DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
TAHUN 2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha
panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
Akhir kata kami meminta semoga makalah ini bisa memberi mafaat
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
D. MANFAAT INTEGRITAS..................................................... 7
H. KOMITMEN ........................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................. 19
B. Saran ...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang integritas berarti berbicara tentang konsistensi antara
dua hal, yaitu pikiran dan tindakan, dalam bentuk pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan etis melibatkan proses penalaran etis
yang di dalamnya mengolaborasi kesadaran moral dan kemampuan
moral kognitif seseorang yang pada akhirnya diwujudkan di dalam proses
tindakan sebagai bentuk implementasi keputusan yang diambil. Kesulitan
analisa integritas dengan hanya menekankan perilaku etis adalah karena
meski tindakan etis yang dilakukan sama, tindakan etis itu dapat dilandasi
oleh motif-motif yang berbeda. Hal ini terkait dengan proses pengambilan
keputusan etis yang di dalamnya kemampuan moral kognitif berperan.
Menggunakan pendekatan teori perkembangan moral kognitif, integritas
harus dimaknai sebagai loyalitas kepada prinsip dan nilai moral
universal, dan bukan kepada prinsip dan nilai moral yang dipegang
pada taraf individu, organisasi, ataupun masyarakat. Hal ini menjadikan
integritas suatu hal yang relatif tergantung pada lingkup peran seseorang.
Hal ini disebabkan karena konsep ini menekankan integritas sebagai
kesesuaian tindakan seseorang dengan prinsip atau nilai tertentu yang
dipilihnya.
Seorang yang memiliki integritas bisa menjalankan sesuatu dengan baik,
memperbaiki kesalahan dan mampu mengubah dirinya. Upaya pengenalan
diri sendiri perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi kehidupan. Seorang
yang tidak mengetahui kondisi kehidupannya dan kemampuannya tidak akan
mungkin bisa mengubah hidupnya sendiri, tidak akan pula dapat mengubah
orang lain. Jika seseorang tidak memiliki integritas, maka yang ada dalam
dirinya hanya kebimbangan dan rasa tidak percaya diri. Meskipun tidak ada
orang yang sempurna dalam hidup ini, namun seseorang harus berusaha
untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Jika kita menilik kembali arti
integritas di dalam kamus, kita akan menemukan bahwa integritas juga
4
merupakan misi atau tujuan bersama untuk tumbuh dan berkembang.
Integritas diharapkan untuk menimbulkan tujuan bersama untuk mencapai
hal-hal yang dicita-citakan. Tanpa adanya integritas maka orang akan malas
melakukan apa yang menjadi tugasnya karena mereka melakukan semua hal
karena terpaksa, bukan keluar dari nurani mereka.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan integritas?
2. Apa saja fungsi integritas?
3. Bagaimana tujuan integritas?
4. Apa manfaat integritas?
5. Bagaimana cirri-ciri integritas?
6. Bagaimana pentingnya integritas?
7. Bagaimana peran integritas sebagai loyalitas?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu integritas.
2. Untuk mengetahui fungsi integritas.
3. Untuk mengetahui tujuan integritas.
4. Untuk mengetahui manfaat integritas.
5. Untuk mengetahui cirri-ciri integritas.
6. Untuk mengetahui pentingnya integritas.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Integritas
Integritas juga telah didefinisikan dengan menekankan konsistensi
moral, keutuhan pribadi, atau kejujuran (di dalam bahasan akademik
misalnya). Hal yang sama juga dilakukan oleh Butler dan Cantrell yang
mengartikan integritas sebagai reputasi dapat dipercaya dan jujur dari
seseorang untuk menjelaskan istilah “kepercayaan” di dalam konteks
organisasi. Integritas juga ditempatkan sebagai sebagai inti etika
keutamaan yang digagas oleh Solomon (1992) dengan menyebut
integritas tidak hanya tentang otonomi individu dan kebersamaan, tetapi
juga loyalitas, keserasian, kerjasama, dan dapat dipercaya.
