PERKOPERASIAN ADPU4330.2
MARNIATI
043502087
Soal
Selamat bertemu kembali di ruang diskusi 3,
Semoga pada kesempatan ini anda mampu lebih aktif memberikan pendapatnya
dalam diskusi ini dengan tema dan pertanyaan yang sudah ditentukan. Dalam
memberikan tanggapan, pergunakan pendapat sendiri dengan diperkuat oleh teori
atau konsep yang ada pada BMP ADPU4330 Perkoperasian Edisi 2 Modul 2, dan
sertakan sumber valid yang lain bila diperlukan.
Tema diskusi kita mengenai Koperasi Indonesia saat ini. Pada tahun 2012 muncul
UU perkoperasian yang baru, yakni UU 17 Tahun 2012. Tetapi pada Bulan Mei
2014, undang-undang ini dibatalkan oleh MK. Deskripsikan opini anda mengenai:
Apa yang menjadi alasan MK membatalkan pemberlakuan UU yang baru?
Bagaimana pendapat anda menyikapi perubahan ini, yang mengharuskan landasan
hukum perkoperasian harus kembali ke UU 25 Tahun 1992?
Jelaskan mengapa koperasi selama ini masih jauh dari harapan dan belum bisa
mengikuti perkembangan jaman?
Jawaban
Assalamulaikum Warahmatullahi wabarakatuh………..
Salam hormat Dosen Tuton….
1. alasan kenapa alasan MK membatalkan pemberlakuan UU yang baru?
MK menganggap UU NO 17 Tahun 2012 berjiwa korporasi menghlangkan
asas kekeluargaan dan gotong royong yang dimana hal ini sudah menjadi ciri
khas koperasi Menurut Mahkamah, UU Perkoperasian 2012 bertentangan
dengan UUD1945.
Permohonan ini diajukanGabungan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(GPRI) Provinsi Jawa Timur, Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud) Jawa Timur,
Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur (Puskowanjati), Pusat Koperasi An-Nisa
Jawa Timur, Pusat Koperasi Bueka Assakinah Jawa Timur, Gabungan
Koperasi Susu Indonesia, Agung Haryono, dan Mulyono. Para pemohon
menilai sejumlah pasal yang mengatur norma badan hukum koperasi, modal
penyertaan dari luar anggota, kewenangan pengawas dan dewan koperasi itu
dinilai mencabut roh kedaulatan rakyat, demokrasi ekonomi, asas
kekeluargaan, kebersamaan yang dijamin konstitusi. Misalnya, definisi
koperasi menempatkan koperasi hanya sebagai ”badan hukum” dan/atau
sebagai subjek berakibat pada korporatisasi koperasi. Membuka peluang
modal penyertaan dari luar anggota yang akan dijadikan instrumen oleh
pemerintah dan atau pemilik modal besar untuk diinvestasikan pada koperasi.
Hal itu bentuk pengerusakan kemandirian koperasi. Karena itu, para pemohon
meminta MK membatalkan pasal-pasal itu karena bertentangan dengan
UUD1945.
Mahkamah menilai Pasal 1 angka 1 UU Perkoperasian yang menyebut
koperasi sebagai badan hukum tidak mengandung pengertian substantif,
merujuk pada pengertian sebagai bangunan perusahaan khas. Hal tidak
sejalan dengan koperasi seperti dimaksud Pasal 33 ayat (1) UUD 1945.
Pasal 50 ayat (1) huruf a, ayat (2), huruf a dan e dan Pasal 56 ayat (1) yang
memberi tugas kepada pengawas untuk mengusulkan pengurus, menerima
atau menolak anggota baru hingga memberhentikan anggota kontradiktif
dengan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 29 ayat (2) yang menjadikan demokrasi
dan persamaan sebagai nilai dasar kegiatan koperasi. Pasal 68 dan Pasal 69
yang mengharuskan anggota koperasi membeli sertipikat modal koperasi
adalah norma yang tidak sesuai prinsip koperasi yang bersifat sukarela dan
terbuka dan bertentangan dengan Pasal 33 ayat (1) UUD 1945. ”Ini berarti
orientasi koperasi telah bergeser ke arah usaha bersama sebagai modal
(materil dan finansial)
Ditegaskan Mahkamah UU Perkoperasian mengutamakan skema permodalan
materiil dan finansial yang mengesampingkan modal sosial yang justru
menjadi ciri fundamental koperasi sebagai suatu entitas khas pelaku ekonomi
berdasarkan UUD 1945. .
3. Image koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak
orang – orang Indonesia sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam
pengembangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar ,maju dan
punya daya saing dengan perusahaan – perusahaan besar.
Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom up) tetapi
dari atas (top down),artinya koperasi berkembang di indonesia bukan dari
kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang
disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri, koperasi
terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk saling membantu
memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi
itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung
saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja double selain mendukung juga harus
mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti akan
manfaat dan tujuan dari koperasi.