Frank J. Goodnowyang dalam bukunnya Politic and Administration (1900). Di dalam buku
perumusan pernyataan kehendak atau keinginan negara (expression of the state will ). Sementara
Lokus pada dikotomi ini (yang juga merupakan paradigma pertama padaadministrasi negara)
negara seharusnya berpusat pada birokrasi pemerintahan selanjutnya dalam kaitannya dengan
lokus paradigma pertama ini ialah timbulnya suatu persoalan diantara kalangan akademis dan
memberikan pusat pengertian ataudefinisi dari bidang administrasi. Selanjutnya dalam kaitannya
dengan locus paradigma pertama ini ialah timbul suatu persoalan di antarakalangan akademisi
legitimasi akademis pada tahun1920-an. Pada tahun 1996, Leonald White menerbitkan buku “
pernah mengatakan mengenai buku White ini bahwa buku tersebut merupakansari karakter
kemajuan Amerika, dan didalam saripatinya itu tercermin doronganyang umum dalam bidang
4. Misi dari ilmu administrasi adalah ekonomis dan efesiensi.Hasil dari paradigma pertama ini
Paham perbedaan ini akan tampak jelas dengancara menghubungkannya dengan suatu
koresponden antara dikotomi nilai (value) dan practice . Dengan demikian segala hal yang diteliti
oleh administrasi negaradi dalam lembaga eksekutif bagaimanapun diwarnai dan diabsahkan
(legitimized) dengan praktik dan ilmiah (practice and scientific). Dalam pertumbuhan lebih
lanjut berkembang pandangan yang menyatakan bahwa antara tingkatan politik dan administrasi
terjalin hubungan timbal balikantara politik dan administrasi yang oleh Leonard White disebut
interpenetration .
Dengan demikian jelaslah bahwa pembagian kekuasaan pemerintahan dalam dua kekuasaan
bukanlah pemisahan yang mutlak, tetapimerupakan pembagian kekuasaan yang menuntut kerja
sama yang erat agar proses administrasi publik dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Pengaruh
Konsep Administrasi Secara terminologi Faried Ali (2011) apa yang disebut
“Administrasi” adalah mengurus, mengatur, mengelola. Jika dibutuhkan oleh awalan ‘pe’ dan
akhiran ‘an’ pada setiap arti, maka semuanya mengandung maksud adanya keteraturan dan
pengaturan sebab yang menjadi sasaran dari penguasaan, pengelolaan dan apalagi pengaturan
adalah terciptanya keteraturan dalam susunan dan pengaturan dinamikanya. Mengurus dan
pengurusan diarahkan pada penciptaan keteraturan, sebab pengurusan yang teratur menghasilkan
pencapaian tujuan yang tepat atau pada tujuan yang diinginkan. Mengatur dan pengaturan
tentunya diarahkan pada penciptaan keteraturan. Jika mengatur diarahkan pada kegiatan yang
diinginkan, maka pengaturan diarahkan pada penciptaan ketertiban. Demikian pula dengan
mengelola dan pengelolaan. Secara etimologis Silalahi (2007) istilah administrasi berasal dari
bahasa Inggris dari kata administration yang bentuk infinitifnya adalah to administer. Oxford
Advanced Learner’s Dictionary of Current English (1974) dalam Silalahi (2007), bahwa kata to
administrasi juga dapat berasal dari bahasa Belanda dari kata administratie yang mempunyai
bestuur (manajemen dari kegiatankegiatan organisasi), dan beheer (manajemen dari sumber
daya, seperti finansial, personel, gudang). Istilah, pengertian dan hakikat administrasi di
Administrasi dan Pelayanan Publik 5 Indonesia pada mulanya berasal dari Eropa Barat atau
Eropa Konstinental melalui penjajahan Belanda (Belanda merupakan salah satu negara Eropa
Kontinental). Secara etimologis menurut Syafiie (2003), administrasi berasal dari kata ad dan
ministrate yang berarti; dalam Mahtika (2006), istilah administrasi dalam bahasa Inggris
digunakan pada berbagai nuansa yang berumber dari bahasa latin. Administrasi berasal dari
bahasa Latin ad- dan ministrare (to serve, melayani). Ada dua istilah yang mempunyai
pengertian yang berbeda, yaitu pertama ‘to help, assist or serve’ – ‘taking the dative’. Istilah ini
diartikan sebagai “membantu’, memberi bantuan atau melayani” – “yang menerima bantuan atau
kebutuhan. “Kedua ‘to manage, direct, or govern’ – ‘taking the accusative’. Istilah kedua ini
diartikan sebagai ‘mengatur, memimpin atau memerintah” – “yang menerima pengaduan”. Kata
‘ministrare’ berkaitan dengan kata ‘minister’ yang berasal dari serabut kata ‘mini’ yang artinya
kurang. Kata ‘minis’ berkaitan dengan ‘minor’ yang berarti kecil. Hal ini menunjukkan manusia
yang melayani (yang melakukan service), yaitu ‘servant’, memiliki posisi lebih rendah dari pada
orang atau pihak yang dilayani olehnya. Jadi, pada mulanya konsep administrasi menunjukkan
adanya relasi yang tidak setara antara pihak yang memberi pelayanan dan pihak yang menerima
pelayanan (Mahtika, 2006). Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan
pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan
serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu
sama lain.
Istilah Nilai Publik lahir dari sebuah disiplin ilmu baru yaitu Publik Manajemen yang
scorecard menjelasakan Istilah Customer Value (Nilai Pelanggan) dan empat pilar Balance
scorecardnya, dimana salah satu pilarnya mengatakan “How to create and to develope the
customer value”.
