Oleh :
INDRA KURNIAWAN
157020201111004
Mahasiswa
Indra Kurniawan
157020201111004
iii
RIWAYAT HIDUP
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmad
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun disertasi ini. Sholawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Rosululloh Muhammad SAW.
Sebagai sosok pemimpin ummat yang berakhlakul karimah, panutan, serta
tuntunan bagi manusia di dunia yang selalu diharapkan syafa’atnya.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada
semua pihak yang telah banyak membantu penulis diantaranya:
1. Prof. Dr. Nuhfil Hanani, MS. Selaku Rektor Universitas Brawijaya Malang
beserta jajaran wakil rektor.
2. Prof. Dr. Lukman Hakim, MS. Selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Brawijaya.
3. Nurkholis, SE., M.Bus., Ak., Ph.D., selaku Dekan di FEB Universitas Brawijaya
beserta jajaran Wakil Dekan.
4. Dr. Sumiati, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan FEB UB.
5. Prof.Dr. Noermijati, SE., MTM., selaku Ketua Program Studi PDIM FEB UB.
6. Prof. Dr. Ubud Salim, SE., MA., selaku Promotor yang telah banyak
meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing, memberikan wawasan
yang luas, mengungkit ketajaman analisis, penanaman nilai-nilai
intelektualitas, religiusitas dan pemahaman antara fakta dan realita yang ada
didunia bisnis.
7. Prof. Dr. Margono Setiawan, SE., SU., selaku ko-promotor yang telah
memberikan motivasi kepada penulis untuk selalu mempercepat proses studi,
memberikan ruang diskusi yang menarik dan terbuka sehingga eksplorasi
keilmuan dapat terbuka.
8. Dr. Mintarti Rahayu, SE., MS., selaku ko-promotor yang telah banyak
memberikan waktu untuk diskusi, terima kasih banyak atas kritik tentang teori
yang harus dikaji secara mendalam, yang telah sabar dan penuh perhatian
terhadap selesainya disertasi ini, terima kasih tips melakukan telaah teori.
9. Dr. Ir. Solimun, MS., selaku ketua tim penguji yang telah banyak memberikan
masukan saat seminar proposal sehingga dapat membuka mata penulis
v
bagaimana seharusnya menyajikan tulisan ilmiah yang berkualitas, sosok
mumpuni dalam analisis statistik yang membuat penulis “keder” sebelum diuji,
terima kasih banyak atas masukannya karena penulis tahu tujuannya agar
menghasilkan karya yang lebih baik.
10. Ainur Rofiq, SE., M.Kom., MM., Ph.D., selaku anggota tim penguji yang telah
banyak memberikan ruang kepada penulis untuk diskusi mendalam,
strateginya dalam menulis, terima kasih banyak atas masukan-masukannya.
11. Ananda Sabil Hussein, SE., M.Coms., Ph.D., selaku anggota tim penguji yang
telah banyak mencurahkan ilmunya terutama berbagi soal analisis structural
equation modelling, diskusi yang mendalam soal grand theory, terima kasih
banyak atas ilmunya.
12. Prof.Dr. Salim Basalamah, SE., M.Si. atas kesediannya menjadi penguji
eksternal dan terima kasih banyak untuk masukan-masukannya.
13. Prof.Dr. Ujianto, MS. atas kesediannya sebagai penguji eksternal, terima
kasih banyak kritikan yang konstruktif dan masukan-masukannya.
14. Segenap sivitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis terutama di
pascasarjana FEB Universitas Brawijaya atas segala bantuanya, keikhlasan
dalam melayani kami dengan tulus meskipun kami cerewet, menurut penulis
kalian semua adalah Service Excellent.
15. Ketua STIE PGRI Dewantara Jombang, yang telah mengutus penulis untuk
menempuh jenjang pendidikan Doktoral di Universitas Brawijaya, beserta
seluruh jajaran wakil ketua dan segenap sivitas akademika STIE PGRI
Dewantara Jombang.
16. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, khusus
untuk bapak Hendra yang telah banyak membantu bahkan diskusi kecil yang
mantab. Terima kasih pula kepada bapak Arya atas ketersediaan data yang
penulis perlukan, bahkan diskusi-diskusi kita soal update data IKM menjadi
realisasi di Disperindag Provinsi Jawa Timur secara real time.
17. Teman-teman dari forum IKM, APKJ Jombang, para pegiat usaha kecil yang
tersebar diseluruh Jawa Timur yang sudah bersedia membantu penulis dalam
penggalian data.
18. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten
Jombang atas kepercayaannya kepada penulis sebagai narasumber
vi
“optimalisasi peran koperasi dalam kontribusinya terhadap pengembangan
UMKM di Jombang” dari pertemuan itu berlanjut diskusi strategis terkait
peningkatan IKM.
19. Keluarga kecilku, istriku Yana yang telah banyak memberikan support, do’a
tulus dalam setiap sholat malammu, semoga senantiasa dilancarkan,
Anandra, Adheandra dan Aryandra ketiga ARJUNAKU yang membuat
motivasi hidupku selalu terpacu, sesungguhnya kalian semua adalah
semangat dalam hidupku.
20. Suprapto (alm.) dan Sulastri (alm.) kedua orang tuaku yang telah
menanamkan prinsip hidup, nilai-nilai kehidupan, do’a mu kepadaku semasa
hidupmu yang tak pernah penulis pungkiri. Engkau yang mengajarkan
bagaimana menjadi orang yang benar-benar bermanfaat bagi orang lain.
Do’aku agar kalian mendapat tempat yang terbaik disisi-Nya. Aamiin …
21. Sahabat-sahabat seperjuangan di PDIM Universitas Brawijaya yang selalu
kompak, saling memberikan semangat, motivasi, bahkan diantara kita saling
memanggil prof. (professor), karena kami yakin apa yang kami lakukan
merupakan do’a… semangat sobat.
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
THE EFFECTS OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATION, MARKET ORIENTATION AND
ABSORPTIVE CAPACITY ON BUSINESS PERFORMANCE MODERETED BUSINESS
EXTERNAL ENVIRONMENT (A Study on Small and Medium-Sized Craft Industries in East Java).
Promoter: Ubud Salim, co-promoters: Margono Setiawan and Mintarti Rahayu
The purpose of this study is to determine the effect of entrepreneurial orientation, market
orientation, and absorptive capacity on business performance, where market orientation and
absorptive capacity are the mediator variables, and external business environment is the
moderating variable.
The population and sample of this study are small and medium-sized craft industries in East Java,
where the owners or managers arethe unit of analysis. The data was collected from both online
and offline questionairesdistributed to 247 respondents and was analyzed using Structural
Equation Modelling Partial Least Squares (SEM PLS).
The results show the entrepreneurial orientation has no significant effect on business
performance, but it has a significant effect on market orientation, absorptive capacity, and
business performance. Furthermore, absorptive capacity has no significant effect on business
performance, and external business environment has a significant effect on business
performance.
This study finds that entrepreneurial orientation has a significant effect on absorptive capacity,
but absorptive capacity has no significant effect on business performance, so it does not mediate
the relationship between entrepreneurial orientation and business performance. Finally, external
business environment does not moderate the relationship between entrepreneurial orientation
and business performance.
Keywords: entrepreneurial orientation, market orientation, absorption capacity, external business
environment, business performance.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmad
dan hidayah-Nya serta Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Rosululloh Muhammad SAW. Sebagai sosok pemimpin ummat yang
berakhlakul karimah, panutan, serta tuntunan bagi manusia di dunia yang selalu
diharapkan syafa’atnya, sehingga penulis dapat menyusun disertasi dengan judul:
“Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar dan Kapasitas Penyerapan
terhadap Kinerja Bisnis Dimoderasi Lingkungan Eksternal Bisnis (Studi pada IKM
sektor kerajinan”. Sangat disadari bahwa kekurangan dan keterbatasan yang
dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti,
tetapi masih dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 104
xii
5.7 Distribusi Frekuensi Kinerja Bisnis ………………………………………….. 151
5.8 Pengujian Asumsi Linieritas …………………………………………………. 152
5.9 Uji Model Pengukuran (Outer Model) ..……………………………………… 153
5.9.1 Uji Convergent Validity …..…………………………………………….. 153
5.9.2 Uji Discriminant Validity …..……………………………………………. 161
5.9.3 Uji Composite Reliability ………………………………………………. 164
5.10 Uji Model Struktural (Inner Model) ...………………………………………… 165
5.10.1 Uji R-Square …………………………………………………………….. 165
5.10.2 Uji Predictive Relevance (Q2 dan Blindfolding) …………………….. 166
5.10.3 Uji f2 (Effect Size) ……………………………………………………… 167
5.10.4 Hasil Analisis Bootstrapping ...………………………………………… 169
Daftar Pustaka
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (c to c) Provinsi Jawa Timur ………….. 1
2.1 Hasil Hierarchical Moderated Regression Analysis ……………………… 33
2.2 Perbandingan Dimensi Orientasi Kewirausahaan ……………………….. 72
2.3 First-Mover Advantage ……………………………………………………… 83
2.4 Hubungan Variabel Kontingensi dengan EO terhadap Kinerja ………… 91
2.5 Perbedaan Kunci antara Customer-Led dan Market Oriented …………. 96
3.1 Variabel, Indikator dan Item ………………………………………………… 114
4.1 Skala dan Pengukuran yang digunakan ………………………………….. 122
4.2 Hasil Face Validity …………………………………………………………… 126
4.3 Hasil Pretest Validitas dan Reliabilitas ……………………………………. 128
4.4 Validitas Orientasi Kewirausahaan ………………………………………… 128
4.5 Validitas Orientasi Pasar ……………………………………………………. 129
4.6 Validitas Kapasitas Penyerapan …………………………………………… 129
4.7 Validitas Lingkungan Eksternal ……………………………………………. 129
4.8 Validitas Kinerja Bisnis ……………………………………………………… 130
4.9 Rule of Thumb Model Pengukuran Reflektif ……………………………… 141
4.10 Rule of Thumb Evaluasi Model Struktural ………………………………… 144
5.1 Profil Responden ……………………………………………………………. 149
5.2 Distribusi Jawaban Responden terhadap Orientasi Kewirausahaan …. 153
5.3 Distribusi Jawaban Responden terhadap Orientasi Pasar …………….. 154
5.4 Distribusi Jawaban Responden terhadap Kapasitas Penyerapan ……. 155
5.5 Distribusi Jawaban Responden terhadap Lingkungan Eksternal …….. 156
5.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Kinerja Bisnis ……………… 157
5.7 Pemeriksaan Asumsi Linieritas ………………………………………….. 158
5.8 Validitas dan Reliabilitas …………………………………………………. 160
5.9 Nilai Loading Factor Orientasi Kewirausahaan ……………………….. 161
5.10 Nilai Loading Factor Orientasi Pasar …………………………………… 162
5.11 Nilai Loading Factor Kapasitas Penyerapan ………………………….. 163
5.12 Nilai Loading Factor Lingkungan Eksternal …………………………… 163
5.13 Nilai Loading Factor Kinerja Bisnis …………………………………….. 164
5.14 Nilai Average Variance Extracted ………………………………………. 166
xiv
Tabel Halaman
5.15 Fornell-Larcker Criteria ………………………………………………….. 168
5.16 Cross Loading ……………………………………………………………. 169
5.17 Composite Reliability ……………………………………………………. 170
5.18 Cronbach’s Alpha ………………………………………………………… 171
5.19 Nilai R-Square …………………………………………………………… 172
5.20 Hasil Analisis Spesific Indirect Effect Mediasi ……………………….. 172
5.21 Construct Crossvalidated Communality ……………………………… 173
5.22 Hasil f 2 untuk Effect Size ……………………………………………… 174
5.23 Nilai Pengaruh Langsung ……………………………………………… 176
5.24 Nilai Pengaruh Tidak Langsung ………………………………………. 176
5.25 Nilai Pengaruh Total …………………………………………………… 178
5.26 Hasil Analisis Spesific Indirect Effect Mediasi ……………………… 179
5.27 Hasil Analisis Mediasi Menggunakan VAF …………………………. 179
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
pada triwulan 4 tahun 2016 mencapai 5,55 persen, capaian ini menempatkan Jawa
Timur berada pada posisi kedua di Pulau Jawa dan lebih tinggi 0,53 poin
Tabel 1.1
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (c to c) Provinsi se-Jawa
Pertumbuhan yang seperti terpapar pada tabel 1.1 diatas secara nasional
didukung dengan adanya pertumbuhan positif usaha mikro kecil dan menengah di
Jawa Timur yang turut memberikan kontribusi cukup besar dalam menyangga
persen. IKM juga mampu menyumbang sebesar 99 persen dalam jumlah badan
usaha, untuk penyerapan tenaga kerja, andil IKM cukup besar yakni 99,6 persen.
1
2
Kontribusi IKM pada produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar 54,9% atau
senilai Rp. 1.100 trilliun. Sementara itu jumlah IKM di Jawa Timur sendiri sebesar
6,81 juta dengan rincian 95,71% atau sebanyak 6,50 juta usaha mikro, sebesar
3,84% atau sebanyak 250 ribu usaha kecil, serta 0,45% atau 50 ribu usaha
menengah seluruhnya setara dengan 18% dari total jumlah penduduk Jawa Timur
sebesar 38,85 juta. Keseluruhan jumlah di atas kontribusi IKM dalam menyerap
tenaga kerja sebanyak 11,12 juta orang. Nilai realisasi investasi dari industri mikro,
ekonomi Jawa Timur. (Data Dinamis Bappeda Jatim, 2017). Kinerja positif tersebut
Gresik terdapat banyak pengrajin diantaranya songkok, jenang pudak, krupuk dan
konveksi, kerajinan pecut, rantai bunga melati dan lain-lain. Kabupaten Mojokerto
terdapat pengrajin sepatu dan sandal, krupuk rambak, cor kuningan, dan
perhiasan dari perak. Kota Mojokerto meliputi pengrajin konveksi, kerajinan dari
bambu dan perlengkapan dari bahan kaca. Surabaya memiliki banyak pengrajin
seperti alas kaki, makanan olahan seperti grinting lorjuk, krupuk ikan, kerajinan
kerang, batik dan minuman sirup dari blimbing wuluh. Kabupaten Sidoarjo memiliki
banyak pengrajin pot bunga, batik, krupuk, kampung jamur serta tas dan koper.
