1) Januari-Juni 2020: 108-117 | 113

Gambar 1. Kerangka Konseptual

3. METODE lingkungan hidup, termasuk mengenai perhatian


Penelitian ini dilakukan pada bank syariah di Jakarta manajemen puncak sebagai role model yang
pada bulan Maret 2019 hingga April 2019. dilaksanakan dengan memberikan penghargaan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode atau sanksi terhadap perilaku pegawai sesuai atau
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian tidak sesuai dengan budaya organisasi. Budaya
dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada organisasi diukur menggunakan indikator:
seluruh pegawai yang bekerja pada unit kerja Audit keteladanan yang terlihat, proses internalisasi, dan
Internal pada bank syariah. Populasi penelitian penghormatan terhadap aktor etis.
adalah seluruh Auditor Internal dari berbagai
jabatan/jenjang yang berjumlah 73 orang. Metode Skala yang digunakan adalah interval.
pengambilan sampel yang digunakan adalah
metode sampling jenuh, dimana seluruh populasi B. Gaya kepemimpinan
dijadikan sampel. Jenis data yang digunakan adalah Gaya kepemimpinan mengacu pada gaya yang
data primer. Data primer diperoleh dari kuesioner tepat dari seorang pemimpin yang dapat memberikan
yang disebarkan kepada karyawan sebagai motivasi kepada pegawai yang bekerja di bawah
responden. kepemimpinannya agar pegawai tersebut berusaha,
mau, dan bersemangat dalam mencapai tujuan
organisasi.
Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional
Gaya kepemimpinan diukur dengan menggunakan
indikator pengakuan terhadap keberadaan pegawai,
Variabel Dependen (Y)
komunikasi yang jelas tentang tujuan perusahaan,
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab,
pencegahan kecurangan. Pencegahan Fraud
pemberian motivasi inspirasi, dan pemberian pujian.
merupakan strategi pengendalian Fraud dengan
Skala yang digunakan adalah interval.
menekan penyebab terjadinya Fraud yang disusun
secara komprehensif dan terintegrasi.
Kecurangan dalam penelitian ini diukur dengan C. Sistem Pelaporan Pelanggaran (WBS)
menggunakan indikator pengawasan aktif
Whistleblowing System (WBS) merupakan
manajemen, struktur organisasi & akuntabilitas,
mekanisme penyampaian pengaduan atas dugaan
pengendalian, dan pemantauan. kecurangan yang telah atau akan terjadi. Mekanisme
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah interval.
ini melibatkan karyawan dan orang lain di
Variabel Independen (X) perusahaan dan disusun sebagai upaya mencegah
penipuan.
A. Budaya organisasi
Terciptanya kondisi yang membuat pegawai yang
Budaya organisasi merupakan suatu pola perilaku,
menyaksikan atau mengetahui adanya pelanggaran
atau perilaku baik atau buruk, yang dapat diterima
mau melaporkan. WBS diukur menggunakan
atau tidak dapat diterima oleh perusahaan
indikator Proteksi
Machine Translated by Google

114| Suharto, Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Sistem Whistleblowing