Integer (latin) : utuh atau lengkap à Integrity/Integritas. Integritas adalah
rasa suasana kebatinan dan keutuhan yang berasal dari kualitas seperti
kejujuran dan konsistensi karakter. Integritas adalah adalah konsistensi dan
keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
dan keyakinan. Integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi
antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Integritas diartikan sebagai
kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang.1
Integritas menjadi tiga kunci yang dapat diamati yakni menunjukkan
kejujuran, memenuhi komitmen, dan berperilaku secara konsisten (Andreas
Harefa). Ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan
perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang
yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan
penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.
1
Hendy Cloud, “Integritas”, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama), hal.28
6
B. Fungsi Integritas
Fungsi dari integritas antara lain yaitu:
1. Cognitive functions of integrity
Yang mencakup kecerdasan moral dan self insight. Sedangkan self insight
itu sendiri mencakup self knowledge dan self reflection. Artinya, integritas
fungsinya memelihara moral dan akhlak seseosran yang selanjutnya
mendorong dia untuk mempunyai pengetahuan yang luas.
2. Affective functions of integrity
Yang mencakup conscience dan self regard. Dalam konteks ini integritas
fungsinya memelihara nurani seseorang supaya tetap hanif sebagai seorang
hamba agar jelas perbedaan diantara dirinya dengan hewan. Seba secara
biologis manusian dan hewan, sama-sama memiliki hepar “hati”, tetapi
hewan tidak mempunyai qalb, sesuatu yang ada di diri setiap manusia.
C. Tujuan Integritas
Tujuan dari integritas adalah sebagai berikut:
a. Integritas adalah salah satu kunci untuk meraih keberhasilan atau
kesuksesan
b. Integritas menjadikan manusia bisa memimpin dan dipimpin
c. Integritas membuat lahirny kepercayaan
d. Integritas bisa melahirkan prestasi2
D. Manfaat Integritas
Manfaat dari integrtias adalah:
1. Manfaat Secara Fisik
Diri kita akan merasa fit, sehat dan bugar. Kita setiap saat merasa siap
melaksanaan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari
2. Manfaat Secara Intelektual
Dengan mental dan pengetahuan kita bisa memaksimalkan kemampuan
otak kita
2
Haryatmoko, “Etika Publik”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), hal.72
7
3. Manfaat Secara Emosional
Diri menjadi lebih penuh motivasi, sadar diri, empati, simpati, solidaritas
tinggi, dan penuh kehangatan emosional dalam interaksi kerja
4. Manfaat Secara Spiritual
Membuat diri seseorang menjadi lebih bijaksana dalam menilai segala
sesuatu termasuk pengalaman-pengalaman hidup, baik yang
menyenangkan atau yang tidak membuat senang seperti keberhasilan,
kegagalan, dan penderitaan.
5. Manfaat Secara Sosial
Kita akan mampu membuat berkembang suatu hubungan baik satu sama
lainya dalam lingkungan masyarakat, bisa bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas atau kegiatan yang menuntut kekompakan dan kerja
sama yang baik, mempunyai kepekaan hati dan perasaan untuk selalu
memberi tempat untuk orang lain di dalam hati kita.
F. Pentingnya Integritas
Integritas penting bagi perkembangan seseorang “Tanpa integritas,
motivasi itu berbahaya; tanpa motivasi, kapasitas tidak berdaya; tanpa
kapasitas, pemahaman terbatas; tanpa pemahaman, pengetahuan tidak ada
artinya; tanpa pengetahuan, pengalaman itu buta. Pengalaman mudah
3
Ismantoro Dwi Yuwono, “Memahami Berbagai Etika Profesi dan pekerjaan”, (Yogyakarta:
Medpress Digital), hal.217
8
diberikan dan digunakan dengan cepat oleh orang-orang dengan semua
kualitas lainnya.” (Anonim)
Dari kutipan di atas dijelaskan bahwa integritas adalah hal terpenting
dalam kehidupan seseorang secara menyeluruh. Ketika kita mencari
karakteristik tentang bagaimana cara membangun kehidupan pribadi, maka
urutannya dimulai dari;
1. Integritas
2. Motivasi
3. Kapasitas
4. Pengetahuan
5. Pengalaman
1. Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan setiap orang karena individu
yang berintegritas merupakan pribadi yang konsisten dalam menjalankan
nilai-nilai dan norma yang berlaku.
2. Integritas seseorang akan menentukan dirinya bisa dipimpin dan bisa
menjadi pemimpin karena hanya individu berintegritas yang memiliki
kepribadian berkualitas dan mampu belajar dari orang lain.
3. Integritas seseorang akan menentukan seberapa besar dirinya layak
dipercaya oleh orang lain karena tindakannya yang konsisten.
4. Integritas akan menghasilkan reputasi dan prestasi bagi seseorang karena
mereka berpikir, berkata, dan bertindak secara konsisten.
9
olah nurani yang mencakup antara lain kejujuran, ketulusan, komitmen dan
sebagainya. Kredibilitas terbangun melalui dua unsur yang sangat penting
yaitu kapabilitas (kompetensi) dan pengalaman. Akan sulit rasanya jika
seorang pemimpin tidak memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang yang
ia pimpin. Sementara itu integritas dibangun melalui tiga unsur penting yaitu
nilai-nilai yang dianut oleh Si Pemimpin (values), konsistensi, dan komitmen.
Nilai-nilai merupakan pegangan dari si pemimpin dalam bertindak. Intergritas
ini akan semakin kokoh jika si pemimpin memiliki konsistensi antara apa
yang diucapkan dengan apa yang dilakukan (walk the talk) dan memiliki
komitmen terhadapnya. Bila tidak memiliki integritas, kita akan kehilangan
kredibilitas karena orang lain akan menjauhi kita untuk menghindari
kekecewaan. 4
H. KOMITMEN
Komitmen menurut Kamus Bahasa Indonesia: adalah suatu janji pada
diri kita sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tanggungjawab
tindakan kita melakukan, menjalankan, memasukkan, mengerjakan.
Komitmen dalam keseharian diungkapkan dalam perkataan yang menyatakan
sebuah kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Komitmen mengandung unsur
kontinuitas. Artinya kita bersedia untuk melaksanakan janji kita tidak hanya
pada saat ini, tetapi berkelanjutan dan secara terus menerus sampai selesai.
Komitmen itu dimulai dengan kata, dan mewujudkannya dengan menjalankan
kata tersebut. Hal ini merupakan tantangan bagi kita yang membuat
komitmen. Jadilah “walk the talk”, melakukan apa yang Anda katakan.
Pastikan Anda tidak menjanjikan sesuatu yang Anda sudah tahu pasti tidak
mungkin dapat tepati. Orang sejati selalu menepati apapun yang
diucapkannya. Inilah awal mula munculnya rasa percaya pada diri sendiri dan
dari orang lain.
4
Sony Keraf. Etika Bisnis : Tuntutan dan Relevansinya, Kanisius, 1998 h.67
10
I. CONTOH KASUS
11
mengharapkan ada tindakan administratif dari Departemen Keuangan
misalnya mencabut izin kantor akuntan publik itu,” tegasnya. Menurut Teten,
ICW juga sudah melaporkan tindakan dari kesembilan KAP tersebut kepada
Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta
supaya dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode
etik profesi akuntan.
ANALISA:
Dalam kasus diatas, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode etik
profesi akuntan.
12
sembilan KAP tersebut tidak bersikap jujur dan berterus terang kepada
masyarakat umum dengan melakukan koalisi dengan kliennya.
Kode etik keempat yang dilanggar yaitu prinsip objektifitas.
Prinsip objektifitas yaitu setiap anggota harus menjaga obyektifitasnya
dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya.
Dalam kasus ini, sembilan KAP dianggap tidak objektif dalam
menjalankan tugas. Mereka telah bertindak berat sebelah yaitu,
mengutamakan kepentingan klien dan mereka tidak dapat memberikan
penilaian yang adil, tidak memihak, serta bebas dari benturan
kepingan pihak lain.
2. Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat
Selasa, 18 Mei 2010 | 21:37 WIB
KOMPAS/ LUCKY PRANSISKA
Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan
korupsi tersebut pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang
otomotif tersebut.
Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang
terlibat kasus itu, Selasa (18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya
diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para saksi, terungkap ada
dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam
kasus ini.
13
Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam
laporan tersebut oleh akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam
proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya.
“Ada empat kegiatan laporan keuangan milik Raden Motor yang tidak
masuk dalam laporan keuangan yang diajukan ke BRI, sehingga menjadi
temuan dan kejanggalan pihak kejaksaan dalam mengungkap kasus kredit
macet tersebut,” tegas Fitri.
Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum
mau memberikan komentar banyak atas temuan keterangan hasil
konfrontir tersangka Effendi Syam dengan saksi Biasa Sitepu sebagai
akuntan publik tersebut.
Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu
terungkap setelah kejaksaan mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan
kredit yang diajukan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden
Motor.
14
Dalam kasus ini pihak Kejati Jambi baru menetapkan dua orang tersangka,
pertama Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor yang mengajukan
pinjaman dan tersangka Effedi Syam dari BRI yang saat itu menjabat
sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.
ANALISA: :
Ada delapan prinsip etika profesi akutansi, yaitu tanggung jawab profesi,
kepentingan publik, integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian
profesional, kerahasiaan, perilaku profesional dan standar teknis. Apabila
dugaan keterlibatan akuntan publik terhadap kasus korupsi dalam
mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari bank BRI cabang
Jambi tahun 2009 oleh perusahaan raden motor sehingga menyebabkan
kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa pelanggaran etika
profesi akutansi yang dilanggar oleh akuntan publik, yaitu:
15
Perilaku Profesional Akuntan Publik berperilaku tidak baik dengan
melakukan pembuatan laporan keuangan palsu sehingga menyebabkan
reputasi profesinya buruk dan dapat mendiskreditkan profesinya.
Integritas Akuntan Publik tidak dapat mempertahankan integritasnya
sehingga terjadi benturan kepentingan (conflict of interest). Kepentingan
yang dimaksud adalah kepentingan publik dan kepentingan pribadi dari
akuntan publik itu.
Standar Teknis Akuntan Publik tidak menjalankan etika/tugasnya sesuai
pada etika profesi yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-
Komparatemen Akutan Publik (IAI-KAP) diantaranya etika tersebut
antara lain :
o Independensi, integritas, dan obyektivitas
o Standar umum dan prinsip akuntansi
o Tanggung jawab kepada klien
o Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
o Tanggung jawab dan praktik lain
3. Kasus Enron
Pada beberapa tahun yang lalu beberapa perusahaan seperti Enron dan
Worldcom yang dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan Enron perusahaan
energi terbesar di AS yang jatuh bangkrut itu meninggalkan hutang hampir
sebesar US $ 31.2 milyar, karena salah strategi dan memanipulasi akuntansi
16
yang melibatkan profesi Akuntan Publik yaitu Kantor Akuntan Publik Arthur
Andersen. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan public yang disebut
sebagai “The big five” yaitu (pricewaterhouse coopers, deloitte & touché,
KPMC, Ernest & Young dan Anderson) yang melakukan Audit terhadap
laporan keuangan Enron Corp. Laporan keuangan maupun akunting
perusahaan yang diaudit oleh perusahaan akunting ternama di dunia, Arthur
Andersen, ternyata penuh dengan kecurangan (fraudulent) dan penyamaran
data serta syarat dengan pelanggaran etika profesi.
ANALISA :
17
tidak etis yang sangat bertentangan dengan good corporate governance
philosofy yang membahayakan terhadap business going cocern.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Integritas dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga
yang dipimpin. Orang-orang menginginkan jaminan bahwa pemimpin mereka
dapat dipercaya jika mereka harus menjadi pengikut-pengikutnya. Mereka
merasa yakin bahwa sang pemimpin memperhatikan kepentingan setiap
anggota tim dan sang pemimpin harus menaruh kepercayaan bahwa para
anggota timnya melakukan tugas tanggung-jawab mereka. Pemimpin dan
yang dipimpin sama-sama ingin mengetahui bahwa mereka akan menepati
janji-janjinya dan tidak pernah luntur dalam komitmennya. Orang yang hidup
dengan integritas tidak akan mau dan mampu untuk mematahkan kepercayaan
dari mereka yang menaruh kepercayaan kepada dirinya. Mereka senantiasa
memilih yang benar dan berpihak kepada kebenaran. Ini adalah tanda dari
integritas seseorang.
19
DAFTAR PUSTAKA
20