Anda di halaman 1dari 10

1.

_________________
a. Sesuai dengan semangat dan jiwa orde Baru sebagaimana dituangkan dalam ketetapan
ketetapan MPRS pada sidang IV dan sidang istimewa untuk memungkinkan bagi
koperasi mendapatkan kedudukan hukum dan tempat yang semestinya sebagai wadah
organisasi perjuangan ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan sehat alat
pendemokrasian ekonomi nasional karena koperasi bersama-sama dengan sektor
ekonomi negara dan swasta bergerak di segala sektor ekonomi negara dan swasta
bergerak di segala kegiatan dan kehidupan ekonomi bangsa dalam rangka
memampukan dirinya bagi usaha-usaha untuk mewujudkan masyarakat sosialisme
Indonesia berdasarkan Pancasila yang adil dan makmur di ridhai Tuhan Yang maha
Esa. Ekonomi rakyat yang demokratis dan berwatak sosial membuat peranan
pemerintah yang terlalu jauh dalam mengatur masalah perkoperasian Indonesia
sehingga telah tercermin di masa yang lampau pada hakekatnya tidak bersifat
melindungi bahkan sangat membatasi gerak serta pelaksanaan strategi dasar
perekonomian tidak sesuai dengan jiwa dan makna undang-undang Dasar tahun 1945.
Koperasi akan semakin berakar dan peranannya makin besar dalam kehidupan sosial
ekonomi masyarakat terutama di pedesaan. Dalam Pelita V kebijakan pembangunan
tetap bertumpu pada trilogy pembangunan dengan menekankan pemerataan
pembangunan dan hasilnya menuju terciptanya keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia, yang disertai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas yang
mantap. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut saling mengkait dan saling
memperkuat serta perlu dikembangkan secara selaras, serasi dan seimbang. Dalam
memperkokoh kerangka landasan untuk tinggal landas dibidang ekonomi, peranan
koperasi merupakan aspek yang strategis di samping peran pelaku ekonomi lainnya.
Koperasi harus tumbuh kuat dan mampu menangani seluruh aspek kegiatan dibidang
pertanian, industri yang kuat dan dibidang perdagangan barang-barang kebutuhan
pokok masyarakat.
Sejalan dengan prioritas pembangunan nasional, dalam Pelita V masih terpusatkan
pada sector pertanian, maka prioritas pembinaan koperasi mengikuti pola tersebut
dengan memprioritaskan pembinaan 2.000 sampai dengan 4.000 KUD Mandiri tanpa
mengabaikan pembinaan-pembinaan terhadap koperasi jenis lain. Adapun tujuan
pembinaan dan pengembangan KUD Mandiri adalah untuk mewujudkan KUD yang
memiliki kemampuan manajemen koperasi yang rasional dan efektip dalam
mengembangkan kegiatan ekonomi para anggotanya berdasarkan atas kebutuhan dan
keputusan para anggota KUD. Dengan kemampuan itu KUD diharapkan dapat
melaksanakan fungsi utamanya yaitu melayani para anggotanya, seperti melayani
perkreditan, penyaluran barang dat pemasaran hasil produksi.
b. Pemangunan koperasi yang cenderung pada unit desa karena koperasi tersebut
memiliki banyak kendala serta hal yang harus lebih diperhatikan lagi terutama
kekurangan yang ditimbulkan, karena di dalam perkoperasian memiliki beberapa
kekurangan mulai dari konflik kepentingan karena setiap anggota koperasi pasti
memiliki kepentingannya masing-masing sehingga terkadang akan menimbulkan
konflik antara anggota koperasi yang ada, kekurangan lainnya juga kemampuan
tenaga profesional dalam pengelolaan koperasi yang terkadang kurang memadai dan
sumber daya manusia yang tersedia terkadang kurang memiliki keahlian sehingga
mengakibatkan kurangnya kerjasama antar pengurus, pengelola, pengawas dan
anggotanya. Kurangnya kemampuan dalam pengurusan juga dapat memperlambat
dalam majunya koperasi tersebut, dan terkadang memiliki daya saing yang lemah
karena jika koperasi dibandingkan dengan badan usaha besar lainnya maka koperasi
jauh lebih kecil dibandingkan badan usaha tersebut, serta terbatasnya modal sehingga
sulit untuk mendapatkan modal Karena koperasi yang baru berdiri maka memiliki
modal yang terbatas dan sulit untuk mendapatkan modal yang banyak serta yang
terakhir ialah rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota Karena tidak semua
anggota memiliki kesadaran yang penuh dalam melakukan kegiatan koperasi
misalnya seperti tidak menyetorkan iuran wajib dan tidak menjalankan kewajiban dan
haknya dalam melakukan kegiatan koperasi tersebut.
c. Tahun 1971 peran koperasi ditingkatkan dengan pembentukan Badan Usaha Unit
Desa (BUUD) sebagai persiapan pembentukan KUD. Peranan BUUD adalah sebagai
lembaga penunjang program Bimas yang pola kerjanya dimantapkan oleh Impres
Nomer 4/1973 dan Impres Nomer 2/1978. Didalam surat keputusan bersama menteri
dalam negeri dan menteri perdagangan ditentukan wilayah kerja KUD yaitu
berdasarkan potensi ekonomi dan partisipasi masyarakat yang terdapat dalam wilayah
keanggotaan KUD, serta berdasarkan kemampuan pelayanan yang mampu diberikan
KUD yang meliputi berbagai bidang ekonomi. Dari keputusan ini dapat disimpulkan
bahwa dalam satu wilayah kecamatan dimungkinkan untuk berdiri lebih dari satu
KUD. Pembentukan KUD diarahkan sepenuhnya kepada keinginan masyarakat desa.
Pemerintah hanya berinisiatif agar masyarakat desa dalam kegiatan ekonominya mau
bergabung dalam KUD. Koperasi unit desa sebagai satu bentuk koperasi harus tunduk
pada Undang-Undang Nomor 12/1967 dan Undang-Undang Nomor 25/1992 dan
berstatus badan hukum. Kegiatan BUUD dan KUD masih banyak tergantung kepada
kemudahan-kemudahan dari pemerintah seperti penyaluran sarana produksi pertanian,
mengadakan pembelian dan penjualan gabah untuk pengadaan pangan, kredit candak
kulak dan kegiatan lain berdasarkan inisiatif KUD sendiri. Seperti halnya pepatah
dimana ada kelebihan maka disitu juga pasti ada kekurangan, salah satu contohnya
ialah apa yang ada pada koperasi unit desa yang mana beberapa kelebihan Koperasi
unit Desa ialah meningkatkan kesejahteraan anggota bukan untuk mencari
keuntungan karena koperasi memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggota-
anggotanya sehingga tidak ada maksud dari koperasi tersebut untuk memperoleh
keuntungan dari anggotanya, besarnya simpanan wajib dan simpanan pokok tidak
memberatkan anggotanya karena besarnya simpanan wajib dan pokok tidak
memberatkan anggotanya dilakukan sesuai dengan kemampuan anggota-anggotanya
serta memiliki kemudahan dalam mendapatkan modal usaha dan sangat mudah untuk
mendapatkan laba tersebut, setiap anggota memiliki hak suara yang sama dan tidak
adanya diskriminasi sesuai dengan besar modal yang dimiliki.
2. _________________
a) Bukti jurnal di atas yang memaparkan bahwa pertumbuhan koperasi mengalami
penurunan dalam jurnal tersebut dijelaskan pada Tahun 2000 sebanyak 27.295.893
Anggota dan setiap koperasi rata-rata memiliki 265 anggota per koperasi, sedangkan
pada tahun 2015 sebanyak 37.783.160 Anggota dan berisi 178 anggota per koperasi,
Yang menjadi alasan dalam terjadinya penurunan minat masyarakat dalam
berkoperasi ialah ada beberapa faktor yang menjadi kendala mengapa minat
masyarakat bergabung ke koperasi masih minim. Salah satu faktornya ialah
disebabkan karena adanya kendala terkait regulasi manajemen dan Sumber Daya
Manusia (SDM) pada akses pembiayaan dan pengawasan. Untuk itulah, saat ini
Kemenkop berencana membangun pilot project agar bisa menggairahkan minat
masyarakat untuk mau bergabung ke koperasi. Diharapkan setiap tahunya jumlah
masyarakat yang mau bergabung ke koperasi bisa terus meningkat sehingga bisa
memacu kinerja perekonomian nasional ke arah yang positif. Karena pada dasarnya
koperasi merupakan salah satu faktor yang ikut serta dalam pembangunan
perekonomian yang ada di Indonesia dan Perkembangan koperasi memang
mengalami pasang surut yang diakibatkan oleh terbatasnya kemampuan SDM dalam
mengelola koperasi, ini yang menjadi alasan mengapa koperasi seolah-olah menjadi
organisasi yang lambat berkembang karena tidak semua orang yang memiliki
kemampuan dan pengetahuan mau bekerja bersama koperasi khususnya generasi
muda. Citra koperasi yang “kuno” dirasa tidak menarik bagi mereka, padahal apabila
dilihat dari segi kompetensi generasi muda memiliki potensi yang sangat besar untuk
memajukan koperasi. Data menunjukkan bahwa di tahun 2030 indonesia akan
menghadapi bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif akan melebihi
jumlah penduduk lansia dan anak-anak. Hal ini tentu membawa pada pertanyaan
bagaimana nasib koperasi dimasa depan apakah akan bertumbuh ataukah tergerus,
apabila generasi penerus tidak tergerak untuk memajukan koperasi karena
pemahaman generasi muda saat ini mengenai koperasi dapat dikatogorikan cukup
rendah.
b) Minat pada masyarakat merupakan faktor utama yang harus dimiliki untuk menarik
mereka menjadi suatu anggota kelompok atau sekedar menjadi pengguna. Masyarakat
akan memiliki minat pada suatu objek jika mereka memperoleh pemahaman yang
mudah diterima dan juga memiliki unsur realistis. Disini kerap kali masyarakat tidak
tertarik pada hal-hal baru sedangkan itu bisa menjadikan bantuan bagi mereka sendiri.
Kondisi ini juga terjadi pada lembaga keuangan syariah non bank yaitu Koperasi
Syariah. Hal inilah yang menjadikan alasan perlunya dilakukan sosialisasi atau
pemberian pemahaman tentang suatu objek tertentu bagi masyarakat umum. Salah
satu contohnya adalah dengan melakukan penyuluhan Dalam penyuluhan ini, peserta
dapat dijelaskan lagi apa itu koperasi secara keseluruhan, sehingga masyarakat yang
kurang paham akan makna koperasi diharapkan akan lebih mengerti. Dan peserta pun
akan dijelaskan apa itu koperasi modern, serta apa perbedaannya dengan koperasi
konvensional lainnya. Dan yang tidak kalah penting, peserta akan dijelaskan
mengenai aplikasi e-koperasi dan fin channel. E-software aplikasi pengelolaan
koperasi simpan pinjam. Sedangkan FinChannel adalah layanan loket pembayaran
elektronik sebagai media transaksi pembayaran elektronik dengan menggunakan
media internet nyang akan memberikan tambahan pendapatan bisnis untuk koperasi
tanpa membutuhkan modal besar, cepat dan menguntungkan.
3. _______________
1) Koperasi merupakan lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha dan
pelayanan yang sangat membantu dan diperlukan oleh anggota koperasi dan
masyarakat. Kegiatan usaha yang dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan
keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Menurut Cooperative
Alliance (ICA) menyatakan bahwa koperasi adalah sebuah perkumpulan orang-
orang yang bersifat otonom yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi bersama dalam bidang ekonomi,sosial dan budaya melalui
perusahaan yang dimiliki bersama dan diawasi secara demokratis. Tujuan utama
kegiatan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, karena koperasi dipandang sebagai soko guru ekonomi
Indonesia yang berkembang dari bawah berubah menjadi badan usaha lainnya,
seperti Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi KP-RI (KKP-RI), Koperasi Simpan
Pinjam (KSP), dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan tersebut koperasi
menyelenggarakan berbagai usaha yang bermanfaat bagi anggotanya baik sebagai
produsen maupun konsumen. Kegiatan operasional lainnya antara lain yaitu
mengemban misi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pendorong
pengembangan Usaha Kecil Menengah, dimana didalam segala aktivitas lembaga
tersebut untuk memperoleh laba yang digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup
dan kelancaran dalam beroperasinya .
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan suatu koperasi atau badan usaha lain sangat bermanfaat bagi
berbagai pihak, seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang,
pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca
dan laporan laba-rugi dari suatu koperasi atau badan usaha lain, apabila disusun
secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai
hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu koperasi atau badan usaha lain
selama kurun waktu tertentu.
Analisis Rasio Keuangan pada dasrnya alat rasio keuangan diklasifikasikan menjadi
empat (4) kelompok antara lain:
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah alat ukur untuk melihat apakah unit usaha tersebut cukup
likuit dalam menjalankan usahanya selama periode mendatang. Rasio ini terdiri atas:
Current Ratio
Rasio ini menunjukkan sampai dimana hutang-hutang jangka pendek dapat dibayar
dari aktiva-aktiva yang dapat dijadikan uang pada waktu yang sama misal, jangka
waktu pembayaran hutang-hutang jangka pendek. Secara umum rasio ini bisa
dikatakan baik, jika nilainya mencapai 2 atau 200%.
