Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
Administrasi KependudukanPada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca

Taluk Kuantan, Juli 2016

Penyusun

1 | Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Malah.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

2.1 Filosofis Administrasi Kependudukan.................................................. 3

2.2 Kebijakan Dalam Admisitrasi Kependudukan...................................... 5

2.3 Dari Penduduk Untuk Penduduk........................................................... 5

BAB III PENUTUP............................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 9

2 | Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam
penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil,
pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk
pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Informasi administrasi kependudukan memiliki nilai strategi bagi penyelenggara
pemerintahan, pembangun dan pelayanan kepada masyarakat sehingga perlu pengelolaan
informasi administrasi kependudukan secara terkordinasi dan berkesinambungan, sehingga
untuk menjamin akan stabilitas pelayanan kepada masyarakat dibidang kependudukan sehingga
pemerintah menetapkan kebjiakan akan sistem informasi administrasi kependudukan dan akta
catatan sipil.
Administrasi Kependudukan dari Aspek Hak Keperdataan Gagasan menyusun suatu
sistem administrasi yang menyangkut seluruh masalah kependudukan, yang meliputi pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan data-informasi kependudukan, patut menjadi perhatian
untuk mewujudkannya. Karena sampai saat ini, peraturan perundang-undangan yang
mendukungnya masih terpisah-pisah, berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kaitan satu dengan
lainnya. Perwujudan suatu sistem memang sangat didambakan oleh masyarakat. Bahkan sebagai
ciri dari penyelenggaraan negara yang modern khususnya bidang pelayanan masyarakat.
Pencatatan sipil merupakan hak dari setiap warga negara dalam arti hak memperoleh akta
autentik dari pejabat negara. Masih jarang penduduk menyadari betapa pentingnya sebuah akta
bagi dirinya dalam menopang perjalanannya dalam "mencari kehidupan". Betapa tidak ! Anak
lahir tanpa akta kelahiran, ia akan memperoleh kesulitan pada saat ia memasuki pendidikan.
Demikian pula dalam masalah perkawinan, kematian, dan status anak. Banyak manfaat yang
membawa akibat hukum bagi diri seseorang. Sebuah akta perkawinan yang diterbitkan oleh
pejabat Kantor Catatan Sipil, memiliki arti yang sangat besar di kemudian hari, manakala terjadi
sesuatu. Misalnya untuk kepentingan menentukan ahli waris, menentukan dan memastikan
bahwa mereka adalah mukrimnya, atau dapat memberi arah ke pengadilan mana ia mengajukan

3 | Page
cerai dan lain-lain yang tanpa disadari akta-akta tersebut sangat penting artinya bagi kehidupan
sesseorang.

1.2 Rumusan Masalah


Pemerintah kabupaten/kota harus segera meninjau Perda yang telah dibuat dan
merubahnya agar pelaksanaan pelayanan kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil pelayanan
diperpendek dengan pusat pelayanan pembuatan dilaksanakan ditempat kecamatan.
Pemerintah Kabupaten/kota perlu memikirkan tentang pengurangan biaya/retribusi kartu
tanda penduduk dan akta catatan sipil dan jika perlu, pelayanan dan retribusi ditiadakan, atau
digratiskan terutama kepada warga yang kurang mampu.
Pemerintah kabupaten dalam menetapkan Perda tentang kartu tanda penduduk dan akta
catatan sipil perlu adanya sangsi yang tegas dan jelas jika seseorang tidak memiliki kartu tanda
penduduk dan akta catatan sipil.
Dalam setiap pelayanan kebutuhan masyarakat agar pemerintah harus menjadikan kartu
tanda penduduk sebagai syarat dalam pelayanan urusan dan kebutuhan masyarakat yang dilayani.

4 | Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Administrasi Kependudukan


Administrasi meliputi kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh pejabat-pejabat eksekutif
dalam suatu organisasi, yang bertugas mengatur, memajukan dan melengkapi usaha kerjasama
sekumpulan orang yang sengaja dihimpun untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian
Administrasi dalam arti sempit dan luas yaitu :
1. Arti sempit: berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda ), yang meliputi kegiatan catat
mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dsb, yang bersifat teknis
ketatausahaan (clerical work). Dengan demikian tata usaha adalah bagian kecil kegiatan dari
Administrasi.
2. Arti luas: berasal dari kata Administration (bahasa Inggris), yakni rangkaian kegiatan /
proses kegiatan usaha kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu secara
efesien
Kependudukan berkata dasar penduduk yang mempunyai arti yaitu orang yang tinggal di
daerah tersebut atau orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata
lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan,
tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Para ahli biasanya membedakan antara ilmu kependudukan (demografi) dengan studi-studi
tentang kependudukan (population studies). Demografi berasal dari kata Yunani demos
penduduk dan Grafien tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi
ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor
tersebut berubah dari waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan
yang bersifat kualitatif
Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang disebut Formal Demography
Demography Formal) lebih banyak menggunakan hitungan-hitungan statistik dan matematik.
Tetapi Demografi yang bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan aspek-aspek kependudukan
secara deskriptif analitik.
Sedangkan studi-studi kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan,
fenomena dan masalah-masalah penduduk dalam kaitannya dengan situasi sosial di sekitarnya.

