PENDAHULUAN
hanya dalam kuantitas namun juga dalam hal kualitas. Hal ini dibuktikan dengan
untuk meningkatkan branding image atas produk yang dipasarkan, dengan demikian
konsumen.
perusahaan yang menjalankan usaha yang berkaitan dengan sumber daya alam untuk
untuk mengembangkan realita praktik CSR dalam perusahaanya. Hal ini semakin
1
umum praktik CSR masih lebih banyak digunakan oleh perusahaan tambang dan
manufaktur, namun dengan adanya trend global akan praktik CSR, saat ini bahkan
laporan tahunan.
Pada saat ini konsep dari CSR tidak hanya digunakan dalam dunia ekonomi
konvensional, namun juga sudah berkembang pada ekonomi Islam. CSR dalam
ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan perusahaan yang menjalankan kegiatan-
ekonomi Islam juga sedang mengalami peningkatan. Menurut Siwar dan Hossain
(2009) bahwa nilai-nilai Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dapat
digunakan sebagai landasan tanggung jawab sosial perusahaan sama seperti halnya
rangka untuk memenuhi pelaporan perusahaan mengenai tanggung jawab sosial yang
disesuaikan dengan nilai-nilai Islam dan dikenal sebagai Islamic Social Reporting
(ISR). Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali dikenalkan oleh Haniffa pada
tahun 2002 melalui jurnalnya yang berjudul Social Reporting Disclosure An Islamic
Perspective dengan melakukan pengungkapan 5 tema. Kemudian dikembangkan oleh
Othman et al.pada tahun 2009 dengan jurnal berjudul Determinants of Islamic Social
menambahkan satu tema dalam pengungkapan ISR yaitu tata kelola perusahaan.
Social Reporting (ISR) telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan memperoleh hasil
yang beragam. Salah satu faktor yang diprediksi mempengaruhi ISR yaitu likuiditas
pendeknya.Likuiditas yang tinggi merupakan berita bagus (good news) bagi investor,
menyampaikan informasi Islamic social reporting (ISR) yang lebih luas karena lebih
banyak investor yang membaca laporan tahunanya. Penelitian yang dilakukan oleh
lain yang dilakukan oleh Santi Lestari (2015) menyatakan bahwa likuiditas
tersebut maka perusahaan dapat menanggung biaya yang lebih tinggi untuk membuat
pengungkapan laporan sosial yang lebih luas. Sehingga hal tersebut dapat membuat
Index pada perusahaan syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik,dkk (2015)
serta Nabilah, Maslichah, dan Afifudin (2017) yang membuktikan bahwa profitabilits
penelitian lain yang dilakukan oleh eksandy, dan Hakim (2016) menyatakan baahwa
Faktor ketiga yang mempengaruhi Islamic social reporting (ISR) yaitu jenis
industri adalah pengklasifikasian menurut jenis usaha yang dijalankan oleh sebuah
memiliki limbah produksi yang tergolong berbahaya bagi masyarakat dan aktivitas
menghasilkan limbah dan polusi yang lebih banyak daripada perusahaan non
lebih lengkap dan lebih rinci untuk menerangkan kepada investor dan kreditur terkait
menurut Novrizal, Fitri (2016), menyatakan bahwa jenis industri berpengaruh negatif
umur perusahaan. Umur perusahaan yaitu seberapa lama suatu perusahaan mampu
untuk bertahan, bersaing, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam
perekonomian (Syari’i, (2013). Perusahaan dengan umur yang lebih tua kemungkinan
dibandingkan dengan perusahaan dengan umur yang lebih muda. Perusahaan yang
cara meningkatkan kualitas pengungkapan ISR. Penelitian yang dilakukan oleh Santi
Lestari (2015) serta Widiyanti dan Hasanah (2017) yang membuktikan bahwa umur
(ISR).
lebih luas dibandingkan entitas syariah yang lebih kecil. Penelitian yang dilakukan
oleh oleh Asmara, Safira (2016) serta Eksandy dan Hakim (2016) yang membuktikan
Reporting (ISR). Sedangkan penelitian lain menurut Kariza, Ayu (2015), menyatakan
(ISR).
untuk membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari
kreditnya. Semakin tinggi tingkat leverage maka akan semakin besar kemungkinan
untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Supaya laba yang dilaporkan tinggi
maka manajer harus mengurangi beberapa biaya, termasuk biaya untuk kegiatan
Islamic Social Reporting (ISR).Penelitian yang dilakukan oleh Verawaty (2016), yang
penelitian yang tidak konsisten, hal tersebut memotivasi untuk dilakukan penelitian
kembali. Penelitian ini menggunakan model penelitian baru yang tidak sama dengan
Reporting. Model penelitian ini mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh
Hasanah (2017) adalah: (1) Penelitian ini menambahkan ukuran perusahaan dan
kepentingan muslim yang ikut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kegiatan bisnis
perusahaan tersebut. Sedangkan Semakin tinggi tingkat leverage maka akan semakin
perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Supaya laba
yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi beberapa biaya, termasuk
biaya untuk kegiatan Islamic Social Reporting (ISR). (2) penelitian ini menggunakan
perusahaan pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) untuk periode tahun 2017-
manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2011 – 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Maslichah, dan Afifudin, 2017; Rosiana, Arifin, dan Hamdani, 2013; Kurniawati,
(Eksandy, dan Hakim,2016; Nabilah, Maslichah, dan Afifudin, 2017; Asmara, dan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ditentukan, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
reporting (ISR)?
reporting (ISR)?
