NIM : 14020220140009
KELAS : A PSDKU
IDENTIFIKASI MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Teori
1. Administrasi Publik
1.1 Definisi Administrasi Publik
Secara etimologis atau asal kata, administrasi berasal dari Bahasa Inggris
“administration”, dengan bentuk infinitifnya to administer yang diartikan sebagai to manage
(mengelola). Administrai juga dapat berasal dari Bahasa Belanda “administratie”, yang
memiliki pengertian mencakup tata usaha, manajemen dari kegiatan organisasi,
manajemen sumber daya. Dari pengertian tersebut, administrasi mempunyai pengertian
dalam arti sempit dan arti yang luas. Dalam arti sempit administrasi sering diartikan
dengan kegiatan ketatausahaan. Tata usaha pada hakikatnya merupakan pekerjaan
pengendalian informasi. Tata usaha juga sering diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan
dengan tulis menulis/mencatat, menggandakan, menyimpan, atau yang dikenal dengan
clerical work (Silalahi, 2013 : 5). Administrasi dalam arti luas diartikan sebagai kerjasama.
Istilah administrasi berhubungan dengan kegiatan kerjasama yang dilakukan manusia
atau sekelompok orang sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Kerjasama adalah
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang secara bersama-sama, teratur
dan terarah berdasarkan pembagian tugas sesuai dengan kesepakatan bersama (Silalahi,
2010 : 8).
Menurut Pfiffner dan Presthus yang dikutip Syafei (2003: 31) memberikan penjelasan
mengenai administrasi negara sebagai berikut:
“Administrasi Publik adalah proses dimana sumber daya danpersonel publik diorganisir
dan dikoordinasikan untukmemformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola
keputusan-keputusan dalam publik.” Sementara itu, Henry dalam Harbani Pasolong
(2008: 8), mengemukakan bahwa: “Administrasi Publik adalah suatu kombinasi yang
kompleks antarateori dan praktik, dengan tujuan mempromosikan pemahaman terhadap
pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat yang diperintah, dan juga
mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan sosial.”
Nigro dan Nigro (Pasolong, 2014:8) mengungkapkan bahwa administrasi publik ialah (1)
sebuah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh sebuah kelompok, dalam hal ini termasuk
ke dalam lingkup kepemrintahan, 2) administrasi publik terdiri atas lembaga eksekutif,
legislatif, serta sejumlah lembaga yang berhubungan dengan kedua lembaga tersebut, 3)
memiliki peranan yang penting dalam merumuskan sebuah kebijakan pemerintah, hal ini
disebabkan administrasi publik ialah salah satu bagian yang menyusun politik, (4)
berhubungan terhadap sejumlah kelompok swasta ataupun individu lainnya dalam
memberikan pelayanan kepada publik, (5) di dalamnya terdapat sejumlah hal yang
memiliki perbedaan dalam mendefinisikan dengan adminstrasi perseorangan. Nigro dan
Nigro mengungkapkan bahwa fokus di dalam administrasi publik ialah kerja sama antar
individu atau lebih yang diterapkan di dalam lingkup pemerintahan dan menempatkan
posisi yang berbeda dengan administrasi perseorangan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pengertian tentang administrasi publik
adalah kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga dalam
melaksanakan tugas-tugas pemerintah untuk mencapai tujuan pemerintah secara efektif
dan efisien guna memenuhi kebutuhan publik.
Paradigma menjabarkan konsep yang diterapkan para ahli dalam memaparkan suatu
kondisi akan perkembangan suatu ilmu pengetahuan atau sudut pandang ilmu
pengetahuan dengan tujuan melakukan penganalisisan suatu peristiwa sosial yang
tengah berkembang di masyarakat. Enam pradigma administrasi publik dipaparkan
seperti berikut.
Paradigma 1 (1900-1926) atau yang lebih dikenal dengan paradigma Dikotomi Politik dan
Administrasi. Tokoh-tokoh yang terlibat di dalam pradigma ini ialah Frank J. Groodnow
dan Leonard D. White. Goodnow, melalui karya yang mereka tulis dengan judul “politics
and participation” (1990). Melalui karya tersebut, Frank J. Groodnow dan Leonard D.