5 | Page
Ilmu kependudukan yang perlu mendapat perhatian kita sekarang adalah lebih menyerupai studi
antar disiplin ilmu yang dipadu dengan analisis demografi yang lazim diberi istilah Demografi
Sosial. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi
dan ruang tertentu.
Kependudukan adalah hal-hal / sifat-sifat sebagai penduduk; urusan mengenai penduduk.
(Kamus besar Bahasa Indonesia, 1996, hal: 245). Kependudukan adalah hal yang berkaitan
dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan,
yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( uu No. 23 Th
2006).
Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas dari pada
demografi, karena sejumlah ahli demografi telah menggunakan istilah demografi untuk
menunjuk pada demografi formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.
Pengertian administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban
dalam penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk dan catatan
sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk
pelayanan public dan pembangunan sector lain.
Hakikat administrasi kependudukan adalah pengakuan Negara terhadap hak public
( domisili, pindah dating ) dan hak sipil ( 12 sektor penting ) penduduk dibidang administrasi
kependudukan. Administrasi Kependudukan diarahkan untuk memenuhi hak azasi setiap orang
di bidang administrasi kependudukan tanpa diskriminasi melalui pelayanan publik yang
profesional. Pendaftaran penduduk dilakukan dengan pencatatan biodata penduduk, pencatatan
atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk serta penerbitan dokumen
kependudukan.
Administrasi Kependudukan dengan system baru tersebut bila berjalan sesuai dengan
ketentuan, dimulai dari kelengkapan biodata penduduk, pencatatan kelahiran, kematian, pindah
dan datang, akhirnya akan mempermudah berbagai urusan yang diperlukan masyarakat berupa
pelayanan publik dan pendayagunaan untuk penetapan kebijakan pembangunan (antara lain
merupakan komponen penting dalam pembuatan indikator MDGs)

2.2 Kebijakan Dalam Administrasi Kependudukan


Berbagai Permasalahan dan persoalan yang dihadapi oleh negara ini sebagai suatu satu
kesatauan yang utuh dan tak terpisahkan. Permasalahan ekonomi, politik dan keadilan serta

6 | Page
permasalahan lainnya sehingga dalam rangka untuk menciptakan ketertiban dan kesejahteraan
seluruh rakyat indonesia diperlukan berbagai aturan tanpa terkecuali. peran pemerintah sebagai
penentu arah kebijakan sangat diperlukan supaya dapat tercapai tujuan bersama. tak terlepas
permasalahan kependudukan.
Keadaan penduduk yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang sedang
dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar dengan segala permasalahannya
diperlukan suatu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintah dalam Dalam rangka
pengaturan permasalahan kependudukan Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan
penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Administrasi kependudukan merupakan kegiatan yang kompleks karena melibatkan
banyak instansi dan kepentingan. Dari beberapa instansi yang terkait, Departemen Dalam Negeri
merupakan leading sector dalam urusan kependudukan.Kebijakan departemen inilah yang
mereflesikan kebijakan administrasi kependudukan di Indonesia. Selain itu, implementasi
kebijakan ini dapat dilihat dari penyelenggaraan administrasi kependudukan pada Pemerintah
Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota yang merupa-kan instansi yang berada di bawah
koordinasi DepartemenDalam Negeri.
Sejak tahun 2006, pemerintah telah menetapkan kebijakan administrasi kependudukan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang
berlaku sejak 29 Desember 2006 dan bertepatan dengan tujuh tahun reformasi penyelenggaraan
pemerintahan. Undang-Undang ini kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 2007, tertanggal 28 Juni 2007 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Penduduk secara individu maupun secara kelompok selalu dikuasai oleh hukum. Hukum
menguasai penduduk dalam proses reproduksi, proses demografi dan proses sosialisasi dalam
rangka kelestarian hidup bermasyarakat. Dalam hal ini hukum dapat berfungsi sebagai pemberi
pola bermasyarakat serta sebagai sarana penata masyarakat . Kebijakan ini merupakan kebijakan
kependudukan yang bersifat nasional terpadu yang melibatkan seluruh komponen yang terkait.
Pengertian administrasi kependudukan yang biasa disebut dengan singkatan Adminduk dapat
ditelusur dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal

7 | Page
1 yang menyatakan bahwa administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendafta-ran penduduk,
pencatatan sipil, pengelolaan informasi admi-nistrasi kependudukan serta pendayagunaan
hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Pemerintah Melalui Undang-Undang 23 Tahun 2006 adalah dalam rangka menjalankan
fungsi sebagai pembuat kebijakan yang bertujuan menciptakan ketertiban dan terciptanya suatu
keadaan yang kondusif sehingga dapat menghasilkan suatu data kependudukan yang akurat dan
baik dimana pada akhirnya hasil proses pelaksanaan kebijakan ini dapat dimanfaatkan oleh
berbagai pihak dalam rangka pembangunan bangsa ini.

2.3 Dari Penduduk untuk Penduduk

Penataan sistem administrasi kependudukan makin bernilai penting, apalagi setelah ada
berbagai masalah dalam daftar pemilih tetap (DPT) dalam pemilihan anggota legislatif dan
presiden. Ditambah dengan adanya peristiwa bom di Hotel J.W. Marriott dan hotel The Ritz-
Carlton pada 17 Juli, yang ditengarai tersangka otak pemboman warga Malaysia Noordin M.Top
dapat dengan bebas mengganti identitasnya dari satu daerah ke daerah lainnya dalam rangka
membina sel-sel terornya.Arti penting kartu tanda penduduk (KTP) makin signifikan sebagai
identitas seorang warga negara.
Acuan hukum untuk penerapan nomor induk kependudukan (NIK) sudah ada dalam
bentuk undang-undang (UU) dan bahkan telah diperjelas dengan sebuah Peraturan Presiden
(Perpres). Pasal 13 UU No 23 Tahun 2009 tentang Administrasi Kependudukan telah
mengamanatkan bahwa setiap warga negara wajib memiliki NIK (Ayat 1), berlaku seumur hidup
(Ayat 2), dan dicantumkan dalam setiap Dokumen kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan
paspor, surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah,
dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Ayat 3).
Dengan demikian NIK harus dapat digunakan dikantor-kantor penerbitan dokumen resmi
yang tersebut di atas. Dasar hukum ini menekankan pentingnya NIK yang betul-betul valid dan
terverifikasi beserta seluruh data-data penunjangnya. Pasal 6 Perpres Nomor 26 Tahun 2009
menjabarkan lagi bahwa blangko KTP berbasis NIK itu harus memuat kode keamanan dan
rekaman elektronik yang digunakan sebagai alat verifikasi jati diri dalam pelayanan publik.

8 | Page
Dalam pasal berikutnya (Pasal 7), diterangkan lebih lanjut bahwa rekaman elektronik yang
dimaksud adalah biodata, pas foto, dan sidik jari seluruh jari tangan penduduk yang
bersangkutan.

BAB III
PENUTUP

9 | Page
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah disebutkan pada pembahasan di atas maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa:
1. Dalam peraturan daerah nomor 04 tahun 2006 tentang pembuatan dan retribusi biaya cetak kartu
tanda penduduk dan akta catatan sipil yang diberlakukan oleh pemerintah belum berjalan sesuai
dengan keinginan pemerintah.
2. Pemberian pelayanan kartu tanda penduduk tidak akan maksimal dan terjumlah kepada semua
penduduk jika proses pembuatan pelayanannya tidak disederhanakan.
3. Masalah pelayanan pemberian kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil sudah menjadi
masalah yang harus mendapatkan perhatian dari pemerintah kabupaten/kota.
4. Pemerintah hanya mampu membuat dan mengesahkan peraturan daerah, tapi belum bisa
mendalami tentang efektif tidaknya pelaksanaan Perda yang dibuat tersebut terhadap masyarakat.
5. Perubahan status kewarganegaraan dari Warga Negara Indonesia menjadi warga negara asing di
luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah mendapatkan persetujuan dari
negara setempat wajib dilaporkan oleh Penduduk yang bersangkutankepada Perwakilan Republik
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

10 | P a g e
PP No. 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan
http://www.kependudukancapil.go.id/
http://www.adminduk.depdagri.go.id/

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai