PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
1
suatu negara apabila berdagang dengan negara lain sekalipun tidak memiliki keunggulan
absolut, masih dapat memperoleh keunggulan komparatif.
Prinsip keunggulan komparatif mengatakan bahwa setiap negara atau bangsa seperti
halnya orang, akan memperoleh hasil dari perdagangannya dengan mengekspor barang-
barang atau jasa yang merupakan keunggulan komparatif terbesarnya dan mengimpor barang-
barang atau jasa yang bukan merupakan keunggulan komparatifnya. Menurut hukum
keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien (memiliki kerugian absolut
terhadap) dibanding negara lain dalam memproduksi kedua barang, namun masih tetap
terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi
yang memiliki kerugian mutlak lebih kecil (ini merupakan komoditi dengan keunggulan
komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian mutlak yang lebih besar
(komoditi ini memiliki kerugian komparatif).
1.2TUJUAN PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
2
keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain, misalnya negara
yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Keunggulan komparatif
(Comparative Advantages) adalah keuntungan atau keunggulan yang diperoleh suatu negara
dari melakukan spesialisasi produksi terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif
(relative price) yang lebih rendah dari produksi negara lain. Atau, dengan kata lain, suatu
negara hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan
mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah. Menurutnya,
perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia
berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara
lainnya. Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo
membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu:
Menurut Ricardo, keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat
berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar biaya tenaga kerja,
karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga
kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam
memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki biaya tenaga kerja yang paling kecil.
Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau biaya
mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak
bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan
dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
membuat barang tersebut berlainan.
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja
yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar
seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
3
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu negara akan
melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara
tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika
mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini :
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
4
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui
batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
Selain itu, David Ricardo (1772-1823) juga menyatakan bahwa nilai penukaran ada
jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat
ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu
barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David
Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak
sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang
monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya
tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya
terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari
para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan
keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan.
Berikut ini tabel berdasarkan keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo :
5
Dari tabel di atas dapat dilihat ternyata Inggris tidak memiliki keunggulan mutlak baik
dalam produksi kain maupun produksi anggur, tetapi menurut David Ricardo antara Inggris
dan Portugal tetap bisa melakukan perdagangan yang saling menguntungkan dengan cara
membandingkan biaya relatif masing-masing produk. Berdasarkan perhitungan efisiensi
biaya relatif, terbukti bahwa :
Perhitungan tabel:
- Di Inggris, 1 yard kain = 0,75 anggur (30 botol : 40 yard) yang ternyata lebih murah
dibandingkan dengan harga kain di Portugal yaitu 1 yard kain = 1,5 anggur (75 botol : 50
yard).
- Di Portugal, 1 botol anggur = 0,67 yard kain (50 yard : 75 botol), yang ternyata lebih murah
dibandingkan dengan harga anggur di Inggris yaitu 1 botol anggur = 1,33 yard kain (40 yard :
30 botol).
Perhitungan Keuntungan:
6
Portugal 50 yard 75 botol 1 botol anggur = 50/75 = 0,67 yard kain
Berdasarkan ilustrasi diatas, dapat dilihat bahwa spesialisasi kain di Inggris 1 yard
kain = 0,75 anggur, sedangkan di Portugal 1 yard kain = 1,5 anggur. Jika Inggris menukarkan
kain dengaan anggur di Portugal, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,75 anggur
yang diperoleh dari (1,5 anggur - 0,75 anggur = 0,75 anggur ). Sementara untuk spesialisasi
di Portugal 1 botol anggur = 0,67 yard kain, sedangkan di Inggris 1 botol anggur = 1,33 yard
kain. Jika Portugal menukarkan anggur dengan kain, maka akan mendapatkan keuntungan
sebesar 0,67 yard yang diperoleh dari (1,33 yard - 0,67 yard = 0,67 yard)
2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan efisiensi di dua negara
sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena harga barang sejenis
akan menjadi sama di dua negara
3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang atau produk sejenis
walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) di kedua negara sama.
4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara
7
Terdapat suatu pengecualian terhadap hukum keunggulan komparatif. Hal ini terjadi jika
kerugian absolut (mutlak) yang dimiliki oleh suatu negara pada kedua komoditi sama
besarnya. Sebagai contoh, disajikan dalam tabel berikut ini:
Apabila di Inggris dalam satu jam kerja dapat memproduksi 3 karung gandum, maka
produktivitas Inggris dalam memproduksi kain dan gandum adalah setengahnya dari
produktivitas Amerika (6 x = 3). Inggris (dan Amerika) oleh karenanya tidak akan
memiliki keunggulan komparatif pada kedua komoditi tersebut sehingga tidak akan terjadi
perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Alasan mengapa terjadi hal
seperti ini adalah Amerika Serikat hanya akan melakukan perdagangan hanya jika negara ini
dapat menukarkan 6 karung gandum dengan lebih dari 4 meter kain. Namun, saat ini Inggris
tidak akan bersedia untuk menukarkan 4 meter kain untuk memperoleh 6 karung gandum dari
Amerika Serikat karena Inggris dapat memproduksi sendiri sebesar 6 karung gandum
maupun 4 meter kain dengan menggunakan 2 jam kerja. Dalam situasi seperti ini, tidak akan
ada perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
8
lebih bagus, seperti karet menjadi ban dan juga membuat negara-negara berkembang sulit
bersaing keuntungan. Perusahaan seperti Honda membuat bahan motor di negara-negara
spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini sebenarnya hanya cocok
untuk perdagangan internasional antar negara maju. Sebenarnya melalui konteks sejarah kita
bisa mengetahui hal tersebut karena Ricardo hanya melihat Inggris dan negara-negara maju
plus Amerika Latin dalam penyusunan teorinya tersebut. Pada masa Ricardo, belum ada
pengamatan serius dan mendalam yangmengarah pada negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar
jika ketika negara-negara di Dunia Ketiga mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik
internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan komparatif Ricardo yang
menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara-negara Dunia Ketiga.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
9
10