makanan olahan wingko, Jombang memiliki kerajinan cor kuningan, batik, manik-
manik, gerabah, makanan dan minuman olahan seperti emping, jenang, serta
masih banyak yang memiliki usaha bidang lain dan dari berbagai kabupaten
penjualannya belum maksimal. Data yang tersaji pada tabel 1.1 menunjukkan
memaparkan data industri kerajinan. Fakta dilapangan yang terjadi bahwa banyak
industri kerajinan gulung tikar akibat munculnya banyak pesaing-pesaing baru baik
pada saat ini sudah baik bagi sebagian IKM jika dilihat dari nilai penjualan yang
tidak kunjung membaik. Persoalan serius terkait dengan kinerja bisnis IKM ini
pesaing baru, kondisi perekonomian yang belum berpihak pada industri, serta
Kinerja bisnis IKM yang rendah tersebut belum mampu diantisipasi dengan
perencanaan yang matang dalam menghadapi pasar yang dinamis dan cenderung
yang ada, namun daya tahan akan perubahan daya beli dan kondisi ekonomi
menjadi rentan untuk jatuh. Ketersediaan sumberdaya alam sebagai bahan produk
manusia dan teknologi harus disikapi dengan baik karena ini akan memengaruhi
kinerja bisnisnya. Kondisi inilah yang membuat IKM berkinerja rendah dan harus
orientasi kewirausahaan yang baik. Kondisi IKM yang rentan terhadap perubahan
Melihat kelemahan yang dihadapi oleh IKM diperlukan peran pemerintah untuk
Merujuk dari rendahnya kinerja IKM yang diakibatkan kondisi yang rentan
akan perubahan baik dari lingkungan internal maupun eksternal, maka penelitian
pandangan Fidler pada teori ini mengatakan bahwa tidak ada satu cara terbaik
tindakan secara optimal dengan melihat lingkungan internal dan eksternal pada
situasi yang tepat. Organisasi IKM yang belum terstruktur dengan baik, sehingga
segala keputusan berada di tangan pemilik, manajer, atau yang dipercaya untuk
dengan pengelola bisnis IKM selaku pengambil keputusan, maka pendekatan teori
gaya kepemimpinan yang fleksibel yang berorientasi pada tugas dan hasil dengan
kewirausahaan yang baik, dan memiliki pemikiran strategis yang pada akhirnya
menjadi budaya perusahaan. Pemikiran strategis berupa orientasi pasar yang baik
kerajinan adalah sebuah bisnis yang memerlukan imajinasi yang kuat untuk dapat
eksternal baik dari pesaing, konsumen potensial, maupun dari berbagai informasi
yang diperoleh melalui media. Imajinasi juga dapat diperoleh melalui pengetahuan
lainnya, sehingga ini merupakan kemampuan IKM dalam menyerap informasi dan
tujuan komersialisasi.
dapat memberikan dampak pada kinerja bisnis IKM. Peran pemerintah tersebut
dunia usaha. Penelitian ini berusaha mengambil lingkungan eksternal bisnis yang
disebut dengan PEST. Lingkungan eksternal tidak bisa diabaikan begitu saja,
IKM.
yang baik dalam mengelola informasi dan pengetahuan yang ada untuk
sebagai penguat dalam meningkatkan kinerja IKM. Para ahli sebelumnya berteori
bahwa organisasi yang menghadapi lingkungan yang berubah dengan cepat serta
perubahan yang tidak terduga dalam teknologi harus mengadopsi struktur organik
organisasi yang menghadapi lingkungan yang stabil dan teknologi yang dapat
6
dimana pengambilan keputusan terpusat dan tugas tetap sama dari waktu ke
waktu.
dan berada di lingkungan yang stabil, hasil serupa dilakukan juga oleh Wiklund
(1999). Meta analisis terhadap 51 penelitian yang dilakukan oleh Rauch (2009)
orientasi kewirausahaan yang dilakukan (Covin dan Slevin, 1989) dan mengujinya
sebab akibat dari hubungan antar variabel tersebut (Zahra, 2005). Logika
Hill dan Birkinshaw, 2008; serta Heirmann dan Clayrisse, 2004) melalui profil ideal
pengalaman memiliki dampak yang berbeda pada kinerja (Bierly dan Daly, 2007;
sementara pendekatan yang lain dengan melakukan reduksi atas perusahaan dan
penelitian yang berbeda baik pada perusahaan besar, IKM, maupun sektor jasa.
bisnis (Xie, Liu, Xie, dan Jing, 2017; Liu, Yang, dan Augustine, 2017) masih
menyisakan persoalan terkait dengan sulitnya diprediksi dan dipahami (Liu, 2017),
hanya positif berkorelasi dengan BUMN (Guo, Li, dan Zong, 2018). Penelitian
memengaruhi kinerja bisnis (Teng, Huang dan Pan, 2017) bahkan menurunkan
kinerja kelompok bisnis (Guo, Li, dan Zong, 2018; Lin, Chang, Yu dan Kao, 2018).
dalam suatu negara (Stel, Carree, dan Thurik, 2005; Boudreaux, 2018; Edmiston,
2007), disebabkan oleh kinerja perusahaan dan tata kelola pemerintahan yang
baik (Skare dan Hasic, 2015) tetapi kinerja bisnis juga dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi yang stabil cenderung tumbuh. Faktor sosial budaya juga berdampak
pada kinerja perusahaan (Masovic, 2018; Benson dan Filippios, 2018) serta
berdampak positif terhadap kinerja IKM (Gaganis, Pasiouras, dan Voulgari, 2018).
Kontribusi yang cukup besar untuk meningkatkan kinerja IKM pada era saat ini
meningkatkan kinerja (Wilburn dan Wilburn, 2018; Ukko, Nasiri, Saunila, dan
Rantala, 2019).
8
manajerial yang baik dan terinternalisasi dalam diri seorang wirausaha, modal
bisnis, yakni dengan konsep dan strategi apa yang dilakukan oleh para pengusaha
standar akuntansi yang ada, manajemen masih bersifat sederhana, sehingga hal
ini diperlukan upaya upgrade secara manajerial. Sarana pelatihan dan konsultasi
telah dijembatani oleh dinas koperasi dan UMKM provinsi Jawa Timur dengan
menyediakan klinik usaha kecil menengah sebagai sarana konsultasi bagi pelaku
bisnis untuk meningkatkan kapasitasnya. Klinik usaha kecil menengah yang ada
memang berorientasi pada hal teknis dengan memberikan solusi terkait dengan
persoalan bisnis yang dihadapi oleh pelaku bisnis, akan tetapi belum mencakup
pada aspek kepemimpinan. Belum tercovernya aspek manajerial inilah yang dapat
maju.
dilakukan, secara klasik yang selalu menjadi keluhan adalah aspek pemasaran,
saat pertama dikembangkan oleh Covin dan Slevin (1989) terdiri atas
melalui berbagai dimensi yang ada, tidak semua dimensi berpengaruh positif
terhadap kinerja bisnis dari berbagai setting penelitian yang berbeda-beda. Kondisi
bisnis. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Frank et al. (2010) justru
menggunakan dimensi dari Lumpkin dan Dess (1996) juga mendapatkan hasil
teknologi yang masih relatif muda dan menemukan hasil yang non-signifikan
10
dan keuntungan pangsa pasar. Lima dimensi yang terbukti memiliki hubungan
secara langsung berdampak pada kinerja bisnis namun agar lebih meningkatkan
kinerja yang lebih tinggi maka diperlukan faktor kamampuan dalam menangani
entrepreneurial seperti yang dikaji oleh Matsuno et al. (2002) dan Schindehutte et
didukung oleh lingkungan yang kompetitif (Cao et al., 2011; Lumpkin and Dess,
2001) dan hal ini didukung hasil penelitian Auh dan Menguc (2005) bahwa
efektivitas kinerja bisnis dicapai dari orientasi strategi yang baik bahkan hal yang
membaca pasar.