kepada Pelapor, Sistem Pelaporan dan pada angket nomor 1 sampai dengan 40
Mekanisme Tindak Lanjut Pelaporan Fraud, serta menunjukkan nilai yang lebih besar dari nilai
transparan & konsisten. Skala yang digunakan “T Tabel” (0,2303), artinya instrumen tersebut
adalah interval. valid.
2. Nilai Cronbach’s Alpha berdasarkan
D. Kenali Karyawan Anda (KYE) Standardized item menunjukkan nilai sebesar
KYE merupakan kebijakan pengenalan pegawai 0,958 yang berarti instrumen secara
melalui pengenalan dan pemantauan profil keseluruhan reliabel (lebih besar dari 0,60).
pegawai yang mencakup karakter, perilaku dan Selain itu nilai Cronbach’s Alpha jika Item
gaya hidup, sebagai peringatan dini jika terdapat Deleted menunjukkan bahwa nilai setiap soal
tanda/indikasi yang tidak wajar (red flags) yang no. 1 sampai 39 lebih besar dari 0,70,
berpotensi terjadinya kecurangan. sehingga setiap pertanyaan dapat diandalkan
KYE diukur dengan menggunakan indikator dan dapat diterima.
sistem seleksi yang dilengkapi dengan kualifikasi Sedangkan berdasarkan hasil data
yang sesuai, mempertimbangkan risiko, dan uji normalitas dan uji asumsi klasik maka dapat
ditetapkan secara obyektif & transparan, dikatakan data berdistribusi normal. Tidak terjadi
kebijakan yang mengatur pengenalan dan multikolinearitas dan tidak terjadi gejala
pemantauan karakter, perilaku dan gaya hidup heteroskedastisitas. Sedangkan hasil uji regresi
pegawai, serta tersedianya sistem yang lengkap adalah sebagai berikut:
dan up-to-date. -profil karyawan terkini. Skala
yang digunakan adalah interval. Berdasarkan tabel di atas, pembahasan hasil
penelitian ini dapat diungkapkan sebagai berikut:
Metode yang digunakan untuk mengolah
dan menganalisis data adalah teknik analisis 1. Berdasarkan Uji F diperoleh tingkat signifikansi
regresi linier berganda. Untuk validitas hasil lebih kecil dari 0,005 sehingga dapat
analisis akan diuji kualitas instrumen penelitian disimpulkan bahwa budaya organisasi, gaya
yang terdiri dari validitas dan reliabilitas. kepemimpinan, sistem whistleblowing dan
Know your Employee secara simultan
Selanjutnya dilakukan uji normalitas data, uji berpengaruh terhadap pencegahan Fraud
asumsi klasik, dan uji hipotesis penelitian. pada bank syariah.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan 2. Nilai R-Square sebesar 0,624 sehingga dapat
aplikasi SPSS. disimpulkan bahwa pencegahan kecurangan
yang dapat dijelaskan oleh variabel Budaya
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Organisasi, Gaya Kepemimpinan,
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas Whistleblowing System, Know Your Employee
untuk mengukur kualitas instrumen penelitian, adalah sebesar 62,40%, sedangkan sisanya
diperoleh hasil sebagai berikut:
sebesar 37,60% dijelaskan oleh variabel lain.
variabel di luar model.
1. Nilai “R hitung” tiap soal Tabel 1. Uji Regresi 3. Hasil Uji Hipotesis :

Variabel Standar Koefisien Regresi Kesalahan Nilai t hitung Sig.


Konstan 0,371 0,174 2.129 0,037

Budaya Organisasi (X1) 0,045 Gaya 0,102 0,438 0,663

Kepemimpinan (X2) 0,182 0,082 2.224 0,030

Sistem Pelaporan Pelanggaran (X3) 0.291 0,090 3.248 0,002

Kenali Karyawan Anda (X4) 0,280 0,093 3.004 0,004

Nilai R- 0,624
kuadrat F 0,000
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Machine Translated by Google

Jurnal Penipuan Asia Pasifik, 5(1) Januari-Juni 2020: 108-117 | 115

A. Budaya organisasi yang harus selalu mengarah pada kebaikan dan


Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa budaya mencegah keburukan, baik melalui tenaga, lisan
organisasi mempunyai nilai koefisien regresi maupun doa (amar ma'ruh nahi munkar). Sistem
sebesar 0,045 dengan tingkat signifikansi pelaporan pelanggaran (whistleblowing system)
sebesar 0,663 atau lebih dari 0,05. Jadi dapat merupakan sarana untuk melakukan hal ini.
disimpulkan bahwa budaya organisasi
D. Kenali Karyawan Anda (KYE)
mempunyai pengaruh positif terhadap
pencegahan kecurangan pada bank syariah, Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa KYE
namun tidak signifikan. Kondisi ini mungkin memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,280
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,004
disebabkan oleh budaya organisasi yang
atau kurang dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan
merupakan salah satu elemen sistem
pengendalian internal, dimana lingkungan KYE berpengaruh positif signifikan terhadap
pencegahan Fraud pada bank syariah. Kondisi
pengendalian mempunyai pengaruh yang
kurang langsung. tersebut mungkin disebabkan oleh kesesuaian
ajaran Islam yang mengajarkan setiap
berpengaruh dalam mengurangi terjadinya
peluang, mengarahkan rasionalisasi pemikiran manusia dalam hal ini pegawai untuk selalu
melakukan kontemplasi (muhasabah) untuk
pegawai agar tidak menyimpang, dan
mengenal diri sendiri, dalam hal pemimpin
mengarahkan pemikiran pegawai yang
mengenal pegawai yang dipimpinnya untuk
mempunyai kompetensi untuk tidak melakukan
kecurangan. Maka dalam hal ini diperlukan dapat berbuat lebih jauh. perbaikan.
variabel perantara berupa sistem pengendalian
internal. 5. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat
B. Gaya kepemimpinan
disimpulkan bahwa budaya organisasi, gaya
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan, sistem pelaporan pelanggaran
kepemimpinan memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,182 dengan tingkat signifikansi (whistleblowing system), dan kenali pegawai
secara simultan berpengaruh positif terhadap
sebesar 0,030 atau kurang dari 0,05. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan pencegahan kecurangan di bank syariah. Artinya
penerapan budaya organisasi yang baik, gaya
berpengaruh positif signifikan terhadap
pencegahan Fraud pada bank syariah. Kondisi kepemimpinan yang tepat, program whistleblowing
system yang efektif, dan program Know Your
ini mungkin disebabkan oleh kesesuaian
Employee yang baik dapat membuat program
ajaran Islam bahwa seorang manusia dalam
pencegahan Fraud di bank syariah menjadi lebih
hal ini pegawai harus taat kepada Allah SWT,
efektif. Namun berdasarkan hasil penelitian
Nabi dan Pemimpinnya. Dalam hal ini gaya
diketahui juga bahwa masih terdapat 37,6% yang
kepemimpinan pada bank syariah dapat
mempengaruhi pencegahan kecurangan pada
mengurangi tekanan pegawai untuk melakukan
bank syariah di luar variabel yang diteliti. Artinya
kecurangan dengan cara memberikan motivasi
masih ada program pencegahan penipuan lain
kerja kepada pegawai dan menciptakan
yang harus dilakukan oleh bank syariah agar
kondisi kerja yang kondusif.
penipuan dapat dicegah.

C. Sistem Pelaporan Pelanggaran (WBS) Dari 4 (empat) hipotesis penelitian yang diuji
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, hanya 3 (tiga) hipotesis
whistleblowing system memiliki nilai koefisien penelitian yang berpengaruh positif signifikan
regresi sebesar 0,291 dengan tingkat terhadap pencegahan kecurangan, seperti gaya
signifikansi sebesar 0,002 atau kurang dari kepemimpinan, sistem whistleblowing, dan kenali
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem karyawan Anda, sedangkan budaya organisasi
whistleblowing berpengaruh positif signifikan mempunyai pengaruh positif. pada pencegahan
terhadap pencegahan Fraud pada bank penipuan, namun tidak signifikan.
syariah. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh
kesesuaian ajaran Islam Hasil penelitian ini memberikan
Machine Translated by Google

116| Suharto, Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Sistem Whistleblowing

implikasi penting bagi pengelolaan bank syariah dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini
untuk: bukanlah variabel dan indikator yang secara khusus
Tekankan pentingnya kepemimpinan dalam menonjolkan ciri-ciri khusus bank syariah, sehingga
mencegah penipuan. Kepemimpinan yang baik dapat hasilnya akan lebih bermanfaat dan implementasi
menciptakan suasana kerja karyawan yang nyaman jika variabel dan indikator yang digunakan merupakan
dan kondusif, sehingga dapat mengurangi tekanan ciri-ciri khusus pada bank syariah.
karyawan untuk melakukan tindakan yang merugikan
perusahaan. Kepemimpinan juga dapat memotivasi
REFERENSI
karyawan untuk bekerja lebih baik demi memajukan
perusahaannya, sehingga tidak terpikir untuk [ACFE]. Association of Certified Fraud Examiners
melakukan tindakan yang merugikan perusahaan, (USA) 2018. Laporan kepada Bangsa-Bangsa
termasuk penipuan. tentang Penipuan dan Penyalahgunaan di
Meningkatkan efektivitas program whistleblowing Tempat Kerja: Studi Penipuan Global 2018.
system sebagai media yang memberikan kemudahan
[BI] Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank
bagi pegawai untuk melaporkan setiap indikasi
Indonesia Nomor 13/28/ DPNP Tahun 2011
kecurangan yang dilakukan oleh rekan kerja, Tentang Penerapan Strategi Anti Fraud bagi
bawahan atau pimpinan. Dengan demikian dapat
Bank Umum.
terciptanya kondisi dimana pegawai melakukan amar
Jakarta. 2011.
ma’ruf nahi munkar. Penyempurnaan program
whistleblowing juga harus diimbangi dengan program [BPKP; Pusdiklatwas] Badan Pengawasan
perlindungan pelaporan pegawai yang baik serta Keuangan dan Pembangunan; Pusat
sistem dan prosedur yang transparan dalam Pengawasan Pendidikan dan Pelatihan, 2008”
menindaklanjuti pengaduan.

Flippo, EB 1987. Manajemen Personalia, Penerbit


Erlangga, Jakarta Najib H, dan
Meningkatkan Program Know Your Employee
yang telah berjalan, misalnya dengan memanfaatkan Rini. 2016. Analisis Faktor yang Mempengaruhi
teknologi, agar penyediaan data profil pegawai dan Fraud di Bank Syariah.
red flag selalu up to date. Pemanfaatan teknologi Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung,
berbasis data akan mampu menyediakan data red 2016.
flag secara real time, sehingga manajemen dapat Maradita, Aldira. 2012. Karakteristik Good Corporate
melakukan antisipasi dini untuk mencegah kerugian Governance Pada Bank Syariah dan Bank
akibat kecurangan karyawan. Konvensional, Yuridika, Volume 29 Nomor 2,
2012
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
Norbarani, L.2012. Pendeteksian
(1) penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai
instrumen penelitian dimana data yang dikumpulkan Kecurangan Laporan Keuangan dengan
Analisis Fraud Triangle yang Diadopsi dalam
hanya berdasarkan persepsi responden sebagai
SAS no.99. Jurnal Fakultas Ekonomika dan
jawaban, sehingga akan menimbulkan permasalahan
Bisnis Universitas Diponegoro
apabila jawaban yang diberikan tidak jujur; (2)
penelitian ini hanya dilakukan pada pegawai pada
unit kerja audit internal yang tidak terlibat langsung Nurhayati Ida. 2014. Prinsip Know Your Company
dengan operasional dan mengetahui program Sebagai Upaya Pencegahan Penipuan Pada
pencegahan kecurangan yang dilakukan oleh Perbankan Indonesia.
manajemen, sehingga hasilnya mungkin berbeda Epigram, Vol.11 No.2 Oktober 2014:167-172.
jika penelitian dilakukan pada pegawai yang unit Jakarta.
kerjanya di cabang. kantor terlibat langsung dalam
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi,
operasional dan mungkin kurang memahami program
Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Alih
pencegahan penipuan yang diluncurkan oleh
Bahasa: Hadyana Pujaatmaka.Jakarta
manajemen; (3) Variabel
Machine Translated by Google

Jurnal Penipuan Asia Pasifik, 5(1) Januari-Juni 2020: 108-117 | 117

Sulistyowati. 2007. Pengaruh Kepuasan Gaji Wahyuni, dan Neny. 2017. Efektifitas
Dan Struktur Organisasi Terhadap Pengendalian Intern, Gaya
Persepsi Aparatur Pemerintah Daerah Kepemimpinan dan Pengembangan
Tentang Tindak Korupsi. JAAI Vol.11 Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan
No.1, Universitas Sanata Darma Kecurangan Akuntansi. Repositori
Institusi USU.
Sawyer, Lawrence B, Mortimer A.
Dittenhofer dan James H. Scheiner. Wolfe, DT dan DR Hermanson. 2004. The
2006. Audit Internal Sawyer . Fraud Diamond: Mempertimbangkan
Jakarta: Salemba Empat Empat Elemen Penipuan. Jurnal CPA.
Desember 2004
Sula AE, Alim MN, dan Prasetyono. 2014.
Pengawasan, Strategi Antri Fraud, dan Wexley, KN, dan GA Yuki. 2003. Perilaku
Audit Kepatuhan Syariah sebagai upaya Organisasi dan Psikologi Personalia.
Pencegahan Fraud Pada Lembaga PT Rineka Cipta. Jakarta
Keuangan Syariah. Jurnal JAFFA,
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015,
Halaman 91 -100.

Anda mungkin juga menyukai