White. Goodnow memaparkan seuatu politik harus berfokus pada kebijakan yang sesuai
dengan keinginan rakyat dan administrasi akan mengamati pengimplementasian
kebijakan tersebut. Adanya penggolongan antara politik dan administrasi menjadikan
penggolongan juga di dalam pemerintah menjadi badan legislatif yang bertujuan
menyalurkan kehendak rakyat, badan ekskutif yang merupakan badan yang akan
menjalankan kehendak tersebut, dan badan yudikatif akan menyokong badan legislatif
dalam pembentukan sebuah kebijakan sehingga selaras dengan tujuan akan rancangan
kebijakan. Paradigma tersebut mengimplementasikan sisi pandang administrasi publik
yang merupakan nilai yang bebas dan terarah pada tujuan akan efisiensi dan ekonomi
dari government bureaucracy. Kendalanya adalah paradigma ini berfokus pada aspek
lokus saja yaitu government bureaucracy, sehingga metode pengembangannya tidak
dipaparkan secara terperinci.
Paradigma 2 (1927-1937) lebih dikebal sebagai paradigma Prinsip-Prinsip Administrasi.
Willoughby, Gullick & Urwick merupakan tokoh yang memperkenalkan prinsip-prinsip
administrasi sebagai fokus administrasi publik. Prinsip-prinsip tersebut dituangkan dalam
POSDCORB (Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting dan
Budgeting) yang bersifat universal. Perbedaan paradigma ini dengan paradigma I adalah
fokus dan lokus dari administrasi publik. Pada paradigma ini terpaparkan fokus
administrasi publik yang merupakan fungsi serta prinsip manajemen, sedangkan
pemaparan lokus tidak terpapar secara rinci sehingga paradigma ini seakan menyatakan
ke-universal-an fokus. Penerapan paradigma ini menjadi menekankan nilai fokus
dibandingkan dengan nilai lokus.
Paradigma yang lebih sesuai adalah dengan paradigma 5 yakni administrasi publik
sebagai administrasi publik. Fokus dan lokus yang terdapat di dalam paradigma kelima
telah dipaparan dengan jelas, sehingga fokus di dalam penelitian ini ialah Layanan
Dumasbang Online dan lokusnya ialah Inspektorat Kabupaten Rembang. Paradigma ini
memiliki tiga fokus yaitu teori organisasi, teori manajemen publik dan teori kebijakan
publik, sementara pada penelitian ini fokus pada aspek manajemen publik.
2. Manajemen Publik
Menurut Nur Ghofur (2014) mengartikan bahwa manajemen publik adalah manajemen
pemerintah, yang artinya manajemen publik juga bermaksud untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan terhadap pelayanan kepada masyarakat.
Manajemen yang didefinisikan oleh Luther Gulick (Handoko,2014:11) ialah sebuah bidang
ilmu pengetahuan (science) yang berupaya secara sistematis guna mengetahui alasan
dan langkah manusia dalam melangsungkan kerja dengan tujuan mewujudkan tujuan
serta sistem kerja sama yang jauh mendatangkan manfaat dari segi kemanusiaan. Gulick
berpendapat bahwa manajemen sudah sesuai dengan persyaratan untuk dapat
didefinisikan sebagai sebuah bidang ilmu pengetahuan, yang dimana manajemen ini telah
dikaji dalam waktu yang cukup lama serta telah dibentuk berupa serangkaian teori.
Seluruh teori yang terdapat di dalam manajemen bersifat general serta subjektif, namun
teori manajemen kerap diuji di dalam sebuah praktek, yang dimana pengujian ini
menunjukkan bahwa manajemen merupakan sebuah ilmu yang akan terus-menerus
mengalami perkembangan di waktu mendatang.
3. Pelayanan Publik
Pengertian Pelayanan Publik Dalam suatu lembaga pemerintahan yang berorientasi pada
kesejahteraan rakyat, pelayanan publik merupakan salah satu unsur penting. Pelayanan
dapat diartikan sebagai pemberian (melayani) keperluan perorangan ata masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
yang ditentukan.
“Pelayanan Publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya
menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah,
dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam
upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.”
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2003, definisi dari pelayanan umum adalah : Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan
oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Bab 1
Pasal 1 Ayat 1 UU No. 25/2009, yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Pelayanan publik merupakan salah satu kebutuhan dalam rangka pemenuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan. Pemenuhan kebutuhan merupakan hak dasar
bagi setiap warga negara dan penduduk untuk mendapatkan pelayanan atas barang, jasa
dan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan
maksimal. Pengertian lain menurut Hardiyansyah (2011:12) pengertian pelayanan publik
adalah :
“Melayani keperluan orang atau masyarakat atau organisasi yang memiliki kepentingan
pada organisasi, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan
untuk memberikan kepuasan kepada penerima layanan”.
