Anda di halaman 1dari 2

Nama : NOFAN JIYUANDA

Nim : BCA 117 206


Judul : PENGARUH BELANJA PEGAWAI, DANA ALOKASI UMUM DAN BELANJA MODAL TERHADAP TINGKAT
KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

1. Fenomena
Pengelolaan keuangan daerah tanpa kewenangan pemerintah pusat untuk mengatur merupakan dampak dari dilaksanakannya otonomi daerah, dimana pengelolaan
harus disesuaikan pada kebutuhan daerah. Pelaksanaan ini dilakukan agar dapat terjadinya peningkatan kemandirian keuangan daerah dengan
begitu ketergantungan terhadap keuangan pemerintah pusat bisa berkurang. (Mahmudi, 2010)
2. Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Hasil Penelitian

1
Muhammad Kadafi (2019), Belanja modal Tingkat kemandirian Belanja modal tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
“pengaruh belanja modal dan Penyertaan modal daerah tingkat kemandirian keuangan daerah pada seluruh kabupaten/kota
penyertaan modal pemerintah di provinsi Kalimantan timur tahun 2013-2017.
pemerintah Penyertaan modal pemerintah mempunyai pengaruh positif namun
terhadap tingkat kemandirian tidak signifikan terhadap ti ngkat kemandirian keuangan daerah
daerah pada seluruh kab/kota pada seluruh kabupaten/kota di provinsi Kalimantan timur tahun
di Kalimantan timur tahun 2013-
2013- Tria (2015),
2 Esterlita Belanja modal Tingkat kemandirian 2017. modal berpengaruh dan signifikan negatif terhadap tingkat
Belanja
“pengaruh belanja modal dan Belanja pegawai daerah kemandirian keuangan daerah pada kabupaten dan kota provinsi
belanja pegawai terhadap Sumatera Barat pada tahun 2009-2013.
tingkat kemandirian Belanja pegawai berpengaruh dan signifikan negatif terhadap
keuangan daerah pada tingkat kemandirian keuangan daerah pada kabupaten dan kota
kabupaten/kota provinsi provinsi
SumateraKustianingsih
3 Nurafni Barat” (2019), Pendapatan asli Tingkat kemandirian Sumatera Barat
Pendapatan asli pada tahun
daerah 2009-2013
berpengaruh signifikan positif terhadap
“pengaruh pendapatan asli daerah keuangan daerah tingkat kemandirian daerah pada kabupaten kota di Sulawesi Tengah.
daerah, dana alokasi umum, Dana alokasi umum Dana alokasi umum berpengaruh signifikan negatif terhadap
dana alokasi khusus terhadap Dana alokasi tingkat kemandirian daerah pada kabupaten kota di Sulawesi
tingkat kemandirian keuangan khusus Tengah.
daerah pada pemerintah Dana alokasi khusus berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat
daerah kabupaten kota di kemandirian daerah pada kabupaten kota di Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah”
4 Novi Theresia (2018), Pendapatan asli Tingkat kemandirian Pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap tingkat
“pengaruh pendapatan asli daerah keuangan daerah kemandirian daerah pada kabupaten Banyuwangi.
daerah, dana alokasi umum, Dana alokasi umum Dana alokasi umum berpengaruh tidak signifikan terhadap
dana alokasi khusus terhadap Dana alokasi tingkat kemandirian daerah pada kabupaten Banyuwangi
tingkat kemandirian keuangan khusus Dana alokasi khusus berpengaruh tidak signifikan negatif tingkat
daerah pada kabupaten kemandirian daerah pada kabupaten Banyuwangi.
Banyuwangi tahun 2012-
2016”
3. Model Penelitian
Variabel Independen
BELANJA PEGAWAI (X1) (2) Variabel Dependen

TINGKAT KEMANDIRIAN
DANA ALOKASI UMUM (X2) (3,4) KEUANGAN DAERAH (Y)

BELANJA MODAL (X3) (1,2)

4. Perbedaan dengan penelitian terdahulu


Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah objek dari penelitian dan penggabungan variabel terdahulu..
5. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Contoh Perhitungan Skala
Belanja Belanja pegawai adalah belanja kompensasi Persentase BP = Belanja Pegawai Persentase BP = 457.030.766 Rasio
Pegawai baik Belanja Daerah 3.235.800.199
(X1) dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan = 0,14
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang Diket :
diberikan kepada pegawai pemerintah, PNS dan BP: belanja Pegawai
pegawai yang belum berstatus PNS sebagai imbalan
Dana Alokasi atas
Danapekerjaan.
alokasi(Esterlita,
umum 2015)
adalah transfer dari Persentase DAU = D AU Persentase DAU =1.152.428.738 Rasio
Umum (X2) alokasi Total PAD 1.253.708.122
anggaran APBN pemerintah pusat yang ditunjukkan Diket : = 0,91
kepada daerah sebagai dana dukungan untuk DAU : dana alokasi umum
membangun sarana dan prasarana. (Afifah, 2019) PAD : pendapatan asli daerah
Belanja Belanja modal adalah belanja daerah yang Persentase BM = Belanja Modal Persentase BM = 814.507.824 Rasio
Modal (X3) dilakukan Belanja Daerah 3.235.800.199
pemerintah daerah diantaranya pembangunan dan = 0,25
perbaikan sektor pendidikan, kesehatan, Diket :
transportasi, sehingga masyarakat juga menikmati BM : Belanja Modal
Tingkat manfaat
kemandiriandarikeuangan
pembangunan
daerah daerah. (Mulyanto,
adalah kemampuan TKKD = PAD х 100 % TKKD = 1.253.708.122 х 100 % Rasio
Kemandirian pemerintah daerah dalam membiayai kegiatan Total PD 3.129.694.746
Keuangan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan terhadap = 0.40 х 100 %
Daerah (Y) masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi Diket : = 40
sebagai sumber pendapatan yang diperlukan TKKD : tingkat
daerah. (Halim, 2008) kemandirian keuangan
daerah
PAD : pendapatan asli daerah
PD : pendapatan daerah

Anda mungkin juga menyukai