Anda di halaman 1dari 11

Nama Moch.

Raflie Ichsan Permana


NIM 1198010115
Kelas V–C
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Mata Kuliah Kapita Selekta Administrasi Publik
Dosen Pengampu Dr. Nanang Suparman, MAB

JAWABAN UTS
1. Jelaskan konsep dasar dan teori administrasi public
Jawab:
Konsep Administrasi Publik Administrasi berdasarkan etimologis bersumber dari bahasa
latin yang terdiri dari ad + ministrare, yang secara operasional berarti melayani, membantu
dan memenuhi. Dalam bahasa asalnya terbentuk kata benda administration dan kata sifat
administrativus. Sedangkan dalam bahasa Inggris menjadi administration dan dalam bahasa
Indonesia menjadi administrasi. (Hadari, 1994: 23)
Administrasi dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu:
1. Administrasi dalam arti sempit, yaitu berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda),
yang meliputi kegiatan: catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik,
kegiatan menyusun keterangan-keterangan secara sistematik, dan pencatatan-pencatatannya
secara tertulis untuk didokumentasikan, agar mudah menemukannya bilamana akan
dipergunakan lagi, baik secara terpisah-pisah maupun sebagai keseluruhan yang tidak
terpisahkan, dan segala sesuatu yang bersifat teknis ketatausahaan (clerical work).
2. Administrasi dalam arti luas berasal dari kata administration (bahasa Inggris), yaitu:
a. Menurut H. A. Simon mengemukakan bahwa “Administration as the activities of groups
cooperating to accomplish common goals” (administrasi adalah kegiatan kelompok yang
mengadakan kerja sama untuk menyelesaikan tujuan bersama)
b. Menurut Luther Gulick mengemukakan bahwa “Administration has to do with getting
things done, with the accomplishment of defined objectives” (administrasi adalah yang
berkenaan dengan penyelesaian hal apa yang hendak dikerjakan, dengan tercapainya tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan)
c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, administrasi diartikan sebagai: - Usaha dan
kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan
pembinaan organisasi. - Usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kebijakan untuk mencapai tujuan. - Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan - Kegiatan kantor dan tata usaha.
Teori Administrasi Publik
Bailey (dalam Darwin,1997) menjelaskan empat macam teori yang secara keseluruhan dapat
memberikan kontribusi terhadap praktek administrasi negara, yaitu :
1. Teori Deskriptif Eksplanatif                       
Teori deskriptif-eksplanatif memberikan penjelasan secara abstrak realitas administrasi
negara baik dalam bentuk konsep, proposisi, atau hukum (dalil). Misalnya, konsep hirarki
dari organisasi formal. Konsep ini menjelaskan ciri umum dari organisasi formal yaitu
adanya penjenjangan dalam struktur organisasi.
2. Teori Normatif
Teori normatif bertujuan menjelaskan situasi administrasi masa mendatang secara prospektif.
Termasuk dalam teori ini adalah pernyataan atau penjelasan-penjelasan yang bersifat utopia
yaitu suatu cita-cita yang sangat idealistis.
3. Teori Asumtif
Teori asumtif menekankan pada prakondisi atau anggapan adanya suatu realitas sosial dibalik
teori atau proposisi yang hendak dibangun. Menurut Bailey  teori administrasi lemah dalam
menyatakan asumsi-asumsi dasar tentang sifat manusia dan institusi. Tanpa asumsi yang jelas
membuat teori menjadi utopis atau ahistoris karena tidak jelas dasar berpijaknya.
 4. Teori Instrumental
Pertanyaan pokok yang dijawab dalam teori ini adalah ’bagaimana’ dan ’kapan’. Teori
instrumental  merupakan tindak lanjut dari proposisi “jika – karena”. Misalnya : Jika sistem
administrasi berlangsung secara begini dan begitu, karena ini dan itu atau jika  desentralisasi
dapat meningkatkan efektivitas birokrasi, maka strategi, tehnik, alat apa yang dikembangkan
untuk menunjangnya.

