Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FRAUD DI

BANK SYARIAH

Lulu Amalia Nusron

Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

E-mail: luluamalia@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris apakah profit
sharing ratio (PSR), islamic investment ratio (IIR), islamic income ratio (IsIR),
zakat performance ratio (ZPR), equitable distribution ratio (EDR), dan islamic
corporate governance (ICG) berpengaruh terhadap fraud pada Bank Syariah.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah
(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdaftar di Bank Indonesia (BI)
periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Penentuan sampel menggunakan
metode purposive sampling dengan sampel sebanyak 31 perusahaan sehingga total
sampel sebanyak 93 laporan keuangan perusahaan. Teknik analisis data
menggunakan regresi berganda yang diproses menggunakan SPSS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa islamic investment ratio (IIR), islamic income
ratio (IsIR), dan equitable distribution ratio (EDR) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap fraud pada Bank Syariah.

Kata Kunci : Fraud, Bank Syariah, Sharia Compliance, Islamic Disclosure Index,
Profit Sharing Ratio, Islamic Investment Ratio, Islamic Income Ratio, Zakat
Performance Ratio, Equitable Distribution Ratio, Islamic Corporate Governance.
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan bank berbasis prinsip syariah kini tengah mengalami


kemajuan yang pesat. Bank syariah sebagai motor utama lembaga keuangan telah
menjadi lokomotif bagi berkembangnya teori dan praktik ekonomi Islam secara
mendalam (Karim, 2004). Bank syariah haruslah dapat memberi manfaat yang
optimal bagi masyarakat dan peran serta tanggung jawab bank syariah selaku
lembaga keuangan Islam dan memastikan seluruh kegiatan yang dijalankan oleh
bank syariah sesuai dengan prinsip syariah (Hameed et al., 2004). Selain itu,
tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah untuk mempertahankan citra dan
nama baik di mata nasabah agar tetap menjaga kepercayaan serta loyalitas
nasabah kepada bank syariah (Falikhatun dan Assegaf, 2012).
Pada kenyataannya, adanya unsur syariah tidak menjamin suatu lembaga
terbebas dari tindak kecurangan atau yang biasa disebut fraud. Terbukti dengan
adanya kasus-kasus fraud yang terjadi di lembaga syariah. Seperti kasus pada
Bank Syariah Mandiri (BSM) yang melibatkan pihak internal bank yaitu
penyaluran kredit fiktif pada BSM Cabang Bogor sebesar Rp.102.000.000.000,-
kepada 197 nasabah fiktif. (Rahman, 2013). Dengan munculnya kasus-kasus
fraud yang terjadi di lembaga syariah, sangatlah dibutuhkan pedoman untuk
mencegah dan meminimalisir tindakan fraud tersebut.
Hameed et al. dalam Asrori (2011) merekomendasikan Islamic Disclosure
Index (IDI) yang dikembangkan dari 3 komponen indikator pengungkapan Islami,
yaitu sharia compliance, corporate governance, dan social/environment
disclosure. Untuk mengukur kepatuhan syariah dapat menggunakan pengukuran
islam yang telah dikembangkan menjadi beberapa pengukuran, diantara lain :
profit sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio,
directors – employees welfare ratio, islamic investment vs non investment ratio,
islamic income vs non income ratio, dan AAOIFI index.
Penelitian dari Najib dan Rini (2016) yang menjadi acuan peneliti,
menggunakan 3 proksi dari pengukuran kepatuhan syariah diatas yaitu : Profit
Sharing Ratio (PSR), Islamic Investment Ratio (IIR), dan Islamic Income Ratio
(IsIR). Sedangkan, pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan 5 proksi dari
pengukuran kepatuhan syariah diatas yaitu : Profit Sharing Ratio (PSR), Islamic
Investment Ratio (IIR), Islamic Income Ratio (IsIR), Zakat Performance Ratio
(ZPR), dan Equitable Distribution Ratio (EDR). Alasan peneliti menambahkan 2
proksi lainnya karena proksi zakat performance ratio dan equitable distribution
ratio memiliki peluang pengaruh lebih besar terhadap fraud di bank syariah
berdasarkan teori stewardship dan enterprise sharia.
Selain kepatuhan syariah, penerapan good corporate governance (GCG)
terbukti dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan masyarakat kepada bank
syariah. Menurut Capra, Ahmad, dan Habib (2002), kegagalan dalam penerapan
prinsip syariah akan membuat nasabah pindah ke bank lain sebesar 85%. Oleh
karena itu, penerapan GCG dan penerapan prinsip-prinsip syariah menjadi
keharusan bagi perbankan syariah di Indonesia dalam upaya memperbaiki reputasi
dan kepercayaan pada perbankan syariah, serta melindungi kepentingan
stakeholders dalam rangka mencitrakan sistem perbankan syariah yang sehat dan
terpercaya.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah
sharia compliance dan islamic corporate governance berpengaruh terhadap fraud
di bank syariah. Mengacu pada penelitian Najib dan Rini (2016) yang
menggunakan sampel Bank Umum Syariah (BUS), dalam penelitian ini
ditambahkan sampel dari Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdaftar di Bank
Indonesia. Untuk variabel independen yang akan diteliti adalah kepatuhan syariah
yang di proksikan ke dalam islamic income ratio, profit sharing ratio, islamic
investment ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio dan islamic
corporate governance. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
fraud.

