Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu

Pelayanan Publik

Fathur Akhmad fauzy

Kelompok 2 Angkatan 8

Gelombang III
ESSAY

PERKEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA PELAYANAN DARI OLD PUBLIC


ADMINISTRATION (OPA), KEMUDIAN BERUBAH MENJADI NEW PUBLIC
MANAGEMENT (NPM) DAN SETERUSNYA KE NEW PUBLIK SERVICE

Teori dalam administrasi negara dapat dilacak dari perkembangan paradigma ilmu
administrasi itu sendiri. Yang pada awalnya paradigma merupakan suatu konsep yang digunakan
oleh para ilmuwan untuk menjelaskan fenomena-fenomena perkembangan ilmu atau cara
pandang untuk menganalisis fenomena social yang berkembang di masyarakat. Dan buku tulisan
janet v. Denhardt dan robert b. Denhardt yang berjudul the new public service: serving, not
steering dapat digunakan untuk memahami ilmu administrasi. Janet v. Denhardt dan robert b.
Denhardt membagi mencoba membagi paradigma administrasi negara atas tiga kelompok besar,
yaitu paradigma the old public administration (opa), the new public management (npm) dan the
new public service (nps). Menurut denhardt dan denhardt paradigma opa dan npm kurang
relevan dalam menangani persoalan-persoalan publik karena memiliki landasan filosofis dan
ideologis yang kurang sesuai dengan administrasi negara, sehingga perlu paradigma baru yang
kemudian disebut sebagai nps.

1. Old Public Administration ( Opa )

The old public administration pertama kali dikemukan oleh seorang presiden as dan juga
merupakan guru besar ilmu politik, woodrow wilson. Beliau menyatakan bidang administrasi itu
sama dengan bidang bisnis. Maka dari itu munculah konsep ini, konsep old public administration
ini memiliki tujuan melaksanakan kebijaka dan memberikan pelayanan, dimana dalam
pelaksanaannya ini dilakukan dengan netral, profesional, dan lurus mengarah kepada tujuan yang
telah ditetapkan. Ada dua kunci dalam memahami opa ini, pertama, adanya perbedaan yang jelas
antara politik (policy) dengan administrasi. Kedua, perhatian untuk membuat struktur dan
startegi pengelolaannya hak organisasi publik diberikan kepada manajernya (pemimpin), agar
tugas-tugas dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Dalam bukunya ”the study of administration”, wilson berpendapat bahwa problem utama
yang dihadapi pemerintah eksekutif adalah rendahnya kapasitas administrasi. Untuk
mengembangkan birokrasi pemerintah yang efektif dan efisien, diperlukan pembaharuan
administrasi pemerintahan dengan jalan meningkatkan profesionalisme manajemen administrasi
negara. Untuk itu, diperlukan ilmu yang diarahkan untuk melakukan reformasi birokrasi dengan
mencetak aparatur publik yang profesional dan non-partisan.
Maka, tema dominan dari pemikiran wilson adalah aparat atau birokrasi yang netral dari politik.
Administrasi negara harus didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen ilmiah dan terpisah dari
hiruk pikuk kepentingan politik. Inilah yang dikenal sebagai konsep dikotomi politik dan
administrasi. Administrasi negara merupakan pelaksanaan hukum publik secara detail dan
terperinci, karena itu menjadi bidangnya birokrat tehnis. Sedang politik menjadi bidangnya
politisi.

Paradigma administrasi publik model klasik juga dapat dilihat melalui model “old
chesnuts” dari peters (1996 dan 2001), dimana administrasi publik berdasarkan pada pegawai
negeri yang politis dan terinstitusionalisasi; organisasi yang hirarkhis dan berdasarkan peraturan;
penugasan yang permanen dan stabil; banyaknya pengaturan internal; serta menghasilkan
keluaran yang seragam (lihat dalam oluwu, 2002 dan frederickson, 2004).
Kelebihan dari administrasi publik klasik adalah politik yang tidak mencampuri kegiatan
administrasi di pemerintahan. Sehingga tidak ada hasil dari kegiatan administrasi terhadap publik
yang berbau politik. Administrasi publik klasik juga memampukan birokrasi memiliki daya
stabilitas yang sangat tinggi, karena para birokrat diputuskan berdasarkan pertimbangan obyektif,
para birokrat dilindungi dari kesewenangan hukum, dan masa depan para birokrat terjamin.
Struktur birokrasi yang kompleks dan formal serta berdasarkan dokumen resmi akan
menghindarkan birokrasi dari penyalahgunaan wewenang baik oleh birokrasi karier maupun
birokrasi politisi yang berkuasa untuk sementara. Administrasi publik klasik ini juga dapat
diimplementasikan di negara berbentuk kerajaan. Selanjutnya, sifat netral dari administrasi
publik klasik ini dapat menghindarkan birokrasi dari kepentingan figur atau kelompok-kelompok
tertentu.

Dalam hal ini kharakter old public administration dicirikan oleh kegiatan pemerintah
yang terfokus pada pemberian pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh administrator
publik yang akuntabel dan bertanggungjawab secara demokratis kepada elected official. Nilai
dasar utama yang diperjuangkan dalam old public administration adalah efisiensi dan rasionalitas
sebagai sebuah sistem tertutup. Fungsi administrator publik didefinisikan sebagai planning,
organizing, staffing, directing, coordinating dan budgeting. The old public administration
pertama kali dikemukan oleh seorang presiden as dan juga merupakan guru besar ilmu politik,
woodrow wilson.

Beliau menyatakan bidang administrasi itu sama dengan bidang bisnis. Maka dari itu
munculah konsep ini, konsep old public administration ini memiliki tujuan melaksanakan
kebijaka dan memberikan pelayanan, dimana dalam pelaksanaannya ini dilakukan dengan netral,
profesional, dan lurus mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua kunci dalam
memahami opa ini, pertama, adanya perbedaan yang jelas antara politik (policy) dengan
administrasi. Kedua, perhatian untuk membuat struktur dan startegi pengelolaannya hak
organisasi publik diberikan kepada manajernya (pemimpin), agar tugas-tugas dapat dilakukan
secara efektif dan efisien.

Paradigma opa memiliki tiga pemikiran, yaitu :

1. Pertama, paradigma dikotomi yang dikemukakan oleh henry, memiliki dua kunci
pokok yaitu:

Politik berbeda (distinct) dengan administrasi. Politik adalah arena dimana kebijakan
(policy) diambil sehingga administrasi tidak berhak berada dalam arena tersebut. Administrasi
hanya bertugas mengimplementasikan (administered) kebijakan tersebut.
Opa juga tidak bisa dilepaskan dari prinsip-prinsip manajemen ilmiah (scientific management)
frederick w. Taylor dan manajemen klasik posdcorb ciptaan luther gullick. Administrasi negara
harus berorientasi secara ketat kepada efisiensi. Semua sumber daya (man, material, machine,
money, method, market) digunakan sebaik-baiknya untuk mencapai prinsip efisiensi. 
2. Kedua, manusia rasional (administratif) herbert simon juga memberikan pengaruh
terhadap opa.

Menurut simon, manusia dipengaruhi oleh rasionalitas mereka dalam mencapai tujuan-
tujuannya. Rasionalitas yang dimaksud di sini hampir sama dengan efisiensi yang dikemukakan
oleh aliran scientific management. Manusia yang bertindak secara rasional ini disebut dengan
manusia administratif (administrative man).

3. Ketiga, teori pilihan publik (public choice) merupakan teori yang melekat dalam opa.

Teori pilihan publik berasal dari filsafat manusia ekonomi (economic man) dalam teori-teori
ekonomi. Menurut teori pilihan publik manusia akan selalu mencari keuntungan atau manfaat
yang paling tinggi pada setiap situasi dalam setiap pengambilan keputusan. Manusia diasumsikan
sebagai makhluk ekonomi yang selalu mencari keuntungan pribadi melalui serangkaian
keputusan yang mampu memberikan manfaat yang paling tinggi.

·         Denhardt Dan Denhardt Menguraikan Karakteristik Opa Sebagai Berikut


Fokus utama adalah penyediaan pelayanan publik melalui organisasi atau badan resmi
pemerintah
kebijakan publik dan administrasi negara sebagai tujuan yang bersifat politik.
Administrator publik memainkan peranan yang terbatas dalam perumusan kebijakan publik dan
pemerintahan; mereka hanya bertanggung-jawab mengimplementasikan kebijakan publik.
Pelayanan publik harus diselenggarakan oleh administrator yang bertanggung-jawab
kepada pejabat politik (elected officials) dan dengan diskresi terbatas.
Nilai pokok yang dikejar oleh organisasi publik adalah efisiensi dan rasionalitas.

Herbert simon, administrative behavior. Dimana dengan munculnya konsep rasional


model.mainstream dalam opa ini muncul dari ide-ide inti yang ada, diantaranya :

1. Pemerintah memberikan perhatian langsung dalam pelayanan yang dilakukan oleh


instansi pemerintah yang berwenang.
2. Kebijakan publik dan administrasi saling berkaitan dengan merancang serta
melaksanakan kebijakan untuk tujuan politik.

