Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekitar tahun 80-an berkembang konsep yang berlabel baru untuk memberdayakan
konsep ilmu administrasi publik.Konsep-konsep itu antara lain ada yang menyebutnya New
Public

Admministration

Bellone,1980

),The

New

Science

of

Organisation

(Ramos,1981),dan terakhir sekitar dasawarsa 90-an terbit konsep baru yang disebut New
Public Mnagement (Ferlie,1996 ).Konsep-konsep itu pada awalnya ingin mengemukakan
pandangan baru yang bisa mecerahkan kosep ilmu administrasi Negara.Jauh sebelumnya
sekitar tahun 60-an,telah banyak dilakukan untuk memperbaharui konsep ilmu administrasi
Negara.
Khusus konsep New Public Management,konsep ini mengenalkan konsep-konsep yang
biasanya diperlakukan untuk bisnis dan di sector privat.Inti dari konsep ini adalah untuk
mentransformasikan kinerja yang selama ini dipergunakan dalam sector privat dan sector
bisnis ke sector public.
Isu

berikutnya

yang

berkembang

tidak

hanya

membatasi

pada

bagaimana

mentransformasikan kinerja sector bisnis ke sector pemerintahan,melainkan jauh jauh dari itu
yakni New Public Management sudah menjadi suatu model normative,yang ditandai dengan
meninjau kembali peran administrator public,peran dan sifat profesi admministrasi,dan
mengapa serta bagaimana sebaiknya kita bertindak dan berperan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah makalah ini yaitu Bagaimnaa paradikma teori teori administrasi
public?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk menjelaskan dari teori teori administrasi public selain
itu untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah phatologi birokrasi tahun ajaran 2016 /2017

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 OLD PUBLIC ADMINISTRATION (OPA)


2.1.1sejarah Old Public Administration (Opa)
The Old Public Administration pertama kali dikemukan oleh seorang Presiden AS dan
juga merupakan Guru Besar Ilmu politik, Woodrow Wilson. Beliau menyatakan bidang
administrasi itu sama dengan bidang bisnis. Maka dari itu munculah konsep ini, konsep Old
Public Administration ini memiliki tujuan melaksanakan kebijaka dan memberikan
pelayanan, dimana dalam pelaksanaannya ini dilakukan dengan netral, profesional, dan lurus
mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua kunci dalam memahami OPA ini,
pertama, adanya perbedaan yang jelas antara politik (policy) dengan administrasi. Kedua,
perhatian untuk membuat struktur dan startegi pengelolaannya hak organisasi publik
diberikan kepada manajernya (pemimpin), agar tugas-tugas dapat dilakukan secara efektif
dan efisien.
2.1.2 Perkembangan di dalam OPA ini, antara lain :
Herbert Simon, Administrative Behavior. Dimana dengan munculnya konsep rasional model.
Mainstream dalam OPA ini muncul dari ide-ide inti yang ada, diantaranya :
1. Pemerintah memberikan perhatian langsung dalam pelayanan yang dilakukan oleh
instansi pemerintah yang berwenang.
2. Kebijakan publik dan administrasi saling berkaitan dengan merancang serta
melaksanakan kebijakan untuk tujuan politik.
3. Administrasi publik hanya berperan kecil dalam pembuatan kebijakan dibandingkan
dalam pengimplementasian kebijakan publik.
4. Para administrator berupaya memberikan pelayanan yang bertanggung jawab.
5. Para administrator bertanggung jawab kepada pemimpin politik yang dipilih secara
demokratis.

6. Program kegiatan di administrasikan dengan baik dan dikontrol oleh para pejabat
publik yang memiliki hierarki dalam organisasi.
7. Nilai utama dari administrasi publik adalah efiiensi dan rasionalitas.
8. Administrasi publik dilakukan secara efisien dan tertutup.
9. Peran administrasi publik dirumuskan secara luas seperti POSDCRB.
2.1.3 Paradigma OPA
Paradigma OPA memiliki tiga pemikiran, yaitu :
1. Pertama, paradigma dikotomi yang dikemukakan oleh Henry, memiliki dua kunci
pokok yaitu :

Politik berbeda (distinct) dengan administrasi. Politik adalah arena dimana kebijakan
(policy) diambil sehingga administrasi tidak berhak berada dalam arena tersebut.
Administrasi hanya bertugas mengimplementasikan (administered) kebijakan
tersebut.

OPA juga tidak bisa dilepaskan dari prinsip-prinsip manajemen ilmiah (scientific
management) Frederick W. Taylor dan manajemen klasik POSDCORB ciptaan Luther
Gullick. Administrasi negara harus berorientasi secara ketat kepada efisiensi. Semua
sumber daya (man, material, machine, money, method, market) digunakan sebaikbaiknya untuk mencapai prinsip efisiensi.

2. Kedua, manusia rasional (administratif) Herbert Simon juga memberikan pengaruh


terhadap OPA.
Menurut Simon, manusia dipengaruhi oleh rasionalitas mereka dalam mencapai tujuantujuannya. Rasionalitas yang dimaksud di sini hampir sama dengan efisiensi yang
dikemukakan oleh aliran scientific management. Manusia yang bertindak secara rasional ini
disebut dengan manusia administratif (administrative man).
3. Ketiga, teori pilihan publik (public choice) merupakan teori yang melekat dalam
OPA.
Teori pilihan publik berasal dari filsafat manusia ekonomi (economic man) dalam teoriteori ekonomi. Menurut teori pilihan publik manusia akan selalu mencari keuntungan atau

manfaat yang paling tinggi pada setiap situasi dalam setiap pengambilan keputusan. Manusia
diasumsikan sebagai makhluk ekonomi yang selalu mencari keuntungan pribadi melalui
serangkaian keputusan yang mampu memberikan manfaat yang paling tinggi.

