PENDAHULUAN
pemerintah. Hal ini terlihat dari semakin maraknya unit-unit bisnis yang
melaporkan praktik CSR dalam laporan tahunan (annual report) dan official
saja, tetapi juga dalam perusahaan yang menjalankan bisnisnya sesuai dengan
karena nilai-nilai Islam yang ada di dalamnya. Praktek CSR di Perbankan Syariah
memiliki tujuan untuk mewujudkan tujuan syariah dan menjaga maslahah bagi
tersendiri.
entitas syariah. Indeks ISR merupakan tolak ukur pelaksanaan tanggung jawab
sosial perbankan syariah yang berisi kompilasi item-item standar CSR yang
peneliti mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas
Islam [ CITATION Oth \l 1057 ]. Dalam indeks ISR telah diungkapkan mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan zakat, transaksi yang terbebas dari unsur riba dan
lingkungan perusahaan.
Bali.com pada bulan juli 2019 yang melakukan fungsi sosialnya dalam
menyalurkan dana zakat serta penyerahan santunan kepada 100 orang Dhuafa
Bukopin yang diulas dalam situs berita online Tribun-Timur.com pada bulan
sosial dan diakui pihak eksternal dalam menjalankan program tanggung jawab
bagi perusahaan karena muncul citra positif dari bisnis yang dijalankan serta
kesempatan kerja.
mengenai pengungkapan ISR sangat penting bagi perusahaan dan investor dalam
mengambil keputusan. Hingga saat ini belum ada peraturan yang mengatur terkait
penelitian Hidayah dan Wulan (2017) dan Baidok dan Septiarini (2016)
Affandi dan Nursita (2019) dan Maulina dan Iqramuddin (2019) menunjukkan
dalam penelitian Nadlifiyah dan Laila (2017) dan Irmawati (2018) menunjukkan
Objek penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Perbankan
Syariah. Hal ini dikarenakan perbankan syariah memiliki potensi yang lebih besar
Periode 2013-2018”
Social Reporting?
Reporting?
Reporting?
Reporting?
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mengambil
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi calon investor dalam
3. Bagi Pemerintah
sosial perbankan syariah sehinga dapat lebih sesuai dengan kriteria syariah
Islam serta dapat menjadi penilaian atau evaluasi dalam penggunaan standar
4. Bagi Penulis
KAJIAN PUSTAKA
antara lain masyarakat, karyawan, pemerintah, supplier, pasar modal dan lain-lain.
Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder perusahaan
yang mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk
aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk dan lain-
lain.
Dalam mengembangkan teori stakeholder, Freeman (1983) dalam Susanto
dan Tarigan (2013) memperkenalkan konsep stakeholder dalam dua model yaitu:
(1) Model kebijakan dan perencanaan bisnis; dan (2) Model tanggung jawab
stakeholder theory berfokus pada cara-cara yang dapat digunakan oleh perusahaan
yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengungkapan
stakeholder. Kegiatan tersebut menjadi perhatian dan minat dari para stakeholder,
terutama para investor dan calon investor. Oleh karena itu, perusahaan
mengungkapkan laporan tambahan, yaitu laporan yang berisi lebih dari sekedar
perusahaan.
para stakeholder.
adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau
prinsip hukum Islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, masyir, riba, zalim dan
obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah,
hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf
bank berdasarkan pada prinsip profit and loss sharing (bagi untung dan bagi rugi).
bidang yang didanai. Para deposan juga sama-sama mendapat bagian dari
keuntungan bank sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
demikian ada kemitraan antara bank syariah dengan para deposan dalam berbagai
hukum Islam. Bank syariah menjalankan konsep profit and loss sharing (bagi
untung dan bagi rugi) sebagai sistem utama dan tidak meminjamkan dana dengan
mengenakan bunga pinjaman (riba) serta menjalankan fungsi sosial seperti zakat,
maal) dari dana yang dihimpun dengan prinsip mudharabah, karena besar-
kecilnya imbalan (bagi hasil) yang diterima oleh pemilik dana, sangat tergantung
pada hasil usaha yang diperoleh oleh bank syariah dalam mengelola dana.
b. Fungsi Investor
Dalam penyaluran dana, baik dalam prinsip bagi hasil atau dalam prinsip
jual-beli, bank syariah berfungsi sebagai investor (sebagai pemilik dana). Oleh
karena itu sebagai pemilik dana maka dalam menanamkan dana dilakukan dengan
risiko minim.
berupa layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji dan lainnya yang tidak
d. Fungsi Sosial
Dalam konsep ini, perbankan syariah mewajibkan bank memberikan
layanan sosial melalui dana qardh, zakat dan dana sumbangan lainnya sesuai
lingkungan.
syariah memiliki dua fungsi yaitu fungsi komersial dan fungsi sosial.
Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga memiliki
a. Penghapusan riba.
ekonomi Islam.
pengusaha.
f. Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi kesulitan
Oleh karena itu, secara struktural dan sistem pengawasan bank syariah
berbeda dari bank konvensional. Pengawasan perbankan Islam mencakup dua hal,
yaitu pertama pengawasan dari aspek keuangan, kepatuhan pada perbankan secara
umum dan prinsip kehati-hatian bank. Kedua pengawasan prinsip syariah dalam
dari dewan komisaris dan direksi dan wajib memiliki dewan pengawas syariah
keluarganya, komunitas lokal, serta masyarakat luas (Effendi, 2016) dalam buku
1057 ].
Menurut Mardikanto (2014) Corporate Social Responsibility adalah
keputusan dan tindakan bisnis diambil dengan alasan untuk kepentingan ekonomi
atau teknis langsung perusahaan. Menurut Kotler dan Nancy (2005) dalam buku
perusahaan harus dapat bertanggungjawab terhadap efek yang berasal dari setiap
Responsibility (CSR) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan suatu
sekitar.