3. Administrasi publik hanya berperan kecil dalam pembuatan kebijakan dibandingkan


dalam pengimplementasian kebijakan publik.

4. Para administrator berupaya memberikan pelayanan yang bertanggung jawab.

5. Para administrator bertanggung jawab kepada pemimpin politik yang dipilih secara
demokratis.

6. Program kegiatan di administrasikan dengan baik dan dikontrol oleh para pejabat publik
yang memiliki hierarki dalam organisasi.

7. Nilai utama dari administrasi publik adalah efiiensi dan rasionalitas.

8. Administrasi publik dilakukan secara efisien dan tertutup.

9. Peran administrasi publik dirumuskan secara luas seperti posdcrb.

II. New Public Management ( NPM)

Npm secara umum dipandang sebagai suatu pendekatan dalam administrasi publik yang
menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam dunia manajemen bisnis dan
disiplin yang lain untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas kinerja pelayanan publik pada
birokrasi modern.

Npm adalah suatu sistem manajemen desentral dengan perangkat-perangkat manajemen


baru seperti controlling, benchmarking dan lean management. Bagi yang lain, npm dipahami
sebagai privatisasi sejauh mungkin atas aktivitas pemerintah. Manajemen kualitas. New public
management (npm) merupakan sistem manajemen administrasi publik yang paling aktual di
seluruh dunia dan sedang direalisasikan di hampir seluruh negara industri. Sistem ini
dikembangkan di wilayah anglo amerika sejak paruh kedua tahun 80-an dan telah mencapai
status sangat tinggi khususnya di selandia baru. Perusahaan-perusahaan umum diprivatisasi,
pasar tenaga kerja umum dan swasta dideregulasi, dan dilakukan pemisahan yang jelas antara
penetapan strategis wewenang negara oleh lembaga-lembaga politik (apa yang dilakukan negara)
dan pelaksanaan operasional wewenang oleh administrasi (pemerintah) dan oleh badan
penanggungjawab yang independen atau swasta. Administrasi publik mulai mengenalkan new
public management (npm) yang merupakan paradigma baru pada tahun 1990-an. Istilah npm
pertama kali dikemukakan crishtopher hood dalam artikelnya “ all public management of all
seasons”. Nama new public management sering disebut dengan nama lain misalnya post-
bureucratis paradigm (barzeley, 1992), dan reinventing government (osborne dan gaebler, 1992).

New publik management (npm) adalah paradigma baru dalam manajemen sektor publik.
Npm biasanya dikawankan dengan old publik management (opm). Konsep npm muncul pada
tahun 1980-an dan digunakan untuk mellukiskan sektor publik di inggrin dan selandia baru. Npm
menekankan ada control atas output kebijakan pemerintah, desentrallisasi otoritas menajement,
pengenalan pada dasar kuasi-mekanisme pasar, serta layanan yang berorientasi customer.

Asal npm berasal dari pendekatan atas menejemen publik dan birokrasi. Selama ini birokrasi erat
dikaitakan dengan manajemen sektor publik itu sendiri. Birokrasi dianggap erat berkait dengan
keengganan maju, kompeksitas hirarki jabatan dan tugas, serta mekanisme pembuatan keputusan
yang top-down. Fokus dari npm sebagai sebuah gerakan adalah pengadopsian keunggulan teknik
manajemen perusahaan sektor publik untuk diimplementasikan dalam sektor publik dan
pengadministrasiannya.

Prinsip-prinsip npm paradigma npm memiliki konsep yang terkait dengan manajemen
kinerja sektor publik, yang mana pengukuran kinerja merupakan salah satu dari prinsip-
prinsipnya. Npm mengacu kepada sekelompok ide dan praktik kontemporer untuk menggunakan
pendekatan-pendekatan dalam sektor privat (bisnis) pada organisasi sektor publik. Pemerintahan
yang kaku dan sentralistik sebagaimana yang dianut oleh opa harus diganti dengan pemerintahan
yang berjiwa wirausaha. Npm menganjurkan pelepasan fungsi-fungsi Pemerintah Kepada Sektor
Swasta. Inti Dari Ajaran Npm Dapat Diuraikan Sebagai Berikut :

1. Pemerintah diajak untuk meninggalkan paradigma administrasi tradisional dan


menggantikannya dengan perhatian terhadap kinerja atau hasil kerja.
2. Pemerintah sebaiknya melepaskan diri dari birokrasi klasik dan membuat situasi dan
kondisi organisasi, pegawai dan para pekerja lebih fleksibel.