Quick Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam utang-
utang jangka pendeknya, tanpa mengutamakan persediaan. Suatu unit usaha
dikatakan mampu membayar utang jangka pendeknya, jika nilainya lebih besar dari
satu (1) atau lebih dari 100%.
Cash Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu unit usaha dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan uang kas dan surat berharga yang mudah diuangkan.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukkan seberapa efektif aset-aset usaha dalam menghasilkan
pendapatan.
Rasio Solvabilitas
Kreditor jangka panjang maupun jangka pendek akan memperhatikan benar
seberapa banyak kegiatan koperasi atau badan usaha lain yang dibiayai utang. Jika
koperasi atau badan usaha lain mempunyai utang jangka panjang yang sangat tinggi
dalam struktur permodalan koperasi atau badan usaha lain, maka para kreditor akan
berfikir bahwa koperasi atu badan usaha lain akan mudah gulung tikar dan tidak
akan bisa melunasi utangnya. Demikian dengan pemilik koperasi atau badan usaha
lain akan mempertmbangkan beberapa kembalian yang bisa didapat dari komposisi
banyak sedikitnya utang dalam struktur permodalan.
Rasio Rentabilitas
Rasio ini menunjukkan efektivitas menciptakan laba. Laba pada dasarnya
menunjukkan seberapa baik koperasi/badan usaha lain dalam membuat keputusan
investasi dan pembiayaan. Koprasi/badan usaha harus mampu menyiapkan uang dari
laba koperasi/badan usaha lain dalam membayar utang dan membayar deviden
dengan mengoptimalkan pemanfatan seluruh asetnya.
2) ________________
a) Simpanan pokok adalah simpanan yang harus dibayarkan anggota koperasi saat
pertama kali menjadi anggota. Simpanan pokok hanya dilakukan sekali selama
menjadi anggota dan jumlahnya ditentukan oleh koperasi. Jumlahnya sama bagi
setiap anggota yang baru masuk. Setiap anggota koperasi berhak dan wajib
untuk melakukan peminjaman atau penyimpanan uang pada koperasi. Secara
umum macam-macam simpanan dalam koperasi adalah simpanan pokok,
simpanan wajib, dan simpanan bebas (sukarela).
b) Berbeda dengan simpanan pokok yang hanya dibayarkan sekali saat mendaftar
menjadi anggota, simpanan wajib harus dibayarkan anggota koperasi secara
rutin setiap jangka waktu yang ditentukan, misalnya sebulan sekali. Uang yang
masuk pada simpanan wajib juga tidak bisa ditarik kembali oleh anggota
koperasi. Modal usaha koperasi bersumber pada simpanan pokok dan simpanan
wajib anggota koperasi.
c) Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak
mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada anggota selama
koperasi masih beroperasi.
d) Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan
laba/rugi kotor dengan nonanggota, ditambah/dikurangi dengan pendapatandan
beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi.
4. Linkage Program adalah program pembiayaan yang bersifat kemitraan. Jadi, bank
mengeluarkan pembiayaan ke sektor riil secara tidak langsung. Pembiayaan ini disalurkan
lewat agen atau perusahaan mitra (istilahnya two steps financing). Perusahaan mitra yang
menjadi partner bank bisa berupa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS),
Multifinance dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah seperti Koperasi Jasa keuangan
Syariah (KJKS), Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS), Koperasi pesantren (Kopontren)
dan Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Bank juga bisa melakukan Linkage
Program dengan lembaga non keuangan seperti perusahaan perkebunan inti plasma atau
perusahaan franchise. Penerapan linkage progam menggunakan 3 pola pembiayaan yaitu
executing, channeling dan joint financing. Pada pola executing, bank memberikan
pembiayaan kepada perusahaan mitra dimana kemudian perusahaan mitra
meneruskannya kepada nasabah sebagai end user. Sehingga perusahaan mitra tercatat
sebagai debitor bank sedangkan pembiayaan kepada end user tercatat sebagai eksposur
pembiayaan perusahaan mitra. Sedangkan pada pola channeling, bank memberikan
pembiayaan secara langsung kepada nasabah sebagai end user melalui perusahaan mitra
yang bertindak sebagai agen. Pembiayaan kepada end user adalah eksposur pembiayaan
bank. Terakhir, pola joint financing adalah pembiayaan bersama dimana sumber dananya
merupakan sharing antara bank dan perusahaan mitra.

Anda mungkin juga menyukai