Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Variabel-variabel dalam problema kependudukan sangatlah kompleks, meliputi penduduk

itu sendiri, kemiskinan, kesempatan kerja, permukiman, kesehatan, gizi pendidikan,

kejahatan, pencemaran lingkungan, krisis ekonomi, kelaparan, sandang, air bersih,

kebodohan, keterbelakangan, fasilitas umum (fasum), fasilitas social (fasos). Nyaris faktor

kepadatan penduduk menjadi pangkal segala problematika kehidupan manusia itu sendiri.

Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar, yaitu menurut sensus 1991 terdapat

hampir 200 juta orang. Jumlah penduduk yang besar itu bertambah pula dengan cepat,

walaupun program keluarga berencana (KB) telah dilakukan secara intensif. Menurut

perhitungan sensus 1981, rata-rata laju pertumbuhan penduduk ialah 2,32% per tahun. Dilihat

dari tekanan penduduk, bahwa pertumbuhan penduduk memerlukan tambahan lahan untuk

produksi pangan dan pemukiman dengan segala aktivitasnya.

Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus

yang menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka

perlu ditingkatkan melalui berbagai sumber daya yang melekat, dan perwujudan keluarga

kecil yang berkualitas, serta upaya untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran

kependudukan.

Semakin berkembangnya pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan

kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen

demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan

aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana

1
program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan

peningkatan ksesejahteraan masyarakat yang tepat pada sasarannya.

Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan dan Lingkungan hidup adalah

masih tingginya pertumbuhan penduduk yang menyebabkan masalah terhadap

lingkungan.Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan

kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan

dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik

antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan lingkungannya.

Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala

alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu

sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan

oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang cukup

mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian karena dikhawatirkan

dapat menimbulkan dampk negatif terhadap kehidupan manusia itu sendiri beserta

lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan laut, darat dan

udara dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala kemerosotan makin

meningkat dari tahun ke tahun.

Beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut,

diantaranya program keluarga berencana dan pendidikan kependudukan.

Salah satu pertemuan di Pounex, Swiss, menyimpulkan bahwa masalah lingkungan tidak

saja disebabkan oleh kemajuan melainkan juga oleh keterbelakangan dan kemiskinan.

Masalah lingkungan yang akhir ini misalnya penyakit menular yang disebabkan oleh

2
lingkungan yang kotor dan erosi yang disebabkan karena kerusakan hutan. Sementara di

negara maju kerusakan lingkungan disebabkan oleh kurang atau tidaknya adanya

pembangunan. Oleh karena itu, tanpa pembangunan masalah lingkungan justru akan menjadi

makin parah.

Indonesia adalah salah satu negara yang tidak luput dari masalah kependudukan.

Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas

penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah kependudukan di Indonesia.

Pertumbuhan penduduk yang cepat (lebih dari 2%), akan mengakibatkan terjadinya struktur

penduduk muda, sehingga akan ketergantungan tinggi. Keadaan yang demikian akan menjadi

beban dalam pembangunan yang telah tercapai sebagian hanya digunakan untuk konsumsi

penduduk yang tidak produktif.

Penyebaran penduduk yang tidak merata akan mengakibatkan pemanfaatan sumber daya

manusia tidak atau kurang efektif. Di luar Jawa banyak sumber daya alam yang belum atau

kurang dimanfaatkan karena kekurangan tenaga kerja, sementara di Jawa banyak

pengangguran karena terbatasnya lapangan kerja, kualitas penduduk yang rendah, yang

ditandai dengan tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan pendapatan perkapita, akan

merupakan hambatan pula upaya memperhambat laju pembangunan.

Beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut,

diantaranya program keluarga berencana yang telah dimulai sejak tahun 1970 dan pendidikan

kependudukan yang dimulai sejak tahun 1976. Diharapkan dengan kedua usaha tersebut laju

pertumbuhan pendudukan yang dapat ditingkatkan.

Kadar perlunya PKLH (Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup juga tersirat dalam

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Seperti diketahui, untuk mewujudkan masyarakat

adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang membahagiakan seluruh bangsa Indonesia,

3
negara kita melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan menggunakan pedoman

yang ditujukan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.

Dalam GBHN itu disebutkan bahwa pembangunan nasional jangka panjang di bidang

ekonomi diarahkan antara lain kepada usaha untuk pengaturan serta menyebarkan penduduk

yang lebih wajar dengan memindahkan penduduk ke luar Jawa dan Bali.

1.2 Tujuan Kependudukan

A. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ilmu Kesehatan

Masyarakat tentang Kependudukan.

B. Tujuan Khusus

a) Pengetahuan

Pengetahuan tentang pentingnya lingkungan hidup dan pelestariannya.

b) Sikap

Sikap dalam bertindak untuk terus melestarikan lingkungan, seperti melakukan Go

Green dengan cara menanam banyak pohon, bukan hanya memanfaatkannya saja tetapi tidak

ada tindakan kepedulian penghijauan kembali.

c) Kehidupan Manusia

Dengan melakukan pengurangan kelahiran yang membludak setiap tahunnya dengan cara KB

setidaknya dapat membantu kelangsungan hidup ekosistem.

d) Keterampilan

BAB II

4
PEMBAHASAN

1. Pengertian Penduduk

Penduduk dikonotasikan sebagai orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat,

kampung, wilayah atau negeri, dan merupakan aset pembangunan atau sering disebut sumber

daya manusia (SDA).

Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami

atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda

sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian

penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.

Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi

tinggi. Kepadatan penduduk dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk untuk setiap satu

kilometer persegi. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah penduduk di

suatu daerah dengan luas daerah yang ditempati.

Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran,

mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik,

ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( UU No. 23 Th 2006).

2. Tujuan Mempelajari Ilmu Kependudukan

Mendapatkan pengetahuan dan sikap dalam bertindak untuk terus melestarikan

lingkungan, seperti melakukan Go Green dengan cara menanam banyak pohon, bukan hanya

memanfaatkannya saja tetapi tidak ada tindakan kepedulian penghijauan kembali. Dalam

5
kehidupan manusia dengan melakukan pengurangan kelahiran yang membludak setiap

tahunnya dengan cara KB setidaknya dapat membantu kelangsungan hidup ekosistem.

3. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup berasal dari dua konsep dasar

pendidikan, yaitu pendidikan kependudukan dan pendidikan kelestarian lingkungan hidup.

Pendidikan kependudukan mempunyai tujuan utama dalam upaya perubahan sikap serta

perilaku, reproduksi dan penyebaran penduduk secara rasional dan bertanggung jawab.

Adapun tujuan lain yaitu : agar masyarakat/anak didik dapat mengetahui faktor-faktor

yang menyebabkan pertumbuhan penduduk secara cepat serta segala akibatnya maupun dapat

menghubungkan antara pertumbuhan penduduk tersebut dengan program pembangunan yang

dilaksanakan oleh pemerintah dalam usaha mencapai kesejahteraan masyarakat. Maka

diharapkan mereka dapat menyesuaikan hal itu dalam kehidupan keluarga masyarakat bangsa

dan manusia pada umumnya. Sedangkan pendidikan lingkungan hidup mempunyai tujuan

utama pada upaya perubahan sikap serta perilaku dalam mengelola sumber daya alam secara

rasional dan bertanggung jawab.

Meskipun tujuan kedua konsep dasar itu berbeda, dikaji lebih mendalam keduanya

memiliki beberapa kesamaan, yaitu sama-sama memiliki dua objek kajian yang berupa

dinamika penduduk dan perilaku integrasi manusia terhadap lingkungannya, keduanya sama-

sama menunjang terbinanya kualitas penduduk yang lebih baik. Atas dasar kesamaan

tersebut, pada tahun 1984 pendidikan kependudukan dan pendidikan lingkungan hidup yang

semula terpisah digabungkan menjadi satu nama yaitu Pendidikan Kependudukan dan

Lingkungan Hidup yang batasannya sebagai berikut : Suatu program pendidikan untuk

membina anak/peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku yang

6
rasional dan bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan

lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Berdasarkan batasan diatas, dapat disusun tujuan PKLH yang lebih terperinci sebagai

berikut :

a. Mengembangkan pengetahuan tentang konsep kependudukan dan lingkungan hidup.

b. Mengembangkan kesadaran terhadap adanya masalah kependudukan dan lingkungan

hidup.

c. Menumbuhkan kesadaran akan perlunya mengatasi masalah kependudukan dan

lingkungan hidup.

d. Mengembangkan pengetahuan tentang adanya hubungan timbal balik antara penduduk

dengan lingkungan hidup.

e. Mengembangkan sikap positif terhadap pembentukan lingkungan hidup yang serasi

yang menjamin kelangsungan hidup manusia.

f. Mengembangkan keterampilan untuk membina keluarga dan kelestarian lingkungan

hidup.

g. Mengembangkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk dan

kelestarian lingkungan hidup.