Dari pengertian pelayanan publik di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik
merupakan segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah baik yang
diselenggarakan oleh lembaga pemerintah itu sendiri ataupun oleh lembaga non-
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun pelaksanaan ketentuan
yang telah ditetapkan dengan segala sarana, dan perlengkapannya melalui prosedurkerja
tertentu guna memberikan jasa pelayanan dalam bentuk barang dan jasa. Pelayanan
publik yang dimaksud dalam penelitian ini termasuk dalam segala bentuk pelayanan pada
masyarakat yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Rembang dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat wilayah kecamatan Rembang yang dilakukan berdasarkan asas,
prinsip dan standar pelayanan publik agar mewujudkan pemerintahan yang demokratis.
Pemberian pelayanan yang baik merupakan salah satu upaya penyedia pelayanan untuk
menciptakan kepuasan bagi para penerima pelayanan. Jika layanan yang diterima atau
yang dirasakan sesuai dengan tersebut mempunyai kualitas yang baik, tetapi sebaliknya
jika layanan yang diterima atau yang dirasakan lebih rendah dari pada yang diharapkan
maka dapat dikatakan kualitas layanan itu buruk.
Kualitas menurut Fandy Tjiptono (2007:4) adalah suatu kondisi dinamis yang
berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
harapan, sehingga kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam
mengimbangi harapan konsumen. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang mereka terima dengan
pelayanan yang sesungguhnya yang mereka harapkan. Jika jasa pelayanan yang diterima
sesuai yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan.
Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka kualitas
pelayanan dipersepsikan buruk.
Masyarakat akan merasa puas apabila mereka mendapatkan suatu pelayanan yang
berkualitas A.S. Moenir mengemukakan pendapat mengenai konsep pelayanan yang
efektif sebagai suatu pelayanan yang berkualitas menurut A. S. Moenir (2006:204) adalah
“Layanan yang cepat, menyenangkan, tidak mengandung kesalahan, mengikuti proses
dan menyenangkan, tidak mengandung kesalahan, mengikuti proses dan prosedur yang
telah ditetapkan lebih dahulu.”
4. E-government
5. E-service
Pelayanan elekktronik ialah bentuk dari inovasi terbaruu dalam hal memberikan pelayanan
dengan mendayagunakan teknologi, informasi, serta komunikasi (TIK). Definisi terkait E-
Service yang beredar di sejumlah jurnal saat ini sangatlah banyak, walaupun tiap-tiap ahli
mendefinisikan E-Service dalam definisi yang berbeda-beda, para ahli ini sepakat bahwa
manfaat teknologi dapat diterapkan dalam memberikan fasilitas guna mengkomunikasikan
sebuah layanan (service). Definisi E-Service secara luas menurut Hasan, Shebab, dan
Peppard (2011) ialah layanan yang disediakan dengan memanfaatkan jaringan internet.
E-Service juga didefinisikan kunjungan yang dimulai dari laman awal homepage hingga
layanan yang dikehendaki selesai didapatkan
E-Service ialah salah satu dari bentuk model yang diterapkan di dalam e-goverment, yang
dimana disebut Government to citizen. Indrajit (2006) menguraikan model yang bernilai
stategis di dalam relasi menyampaikan e-goverment dengan memanfaatkan sektor publik,
yakni :
b. Efisiensi
c. Dukungan
b. Aspek Komunikasi
Keahlian yang dimiliki oleh petugas yang memberikan pelayanan dalam berinteraksi
dengan pihak yang menggunakan layanan.
c. Aspek Intensif
Dalam hal ini intensif diartikan bahwa akses dalam penggunaan layanan ini mudah
atau tidak.
C. Saluran Pelayanan, dalam menyalurkan pelayanan dalam Dumasbang Online,
diterapkan dalam elektronik atau menggunakan jaringan internet.
a. Link, dalam hal ini berhubungan dengan kuantitas dan kualitas dari link yang
tersedia di laman website lain yang dapat saling terhubung.
b. Keamanan dan Kenyamanan, berhubungan dengan kenyamanan pengguna dari
ancaman peretasan beserta sejumlah bahaya yang menyangkut privasi lainnya.
c. Konten/isi, berhubungan dengan konten yang terdapat di dalam web yang dimana
tersusun atas struktur dan firut yang disajikan, dan memberikan sejumlah fungsi
dari web tersebut.