Rumusan Masalah
1. Apakah Profit Sharing Ratio (PSR) berpengaruh terhadap fraud pada Bank
Syariah?
2. Apakah Islamic Investment Ratio (IIR) berpengaruh terhadap fraud pada Bank
Syariah?
3. Apakah Islamic Income Ratio (IsIR) berpengaruh terhadap fraud pada Bank
Syariah?
4. Apakah Zakat Performance Ratio (ZPR) berpengaruh terhadap fraud pada
Bank Syariah?
5. Apakah Equitable Distribution Ratio (EDR) berpengaruh terhadap fraud pada
Bank Syariah?
6. Apakah Islamic Corporate Governance (ICG) berpengaruh terhadap fraud
pada Bank Syariah?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
memberikan bukti empiris apakah profit sharing ratio (PSR), islamic investment
ratio (IIR), islamic income ratio (IsIR), zakat performance ratio (ZPR), equitable
distribution ratio (EDR), dan islamic corporate governance (ICG) berpengaruh
terhadap fraud pada Bank Syariah.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


1. Pengaruh Profit Sharing Ratio Terhadap Fraud di Bank Syariah

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, pembiayaan bagi hasil pada perbankan
syariah dilakukan melalui akad mudharabah dan musyarakah. Sebuah studi yang
dilakukan Maharani (2008), berfokus pada agency problem pada kontrak mudharabah,
dimana dalam pembiayaan ini kepercayaan dan transparansi dari kedua belah pihak yang
bermuamalah mutlak diperlukan agar hubungan keagenan yang tercipta tidak
menimbulkan perilaku fraud. Dijelaskan dalam penelitian ini bahwa beberapa agency
problem yang ditemui dalam mudharabah antara lain adanya konflik kepentingan,
dimana mudharib bertindak mengabaikan hubungan kontraktual dan mendorong untuk
bertindak tidak berdasarkan kepentingan shahibul-maal. Pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Najib dan Rini (2016) menunjukkan bahwa rasio pembiayaan bagi hasil
berpengaruh negatif terhadap fraud. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Profit Sharing Ratio (PSR) berpengaruh negatif terhadap fraud pada Bank
Syariah

2. Pengaruh Islamic Investment Ratio Terhadap Fraud di Bank Syariah

Investasi islam merupakan aktivitas penempatan dana sesuai dengan prinsip-prinsip