Selanjutnya dalam Public Management, istilah “customer” identik dengan “Citizen” atau
Publik). Seperti yang dikatakan oleh De-Joung (2011) Nilai publik adalah Nilai Tambah
kepada “Klien”serta kepada Public secara umum, melalui imajinasi manejerial dan aktifitas
entrepreneur. Selanjutnya Moore (1995) mengatakan bahwa Pengertian Nilai public adalah:
- Nilai publik mengacu pada nilai yang diciptakan oleh pemerintah melalui peraturan layanan,
- Dalam demokrasi nilai ini pada akhirnya ditentukan oleh masyarakat sendiri. Nilai ditentukan
oleh preferensi warga, diungkapkan melalui berbagai sarana dan dibiaskan melalui keputusan
Beberapa Indikator dari terpenuhinya nilai Publik disampaikan oleh De-Joung (2011) antara
5. Misi yg diperbaharui
Sesungguhnya Nilai Publik harus menjadi Indikator dari setiap kebijakan, seperti Hak untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dapat dijadikan indikator-indikator atas
pengangguran. Konsep nilai publik memberikan cara yang berguna untuk berpikir tentang
tujuan dan kinerja kebijakan publik. Ini memberikan tolok ukur untuk menilai kegiatan yang
dihasilkan atau didukung oleh pemerintah (termasuk jasa yang didanai oleh pemerintah,
tetapi disediakan oleh badan-badan lain seperti perusahaan-perusahaan swasta dan non-profit,
Nilai publik bertujuan untuk memberikan tolok ukur yang sama untuk menilai kinerja dalam
sektor publik. Di beberapa daerah ada tumpang tindih substansial dengan nilai pribadi.
Namun kebijakan yang paling umum dan lembaga memiliki tujuan ganda dengan 'bottom
line-' ada satu. Faktor-faktor yang membuat nilai publik lebih rumit daripada rekan sektor
swasta harus diakui dan dikelola, bukan dihindari. Tidak diragukan lagi kesamaan antara
nilai di sektor publik dan swasta, tetapi, seperti yang dibahas dalam bagian 2 di bawah ini,
teori manajemen publik baru-baru ini sering terfokus pada mereka dengan mengorbankan
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dapat dijadikan indikator-indikator atas
pengangguran. Konsep nilai publik memberikan cara yang berguna untuk berpikir tentang
tujuan dan kinerja kebijakan publik. Ini memberikan tolok ukur untuk menilai kegiatan yang
dihasilkan atau didukung oleh pemerintah (termasuk jasa yang didanai oleh pemerintah,
tetapi disediakan oleh badan-badan lain seperti perusahaan-perusahaan swasta dan non-profit,
Teori Birokrasi Weberian Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat yang
kehadirannya tidak bisa dihindari dalam konsep negara modern. Hadirnya birokrasi sebagai
kesejahteraan masyarakat (social welfare). Negara dituntut untuk terlibat secara langsung
dalam memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh rakyatnya (public goods and
services), baik dalam keadaan tertentu negara memutuskan apa yang yang terbaik bagi
rakyatnya. Untuk itu negara membangun sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani
masyarakat yang secara dinamis disertai dengan peningkatan taraf hidup dan pendidikan
karena itu pelayanan bagian dari sektor publik juga diharpakan mengikuti perubahan yang
kualitas dan efektifitas aparatur birokrasi. Oleh sebab itu, karena merekalah yang mejadi
Posisi birokrasi dan aparatur sipil negara sebagai pelayan sektor publik haruslah menciptakan
suatu sistem pelayanan yang lebih efektif dan efisien dan melahirkan kebijakan publik yang
rasional dan demokratis secara profesional. Profesionalisme birokrasi dan netralnya aparatur
sipil negara tersebut menggambarkan bahwa tugas utama dari birokrasi adalah mengabdi atau
memberikan pelayan kepada masyarakat dalam menjalankan tugas dan fungsi demi
terwujudnya kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan dari negara. Secara konsep,
menurut Weber birokrasi adalah organisasi yang ditunjukan untuk memaksimumkan efisien
dalam organisasi yang memiliki spesialisasi tugas-tugas, hierarki otoritas badan perudang-
undangan, sistem pelaporan yang baik untuk memudahkan dalam tanggung jawab serta
Dalam terminologi ilmu politik model birokrasi Weber tersebut menganggap sebuah
birokrasi sebagai sebuah organisasi kolektif terdiri dari pejabat-pejabat yang secara jelas dan
pasti dalam menjalankan tugas dan fungsi berdasarkan kewenangan serta penggaruh dari
pejabat tersebut dapat dirasakan oleh seluruh anggota organisasi. Karena pada pada
hakekatnya birokrasi mengadung implikasi pengorganisasian yang tertib, tertata dan teratur
dalam hubungan kerja yang secara berjenjang serta aturan prosedur dalam garis tatanan
organisasi.43 Weber mengutarakan bahwa ada tiga otoritas kewenangan yang dimiliki oleh
seseorang dalam organisasi birokrasi. Pertama, otoritas rasional. Kedua, otoritas tradisonal,
dan ketiga otoritas kharismatik. Netralitas dari fungsi birokrasi pemerintanhan dalam
konsepnya weber dikenal dengan konservatif, menurut weber birokrasi dibentuk atas dasar
netral dan tanpa adanya gangguan dari yang dapat merusak birokrasi dari kekuatan politik,
artinya birokrasi pemerintah diposisikan sebagai kekuatan yang netral dalam sebuah negara
yang berkerja sesuai dengan aturan yang berlaku dalam bidangnya. Netralitas birokrasi
secara esensial menjadi menjadi penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak tanpa
memihak terhadap kelompok terentu. Artinya siapapun yang memerintah dalam sebuah
negara birokrasi tetap memberikan pelayan pada sektor publik secara efektif dan efisien