3. Menetapkan tujuan dan target organisasi dan personel lebih jelas sehingga
memungkinkan pengukuran hasil melalui indikator yang jelas.

4. Staf senior lebih berkomitmen secara politis dengan pemerintah sehari-hari daripada
netral.

5. Fungsi pemerintah adalah memperhatikan pasar, kontrak kerja keluar, yang berarti
pemberian pelayanan tidak selamanya melalui birokrasi, melainkan bisa diberikan oleh
sektor swasta.

6. Fungsi pemerintah dikurangi melalui privatisasi.

III. New Publik Service (NPS)

Di Indonesia sendiri penerapan New Public Service sudah sangat lama dibicarakan dan berusaha
untuk direalisasikan, namun dalam kenyataannya masih terkendala banyak hal dan tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan.

Menurut R Nugroho Dwijowiyoto (2001), kondisi riil birokrasi Indonesia saat ini, digambarkan
sebagai berikut :

Secara generik, ukuran keberhasilan birokrasi sendiri sudah tidak sesuai dengan tuntutan
organisasional yang baru. Di Indonesia, birokrasi di departemen atau pemerintahan paling
rendah, yang diutamakan adalah masukan dan proses, bukan hasil. Karenanya, yang selalu
diperhatikan oleh para pelaku birokrasi adalah jangan sampai ada sisa pada akhir tahun buku
(birokrasi lama).

Paradigma New Public Service(NPS) merupakan konsep yang dimunculkan melalui tulisan Janet
v.Dernhart dan Robert B.Dernhart berjudul “The New Public Service”.Paradigma NPS
dimaksudkan untuk meng “counter”paradigma administrasi yang menjadi arus utama
(mainstream)yakni paradigma New Public Management.Dan juga dianggap sebagai usaha
kritikan terhadap paradigm Old Public Administration.

Prinsip-prinsip atau asumsi dasar dari pelayanan public baru (new public service),yaitu :

a. Melayani warga negara bukan pelanggan (Serves Citizens,Nut Customer) melalui pajak
yang mereka bayarkan maka warga negara adalah pemilik sah (legitimate)negara bukan
pelanggan.

b. Mengutamakan kepentingan public (seeks the public interest) kepentingan public


seringkali berbeda dan kompleks,tetapi negara berkewajiban untuk memenuhinya.Negara
tidak boleh melempar tanggung-jawabnya kepada pihak lain dalam memenuhi
kepentingan public.

c. Kewarganegaraan lebih berharga atau bernilai dari pada kewirausahaan (value citizenship
over entrepreneurship) kewirausahaan itu penting,tetapi warga negara berada diatas
segalanya.

d. Berfikir strategis dan bertindak demokratis (think strategically ,act democratically)


pemerintah harus mampu bertindak cepat dan menggunakan pendekatan dialog dalam
menyelesaikan persoalan public.

e. Menyadari bahwa akuntabilitas tidaklah mudah (recogniza that accountability isn’t


simple) pertanggung jawaban merupakan proses yang sulit dan terukur sehingga harus
dilakukan dengan metode yang tepat

f. Melayani dari pada mengarahkan (serve rather than steer) fungsi utama pemerintah
adalah melayani warga negara bukan mengarahkan

g. Menghargai manusia tidak hanya sekedar produktivitas (value people ,not just
productivity) kepentingan masyarakat harus menjadi prioritas meskipun bertentangan
dengan nilai-nilai produktivitas.
Cara pandang paradigma NPS ini ,menurut Dernhart diilhami oleh :

a. Teori politik demokrasi terutama yang berkaitan dengan relasi warga negara dengan
pemerintah

b. Pendekatan humanistic dalam teori organisasi dan manajemen.

Meskipun secara garis besar hanya ada 3 paradigma dalam pelayanan public,namun ada
beberapa akademisi yang menyatakan bahwa governance merupakan salah satu paradigmadalam
pelayanan public.Governance atau sekarang lebih dikenal dengan ‘’Good Governance” bisa
dikatakan menyempurnakan konsep-konsep sebelumnya.Jika pada masa-masa sebelumnya
kekuasaan dan penyelenggaraan pemerintah lebih didominasi oleh negara,maka pada konsep
Good Governance ,partisipasi dari actor bisnis dan masyarakat sangat ditekankan dengan tujuan
agar tercapainya kebijakan pemerintah yang dapat menyentuh semua aspek kebutuhan
masyarakat baik itu untuk sector privat maupun untuk masyarakat pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai