PENDAHULUAN
fosil, yaitu batu bara dan minyak bumi (Kementrian Lingkungan Hidup,
2013).
jenis hewan.
1
2
(2013), isu perubahan iklim dianggap sebagai suatu isu politik dan
ekonomik, dimana hal tersebut menjadi tantangan bagi setiap entitas bisnis
hasilkan.
Berbagai bentuk dari gas-gas yang mengandung karbon ini pada protokol
dimana sektor industri menggunakan 70% energi fosil dari total energi yang
dikonsumsi seperti batu bara dan minyak bumi. Penambahan emisi karbon
gas rumah kaca di atmosfer agar berada pada tingkat yang tidak
Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca, dalam penpres ini
juga disebutkan bahwa peruahaan ikut serta dalam upaya penurunan Gas
16 Tahun 2016 atas Persetujuan Paris tahun 2015 yang mana menargetkan
penurunan emisi karbon sebesar 29% hingga 41% pada tahun 2030. Untuk
yang akan dibahas pad penelitian ini yaitu ukuran perusahaan, media
maka akan semakin terlihat dan diamati oleh masyarakat, media, dan
karbon. Sama halnya denga Leverage, apabila semakin tinggi nilai leverage
perusahaan maka tanggung jawab pada kreditur juga semakin besar yang
5
Pada penelitian yang dilakukan oleh Suci dan Nur anisah (2019)
emisi karbon.
6
Model penelitian ini mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh Suci dan
Anisah (2019). Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian Suci dan Anisah
(2019) adalah (1) penelitian ini menambahkan variabel jenis industri sebagai
variabel kontrol. Jenis industri Faktor ini diadopsi dengan asumsi bahwa
periode 2016-2020.
terhadap carbon emission disclosure Suci dan Nur anisah (2019); Endang
Pujiastuty (2018), Media exposure Suci dan Nur Anisah (2019); Kurniawati
dan Sarwenda (2018); Putri (2016), Profitabilitas Suci dan Nur Anisah
(2019); Putri (2016); Kurniawati dan Sarwenda (2018), Leverage Suci dan
Nur Anisah (2019); Pujiastuty (2018); Adi dan Fatkhudin (2020). Namun
emission disclosure?
emission disclosure?
disclosure?
disclosure?
8
emission disclosure
emission disclosure
disclosure.
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
emisi karbon.
9
keuangan.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
apabila aktivitas perusahaan sesuai dengan batasan dan norma yang berlaku
yang melekat pada kegiatan dengan norma-norma perilaku yang ada dalam
10
11
sehingga sehingga akan mengurangi resiko jangka panjang atas tuntutan dari
perusahaan yang sesuai dengan nilai masyarakat sendiri yang akan membuat
satunya stakeholder yang erlu diakui perusahaan. Hal itu didasarkan pada
12
argumen yang diajukan Freedman (1984) dalam (ghozali dan Chairiri, 2007)
kemakmuran pemiliknya.
stakeholdernya.
berlaku.
karbon baik tunggal maupun senyawa. Bentuk gas tersebut adalah carbon
(CFC) dan sebagainya. Penyebab utama pemanasan global adalah gas CO2
yang dari waktu ke waktu terus meningkat baik dari tingkat global, regional,
nasional pada suatu negara maupun lokal untuk suatu kawasan. Hal ini
menjadi dua yaitu gas rumah kaca alami dan gas rumah kaca industri. gas
rumah kaca alami adalah bagian dari siklus alam yang dapat dengan mudah
dinetralisir oleh tumbuhan dan lautan. Gas rumah kaca alami akan
14
tetap hangat pada kisaran suhu 6˚C sedangakan produksi gas rumah kaca
sumber energi dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara
bentuk besaran, dimensi, atau kapasitas dari suatu perusahaan besar atau
kecil dapat dilihat dari total aktiva, penjualan bersih, dan kapitalis pasar.
Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar modal yang
ditanamnya pada berbagai jenis usaha, maka akan lebih mudah untuk
memasuki pasar modal, memperoleh penilaian kredit yang tinggu dan lain
mikro, dan menengah berdasarkan ukuran nilai kekayaan bersih dan hasil
a. Usaha mikro
15
Dengan kriteria:
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
b. Usaha kecil
Dengan kriteria:
c. Usaha menengah
Dengan kriteria:
milyar ruiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
kinerjanya.
2.1.5 Profitabilitas
kinerja perusahaan tersebut juga akan semakin bagus (Suci dan Nur, 2019).
kemampuan dan sumber yang ada dengan kegiatan penjualan, kas, modal,
yaitu:
pemegam saham biasa maupun saham preferen atas modal yang telah
“pure profit” karena laba yang diukur merupakan laba yang diterima
atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan tanpa melihat beban
besarnya aba bersih yang telah dicapai oleh perusahaan dari hasil
reputasi dan nilai perusahaan. Semakin aktif suatu media mengawasi, maka
2.1.7 Leverage
leverage atau rasio utang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
jaminan kepada hutang, yaitu meliputi hutang lancar dan hutang jangka
penelitian terdahulu:
Tabel 2. 1
Hasil Penelitian Terdahulu
NAMA
NO VARIABEL SAMPEL HASIL
PENELITI
1 Rachmad, Variabel Perusahaan Pada penelitian ini
Dkk (2020) Dependen: Manufaktur Leverage dan
Carbon Yang pertumbuhan
Emission Terdaftar Di Perusahaan secara
Disclosure. Bursa Efek parsial tidak
Indonesia berpengaruh terhadap
Variabel (BEI) Tahun Carbon Emission
Independen: (2015–2017) Disclosure.
Sedanngkan kompetisi
secara parsial
1. Leverage
berpengaruh positif
2. Kompetisi
signifikan terhadap
3. Pertumbuhan
Carbon Emission
Perusahaan
Disclosure
2 Suci, & Variabel Perusahaan Pada penelitian ini
Anisah Dependen: Manufaktur terdapat pengaruh
(2019) Pengungkapan yang positif signifikan
Emisi Karbon Terdaftar di Media Exposure
Bursa Efek terhadap
Variabel Indonesia Pengungkapan Emisi
Independen: Periode Karbon.
21
pengungkapan emisi
karbon.
5 Ischazilatul, Variabel Perusahaan Hasil penelitian
& Dependen: Non menunjukkan bahwa
Badingatus Pengungkapan Keuangan Di kepemilikan
(2019) Emisi Karbon. Bursa Efek institusional dan
Indonesia komite audit yang
Variabel Yang tinggi mampu
Independen: Mempublikas meningkatkan
ikan pengungkapan emisi
Sustainability karbon.
1. Kinerja
Report Sementara kinerja
Lingkungan
Periode lingkungan,
2. Karakteristik
2013-2017. kepemilikan
Corporate
manajerial, komisaris
Governance
independen, dewan
direksi, umur dewan
direksi, dan tingkat
pendidikan komisaris
tidak memiliki
pengaruh terhadap
pengungkapan emisi
karbon.
6 Windi, dkk Variabel Perusahaan Penelitian ini
(2019) Dependen: Yang menunjukan bahwa
Pengungkapan Terdaftar Di ukuran perushaan
Emisi Karbon Bursa Efek dan leverage tidak
Indonesia berpengaruh
Variabel Selama signifikan terhadap
Independen: Periode pengungkapan emisi
2016-2018 karbon.
Sedangkan tipe
1. Ukuran
industri memiliki
Perusahaan
pengaruh signifikan
2. Leverage
terhadap
3. Tipe Industri
pengungkapan
emisi karbon, dimana
perusahaan dengan
intensitas tinggi
terhadap emisi karbon
23
Exposure
3. Profitability
12 Bayu, Variabel Perusahaan Hasil penelitian ini
(2017) Dependen: Go Public menunjukkan bahwa
Carbon Yang Hasil dari penelitian
Emissioon Terdaftar Di ini yaitu Jenis Industri
Disclosure. Jakarta berpengaruh negatif
Islamic Index secara signifikan.
Variabel (JII) Pada Profitabilitas
Independen: Tahun 2012- berpengaruh positif
2014. secara signifikan
terhadap tingkat
1. Media
pengungkapan emisi
Exposure
karbon.
2. Kinerja
Sementara itu kinerja
Lingkungan
lingkungan, paparan
3. Karakteristik
media dan ukuran
Perusahaan
perusahaan tidak
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
tingkat pengungkapan
emisi karbon.
13 Putri, Variabel Studi Empiris Hasil penelitian ini
(2016) Dependen: Pada menunjukkan bahwa
Carbon Perusahaaan tipe industri
Emission Non Industri berpengaruh
Disclosure. Jasa Yang signifikan positif
Terdaftar Di Terhadap
Variabel BEI Tahun pengungkapan emisi
Independen: 2012-2014. karbon.
Sementara itu media
exposure dan
1. Tipe Industri
profitabilitas tidak
2. Media
berpengaruh
Exposure
signifikan terhadap
3. Profitabilitas
pengungkapan emisi
karbon.
14 Irwhantoko, Variabel Perusahaan Berdasarkan pada
& Basuki Dependen: Manufaktur hasil pengujian, hanya
26
besar aktivitas yang dilakukan perusahaan maka semakin besar pula dampak
Perusahaan besar lebih mampu untuk hal ketersediaan sumber daya untuk
emisi karbon.
28
tidah hanya pada aspek keuangan saja tetapi juga pada aspek soasial dan
lingkungan.
stakeholder. Salah satu media yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam
sebagai berikut:
tindakannya dalam upaya penurunan dan pelaporan emisi karbon karena hal
berikut:
Jika kondisi leverage perusahaan semakin besar maka semakin besar pula
kewajiban yang lebih besar untuk membayar utang dan bunga akan
Disclosure.
31
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
32
33
berikut:
emisi karbon).
kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka, dapat dinyatakan dan diukur
ini yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah laporan
situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan ditambah
34
yaitu teknik studi pustaka dan teknik observasi. Pada metod studi pustaka
ini data diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang
variabel kontrol.
perubahan iklim (Climate change) di dunia, yaitu lebih dari 3000 organisasi
tersedia di laporan. Ada lima kategori besar yang ditentukan oleh Choi et al
yang relevan dengan perubahan iklim dan emisi karbon sebagai berikut:
pengurangan gas rumah kaca dan biaya (RC/Reduction and Cost) dan
Tabel 3. 1
Carbon Emission Disclosure Checklist
Kategori Item
Perubahan iklim: CC-1: penilaian/deskripsi terhadap risiko
resiko dan peluang (peraturan/regulasi baik khusus maupun umum)
yang berkaitan dengan perubahan iklim dan
tindakan yang diambil untuk mengelola risiko
tersebut
CC-2: penilaian/deskripsi saat ini dan masa
depan dari implikasi keuangan, bisnis dan
peluang dari perubahan iklim
Emisi Gas Rumah GHG-1: Deskripsi metodologi yang digunakan
Kaca untuk menghitung emisi gas rumah kaca (misal
(GHG/Greenhouse protocol GRK atau ISO)
Gas)
GHG-2: Keberadaan verifikasi eksternal
kuantitas emisi GRK oleh siapa dan atas dasar
36
apa.
GHG-3: Total emisi gas rumah kaca (metrik
ton CO2-e) yang dihasilkan.
GHG-4: Pengungkapan lingkup 1 dan 2, atau 3
emisi GRK langsung.
GHG-5: Pengungkapan emisi GRK
berdasarkan asal atau sumbernya (misalnya:
batu bara, listrik, dll).
GHG-6: Pengungkapan emisi GRK
berdasarkan fasilitas atau level segmen.
GHG-7: Perbandingan emisi GRK dengan
tahun-tahun sebelumnya
Konsumsi Energi EC-1: Jumlah energi yang dikonsumsi
(EC/Energy (misalnya tera-joule atau PETA-joule)
Consumption)
EC-2: Kuantifikasi energi yang digunakan dari
sumber daya yang dapat diperbaharui
EC-3: Pengungkapan menurut jenis, fasilitas
atau segmen.
Pengurangan Gas RC-1: Detail/rincian dari rencana atau strategi
Rumah Kaca dan Biaya untuk mengurangi emisi GRK.
(RC/Reduction and
Cost)
RC-2: Spesifikasi dari target tingkat/level dan
tahun pengurangan emisi GRK.
RC-3: Pengurangan emisi dan biaya atau
tabungan (costs or savings) yang dicapai saat
ini sebagai akibat dari rencana pengurangan
emisi karbon.
RC-4: Biaya emisi masa depan yang
diperhitungkan dalam perencanaan belanja
modal (capital expenditure planning)
Akuntabilitas Emisi AEC-1: Indikasi dimana dewan komite (atau
Karbon badan eksekutif lainnya) memiliki tanggung
(AEC/Accountability jawab atas tindakan yang berkaitan dengan
of Emission Carbon) perubahan iklim.
AEC-2: Deskripsi mekanisme dimana dewan
(atau badan eksekutif lainnya) meninjau
kemajuan perusahaan mengenai perubahan
iklim.
Sumber: Choi et al dalam Suhardi (2015)
37
menjadi tiga kaegori yaitu lingkup (scope) 1-3. Lingkup 1-2 yang
Tabel 3. 2
Deskripsi Ruang Lingkup 1,2, dan 3
lainnya
Disclosure:
2. Skor maksimal yaitu 18, sedangkan skor minimal yaitu 0. Setiap item
(2015) yaitu:
CED = (∑ di/M)×100
39
Keterangan:
dilihat dari total aset maupun total penjualan. Pada penelitian ini ukuran
logaritma natural pada penelitian ini untuk mengurangi fluktuasi data tanpaa
2) Media Exposure
3) Profitabilitas (X3)
asset yang dimilikinya. Pada penelitian Harahap (2016) ROA diukur dengan
Lababersih
ROA =
Rata−rata total asset
4) Leverage (X4)
Perbandingan antara total hutang dengan total aset atau modal yang
Utang
Leverage =
Asset
41
1) Tipe Industri
karbon yaitu selain energi, transportasi, material, dan utilitas. Tipe industri
mengukur variabel serta instrumen apa saja yang dibutuhkan untuk menilai
konstruk yang dapat dinilai menjadi suatu konsep variabel. Pada penelitian
sebagai berikut:
Tabel 3. 3
Definisi Operasional Variabel
dengan melakukan aanalisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Pada
distribusi data. Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan model
penelitian.
Pada penelitian ini statistik deskriptif ang digunakan adalah mean atau rata-
estimasi yang bias karena tidak semua data dapat diregresi. Untuk
menggunakan uji regresi salah satu syaratnya yaitu terpenuhinya uji asumsi
44
berikut:
(0,05)
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas tersebut
nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Kedua
rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena FIV= 1/tolerance).
mltikolinearitas yaitu nilai tolerance < 0,10 ata sama dengan nilai FIV >
10.
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain dan
digunakan yaitu:
Kererangan:
α = Konstanta
E = Error
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang
1. Bila nilai signifikan > 0,05, maka Ho ditolak, artinya semua variabel
dependen.
pengambilan sampel yang telah ditentukan, berikut ialah data sampel yang
Tabel 4.1
Berdasarkan tabel 4.1 diatas maka dapat dilihat bahwa kriteria sampe
50
51
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016 hingga 2020 berjumlah 230
(mencakup minimal satu kebujakan yang terkait dengan emisi karbon atau
64 perusahaan.
sampling, maka dapat dilihat jumlah sampel pada tahun 2016 hingga tahun
Tabel 4.2
Statisik deskriptive
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ukuran 64 22,39 32,06 28,2434 3,39677
Media 64 ,00 1,00 ,9844 ,12500
Profitabilitas 64 -,21 ,21 ,0419 ,06417
Leverage 64 -2,11 11,91 1,4566 1,92587
CED 64 6,00 16,00 11,7656 2,18757
Tipe 64 ,00 1,00 ,9688 ,17537
Valid N (listwise) 64
Sumber: Data sekunder yang telah diolah, 2021
Berdasarkan hasil olah statistik deskriptif pada tabel 4.2 diaas maka dapat
sebesar 22,39 pada perusahaan Elnusa Tbk. Nilai maksimum sebesar 32,06
lebih tinggi dari nilai standar deviasi yaitu 3,396 dengan demikian dapat
artinya tidak terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang
lainnya.
rata-rata 0,984 lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 0,125 dapat
tidak terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang lainnya.
0,21 terjadi pada perusahaan Bukit Asam Tbk. Nilai rata-rata 0,419 lebih
kecil dari Nilai standar deviasi 0,064 dapat menunjukan bahwa penyebaran
Nilai rata-rata 1,456 lebih kecil dari Nilai standar deviasi 1,925 dengan
terdapat perbedaan yang tinggi antara data satu dengan data lainya.
6,00 terjadi pada perusahaan Elnusa Tbk sedangkan nilai maksimum sebesar
16,00 pada perusahaan Bumi Resources Minerls Tbk nilai rata-rata 11,765
lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 2,187 dapat menunjukan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang tinggi data satu dengan data yang lainnya.
Variabel tipe industri mempunyai nilai minimum sebesar 0,00 terjadi pada
terjadi pada perusahaan manufaktur. Nilai rata-rata 0,968 lebih besar dari
Nilai standar deviasi sebesar 0,175 dengan demikian dapat diartikan bahwa
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah data akan memenuhi
yang bias karena tidak semua data dapat diregresi. Uji asumsi klasik
dilakukan dengan menggunakan beberapa uji, antara lain uji normalitas, uji
normal. Salah satu cara untuk megetahui apakah data tersebut terdistribusi
secara normal atau tidak yaitu dengan uji statistik non parametrik
Tabel 4.3
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,49486911
Most Extreme Absolute ,100
Differences Positive ,052
Negative -,100
Test Statistic ,100
Asymp. Sig. (2-tailed) ,180c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
55
0,180 menunjukan lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
bebas dalam penelitian ini dapat dilihat dengan melihat nilai tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai toleranve lebih kecil dari 0,1 dan
nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas. Adapun hasil
Tabel 4.4
Uji Multikolenieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Ukuran ,453 2,206
Media ,983 1,017
Profitabilitas ,176 5,684
Leverage ,243 4,111
Tipe ,990 1,010
a. Dependent Variable: CED
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa nilai dari tolerance dari
setiap variabel bebas (independen) yang digunakan diatas 0,10 dan nilai VIF
56
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin Watson. Dalam model
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,192 ,037 -,046 2,23744 1,797
a. Predictors: (Constant), Tipe, Media, Leverage, Ukuran, Profitabilitas
b. Dependent Variable: CED
sebesar 1,797 lebih besar dari nilai du 1,767 dan kurang dari 4 – du (1,767 <
1,797 < 2,233). Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
Tabel 4.6
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model T Sig.
hasil uji glejser, tidak ada satupun variable independen yang signifikan
heterokedestisitas.
carbon emission disclosure dan tipe industri sebagai variabel kontrol, yaitu:
Tabel 4.7
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -1,979 1,005
Ukuran ,444 ,028 ,690
Media ,913 ,524 ,052
Profitabilitas 11,229 2,414 ,329
Leverage ,035 ,068 ,031
Tipe -,228 ,372 -,018
a. Dependent Variable: CED
Dari tabel 4.7 hasil pengolahan data model regresi linier yang dihasilkan
adalah:
-0,228 Tipe_ind + e
apabila ukuran perusahaan (X1) naik satu satuan maka akan menaikan nilai
59
3) Nilai koefisien media sebesar 0,913 bernilai positif, artinya apabila media
(X2) naik satu satuan maka akan menaikan nilai carbon emission disclosure
(CED) (Y) sebesar 0,913 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
profitabilitas (X3) naik satu satuan maka akan menaikan nilai carbon
leverage (X4) naik satu satuan maka akan menaikan nilai carbon emission
lainnya tetap.
6) Nilai koefisien tipe industri sebesar -0,228 bernilai negatif artinya apabila
tipe industri sebagai variabel kontrol naik satu satuan maka akan
Tabel 4.8
Uji koefisien determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 ,974 ,949 ,944 ,51576
a. Predictors: (Constant), Tipe, Media, Leverage, Ukuran,
Profitabilitas
b. Dependent Variable: CED
0,944. Hal ini berarti bahwa sebesar 94,4% variabel dependen carbon
Tabel 4.9
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 285,143 4 71,286 257,376 ,000b
Residual 16,341 59 ,277
Total 301,484 63
61
dapat dibuktikan dari hasil uji anova atau F test didapatkan nilai F hitung
sebesar 257,376 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini
Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel
Tabel 4.10
Uji Hipotesis (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized
Model Coefficients Sig. Hasil
B
1 (Constant) -1,979 ,054
Ukuran ,444 ,000 Positif signifikan
Media ,913 ,047 Positif signifikan
Profitabilitas 11,229 ,000 Positif signifikan
62
Berdasarkan Berdasarkan hasil olahan data pada Tabel 4.10 diatas maka
0,444, dimana nilai signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan
bahwa hipotesis (H1) diterima. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial media
hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien b 0,913, dimana nilai signifikansi
0,047 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis (H2) diterima.
11,229, dimana nilai signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan
bahwa hipotesis (H3) diterima. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial leverage
(CED), hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien b 0,035, dimana nilai
signifikansi 0,0613 > 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis (H4)
(CED).
-0,228, dimana nilai signifikansi 0,542 > 0,05, sehingga dari uraian diatas
berikut:
hal ini dapat dijelaskan Perusahaan besar memiliki tekanan yang lebih besar
yang besar kepada perusahaan yang berskala besar ketika terdapat aktivitas
terhadap lingkungan yang tidak sesuai dengan norma yang telah ditetapkan.
yang memiliki sumber daya yang besar akan lebih berpotensi untuk
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Desianti, & Khrisna (2019), Sari,
tidak sejalan dengan penelitian Suci, & Anisah (2019), Windi, dkk (2019),
Karsono, & Attika (2019), Irwhantoko, & Basuki (2016) yang membuktikan
sukarela dan tidak diungkapkan secara detail serta masih belum melakukan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suci, & Anisah (2019), Kurniawati,
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Endang, (2018), Bayu, (2017),
untuk mengungkapkan kabar baik kepada pasar finansial. Kabar baik ini
tinggi akan lebih mudah dalam menarik minat para stakehodernya dalam hal
perusahaan akan berusaha dalam memberikan informasi yang lebih baik dan
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Suci, & Anisah (2019),
Karsono, & Attika (2019), Desianti, & Khrisna (2019), Sari, Dkk (2019),
Penelitian ini sejalan dengan Rachmad, Dkk (2020), Suci, & Anisah (2019),
(CED). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sari, Dkk
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
disclosure (CED).
disclosure (CED).
disclosure (CED).
69
70
5.3 Saran
dalam penelitian ini, maka saran untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai
berikut :
1. Bagi akademis
akuntansi karbon sebagai salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
padaperusahaan.
3. Bagi investor
Bagi pelaku investor maupun calon investor agar lebih teliti lagi dalam
perusahaan tersebut.
72
DAFTAR PUSTAKA
Irwhantoko, I., & Basuki, B. (2016). Carbon Emission Disclosure: Studi pada
Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 18(2).
https://doi.org/10.9744/jak.18.2.92-104
73
Kurniawati, & Biduri, S. (2018). Apakah ukuran perusahaan, media exposure, dan
profitability berpengaruh terhadap carbon emission disclosure? Seminar
Nasional Dan The 5th Call for Syariah Paper, 2460–0784.
Mujiani, S., Juardi, J., & Fauziah, F. (2019). Determinan Carbon Emission
Disclosure Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi),
5(1), 53–64. https://doi.org/10.34204/jiafe.v5i1.1542
Pratiwi, P. C., & Sari, V. F. (2018). Pengaruh Tipe Industri, Media Exposure dan
Profitabilitas terhadap Carbon Emission Disclosure. Wahana Riset
Akuntansi, 4(2), 829–844. www.idx.co.id
74
LAMPIRAN
76
Lampiran I
2020
No
. Kode Nama Perusahaan
ADR
Adaro Energy Tbk
1 O
DEW
Darmaa Henwa Tbk
2 A
3 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk
4 DOID Delta Dunia Mkmur Tbk
5 INDY Indika Energy Tbk
Indo Tambangraaya Megah
ITMG
6 Tbk
MYO
Samindo Resources Tbk
7 H
8 PTBA Bukit Asam Tbk
9 PTRO Petrosea Tbk
SMM
Golden Eagle Enrgy Tbk
10 T
11 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk
12 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk
13 ELSA Elnusa Tbk
MED Medco Energi Internasional
14 C Tbk
ANT
Aneka Tambang Tbk
15 M
16 BRMS Bumi Resources Minerls Tbk
17 INCO Vale Indonesia Tbk
MDK
Merdeka Copper Gold Tbk
18 A
19 TINS Timah Tbk
2019
No Kode Nama Perusahaan
ADR
Adaro Energy Tbk
1 O
DEW
Darmaa Henwa Tbk
2 A
77
2018
No kode Nama Perusahaan
1 INDY Indika Energy Tbk
Indo Tambangraaya Megah
ITMG
2 Tbk
3 PTBA Bukit Asam Tbk
4 PTRO Petrosea Tbk
5 ELSA Elnusa Tbk
MED Medco Energi Internasional
6 C Tbk
ANT
Aneka Tambang Tbk
7 M
8 BRMS Bumi Resources Minerls Tbk
9 INCO Vale Indonesia Tbk
MDK
Merdeka Copper Gold Tbk
10 A
11 TINS Timah Tbk
2017
No Kode Nama Perusahaan
78
2016
No Kode Nama Perusahaan
1 INDY Indika Energy Tbk
Indo Tambangraaya Megah
ITMG
2 Tbk
3 PTBA Bukit Asam Tbk
4 PTRO Petrosea Tbk
5 ELSA Elnusa Tbk
MED Medco Energi Internasional
6 C Tbk
ANT
Aneka Tambang Tbk
7 M
8 BRMS Bumi Resources Minerls Tbk
9 INCO Vale Indonesia Tbk
10 TINS Timah Tbk
79
Lampiran II