Denhardt dan Denhardt menguraikan karakteristik OPA sebagai berikut:

Fokus utama adalah penyediaan pelayanan publik melalui organisasi atau badan resmi
pemerintah.

Kebijakan publik dan administrasi negara sebagai tujuan yang bersifat politik.

Administrator publik memainkan peranan yang terbatas dalam perumusan kebijakan


publik dan pemerintahan; mereka hanya bertanggung-jawab mengimplementasikan
kebijakan publik.

Pelayanan publik harus diselenggarakan oleh administrator yang bertanggung-jawab


kepada pejabat politik (elected officials) dan dengan diskresi terbatas.

Nilai pokok yang dikejar oleh organisasi publik adalah efisiensi dan rasionalitas.

Peranan administrator publik adalah melaksanakan prinsip-prinsip Planning,


Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting dan Budgetting.

Dalam paradigma OPA, gerakan untuk melakukan perubahan yang lebih baik telah
diprakarsai oleh Woodrow Wilson. Dimulai sejak awal lahirnya ilmu administrasi publik
yang dibidani oleh lahirnya tulisan Woodrow Wilson ini pada tahun 1887 dengan judul The
Study of Administration .Ia menyarankan agar administrasi publik harus dipisahkan dari
dunia politik (dikotomi politik-administrasi).
Berdasarkan pengalaman Wilson, negara terlalu memberi peluang bagi para administrator
untuk mempratekan sistem nepotisme. Karenanya ia mengeluarkan doktrin untuk melakukan
pemisahan antara dunia legislatif (politik) dengan dunia eksekutif, dimana para legislator

hanya merumuskan kebijakan dan para administrator hanya mengeksekusi atau


mengimplementasikan kebijakan. Karaktristik paradigm old public administration adalah :
1. Struktur organisasi masih top down belum bottom Up, artinya aturan, perintah, atau
tugas-tugas yang diperintahkan oleh legislator atau pembuat keputusan harus secara
mentah diterapkan atau dikerjakan oleh administrasi atau implementator (top down),
tanpa melihat dan memahami keluhan, dan kendala dari pihak implementator (bottom
UP).
2. Menerapkan sistem rasionalitas, efisinsi dan evktivitas, apabila ketiga hal ini telah
tercapai maka kualitas pelayanan public dapat diatakan berhasil.
3. Sistemnya tertutup, yakni proses legislasi dan ekskusi kebiakan hanya dilakukan oleh
actor politik saja tanpa adanya stakeholder, dan pihak lain.artinya segala sesuatu
masih diatur oleh pemerintah dan tidak ada pihak lain.
4. Peraturan didewakan sebagai tuan yakni semua pejabad harus taat pada peraturan
yang diterapkan oleh pimpinan politik.
2.1.4. Kritik terhadap paradigm Old public administration
Dalam OPA Pemerintahan yang kaku dan sentralistik sebagaimana yang dianut oleh OPA,
karena masih kuatnya kewenangan penuh oleh pmerintah dalam membuat kebijakan, hal ini
berindikasi adanya kebijakan yang menguntungkan pemerintah saja ttapi tidak dapat
mensejahterakan masyarakat umum. Kemudian paradigma OPA dan kurang relevan dalam
menempatkan persoalan-persoalan publik karena memiliki landasan filosofis dan ideologis
yang kurang sesuai (inappropriate) dengan administrasi Negara yakni menerapkan prinsip
keterbukaan dan responsifnes, sehingga perlu dibuatnya paradigma baru
2.2 NPM ( NEW PUBLIK MANAJEMEN )
2.2.1 Pengertian New Public Management
New Public Management tidak selalu dipahami sama oleh semua orang, bagi
sementara orang, NPM adalah suatu system manajemen desentral dengan perangkatperangkat manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan lean management, bagi
yang lain, NPM dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin atas aktivitas pemerintah.
Sebagian besar ahli membedakan antara pendekatan manajemen sebagai perangkat baru

pengendalian pemerintah dan pendekatan persaingan sebagai deregulasi secara maksimal


serta penciptaan persaingan pada penyediaan layanan pemerintah kepada masyarakat. Jika
disimpulkan, NPM memiliki ciri-ciri berikut: pertama pengendalian yang berorientasi pada
persaingan dengan cara pemisahan wewenang antara pihak yang memberi dana dan pihak
pelaksana tugas; kedua memfokuskan pada efektifitas, efisiensi dan mutu pelaksanaan
tugas; ketiga pemisahan manajemen strategis (APA?) dari manajemen operasional
(BAGAIMANA?), keempat dalam pemberian order dan anggaran umum, pelaksana order
pemerintah dan swasta diperlakukan sama,kelima Adanya upaya meningkatkan inovasi yang
terarah (sebagai bagian dari order kerja) karena adanya pendelegasian (bukan hanya
desentralisasi) manajemen opersional.