Islam adalah segala kegiatan yang dilakukan institusi finansial Islam untuk
maupun bagi institusi. Tanggung jawab religius yaitu kewajiban bagi institusi
Social Reporting (ISR) yang merupakan tolak ukur pelaksanaan kinerja sosial
perbankan syariah yang berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan
mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam
dan masyarakat. Kerangka ini dikenal dengan sebutan Islamic Social Reporting
(ISR). Prinsip syariah merupakan landasan atas dasar terbentuknya Islamic Social
Tanggung jawab sosial adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
meningkat pula keinginan untuk membuat pelaporan sosial yang bersifat syariah
Napier (2006) dalam buku Cahya (2018), menekankan bahwa ada dua hal yang
tanggung jawab sosial yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam di
dalam pelaporannya.
syariah.
merefleksikan perkiraan yang baru dan yang lebih luas dari masyarakat
Han02 \l 1057 ]. Menurut (1996) dalam Cahya (2018) social reporting adalah
suatu proses untuk mengkomunikasikan efek sosial dan lingkungan akibat dari
social reporting menyatakan bahwa kode etik dalam social reporting bersifat
relatif, bisa saja peraturan mengenai social reporting dapat diterima oleh beberapa
Ethics
Devine Ethical Iman (Faith)
Taqwa (Peity)
Concepts: Amanah (Trust)
Khilafah (Vicegerent)
Ummah (Community)
Akhirah Day of Reekoning
Adl (Justice VS Zulm (Tyranny)
Halal (Allowable) VS Haram (Forbidden)
I’tidal (Moderation VS Israf (Extravagance)
Accounting
Islamic Social
Reporting
Reproting
merupakan landasan dasar dari ajaran Islam. Menurut Haniffa (2002) gambar di
atas menunjukkan bahwa konsep etika dalam Islam terbentuk berdasarkan prinsip-
prinsip syariah.
Sesuai gambar di atas, Islamic Social Reporting berada pada lingkup aspek
ekonomi atau secara lebih spesifik berada pada lingkup aspek akuntansi. Dengan
prinsip-prinsip syariah.
dalam pelaporan kinerja sosial institusi bisnis syariah. Indeks ISR untuk entitas
Islam karena mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip Islam, seperti
transaksi yang sudah terbebas dari unsur riba, gharar, pengungkapan zakat, status
Haniffa (2002) membuat lima tema pengungkapan Indeks ISR, yaitu tema
pendanaan dan investasi, tema produk dan jasa, tema karyawan, tema masyarakat
dan tema lingkungan hidup. Kemudian dikembangkan oleh Othman, dkk (2009)
dengan menambahkan satu tema pengungkapan yaitu tema tata kelola perusahaan.
tema tersebut.
pengungkapan yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia. Indeks
ISR dalam penelitian ini terdiri dari enam tema. Berikut tema-tema pengungkapan
Tema ini berisi mengenai kegiatan keuangan dan investasi yang dilakukan
indikatornya antara lain kegiatan yang mengandung riba (beban bunga dan
Tema ini berisi tentang status kehalalan produk yang digunakan dan
perbankan syariah, maka status kehalalan produk dan jasa yang digunakan adalah
melalui opini yang disampaikan oleh DPS yang kemudian diungkapkan dalam
apakah barang atau jasa tersebut diperbolehkan (halal) atau dilarang (haram)
Hal lain yang harus diungkapkan adalah definisi setiap produk serta jenis
akad yang melandasi produk tersebut. Hal ini mengingat akad-akad di bank
perlu informasi terkait definisi akad-akad tersebut agar mudah dipahami oleh
yang dipekerjakan. Menurut Haniffa (2002) konsep dasar yang mendasari tema ini
adalah etika amanah dan keadilan. Karyawan harus diperlakukan secara adil dan
dibayar secara wajar, pemberi kerja juga harus memenuhi kewajiban terhadap
karyawan dalam hal kebutuhan spiritual mereka. Haniffa (2002) dan Othman, dkk
karyawan perusahaan telah diperlakukan secara adil dan wajar melalui informasi-
Tema ini berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Konsep
dasar yang mendasari tema ini adalah ummah, amanah dan adl yang menekankan
Bentuk saling berbagi dan tolong menolong bagi bank syariah dapat dilakukan
dengan sedekah, wakaf dan qardh (Haniffa, 2002). Menurut Othman, dkk (2009),
miskin, kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial, dan dukungan
terhadap kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya pendidikan dan
agama.
sumber daya dan program yang dilakukan oleh perusahaan terhadap lingkungan di
[CITATION Han02 \l 1057 ] adalah mizan, i’tidal, khilafah dan akhirah. Konsep
perusahaan.
oleh bank syariah. Tata kelola perusahaan dalam ISR merupakan penambahan dari
Othman, dkk (2009) dimana tema ini tidak bisa dipisahkan dari perusahaan guna
dalam sistem ekonomi Islam memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan
Kasri (2009) dikutip dalam Irmawati (2018), perbedaan utama tata kelola
perusahaan dalam sistem Islam dan sistem konvensional terletak pada aspek
kunci tersebut.
tema tata kelola perusahaan adalah status kepatuhan terhadap syariah, rincian
nama dan profil direksi, DPS dan komisaris, laporan kinerja komisaris, DPS dan
Reporting. Dalam pengungkapan ISR itu sendiri terdapat beberapa faktor yang
1. Ukuran Perusahaan
2. Umur Perusahaan
Umur perusahaan diduga memiliki pengaruh terhadap pengungkapan ISR.
3. Dewan Komisaris
pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
Dewan komisaris independen adalah dewan komisaris yang berasal dari luar
pengelolaan perusahaan akan dilakukan dengan cara yang baik juga, serta
Septiarini, 2016).
6. Komite Audit
Semakin banyak jumlah komite audit yang dimiliki oleh perusahaan, maka
7. Profitabilitas
8. Leverage
Leverage adalah jumlah utang yang diperoleh dari kreditur dengan tujuan
sekarang lebih tinggi, supaya laba yang dilaporkan lebih tinggi maka
9. Likuiditas
FDR yang sesuai batas aman akan meningkatkan laba yang diperoleh.
dan dewan komisaris yang diukur dengan melihat jumlah anggota dewan
pengawas syariah dan jumlah anggota dewan komisaris pada bank syariah.
agar regulasi dari BI terpenuhi serta menjalankan fungsi bank syariah yang
2017).
Social Reporting pada perbankan syariah. Penelitian ini akan menguji ulang
beberapa faktor berdasarkan kinerja keuangan yang diduga dapat mempengaruhi
pengungkapan ISR pada Bank Umum Syariah. Beberapa faktor yang dapat
terhadap keempat faktor tersebut. Serta hal yang paling penting yaitu data
keempat faktor tersebut merupakan skala rasio dan mudah untuk didapatkan,
bahwa perusahaan besar mengeluarkan biaya produksi yang besar, aktivitas yang
lebih padat, dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan proporsi pemegang
investasi semakin banyak (Siregar dan Utama, 2005) dalam Irmawati (2018).
keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya
yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. Selain itu, perusahaan yang
perusahaan yang lebih besar mungkin akan memiliki pemegang saham yang akan
kecilnya perusahaan dapat didasarkan pada total aset, total penjualan, kapitalisasi
pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Namun, dalam penelitian ini ukuran
perusahaan diukur dengan total aset yang kemudian di Logaritma naturalkan (Ln).
Dewan komisaris independen adalah dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan, tidak memiliki saham baik secara langsung maupun tidak langsung
saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan
perusahaan itu sendiri. Keberadaan komisaris independen diharapkan dapat
bersikap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh direksi. Karena
para stakeholder.
Cheng dan Jaggi (2000) dalam Baidok dan Septiarini (2016) menjelaskan
akan lebih responsif terhadap investor dan peran dari dewan komisaris independen
yang dilakukan. Dewan komisaris independen yang netral dan tidak terpengaruh
perusahaan akan dilakukan dengan cara yang baik juga, serta manajemen akan
2.1.9 Leverage
untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya
berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk
melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa depan. Dengan
melanggar perjanjian utang. Supaya laba yang dilaporkan lebih tinggi maka
informasi sosial.
yaitu pendekatan Debt to Assets Ratio (DAR) dan pendekatan Debt to Equity
Ratio (DER).
a. Debt To Assets Ratio (DAR), rasio utang yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai utang atau seberapa besar utang
nilai Debt to Assets Ratio (DAR) untuk mengetahui pengaruh terhadap Islamic
Social Reporting.
Total Utang
DAR= x 100
Total Aset
2.1.10 Likuiditas
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih, artinya bank dapat
membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat
Ratio (FDR). Rasio FDR merupakan kriteria dari Bank Indonesia untuk mengukur
yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (Peraturan Bank Indonesia Nomor
rasio pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diterima oleh bank.
FDR dapat menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan DPK yang
Bank Indonesia menetapkan batas aman untuk rasio FDR yaitu antara 80%-
110%. Semakin rasio FDR mendekati angka 110% berarti fungsi intermediasi
bank syariah semakin baik. Berarti hampir semua DPK bank syariah tersebut
disalurkan menjadi pembiayaan dan terserap ke sektor riil, sebaliknya jika FDR
bank syariah masih jauh di bawah 110%, hal tersebut juga mengindikasikan bank
pembiayaan. Dengan FDR yang sesuai dengan batas aman Bank Indonesia, maka
laba yang diperoleh bank tersebut akan meningkat. Dengan meningkatnya laba
bank, maka kinerja bank juga meningkat. Ketika laba perusahaan meningkat,
diharapkan dana yang dimiliki bank untuk melakukan tanggung jawab sosialnya
akan semakin besar. Bank akan semakin banyak melakukan kegiatan ISR kepada
(Irmawati, 2018).
tersebut kredibel.
Total Pembiayaan
FDR= x 100
Dana Pihak Ketiga
dalam kajian teori, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari
kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian
Analisis Kuantitatif
Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik
Uji Hipotesis
H1
Dewan Komisaris Independen
(X2)
H2
Islamic Social Reporting (Y)
Leverage (X3) H3 H4
Likuiditas (X4)
Secara Parsial
Secara Simultan
Ukuran perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai suatu skala yang
antara lain dinyatakan dalam total aset, total penjualan, nilai pasar saham dan lain-
lain. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak modal yang
ditanamkan sehingga sumber daya dan dana yang besar dalam perusahaan
ISR. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder. Perusahaan yang besar biasanya
memiliki aktivitas yang lebih banyak dan kompleks, mempunyai dampak yang
lebih besar terhadap masyarakat serta mendapat perhatian lebih dari kalangan
publik, maka dari itu perusahaan besar mendapat tekanan yang lebih untuk
(2018).
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki. Ukuran
ukuran perusahaan semakin besar maka informasi yang tersedia untuk investor
suatu perusahaan maka semakin banyak pula informasi perusahaan yang akan
Dewan komisaris independen adalah dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan, tidak memiliki saham baik secara langsung maupun tidak langsung
kepentingan lainnya.
komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi tidak mempunyai hubungan
bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan
dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Keberadaan komisaris
informasi yang lebih luas kepada para stakeholder. Dengan demikian, semakin
dengan cara yang baik juga, serta manajemen akan mengungkapkan informasi
Social Reporting.
berikut:
Secara umum pengertian Leverage adalah jumlah utang yang diperoleh dari
maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi, supaya
laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya
berikut:
digunakan untuk mengukur Likuiditas. Dengan FDR yang sesuai dengan batas
aman Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan
perusahaan akan semakin banyak melakukan kegiatan ISR kepada masyarakat dan
2018).
kuat akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi karena ingin
pengungkapan ISR. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki.
Semakin besar total aset yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin besar
pula modal yang ditanam, sehingga sumber daya dan dana yang besar dalam
Dewan komisaris independen yaitu dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan, tidak memiliki saham baik secara langsung maupun tidak langsung
perusahaan akan dilakukan dengan cara yang baik juga, serta manajemen akan
ISR.
dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat
oleh kuatnya rasio likuiditas suatu perusahaan erat kaitannya dengan luasnya
pihak eksternal bahwa entitas syariah bersifat kredibel [CITATION Has17 \l 1057
].
Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khairudin (2016)
Syariah.
BAB III
METODE PENELITIAN
analisis data dengan prosedur statistik. Jenis penelitian ini merupakan studi kausal
yang merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat, ada variabel independen
dengan studi kausal ini, dimana peneliti ingin mengetahui pengaruh dari satu atau
lebih faktor dalam menyebabkan suatu masalah. Penelitian ini ingin mengetahui
meliputi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek penelitian,
akan tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu
(Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di
Indonesia yang terdaftar di OJK pada tahun 2013. Adapun populasi dalam
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
3. Bank Umum Syariah yang memiliki data lengkap tentang variabel penelitian
tidak memenuhi kriteria, yaitu Bank Jabar Banten Syariah, Bank Tabungan
Pensiun Nasional Syariah, Bank NTB Syariah dan Bank Aceh Syariah.
adalah sebanyak 10 Bank Umum Syariah karena telah sesuai dengan kriteria yang
konsekuen sebagai variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi
reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia, yang diukur dengan indeks
Islamic Social Reporting (ISR). Indeks ISR yang digunakan dalam penelitian
adaptasi dari indeks ISR yang dibuat oleh [CITATION Han02 \l 1057 ] dan
Indeks ISR dalam penelitian ini terdiri dari 48 pokok pengungkapan yang
Apabila seluruh item telah diungkapkan maka nilai maksimal yang dapat
dicapai adalah sebesar 48. Perhitungan indeks ISR dirumuskan sebagai berikut:
1. Ukuran Perusahaan
perusahaan yang diperoleh dari laporan posisi keuangan pada akhir periode dalam
laporan tahunan tiap bank. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan
miliar bahkan triliun akan disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dan nilai aset
sebenarnya.
Dewan komisaris independen adalah dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan, tidak memiliki saham baik secara langsung maupun tidak langsung
sebagai berikut:
3. Leverage
aktiva suatu perusahaan dibiayai oleh Utang. Nilai Leverage perusahaan dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR) dengan
4. Likuiditas
kewajiban jangka pendeknya saat ditagih, artinya bank dapat membayar kembali
pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat memenuhi permintaan
kredit yang diajukan (Arifin, 2016). Nilai Likuiditas perusahaan dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR). Rumus yang
Total Pembiayaan
FDR= x 100
Dana Pihak Ketiga
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah kuantitatif dengan
menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat dari pihak lain. Data sekunder
(Sugiyono, 2017) adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data sekunder merupakan data yang sifatnya mendukung
keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan data yang menunjang
penelitian ini. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
tahunan (annual report) Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK dan diperoleh
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
(ISR) dan informasi yang berkaitan dengan variabel bebas dalam penelitian ini.
yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-
rata (mean), simpangan baku, varian, maksimum dan minimum (Sugiyono, 2017).
Analisis ini dilihat dari nilai indikator variabel tersebut. Misalnya, variabel
ISR diukur dari nilai content analysis kemudian dilihat kenaikan atau penurunan
nilai content analysis tersebut yang terjadi dalam sampel. Ukuran perusahaan
diukur dari nilai total aset, dewan komisaris independen diukur dengan
menghitung komposisi atau proporsi dewan komisaris independen dalam
perusahaan, leverage diukur dari rasio antara total utang dengan total aset dan
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi data panel dengan bantuan Eviews versi 10. Dalam suatu penelitian ada
tiga jenis data yang tersedia, yaitu time series, cross section dan pooled data
(panel). Data time series adalah data nilai variabel yang disusun menurut urutan
tahunan dan sepuluh tahunan. Data cross section adalah nilai variabel yang
dikumpulkan pada waktu yang sama dari beberapa daerah, perusahaan atau
perorangan. Data panel merupakan kumpulan data yang terdiri atas data time
series dan cross section (Ghozali dan Ratmono, 2017). Adapun kelebihan
menggunakan regresi data panel menurut Hsiao (2003) dalam buku Ghozali dan
2. Data panel dapat memberikan informasi lebih banyak yang tidak dapat
diberikan hanya oleh data cross section atau time series saja.
3. Data panel dapat memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam inferensi
β = Konstanta
1. Common Effect
Model ini dilakukan dengan menggabungkan data time series dan data cross
section untuk membuat regresi pada data panel dengan menggunakan metode
OLS (Ordinary Least Square). Model common effect merupakan teknik yang
Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil. Hasil dari regresi dianggap
berlaku pada semua objek pada semua waktu (Winarno, 2015) dikutip dalam
Muslimah (2017).
2. Fixed Effect
dimaksud dengan fixed effect adalah setiap individu memiliki konstanta yang tepat
untuk berbagai periode/waktu, demikian juga slope yang tetap untuk setiap waktu.
Dengan model ini perbedaan antar individu dapat diketahui melalui perbedaan
3. Random Effect
Model ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode fixed effect yang
mengurangi efisiensi parameter. Bila pada fixed effect , perbedaan antar individu
atau waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada random effect, perbedaan
statistik untuk menentukan model terbaik yang akan digunakan. Berikut adalah
1. Uji Chow
apakah model yang digunakan adalah common effect atau fixed effect.
besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai uji Chow menunjukkan nilai F statistik
dimana bila nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai F tabel yang
digunakan berarti kita menggunakan model fixed effect model. Atau kita dapat
- Jika probabilitas <0,05 berarti model terbaik adalah model fixed effect.
- Jika probabilitas >0,05 bearti model terbaik adalah model common effect.
2. Hausman Test
tepat adalah model fixed effect, sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Hausman
lebih kecil dari nilai kristisnya maka model yang tepat adalah model random
effect. Namun juga dapat melihat kepada nilai probabilitas cross section random,
dengan ketentuan:
- Jika probabilitas <0,05 berarti model terbaik adalah model fixed effect.
- Jika probabilitas >0,05 bearti model terbaik adalah model random effect.
random effect lebih tepat digunakan dari model common effect. Jika uji chow
menunjukkan bahwa model yang tepat adalah model common effect, maka
Apabila nilai uji LM hitung lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares model
yang tepat random effect. Sebaliknya, apabila nilai LM hitung lebih kecil dari
nilai kritis Chi-Squares maka H0 yang artinya model yang tepat untuk regresi data
- Jika probabilitas <0,05 bearti model terbaik adalah model random effect.
- Jika probabilitas >0,05 bearti model terbaik adalah model common effect.
regresi yang digunakan dalam penelitian ini sehingga tidak menimbulkan bias
dalam analisis data. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini ada 3
pengujian yaitu uji normalitas, uji autkorelasi dan uji multikolinieritas. Menurut
Gujarati (2004) dalam Wibowo dan Fuad (2018), uji heteroskedastisitas mungkin
diabaikan karena merupakan masalah khusus dalam data cross section dan time
Smirnov, Shapiro Wilk dan Shapiro Francia, Skweness dan Kurtosis, Jarque Bera,
dan lain-lain. Pada aplikasi Eviews 10, uji normalitas yang digunakan adalah
menggunakan metode Jarque Bera. Jika nilai statistik dari JB tidak signifikan atau
nilai probabilitas p dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi yang kita
statistik JB kecil atau signifikan maka kita menolak hipotesis bahwa residual
mempunyai distribusi normal karena nilai statistik JB tidak sama dengan nol
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model ada korelasi
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali dan Ratmono, 2017). Dalam
penelitian ini untuk melakukan uji autokorelasi yaitu menggunakan Uji Durbin-
Watson.
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada
variabel lain di antara variabel bebas (Ghozali dan Ratmono, 2017). Hipotesis
H1 : ada autokorelasi (ρ ≠ 0)
berarti semakin kuat kemampuan variabel dependen, dan sebaliknya jika nilai
mengetahui seberapa besar variasi dari nilai variabel terikatnya, yang dapat
- Jika nilai adjusted R2 sama dengan 0, berarti tidak ada pengaruh variabel
- Jika nilai adjusted R2 sama dengan 1, berarti naik atau turunnya variabel
adalah sesuai dengan nilai R2 itu sendiri dan sebaliknya berasal dari faktor-
faktor lain.
uji t. Pengujian t-statistik bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
- Jika t hitung < t tabel , maka Ha ditolak, artinya secara parsial variabel
b. Berdasarkan probabilitas
- Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima, artinya seluruh variabel independen
b. Berdasarkan probabilitas
keuangan tahunan Bank Umum Syariah dari tahun 2013-2018. Bank umum
syariah yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah
yang terdafttar dalam Otoritas Jasa Keuangan dan sesuai dengan kriteria sampel.
Hal ini dikarenakan Bank Umum Syariah memiliki potensi yang lebih besar
Perbankan Syariah, Bank Umum Syariah adalah bank yang dalam kegiatan
menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal
dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya
dengan indeks Islamic Social Reporting (ISR). Indeks ISR merupakan item-item
institusi bisnis syariah. Indeks ISR mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan
prinsip Islam seperti zakat, transaksi yang terbebas dari unsur riba, status
kepatuhan syariah serta aspek sosial seperti sedekah, wakaf pinjaman untuk
kebaikan sampai pada tempat perbadahan di lingkungan perusahaan. Data secara
Lampiran 3.
Syariah di Indonesia dalam kurun waktu penelitian tahun 2013-2018. Hasl content
Tabel 4.1 menunjukkan total indeks ISR berdasarkan tema dari sampel
penelitian ini. Tema pengungkapan yang nilainya cukup tinggi yaitu tema tata
kelola perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah yang
dihasilkan sampel sudah cukup tinggi dalam pengungkapan tema tata kelola
tema lainnya adalah tema lingkungan. Nilai yang masih cukup rendah ini
penelitian ini masih kurang baik dalam melakukan pengungkapan ISR khususnya
tema lingkungan.
Pengungkapan ISR pada Bank Umum Syariah di Indonesia mengarah pada
sedekah, pinjaman qardh. Bank Umum Syariah juga melakukan kegiatan sosial
perguruan tinggi, buka puasa bersama dengan kaum dhuafa atau anak yatim serta
semua variabel yang digunakan pada penelitian ini. Hasil dari analisis ini dapat
Pada Tabel 4.1 di atas, menunjukkan hasil dari statistik deskriptif masing-
masing variabel dari tahun 2013 sampai dengan 2018. Tujuan dari tabel hasil uji
mengenai nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimun dan standar deviasi yang
dimiliki data variabel tersebut. Hasil dari tabel di atas akan dijelaskan dalam
bahwa nilai rata-rata (mean) variabel ISR mengalami sedikit fluktuasi namun nilai
rata-rata dari tahun 2013-2018 tidak jauh berbeda. Nilai rata-rata variabel ISR
pada tahun 2013 – 2018 berkisar 69,60% sampai 79,80%. Hal ini berarti Bank
tahunnya mengenai pengungkapan ISR. Nilai standar deviasi variabel ISR pada
penelitian ini berkisar 6,58% - 10,35% yang artinya titik data variabel ISR
yang rendah.
Nilai minimum variabel ISR pada penelitian ini pada tahun 2013 sebesar
50%. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah mengungkapkan ISR
Predikat yang mengungkapkan ISR terendah pada tahun 2013 adalah Bank
Victoria Syariah. Karena pada tahun 2013 Bank Victoria Syariah tidak ada
tenaga kerja (karyawan) dan tema masyarakat hanya beberapa item saja yang
diungkapkan.
Nilai maksimum variabel ISR pada penelitian ini terjadi pada tahun 2017
dan 2018 yaitu sebesar 89,6 %. Bank yang mengungkapkan ISR tertinggi adalah
Bank BNI Syariah. Hal ini dikarenakan hampir seluruh item-item dalam tema
pengungkapan ISR diungkapkan oleh Bank tersebut. Hanya beberapa yang tidak
jelasan (gharar), jam kerja karyawan, tempat ibadah yang memadai serta
sertifikasi lingkungan hidup dimana Bank BNI Syariah tidak memiliki
2. Ukuran Perusahaan
Rp100,000
Rp80,000
Rp60,000
Rp40,000
Rp20,000
Rp-
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 4.2 Grafik Statistik Deskriptif Total Aset tahun 2013-201 (dalam
Miliar rupiah)
bahwa nilai rata-rata (mean) variabel ukuran perusahaan yang dilihat dari total
aset selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2013 sebesar
Rp17.395 miliar sampai tahun 2018 sebesar Rp26.681 miliar. Hal ini berarti
semakin tahun perputaran aktiva pada data sampel semakin meningkat. Nilai
standar deviasi daro total aset berkisar antara Rp22.866 miliar sampai Rp 31.928
miliar. Hal ini berarti setiap titik data total aset menjauhi nilai rata-ratanya,
sehingga dapat dikatakan bahwa data bersifat heterogen karena sebaran data
beragam, yang berarti rata-rata dari total aset memiliki tingkat penyimpangan
yang tinggi. Dapat dilihat dari nilai minimum dan maksimum perusahaan yang
terdapat pada Bank Maybank Syariah Indonesia tahun 2018. Hal ini disebabkan
menurunnya nilai giro pada Bank Indonesia dan tidak terdapat pembiayaan
terdapat pada Bank Syariah Mandiri tahun 2018. Hal ini disebabkan terjadinya
peningkatan terhadap julah piutang tahun 2018 pada Bank Syariah Mandiri.
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Berdasarkan statistik deskriptif gambar tabel 4.3 di atas, dapat dilihat dari
grafik bahwa nilai rata-rata (mean) variabel DKI berturut-turut dari tahun 2013-
2018 cenderung stabil dan mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar
62,00%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan dalam penelitian ini
memiliki dewan komisaris independen diatas 30% dari seluruh jumlah anggota
dewan komisaris yang ada. Dengan kata lain Bank Umum Syariah telah
kurangnya 30% dari jajaran anggota dewan komisaris. Standar deviasi yang kecil
menunjukkan bahwa data tersebut bersifat homogen. Nilai sebaran dari standar
deviasi variabel DKI pada tahun 2013-2018 berkisar 14,48% sampai 20,26%
yang menunjukkan sebaran data variabel DKI pada penelitian ini baik.
Nilai minimum variabel DKI yang dilihat pada grafik tahun 2013 sampai
2018 adalah sama sebesar 50%. Hal ini berarti bahwa setengah dari jajaran
independen.
Nilai maksimum variabel DKI yang dilihat pada grafik dalam penelitian ini
tahun 2013-2018 adalah sama sebesar 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
4. Leverage
bahwa nilai rata-rata (mean) leverage yang ditunjukkan dengan rasio DAR
mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata tertinggi pada tahun 2013 disebabkan kareta
pada tahun tersebut nilai leverage salah satu Bank Umum Syariah sangat tinggi.
Standar deviasi yang semakin besar menunjukkan bahwa data semakin beragam/
tersebut bersifat homogen. Nilai sebaran dari standar deviasi variabel leverage
Nilai minimum leverage terjadi tahun 2017 yaitu sebesar 2,05% pada Bank
Panin Syariah. Hal ini disebabkan karena total utang pada Bank Panin Syariah
Nilai maksimum leverage pada penelitian ini terjadi tahun 2013 yaitu
sebesar 93,26% pada Bank Syariah Bukopin. Hal ini disebabkan tingginya total
utang pada Bank Syariah Bukopin hampir menyamai total aset Bank tersebut.
Dalam laporan tahunan bannk tersebut tidak dijelaskan secara detail mengenai
1000000
100000
10000
1000
100
10
1
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Berdasarkan statistik deskriptif pada gambar 4.5, dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata (mean) variabel likuiditas yang dihitung dengan rasio FDR pada tahun
2013-2017 berturt-turut mengalami penurunan namun tidak terlalu jauh dan tetap
pada batas aman FDR yang telah ditetapkan pada Bank Indonesia. Namun lain
halnya pada tahun 2018 nilai rata-rata FDR sangat ekstrim sebesar 42568,54%
disebabkan karena nilai maksimum pada rasio FDR yang sangat tinggi. Nilai
sebaran dari standar deviasi variabel likuiditas sebesar 5,2% sampai 134346,8%
yang artinya nilai sebaran data bervariasi. Hal ini menunjukkan semakin besar
nilai standar deviasinya maka data semakin bervariasi dan pada variabel likuiditas
Nilai miminum variabel likuiditas sebesar 72,13% yang terdapat pada Bank
BRI Syariah tahun 2017. Hal ini disebabkan karena meningkatnya total dana
pada Bank Maybank Syariah Indonesia pada tahun 2013. Peningkatan nilai FDR
yang sangat besar ini disebabkan karena Bank Maybank Syariah Indonesia pada
tahun 2018 besarnya nilai piutang murabahah serta kecilnya nilai dana pihak
ketiga (DPK). Namun, dalam annual report bank tersebut tidak memberikan
penjelasan dari tingginya rasio FDR, kecilnya dana pihak ketiga serta tingginya
dan Eviews 10. Terdapat beberapa pendekatan atau metode yang akan digunakan
dalam mengestimasi model regresi data panel yaitu pendekatan model common
effect, model fixed effect dan model random effect. Untuk menguji model yang
tepad dilakukan pengujian menggunakan Uji Chow, Uji Hausman dan Uji
Langrange Multiplier. Dalam uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model
common effect atau model fixed effect yang lebih tepat digunakan. Jika dalah hasil
Uji Chow model terpilih adalah model fixed effect,, maka dilanjutkan dengan
melakukan uji hausman untuk mengetahui apakah model fixed effect atau model
random effect yang terbaik. Jika dalam uji chow menunjukkan model common
effect yang terbaik, maka dilakukan uji langrange multiplier untuk menentukan
apakah model common effect atau model random effect yang lebih tepet.
Uji Chow adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model
common effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan untuk melakukan
b. Bila nilai probabilitas F < 0,05 (5%) maka uji regresi data panel mnggunakan
section F > 0,05 sehingga model yang digunakan adalah model Common Effect.
Dalam hasil uji pemilihan model common effect dan fixed effect dapat
disimpulkan model yang lebih tepat adalah model common effect. Maka akan
dilakukan pula uji pemilihan model common effect dan random effect dengan
mengetahui apakah model common effect atau random effect yang lebih tepat
a. Bila nilai probabilitas cross section > 0,05 (5%) maka uji regresi data panel
b. Bila nilai probabilitas cross section < 0,05 (5%) maka uji regresi data panel
section > 0,05 sehingga model yang digunakan adalah model Common Effect.
Dalam hasil uji pemilihan model common effect dan random effect dapat
disimpulkan model yang lebih tepat adalah model common effect. Sehingga model
yang lebih sesuai digunakan dalam penelitian ini adalah model common effect.
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Dalam regresi data panel, uji
asumsi klasik dilakukan setelah menentukan model yang lebih tepat digunakan
antara model common effect, model fixed effect dan model random effect. Setelah
mendapatkan model yang tepat maka akan dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji
yang diperoleh bahwa tidak terjadi autokorelasi dan hasilnya adalah sebagai
berikut:
berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat melalui uji Jarque-Bera. Residual
dinyatakan normal apabila probabilitas dari uji Jarque-Bera bernilai lebih besar
Hasil ini menunjukkan bahwa probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
korelasi antara dua variabel independen melebihi 0,80 maka dapat menjadi
hasil korelasi antara dua variabel kurang dari 0,80 maka dapat dikatakan bahwa
Berdasarkan hasil matrik korelasi yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 di atas
atau Lampiran 12, korelasi antara total aset dan DKI sebesar -0,255, korelasi
antara total aset dan leverage sebesar 0,041, korelasi antara total aset dan
likuiditas sebesar -0,262, korelasi antara DKI dan leverage sebesar -0,074,
korelasi antara DKI dan likuiditas sebesar -0,026 serta korelasi antara leverage
yang tinggi di atas 0,80. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas
antarvariabel independen.
mendeteksi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi. Dalam penelitian ini
dengan k=3, n=60 diperoleh dl (batas bawah) = 1,444 dan du (batas atas) = 1,727.
demikian bahwa model regresi tidak ada autokorelasi positif dan negatif. Interval
Analisis regresi data panel pada penelitian ini menggunakan model common
effect. Pemilihan model common effect sebagai parameter model data panel pada
penelitian ini, sebelumnya diuji melalui uji chow dan uji langrange multiplier
terlebih dahulu, dan terpilih model terbaik yaitu model common effect. Berikut ini
adalah hasil dari analisis data dengan menggunakan model common effect yang
Berdasarkan dari Tabel 4.7 hasil analisis common effect model di atas,
maka rumus estimasi dengan menggunakan regresi data panel dapat ditulis
sebagai berikut:
1,261681*FDR
independen sama dengan nol, maka pengungkapan ISR pada Bank Umum
3,168177.
3. Koefisien DKI sebesar 0,014518 yang dapat disimpulkan bahwa setiap
sebesar 0,263509.
sebesar 0,715536.
sebesar 0,691165.
dilakukan, maka model yang terbaik adalah model common effect setelah
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Pengujian Koefisien Nilai t/F Sig. Standar Kesimpulan
Aturan
<0,05
H1 Uji t 4,678315 3,168177 0,0028 dan Hipotesis
> ttabel diterima
(2,004)
<0,05
H2 Uji t 0,014518 0,263509 0,7934 dan Hipotesis
> ttabel ditolak
(2,004)
<0,05
H3 Uji t 0,070230 0,715536 0,4781 dan Hipotesis
> ttabel ditolak
(2,004)
<0,05
H4 Uji t 1,261681 0,691165 0,4931 dan Hipotesis
> ttabel ditolak
(2,004)
<0,05
H5 Uji F 23,10674 0,0000 dan Hipotesis
> Ftabel diterima
(2,54)
Koefisien Adjusted R Square 0,69 / 69%
Determinasi
Sumber: Output Eviews 10, Lampiran 10 Hasil Analisis Common Effect
Tabel 4.8 di atas menunjukkan besarnya nilai adjusted R square 0,69 yang berarti
sebesar 69% variabel ISR dapat dijelaskan oleh variabel Ukuran perusahaan (TA),
sebesar 31% (100% - 69%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
dewan pengawas syariah maupun islamic governance score yang telah digunakan
oleh peneliti terdahulu serta telah menguji bahwa faktor-faktor ini juga
Hidayah dan Wulandari (2017) serta Nadlifiyah dan Laila (2017) menyatakan
ISR. Hasil penelitian Baidok dan Septiarini (2016) dewan pengawas syariah
pengungkapan ISR.
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan
ttabel dan nilai probabilitas signifikansinya. Nilai ttabel adalah sebesar 2,00488, yang
diperoleh dengan rumus sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji t dapat
ttabel = t (0,025 ; 55), kemudian angka (0,025 dicari pada distribusi nilai t tabel
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4.8 dapat disimpulkan sebagai berikut.
Berdasarkan dari tabel di atas hasil uji hipotesis di atas, diperoleh nilai
koefisien total aset sebesar 4,6783. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
Variabel total aset mempunyai thitung sebesar 3,1681 dan dalam ttabel sebesar
2,004 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0028. Nilai thitung 3,1681 > ttabel -
2,004 dan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
Berdasarkan dari Tabel 4.8 hasil uji hipotesis di atas, diperoleh nilai
koefisien DKI sebesar 0,0145. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara
DKI dan pengungkapan ISR positif. Variabel DKI mempunyai t hitung sebesar
0,2635 dan ttabel sebesar 2,004 dengan nilai probabilitas 0,7934. Nilai thitung
0,2635 < ttabel 2,004 dan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat
3. Leverage (H3)
Pada Tabel 4.8 hasil uji hipotesis di atas, diperoleh nilai koefisien leverage
yang diproksikan dengan DAR sebesar 0,0702. Hal ini menunjukkan bahwa
Variabel leverage mempunyai thitung sebesar 0,7155 dan ttabel 2,004 dengan
nilai probabilitas 0,4781. Nilai thitung 0,7155 < ttabel 2,004 dan nilai
H3 ditolak.
4. Likuiditas (H4)
Berdasarkan dari Tabel 4.8 hasil uji hipotesis di atas, diperoleh nilai
koefisien likuiditas yang diproksikan dengan FDR sebesar 1,2616. Hal ini
positif. Variabel likuiditas mempunyai thitung sebesar 0,6911 dan ttabel 2,004
dengan nilai probabilitas 0,4931. Nilai thitung 0,6911 < ttabel 2,004 dan nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan likuiditas tidak
atau H4 ditolak.
Standar aturan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai Fhitung dan
Ftabel dan nilai probabilitas signifikansinya. Nilai F tabel nya adalah sebesar 2,54 yang
Ftabel = F (k ; n-k)
Ftabel = F (4 ; 60-4)
Ftabel = F (4 ; 56), kemudian angka (4;56) dicari pada distribusi nilai F tabel statistik,
2,54 dengan probabilitas adalah 0,0000 dengan tingkat signifikansi <0,05. Maka
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Islamic Social
Reporting
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji parsial dan
Bank umum syariah yang lebih besar akan cenderung untuk melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah yang lebih luas dibandingkan
bank umum syariah yang lebih kecil. Bank umum syariah yang lebih besar sudah
pasti memiliki pembiayaan, fasilitas dan sumber daya manusia yang lebih banyak
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil (Rama, 2014). Hal ini sesuai
maka akan semakin menjadi sorotan bagi para stakeholder dan dituntut untuk
sosial. (WHY)
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014) dan
Sedangkan penelitian ini tidak sesuai dengan Affandi dan Nursita (2019) yang
ISR. (WHO)
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan islamic social reporting. Hal ini berarti
syarat untuk memenuhi peraturan. Menurut Susanti dan Riharjo (2013) Komposisi
yang dimiliki oleh perusahaan di Indonesia tidak dapat menjalankan peran dan
terhadap kinerja manajemen dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, keberadaan
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Kurniawati dan Yaya
terhadap pengungkapan islamic social reporting. Namun hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan Baidok dan Septiarini (2016) dan Hidayah dan Wulan (2017) yang
pengungkapan ISR.
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji parsial dan
dipengaruhi besar atau kecilnya tingkat leverage perusahaan karena ISR sudah
tetap akan melaksanakan kegiatan sosial walaupun kinerja keuangan tinggi atau
Hal ini karena para kreditur tidak akan memandang dari adanya pengungkapan
ISR dalam melihat keadaan atau situasi perusahaan dalam laporan tahunan saja.
Kreditur dapat memperoleh informasi melalui tanya jawab secara langsung pada
diperlukan.
Hasil ini didukung dengan penelitian Aini, dkk (2017) dimana leverage
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Hasil ini juga didukung teori
stakeholder oleh Clarkson (1995) dalam Fitria dan Hartanti (2010) bahwa
perusahaan harus tetap menciptakan hubungan yang baik dengan para stakeholder
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Astuti (2014) dan Rizfani (2018)
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji parsial dan
pengungkapan ISR. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan ISR akan tetap
tinggi maupun sedang rendah atau sesuai batas aman Bank Indonesia.
rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank mencapai lebih dari 110%, berarti
total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun.
Oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal
ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi
(perantara) dengan baik. Dalam penelitian ini, masih banyak FDR di atas batas
aman yang diperkenankan Bank Indonesia. Rasio FDR tertinggi pada penelitian
besar dari dana pihak ketiga, sehinga mengindikasikan uang yang digunakan bank
syariah untuk menyalurkan pembiayaan berasal dari sumber lain seperti modal
atau utang. Pengungkapan ISR merupakan kegiatan sosial yang dilakukan suatu
walaupun kondisi likuiditas perusahaan baik atau buruk perusahaan tetap akan
melaksanakan kegiatan sosial walau. Artinya besar kecilnya likuiditas tidak lantas
bank umum syariah. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan ISR pada bank
umum syariah menjadi suatu keharusan baik dalam kondisi likuiditas stabil, tinggi
maupun rendah.
terhadap pengungkapan ISR ini jika dikaitkan dengan teori stakeholder, maka
seharusnya Bank Syariah tetap melakukan pengungkapan ISR dengan baik karena
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nadlifiyah dan Laila (2017)
pengungkapan ISR. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Aini,
dkk (2017) dan Riyani (2018) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh
terhadap ISR.
Reporting
Hasil analisis regresi dalam penelitian ini, uji simultan nilai signifikansi
islamic social reporting (ISR). Hal ini dikarenakan implementasi program ISR
oleh Bank Umum Syariah pada hakikatnya bersifat orientasi dari dalam ke luar.
Perusahaan yang lebih besar adalah perusahaan yang lebih banyak memiliki
sumber daya daripada perusahaan yang lebih kecil, sehingga perusahaan yang
lebih besar sudah pasti akan malakukan pengungkapan yang lebih luas (Othman,
dkk 2009).
dalam mencegah segala perilaku atau tindakan yang menyimpang terkait dengan
ditunjukkan dengan tingkat leverage yang rendah dan likuiditas yang sesuai
dengan batas aman yang ditentukan oleh Bank Indonesia, sehingga perusahaan
variabel saja dalam menentukan pengungkapan sosial tersebut, akan tetapi juga
perlu diuji dengan variabel lainnya. Karena ISR merupakan perluasan dari social
reporting yang meliputi harapan masyarakat dimana tidak hanya membahas peran
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
reporting pada Bank Umum Syariah. Artinya, semakin tinggi nilai ukuran
Umum Syariah. Hal ini karena kreditur tidak memandang suatu perusahaan
hanya dengan melihat pengungkapan ISR nya saja, melainkan kreditur dapat
pada Bank Umum Syariah. Hal ini karena pengungkapan ISR merupakan
bagian dari tanggung jawab kepada stakeholder, sehingga tinggi rendahnya
reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Hal ini berarti tinggi
5.2 Keterbatasan
2013-2018 sehingga hanya terdapat 60 sampel dalam penelitian ini. Oleh karena
itu data yang didapat menunjukkan angka yang minim dan kurang dapat
5.3 Saran
bank syariah lebih menjaga stabilitas leverage dan likuiditas bank sesuai
terdapat nilai leverage dan likuiditas yang sangat tinggi yaitu leverage
sesuainya nilai dengan batas aman yang ditentukan tersebut. Dalam hal ini,
Affandi, H., & Nursita, M. (2019). Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Ukuran
Perusahaan: Sebuah Analisis Islamic Social Reporting (ISR) pada
Perusahaan yang Terdaftar di JII. Majalah ilmiah BIJAK, 16, No.1, 1-11.
Aini, N., Susilowati, Y., Indarti, K., & Age, R. F. (2017). Pengaruh Umur
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan
Kinerja Lingkungan Hidup Terhadap Pengungkapan Islamic Social
Reporting pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Tahun 2012-2015.
Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol. 6, No. 1, 67-82.
Ali, M. F. (2017, Februari 24). Bank Syariah Bukopin Terima Indonesia CSR
Award. Dipetik Agustus 16, 2019, dari Tribun Timur:
https://makassar.tribunnews.com/2017/02/24/bank-syariah-bukopin-
terima-indonesia-csr-award
Bank Indonesia. (t.thn.). Kamus Bank Indonesia. Dipetik Agustus 19, 2019, dari
Bank Indonesia: https://www.bi.go.id/id/Kamus.aspx
Fitria, S., & Hartanti, D. (2010). Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative
Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks. Simposium Nasional
Akuntansi XIII.
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BNI Syariah,
diakses tanggal 19 Mei 2019, dari: http//www.bnisyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Mega Syariah,
diakses tanggal 19 Mei 2019, dari: http//www.megasyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri,
diakses tanggal 19 Mei 2019, dari: http//www.syariahmandiri.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BCA Syariah,
diakses tanggal 19 Mei 2019, dari: http//www.bcasyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BRI Syariah,
diakses tanggal 19 Mei 2019, dari: http//www.brisyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Panin Syariah,
diakses tanggal 19 Mei 2019, dari: http//www.paninbanksyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Bukopin,
diakses tanggal 19 Mei 2019, dari: http//www.syariahbukopin.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Victoria Syariah,
diakses tanggal 19 Mei 2019, dari: http//www.bankvictoriasyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Maybank
Syariah Indonesia, diakses tanggal 19 Mei 2019, dari:
http//www.maybanksyariah.co.id
Othman, R., Thani, A. M., & Ghani, E. K. (2009, October). Determinan of Islamic
Social Reporting Among Top Shariah-Approved Companies in Bursa
Malaysia. Research Journal of International Studies(12).
Rosiana, R., Arifin, B., & Hamdani, M. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage dan Islamic Governance Score Terhadap
Pengungkapan Islamic Social Reporting. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5,
No.1, 88-104.
Wibowo, A. S., & Fuad. (2018). Growth Illusion in The Indonesia Stock
Exchange: Relationship Between Earnings Management and Firm Value.
The Indonesian Journal Of Accounting Research, 21, No. 1.