DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha
panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
Akhir kata kami meminta semoga makalah ini bisa memberi mafaat
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pemerintah dan bangsa Indonesia serius melawan dan memberantas tindak
pidana korupsi di negeri ini. Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana korupsi diwujudkan dalam bentuk antara
lain mencari, memperoleh, memberikan data atau informasi tentang tindak
pidana korupsi dan hak menyampaikan saran dan pendapat secara
bertanggung jawab terhadap pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
korupsi. Sesuai dengan prinsip keterbukaan dalam negara demokrasi yang
memberikan hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif mengenai pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan asalah diatas tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASAS
3
kepatuhan, dan norma hukum untuk mewujudkan penyelenggaraan negara
yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Asas-asas umum pemerintahan yang baik berdasarkan UU No. 9 Tahun
2004 tentang tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN.
Dimana dalam penjelasannya disebutkan :
“Yang dimaksud dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik adalah
meliputi atas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, keterbukaan,
proporsionalitas, profesionalitas dan akuntabilitas, sebagai dimaksud dalam
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebes dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme”.
Disamping itu, dalam UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, asas-asas umum pemerintahan yang baik tersebut dijadikan asas
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana tercantum dalam
Pasal 20 ayat (1) yang berbunyi:
“penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum
Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas: asas kepastian hukum, asas
tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan,
asas proporsionalitas, asas profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi
dan asas efektivitas”.
Selanjutnya menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti UU No. 32 Tahun 2004
menyebutkan bahwa kepala daerah, dan DPRD dibantu oleh Perangkat
Daerah menyelenggarakan pemerintahan daerah berpedoman pada asas
penyelenggaraan pemerintahan negara terdiri atas :
a) Asas kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
b) Asas kepastian hukum, yaitu asas yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatuhan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggara negara.
c) Asas keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
4
diskriminatif dengan memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi,
golongan, dan rahasia negara.
d) Asas tertib penyelenggaraan negara, yaitu asas yang menjadi landasan
keteraturan keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggara negara
e) Asas profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
f) Asas proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.
g) Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Penyelenggara negara yang baik harus dapat menerapkan asas
keterbukaan, yakni kesediaan penyelenggara negara untuk memberitahukan
hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggara negara kepada rakyatnya.
Dengan keterbukaan itu, rakyat akan percaya dan mendukung
penyelenggaraan negara.
5
terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan
hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup
hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan
diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara
hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan.
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Contoh dari hak adalah:
a. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum;
b. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;
c. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan
di dalam pemerintahan;
d. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan
agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai;
e. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran;
f. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau nkri dari serangan musuh;dan
g. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat,
berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai
undang-undang yang berlaku.
Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab.Contoh
dari kewajiban adalah:
a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan
musuh;
b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda);
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan
sebaik-baiknya;
6
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala
hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia;dan
e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah
yang lebih baik.
Sebagaimana yang telah diatur oleh UUD 1945 maka kita harus
melaksankan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara dengan
tertib,yang meliputi:
KORUPSI
7
Meningkatnya kasus korupsi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
rendahnya moralitas, tidak memiliki budaya malu, tidak taat pada hukum,
tidak amanah, tidak jujur, dan lain sebagainya. Oleh karena itu diperlukan
adanya langkah-langkah pusitif diantaranya adalah penyadaran dan pembinaan
moralitas bangsa, sehingga penyelenggaraan Negara dapat berjalan dengan
baik, yakni bersih dari tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Ayat (1) Setiap orang yang melakukan tindak pidana korupsi dikenakan
sanksi pidana penjara dan denda. Orang yang melakukan tindak pidana
8
korupsi dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4(empat) tahun, dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan
denda paling sedikit Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
Ayat (2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
Peran Aktif Masyarakat Dalam Melawan Korupsi - Peran aktif kita sangat
diharapkan dalam pemberantasan korupsi di negara ini, demi mewujudkan
Indonesia yang bebas dari korupsi. Jika kita mengetahui adanya dugaan tindak
pidana korupsi, segera laporkan kepada KPK. Kita juga perlu memberikan
apresiasi terhadap instansi pemerintah dan pegawainya yang telah melakukan
pelayanan publik dengan baik.
9
Tidak perlu khawatir dan ragu. Undang-undang telah memberikan hak dan
melindungi kita untuk melakukan pelaporan ini. KPK menjamin kerahasiaan
identitas, selama pelapor tidak mengungkapkannya. Anda dapat memantau
perkembangan laporan anda dengan membuka kotak komunikasi rahasia tanpa
khawatir identitas Anda akan diketahui oleh siapapun. Karena itu, tunggu
apalagi. Sekaranglah saat yang tepat untuk ambil bagian dalam
menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran akibat korupsi.
Pertama, peran sebagai informan atau penyuplai informasi. Dalam hal ini
masyarakat berperan mengambil inisiatif untuk melaporkan, membeberkan
dan memberikan informasi kepada aparat penegak hukum terhadap
kemungkinan terjadinya praktek korupsi. Untuk mewujudkan peran ini, maka
yang harus dimiliki oleh masyarakat adalah rasa peka dan kewaspadaan yang
tinggi terhadap proses penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan.
Adanya sikap semacam ini akan memicu keingintahuan masyarakat (secara
dalam dan luas) pada hal-hal yang berlaku di sekitarnya. Dengan demikian
jawaban atas keingintahuan masyarakat tersebut sangat potensial menjadi data
dan informasi sebagai salah satu sumber data yang berguna untuk disampaikan
kepada penegak hukum atas adanya indikasi praktek korupsi. Hal yang sangat
membantu akhir-akhir ini adalah kebebasan memperoleh informasi telah
menjadi produk kebijakan yang memaksa semua pejabat publik untuk
membuka akses informasinya kepada masyarakat. Dalam kondisi ini, sangat
memungkinkan laporan-laporan terjadinya kasus korupsi dapat terus mengalir,
sehingga praktek korupsi akan dapat diminimalisir.
Kedua, peran sebagai penyebar isu. Sudah bukan rahasia umum lagi kalau
priorotas penanganan kasus-kasus pelanggaran hukum yang ada kaitannya
dengan korupsi di negara ini tergantung pada seberapa luas isu dugaan korupsi
itu menyebar dan sejauhmana media memberitakannya. Dalam kaitan inilah
masyarakat berperan sebagai pemicu atau penyebar isu. Strategi ini menjadi
10
sangat penting untuk membentuk opini atau persepsi masyarakat bahwa di
satu tempat diduga kuat terjadi praktek korupsi, sekaligus sebagai respon atas
rendahnya inisiatif aparat penegak hukum dalam membongkar kasus-kasus
korupsi. Kebekuan ini perlu diterobos dengan memberikan informasi adanya
dugaan korupsi kepada media massa supaya diketahui masyarakat luas. Situasi
ini diharapkan akan dapat memaksa aparat penegak hukum untuk melakukan
tindakan-tindakan yang konkrit. Strategi ini memang berisiko, misalnya
dituntut dengan pencemaran nama baik, namun upaya itu tetap tidak bisa
ditinggalkan.
Keempat, pesan moral melalui pendidikan. Satu hal yang tidak boleh
terabaikan adalah proses pendidikan bagi anak-anak dalam keluarga. Perilaku
korupsi pada prinsipnya tidak dapat dipisahkan dengan kualitas moral para
pejabat publik pelaku korupsi. Disinilah masyarakat memiliki peran strategis
untuk membekali anak-anak dalam keluarga melalui pendidikan nilai yang
diwariskan kepada anak-anak secara turun-temurun. Melalui pendidikan
karakter yang baik sejak usia dini terutama dalam keluarga, dapat diharapkan
kelak anak-anak menjadi orang dewasa yang tidak mudah tergoda dengan
sikap dan perilaku korupsi.
11
Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan penggalangan masyarakat. Tujuan
yang ingin dicapai oleh strategi penggalangan keikutsertaan masyarakat ini
adalah terbentuknya suatu keikutsertaan dan partisipasi aktif dari segenap
komponen bangsa dalam memberantas korupsi. Strategi penggalangan
keikutsertaan masyarakat ini dijabarkan dalam sejumlah kegiatan yang terdiri
dari:
12
peraturan perundang-undangan yang berlaku, norma agama,
kesusilaan, dan kesopanan.
3. Setiap orang, organisasi masyarakat, atau lembaga swadaya
masyarakat berhak atas perlindungan hukum baik mengenai status
hukum maupun rasa aman.
13
2.3 ORGANISASI DAN GERAKAN ANTI KORUPSI DI INDONESIA
14
icw telah berhasil mengumpulkan dukungan nyata berupa barisan
supporter icw yang kini berjumlah 560 orang. Para supporter ini secara
rutin memberikan donasi untuk mendukung kerja-kerja pemberantasan
korupsi.
Korupsi yang sudah sedemikian menggurita di indonesia memang harus
dilawan secara bersama-sama. Bersama masyarakat, icw berupaya
meningkatkan kapasitas publik untuk menuntut haknya mendapatkan
fasilitas dasar yang dijamin oleh negara tanpa dikorupsi. Kontrol
masyarakat yang kuat sangat diperlukan untuk membuat perubahan. Icw
juga berupaya mendobrak kebuntuan hukum untuk lebih dapat diandalkan
dalam upaya pemberantasan korupsi.
3. Samak [solidaritas masyarakat anti-korupsi]
Samak [solidaritas masyarakat anti-korupsi] -- adalah sebuah organisasi
masyarakat sipil yang independen, didirikan 3 november 1999, oleh
aktivis organisasi non pemerintah, akademisi, tokoh-tokoh masyarakat dan
mahasiswa; yang bertujuan untuk mewujudkan transparansi serta
memberantas praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
penyelenggaraan pemerintahan di aceh.
Visi samak adalah terbangunnya gerakan sosial yang kuat dan
berpengaruh untuk membebaskan aceh dari korupsi, kolusi dan
nepotisme.Sedangkan misi samak adalah: melakukan penguatan partisipasi
rakyat untuk terbentuknya gerakan anti korupsi, penguatan kapasitas
organisasi samak menjadi oranisasi yang kuat dan efektif, serta mendorong
terjadinya perubahan kebijakan yang transparan dan bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme.
4. Spesialisasi mahasiswa anti korupsi (simak)
Spesialisasi mahasiswa anti korupsi (simak) di dirikan oleh ariawan
dkk. Diantaranya adalah suci raharjo, putri novita sari dan novita sari.
Didirikan pada tanggal 29 januari 2011 di jakarta. Dan langsung dibawah
naungan lembaga tinggi negara yang bergerak di bidang pemberantasan
15
korupsi yakni komisi pemberantasan korupsi republik indonesia ( kpk ri )
dan bekerjasama dengan organisasi anti korupsi di 9 kampus lainya.
5. Sorak aceh
Sorak adalah singkatan dari solidaritas gerakan anti korupsi. Sebuah
organisasi non pemerintah (ngo) yang dibentuk pada tahun 2002 oleh
beberapa anak muda yang merasa prihatin dengan kondisi korupsi di
indonesia terutama aceh. Pada saat itu tidak banyak orang atau aktivis
di aceh yang bergerak langsung dan frontal dalam isu anti korupsi
di aceh.Saat ini, hasil kerja selama ini dalam melakukan perlawanan
terhadap korupsi serta pemberdayaan masyarakat, sorak aceh telah
mendorong terbentuknya lembaga serupa baik langsung maupun tidak
langsung dengan berbagai latar belakang pemikiran. Seperti jarak,
mataraja, gerak aceh, suak, mata dan sebagainya. Lembaga maupun
perkumpulan yang terbentuk sampai saat ini tidak terlepas dari inspirasi
dan semangat yang diusung oleh sorak. Namun lembaga maupun
perkumpulan tersebut sama sekali tidak memiliki hubungan hirarkis,
melainkan hanya semangat atau ruh.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
17
18
19