2. Jelaskan tentang Old Public Administration dan New Public Management


Jawab:
Administrasi Publik Tradisional / Klasik (The Old Public Administration)
The Old Public Administration pertama kali dikemukakan oleh seorang Presiden AS dan
Woodrow Wilson.Beliau menyatakan bidang administrasi itu sama dengan bidang
bisnis.Maka dari itu muncul konsep Old Public Administration yang memiliki tujuan
melaksanakan kebijakan dan memberikan pelayanan dengan netral dan
professional.Administrasi Publik klasik dimulai ketika awal kelahiran dari administrasi public
itu sendiri.Sebagaimana dijelaskan oleh Teguh Kurniawan “Pergeseran Paradigma
Administrasi Publik : dari prilaku model klasik dan NPM ke Good Governance” .Pada masa
perkembangan awal administrasi public dikenal dengan konsep yang sangat legalistic,dengan
berbagai macam aturan yang mengikat ,struktur organisasi yang hirakis yang kurang
memungkinkan adanya koordinasi dari berbagai fungsi sangat sentralistik dan betapa
besarnya dominasi pemerintah dalam berbagai hal termasuk pemberian pelayanan public.
Besarnya intervensi pemerintah pada semua segmen kehidupan masyarakat menjadikan
pemerintah sebagai penguasa tunggal, dimana peraturan atau kebijakan kebijakan yang dibuat
dimungkinkan untuk diambil alih secara penuh oleh pemerintah tanpa melibatkan actor
lainnya seperti perwakilan dari sector bisnis khususnya partisipasi masyarakat. Hal ini
menimbulkan dampak besarnya anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah untuk
membiayai organisasi pemerintah yang formasi birokrasinya cenderung ‘’gemuk’’ dengan
berbagai macam fungsi yang terlalu boros dan tidak memiliki tupoksi yang jelas.Terlebih lagi
dengan masyarakat yang dihadapkan pada rantai meja-meja pelayanan yang berbelit dan
semakin menjauhkan hubungan masyarakat dengan pemerintah,seakan-akan terjadi
pembatasan yang jelas antara pemerintah dan masyarakat dan ini akan membuat pemerintah
sulit untuk ditempuh oleh masyarakat. Tentu saja ini memberatkan masyarakat sebagai
pembayar pajak lebih banyak keluar untuk gaji pegawai dan pembiayaan pemerintah lainnya
namun sedikit untuk layanan terhadap public.
Denhardt menguraikan karakteristik OPA yaitu :
a. Fokus utama adalah penyediaan pelayanan public melalui organisasi atau badan resmi
pemerintah
b. Kebijakan public administrasi negara dipahami sebagai penataan dan implementasi
kebijakan yang berfokus pada satu cara yaitu tujuan yang bersifat politik
c. Administrator public memainkan peranan yang terbatas dalam perumusan kebijakan
public dan pemerintah
d. Pelayanan public harus diselenggarakan oleh administrator yang bertanggung jawab
kepada pejabat politik
e. Administrator bertanggung jawab kepada pimpinan pejabat politik
f. Program-program public dilaksanakan melalui organisasi yang hierarkis dengan
kontrol yang ketat oleh pimpinan organisasi
g. Nilai pokok nya efisiensi dan rasionalitas
h. Sistem tertutup sehingga melibatkan warga negara dibatasi
i. Peranan administrator melaksanakan prinsip-prinsip
planning,organizing, staffing, directing, coordinating, reporting dan budgeting.
Dalam administrasi public kasik memiliki persamaan dengan kondisi pelayanan public di
Indonesia dimana sistem birokrasi di Indonesia masih cenderung sulit untuk dijangkau oleh
masyarakat karena proses birokrasi yang lama dan kaku,masih terhirarkis top
down,contohnya kasus sistem desentralistik di Indonesia pemerintah pusat tetap memiliki
kekuasaan ekslusif yang tidak bisa sepenuhnya diserahkan pada pemerintah daerah.
Dalam administrasi public klasik ini lebih memfokuskan pada efisiensi dan rasionalitas
sehingga melupakan sisi humanis dan internal organisasi.

New Public Management (NPM)


New Public Management (NPM) merupakan paradigma baru pada tahun 1990.Istilah NPM
pertama kali dikemukakan oleh Crishtopher Hood .NPM biasanya dikawankan dengan Old
Public Management (OPM).Konsep NPM muncul pada tahun 1980-an digunakan untuk
melukiskan sector public di inggris dan selandia baru.NPM menekankan ada control atas
output kebijakan pemerintah,desentralisasi otoritas manajement,penganalan pada dasar
kuasimekanisme pasar,serta layanan yang berorientasi customer.
Asal NPM berasal dari pendekatan atas manajemen public dan birokrasi.Fokus dari NPM
sebagai sebuah gerakan pengadopsian keunggulan teknik manajemen perusahaan sector
public untuk diimplementasikan dalam pengadministrasiannya.
Prinsip-Prinsip NPM,yaitu :
a. Penekanan pada keahlian manajemen professional dalam mengendalikan organisasi
b. Standar-standar yang tegas dan terukur atas performa organisasi,termasuk klarifikasi
tujuan,target,dan indicator-indikator keberhasilan
c. Peralihan dan pemanfaatan kendali input menjadi output,
d. Peralihan dari sistem manajemen tersentral menjadi desentralistik
e. Pengenalan masa kompetisi yang lebih besa dalam sector public,seperti penghematan
dana dan pencapaian standar tinggi
f. Penekanan pada praktek-praktek manajemen bergaya perusahaan swasta
g. Penekanan pasa pemangkasan,efisiensi,dan melakukan lebih banyak sumber daya
yang sedikit
h. Karakteristik NPM,meliputi :
i. Manajemen professional disektor public;secara bertahap mereka mulai menerapkan
mengelola organisasi secara professional,memberikan batasan,tugas pokok dan fungsi
serta deskripsi kerja yang jelas
j. Penekanan terhadap pengendalian output dan outcome;sudah dilakukan dengan
penguunaan performance budgeting yang dirancang oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
k. Pemecahan unit-unit kerja di sector public,hal ini sudah dilakukan oleh Depkeu juga
BPK yaitu adanya unit-unit kerja tingkat eselon1
l. Menciptakan persaingan disektor public,seperti adanya mekanisme kontrak dan tender
kompetitif dalam rangka penghematan biaya dan peningkatan kualitas serta privatisasi
m. Mengadopsi gaya manajemen dari sector bisnis ke sector public seperti adanya
modernisasi kantor baik di Ditjen Pajak,Ditjen Perbendaharaan maupun Ditjen Bea
Cukai.Selain itu hubungan antara atasan dan bawahan semakin dinamis,gap senioritas
dan muncul hal-hal profesionalisme yang dibutuhkan
n. Disiplin dan penghematan penggunaan sumber daya;dalam hal disiplin
biaya,implementasi pada kedua instansi masih diragukan karena masih ada aset-aset
yang melebihi spesifikasi kebutuhan.Sedangkan dalam hal disiplin pegawai adanya
modal presensi menggunakan finger print yang sudah sangat efektif dilakukan.
Penerapan New Public Management di Indonesia dapat dilihat dari penerapan beberapa
karakteristiknya.Terlepas dari kedua pemerintahan tersebut dalam ranah yang lebih luas,NPM
telah dicoba diterapkan juga pada pemerintahan daerah,yaitu sejalan dengan penerapan
otonomi daerah di Indonesia yang dimulai  tahun 2004.
Bisa dikatakan bahwa penerapan NPM memberikan dampak positif dalam beberapa
hal,misalnya peningkatan efisiensi dan produktifitas kinerja pemerintah daerah yang pada
akhirnya mampu meningkatkan kualitas pelayanan public.Hal ini dapat dipahami melalui
salah satu karakteristik NPM yaitu menciptakan persaingan disektor public.Sehingga apa
yang dikatakan oleh pemerintah daerah adalah berusaha bersaing untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dan pada gilirannya publiklah yang
diuntungkan dalam upaya ini.  
3. Jelaskan tentang Etika Administrasi
Jawab:
Definisi Etika Administrasi Publik
 Chandler & Plano, The Public Administration Dictionary, 1982)
 Aturan atau standar pengelolaan, arahan moral bagi anggota organisasi atau pekerjaan
manajemen
 Aturan atau standar pengelolaan yang merupakan arahan moral bagi administrator
publik dalam melaksanakan tugasnya melayani masyarakat

Posisi Etika dalam Studi Administrasi Publik


 Kebutuhan moral administrator hanyalah keharusan untuk menjalankan tugas sehari-
hari secara efisien.
 Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik tidak hanya harus efisien, tapi
juga harus dapat mendefinisikan kepentingan publik, barang publik dan menentukan
pilihan-pilihan kebijakan atau tindakan secara bertanggungjawab
Empat Aliran Pemikiran Etika
1. Teori Empiris: etika diambil dari pengalaman dan dirumuskan sebagai kesepakatan
2. Teori Rasional: manusia menentukan apa yang baik dan buruk berdasar penalaran atau
logika.
3. Teori Intuitif: Manusia se cara naluriah atau otomatis mampu membe dakan hal yang baik
dan buruk.
4. Teori Wahyu: Ketentuan baik dan buruk datang dari Yang Maha Kuasa.
Perilaku tidak etis di birokrasi pemerintah
 Bohong ke pada publik
 Korupsi, kolusi, nepotisme
 Melanggar nilai-nilai publik: responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, keadilan, dan
lain-lain
 Melanggar sumpah jabatan
 Mengorbankan, mengabaikan, atau merugikan kepentingan public

4. Jelaskan tentang Manajemen Publik


Jawab:
Manajemen publik adalah ilmu pengelolaan, perencanaan, dan pelaksanaan seluruh
fungsi yang berhubungan dengan sumberdaya manusia, informasi, politik, hingga
keuangan pada sektor publik.

Pengelola utama dari manajemen publik adalah pemerintahan beserta seluruh stafnya.
Tugas dari manajemen publik adalah melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya,
menanggapi keluhan dengan cepat, dan melakukan perbaikan pada sektor publik agar
masyarakat merasa terpuaskan dan terpenuhi segala permintaannya.

Oleh sebabnya, para pengelola harus memahami peran dan tugasnya.

Dimana hal utama dalam manajemen ini adalah merencanakan strategi yang dapat
menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan eksternal dan internal pemerintahan.
Manajemen ini merupakan pengelolaan yang berhubungan dengan permasalahan sosial
atau penunjang kinerja organisasi pelayanan dalam bentuk penataan pelayanan
organisasi.

Contoh dari manajemen pelayanan publik yaitu ketika masyarakat mengeluh dan
menginginkan akan transportasi umum yang nyaman, cepat, murah dan dapat
menjangkau tempat yang relatif jauh. Maka pemerintahan membangun  commuter
line atau kereta sebagai respon dari keluhan dan keinginan masyarakat.

Tujuan dan Fungsi Manajemen Publik

Pemerintah merupakan pelayan masyarakat, bukan untuk melayani sendiri tetapi


sepenuhnya untuk masyarakat. Selain itu, pemerintah wajib untuk menciptakan
kondisi yang baik untuk perkembangan kemampuan dan kreativitas dari masyarakat.
Oleh sebabnya, pemerintah harus dapat mengoptimalkan manajemen ini. Berikut
tujuan dari adanya manajemen publik, yaitu:

1. Akuntabilitas pencapaian tujuan dan kemampuan menangani masalah


manajerial dan bisnis. (Graham dan Hays tahun 1991)
2. Mentransformasikan manajemen swasta ke organisasi masyarakat.
Mengembangkan inisiatif pengaturan sistem deregulasi, privasi, dan kontrak
manajemen. (Kooiman tahun 1992)
3. Mengefektifkan dan mengefisiensikan fasilitas publik
4. Responsif
5. Agar lebih transparan
6. Dapat dihitung
7. Berpartisipasi
8. Demokratis
Manajemen ini memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1. Sebagai pelayan publik, sehingga pemerintah sebagai pengelola tidak boleh


berfokus pada profit saja. Tetapi, fokus utamanya melayani masyarakat.
2. Pemecah masalah, artinya pemerintah harus dapat menangani masalah sosial
pada masyarakat dengan membuat peraturan dan kebijakan yang adil.