2.2.2 Asal-Muasal NPM


Pendekatan NPM atas manajemen publik bangkit selaku kritik atas birokrasi. Selama
ini, birokrasi erat dikaitkan dengan manajemen sektor publik itu sendiri. Birokrasi dianggap
erat berkait dengan keengganan maju, kompleksitas hirarki jabatan dan tugas, serta
mekanisme pembuatan keputusan yang top-down. Juga, birokrasi dituduh telah menjauhkan
diri dari harapan publik.
Fokus dari NPM sebagai sebuah gerakan adalah, pengadopsian keunggulan teknik
manajemen perusahaan swasta untuk diimplementasikan dalam sektor publik dan
pengadministrasiannya. Sementara pemerintah distereotipkan kaku, birokratis, mahan, dan
inefisien, sektor swasta ternyata jauh lebih berkembang karena terbiasa berkompetisi dan
menemukan peluang-peluang baru. Sebab itu, sektor swasta banyak melakukan inovasiinovasi baru dan prinsip-prinsip kemanajemenannya.
Dalam NPM, pemerintah dipaksa untuk mengadopsi, baik teknik-teknik administrasi
bisnis juga nilai-nilai bisnis. Ini meliputi nilai-nilai seperti kompetisi, pilihan pelanggan, dan
respek atas semangat kewirausahaan. Sejak tahun 1990-an, reformasi-reformasi di sektor
publik menghendaki keunggulan-keunggulan yang ada di sektor swasta diadopsi dalam
prinsip-prinsip manajemen sektor publik.
2.2.3 Paradigma NPM
Paradigma NPM memiliki konsep yang terkait dengan manajemen kinerja sektor publik, yang
mana pengukuran kinerja merupakan salah satu dari prinsip-prinsipnya. NPM mengacu
kepada sekelompok ide dan praktik kontemporer untuk menggunakan pendekatan-pendekatan

dalam sektor privat (bisnis) pada organisasi sektor publik. Pemerintahan yang kaku dan
sentralistik sebagaimana yang dianut oleh OPA harus diganti dengan pemerintahan yang
berjiwa wirausaha. NPM menganjurkan pelepasan fungsi-fungsi pemerintah kepada sektor
swasta. Inti dari ajaran NPM dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pemerintah diajak untuk meninggalkan paradigma administrasi tradisional dan
menggantikannya dengan perhatian terhadap kinerja atau hasil kerja.
2. Pemerintah sebaiknya melepaskan diri dari birokrasi klasik dan membuat situasi dan
kondisi organisasi, pegawai dan para pekerja lebih fleksibel.
3. Menetapkan tujuan dan target organisasi dan personel lebih jelas sehingga
memungkinkan pengukuran hasil melalui indikator yang jelas.
4. Staf senior lebih berkomitmen secara politis dengan pemerintah sehari-hari daripada
netral.
5. Fungsi pemerintah adalah memperhatikan pasar, kontrak kerja keluar, yang berarti
pemberian pelayanan tidak selamanya melalui birokrasi, melainkan bisa diberikan
oleh sektor swasta.
6. Fungsi pemerintah dikurangi melalui privatisasi.
2.2.4 Prinsip-prinsip NPM
NPM adalah konsep payung, yang menaungi serangkaian makna seperti desain
organisasi dan manajemen, penerapan kelembagaan ekonomi atas manajemen publik, serta
pola-pola pilihan kebijakan. Telah muncul sejumlah debat seputar makna asli dari NPM ini.
Namun, di antara sejumlah perdebatan itu muncul beberapa kesamaan yang dapat disebut
sebagai prinsip dari NPM, yang meliputi:
a.

Penekanan pada manajemen keahlian manajemen professional dalam mengendalikan


organisasi;

b.

Standar-standar yang tegas dan terukur atas performa organisasi, termasuk klarifikasi
tujuan, target, dan indikator-indikator keberhasilannya;

c.

Peralihan dari pemanfaatan kendali input menjadi output, dalam prosedur-prosedur


birokrasi, yang kesemuanya diukur lewat indikator-indikator performa kuantitatif;

d. Peralihan dari system manajemen tersentral menjadi desentralistik dari unit-unit sektor
publik;
e.

Pengenalan pada kompetisi yang lebih besar dalam sektor publik, seperti penghematan
dana dan pencapaian standar tinggi lewat kontrak dan sejenisnya;

f.

Penekanan pada praktek-praktek manajemen bergaya perusahaan swasta seperti kontrak


kerja singkat, pembangunan rencana korporasi, dan pernyataan misi dan penekanan pada
pemangkasan, efisiensi, dan melakukan lebih banyak dengan sumber daya yang sedikit.

2.2.5 NPM di Indonesia


Telah disampaikan, NPM terutama diterapkan tidak hanya di Negara-negara dengan
level kemakmuran tinggi seperti Inggris, Swedia, ataupun Selandia Baru, tetapi juga di
Negara-negara dengan tingkat kondisi yang setara Indonesia seperti India, Thailand ataupun
Jamaika. Dalam penerapannya di Indonesia, satu penelitian yang diangkat oleh Samodra
Wibawa dari Fisipol Universitas Gadjah Mada menemukan sejumlah persoalan tatkala
konsep-konsep dalam NPM diterapkan di sejumlah kabupaten.
Wibawa menemukan sejumlah hambatan tatkala NPM coba diterapkan di kabupatenkabupaten Indonesia. Pertama, dalam hal manajemen kontrak, DPRD dipandang belum
mampu merumuskan produk dan menetapkan standar kualitas bagi setiap instansi
pemerintahan. Kedua, pola komando dalam bioraksi masih cukup kuat, di mana komunikasi
lebih bersifat atas-bawah ketimbang sebaliknya
Melihat gagalnya konsep old public administracy para ilmuan amerika seprti david
Osborn dan ted gebler menyarankan suatu system baru yakni new public managemen (NPM),
yakni Konsep NPM juga memiliki keterkaitan dengan permasalahan manajemen kinerja
sektor publik karena pengukuran kinerja menjadi salah satu prinsip NPM yang utama.
Gerakan NPM pada awalnya terjadi di negara-negara maju di Eropa, akan tetapi pada
perkembangannya konsep NPM telah menjadi suatu gerakan global, sehingga negara-negara
berkembangpun juga terkena pengaruh penyebaran global dari konsep ini. Adapun
karaktristik dari New Public managemen, yang dikenal dengan konsep Reiventing govrment
adalah :
1.

Pemrintahan yang katalis :


yakni pemerintah berperan untuk mengarahkan, bukan mengayuh, sderhananya
pemerintah membuat dan menetapkan kebijakan, administrasi dibantu oleh swasta
sebagai pihak ketiga sebagai implementator dari kebijakan teresbut.

2. Pemerintahan yang memberdayakan rakyat :


yakni memberikan kewenangan kepada mayrarakat melalui pemberdayaan masyarakat
untuk menunjang kemajuan ekonomi Negara, contohnya pemerintah memfasilitas dan
menerapkan pendidikan dan pelatihan usaha kecil menengah kepada masyarakat supaya
masyarakat dapat menjadi mandiri memenuhi ekonomi mereka sendiri
3. Pemerintahan yang kompetitif
Yakni membangun semangat kompetisi atar wilayah untuk saling menampilkan kreasi
daerah dan potensi yang dimiliki daerah untuk menggaet ktertarikan dari investor.
4. Pemerintahan yang digerakkan oleh visi
Menerapkan sistm berdasarkan tujuan bukan pada aturan.
5. Pemerintahaan wirausaha
Pelayan public memuaskan kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi, karena pada OPA
birokrasi

hanya

melayani

kepntingan

atasan,

bukan

kepentingan

pelanggan

(masyarakat).
6. Pemrintahan wirausaha
Didasarkan pada kerugian keuangan pmrintah, olehkarena itu birokrasi daerah harus
memberikan penghasilan dari layanan public, hal ini dibutuhkan untuk membantu
menyokong keuangan pemrintah (artinya birokrasi baik pengurusan surat-sirat atau
hal lainnya dijual, sehingga pelayanan public itu mnjadi malhal)
2.2.6 Kritik terhadap paradigm New Public management
Dalam era new public management menjadikan birokrasi jadi semakin mahal, dimana
para birokrat menjual birokrasi kepada pelanggan dimana dampaknya adalah birokrasi
hanya melayani orang yang berduit, sementara syarakat yang ekonomi rendah kurang
diprioritaskan. Kemudian disisi lain Dalam pandangan NPM, organisasi pemerintah
diibaratkan sebagai sebuah kapal. Menurut Osborne dan Gaebler, peran pemerintah di atas
kapal tersebut hanya sebagai nahkoda yang mengarahkan (steer) lajunya kapal bukan
mengayuh (row) kapal tersebut. Urusan kayuh-mengayuh diserahkan kepada organisasi di
luar pemerintah, yaitu organisasi privat dan organisasi masyarakat sipil ,pemerintah yang
hanya sebagai pengarah memberikan pemerintah energi ekstra untuk mengurus persoalanpersoalan domestik dan internasional yang lebih strategis, misalnya persoalan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan perdagangan luar negeri.
2.3 NEW PUBLIC SRVICES (NPS)
2.3.1 Pengertian NEW PUBLIC SRVICES (NPS)
New Public Service merupakan perkembangan lebih lanjut dari New Public Manajemen
pada 1990-an yaitu setelah Administrasi publik mengusung konsep pemerintahan yang

efisien dengan banyak pilihan untuk mencapainya kemudian Administrasi berkembang


menjadi lebih inovatif .
Secara praktek, gerakan manajerialis memperoleh pengaruh besar dalam reformasi
administrasi publik di berbagai negara maju, seperti Selandia Baru, Australia, Inggris, dan
Amerika Serikat. Di Inggris, reformasi administrasi publik dijalankan sejak masa PM
Margaret Thatcher. Dukungan intelektual dalam gerakan ini di Inggris tampak dari karya
Emmanual Savas dengan Privatizationnya, Normann Flynn dengan Public Sector
Managementnya. Di Amerika Serikat, gerakan ini memperoleh popularitas besar berkat
karya terkenal David Osborne dan Ted Gaebler, Reinventing Government. Gerakan ini
menyebar ke seluruh dunia sehingga menjadi inspirasi utama di banyak negara dalam
mereformasi administrasi publik baik dengan melakukan privatisasi gaya Inggris atau
dengan gerakan mewirausahakan birokrasi gaya Amerika Serikat.
Menurut Denhardt dan Denhardt, karena pemilik kepentingan publik yang sebenarnya
adalah masyarakat maka administrator publik seharusnya memusatkan perhatiannya pada
tanggung jawab melayani dan memberdayakan warga negara melalui pengelolaan
organisasi publik dan implementasi kebijakan publik. Perubahan orientasi tentang posisi
warga negara, nilai yang dikedepankan, dan peran pemerintah ini memunculkan
perspektif baru administrasi publik yang disebut sebagai New Public Service.
Perspektif new public service mengawali pandangannya dari pengakuan atas warga
negara dan posisinya yang sangat penting bagi kepemerintahan demokratis. Jati diri
warga negara tidak hanya dipandang sebagai semata persoalan kepentingan pribadi (self
interest) namun juga melibatkan nilai, kepercayaan, dan kepedulian terhadap orang lain.
Warga negara diposisikan sebagai pemilik pemerintahan (owners of government) dan
mampu bertindak secara bersama-sama mencapai sesuatu yang lebih baik. Kepentingan
public tidak lagi dipandang sebagai agregasi kepentingan pribadi melainkan sebagai hasil
dialog dan keterlibatan publik dalam mencari nilai bersama dan kepentingan bersama.
Perspektif new public service menghendaki peran administrator publik untuk melibatkan
masyarakat dalam pemerintahan dan bertugas untuk melayani masyarakat.
Perspektif new public service membawa angin perubahan dalam administrasi publik.
Perubahan ini pada dasarnya menyangkut perubahan dalam cara memandang masyarakat
dalam proses pemerintahan, perubahan dalam memandang apa yang dimaksud dengan
kepentingan masyarakat, perubahan dalam cara bagaimana kepentingan tersebut
diselenggarakan, dan perubahan dalam bagaimana administrator publik menjalankan

tugas memenuhi kepentingan publik. Perspektif ini mengedepankan posisi masyarakat


sebagai warga negara dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan. Perspektif ini
membawa upaya demokratisasi administrasi publik. Pelayanan kepada masyarakat
merupakan tugas utama bagi administrator publik sekaligus sebagai fasilitator bagi
perumusan kepentingan publik dan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan.
Perspektif ini juga mengakui bahkan menuntut adanya partisipasi masyarakat dalam
berbagai jenjang pemerintahan, termasuk daerah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan
lokal, partisipasi masyarakat merupakan unsur penting dalam perspektif new public
service, yang merupakan perspektif baru dalam administrasi publik. Penyelenggaraan
pemerintahan daerah secara partisipatoris pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Norton menjelaskan bahwa ada empat bentuk partisipasi masyarakat dalam praktek
pemerintahan daerah di seluruh dunia. Pertama adalah referenda yang dilaksanakan untuk
mengambil keputusan terhadap isu-isu vital di daerah tersebut. Kedua adalah konsultasi
dan kerjasama dengan masyarakat sesuai kebutuhan dan tuntutan lokal. Ketiga adalah
penempatan pejabat lokal yang diisi berdasarkan prosedur pemilihan (elected member)
sebagai bentuk pemerintahan perwakilan sehingga para pejabat memiliki akuntabilitas
yang lebih besar kepada masyarakat. Keempat adalah melakukan desentralisasi kepada
unit-unit pemerintahan yang lebih kecil dalam lingkup daerah itu sendiri. Bentuk yang
keempat ini seringkali disebut dengan decentralization within cities.
Desentralisasi dalam bentuk partisipasi yang keempat tersebut dapat diterjemahkan secara
luas sehingga meliputi desentralisasi secara politis, administratif, fungsional, maupun
ekonomis. Desentralisasi secara ekonomis berarti terjadi pembentukan badan usaha milik
daerah atau penyerahan sebagaian fungsi pemerintah daerah kepada usaha swasta.
Desentralisasi secara fungsional berarti pembentukan lembaga fungsional untuk menjalan
urusan tertentu dari pemerintah daerah. Dalam kebijakan pemerintahan daerah di
Indonesia, decentralization within cities diterjemahkan secara langsung dalam dua
pengertian yakni desentralisasi secara administratif dan politik.

2.3.2 Paradigm NEW PUBLIC SRVICES (NPS)


Konsep New Public Service mulai dikenal melalui tulisan Janet V. Dernhart dan Robert B.
Dernhart yang berjudul The New Public Service, Serving not Steering yang diterbitkan
penerbit ME Sharpe,Inc. New York pada tahun 2003.

New public service merupakan pola terbaru era ini dalam mereformasi kinerja
birokrasi. New public service adalah salah satu sistem yang berusaha memperbaiki kinerja
birokrasi dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam memperbaiki kinerja birokrasi.
Dalam sistem new public service, ditawarkan sebuah perubahan yang sangat signifikan dalam
proses memformulasikan dan mengimplemantasikan kebijakan pemerintah berkaitan dengan
pelayanan terhadap publik. Jika dalam sistem-sistem lain proses perumusan kebijakan hanya
melibatkan pemerintah dan swasta maka dalam new public service sebaliknya. Dalam new
public service dominasi pemerintah yang sangat besar dalam penentuan sebuah kebijakan
dilepaskan dan pemerintah mulai terbuka terhadap partisipasi banyak individu, kelompok dan
berbagai institusi yang berada di luar pemerintah.
Kerangka new public service sendiri terdiri dari tiga komponen utama (good
governance) yakni negara (pemerintah), market (pasar) dan masyarakat yang sering disebut
sebagai citizen. Dalam kerangka ini, ketiga komponen ini memainkan peran yang sama
penting dalam menentukan berbagai kebijakan. Suatu hal yang baru dalam hal ini adalah
keterlibatan masyarakat sebagai citizen, di mana masyarakat memainkan peran yang penting
sebagai pemberi mandat kepada pemerintah untuk melaksanakan berbagai kebijakan publik
(dengan diimbangi kewajiban untuk membayar pajak). Dengan sebuah sistem demoratic
governance, new public service memantapkan dirinya untuk mereformasi birokrasi dengan
membuka ruang yang sebesar-besarnya terhadap partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam
berbagai kebijakan publik.
Akar dari NPS dapat ditelusuri dari berbagai ide tentang demokrasi. NPS berakar dari
beberapa teori, yang meliputi:
1. Teori tentang demokrasi kewarganegaraan; perlunya pelibatan warganegara dalam
pengambilan kebijakan dan pentingnya deliberasi untuk membangun solidaritas dan
komitmen guna menghindari konflik.
2. Model komunitas dan masyarakat sipil; akomodatif terhadap peran masyarakat sipil
dengan membangun social trust, kohesi sosial dan jaringan sosial dalam tata
pemerintahan yang demokratis.

3. Teori organisasi humanis dan administrasi negara baru; administrasi negara harus
fokus pada organisasi yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan (human beings) dan
respon terhadap nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan isu-isu sosial lainnya
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai karakteristik NPS.. adapun karakteristik dari new
public services akan ditampilkan berdasarkan table sekaligus perbandingannya dengan
paradigm OPA, dan NPM.

2.3.4 Table perbandingan perkembangan old public administration, new public


management dan new public services
Perbandingan Tiga Perspektif dalam Administrasi Publik

Element

Old
Public New
Public
New Public Service
Administration
Management
Teori Demokrasi,

Dasar
Teori Politik

Teori Ekonomi

Sesuatu yang

Kepentingan publik

Beragam pendekatan

Epistemologi

Konsep Public
Interest

Siapa yang
dilayani

Diterjemahkan secara Mewakili agregasi


politis dan tercantum
Kepentingan
dalam aturan
individu
Klien dan konstituen
(Clients
Constituents)

&

Kepentingan
publik merupakan
hasil dialog nilai-nilai

Pelanggan

Warga negara

(Customers)

(Citizens)

Mengayuh (mendesain
Mengarahkan (berdan melaksanakan

Melayani (melakukan
negosiasi dan menjadi
perantara beragam

tindak sebagai
Peran

kepentingan di

Kebijakan yang
katalis untuk

Pemerintah

masyarakat dan

terpusat pada tujuan


mengembangkan

membentuk nilai

tunggal dan ditentukan


kekuatan pasar)

bersama)

secara politik)
Rasionalitas teknis

Rasionalitas

dan ekonomis,

Strategis atau formal,

Rasionalitas sinoptis,

economicman

Uji rasionalitas

Manusia administratif

pengambilan

Berganda (politis,

keputusan yang

Ekonomis, dan

self-interested

organisasional

Rasionalitas dan
Model perilaku
manusia

Banyak dimensi;
Kehendak pasar
Menurut hierarkhi

yang

administratif

merupakan hasil

Akuntabilitas
keinginan customers

Akuntabilitas pada
Nilai, hukum,
Komunitas, norma
Politik,
profesionalisme,
Kepentingan citizen

Berjangkauan luas

Diskresi diperlukan

Diskresi

Diskresi terbatas pada

Untuk mencapai

Tetapi bertanggung-

Administrasi

Petugas administratif

Sasaran

jawab dan bila

entrepreneurial

terpaksa

Struktur kolaboratif
Struktur

Organisasi birokratis,

Organisasi publik

antara

Organisasi

Kewenangan top-down

terdesentralisasi

kepemimpinan
eksternal dan internal

Mekanisme
Melalui program yang
Pencapaian
diarahkan oleh agen
Sasaran
Pemerintah yang ada
Kebijakan

Melalui
pembentukan
Mekanisme dan

Membangun koalisi
antara agensi publik,
non-profit dan swasta

Struktur intensif

Pelayanan kepada
Dasar Motivasi

Gaji dan tunjangan,

Perangkat dan

disertai perlindungan

administrator

bagi pegawai negeri

Semangat
wirausaha,
Keinginan ideologis
Untuk mengurangi
Ukuran pemerintah

masyarakat,
keinginan untuk
memberikan
kontribusi bagi
masyarakat

Sumber : Denhardt & Denhardt, 2003,

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sepuluh prinsip swasta ini,dalam rangka melakukan pembaharuan birokrasi
pemerintah mencoba mengubah kinerja yang tidak reproduktif bisa bereproduktif baik.
Prinsip-prinsip New Publik Management itu dilaksanakan dalam reinventing government
ini.Kalau the old public administration prinsip-prinsipnya dilaksanakan dalam birokrasi
pemerintah,maka pokok pemikiran dari New Publik Managementyang salah satu aplikasinya

adalah

reinventing

government

adalah

merupakan

pemikiran

memebaharukan

administrasinegara dengan memadukan prinsip-prinsip bisnis dalam birokrasi pemerintah.


Dengan demikian,New Publik Management dan reveinting Government merupakan bentuk
konsep baru dari Ilmu Administrasi Negara.

DAFTAR PUSTAKA
Eka, Septinia. Jurnal Ilmiah Perjalanan Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) hingga New Public Service (NPS)
Dwiyanto, Agus. Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik. Jogjakarta:
Gadjah Mada Univ. Press, 2005

Kumorotomo,Wahyudi. Jurnal Ilmiah Akuntabilitas Birokrasi Publik: Sketsa pada masa


Transisi. Jogjakarta: MAP UGM, 200
https://sabammanurung.wordpress.com/2015/02/02/perkembangan-revormasi-administrasipublik-mulai-zaman-old-public-administration-new-publik-administrasitonmanagementhingga-new-public-services/
http://firman25.blogspot.co.id/2013/09/makalah-paradigma-ilmu-administrasi.html
https://belajarbersamahannin.wordpress.com/2012/10/21/the-old-public-adminstration/

Old Public Administration(1885-1980)


Perkembangan Administrasi pulik model klasik dibedakan menjadi 4(empat) generasi
yaitu: Pre Generation ( sampai sebelum 1885), First Generation (1885 1936), Second
Generation ( 1937 1945), Third Generation ( setelah 1945).

Pre Generation (Sampai sebelum 1885)

Dalam Administrasi Publik Pra Generasi termasuk para pemikir seperti plato,
aristoteles dan Machiavelli. Masa ini merujuk pada kondisi yang ada di daratan Eropa. Pada
masa ini sampai dengan kelahiran konsep Negara Bangsa, penekanan Administrasi Publik
didasarkan pada prinsip permaslahan moral dan kehidupan politik serata pada organisasi dari
Administrasi Publik.
Abad I (Pencerahan), terdapat tiga tokoh yaitu plato, Aristoteles dan Machiavelli
mnciptakan sebuah dasar pemikiran bahwa Memiliki etika pelayanan publik dalam prinsip
pelayanan pada Pengawasan kota, wilayah/agora, tempat ibadah (Plato) dan kemudian
ditambah pengawasan daerah pedalaman/ pedesaan oleh Aristoteles. Abad XIV XVII
(Kegelapan), Pada abad ini ilmu tidak berkembang kareana adanya doktrin gereja. Abad
XVIII XIX (Pencerahan Kembali/Renaisance)

First Generation (1885 1936)

Di daratan Eropa, Wina oleh Lorenz Van Stein (1855) yang dikenal sebagai Bapak
pendiri Ilmu Administrasi. Perkembangan ilmu Administrasi di Eropa berorientasi pada legal
approach. DiAmerika, Oleh Thomas Woodrow Wilson ( 1856 1924) yang dikenal sebagai
Bapak pengembang ilmu adminitrasi. Perkembangan Ilmu Administrasi diAmerika
berorientasi pada management Approach. Wilson dalam Bukunya yang berjudul The Study
Of Administration mengemukakan 4 (empat) konsep yaitu:

1. Dikotomi Politik Administrasi.


2. Prinsip-prinsip Administrasi
3. Analisis pebandingan antara organisasi politik dan privat melalui skema politik
4. Pencapaian manajemen yang efektif malaui pemberian pelatihan pelatihan pada
pegawai negeri dan dengan menilai kualitas mereka.

Tulisan Wilson yang berjudul The Study Of Administration dikenal dengan tonggak
perkembangan Keilmuan Administrasi.

Second Generation ( 1937 1945)


Pada generasi kedua diwarnai oleh dua tokoh yaitu Gulick dan Urwick yang
merupakan pendiri Ilmu Administrasi dengan mengintegrasikan ide dari Henri Fayol kedalam
teori komprehensif Administrasi. Mereka percaya bahwa pemikiran Fayol menawarkan
perlakuan yang sistematis dalam manajemendan bisa diaplikasikan dengan baik pada
manejemen perusahaan maupun untuk ilmu administrasi. Dua disiplin ilmu Gulick dan
Quwick tidak perlu dipisahkan melainkan menjadi sebuah ilmu tunggal dari adminstrasi yang
melewati batas-batas antara sektor privat dan sektor publik dimana dalam perkembangan
selanjutnya Ilmu Administrasi lebih memfokuskan pada organisasi pemerintahan. Alasanalasan yang menjadi dasar Ilmu Administrasi pada saat itu mayoritas berasal dari 14 prinsip
dasar dari Fayol.
Third Generation ( setelah 1945)
Generasi ketiga dari Administrasi Publik model klasik muncul dengan
mempertanyakan ide dari Wilson dan generasi kedua. Pada awalnya pembedaan politik dan
administrasi sangat dipertimbangkan oleh generasi ketiga, namun demikian diskusi terus
berlanjut. Perkembangan selanjutnya, sebagai akibat dari gagalnya intervensi Amerika di
Vietnam dan juga skandal Watergate membuat politik mulai diragukan, dan baru ditahun
1980-an terdapat pertimbanagn yang baik kembali terhadap birokrasi dimana Administrasi
Publik harus memisahkan diri dari politik.
Pre Generation, First Generation, Second Generation dan Third Generation disebut
sebagai Old Public Administration
Konsep yang digunakan

Paradigma Old Public administration juga dapat dilihat melalui model old
chestnuts dari Peters (1996 dan 2001), dimana Administrasi Publik berdasarkan pada
Pegawai Negeri yang politis dan terinstitusionalisasi; organisasi yang hierarkhis dan
berdasarkan peraturan; penugasan yang permanen dan stabil; banyaknya pengaturan internal;
serta menghasilkan keluaran yang seragam

New Public Management (11980-1990)


Setelah perkembangan Ilmu Administrasi pada tahun 1980-an kemudian berkembang
lagi menjadi New Public Management khususnya di New Zealand,Australia, Inggris dan
Amerika sebagai akibat dari munculnya krisis kesejahteraan negara. Paradigma ini kemudian
menyebar secara luas khususnya ditahun 1990-an disebabkan adanya promosi dari lembaga
internasional seperti Bank Dunia, IMF, Sekretariat Negara Persemakmuran dan kelompokkelompok konsultan manajemen
Paradigma NPM ini muncul disebabkan sejumlah kekuatan baik dinegara maju
maupun dinegara berkembang . Di negara maju memiliki perkembangan dibidang ekonomi,
social, politik dan lingkungan administrative secara bersama sama mendorong terjadinya
perubhan radikal dalam sistem manajemen dan Administrasi Publik. Sasaran utama dari
perubahan yang diinginkan adalah peningkatan cara pengelolaan pemerintah dan
penyampaian pelayanan pada masyarakat dengan penekanan pada efisiensi, ekonomi dan
efektivitas. Kemunculan NPM dinegara berkembang hampir sama dengan negara maju yang
dilatar belakangi oleh faktor- faktor krisis ekonomi dan keuangan, penyesuaian struktur dan
kondisional konteks manajemen dan administrasi Publik, serta konteks politik bagi adanya
reformasi.
Dalam NPM menyediakan banyak pilihan untuk mencapai biaya yang efektif dalm
penyampaian barang public seperti adanya organisasi yang terpisah untuk kebijakan dan
implementasi, kontrak kerja , pasar internal, sub-kontrak dan metode lainnya. NPM memiliki
focus yang kuat terhadap organisasi internalnya diman berusaha memperbaiki kinerja
organisasi sektor public dengan metode yang digunakan oleh sektor privat.

Terdapat sejumlah prinsip dasar dari NPM berdasarkan pendapat dari sejumlah ahli
sebagaimana uraian berikut (Hoods 1991 dan Owens 1998 dalam Oluwu, 2002, serta Borins
and Warrington 1996 dalam Samaratunge and Bennington, 2002) :
-

Penanganan oleh manajemen professional.


Artinya, biarlah manajer yang mengelola. Prinsip ini memperkenalkan akan adanya
kebutuhan bagi pengelolaan yang professional di tingkat atas, dan manajer professional ini
harus diberikan kewenangan yang besar dalam mengelola dari pada hanya sekedar menjadi
administrator yang fungsinya hanya mengadministrasikan aturan. Jika memungkinkan, posisi
dari manajer ini harus berdasarkan kontrak khususnya untuk mampu memberikan jawaban
terhadap hasil-hasil tertentu yang ditentukan secara politis. Pola kontrak yang semacam ini
membawa perubahan yang mendasar dalam pengorganisasian manajemen sumberdaya
manusia di sector public.

Keberadaan standard an ukuran kerja


Salah satu perangkat penting dalam mengimplementasikan manajemen professional adalah
melalui pendefinisian secara jelas terhadap tujuan, target, dan indicator keberhasilan. Lebih
disukai dalam bentuk kuantitatif serta pembenaran berdasarkan akuntabilitas yang lebih besar
terhadap penggunaan sumberdaya.

Penekanan pada pengawasan keluaran dan manajemen wirausaha


Hal ini dilakukan melalui mekanisme kinerja dan anggaran berdasarkan program serta
melalui perencanaan jangka panjang dan penggunaan manajemen stratejik pada organisasi.
Manajemen stratejik memfokuskan pada perubahan tujuan yang harus dicapai oleh organisasi
dalam situasi perubahan lingkungan yang dinamis melalui analisa SWOT.

Unit yang tidak mengumpul


Organisasi dibagi kedalam unit-unit korporasi yang terpisah dan dengan kontrak kinerja yang
terpisah dengan tujuan memisahkan kebijakan dari unit operasional.

Kompetisi dalam pelayanan public


Penerapan prinsip pasar ke dalam sector public dilakukan melalui privatisasi, komersialisasi
dan tes pasar (tender versus penyediaan oleh birokrasi). Dengan memisahkan antara penyedia
(otoritas legal) dari produksi (transformasi teknis dari input menjadi output), maka rivalitas
dari produsen yang berbeda dapat digunakan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan
standar.

Penekanan pada gaya sector privat dalam praktek manajemen.


Idenya adalah memindahkan etika pelayanan public dari gaya militer menjadi lebih fleksibel
dalam merekrut dan memberikan penghargaan seperti evaluasi kinerja dan gaji yang sesuai
kinerja

Penekanan yang lebih besar pada disiplin dan penghematan.


Dilakukan melalui pemotongan biaya langsung, peningkatan disiplin pekerja, pembatasan
biaya keluhan serta penggunaan teknologi komunikasi dan informasi.

Penekanan, terhadap peran dari manajer public dalam menyediakan pelayanan berkualitas
tinggi.

Mengadvokasi otonomi manajerial dengan mengurangi pengawasan lembaga pusat

Tuntutan, pengukuran dan penghargaan terhadap kinerja individu dan organisasi.

Menyadari pentingnya penyediaan sumberdaya manusia dan teknologi yang dibutuhkan


manajer dalam memenuhi target kinerjanya.
-

Menjaga penerimaan terhadap kompetisi dan wawasan yang terbuka mengenai

bagaimana tujuan public harus dilaksanakan oleh aparat pemerintah

Anda mungkin juga menyukai