Anda di halaman 1dari 3

1.

Hubungan Ketiga Konsep


ADMINISTRASI, ORGANISASI, dan MANAJEMEN.
A. Pengertian ADMINISTTRASI
Definisi Sederhana dari administrasi adalah suatu Proses Kegiatan Penyelenggaraan yang
dilakukan oleh seorang administrator secara teratur dan diatur melalui perencanaan,
pekasanaan, dan pengawasan untuk mencapai Tujuan akhir yang telah ditetapkan.
Dalam pengertian tersebut, Administrasi lebih ditekankan pada proses penyelenggaraan.
Sebagai proses kegiatan, administrasi dapat dilakukan oleh siapa saja.
B.ORGANISASI adalah kerja sama orang-orang atau sekelompok orang untuk mencapai
tujuan yangyang diingini.
Contoh:Seorang Bapak Menagajak Anaknya nengangkat sebuah meja ke pinngir untu
Berjualan. Dari contoh tersebut kita sudah melihat adanya suatu Organisasi.
Sedangkan menurut Malinowski,Organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu
dalam tugas-tugas atau tugas umum, terikat pada lingkungan tertentu, menngunakan alat
teknologi dan patuh pada peraturan.
C. J. G Longenecker mengemukakan bahawa manajemen selalu digunakan dalam hubungan
denganorang-orang yang menjalankan kepemimpinan didalam suatu organasasi. Oleh sebab
itu dia mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses kegiatan manjer dalam pengambilan
keputusan,mengoordinasikan usaha-usaha kelompok, dan kepemimpinan.

#Kesimpulan dari Uraian diatas adalah Hubungan antara administrasi, organisasi, dan
manajemen tidak bisa dipisahkan keterkaitannya.administrasi merupakan proses yang
menekankan pada kegiatan penyelenggaraan yang telah diatur oleh peraturan dan manajemen
merupakan pelaksanaannya yang mengatur semuanya agar satu sama lainnya saling
berhubungan dan saling berkaitan. Melalui manajemen, semua kegiatan di koordinasikan dan
di arahkan menuju kepada tujuan yang di tetapkan, dengan demikian manajemen ada pada
setiap tingkat organisasi. Organisasi merupakan wadah atau tempat dilakakukannya kegiatan-
kegiatan administrasi.

