1. Buatlah contoh perhitungan PPB dan BPHTB yang saudara ketahui !
2. Penerimaan pajak daerah di Indonesia rata-rata rendah, menurut saudara apakah yang melatar belakangi dari hal tersebut ! jelaskanlah dengan ringkas!
1. Contoh perhitungan PBB dan BPHTB
Perhitungan Besaran PBB Sebuah rumah dengan bangunan 100 m² berdiri di atas lahan 200 m². Misalnya, berdasarkan NJOP (nilai jual obyek pajak) harga tanah Rp700.000 per m² dan nilai bangunan Rp600.000 per m². Berapa besaran PBB yang harus dibayar oleh pemilik rumah tersebut? * Harga tanah : 200 m² x Rp. 700.000 = Rp 140.000.000 * Harga Bangunan: 100 m² x Rp600.000 = Rp 60.000.000 ——————– + * NJOP sebagai dasar pengenaan PBB = Rp 200.000.000 * NJOP Tidak Kena Pajak = Rp 12.000.000 * NJOP untuk penghitungan PBB = Rp 188.000.000 * NJKP (Nilai Jual Kena Pajak): 20% x Rp188.000.000 = Rp 37.600.000 * Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang : 0,5% x Rp37.600.000 = Rp 188.000 * Faktor Pengurangan / Stimulus = Rp 15.000 ——————- – PBB YANG HARUS DIBAYARKAN = Rp 73.000 Perhitungan Besaran BPHTB Seseorang membeli sebuah rumah di Jakarta dengan luas tanah 200 m² dan luas bangunan 100 m². Berdasarkan NJOP, harga tanah Rp700.000 per m² dan nilai bangunan Rp600.000 per m². Berapa besaran BPHTB yang harus dikeluarkan oleh pembeli rumah tersebut? * Harga Tanah: 200 m² x Rp700.000 = Rp 140.000.000 * Harga Bangunan: 100 m² x Rp600.000 = Rp 60.000.000 ——————– + * Jumlah Harga Pembelian Rumah: = Rp 200.000.000 * Nilai Tidak Kena Pajak *) = Rp 60.000.000 ——————– – * Nilai untuk penghitungan BPHTB = Rp 140.000.000 * BPHTB yang harus dibayar 5% : 5% x Rp140.000.000 = Rp 7.000.000 *) untuk wilayah Jakarta Rp60.000.000, Bogor Rp40.000.000, Tangerang Rp30.000.000 dan sebagainya. Besaran ini dapat berubah sesuai peraturan pemerintah setempat. 2. Penyebab rendahnya rata – rata penerimaan pajak daerah di Indonesia adalah dikarenakan tingginya kontribusi pertanian, sektor informal yang relatif besar, penghindaran pajak, basis pemajakan yang rendah, tingkat kepatuhan wajib pajak badan maupun pribadi dalam membayar pajak masih sangat rendah, penerimaan pajak masih didominasi sektor formal dan besar serta kapasitas kelembagaan masih terbatas.