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Jenis Industri terhadap Islamic social
reporting (ISR)?
reporting (ISR)?
social reporting (ISR), serta diharapkan penelitian ini mampu melengkapi penelitian–
penelitian terdahulu dengan jumlah variabel yang berbeda dan semoga bisa
1. Bagi Regulator
Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan bisa digunakan sebagai acuan
dan bahan evaluasi mengenai regulasi yang mengatur pengungkapan sosial pada
Islamic social reporting (ISR). Selain itu juga dapat dijadikan sebagai benchmarking
2. Bagi Perusahaan
pertimbangan untuk menyajikan Islamic social reporting (ISR) yang memadai dan
sesuai dengan prinsip syariah untuk masa yang akan datang, dan evaluasi
pembanding atas item Islamic social reporting (ISR) yang sudah diungkapkan selama
ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian
tujuan organisasi. Sedangkan, Stakeholder Theory adalah teori yang berkaitan dengan
cara-cara yang digunakan perusahaan untuk mengelola stakeholder (Gray et al. 1997
hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun juga harus memberi manfaat bagi
11
stakeholdernya dimana perusahaan akan secara sukarela mengungkapkan Islamic
social reporting (ISR) tersebut kepada publik dan publik pada akhirnya akan menaruh
yang penting bagi organisasi terhadap batasan-batasan berupa norma-norma dan nilai-
nilai social serta reaksinya sehingga mendorong organisasi agar berperilaku dengan
merupakan suatu usaha yang berkenaan dengan tekanan dari lingkungan sekitar,
lainnya
Perusahaan yang dapat mengelola usahanya dengan baik dan dapat
memiliki produksi yang tergolong berbahaya bagi masyarakat dan aktivitas bisnisnya
reporting (ISR) perusahaan bisa melegitimasi operasi mereka. Praktik ISR Islamic
social reporting (ISR) dapat dilakukan untuk menggambarkan kesan tanggung jawab
yang melakukan praktik ISR yang baik akan mendapat penghargaan. Jika suatu
perusahaan mendapat penghargaan atas praktik ISR yang baik, maka kesan positif
masyarakat terhadap perusahaan. Oleh karena itu operasi perusahaan harus sesuai
eksistensi nilai yang ada dimasyarakat dan lingkungan Tobin (2002) dan Fitriyani
(2012).
dengan nilai dan norma di dalam masyarakat serta dapat mengantisipasi terjadinya
legitimacy gap maka perusahaan dapat terus bertahan hidup karena dianggap sah
perusahaan yang berbasis syariah. Sedangkan menurut Haniffa (2002) Islamic Social
landasan dasarnya, dimana konsep ini adalah standar pelaporan kinerja sosial
perusahaan yang lebih menekankan kepada keadilan, sosial dalam pelaporannya selain
Konsep ISR ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2002 oleh Haniffa dan Hudaib,
Md Thani di tahun 2010 di Malaysia hingga sampai saat ini konsep dari ISR masih
Pada intinya prinsip perusahaan syariah mengacu kepada syariah Islam yang
konsep yang mengatur kehidupan manusia secara komprehensif dan universal baik
sesama manusia (Hablumminannas). Ada tiga pilar pokok dalam ajaran Islam yaitu
Cara untuk mengukur ISR adalah menggunakan indeks yang telah ditetapkan
oleh peneliti terdahulu. Salah satu peneliti yang mengembangkan indeks ISR adalah
syariah yang saling terkait, yaitu: memperoleh rahmat Allah SWT sebagai tujuan
kesejahteraan dalam rangka memenuhi kebutuhan tiap individu. Untuk itu, tujuan dari
pengungkapan ISR yang dibatasi dalam 5 tema, yaitu: keuangan dan investasi terdiri
dari 6 item, produk dan jasa terdiri dari 4 Item , tenaga kerja terdiri dari 10 item, sosial
terdiri dari 11 item, masyarakat dan lingkungan terdiri dari 7 item.Kemudian Othman
et al. (2009) menambahkan satu tema pada indeks pengungkapan ISR yang
dikembangkannya yaitu tata kelola perusahaan yang terdiri dari 5 item. Penelitian ini
akan menggunakan indeks ISR yang dirancang oleh Othman et al. (2009) dengan
sedikit tambahan maupun penyesuaian. Keenam tema dari Islamic Social Reporting
tersebut yaitu:
3) Tenaga Kerja
4) Sosial
5) Lingkungan
Total keseluruhan item informasi yang dirancang oleh Othman et.al (2009),
membagi ISR menjadi enam kategori dengan total pengungkapan 43 Item indeks
penungkapan.
2.4 Likuiditas
kewajiban-kewajiban keuangan yang segera dapat dicarikan atau yang sudah jatuh
pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan
untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam
pendeknya pada saat ditagih, artinya perusahaan dapat membayar kembali pencairan
dana depositnya pada saaat ditagih serta dapat memenuhi permiataan kredit yang
diajukan.
sebagai berikut :
lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang
tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu
dalam membayar kewajiban atau utang lancarnya tanpa melibatkan nilai sediaan
(inventory) (Kasmir, 2014). Semakin besar rasio cepat, maka akan semakin cepat
Quick ratio or acid test lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan
2.5 Profitabilitas
menilai prospek perusahaan dimasa datang dan juga dapat melihat pertumbuhan
assets” merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
on assets sering juga disebut sebagai return on investment, karena ROA ini melihat
keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya sama
bahwa return on assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk
Return on equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang
perusahaan, apabila proporsi utang besar maka rasio ini akan besar”.
Dari pengertian ROE menurut beberapa para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ROE merupakan pengembalian atas ekuitas saham biasa yang digunakan
untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham.
yang berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang dimiliki dan
mungkin tidak akan sama untuk semua sektor ekonomi Cooke dalam Gunawan,
(2002).
perusahaan menjadi terjamin (Brown and Deegan, 1998; Guthrine and Parker, 1989;
perbankan, jasa, dan asuransi industrial. Jenis industri yang dikelompokkan menjadi
Rahayu (2006), jenis industri dikategorikan menjadi industri jasa dan industri riil.
Karakteristik unik yang dimiliki oleh perusahaan jasa menyebabkan manajemen laba
kepada publik.
Dalam penelitian Suwaidan (1997) dalam Omar dan Simon (2011), perusahaan
bertahan, bersaing, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian
Syari’i, (2013). Widiastuti (2002) dalam Santioso dan Chandra (2012) menyatakan
umur perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan mampu
bersaing.
Semakin lama siklus perusahaan berlangsung, maka perusahaan akan lebih banyak
memanfaatkan peluang bisnis dengan baik. Umur perusahaan dapat diukur dari
tanggal pendiriannya.