2. Pada awal masa perkembangannya, Ilmu Administrasi Negara memiliki pandangan dari
beberapa ahli Administrasi Negara. Para ahli Ilmu Administrasi Negara menciptakan
paradigma yang menjadi ciri Administrasi Negara. Ada 5 paradigma dalam ilmu administrasi
negara yang di ungkapkan oleh Nicholas Henry dalam bukunya. Kelima paradigma itu antara
lain :
a. Paradigma 1 : Dikotomi Politik dan Administrasi, tahun 1990-1926
Paradigma 1, dikotomi politik dalam administrasi menekankan pada lokus dimana
administrasi publik seharusnya diletakkan. Jelas, dalam pandangan Goodnow dan rekan-
rekannya sesama pemerhati public administration, administrasi publik harus berpusat pada
birokrasi pemerintah. Fokus bidang ini terbatas pada masalah-masalah- masalah organisasi
dan penyususnan anggaran dalam birokrasi pemerintahan, politik dan kebijakan merupakan
isi dari ilmu politik. Awal legitimasi konseptual lokus ini yang berpusat pada definisi
lapangan, dan salah satu permasalahan yang akan berkembang untuk akademisi dan praktisi
yaitu masalah dikotomi ilmu politik dan ilmu administrasi.
b. Paradigma 2 : Prinsip- Prinsip Administrasi, tahun 1927-1937
Pada masa ini lokus administrasi publik kurang diperhatikan, sedangkan fokusnya adalah
“prinsip-prinsip” manajerial yang dipandang berlaku universal pada setiap bentuk organisasi
dan lingkungan budaya. Perbedaan pendapat dari administrasi publik pada 1940-an salah
satunya adalah keberatan bahwa politik dan pemerintahan tidak akan pernah bisa dipisahkan.
Kemudian yang lainnya adalah bahwa prinsip-prinsip administrasi secara logis tidak
konsisten. Pada abad pertengahan, dua definisi pilar yaitu dikotomi politik/administrasi
publik dan prinsip-prinsip administration telah digulingkan dan ditinggalkan oleh kaum
intelektual yang kreatif di lapangan. Pengabaian ini meninggalkan administrasi publik dari
epistemologi yang berbeda-identitas yang tidak jelas. Beberapa berpendapat bahwa suatu
identitas belum dapat ditemukan. Hubungan konseptual yang logis antara Administrasi
Publik dan Ilmu Politik yaitu, proses pembuatan kebijakan publik. Administrasi Publik
menentukan isi “kotak hitam" pada proses itu: perumusan kebijakan publik dalam birokrasi
publik dan mengubungkannya ke politik. Ilmu politik dianggap mempertimbangkan "Input
Dan output" dari proses itu: tekanan dalam politik menghasilkan perubahan Politik Dan
sosial.
c. Administrasi Publik Sebagai Ilmu Politik, tahun 1950-1970.
Definisi fase ketiga ini sebagian besar adalah usaha membangun kembali hubungan antara
administrasi publik dan ilmu politik. Tapi konsekuensi dari usaha ini adalah untuk
"mendefinisikan" bidang ilmu ini, setidaknya dalam hal fokus analisis, "keahlian” esensial.
Dengan demikian, tulisan-tulisan tentang administrasi publik di tahun 1950-an berbicara
tentang bidang ini sebagai "penekanan," sebuah "daerah kepentingan, "atau bahkan sebagai"
sinonim "ilmu politik. Administrasi publik kembali menjadi bagian dari ilmu politik.
Pelaksanaan prinsip-prinsip administrasi sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
lingkungan, jadi tidak “value free” (bebas nilai). Pada tahun 1962, administrasi publik tidak
dimasukkan sebagai Sub bidang ilmu politik dalam laporan Komite Ilmu Politik sebagai
Disiplin Asosiasi Ilmu Politik Amerika.
d. Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi, tahun 1956-1970
Pada masa ini Administrasi publik tetap menggunakan paradigma ilmu administrasi, dengan
mengembangkan pemahaman sosial psikologi, dan analisis sistem sebagai pelengkapnya
.Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi memberikan fokus tapi tidak lokus.
Menawarkan teknik yang membutuhkan keahlian dan spesialisasi, tetapi dalam pengaturan
kelembagaan bahwa keahlian yang harus diterapkan tidak dapat didefinisikan. Sebagai
Paradigma, administrasi adalah administrasi dimana pun ia ditemukan; Fokus lebih
difavoritkan daripada lokus. Ada masalah dalam ilmu administrasi, dan nyata. Jika Ilmu
administrasi terpilih sebagai satu-satunya fokus administrasi publik, bisakah satu hal ini terus
berbicara dalam administrasi publik? Setelah semua, ilmu administrasi, tidak menganjurkan
prinsip-prinsip universal, namun berpendapat bahwa semua organisasi dan metodologi
manajerial memiliki karakteristik tertentu, pola, dan patologi yang sama. Kalau saja ilmu
administrasi didefinisikan dalam paradigma bidang ini, maka administrasi publik akan
bertukar, terbaik, "penekanan" dalam bidang ilmu politik, yang terbaik, sub bidang di sekolah
ilmu administrasi. Hal ini sering diartikan bahwa sekolah administrasi bisnis akan menyerap
bidang administrasi publik. Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi tidak bisa
memahami nilai lebih dari kepentingan umum.Tanpa unsur kepentingan umum, ilmu
administrasi dapat digunakan untuk tujuan apa pun, tidak peduli seberapa bertentangan
dengan nilai-nilai demokrasi. Konsep penentuan dan penerapan kepentingan publik
mendefinisikan pilar administrasi publik dan lokus dari bidang yang hanya menerima sedikit
jika setiap perhatian hanya dalam konteks ilmu administrasi, hanya sebagai fokus teori
organisasi / ilmu manajemen kurang menyimpan dukungan dalam ilmu politik.
e. Administrasi Publik sebagai Administrasi Publik, tahun 1970-Sekarang
Kurangnya kemajuan dalam menggambarkan sebuah lokus untuk bidang ini, atau urusan
publik apa dan "resep untuk kebijakan publik " harus mencakup hal yang relevan dengan
administratior publik. Namun demikian, bidang ini tidak muncul untuk penekanan pada
keunikan faktor-faktor sosial tertentu untuk sepenuhnya dikembangkan negara sebagai lokus
yang tepat. Pilihan fenomena ini mungkin agak sewenang-wenang pada bagian dari
administratior publik, tetapi mereka berbagi kesamaan sehingga mereka memiliki konsep
lintas disiplin di universitas, membutuhkan kapasitas sintesis intelektual, dan bersandar ke
arah tema yang mencerminkan kehidupan perkotaan,hubungan administrasi antar organisasi,
dan menghubungkan teknologi dan nilai kemanusiaan, secara singkat disebut urusan publik.
Sejak tahun 1970, tidak ada perkembangan paradigma baru dari administrasi publik.

Anda mungkin juga menyukai