Anda di halaman 1dari 3

1.

Menurut saya hal ini terjadi salah satunya karena kata “Koperasi” yang dihilangkan pada
amandemen saat itu mengakibatkan koperasi secara formal perkembangannya tidak lagi
memiliki landasan konstitutional dan politis yang kuat. Tanpa landasan konstitusi dan
politis, keterikatan (komitmen) pemerintah terhadap pembangunan dan perkembangan
koperasi menjadi berkurang. Dengan kurangnya peran pemerintah ini sangat berpengaruh
pada perkembangan koperasi dimasa sekarang ini. Pengaruh nyata dari akibat
amandemen UUD 1945 bagi pengembangan koperasi di Indonesia adalah omset yang
biasanya tinggi sekarang menurun drastis karna adanya pengaruh amandemen. Sebaik
apapun sebuah konsep tidak akan memberikan hasil yang baik jika pengimplementasian
konsep itu tidak dilakukan dengan baik. Pengimplementasian merupakan salah satu
kelemahan dari pemerintah yang kentara. Telah banyak program-program bagus coba
dikeluarkan Pemerintah tetapi tidak memberikan hasil yang memuaskan. Salah satu
contoh usaha pengembangan koperasi, yang bisa dikatakan gagal karena selama ini
koperasi belum menjadi sebuah kekuatan ekonomi seperti yang telah diamanatkan pada
UUD 1945. Gagalnya pengembangan koperasi ini lebih disebabkan
pengimplementasiannya dimana kebijakannya terlalu bersifat top-down sehingga
koperasi malah tidak leluasa. Selain itu koperasi juga lebih sering dijadikan alat oleh
pemerintah yang terlalu campur tangan dalam aktivitas koperasi. Padahal koperasi
sebagaimana yang diamanatkan Bung Hatta diharapkan dapat menjadi kendaraan
ekonomi masyarakat kecil untuk lebih maju dan dan dapat meningkatkan
kesejahteraannya. Pentingnya masalah implementsi ini menyebabkan ayat ke lima dari
pasal 33 hasil Perubahan UUD 1945 menjadi amat krusial karena dalam ayat inilah
diamanatkan agar menetapkan undang-undang dalam rangka pelaksanaan pasal yang ada.
Jika ayat ke lima ini tidak dilaksanakan sepenuhnya oleh Pemerintah maka ayat-ayat
lainnya akan hanya menjadi kalimat-kalimat utopis belaka. Fungsi implementasi adalah
membuat apa yang telah dikonsepkan menjadi sesuatu yang nyata. Berhasil tidaknya
sebuah konsep diukur dengan kenyataan. Jika kita telah menjadikan demokrasi ekonomi
sebagai asas pembangunan nasional maka seharusnya kenyataan di lapangan
menunjukan hal itu. Percuma jika asas demokrasi ekonomi dicanangkan tetapi pengusaha
kecil masih tidak dapat berkembang, karena kalah bersaing dengan usaha besar, sumber
daya masih dieksploitasi oleh pengusaha besar aset-aset masih banyak dikuasai
pemerintah maupun perusahaan besar dan kenyataan-kenyataan lainnya yang
bertentangan dengan asas demokrasi ekonomi. Hasil nyata inilah yang akan menjadi
ukuran apakah konsep demokrasi ekonomi yang ada telah diimplementasikan dengan
baik.

2. Hasil-hasil pembangunan koperasi selama ini masih jauh dari harapan karena sistem
administrasi koperasi di Indonesia masih tergolong buruk sehingga membuat koperasi
sulit didongkrak untuk menjadi bisnis berskala besar. Administrasi koperasi yang belum
tertata dengan baik sudah saatnya diakhiri melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia pengelola koperasi. Kemampuan koperasi di Indonesia masih tergolong rendah
dalam memanfaatkan peluang.
Beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perkembangan koperasi di Indonesia antara
lain :
 Image koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang – orang
Indonesia sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi
menjadi unit ekonomi yang lebih besar ,maju dan punya daya saing dengan
perusahaan – perusahaan besar.
 Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari
atas (top down),artinya koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran
masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah.
Berbeda dengan yang di luar negeri, koperasi terbentuk karena adanya kesadaran
masyarakat untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang
merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi
pendukung dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja double selain
mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi
mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.
 Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang
belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu
hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau
pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari
sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa
dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi
menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja
pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh
pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota nya sendiri
terhadap pengurus.
 Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi
yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
 Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa
koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat dana
dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun
tidak wajib dikembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak mendidik,
koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya
dari pemerintah. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan
menjadikan koperasi tidak bisa bersaing karena terus terusan menjadi benalu negara.
Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem pengawasan nya yang
baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak perlu dikembalikan. Dengan
demikian akan membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu
bersaing.
 Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebutuhannya untuk memperbaiki diri,
meningkatkan kesejahteraanya, atau mengembangkan diri secara mandiri. Padahal
Kesadaran ini adalah pondasi utama bagi pendirian koperasi sebagai motivasi.
 Kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi.

3. Sikap pelaku koperasi terhadap upaya pengecilan peran pemerintah dalam pembangunan
koperasi di Indonesia adalah bersiap diri. Tindakan persiapan itu dilakukan salah satunya
dengan menyiapkan para anggota untuk bersaing dalam situasi pasar dengan simulasi
proteksi yang minim dari pemerintah. Hal ini dilakukan untuk membiasakan para
anggota koperasi agar tidak terkejut ketika peran pemerintah benar-benar menjadi minim
dan mengarah pada liberalisasi pasar. Koperasi merupakan salah satu upaya yang
dilancarkan untuk melindungi para pelaku industri kecil dan menengah. Koperasi
dibangun atas dasar prinsip gotong royong para anggotanya. Melalui koperasi,
masyarakat diajak untuk bekerja bersama membangun kehidupan mereka.

Anda mungkin juga menyukai