Uraian ciri-ciri administrasi negara tersebut lebih menunjukkan betapa besar kekuasaan
negara dan bersifat monopoli, padahal di lain pihak akuntabilitas terhadap pelaksanaan
tugasnya sulit diukur, maka terhadap hal tersebut banyak sekali pandangan dan pendapat dari
para intelektual muda yang menginginkan perubahan orientasi public administration
(administrasi negara), dari lebih memerankan negara menjadi lebih memerankan rakyat.
Agar pemerintahan itu mempunyai struktur mengikuti model bisnis yakni mempunyai
eksekutif otoritas, pengendalian (controlling), yang amat penting mempunyai struktur
organisasi hierarki, dan upaya untuk melaksanakan kegiatan mewujudkan tujuan itu
dilakukan secara efisien. Konsep seperti ini yang dikenal sebagai the Old of Public
Administration. Tugasnya adalah melaksanakan kebijakan dan memberikan pelayanan.
Tugas semacam ini dilaksanakan dengan netral, profesional dan lurus mengarah kepada
tujuan yang telah ditetapkan.
Pendapat Wilson tersebut menekankan agar konsep ilmu administrasi negara yang
berjalan selama ini perlu mengadopsi struktur model bisnis, yang berintikan efisiensi, dan
konsep tersebut dikenal dengan istilah The Old Of Public Administration yang ditranliterasi
menjadi bahasa Indonesia yang artinya administrasi negara atau administrasi public.
Berikut adalah beberapa inti dari konsep administrasi Negara :
1) Titik perhatian pemerintah adalah pada jasa pelayanan yang diberikan langsung oleh dan
melalui instansi-instansi pemerintah yang berwenang.
2) Public policy dan administration berkaitan dengan merancang dan melaksanakan
kebijakan-kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan politik.
3) Administrasi publik hanya memainkan peran yang lebih kecil dari proses pembuatan
kebijakan-kebijakan pemerintah ketimbang upaya untuk melaksanakan (implementation)
kebijakan publik.
4) Upaya memberikan pelayanan harus dilakukan oleh para administrator yang bertanggung
jawab kepada pejabat politik dan yang diberikan diskresi terbatas untuk melaksanakan
tugasnya.
5) Para administrator bertanggung jawab kepada pemimpin politik yang dipilih secara
demokratis.
penyimpangan termasuk korupsi, kolusi dan nepotisme berikut tidak ditegakkannya hukum
secara konsekuen.
B. New Public Services
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik yang
cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis
menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar.
Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut telah
mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan
masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah
pendekatan New Public Management.
Konsep NPM pada dasarnya berorientasi pada pemangkasan/penghematan biaya,
mengutamakan mekanisme pasar, manajemen kinerja dan juga peningkatan kualitas
pelayanan. Dimana doktrin-doktrin yang cukup kuat mempengaruhi konsep NPM adalah
efisiensi, efektifitas, responsivitas, demand driven, penghematan anggaran, pengukuran
kinerja dalam rangka akuntabilitas, keterbukaan, desentralisasi, pemberian insentif yang adil,
peningkatan kualitas pelayanan, berorientasi hasil, privatisasi, downsizing dan juga korporasi.
Dari beberapa doktrin diatas, ada yang unsur yang cukup penting dalam mengukur
kinerja instansi pemerintah :
1) Efisiensi, adalah perbandingan antara sumber daya yang digunakan dan ouput, artinya
berapa ouput yang dihasilkan dalam proses dibandingkan dengan input yang masuk.
Singkatnya makin besar output yang dihasilkan dan semakin kecil input yang
diperlukan maka semakin efisien.
2) Efektivitas, adalah sejauh mana output yang dihasilkan dapat memenuhi sasaran dan
tujuan manajemen, dimana ukuran efektivitas hampir selalu digunakan untuk
menggambarkan kesesuaian rencana dengan realisasi.
3) Responsivitas/relevansi, menggambarkan apakah suatu program yang diusulkan itu
relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan dimasyarakat.
4) Ekonomi, yaitu perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dan kualitas sumber daya
yang diperoleh sebagai input manajamen. Singkatnya, makin ekonomis jika biaya
yang dikeluarkan kecil sedangkan kualitas sumber daya yang diperoleh makin baik.
Berikut adalah beberapa tujuan dari New Public Services :
1)
2)
3)
Selain dari tujuan yang disebutkan di atas, new public services memiliki beberapa prinsip,
diantaranya adalah :
1) Berfokus pada manjemen profesional daripada kebijakan
2) Standar pengukuran yg jelas-tujuan dan target harus jelas
3) Orientasi pada hasil (out put) bukan prosedur
4) Spirit kompetisi
5) Restrukturisasi dan reorganisasi
Dalam konsep NPM dikenal adanya istilah kapasitas manajemen, yaitu kemampuan yang
melekat pada pemerintah untuk mengorganisasikan, mengembangkan, mengarahkan dan
mengendalikan sumber daya manusia, sumber daya fisik dan capital information untuk
mendukung keleluasaan arah kebijakan. Dimana kapasitas manajemen yang dimaksud adalah
manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, manajemen modal dan manajemen
teknologi informasi.
Kapasitas manajemen merupakan konsep yang menggambarkan kapasitas dari 2 (dua)
unsur yaitu kapasitas manajer dan kapasitas sistem manajemen. Yang mana pada konsep NPM,
kemampuan manajer merupakan kunci utama dalam kesuksesan penerapan konsep ini.
Kemampuan manajer seperti apa yang diharapkan? Manajer-manajer yang kuat, visioner, kreatif,
inovatif dan berjiwa enterpreneur inilah yang dibutuhkan. Dalam pelaksanaannya, para manajermanajer ini harus diberi keleluasaan dalam mengelola unit atau organisasinya.
New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada
kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New Public Management tersebut
menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan untuk
melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi tender.
Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandangannya yang dikenal dengan konsep reinventing government. Perspektif baru
pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:
1) Pemerintahan katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan
publik. Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus
terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing). Produksi pelayanan
publik oleh pemerintah harus dijadikan sebagai pengecualian, dan bukan keharusan,
pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan oleh pihak
non-pemerintah.
2) Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani.
Pemerintah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka
mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help community).
3) Pemerintah yang kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang
dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya.
4) Pemerintah yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
5) Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan. Pada pemerintah
tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas
masalah yang dihadapi. Semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula
dana yang dialokasikan.