5. Jelaskan tentang Good Government dan contoh penerapannya


Jawab:
Pengertian Good Governance

Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik
maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan
politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.

Penerapan Good Governance di Indonesia


Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan sejak
meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem
pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governance
merupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan
tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 12 tahun ini,
penerapan Good Governance diIndonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai
dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan
kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama
Good Governance.

Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya yang dilakukan
pemerintah dalam menciptaka iklim Good Governance yang baik, diantaranya ialah mulai
diupayakannya transparansi informasi terhadap publik mengenai APBN sehingga
memudahkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan dalam
proses pengawasan pengelolaan APBN dan BUMN. Oleh karena itu, hal tersebut dapat terus
menjadi acuan terhadap akuntabilitas manajerial dari sektor publik tersebut agar kelak lebih
baik dan kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan lembaga – lembaga penunjang
pelaksanaan Good governance pun banyak yang dibentuk. Hal ini sangatlah berbeda jika
dibandingkan dengan sektor publik pada era Orde Lama yang banyak dipolitisir
pengelolaannya dan juga pada era Orde Baru dimana sektor publik di tempatkan sebagai
agent of development bukannya sebagai entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim
yang sangat menghambat terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.

Diterapkannya Good Governance diIndonesia tidak hanya membawa dampak positif dalam
sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu membawa dampak positif terhadap
badan usaha non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate Governance. Dengan
landasan yang kuat diharapkan akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu
pemerintahan yang bersih dan amanah.

6. Ringkas bab III dan IV dari buku Reformasi Birokrasi dan Good Government
(maksimal 2 halaman ).

Jawab:

BAB III

BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK

 KINERJA BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK


Konsep Kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan
sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Ada beberapa
indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik (Dwiyanto,
1995), yaitu sebagai berikut:
1. Produktivitas
2. Kualitas Pelayanan
3. Responsivitas
4. Responsibilitas
5. Akuntabilitas
Akuntabilitas
Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran
nilai-nilai atau norma eksternal yang ada di masyarakat atau yang dimiliki oleh para
stakeholders.
Jenis akuntabilitas :
1. Akuntabilitas internal seseorang
2. Akuntabilitas eksternal seseorang
 PERAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN PUBLIK
A. Peran Pemerintah
Pemerintahan modern pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintahan
tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat,
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan
kemampuan dan kreativitasnya dalam menacapai kemajuan bersama.
B. Pelayanan Prima dalam Pelayanan Publik
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 tahun 2003 bahwa
hakikat pelayanan adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan
perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Tujuan pelayanan prima
adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan masyarakat serta
memberikan fokus pelayanan kepada masyarakat.
 RESPONSIVITAS PELAYANAN BIROKRASI
Responsivitas dalam Pelayanan Publik
Menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:103), setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus
memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi
penerima pelayanan. Adapun standar pelayanan yakni meliputi sebagai berikut:
1. Prosedur pelayanan
2. Waktu peyelesaian
3. Biaya pelayanan
4. Produk pelayanan
5. Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
6. Sarana dan prasarana
7. Kompetensi petugas pemberi pelayanan