syariah yang dalam kegiatan penghimpunan dana, pembiayaan dan kegiatan jasa lainnya
adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur riba, maisir, gharar, haram, dan
zalim. Investasi islam bisa dilihat dengan cara membandingkan investasi syariah dengan
total investasi yang telah dilakukan (Falikhatun dan Assegaf, 2012). Berdasarkan teori
agensi, apabila nilai investasi yang ditanamkan tinggi, maka manajer telah mengelola
dana investor dengan jujur dan baik sesuai dengan tujuan di awal. Apabila manajer sudah
bersedia jujur itu berarti dia akan cenderung menghindari melakukan tindakan
kecurangan dimana nilai fraud perusahaan akan menurun. Berdasarkan teori stewardship,
investasi islam yang sesuai dengan prinsip syariah dalam pengelolaan operasional dan
usaha perbankan syariah dapat menghilangkan keraguan masyarakat akan kehilangan
keistimewaan yang mereka cari dalam layanan perbankan syariah sehingga akan
berpengaruh pada keputusan mereka untuk memilih atau terus melanjutkan pemanfaatan
jasa yang diberikan oleh bank syariah. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H2 : Islamic Investment Ratio (IIR) berpengaruh negatif terhadap fraud pada Bank
Syariah

3. Pengaruh Profit Sharing Ratio Terhadap Fraud di Bank Syariah


Bank syariah hanya menerima pendapatan dari sumber yang halal. Rasio pendapatan
islam menunjukkan presentase dari seberapa banyak pendapatan halal yang didapatkan
dibandingkan dengan total pendapatan. Berdasarkan teori enterprise sharia, adanya
pendapatan yang tidak halal harus diungkapkan di dalam laporan keuangan bank syariah.
Pada saat manajemen bank syariah sudah mengungkapkan secara jujur, itu berarti
manajemen dan seluruh karyawan juga memiliki sikap amanah dan tanggungjawab
dimana ia akan cenderung menjauhi perbuatan curang atau fraud. Sejalan dengan teori
stewardship, Apabila pendapatan islam meningkat maka tindakan melakukan fraud akan
menurun karena pendapatan islam yang sesuai prinsip syariah merupakan salah satu cara
untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat untuk tetap memilih bank syariah.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian sebagai
berikut :

H3 : Islamic Income Ratio (IsIR) berpengaruh negatif terhadap fraud pada Bank
Syariah

4. Pengaruh Zakat Performance Ratio Terhadap Fraud di Bank Syariah

Pelaporan zakat menjadi prioritas utama dalam laporan keuangan karena sebagai bentuk
pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat. Hal ini juga berlaku pada
bank syariah dimana lebih ditekankan pada pencapaian zakatnya. Berdasarkan teori
enterprise sharia, perusahaan yang semakin meningkatkan zakatnya mengindikasikan
bahwa perusahaan memiliki komitmen yang tinggi dalam mendukung rendahnya tindakan
kecurangan fraud. Zakat perusahaan selain merupakan ibadah yang harus dilaksanakan
juga dapat dijadikan sebagai pembentukan image perusahaan, sehingga perusahaan yang
mempunyai tingkat fraud lebih rendah diharapkan juga akan meningkatkan zakatnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian sebagai
berikut :

H4 : Zakat Performance Ratio (ZPR) berpengaruh negatif terhadap fraud pada Bank
Syariah

5. Pengaruh Equitable Distribution Ratio Terhadap Fraud di Bank Syariah

Pemerataan distribusi merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan keadilan, karena
islam menghendaki kesamaan pada manusia dalam memperoleh peluang untuk
mendapatkan harta kekayaan tanpa memandang perbedaan kasta maupun warna kulit
(Noor, 2012). Pada saat karyawan dan manajemen perusahaan mendapatkan pendapatan
yang merata, maka sikap melayani mereka terhadap perusahaan akan semakin meningkat
dan loyal. Jika karyawan sudah loyal terhadap perusahaan, maka kecenderungan
seseorang untuk melakukan tindakan fraud akan menurun karena ia sudah merasa
nyaman dan adil dalam pembagian pendapatan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka
dapat disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H5 : Equitable Distribution Ratio (EDR) berpengaruh negatif terhadap fraud pada


Bank Syariah

6. Pengaruh Islamic Corporate Governance Terhadap Fraud di Bank Syariah


Secara teoritis, praktik good corporate governance dapat meningkatkan kinerja
perusahaan, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan
yang menguntungkan sendiri dan umumnya good corporate governance dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang berdampak
terhadap kinerjanya (Ristifani, 2009). Semakin baik penerapan tata kelola perusahaan
maka diharapkan semakin sedikit jumlah fraud yang terjadi pada bank syariah. Baik
tidaknya penerapan tata kelola pada bank syariah dapat dilihat dari hasil self assessment
dari Bank Indonesia, yang mana semakin kecil nilai komposit yang dihasilkan maka
semakin baik level penerapan tata kelola pada bank syariah tersebut. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H6 : Islamic Corporate Governance (ICG) berpengaruh negatif terhadap fraud pada


Bank Syariah

Kerangka Pemikiran

Sharia Compliance :

Profit Sharing Ratio (PSR) H1 (-)

Islamic Investment Ratio (IIR) H2 (-)

Islamic Income Ratio (IsIR) H3 (-)

Zakat Performance Ratio (ZPR) H4 (-)

Equitable Distributon Ratio (EDR) H5 (-)


Fraud

Islamic Corporate Governance H6 (-)

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan syariah di Indonesia


baik yang sudah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) maupun yang masih menjadi Unit
Usaha Syariah (UUS). Untuk sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan
pertimbangan sampel merupakan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS) yang terdaftar di Bank Indonesia, yang mempublikasikan laporan keuangan
tahunan dan pelaksanaan good corporate governance (GCG) secara berturut-turut untuk
periode tahun 2013-2015 (3 tahun),

JENIS DAN SUMBER DATA


Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan diperoleh melalui
metode dokumentasi. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
laporan keuangan dan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dari
website perusahaan perbankan syariah terkait. Data pendukung lainnya diperoleh dari
statistik perbankan syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Selain itu, peneliti
menggunakan metode studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah, berita, serta literatur yang
berkaitan dengan penelitian ini.

METODE ANALISIS

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel dalam


penelitian, yang meliputi variabel dependen dan variabel independen. Analisis statistik
deskriptif menyajikan ukuran numerik berupa nilai minimum, maksimum, mean, dan
standar deviasi pada masing-masing variabel.

Uji Normalitas

Proses uji normalitas data dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data (titik) pada
normal P-plot of regression standardized residual dari variabel independen dimana jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan
dengan uji histogram dimana memenuhi asumsi normalitas jika bentuk kurva simetris
atau tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan. Uji lainnya adalah uji one sample
kolomogorov smirnov dengan residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih
dari 0,05 (Ghozali, 2011).

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen


saling berhubungan secara linier. Nilai cutoff yang digunakan untuk mendeteksi adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,
2011). Terjadi atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih
dari 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan terbebas dari
multikolonieritas.

Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
Durbin Watson (DW) dimana nilai DW lebih besar dari batas atas (upper bound, U),
maka koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti tidak ada autokorelasi positif.

Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah terjadinya varian yang tidak sama untuk variabel independen
yang berbeda. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot.
Uji Hipotesis

Analisis Regresi Linear Sederhana

Langkah-langkah dalam melakukan analisis regresi sederhana yaitu membuat garis linier
sederhana kemudian menguji signifikan uji t. Uji t menguji pengaruh variabel bebas
secara individual terhadap variabel terikat. Apabila nilai t hitung lebih tinggi dari nilai t
tabel, hipotesis alternatif yang menyatakan variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen diterima (Ghozali, 2011).

Analisis Regresi Linear Berganda

Langkah yang dilakukan yaitu membuat persamaan regresi linier berganda, mencari
koefisien determinasi, kemudian melakukan uji F. Dalam uji F, kriteria pengambilan
keputusan yang dapat digunakan yaitu apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka
hipotesis yang menyatakan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi
variabel dependen diterima (Ghozali, 2011).
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa profit sharing ratio (PSR) tidak
berpengaruh signifikan terhadap fraud. Hal ini dapat dilihat pada nilai p-value sebesar 0,542
yang lebih besar dari α = 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 1 yang
menyatakan bahwa konsentrasi profit sharing ratio (PSR) terhadap fraud ditolak.

2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)


Pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh antara islamic
investment ratio (IIR) dengan fraud. Hal ini dapat dilihat pada nilai p-value sebesar 0,040 yang
lebih kecil dari α= 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H2 yang menyatakan
bahwa islamic investment ratio (IIR) terhadap fraud diterima. Dengan meningkatnya islamic
investment ratio (IIR) maka akan menurunkan jumlah fraud yang terjadi.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)


Pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh antara islamic
income ratio (IsIR) terhadap fraud. Hal ini dapat dilihat pada nilai p-value sebesar 0.009 dimana
nilai ini lebih kecil dari nilai level of significance 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H3 yang menyatakan bahwa islamic income ratio (IsIR) berpengaruh terhadap fraud
dapat dibuktikan atau hipotesis ketiga yang diajukan diterima.

4. Pengujian Hipotesis Keempat (H4)


Pengujian pengaruh zakat performance ratio (ZPR) terhadap fraud dengan menggunakan
regresi berganda menunjukkan hasil p-value sebesar 0.437, dimana nilai ini lebih besar dari nilai
level of significance 0.05. Hal ini membuktikan bahwa zakat performance ratio (ZPR) tidak
berpengaruh terhadap fraud. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang
diajukan ditolak.

5. Pengujian Hipotesis Kelima (H5)


Pengujian pengaruh equitable distribution ratio (EDR) terhadap fraud dengan
menggunakan regresi berganda menunjukkan hasil p-value sebesar 0.008, dimana nilai ini lebih
kecil dari nilai level of significance 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima
yang menyatakan bahwa equitable distribution ratio (EDR) terhadap fraud dapat diterima.

6. Pengujian Hipotesis Kelima (H6)


Pengujian regresi berganda menunjukkan ada pengaruh islamic corporate governance
(ICG) terhadap fraud. Hal ini dapat dilihat pada nilai p-value sebesar 0,024 yang lebih kecil dari
α = 0.05. Akan tetapi, koefisien variabel islamic corporate governance (ICG) menunjukkan arah
yang berlawanan dengan hipotesisnya, yakni positif. Artinya, semakin baik pengaplikasian
9
islamic corporate governance (ICG) dalam sebuah bank syariah, maka semakin tinggi pula fraud
yang terjadi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam ditolak.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan pengujian terhadap 6 (enam) hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi, maka dapat disimpulkan bahwa islamic investment ratio (IIR), islamic income
ratio (IsIR), dan equitable distribution ratio (EDR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
fraud pada Bank Syariah. Untuk variabel profit sharing ratio (PSR), zakat performance ratio
(ZPR), dan islamic corporate governance (ICG) tidak berpengaruh terhadap fraud.

Implikasi

Hasil ini berimplikasi serius bagi berbagai pihak. Faktor yang memotivasi pelaku untuk
melakukan internal fraud sebenarnya tidak hanya karena adanya tekanan, kesempatan, dan
rasionalisasi. Namun juga tergantung keimanan, kejujuran, dan sikap loyalitas yang tertanam
dalam diri seseorang. Pendapatan dan investasi yang diperoleh dari transaksi perbankan syariah
diharapkan telah dilaksanakan sesuai syariat islam. Masih banyak perbankan syariah di Indonesia
yang melakukan investasi di perbankan konvensional yang mengakibatkan masuknya
pendapatan non halal. Sehingga hal ini bertolak belakang dengan syariat dan dapat mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah di Indonesia. Indikasi lain seperti adanya
kepemilikan saham yang dimiliki orang dalam perusahaan. Oleh karena itu, pendistribusian yang
rata seperti dividen dan gaji yang sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya juga akan
mengurangi peluang seseorang melakukan tindakan fraud. Selain itu, perbankan syariah harus
lebih berhati-hati pada saat memberikan pembiayaan kepada calon nasabah baik dalam jumlah
kecil maupun besar. Pemberian modal harus benar-benar dianalisa sebaik mungkin sebab
munculnya fraud bisa disebabkan oleh internal bank sendiri ataupu bekerja sama dengan nasabah
yang tidak jujur. Untuk penerapan islamic corporate governance, perbankan syariah perlu
memastikan apakah semua karyawan telah menerima dan memahami peraturan-peraturan untuk
menjalankan islamic corporate governance. Hal ini bertujuan agar visi misi perusahaan
terselaraskan dengan baik. Manajemen atas juga harus lebih bertindak tegas dalam memberikan
sanksi kepada karyawan yang melakukan kecurangan untuk membuat efek jera kepada pelaku
dan dapat membuat “calon” pelaku fraud lainnya menjadi takut dan berpikir dua kali untuk
melakukan kecurangan. Perusahaan juga harus selektif dalam memperkerjakan sumber daya
manusia dengan melihat moral, etika, kepribadian, dan perilaku calon karyawan.

Keterbatasan Penelitian
10
1. Jurnal acuan untuk penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi fraud di lembaga syariah
masih sedikit.
2. Ada beberapa perbankan syariah yang tidak mencantumkan lengkap data laporan keuangan
dan tata kelola perusahaan selama tahun 2013-2015 di website resmi perusahaan. Kemungkinan
karena mereka tidak rutin mempublikasinya.
3. Pengukuran variabel islamic corporate governance tidak obyektif karena menilai kompetensi
diri secara pribadi. Hal ini mungkin berpengaruh pada hasil penelitian.

Saran Penelitian
1. Memperluas populasi dengan menambah jenis lembaga keuangan syariah lainnya seperti
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) atau asuransi syariah sehingga hasil dapat
digeneralisasi untuk semua jenis lembaga keuangan syariah dengan tetap memperhatikan
ketersediaan data penelitian.
2. Menggunakan proksi lain yang berbeda dalam mengukur variabel islamic corporate
governance. Seperti jumlah direksi independen, ukuran perusahaan, pengendalian internal,
dan jumlah komite audit.
3. Menambahkan variabel-variabel independen lain yang secara teoritis berpotensi
mempengaruhi fraud pada Bank Syariah di Indonesia. Misalnya, variabel kualitas sumber
daya manusia, sistem pengendalian internal, dan kualitas audit.

Daftar Pustaka
Albrecht, W. S., Albrecht, C. O., Albecht, C. C., & Zimbelman, M. F. (2012). Fraud
Examination. South Western: A Part Of Cengage Learning.
Alim, M. N. (2011). Muhasabah Keuangan Syariah. Solo: Aqwam.
Anugerah, R. (2014). Peranan Good Corporate Governance Dalam Pencegahan Fraud. Jurnal
Akuntansi, 3(1), 101-113.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Revisied ed.). Jakarta:
Rineka Cipta.
Asrori. (2011). Pengungkapan Syariah Compliance Dan Kepatuhan Bank Syariah Terhadap
Prinsip Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi, 3(1), 45-52.
Asrori. (2014). Implementasi Islamic Corporate Governance Dan Implikasinya Terhadap Kinerja
Bank Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi, 6(1), 90-102.
Association of Certified Fraud (ACFE). (2012). Report To The Nations On Occupational Fraud
And Abuse.
Bank Indonesia. (2009). Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 Tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha
Syariah. Dipetik Juni 15, 2017, dari http://www.bi.go.id

11
Bank Indonesia. (2010). Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbS Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha
Syariah. Dipetik April 1, 2017, dari http://www.bi.go.id
Baridwan, Z. (2003). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Badan Penerbit FE UGM.
Besari. (2009). Pengaruh Kualitas Pelaksanaan Good Corporate Governance, Ukuran (Size), Dan
Kompleksitas Bank Terhadap Fraud (Kasus Pada Bank Umum Tahun 2007). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Capra, M. U., Ahmad, & Habib. (2002). Corporate Governance In Islamic Financial Institutions.
Occasional Paper No. 6 Jeddah, 13(4), 375-389.
Cressey, D. R. (1950). The Criminal Violation Of Financial Trust. American Sociological
Review, 15(6), 738-743.
Darmawati, D. (2006). Pengaruh Karakteristi Perusahaan Dan Faktor Regulasi Terhadap Kualitas
Implementasi Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, 7(1), 50-
62.
Davis, J. H., Schoorman, F. D., & Donaldson, L. (1997). Towards A Stewardship Theory Of
Management. Academy Of Management Review, 22(1), 20-47.
Desiskawati, Y. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan Berdasarkan Islamicity Performance Index
Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah
Di Indonesia). Malang: Universitas Islam Negeri Maliki.
Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: An Assesment And Review. Academy Of
Management Review, 14(1), 57-74.
Falikhatun, & Assegaf, Y. U. (2012). Bank Syariah Di Indonesia: Ketaatan Pada Prinsip-Prinsip
Syariah Dan Kesehatan Finansial. Accounting and Management (CBAM), 1(1), 78-84.
Fatahullah. (2008). Implementasi Prinsip Bagi Hasil Dan Risiko Di Perbankan Syariah.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Fauzi, E. (2012). Prospek Efektivitas Strategi Anti Fraud Bank Indonesia Sebagai Bentuk
Pencegahan Kejahatan Perbankan. Depok: Universitas Indonesia.
Firdaus, M. (2005). Konsep Dan Implementasi Bank Syariah. Jakarta: Renaisan.
Forum For Corporate Governance In Indonesia (FCGI). (2003). Seri Tata Kelola Perusahaan
(Corporate Governance) (2 ed.). Jakarta: FCGI.
Fovana, R. D. (2008). Pengaruh Kinerja Terhadap Tingkat Pengungkapan Good Corporate
Governance: Studi Pada Bank Syariah di Asia. Semarang: Universitas Diponegoro.
Friyanto. (2013). Pembiayaan Mudharabah, Risiko, Dan Penanganannya (Studi Kasus Pada Bank
BTN Kantor Cabang Syariah Malang). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 15(9),
113-122.

12
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (3 ed.). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (4 ed.). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS (5 ed.). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Gunarba, N. I. (2011). Saatnya Pegawai Bank Masuk Daftar Hitam - BI DIMINTA TEGAS ATAS
ATURAN PERBANKAN. Dipetik November 21, 2017, dari http://www.neraca.co.id
Gunarsih, T. (2003). Struktur Kepemilikan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate
Governance. Kompak No. 8, 4(7), 87-101.
Hameed, S., Wirman, A., Alrazi, B., Nazli, M., & Pramono, S. (2004). Alternative Disclosure
And Performance Measures For Islamic Banks. Dipetik April 1, 2017, dari International
Islamic University Malaysia: http://www.iium.edu.my
Hasan, M. (2012). Prinsip Etika Dalam Lembaga Keuangan Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Hasanah, U. (2015). Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Dan Islamic Corporate Governance
Terhadap Kesehatan Finansial Pada Bank Umum Syariah. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory Of The Firm: Managerial Behaviour, Agency
Costs, And Ownership Structure. Journal Of Financial Economics, 3(4), 305-360.
Karim, A. (2004). Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Karyono. (2013). Forensic Fraud (1 ed.). Yogyakarta: Andi.
Keputusan Menteri BUMN KEP-117/M-MBU. (2002). Dipetik April 7, 2017, dari
http://www.jdih.bumn.go.id
Khasanah, A. (2016). Pengaruh Intellectual Capital Dan Islamicity Performance Index Terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal Nominal, 5(1), 54-76.
Kuppusamy, M. D. (2010). Measurement Of Islamic Banks Health Using Sharia Conformity And
Profitability Model. Review Of Islamic Economics, 13(2), 35-48.
Maharani, D. (2008). Permasalahan Agensi Pada Kontrak Mudharabah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Maisaroh, S. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Dan Islamicity Performance Index Terhadap
Profitability Perbankan Syariah Indonesia. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim.
Maradita, A. (2014). Karakteristik Good Corporate Governance Pada Bank Syariah dan Bank
Konvensional. Yuridika, 29(2), 37-49.
13
Meilani, S. (2015). Hubungan Penerapan Good Governance Business Sharia Terhadap Islamicity
Financial Performance Index Bank Syariah Di Indonesia. Sharia Paper Accounting FEB
UMS, 17(5), 45-60.
Mulazid, A. (2016). Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance Dan Fraud Pada Bank
Syariah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam, 4(2), 103-116.
Najib, H., & Rini. (2016). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Di Bank Syariah.
Simposium Nasional Akuntansi XIX Lampung, 3(6), 108-125.
Noor, R. A. (2012). Kebijakan Distribusi Ekonomi Islam Dalam Membangun Keadilan Ekonomi
Indonesia. Jurnal Online, 2(2), 97-115.
Organisation For Economic Co-operation And Development (OECD) Principles Of Corporate
Governance. (2004). Dipetik April 15, 2017, dari http://www.oecd.org
Pramanto, D. H. (2014). Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap Kesehatan
Finansial Entitas Perbankan Syariah Di Indonesia. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas
Maret.
Pramanto, E. (2015). Pengaruh Kompensasi Terhadap Fraud Dengan Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada BMT Di Wonosari). Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Rahman, A. (2013). Setitik Nila Di Perbankan Syariah. Dipetik Maret 21, 2017, dari
http://stabilitas.co.id
Rina, T. (2009). Perbedaan Mekanisme Corporate Governance Dan Praktik Manajemen Laba:
Studi Komparasi Indeks Syariah Dan Indeks Konvensional Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal UNISIA, 32(72), 156-170.
Ristifani. (2009). Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan
Hubungannya Terhadap Kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Jurnal
Akuntansi Universitas Gunadarma, 34(3), 74-90.
Rizal, S. (2008). Kontrak Mudharabah, Permasalahan Dan Alternatif Solusi. Dipetik Juni 13,
2017, dari http://www.alhikmah.ac.id
Sabar, R. (2007). Pengantar Metodologi Penelitian. Kudus: FKIP.
Sahruddin. (2006). Pelaksanaan Pembiayaan Proyek Dengan Prinsip Musyarakah Pada
Perbankan Syariah Di Nusa Tenggara Barat. Semarang: Universitas Diponegoro.
Saputra, A. (2017). Pengaruh Sistem Internal Kontrol, Audit Internal, Dan Penerapan Good
Corporate Governance Terhadap Kecurangan (FRAUD) di Perbankan (Studi Kasus Pada
Bank Syariah Anak Perusahaan BUMN di Medan). Riset Dan Jurnal Akuntansi, 1(1), 37-
59.
Shleifer, A., & Vishny, R. W. (1997). A Survey Of Corporate Governance. The Journal Of
Finance, 52(2), 737-783.
14
Soetopo, K., Saerang, D. P., & Mawikere, L. (2016). Analisis Implementasi Prinsip Bagi Hasil,
Risiko, Dan Penanganan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Pembiayaan Musyarakah
Dan Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus: Bank Syariah Mandiri KC Manado). Jurnal
Accountability, 5(2), 207-223.
Solihin, M., & Adiono, C. L. (2014). Analisis Pengungkapan Tata Kelola Bank Syariah Di
Indonesia. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 18(2), 268-277.
Sudaryati, D., & Eskadewi, Y. (2012). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tingkat
Pengungkapan CSR Di Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 11(1), 178-190.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sula, A. E., & Alim, M. N. (2014). Pengawasan, Strategi Anti Fraud Dan Audit Kepatuhan
Syariah Sebagai Upaya Fraud Preventive Pada Lembaga Keuangan Syariah. Journal Of
Auditing, Finance, And Forensic Accounting, 2(2), 91-100.
Suta, I., & Musa, S. (2003). Membedah Krisis Perbankan, Anatomi Krisis Dan Penyehatan
Perbankan. Jakarta: Yayasan Sad Satria Bhakti.
Triyuwono, I. (2006). Perspektif Metodologi Dan Teori Akuntansi Syariah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Triyuwono, I. (2012). Akuntansi Syariah Perspektif, Metodologi Dan Teori. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Tuanakotta, T. M. (2013). Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Salemba Empat.
Ujiyantho, M. A., & Bambang, A. P. (2007). Mekanisme Corporate Governance, Manajemen
Laba Dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 10 Makassar, 6(8), 52-69.
Undang-Undang Nomor 10. (1998). Dipetik April 13, 2017, dari http://peraturan.go.id
Undang-Undang Nomor 21. (2008). Dipetik April 13, 2017, dari http://www.peraturan.go.id
Widiasari, E., & Prabowo, T. J. (2008). Pengaruh Pengendalian Internal Perusahaan Dan Struktur
Corporate Governance Terhadap Fee Audit. Jurnal Akuntansi dan Investasi, 9(2), 125-
137.
Zulkhaira, A. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa Dan
Bank Syariah Non Devisa Di Indonesia. Medan: Universitas Sumatera Utara.

15

Anda mungkin juga menyukai