Reporting (ISR) karena perusahaan yang berdiri sudah lama memiliki pengalaman
lebih banyak dalam hal pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Umur
yang mendasari adalah bahwa umur yang berumur lebih tua memiliki pengalaman
Catrinasari dalam Fitri, (2013) juga mengatakan bahwa ukuran perusahaan lebih
perusahaan telah meningkat sesuai dengan peningkatan yang terjadi dari sebuah
perusahaan. perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak,
menyebabkan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan, memiliki lebih banyak
dimana jika ukuran perusahaan semakin besar maka informasi yang tersedia untuk
demikian, perusahaan yang lebih besar sudah pasti memiliki pembiayaan, fasilitas,
dan sumber daya manusia yang lebih banyak untuk dapat melakukan pengungkapan
Perusahaan dengan size yang lebih besar umumnya lebih banyak menjadi
pusat perhatian dibanding dengan size yang lebih kecil karena disamping melibatkan
lebih besar stakeholders juga dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut
ukur total asset, total penjualan, dan total kapitalsasi pasar yang nilai
variabel akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Maka hal ini dapat
2.9 Leverage
membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari ekstern
leverage ratio merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak
dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut”.
melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang makin banyak. Hal ini
disebabkan perusahaan dengan leverage tinggi memiliki tekanan yang lebih besar
Reporting (ISR) diperlukan sebagai bentuk akuntabilitas dan tanggung jawab kepada
stakeholders sesuai dengan kebutuhan spiritual mereka terhadap Allah SWT. Adanya
perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Semakin besar pengungkapan, maka
makin banyak informasi yang dapat diperoleh pihak-pihak seperti pemegang saham,
kreditor, investor dan pengguna informasi lainnya dapat melihat hal tersebut sebagai
jaminan atas going concern perusahaan dan agar pihak-pihak tersebut dapat
Salah satu indikator rasio leverage adalah Debt to Assets Ratio (DAR) atau
Debt Ratio.DAR merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir, 2010 dalam Istiani, 2015). Rumus
yang dapat digunakan untuk mencari nilai DAR adalah sebagai berikut:
dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
Rasio pendanaan yang diukur dengan indicator Debt to Equity Ratio (DER)
ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar
hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan
Reporting (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Variabel Metode Hasil Penelitian
. (Tahun)
1. Taufik,dk Dependen : Sampel : - Islamic Governance
k (2015) - Islamic Social Bank umum Score (IGS)
Reporting Index syariah di mempunyai pengaruh
Independen: Indonesia. tidak signifikan
- Islamic Metode Analisis : terhadap variabel
Governance - Multiple dependen Islamic
Score Regression Social Reporting
- Leverage Analysis (ISR).
- Profitabilitas - Leverage negatif
signifikan terhadap
Islamic Social
Reporting Index
- Profitabilitas pengaruh
positif signifikan
terhadapIslamic
Social Reporting(ISR)
2. Eksandy, Dependen : Sampel : - Ukuran perusahaan
dan - Pengungkpan Bank umum berpengaruh positif
Hakim Islamic Social Syariah di signifikan terhadap
(2016) Reporting (ISR) Indonesia. pengungkapan Islamic
Independen: Metode Analisis : Social Reporting(ISR)
- Ukuran - Analisis Regresi - Profitabilitas
Perusahaan Data Panel berpengaruh negatif
- Profitabilitas terhadap
- Leverage pengungkapan Islamic
Social Reporting
(ISR)
- Leverage tidak
berpengaruh terhadap
pengungkapan Islamic
Social Reporting(ISR)
3. Nabilah, Dependen : Sampel : - Islamic Governance
Hj. - Islamic Social Bank umum Score tidak
Maslichah Reporting Index Syariah di berpengaruh terhadap
, dan Independen : Indonesia. Islamic Social
Afifudin - Islamic Metode Analisis : Reporting Index.
(2017) Governance - Multiple - Leverage (DAR)
Score Regression berpengaruh negatif
- Leverage Analysis terhadap Islamic
- Profitabilitas Social Reporting
- Size Index.
- Profitabilitas (ROA)
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Islamic Social
Reporting Index.
- Size berpengaruh
positif signifikan
terhadap Islamic
Social Reporting
Index.
4. Rosiana, Dependen : Sampel : - Terdapat pengaruh
Arifin, dan - Islamic Social 11 Bank umum positif yang signifikan
Hamdani Reporting Syariah di antara Size yang
(2013) Independen : Indonesia. diukur dengan total
- Ukuran Metode Analisis : asset terhadap
Perusahaan - Analisis Regresi pengungkapan islamic
- Profitabilitas Linier Berganda social reporting.
- Leverage - Pengaruh positif
- Islamic antara profitabilitas
Governance yang diukur dengan
Score Return on Asset
terhadap
pengungkapan islamic
social reporting.
- Tidak terdapat
pengaruh antara
leverage yang diukur
dengan rasio
kewajiban terhadap
ekuitas.
- Islamic governance
score yang diukur
dengan jumlah, cross
membership, latar
belakang pendidikan,
dan reputasi dewan
pengawas syariah
Hasil penelitian telah
menunjukkan bahwa
IGS tidak memiliki
pengaruh terhadap
pengungkapan islamic
social reporting.
5. Setiawana Dependen : Sampel : - ukuran bank
Asnawi, - Islamic Social 12 Bank umum berpengaruh positif
dan Reporting Syariah di secara signifikan
Sofyani Independen : Indonesia. terhadap ISR.
(2016) - Ukuran Bank Metode Analisis : - Proftabilitas
Syariah - Analisis Regresi tidak berpengaruh
- Profitabilitas Berganda secara signifikan
- Manajemen terhadap pelaksanaan
Laba dan pengungkapan
ISR
- manajemen laba tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
ISR
6. Kurniawat Dependen : Sampel : - Ukuran dewan
i (2016) - Islamic Social Perusahaan syariah komisaris berpengaruh
Reporting termasuk di Daftar positif signifikan
Independen : Efek Syariah terhadap
- Ukuran dewan (DES). pengungkapan ISR
komisaris Metode Analisis : - Independensi dewan
- Independensi - Analisis Regresi komisaris tidak
dewan Linier Berganda berpengaruh
komisaris signifikan terhadap
- Komite audit Pengungkapan ISR
- Profitabilitas - Komite audit tidak
- Kinerja berpengaruh terhadap
lingkungan pengungkapan ISR
- Profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap
pengungkapan ISR
- Kinerja lingkungan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan ISR
7. Asmara, Dependen : Sampel : - Kinerja Lingkungan
Safira - Pengungkapan perusahaan yang memiliki pengaruh
(2016) Islamic Social terdaftar di Daftar positif signifikan
Reporting Efek Syariah terhadap
Independen : Metode Analisis : pengungkapan Islamic
- Kinerja - Analisis regresi Social Reporting
lingkungan linier berganda (ISR).
- Profitabilitas - Profitabilitas tidak
- Ukuran memiliki pengaruh
Perusahaan signifikan terhadap
- Leverage pengungkapan Islamic
Social Reporting
(ISR).
- Ukuran Perusahaan
memiliki pengaruh
positif signifikan
terhadap
pengungkapan Islamic
Social Reporting
(ISR)
- Leverage tidak
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan Islamic
Social Reporting
(ISR).
8. Lestari Dependen : Sampel : - Profitabilitas tidak
(2015) - Pengungkapan perbankan syariah berpengaruh terhadap
Islamic Social Indonesia pengungkapan Islamic
Reporting Metode Analisis : Social Reporting
Independen : - Analisis regresi - Likuiditas tidak
- Profitabilitas berganda berpengaruh
- Likuiditas signifikan terhadap
- Leverage pengungkapan Islamic
- Ukuran Social Reporting
perusahaan - Leverage tidak
- Umur berpengaruh
perusahaan signifikan terhadap
pengungkapan Islamic
Social Reporting.
- Ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
terhadap
pengungkapan Islamic
Social Reporting
(ISR)
- Umur perusahaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Islamic Social
Reporting
9. Widiyanti, Dependen : Sampel : - Likuiditas
Hasanah - Pengungkapan Perusahaan yang berpengaruh positif
(2017) Islamic Social tercatat dalam signifikan terhadap
Reporting Jakarta Islamic pengungkapan ISR
Independen : Index (JII) - Profitabilitasberpenga
- Likuiditas Metode Analisis : ruh positif signifikan
- Profitabilitas - Content analysis terhadap
- Jenis industri pengungkapan ISR
- Umur - Jenis industri
perusahaan berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan Islamic
Social Reporting
(ISR)
- Umur perusahaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan Islamic
Social Reporting
(ISR)
-
10. Santoso, Dependen : Sampel : - Profitabilitas
Dhiyaul- - Pengungkapan Bank Umum berpengaruh positif
Haq Islamic Social Syariah terhadap
(2017) Reporting Metode Analisis : pengungkapan ISR.
Independen : - analisis regresi - Penghargaan
- Profitabilitas linear berganda berpengaruh positif
- Penghargaan terhadap
- Kepemilikan pengungkapan ISR.
pemerintah - Kepemilikan
- Kepemilikan pemerintah
keluarga berpengaruh positif
- Kepemilikan terhadap
asing pengungkapan ISR.
- Kepemilikan - Kepemilikan keluarga
institusi berpengaruh negative
Kontrol : terhadap
- Ukuran pengungkapan ISR.
Perusahaan - Kepemilikan asing
berpengaruh positif
terhadap
pengungkapan ISR.
- Kepemilikan institusi
berpengaruh positif
terhadap
pengungkapan ISR.
berikut :
menggunakan aktiva lancar maka dapat dikatakan memiliki tingkat likuiditas yang
baik.
Likuiditas yang tinggi merupakan berita bagus (good news) bagi investor,
menyampaikan informasi Islamic social reporting (ISR)yang lebih luas karena lebih
uraian diatas, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting
(ISR)
dapat menanggung biaya yang lebih tinggi untuk membuat pengungkapan laporan
sosial yang lebih luas. Sehingga hal tersebut dapat membuat manajemen menjadi
bebas dan fleksibel dalam mengungkapkan Islamic Social Reporting Index serta dapat
syariah.
(2015) serta Nabilah, Maslichah, dan Afifudin (2017) yang membuktikan bahwa
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini
Reporting (ISR)
banyak menghasilkan limbah dan polusi, maka akan berusahaa untuk mengungkapan
tanggungjawaban sosial harus lebih lengkap dan lebih rinci untuk menerangkan
sosial perusahaan. Hal ini untuk meminimalisir tuntutan dari para stakeholders.
Reporting (ISR)
melangsungkan aktivitas bisnisnya supaya tetap eksis dan mampu bersaing dengan
perusahaan lainnya. Perusahaan dengan umur yang lebih tua kemungkinan besar akan
pengungkapan ISR.
serta Widiyanti dan Hasanah (2017) membuktikan bahwa Umur Perusahaan memiliki
uraian diatas, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Reporting (ISR)
perusahaan. Perusahaan besar akan melakukan aktivitas yang lebih banyak dan
program sosial perusahaan dan laporan keuangan dengan informasi sosial perusahaan.
para pemangku kepentingan Muslim yang ikut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
kegiatan bisnis perusahaan tersebut. Jadi, entitas syariah yang lebih besar akan
(2016) serta Eksandy dan Hakim (2016) membuktikan bahwa Ukuran Perusahaan
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini
Reporting (ISR)
pembayaran semua hutang, baik hutang jangka panjang maupun jangka pendek, atau
tinggi tingkat leverage maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan
laba sekarang lebih tinggi. Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus
mengurangi beberapa biaya, termasuk biaya untuk kegiatan Islamic Social Reporting
(ISR).
maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H6: Leverage berpengaruh negatifsignifikan terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR)
Penelitian ini didasarkan pada dua teori, yaitu Stakeholders theory dan
(ISR) tersebut kepada stakeholders dan pada akhirnya para stakeholders akan
Perusahaan yang melakukan praktik Islamic social reporting (ISR) yang baik
akan mendapat penghargaan. Islamic social reporting (ISR) dapat dipengaruhi oleh
Social Reporting (ISR) dalam perusahaan syariah sebagai keuntungan yang lebih
tinggi memotivasi manajemen untuk memberikan informasi yang unggul karena akan
pengungkapan tanggugjawaban sosial harus lebih lengkap dan lebih rinci untuk
Likuiditas (X1)
Profitabilitas (X2)
Jenis Industri(X3)
Islamic Social
Umur Perusahaan (X4) Reporting (Y)
Leverage (X6)
Reporting (ISR) karena perusahaan yang berdiri sudah lama memiliki pengalaman
lebih banyak dalam hal pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Perusahaan
semakin besar maka diperlukan lebih banyak informasi yang tersedia untuk investor
dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, Perusahaan yang lebih besar sudah
pasti memiliki pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih banyak
untuk dapat melakukan pengungkapan yang lebih sesuai dengan prinsip Islam.
untuk melaporkan laba lebih tinggi. Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka
manajer harus mengurangi beberapa biaya, termasuk biaya untuk kegiatan Islamic
METODE PENELITIAN
(X1), profitabilitas (X2), jenis industri (X3), umur perusahaan (X4), ukuran
perusahaan (X5), dan leverage (X6) dan variabel dependen Islamic social reporting
(ISR) (Y1).
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena ada variabel independen.
Pengukuran Islamic Social Reporting (ISR) mengacu pada Haniffa, (2002) dan
42
Islamic Social Reporting (ISR) yang dibatasi dalam 5 tema, yaitu: keuangan dan
investasi terdiri dari 6 item, produk dan jasa terdiri dari 4 Item , tenaga kerja terdiri
dari 10 item, sosial terdiri dari 11 item, masyarakat dan lingkungan terdiri dari 7
kelola perusahaan yang terdiri dari 5 item. Total keseluruhan item informasi yang
dirancang oleh Othman et.al (2009), membagi Islamic Social Reporting (ISR)
Untuk menghitung Indeks Islamic Social Reporting (ISR) menggunakan rumus ISR
variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel
a. Likuiditas
pendeknya. Mengacu pada penelitian Widiawati dan Raharja (2012) likuiditas diukur
menggunakan rumus rasio lancar atauCurrent Ratio (CR). menurut Kasmir (2014)
menyatakan bahwa: Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek yang segera jatuh tempo. Rumus untuk mencari current ratio menurut Kasmir
(2014) yaitu:
b. Profitabilitas
dalam mencari keuntungan. Dari sudut pandang investor, profitabilitas penting untuk
menilai prospek perusahaan dimasa datang dan juga dapat melihat pertumbuhan
c. Jenis Industri
pada sektor industri barang konsumsi, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka
dan konstruksi bangunan, sektor perdagangan, jasa investasi, sektor pertanian dan
d. Umur Perusahaan
bertahan, bersaing, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian
Syari’i, (2013). Widiastuti (2002) dalam Santioso dan Chandra (2012) menyatakan
umur perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan mampu
menggunakan rumus:
e. Ukuran Perusahaan
penilaian ukuran perusahaan dapat menggunakan tolak ukur total asset, total
penjualan, dan total kapitalsasi pasar yang nilai variabel akan sangat besar, miliar
kedalam logaritma natural, tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya.
f. Leverage
untuk membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari
Santi Lestari (2015) leverage diukur dengan mengguanakan rumus Debt to Equity
Ratio (DER) yaitu rasio yang mengukur total kewajiban terhadap modal sendiri
Total Kewajiban
DER= x 100 %
Total Ekuitas
3.3 Populasi dan Sampel
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di ISSI
perusahaan yang terdaftar di ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) karena ISSI
(Indeks Saham Syariah Indonesia) mengacu pada saham yang sektor usahanya
memenuhi prinsip Syariah Islam. Fatwa-fatwa DSN MUI tahun 2004 tersebut
apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah secara tertulis dari DSN-
MUI. Unsur haram yang disyaratkan DSN MUI pada umumnya terkait dengan
kegiatan bisnis, yaitu tidak melakukan kegiatan bisnis yang terkait: Alkohol,
Perjudian, Produksi dengan bahan baku babi, Pornografi, Jasa Keuangan dan
Asuransi konvensional.
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
a) Perusahaan yang go public terdaftar pada ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia)
b) Perusahaan yang tidak menerbitkan financial report dan annual report di ISSI
d) Laporan keuangan annual report memiliki data tidak lengkap yang diperlukan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua, biasanya diperoleh
melalui instansi yang bergerak dibidang pengumpulan data (Arikunto, 2013). yang
diambil dari laporan tahunan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel pada tahun
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data perusahaan yang berupa
annual report dan Financial reportyang terdaftar di ISSI (Indeks Saham Syariah
Pengambilan data perusahaan berupa annual report dan Financial report pada situs
Bursa Efek Indonesia www.idx.go.idatau terdapat didalam website masing-masing
pengumpulan data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan, angka
dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian
keuangan tahunan (annual report) perusahaan yang terdaftar di ISSI (Indeks Saham
website perusahaan.
Pada penelitin ini, teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis
data. Uji lainnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji analisis deskriptif, uji
analisis regresi berganda. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan meliputi:
1. Uji Normalitas
dalam model regresi, vaiabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Salah satu cara untuk megetahui apakah data tersebut terdistribusi secara normal atau
tidak yaitu dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov. Data
2. Uji Multikolenieritas
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Dalam suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat
korelasi antar varabel independen dalam model regresi, dapat dilihat dengan melihat
b) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka terjadi gangguan
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengetahui autokorelasi melalui uji Run
Test. Dengan kriteria pengambilan keputusan dalam uji Run Test yaitu jika nilai
Asymp. Sig, (2-tailed) < 0,05 maka terdapat gejala autokorelasi, jika nilai Asymp.
4. Uji Heteroskedastisitas
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance residual satu
salah satu pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan melakukan Uji Glejser. Uji Glejser dapat dilakukan dengan meregres nilai
absolut terhadap variabel independen. Apabila variabel independen signifikan secara
signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas
atau terjadi homoskedastisitas. Model regresi yang lebih baik adalah yang tidak
terjadi heterokedestisitas.
jenis industri, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan leverage, terhadap Islamic
Keterangan :
α = Konstanta
X1 = Likuiditas
X2 = Profitabilitas
X3 = Jenis Industri
X4 = Umur Perusahaan
X6 = Leverage
e = Error
3.7.2 Uji F
a. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Ini berarti
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Ini berarti
jauh kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen. Nilai Adjusted
dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Sebaliknya jika nilai
3.7.4 Uji t
Uji signifikansi parsial (Uji t) bertujuan untuk menguji seberapa jauh variabel
(Ghozali, 2018).
2. Tingkat Signifikansi
Uji t ini dapat dilihat melalui nilai signifikansi pengaruh variabel independen
α = 5% (0,05)
a) Jika probabilitas <5% (0,05)dan arah koefisien β sesuai dengan arah hipotesis,
laporan keuangannya pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI untuk periode
kriteria pengambilan sampel yang telah ditentukan, berikut ialah data sampel yang
Tabel 4.1
Kriteria Distribusi Sampel
Jumlah
No. Keterangan
2017 2018
Perusahaan yang go public terdaftar pada ISSI (Indeks
310 330
Saham Syariah Indonesia) selama tahun 2017-2018.
Perusahaan yang tidak menerbitkan financial report dan
annual report di ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) (45) (50)
selama periode 2017 – 2018.
56
Berdasarkan tabel 4.1 di atas maka dapat dilihat bahwa kriteria sampel
pertama Perusahaan yang go public terdaftar pada ISSI (Indeks Saham Syariah
Indonesia) selama tahun 2017 berjumlah 310 perusahaan dan tahun 2018 berjumlah
330 perushaan. Kriteria sampel kedua Perusahaan yang tidak menerbitkan financial
report dan annual report di ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) selama periode
sampel ketiga Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah
pada tahun 2017 berjumlah 39 perushaan dan tahun 2018 berjumlah 45 perusahaan.
Kriteria sampel keempat Laporan keuangan annual report memiliki data tidak
lengkap yang diperlukan pada riset ini pada tahun 2017 berjumlah 26 perusahaan dan
sampling, maka dapat dilihat jumlah sampel pada tahun 2017 sebanyak 200
perushaan dan tahun 2018 sejumlah 204 perushaan, Maka total jumlah perusahaan
yang dapat di jadikan sebagai objek penelitian dan sesuai dengan kriteria sampel pada
penelitian yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, maksimum, minimum dan
umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan leverage sebagai variabel independen dan
telah diuji dan diolah secara statistik deskriptif. Berikut hasil statistik deskriptif
Tabel 4.2
Deskripsi Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Median
Deviation
Likuiditas 404 0 70,00 2,5708 1,5900 4,53411
Profitabilitas 404 -,40 18,03 ,1639 ,0300 1,24457
Jenis Industri 404 ,00 1,00 ,2995 ,0000 ,45861
Umur 404
2,00 64,00 30,5149 31,0000 12,55350
Perushaan
Ukuran 404
5,39 31.59 24,0361 26,2800 5,06425
Perusahaan
Leverage 404 ,00 9,05 ,9077 ,6900 ,88851
ISR 404 ,05 ,47 ,2550 ,2600 ,08279
Valid N 404
(listwise)
Sumber: Data sekunder yang telah diolah, 2020
Berdasarkan hasil olah stastistik deskriptif pada tabel 4.2 diatas maka dapat
terjadi pada perusahaan Akasha Wira International Tbk. Nilai maksimum sebesar
70,00 terjadi di perusahaan Tanah Laut Tbk. Nilai rata rata sebesar 2,5708 lebih kecil
dari nilai standar deviasi yaitu 4,53411 dapat menunjukan bahwa penyebaran data
likuiditas tidak merata, artinya terdapat perbedaan yang tinggi antara data satu dengan
data yang lainya. Selain itu variabel likuiditas juga memiliki tingkat akurasi yang
baik karena nilai rata-rata 2,5708 lebih besar di bandingkan dengan nilai median
1,5900.
pada perusahaan Prima Alloy Steel Universal Tbk. sedangkan nilai maksimum
sebesar 18,03 terjadi pada perusahaan Alumindo Light Metal Industw Tbk. Nilai rata-
rata 0,1639 lebih kecil dari Nilai standar deviasi 1,24457 dapat menunjukan bahwa
yang tinggi antara data satu dengan data lainya. Selain itu variabel profitabilitas juga
memiliki tingkat akurasi yang kurang baik karena nilai rata-rata 0,1639 lebih kecil
Variabel jenis industri mempunyai nilai minimum sebesar 0,00 terjadi pada
perusahaan manufaktur. Nilai rata-rata 0,2995 lebih kecil dari Nilai standar deviasi
1,45861 dengan demikian dapat diartikan bahwa penyebaran data jenis industri
terdistribusi tidak merata, artinya terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan
data yang lainnya. Selain itu variabel jenis industri juga memiliki tingkat akurasi
yang baik karena nilai rata-rata 0,2995 lebih besar dibandingkan dengan nilai median
0,0000.
Variabel umur perusahaan mempunyai nilai minimum sebesar 2,00 terjadi pada
64,00 terjadi pada perusahaan sepatu Bata Tbk. Nilai rata-rata 30,5149 lebih besar
dari Nilai standar deviasi 12,55350 dengan demikian dapat diartikan bahwa
perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang lainnya. Selain itu variabel umur
perusahaan juga memiliki tingkat akurasi yang kurang baik karena nilai rata-rata
maksimum sebesar 31,59 terjadi pada perusahaan PP (Persero) Tbk. Nilai rata-rata
31,59 lebih kecil dari Nilai standar deviasi 5,06425 dengan demikian dapat diartikan
bahwa penyebaran data ukuran perusahaan terdistribusi merata, artinya tidak terdapat
perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang lainnya. Selain itu variabel ukuran
perusahaan juga memiliki tingkat akurasi kurang baik karena nilai rata-rata 31,59
Variabel leverage (DER) mempunyai nilai minimum sebesar 0,00 terjadi pada
perusahaan Ultra jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. Sedangkaan nilai
maksimum sebesar 9,05 terjadi pada perusahaan Inti Agri Resources Tbk. Nilai rata-
rata0,9077 lebih besar dari Nilai standar deviasi 0,88851 dengan demikian dapat
diartikan bahwa penyebaran data leverage terdistribusi merata, artinya tidak terdapat
perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang lainnya. Selain itu variabel
leverage juga memiliki tingkat akurasi yang baik karena nilai rata-rata 0,9077 lebih
0,05 terjadi pada perusahaan Majapahit Inti Corpora Tbk. Sedangkaan nilai
maksimum sebesar 0,47 terjadi pada perusahaan Pembangunan Jaya Ancol Tbk..
Nilai rata-rata 0,2550 lebih besar dari Nilai standar deviasi 0,08279 dengan demikian
dapat diartikan bahwa penyebaran data Islamic Social Reporting (ISR) terdistribusi
merata, artinya tidak terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang
lainnya. Selain itu variabel Islamic Social Reporting (ISR) juga memiliki tingkat
akurasi yang baik karena nilai rata-rata 0,2550 lebih besar dibandingkan dengan nilai
median 0,08279.
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan beberapa uji, antara lain uji
dalam model regresi, vaiabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Salah satu cara untuk megetahui apakah data tersebut terdistribusi secara normal atau
tidak yaitu dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov. Data
terdistribusi normal apabila hasil Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan
Tabel 4.3
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 404
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. ,08107875
Deviation
Most Extreme Absolute ,041
Differences Positive ,029
Negative -,041
Test Statistic ,041
Asymp. Sig. (2-tailed) ,100c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data sekunder yang telah diolah, 2020
menunjukan lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data
melihat ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas dalam penelitian ini dapat
dilihat dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Adapun
nilai tolerance sebesar 0,958 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,044 kurang dari 10.
Variabel profitabilitas diperoleh nilai tolerance sebesar 0,890 lebih besar dari 0,1 dan
nilai VIF 1,124 kurang dari 10. Variabel jenis industri diperoleh nilai tolerance
sebesar 0,886 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,129 kurang dari 10.
Variebel umur perusahaan diperoleh nilai tolerance sebesar 0,891 lebih besar dari 0,1
dan nilai VIF 1,122 kurang dari 10. Variabel ukuran perushaan diperoleh nilai
tolerance sebesar 0,964 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,037 kurang dari
10. Variabel leverage diperoleh nilai tolerance sebesar 0,868 lebih besar dari 0,1 dan
nilai VIF sebesar 1,153 kurang dari 10. Sehingga dapat simpulkan bahwa model
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan uji Run Test.
Berdasarkan hasil olah data SPSS pada tabel 4.6 di bawah ini menunjukan bahwa
nilai test adalah 0,00708 dengan probabilitas 0,842, berada di atas signifikan pada
0,05 yang berarti hipotesis nol diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
atau tidak terjadi autokorelasi antara nilai residual. Berikut adalah hasil dari
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
a
Test Value ,00708
Cases < Test Value 202
Cases >= Test Value 202
Total Cases 404
Number of Runs 201
Z -,199
Asymp. Sig. (2-tailed) ,842
a. Median
Sumber : data sekunder yang diolah 2020
4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heterokestisitas dalam penelitian ini
Tabel 4.7
Hasil Uji Heterokedestisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) ,073 ,014 5,370 ,000
Likuiditas -,001 ,001 -,085 -1,684 ,093
Profitabilitas -,002 ,002 -,064 -1,223 ,222
Jenis industri ,000 ,005 -,002 -,029 ,977
Umur ,000 ,000 ,042 ,807 ,420
perusahaan
Ukuran ,000 ,000 -,018 -,361 ,719
perusahaan
Leverage -,005 ,003 -,091 -1,707 ,089
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber: data sekunder yang diolah, 2020
Dalam table 4.7 diatas menunjukan hasil bahwa variabel likuiditas memliki
sebesar 0,222, variabel Jenis industri memiliki nilai signifikansi sebesar 0,977,
variable Umur Perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,420, variabel Ukuran
perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,719 dan variabel leverage memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,089. Berdasarkan hasil uji glejser, tidak ada satupun
terlihat dari probabilitas signifikansinya yaitu dengan tingkat kepercayaan diatas 5%.
heterokedestisitas.
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) ,245 ,024
Likuiditas ,001 ,001 ,077
Profitabilitas ,011 ,005 ,117
Jenis industri -,011 ,009 -,059
Umur perusahaan ,001 ,000 ,104
Ukuran perusahaan -,001 ,001 -,052
Leverage -,009 ,003 -,134
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2020
Dari Tabel 4.8 hasil pengolahan data model regresi linear yang dihasilkan
adalah :
Keterangan:
X1 : Likuiditas
X2 : Profitabilitas
X3 : Jenis Industri
X4 : Umur Perusahaan
X5 : Ukuran Perusahaan
X6 : Leverage
2) Nilai koefisien likuiditas adalah sebesar 0,001 bernilai positif, artinya apabila
likuiditas (X1) naik satu satuan maka akan menaikkan nilai Islamic social
reporting (ISR) (Y) sebesar 0,001 dengan asumsi variabel independen lainnya
tetap.
3) Nilai koefisien profitabilitas adalah sebesar 0,011 bernilai positif, artinya apabila
profitabilitas (X2) naik satu satuan maka akan menaikkan nilai Islamic social
reporting (ISR) (Y) sebesar 0,011 dengan asumsi variabel independen lainnya
tetap.
4) Nilai koefisien jenis industri adalah sebesar -0,011 bernilai negatif, artinya apabila
jenis industri (X3) naik satu satuan maka akan menurunkan nilai Islamic social
reporting (ISR) (Y) sebesar -0,011 dengan asumsi variabel independen lainnya
tetap.
5) Nilai koefisien umur perusahaan adalah sebesar 0,001 bernilai positif, artinya
apabila umur perusahaan (X4) naik satu satuan maka akan menaikkan nilai Islamic
social reporting (ISR) (Y) sebesar 0,001 dengan asumsi variabel independen
lainnya tetap.
6) Nilai koefisien ukuran perusahaan adalah sebesar -0,001 bernilai negatif, artinya
apabila ukuran perusahaan (X5) naik satu satuan maka akan menurunkan nilai
Islamic social reporting (ISR) (Y) sebesar -0,001 dengan asumsi variabel
7) Nilai koefisien leverage adalah sebesar -0,009 bernilai negatif, artinya apabila
leverage (X6) naik satu satuan maka akan menurunkan nilai Islamic social
reporting (ISR) (Y) sebesar -0,009 dengan asumsi variabel independen lainnya
tetap.
atau bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen / terikat (Ghozali, 2018). Hasil uji F sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Tabel Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression ,113 6 ,019 2,829 ,010b
Residual 2,649 397 ,007
Total 2,763 403
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X6, X3, X5, X1, X4, X2
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2020
Hasil pengolahan data Pada tabel 4.9 terlihat jika nilai sig F 2,829 dengan
tingkat signifikan 0,010. Hal ini berarti bahwa nilai signifikan lebih kecil
(Ghozali, 2018). Dapat dilihat bahwa hasil uji koefisien determinasi (R2) sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted Std. Error
R Square of the
Estimate
1 ,202a ,041 ,027 ,08169
a. Predictors: (Constant), X6, X3, X5, X1, X4, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2020
Pada tabel 4.10 dapat diketahui nilai adjusted R square adalah sebesar 0,027
atau 2,7%. Hal ini berarti bahwa variabel likuiditas, profitabilitas, jenis industri, umur
terhadap islamic social reporting (ISR) sebesar 2,7% sedangkan 97,3%% dipengaruhi
Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas
Tabel 4.11
Tabel Uji Statistik t
Berdasarkan Berdasarkan hasil olahan data pada Tabel 4.11 diatas maka dapat
berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial
Nilai signifikansi 0,128 > 0,05, sehingga dapat dinayatakan bahwa hipotesis
(H1) ditolak. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas
berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial
Social Reporting (ISR), hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien b 0,011 dimana
Nilai signifikansi 0,027 < 0,05, sehingga dapat dinayatakan bahwa hipotesis
(H2) diterima. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas
berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial
Islamic Social Reporting (ISR), hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien
b -0,011, dimana Nilai signifikansi 0,261 > 0,05, sehingga dapat dinyatakan
bahwa hipotesis (H3) ditolak. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
(ISR). berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara
dimana Nilai signifikansi 0,046 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa
hipotesis (H4) diterima. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel
reporting (ISR).
(ISR). berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), hal ini dibuktikan dengan nilai
koefisien b -0,001, dimana Nilai signifikansi 0,303 > 0,05, sehingga dapat
dinyatakan bahwa hipotesis (H5) ditolak. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial
Reporting (ISR), hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien b -0,009, dimana Nilai
signifikansi 0,010 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis (H6)
pada perusahaan yang terdaftar di ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) selama
tidak signifikan terhadap islamic social reporting (ISR). Hal ini dapat dijelaskan
bahwa rasio likuiditas yang diukur menggunakan CR dalam penelitian ini tidak
sebesar 2,57% artinya perusahaan rata-rata memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
perusahaan saja. Sehingga keuntungan yang didapat oleh para investor berupa
pengungkapan ISR hanya sedikit. Akibatnya, akan membuat para investor kurang
yakin untuk menanamkan modalnya karena lebih sedikit investor membaca laporan
melakukan pengungkapan ISR dengan baik karena hal tersebut merupakan bagian
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yentisna dan Alvian (2019), Lestari,
(ISR).
positif signifikan terhadap islamic social reporting (ISR). artinya salah satu indikator
tinggi akan tersedia dana yang cukup untuk mengungkapkan ISR meningkatkan
investasi baru (kasmir, 2013). Sehingga perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi
berpengaruh positif signifikan terhadap Islamic Social Reporting (ISR). Namun, hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Eksandy, dan Hakim (2016), Lestari,
(2015) yang membuktikan bahwa Profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan
negatif tidak signifikan terhadap Islamic Social Reporting (ISR). Hal ini disebabkan
karena nilai rata-rata jenis industri sebesar 0,2995, yang berarti bahwa sampel dalam
hanya 25,50% hal ini menunjukan bahwa rata-rata tingkat pengungkapkan ISR adalah
rendah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Raditya (2012) dan Adawiyah (2013)
Islamic Social Reporting (ISR). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
(ISR).
4.6.4 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Islamic Social Reporting (ISR).
bisnisnya supaya tetap eksis dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Sejauh
mana perusahaan dapat survive dapat dilihat melalui umur perusahaan. Perusahaan
dengan umur yang lebih tua kemungkinan besar akan mengungkapkan informasi
lebih banyak dalam hal pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Perusahaan
semakin besar maka diperlukan lebih banyak informasi yang tersedia untuk investor
dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, Perusahaan yang lebih besar sudah
pasti memiliki pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih banyak
untuk dapat melakukan pengungkapan yang lebih sesuai dengan prinsip Islam.
laporan tahunan dibandingkan dengan perusahaan dengan umur yang lebih muda.
Perusahaan yang semakin lama berdiri diharapkan mengetahui apa yang diinginkan
Penelitian ini sejalan dengan penelitiaan Lestari (2015) serta Widiyanti dan
terhadap Islamic Social Reporting (ISR). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Rizfani KN, Lubis D (2018) yang membuktikan bahwa umur
perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pengungkapan Islamic
negatif tidak signifikan terhadap Islamic Social Reporting (ISR). Ukuran perusahaan
merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Rata-rata total
besar. Perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak,
menyebabkan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan. Namun dilihat dari rata-
rata ISR sebesar 25,5% masih menunjukan bahwa tingkat pengungkapan ISR masih
terutama perusahaan berskala besar untuk melakukan tanggung jawab sosial (social
corporate responsibility berkaitan dengan lingkup sosial yang lebih luas. Hal ini akan
demikin ukuran perusahaan tidak menjadi tolak ukur bahwa perusahaan tersebut telah
melakukan corporate responsibility nya dengan optimal dengan alasan meningkatkan
Reporting (ISR). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Eksandy
dan Hakim (2016) yang membuktikan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan
jangka panjang maupun jangka pendek, atau kenaikan bila mengalami likuidasi
maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit
sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi.
Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi beberapa biaya,
termasuk biaya untuk kegiatan Islamic Social Reporting (ISR). Semakin banyak
perusahaan didanai atau semakin banyak perusahaan menggunakan utang atau ekuitas
yang berasal dari pemegang saham maka semakin memenuhi kebutuhan informasi
untuk kreditor. Jadi, jika semakin banyak perusahaan didanai atau banyak
signifikan terhadap Islamic Social Reporting (ISR). Namun, hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian Eksandy dan Hakim (2016) yang membuktikan bahwa
Reporting (ISR)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
perusahaan, dan leverage terhadap islamic social reporting (ISR) pada Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) untuk periode tahun 2017-2018. Analisis data
Solutions (SPSS 25) terhadap 404 sampel perusahaan selama 2 tahun. Dengan
metode analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis data dan
Reporting (ISR) dan hipotesis pertama ditolak. Karena likuiditas tinggi lebih
banyak digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan tidak untuk
(ISR) dan hipotesis kedua diterima. Kondisi ini terjadi karena perusahaan
Reporting (ISR) dan hipotesis ketiga ditolak. Hal ini terjadi karena sebagian
mengungkapkan ISR.
lama berdiri lebih mengetahui apa yang diinginkan oleh stakeholdersnya dan
Social Reporting (ISR) dan hipotesis kelima ditolak. Sebagian besar perusahaan
sampel adalah perusahaan besar namun masih terdapat perusahaan yang tidak
(ISR) dan hipotesis kelima diterima. Kondisi ini terjadi karena perusahaan yang
5.2 Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya mengambil sampel pada Indeks Saham Syariah Indonesia
2. Penilaian Islamic Social Reporting (ISR) dapat bersifat subjektif oleh peneliti,
sehingga dapat terjadi perbedaan skor Islamic Social Reporting (ISR) antara
5.3 Saran
1. Bagi akademisi
Hasil penelitian dari nilai Adj. R-Square yang rendah yaitu 2,7% yang
lingkungan yang baik. Ini dapat diukur melalui hasil penilaian pemerintah kepada
dalam pengungkapan tanggung jawab sosial karena hal tersebut merupakan berita
baik (good news) yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat menarik para
investor. Dengan demikian, semakin baik kinerja lingkungan suatu perusahaan
2. Bagi praktisi
b. Bagi Perusahaan
c. Bagi investor