BAB IV
BUNGA RAMPAI REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK
 ISU-ISU STRATEGIK REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK
Definisi Reformasi Birokrasi
Kata reformasi diarahkan pada terwujudnya efesiensi, efektivitas, dan clean goverment.
Reformasi ini diarahkan pada perubahan masyarakat yang termasuk di dalamnya masyarakat
birokrasi, dalam pengertian perubahan ke arah kemajuan. Dalam pengertian ini, perubahan
masyarakat diarahkan pada development (susanto, 1980)
Tujuan Reformasi Birokrasi
Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun kepercayaan masyarakat (public trust
building) dan menghilangkan citra negatif birokrasi pemerintahan.
Sasaran Reformasi Birokrasi
1. Birokrasi yang bersih
2. Birokrasi yang efektif dan efesien
3. Birokrasi yang produktif
4. Birokrasi yang transparan
5. Birokrasi yang terdesentralisasi
Faktor-faktor Penentu Reformasi Birokrasi Pemerintahan
1. Diskresi Kewenangan
2. Peningkatan Akuntabilitas Pemerintah
 STRATEGI REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH
Proliferasi Birokrasi Pemerintah
Proliferasi ini tergolong penyakit birokrasi. menurut konsepnya, penyakit ini tumbuh karena
pimpinan lembaga birokrasi kejangkitan penyakit parkinson, yakni suatu penyakit bahwa
para pemimpin birokrasi merasa akan tambah berwibawa, berkuasa, dan tidak ada yang
menandinginya kalau dia mempunyai jumlah staff yang banyak tanpa dianalisi apakah jumlah
staff itu bisa bekerja atau tidak. Karena keinginan mempunyai jumlah staf yang banyak agar
dikatakan berkuasa, maka dibentuklah organisasi baru.
Agenda Reformasi Birokrasi
Dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi
mempercepat perubahan lingkungan global dan regional. Dunia seolah-olah tanpa batas
(borderless word) dimana dalam sekejap setiap peristiwa yang terjadi disuatu daerah ataupun
negara dapat diketahui leh daerah ataupun negara di belahan dunia lainnya. Dengan adanya
kemajuan tersebut, mnuntut agar birokrasi pemerintahan harus senantiasa menyeseuaikan dan
disesuaikan agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan dinamika tuntutan masyarakat.
Arah Kebijakan Dan Sasaran Reformasi Birokrasi
Birokrasi harus mampu bergerak secara dinamis untuk membawa kemajuan dan kemakmuran
bagi bangsa dan negara Indonesia dalam segala bidang kehidupan. Untuk mampu memenuhi
tuntutan diatas, birokrasi perlu didukung oleh tiga elemen penting yaitu :
1. Sistem yang rasional, dan Transparansi
2. Sumber daya manusia yang berkualitas, baik dalam arti pengetahuan, keterampilan,
maupun mentalitas yng bagus.
3. Mekanisme/prosedur kerja yang jelas dan transparan.
Landasan Hukum Reformasi Birokrasi
Dalam rangka reformasi birokrasi perlu ada landasan hukum sebagai pijakan (pondasi) guna
memastikan arah dan tujuan reformasi birokrasi. Hal ini berkaitan dengan ketentuan Pasal 1
ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa “Negara Indonesia adalah negara
hukum”, maka segala sikap, prilaku, tindakan/perbuatan dan ucapan aparatur negara haruslah
berpijak pada atau berlandaskan hukum atau ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rancangan Induk (Grand Design) Reformasi Birokrasi
Landasan hukum reformasi birokrasi termuat pada lampiran Bab IV.1.2, Huruf E angka 35
Undang-undang no 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang nasional Tahun
2005-2025 (RPJPN 2005-2025), Dengan rumusan yang ringkas ini perlu penjabaran lebih
lanjut yang dituangkan kedalam format rancangan induk (grand design) reformasi birokrasi
yang komprehensif dan sistemik, jelas agenda kerja atau rencana tindak (action plan) dan tolk
ukur yang digunakan.
 PARADIGMA BARU PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DALAM
MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE
Tantangan Akuntansi Sektor Publik Untuk Mewujudkan Transparansi
Transparansi berarti keterbukaan (openness) pemerintah dalam memberikan informasi yang
terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang
membutuhkan informasi.
Tantangan Akuntansi Sektor Publik Dalam Mewujudkan Akuntansi Publik
Tuntutan dilaksanakannya akuntabilitas publik mengahruskan pemerintah daerah untuk
memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan. Pemerintah daerah dituntut untuk tidak
sekedar melakukan vertical reporting, yaitu pelaporan kepada pemerintah atasan (termasuk
pemerintah pusat), akan tetapi juga melakukan horizontal reporting, yaitu pelaporan kinerja
pemerintah daerah kepada DPRD dan masyarakat luas sebagai bentuk horizontal
accountability. Salah satu tujuan reformasi pengelolaan keuangan daerah adalah mebgubah
pola pertanggungjawaban vertikal menjadi pola pertangungjawaban horisontal.

Anda mungkin juga menyukai