Dari tujuan-tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari PKLH adalah

membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu

warga negara yang dalam segala perilakunya berpandangan ke depan terhadap masalah

kependudukan dan lingkungan hidup, menuju masyarakat yang serasi, dan seimbang dalam

hubungannya dengan lingkungan hidupnya.

7
4. Faktor-faktor Kependudukan

A. Angka Kelahiran (Fertilitas)

Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk

melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan. Tinggi

rendahnya kelahiran erat hubungannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya

kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan,

status pekerjaan, serta pembangunan.

Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah :

1) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)

Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran pertahun di satu

tempat per seribu penduduk.

2) Angka kelahiran khusus (age specific birth rate/asbr)

Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap

1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu.

3) Angka kelahiran umum (general fertility rate/gfr)

Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1.000

wanita yang berusia 15 49 tahun dalam satu tahun.

B. Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka

kematian khusus, dan angka kematian bayi.

8
1) Angka kematian kasar (Crude Death Rate/Cdr)

Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000

penduduk dalam waktu satu tahun.

2) Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/Asdr)

Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000

penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun.

3) Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate/Imr)

Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang

umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.

C. Migrasi

Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan penduduk.

Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan telah melakukan migrasi apabila

orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain.

Jenis-jenis migrasi :

a. Transmigrasi (perpindahan dari satu daerah (pulau) untuk menetap ke daerah lain di

dalam wilayah republik indonesia).

b. Urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota besar)

c. Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalanegeri kemudian menetap di luar negeri).

d. Imigrasi (kebalikan dari emigrasi)

e. Re-emigrasi (kembali ke tempat asal)

9
5. Faktor Penunjang dan Penghambat Kelahiran

Faktor Penunjang Kelahiran (Pronatalitas)

Kawin muda

Pandangan banyak anak banyak rezeki

Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah

Anak merupakan penentu status social

Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki

Faktor Penghambat Kelahiran (Antinatalitas)

Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB)

Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan

Semakin banyak wanita karir

Penggolongan Angka Kelahiran

Angka kelahiran rendah, apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk

Angka kelahiran sedang, apabila antara 30-40 per 1000 penduduk

Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk

Penggolongan Angka Kematian

Angka kematian rendah, apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk

Angka kematian sedang, apabila antara 10-20 per 1000 penduduk

10
Angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

6. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk rata-rata yang mendiami wilayah seluas 1 km2.

Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan

Berkurangnya Ketersediaan Lahan

Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan tingkat

kepadatan semakin tinggi. Pada sisi lain, luas tanah atau lahan tidak bertambah. Kepadatan

penduduk dapat mengakibatkan tanah pertanian semakin berkurang karena digunakan untuk

pemukiman penduduk

Kebutuhan Udara Bersih

Setiap makluk hidup membutuhkan oksigen untuk pernapasan. Demikian pula manusia

sebagai makluk hidup juga membutuhkan oksigen untuk kehidupanya. Manusia memperoleh

oksigen yang dibutuhkan melalui udara bersih. Udara bersih berati udara yang tidak tercemar,

sehingga kualitas udara terjaga dengan baik. Dengan udara yang bersih akan diperoleh

pernapasan yang sehat.

Kerusakan Lingkungan

Setiap tahun, hutan dibuka untuk kepentingan hidup manusia seperi untuk dijadikan lahan

pertanian atau pemukiman. Para ahli lingkungan memperkirakan lebih dari 70% hutan di

dunia yang alami telah ditebang atau rusak parah. Meningkatnya jumlah penduduk akan

diiringi pula dengan meningkatnya penggunaan sumber alam hayati. Adanya pembukaan

hutan secara liar untuk dijadikan tanah pertaniaan atau untuk mencari hasil hutan sebagai

mata pencaharian penduduk akan merusak ekosistem hutan.

11
Kebutuhan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan mutlak makhluk hidup. Akan tetapi,air yang dibutuhkan manusia

sebagai makhluk hidup adalah air bersih. Air bersih digunakan untuk kebutuhan penduduk

atau rumah tangga sehari-hari. Bersih merupakan air yang memenuhi syarat kualitas yang

meliputi syarat fisika, kimia, dan biologi. Syarat kimia yaitu air yang tidak mengandung zat-

zat kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Syarat fisika yaitu air tetap jernih (tidak

brubah warna), tidak ada rasa, dan tidak berbau. Syarat biologi yaitu air tidak mengandung

mikrooganisme atau kuman-kuman penyakit.

Kekurangan Makanan

Manusia sebagai mahkluk hidup membutuhan makanan. Dengan bertambahnya jumlah

populasi manusia atau penduduk, maka jumlah kebutuhan makanan yang diperlukan juga

semakin banyak. Bila hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan, maka

dapat terjadi kekurangan makanan .Akan tetapi,biasanya laju pertambahan penduduk lebih

cepat daripada kenaikan produksi pangan makanan. Ketidakseimbangan antara

bertambahnya penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi

kualitas hidup manusia. Akibatnya, penduduk dapat kekurangan gizi atau pangan.

Kekurangan gizi menyebabkan daya tahan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit rendah,

sehingga mudah terjangkit penyakit.

Pencemaran air

Disebabkan oleh limbah rumah tangga dan limbah industri.

12
Solusi Mengatasi Masalah Kepadatan Penduduk

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :

1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak

dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka

kelahiran.

2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :

1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja

Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan

banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat

pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.

2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan

Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol,

maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga

berencana.

3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi

Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah

diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk

dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

13
4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan

Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju

pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak

ketergantungan dengan daerah lainnya.

7. Masalah Kependudukan

Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Pembangunan suatu bangsa berkaitan erat

dengan permasalahan kependudukannya. Suatu pembangunan dapat berhasil jika didukung

oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan kuantitas yang

memadai.

Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :

Jumlah penduduk Indonesia : Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di

lihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan

keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.

Pertumbuhan Penduduk Indonesia : Peningkatan penduduk dinamakan

pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia Lebih kecil dibandingkan

Laos, Brunei, dan Filipina.

Kepadatan penduduk Indonesia : Kepadatan penduduk merupakan perbandingan

jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya

adalah jumlsh penduduk setiap satu km2 atau setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan

penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak

permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.

14
Susunan penduduk Indonesia : sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida

penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah

penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. Susunan penduduk yang

seperti itu memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut.

v Penyediaan fasilitas kesehatan.

v Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah

v Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja

v Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan Kuantitas Penduduk Indonesia Upaya pemerintah

mengatasi permasalahan kuantitas penduduk antara lain, dengan pengendalian jumlah dan

pertumbuhan penduduk serta pemerataan persebaran penduduk.

Pengendalian jumlah danpertumbuhan penduduk : Dilakukan dengan cara

menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan

muda, dan meningkatkan pendidikan.

Pemerataan Persebaran Penduduk : Dilakukan dengan cara transmigrasi dan

pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi

penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan

pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan

pemberdayaan ekonomi di pedesaan.

15
Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia

Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan.

Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi demikian

terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada masih

belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.

Tingkat pendidikan : Merupakan modal pembangunan yang penting disamping

kesehatan. Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah dan tingkat

melek huruf penduduk.

Lama Sekolah : lama sekolah seseorang dapat menunjukan tingkat pendidikannya.

Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat pendidikan

masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan dasar.

Tingkat Melek Huruf : seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat

membaca atau tidak buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf di Indonesia tergolong pesat.

Tingkat Pendapatan per Kapita (Percapita Income=PcI) : adalah rata-rata

pendapatan penduduk suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum

menggambarkan kemakmuran suatu Negara.

Dampak Permasalahan Penduduk Terhadap Pembangunan

Permasalahan kependudukan membawa dampak bagi pembangunan di Indonesia. Dampak-

dampak tersebut dapat dilihat dibawah ini :

16
Ketidakmerataan penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi di

seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal,

terutama daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.

Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin

tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier

lainnya.

Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih

tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia produktif.

Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup

menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah kumuh, dan

kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat pembangunan, baik di

daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan)

Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan penduduk

manusia.

Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang, dan

jasa yang akan berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.

Permasalahan Kuantitas Penduduk dan Dampaknya dalam Pembangunan Jumlah

penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan berupa tersedianya tenaga

kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi kuantitas

penduduk tersebut juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak terhadap

pembangunan.

17
Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya:

Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan produksi

menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan penyediaan pangan, sandang,

dan papan.

Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya terpusat

pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini menyebabkan hasil

pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial

antara daerah yang padat dan daerah yang jarang penduduknya.

Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-kota

besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan kelompok miskin

kota.

Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan volume pekerjaan

menyebabkan terjadinya pengangguran yang berdampak pada kerawanan social.

Permasalahan Kualitas Penduduk dan Dampaknya terhadap Pembangunan

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap

pembangunan adalah sebagai berikut :

a) Masalah tingkat pendidikan

Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif

lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat

pendidikan penduduk Indonesia. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia

disebabkan oleh:

1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.

18
2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.

3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:

1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari

negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar,

tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam

pembangunan.

2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal

yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan

secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan

masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan

menghambat jalannya pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil beberapa

kebijakan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan masyarakat.

Usaha-usaha tersebut di antaranya:

1. Pencanangan wajib belajar 9 tahun.

2. Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,

laboratorium, dan lain-lain).

4. Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.

5. Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.

6. Mencanangkan gerakan orang tua asuh.

19
7. Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

b) Masalah kesehatan

Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena

kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.

Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan :

1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.

2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.

4. Gizi yang rendah.

5. Penyakit menular.

6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).

Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah terhambatnya

pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama

karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek

dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa pun khususnya pada saat

bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal.

Untuk menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakan

untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung lancarnya

pelaksanaan pembangunan.

20
Upaya-upaya tersebut di antarnya:

1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.

2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.

4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.

5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.

6. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.

c) Masalah tingkat penghasilan/pendapatan

Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita,

yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara.

Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini

disebabkan oleh:

1. Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.

2. Jumlah penduduk banyak.

3. Besarnya angka ketergantungan.

Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:

1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang

berkembang baik.

21
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya

banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.

Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat), sehingga dapat

mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan pemerintah melakukan upaya dalam

bentuk:

1. Menekan laju pertumbuhan penduduk.

2. Merangsang kemauan berwiraswasta.

3. Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.

4. Memperluas kesempatan kerja.

5. Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.

22
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa penduduk merupakan orang-orang yang

menduduki suatu tempat, wilayah atau Negara. Penambahan penduduk yang cepat

menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Dampak kepadatan penduduk

terhadap lingkungan antara lain:

Berkurangnya Ketersediaan Lahan

Kebutuhan Udara Bersih

Kerusakan Lingkungan

Kebutuhan air bersih

Kekurangan makanan, dan

Pencemaran lingkungan

Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk

adalah:

Menggalakkan program KB (Keluarga Berencana)

Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggI

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk antara

lain:

23
Penambahan dan penciptaan lapangan kerja

Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan

Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi

Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan

2. Kritik dan Saran

Demikiankah makalah yang dapat penulis sampaikan. Sebagai pemakalah kami

menyadari banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan

kekurangan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi

kita semua, Amin.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu. 2002. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Jurnal : Rizki Aji Hertanty, kebijakan-sosial-dalam-menanggulangi-masalah-

kemiskinan.selasa 29 Desember 2009.

Soerjani. Moh, Rofiq Ahmad, Munir Rezy. 1987. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan

Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia

Prasetya, Tri Joko. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Mufid, sofyan Anwar. 2010.Ekologi Manusia. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Soemarwoto,Otto,2004.Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Jakarta:Djambatan.

Soemarwoto,Otto.2007.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:Gadjah Mada

University Press.

http://www.jawaposting.blogspot.com/2011/04/masalah-kepadatan-penduduk.html.

http://aiirm59.blogspot.com/2012/07/permasalahan-penduduk-dan-dampaknya.html

http://attaqinaufalahmad.blogspot.com/2012/04/masalah-kepadatan-penduduk-di-

indonesia.html

http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-

kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian-

http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk

http://zaifbio.wordpress.com/2010/02/11/kepadatan-penduduk-dan-pencemaran-lingkungan/

25

Anda mungkin juga menyukai