11
dengan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pesaingnya (Agarwal et al.,
al.,1998).
bersaing sebagai nilai tambah perusahaan dalam memberikan tawaran yang lebih
dibanding yang diberikan oleh pesaing. Usaha tersebut perlu diimbangi dengan
penetapan strategi bisnis agar tercapai secara efektif dan efisien sehingga
melalui perilaku-perilaku yang kreatif dan inovatif. Bentuk upaya tersebut dapat
melalui orientasi pasar dalam melihat sesuatu yang dapat ditangkap (capture)
sebagai potensi bagi perusahaan dan memberikan nilai (value) tersendiri bagi
dapat meningkatkan kinerja pemasaran (Kohli dan Jaworski, 1990). Lebih lanjut
sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan
(Kohli dan Jaworski, 1993), perspektif kedua adalah, bahwa orientasi dipandang
Pfesser, 2000; Matear et al., 2002; Pelham, 1997). Beberapa penelitian empiris
dan Sinkula, 1999; Han, Kim, dan Srivastava, 1998). Penggunaan kinerja
peranan variabel mediasi menjadi tidak jelas, karena harus melihat faktor lain yang
perusahaan yang bertujuan profit oriented (Narver dan Slater, 1990; Jaworski dan
Kohli, 1993), maupun yang non profit oriented (Kara, 2004; Wood dan Bhuian
1993; Caruana dan Ewing, 1999) penelitian dengan latar belakang perusahaan
jasa (Agarwal dan Erramilli, 2003; Caruana, et al., 1999; Harris dan Piercy, 1999),
penelitian dengan latar belakang negara maju (Narver dan Slater, 1990; Jaworski
dan Kohli, 1993; Greenley, 1995; Castro et al., 2005) dan penelitian dengan latar
Kohli, 1993; Pitt, Caruana dan Berthon, 1996; Deshpande dan Farley, 1999;
Slater dan Narver, 2000) dan pada perusahaan yang melakukan pemasaran
ekspor (Diamantopolous dan Cadongan, 1996; Kwon dan Hu, 2000). Penelitian
pada perusahaan besar (Han, et al, 1998; Hurley dan Hult, 1998; Harris dan
Ogbonna, 2001; Im dan Workman, 2004) dan penelitian pada perusahaan kecil
(Blankson et al., 2005; Duncan, 2000; Choi, 2002). Penelitian tentang orientasi
(Castro et al., 2005; Kirca et al., 2005; Jain dan Bhutia, 2007), akan tetapi
meningkatkan kinerja pemasaran (Jaworski dan Kohli, 1993; Selnes et al., 1996;
pasar pada usaha kecil namun penelitian tersebut masih sangat terbatas apalagi
dengan latar belakang pada negara yang sedang berkembang (McLarty, 1998;
Adu, 1998; Kuada dan Buatsi, 2005). Penelitian pada dekade saat ini yang
dilakukan pada sektor jasa francise membuktikan bahwa orientasi pasar secara
langsung meningkatkan kinerja keuangan (Lee, Kim, Seo, dan Hight, 2015) pada
panjang melalui business to business (b2b) pada sektor industri yang spesifik
(Frosen, Jakkola, Churakova, dan Tikkanen, 2015), bahkan orientasi pasar yang
kinerja bisnisnya, terdapat aspek lain yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha
Dinamika bisnis yang saat ini terjadi memengaruhi kemampuan perusahaan dalam
untuk bersaing di pasar global (Flatten, 2015). Literatur yang berkembang saat ini
tingkat yang berbeda, secara individu (Cohen dan Levintal, 1993; Minbaeva et al.,
2003), secara unit bisnis (Jansen et al., 2005; Szulanski, 1996), dan organisasi
Studi pada perusahaan Iran dan Perancis dalam usaha patungan (joint
spesifikasi yang telah ditetapkan, keselamatan kerja yang rendah, adanya biaya
pengetahuan yang telah diserap; 2) bagian dari absorptive capacity memiliki peran
yang terpisah namun saling melengkapi dan memenuhi kondisi yang diperlukan
perusahaan dengan cara yang berbeda. Perbedaan pemikiran yang dilakukan oleh
bisnis. Namun akhir-akhir ini banyak para ahli melakukan penelitian dalam bidang
Naude, Oghazi, dan Zeynaldo, 2018), studi yang dilakukan pada anak perusahaan
dilakukan dalam setiap perubahan yang terjadi dalam bisnis, mengingat kondisi
bisnis akan meminimalisir potensi buruk yang terjadi pada bisnis. Karena
pada lingkungan eksternal, para pelaku usaha harus menyiapkan peta pasar atau
Kegagalan yang sering terjadi pada para pelaku usaha antara lain motivasi
individu untuk memulai usaha (start up), yang hanya didasari oleh faktor “desakan
17
ekonomi” membuat pelaku usaha menjadi kurang kreatif dan tujuannya hanya
memperoleh keuntungan saja tanpa dilandasi tujuan yang lebih besar yakni
dan pertumbuhan badan usaha (Covin and Slevin, 1989), banyak penelitian yang
memengaruhi strategi dan kinerja bisnis (Ward dan Lewandoska, 2008; Ellis, 2006;
Morgan dan Hunt, 2002; Pelham, 1999; Avlonitis dan Gounaris, 1999; Siu dan
Kirby, 1998; Sebora et al., 1994; Slater dan Narver, 1994; Diamantopoulus dan
dan Robinson (2003,) dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yang saling
dampak atau hasil yang berbeda terhadap kinerja bisnis, beberapa diantara peneliti
finance (Attahir, 2002) sementara pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini
18
hampir sama, misalnya konstruk ekonomi dalam penelitian lain dibentuk sebagai
konstruk dinamisme, intensitas dan dampak ekonomi secara umum, faktor fiskal,
legalisasi, sosial dan budaya bisnis, serta general prosperity (Ward dan
Lewandowska, 2008; Ellis, 2006; Ang, 2001, Mavondo, 1999; Deshpande, et al.
2004). Studi yang dilakukan oleh Dragnic (2014) mengidentifikasi dan menganalisis
makroekonomi (Foreman, 2008; Dwyer et al. 2007; Palmer dan Pels, 2004;
Deshpande dan Farley, 2004; Singh, 2003; Grbac dan Martin, 2001; Slater dan
(Benito dan Gallego, 2009; Kokzal dan Ozgul, 2007; Laitinen, 2000).
kinerja perusahaan, maka diperlukan upaya lain agar lebih mempermudah IKM
dapat menembus hambatan yang ada. Terobosan tersebut bagaimana para IKM
perubahan dan kondisi yang terjadi pada lingkungan eksternal bisnis. Melihat
kedudukannya yang tidak dapat dikendalikan oleh IKM, maka lingkungan eksternal
dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan empiris dan teoritis dari beberapa teori
memberikan ruang yang bermanfaat untuk melakukan verifikasi pada objek dan
keadaan penelitian yang berbeda dari yang sudah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya.
mencapai konsistensi hasil penelitian yang saat ini dilakukan, sesuai dengan
konsep utama (main concept) yang ditawarkan dalam penelitian ini maka research
membangun dimensi tambahan sejak Miller (1983) dan Covin dan Slevin (1989)
(1996). Wiklund dan Shepperd (2005) gagal membuktikan teori kontingensi dapat
berbeda dalam satu frame, sebagai contoh Wiklund dan Shepperd (2005)
20
konfigurasi.
dan agudo, 2018). Berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu, maka dalam
penelitian ini untuk mencapai kinerja dalam konteks orientasi kewirausahaan maka
Bisnis.
usaha kecil dengan sampel diambil dari database CD-ROM UC-SELECT dimana
Usaha Kecil dari sampel yang terkontak, dan sejumlah 465 yang selanjutnya
dilakukan analisa sesuai dengan kriteria sampel. Setengah dari sampel memiliki
proactiveness, innovativeness dan risk taking dalam pengujian ini, hasil yang
usaha kecil.
membuktikan hasil yang diperoleh sebelumnya, baik dari Wiklund dan Shepherd
pendekatan metodis, serupa dengan yang dilakukan oleh Wiklund dan Shepherd
(2005). Sampel penelitian pada industri listrik dan elektronika di Austria yang terdiri
dari 12 bidang komponen yang paling signifikan diantaranya alat distribusi dan
karyawan pada industri tersebut. Hasil penelitian Frank et al. (2010) tidak sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Naman dan Slevin (1993); Zahra dan
Covin (1995); Sapienza dan Grimm (1997); Lee, Lee, dan Pennings (2001);
yang dilakukan Lumpkin dan Dess (2001) dari hasil penelitiannya yang
untuk berusaha menjadi yang pertama dalam inovasi produk pasar, berani
22
seorang manajer yang memiliki keberanian untuk mengambil risiko dan menerima
kegagalan akan cenderung lebih suka untuk mengenalkan produk baru untuk
baru serta berpartisipasi dalam merebut pasar (Lumpkin dan Dess, 1996). Dimensi
peluang pasar baru (Miller dan Friesen, 1982; Venkatraman, 1989), ini akan
al., 1995; Slater dan Narver, 1995), orientasi jangka panjang (Spekman, 1988;
Heide dan John, 1990; Ganesan, 1994; Garbarino and Johnson, 1999) dan
orientasi belajar (Zahra et al., 2000; Hult et al., 1999; Baker dan Sinkula, 1999)
setting atau objek latar penelitian yang berbeda seperti, pada perusahaan skala
besar (MNC), atau IKM, dari setting negara yang berbeda misalkan mengambil
setting negara maju, negara sedang berkembang atau bahkan kawasan asia
(Matsuno, 2002) sehingga ini yang menjadi pilihan alternatif untuk menempatkan
ditemui, namun jika ditinjau dari mulai munculnya konsep kapasitas penyerapan
dimulai tahun 1990an dan dipopulerkan oleh Cohen dan Levinthal (1990), Lane
dan Lubatkin (1998), Zahra dan George (2002) selanjutnya dikembangkan oleh
dengan Kinerja Bisnis. Sejauh yang penulis ketahui sampai saat ini belum
Kinerja Bisnis yang dimediasi oleh Orientasi Pasar dan Kapasitas Penyerapan
24
variabel tersebut yang berperan sebagai mediasi maka akan terjadi peningkatan
kinerja bisnis.
berperan sebagai mediasi saja, karena penulis merasa perlu dalam upaya
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa syarat variabel moderasi adalah
kondisi yang tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh IKM sehingga dapat
Relevansi dari keseluruhan konstruk penelitian yang selama ini diteliti oleh peneliti
teknologi tinggi dan berhubungan dengan inovasi menjadi bagian yang menarik
untuk penelitian ini dengan mengambil setting IKM sektor kerajinan. Karakteristik
IKM yang berbeda di Indonesia pada umumnya dan khususnya Jawa Timur akan
membuat kajian ini dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun
orientasi pasar dan kapasitas penyerapan merupakan model utama penelitian ini
(full model) juga dapat dinyatakan (claim) sebagai penciri yang khas dari penelitian
terhadap kinerja bisnis dimoderasi lingkungan eksternal bisnis pada industri kecil
maupun empirik, maka dalam penelitian ini tertarik untuk mengangkat tema
tersebut, dengan mengacu pada konteks permasalahan yang ada sehingga dapat
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan
Kinerja Bisnis ?
Orientasi Pasar ?
Kapasitas Penyerapan ?
26
Bisnis ?
Kinerja Bisnis ?
Kinerja Bisnis secara positif signifikan dalam lingkup IKM sektor kerajinan.
kerajinan.
27
Kerajinan.
Kinerja Bisnis secara positif signifikan dalam lingkup IKM sektor kerajinan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
1. Manfaat Teoritis
Timur.
28
2. Manfaat Praktis
industri kecil sektor kerajinan, seperti Dinas Koperasi dan UMKM, Pelaku
penelitian seperti :
bisnis.
business sustainable.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kajian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu menjadi bahan rujukan sekaligus
hanya sebagai pedoman dalam proses penyusunan penelitian, tetapi juga menjadi
Relevansi penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini memiliki ruang
antara lain,
1. Penelitian Rakesh C. (2014), dengan judul “PEST Analysis for Micro Small
memahami bagi pelaku IKM di India pada kondisi yang tidak menentu atau
29
30
Latar penelitian yang dilakukan oleh Boso berada di Ghana dengan jumlah
interaksi.
Gambar 2.1
Model Konseptual
Entrepreneurial
Orientation
Network ties
Sosial Business
Network Ties Network Ties
Firm Performance
Sales Performance
Protitability
Market
Orientation
Controls
1. Environment
Munificence
2. Environment Complexity
3. Firm size
4. Industry
5. Firm experience
6. Lower-order interactions
32
3. Penelitian yang dilakukan oleh Riliang Qu dan Zelin Zhang (2015), dengan
dengan random sampling pada 2000 anak perusahaan asing yang diambil
dari Financial Analysis Made easy Database yang terdaftar secara terbatas
Inggris. Dari responden yang ada terdapat 198 atau (79%) adalah Direktur
Utama, dan separuh lebih sedikit kantor pusat dari anak perusahaan
Tabel 2.1
Hasil dengan menggunakan hierarchical moderated regression models
4. Penelitian yang dilakukan oleh Todorova dan Durisin (2007) dengan judul
peneliti terdahulu seperti (Cohen dan Levinthal, 1990; Zahra dan George,
2002; serta Lane dan Lubatkin, 1998). Penelitian yang dilakukan dalam
kapasitas penyerapan.
Gambar 2.2
Model Absorptive Capacity yang telah disempurnakan.
Sumber: Todorova dan Durisin (2007)
Teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah Teori Kontingensi
atau sering disebut teori situasional karena teori ini mengemukakan bahwa
manajemen.
pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan
membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang berbeda pula, karena tidak ada
teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi.
tetapi menggunakan pilihan yang sangat berbeda antara satu dengan yang lain.
Meskipun memiliki nama variabel yang sama bukan berarti memiliki arti yang
sama, demikian pula sebaliknya bahwa dengan nama yang berbeda mungkin
memiliki arti dan makna yang sama sebagai variabel yang memiliki nama yang
berbeda.
36
variabel saling terhubung satu sama lain. Penelitian kewirausahaan dapat ditinjau
langsung terhadap kinerja bisnis, sementara itu pada hasil penelitian lain
sebagian besar mengambil dalam perspektif tingkat perusahaan, ada juga yang
mengambil perspektif individu, ada yang berdasarkan perspektif tim, perspektif unit
EO yang tinggi, dan strategi yang berfokus pada orientasi jangka panjang dan
harga produk yang tinggi terkait dengan kinerja tinggi. Dalam lingkungan yang
tunggal. Sesuai dengan penelitian tersebut, Zahra dan Covin (1995) mempelajari
Becherer dan Maurer (1997), telah berteori bahwa lingkungan eksternal akan
kewirausahaan, dan kinerja yang serupa, arah kausal dan hubungan antara ketiga
variabel sangat berbeda. Tipe kedua dari fragmentasi paneliti juga memperhatikan
perusahaan (misalnya Liao et al., 2003; Zahra dan Bogner, 2000) sementara yang
lain telah menggunakan campuran antara analisis tingkat individu dan perusahaan
(misalnya, Brigham et al., 2007; Chanler dan Hanks, 1994). Jenis fragmentasi
kadang dapat memiliki nama yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda
Chandler dan McEvoy, 2000) sementara peneliti lain telah menggunakan laba atas
dalam literatur serta untuk memandu pada konstruk yang kurang dieksplorasi.
Pendekatan ini mungkin juga menjadi salah satu langkah dalam mengidentifikasi
variabel yang memiliki relevansi teoritis dan juga menilai apakah ada variabel
komersil.
38
2015; Fabrizio, 2009; Lane dan Lubatkin, 1998; Scaringella, 2015; Zahra dan
sederhana yang selaras antara struktur dan konteks yang mengarah ke kinerja
dulu penulis membahas mengenai lingkungan bisnis secara umum. Lingkungan bisnis
diartikan sebagai faktor yang harus dihadapi oleh organisasi atau wirausaha dan
keberadaan lingkungan bisnis bagian dari kehidupan bisnis. Bisnis akan berkembang
sebaliknya apabila tidak mampu mengelola dengan baik maka akan terjadi penuruan
(decline) pada bisnis. Beberapa ahli telah banyak melakukan penelitian dan
39
(Robbins, 1994). Menurut Smircich dan Stubbart, (1985); Mansfield, (1990) dalam
berdasarkan dekat dan jauhnya lingkungan dari organisasi atau langsung dan tidak
fokus penulis pada lingkungan makro atau biasa disebut politik/hukum, ekonomi,
makro (Hill, 1998;84). Lingkungan sosial termasuk kekuatan umum yang secara
dapat dan sering kali memengaruhi keputusan jangka panjang. Lingkungan sosial
diperjelas kembali oleh Wheelen & Hunger (2012) yang menyatakan bahwa
40
lingkungan, seperti yang dilakukan oleh P&G dimana setiap orang dalam tim
manajemen merek bekerja dengan tim kunci dari departemen penelitian penjualan
persaingan (competitive activity report), disetiap empat bulan pada setiap produk
persaingan.
1. Ekonomi
masyarakatnya, segmen yang dibidik dan perusahaan juga harus melihat Trend
Gross National Product, kredit secara umum, suku bunga, inflasi, tingkat
et al., 2003; Pearce dan Robinson, 2001) atau secara umum dinyatakan sebagai
2. Politik/Hukum
pebisnis dalam memilih negara atau daerah dalam operasi bisnisnya, serta adanya
kepastian hukum yang jelas bagi para pelaku usaha. Mengingat faktor politik dan
berpihak pada industri skala kecil sangat menentukan kondisi perekonomian. Para
perkembangan politik atau hukum yang ada di dalam negeri, kemungkinan ini
3. Sosial/Budaya
perilaku belanja, baik secara rasional maupun yang irasional, tradisi masyarakat
yang kental dan daya beli menjadi fokus bagi para pengusaha dalam menawarkan
produknya.
42
4. Teknologi
Perubahan yang sangat pesat pada kemajuan teknologi dewasa ini juga
keberlanjutan bisnis, seperti diketahui bahwa semua aspek bisnis saat ini sudah
lingkungan bisnis, yang meliputi lingkungan industri dan lingkungan makro. Lingkungan
makro tersebut disebut juga dengan lingkungan eksternal bisnis. Beberapa peneliti
terdahulu memberikan nama yang berbeda meskipun memiliki pengertian yang sama.
Lingkungan yang paling dekat dengan organisasi atau disebut juga task
strategi atau disebut juga general environment (Hitt et al., 1995; Robbins,1997),
diberikannya yaitu, yang stabil dan pasti dengan lingkungan yang berubah secara
43
cepat dan dinamis. Emery dan Trist (1965) dalam Robbins (1994:232)
komprehensif, dalam penelitian ini lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang
eksternal yang berada di luar perusahaan atau yang berada diluar kendali
tersebut melalui strategi yang tepat. Perkembangan serta dinamika yang terjadi di
menentukan langkah apa yang akan dilakukan kedepan. Atas dasar informasi
terhadap organisasi perusahaan, terlebih kondisi saat dunia bisnis sudah tidak
terbatas oleh suatu teritorial negara (borderless world), beralihnya hard technology
makro terdiri dari; kekuatan hukum dan politik, kekuatan teknologi, kekuatan
ekonomi, kekuatan sosial dan kekuatan ekologi. Satu faktor dalam lingkungan
Hill & Jones (2012) juga menyatakan bahwa starting point dalam analisis
Pernyataan serupa juga dijelaskan oleh Hitt at al., (2009) bahwa seringkali
Merujuk apa yang dinyatakan oleh Porter (1986) yang diambil dari
rancangan strategi yang baik dan efektif untuk dapat menduduki posisi yang
ancaman serius bagi perusahaan yang eksis terlebih dulu, mengingat sebagai
keunggulan produk yang akan ditawarkan termasuk, siapa segmen pasar yang
dituju, siapa pesaing riil-nya, seberapa kuat kompetitif produk pendatang baru
kualitas yang ada, disertai dengan menciptakan ide-ide yang dapat direalisasikan
sebagai produk baru. Inovasi menjadi kunci agar perusahaan mendapat respon
keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk mana yang lebih dapat
memberikan kepuasan.
industri tetapi juga mampu mereduksi hasil yang diraih dan yang selama ini
menjadi sapi perah (cash cow) pada produknya. Produk pengganti yang
alternatif produk yang ada sehingga harga yang dapat ditawar oleh pembeli
merupakan pengurangan biaya yang mereka keluarkan. Pada sisi lain pembeli
juga meminta kualitas yang lebih tinggi atau layanan yang memuaskan, sehingga
Pembeli menerima laba yang rendah, hal ini yang mendorong pembeli
Produk industri bukan bagian penting dari kualitas produk atau jasa
pembeli;
produk sendiri.
melalui cara menaikkan harga dan atau menurunkan kualitas produk yang
dijualnya. Apabila perusahaan tidak mampu menekan harga melalui review yang
menurun karena pemasok tersebut. Kondisi pemasok yang kuat akan terjadi jika :
pembelinya;
melakukan revitalisasi strategi dan secara terus menerus. Ubud Salim (2011)
bahkan kalau perlu bersahabat berupa aliansi strategik (Silverman, 1987; Lamont,
1991; Waterman, 1994; Dauphinais and Price, 1998; Robbins and Coulter, 1999;
Shelton, 2002; Sheldrake, 2003). Keadaan ini terjadi disebabkan karena beberapa
faktor :
kekuatan;
Biaya tetap (fixed cost) tinggi atau produk bersifat mudah rusak
(perishable),
impact of the General Economic dan Fiscal Factor, Legislation, Social and
Business Culture, dan General Prosperity (Ward dan Lewandoska, 2008; Ellis,
2006; Ang, 2001; Mavondo, 1999; Deshpande, Farley dan Webster, 1993; Chilton,
2016), sementara itu yang menyatakan lingkungan sebagai strategi seperti Placid-
yusuf, 2008), Turbulence, Rivalry, dan Dynamism (Milovanovic dan Wittine, 2014).
yang baru atau sesuatu dengan cara-cara yang baru (thing and doing new things
kinerja usaha.
entrepreneurial transition).
bahwa wirausaha menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis
yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan
organisasi.
suatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan
membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Tujuannya adalah
menjadi kenyataan.
dan kemajuan diperokonomian kita akan datang dari para wirausaha; orang-orang
pertumbuhan ekonomi.
faktor penting yaitu, pertama, kreativitas dan inovasi; kedua, risiko dan
kedepan;
oleh Alma (2009) dari tulisan Bygrave secara sistematik bagaimana proses
wirausaha hasil dari penuangan gagasan atau ide-ide baru yang selalu muncul,
selanjutnya adanya pemicu berupa motivasi baik internal maupun eksternal untuk
Gambar 2.5
Model Proses Kewirausahaan (Alma, 2009)
Innovation (Inovasi)
Implementation (Pelaksanaan)
Growth (Pertumbuhan)
54
oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor individu yang memicu
Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah peluang, model peran,
faktor pemicu dari lingkungan sosial meliputi, keluarga, orang tua, dan jaringan
kelompok.(Suryana, 2009).
kewirausahaan dan faktor yang memicu, namun faktor penting lainnya adalah
atau diteliti untuk membuka usaha baru seperti dinyatakan oleh Bygrave: “there
are three crucial components for a successful new business: the opportunity, the
entrepreneur (and the management team) and the resources needed to a strart
dimensi dari orientasi kewirausahaan, dan sebatas pada sebagian konsep saja
55
(Miller, 1983). Bahkan dalam penelitian tersebut Covin dan Slevin (1988)
menyatakan bahwa manajer puncak jangan terlalu banyak diatur secara struktural
yang rendah.
harus dikonseptualisasikan atau bersifat laten konstruk (Covin, Green dan Slevin,
2006; Lumpkin dan Dess, 1996) dan sebagian lagi menyatakan sebagai
pengukuran secara langsung atau formatif (George, 2006). Namun demikian telah
Covin dan Slevin ((1989), skala yang digunakan oleh Rauch, Wiklund, Lumpkin
dan Frese (2009). Secara empiris pengukuran tersebut telah dibuktikan oleh
(Knight, 1997; Kreiser, Marino, dan Weaver, 2002) dan selanjutnya dikembangkan
empiris teori tersebut dilakukan di beberapa negara serta pada berbagai skala
bisnis, yang memperlihatkan hasil yang berbeda pula. Terjadinya perbedaan hasil
tersebut bisa dikarenakan antara lain, karakteristik responden yang unik, skala
pengukurannya.
manajemen seperti Covin, Slevin, dan Miller, sementara Zahra dan George
Konsep berupa dimensi yang dikembangkan oleh Covin dan Slevin (1991)
bisnis, maka Lumpkin dan Dess (1996) mengusulkan serta menguji dengan
aggressiveness. Apa yang disampaikan oleh Lumpkin dan Dess (1996) dengan
mapan dan telah diuji oleh peneliti-peneliti berikutnya dengan berbagai hasil yang
beragam.
personality” (Littunen, 2000; Lee dan Tsang, 2001; Olson2000). Disisi lain Hisrich,
Acheivement Motivation (Littunen, 2000; Lee dan Tsang, 2001) yang meliputi : work ethis,
pursuit of excellence, mastery in business dan dominance (leader). 2). Locus of Control
(Littunen, 2000; Lee dan Tsang, 2000; Olson, 2000) diantaranya: by chance, by internal,
by external. 3). Self Reliance (Lee dan Tsang, 2001), 4). Extroversion (Lee dan Tsang,
2001), 5). Innovating (Lumpkin, 1996; Vitale, Giglierano dan Miles, 2003). 6). Acting
7).Managing Risks/Risk Taking (Lumpkin, 1996; Olson 2000; Vitale, Giglierano dan Miles,
command, symbolic, rational, transactive dan generative serta Miles and Snow
sifat tidaklah menjadi pengaruh secara substansial, hal yang lebih penting adalah
memaknai kata orientasi itu sendiri. Penelitian ini menganggap bahwa ketika nilai-
seseorang tersebut.
sifat, watak atau ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan
keras untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia usaha yang nyata dan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create
the new and different thing). Scarborough and Zimmerer (1993:5) mengemukakan
dapat disintesakan sebagai suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola
tujuan. Pada hakekatnya orientasi kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak
and Dess (1996) dalam tulisannya menyatakan bahwa terdapat 5 (lima) dimensi
aggressiveness.
dalam dua hal, yaitu: pada sisi efektifitas wirausaha dalam mengelola bisnisnya.
Kedua, berkaitan dengan perencanaan bisnis hingga pada sikap atau respon
dapat menimbulkan peningkatan kinerja usaha (Brown, 1996; Covin dan Slevin,
1991).
operasi yang sudah ada dengan lima indikator yaitu, otonomi, inovatif, proaktif dan
produknya di pasar, karena ini merupakan refleksi dari tingkat kompetisi produk
Lebih lanjut Slater dan Narver (1997) mendefinisikan bahwa orientasi pasar
sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan
Craven (1994) lebih jelas memberikan definisi bahwa orientasi pasar sebagai
orientasi pasar dalam bisnisnya (Jaworski dan Kohli, 1993) akan tetapi muncul
argumen baru yang menyatakan bahwa orientasi pasar saja tidak cukup untuk
Narver dan Slater (1995) masih mengandung kontradiksi (Hurley dan Hult, 1998).
Narver dan Slater (1995) menyatakan bahwa orientasi pasar dan pembelajaran
sisi lain Narver dan Slater (1995) menyatakan bahwa pembelajaran organisasional
Hurley dan Hult (1998) telah berusaha memecahkan kontradiksi ini dengan
memasukan konstruk yang berkaitan dengan inovasi. Hurley dan Hult (1998) lebih
baru, inovasi produk atau inovasi proses) dari pada pembelajaran organisasional
budaya inovatif.
dinamika pasar pada negara-negara industri. Pada umumnya kondisi pasar pada
berkembang bahwa orientasi pasar sebagai dasar filosofi bisnis, yaitu: pertama
konsumen, jika mereka ingin tetap bersaing. Kedua, intensitas persaingan diantara
pada umumnya dilakukan pada perusahaan swasta besar baik yang profit oriented
(Narver dan Slater, 1990; Jaworski dan Kohli, 1993) maupun yang non profit
oriented (Padanyi dan Gainer, 2004; Kara et al., 2004), sedangkan yang menguji
pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) masih sangat terbatas. Terbatasnya
penelitian mengenai orientasi pasar pada perusahaan kecil juga dikemukakan oleh
penelitian pada bidang pemasaran dan manajemen masih lebih difokuskan pada
perusahaan besar. Narver dan Slater (1994) juga menyatakan bahwa para peneliti
selama tiga dekade terakhir telah berhasil membangun teori mengenai anteseden
dan konsekuensi dari orientasi pasar dan telah mampu menciptakan pengukuran
yang valid serta telah berhasil menguji pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja
Penelitian yang dilakukan Jain dan Bhatia (2007) terhadap 600 chief
executive officers, chief marketing officer, atau senior officers pada perusahaan
manufaktur di New Delhi India terdapat temuan bahwa orientasi pasar memiliki
dua tahap penelitian, yaitu: tahap pertama dilakukan analisis bivarite terhadap
al., (2005) ini juga memperoleh temuan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh
dipersaingan global (Flatten, 2015). Secara jelas definisi dari Cohen dan Levinthal
yang paling sering digunakan adalah belajar (misalnya Lane et al., 2001), inovasi
(misalnya, Zhao & Anand, 2009), dan kemampuan dinamis (misalnya, Zahra &
produk atau layanan baru dari hasil menyerap informasi dan pengetahuan dari
luar, bisa dari pesaing, bisa dari pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan dan
pengalaman.
Tinjauan secara historis dari Kedia dan Bhagat (1988) adalah yang
konseptor mengenai kapasitas penyerapan. Istilah ini telah dianalisis pada tingkat
yang berbeda: secara individu (Cohen dan Levinthal, 1990; Minbaeva et al., 2003),
unit bisnis (Jansen et al., 2005; Szulanski, 1996), dan organisasi (Cohen dan
Namun studi empiris yang sangat sedikit telah menangkap argumen teoritis
(Murovec dan Prodan, 2009). Beberapa studi yang mengubah definisi asli Cohen
untuk dua dimensi: yang pertama terkait dengan pengakuan, akuisisi dan asimilasi
penerapan internal.
keilmuan yang lain seperti manajemen sumberdaya manusia kita kenal dengan
eksperimentasi.
konstruksi tiga dimensi yang terdiri dari identifikasi, asimilasi, dan pemanfaatan
Lane et al., 2006; Lewin et al., 2011; Todorova & Durisin, 2007; Zahra & George,
2002), sementara itu Zahra dan George (2002) memandang kapasitas penyerapan
berbagai penelitian (Brettel et al., 2011; Flatten, Engelen, Zahra, & Brettel, 2011;
terdiri dari empat dimensi diantaranya adalah akuisisi, asimilasi, transformasi, dan
pengetahuan yang baru didapat dan dilakukan pembaharuan secara rutin dan
Levinthal, 1989).
dan Levinthal adalah Zahra dan George (2002). Konseptualisasi baru ini
kapasitas penyerapan memiliki peran yang terpisah namun saling melengkapi dan
dinamis, Zahra dan George menekankan sifat strategis dari kapasitas penyerapan.
Strategis yang dimaksud adalah kemampuan membaca pesaing yang ada dengan
disertai inovasi produk yang ada, menyesuaikan kebutuhan dan keinginan pasar,
perusahaan.
dan hasil konstruksi, para penulis ini tidak secara memadai membangun elemen
66
kunci konseptualisasi asli dari Cohen dan Levinthal's (1989). Selanjutnya, mereka
pembelajaran yang substansial dan inovasi terakumulasi sejak awal dari hasil
telah menemukan banyak manfaat kinerja yang terkait dengan berbagai aktivitas
perusahaan memiliki sifat dasar (Rosenberg, 1990; Lane dan Lubatkin, 1998; Dyer
and Singh, 1998). Karya terbaru telah mempertimbangkan sifat penelitian dan
kesamaan antara kumpulan pengetahuan (Dyer dan Singh, 1998; Lane dan
Lubatkin, 1998), rutinitas perusahaan (Zahra dan George, 2002), dan keterampilan
dapat diimplementasikan oleh perusahaan yang terlibat dalam riset dasar dan
lebih baik untuk penemuan baru dan memberikan keuntungan baik dari segi waktu
dan kualitas hasil pencarian. Hasil berdasarkan data panel perusahaan farmasi
eksternal.
67
Melihat latar penelitian pada UMKM, maka harus jeli malihat seberapa
penyerapan. Sejak dikenalkan oleh Cohen dan Levinthal (1989) fokus penyerapan
substansi apa yang ingin dicari dengan menggunakan konsep Ferreras Mendez
berbagai informasi dari luar yang dianggap sebagai peluang sekaligus tantangan.
rekayasa produk dan jasa hasil dari pemanfaatan peluang yang diserap.
produk baru atau pengembangan produk yang bersifat komersil hasil dari peluang
yang diperoleh. Agar lebih jelas dapat digambarkan sesuai dengan konsep asli
Gambar 2.6
Absorptive Capacity (Ferreras, 2016)
Breadth Depth
gambaran sejauhmana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan
kekurangan yang terjadi. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya
kinerja berdasarkan:
rusak, pengembalian dan jaminan, barang rusak dan pengolahan kembali dan
sebagainya,
dan,
penjualan.
mencakup kinerja operasional dan keuangan. Secara umum kinerja bisnis terdiri
69
atas (Kannan, Vijay R dan Keah Choon Tan, 2003) yaitu pangsa pasar, ROA
Kinerja bisnis juga dapat dibagi kedalam empat tipe pengukuran kinerja (Benito,
kinerja bisnis dibedakan atas kinerja keuangan dan operasional (Agustina, 2002).
Pada sisi kinerja keuangan yang diukur adalah kinerja ekonomis perusahaan
seperti penjualan, laba, maupun ROI. Pada sisi kinerja operasional, yang diukur
antara lain kepuasan konsumen, kualitas, dan fase pengembangan produk baru
(Income growth) dan pertumbuhan pangsa pasar (Market share growth) sebagai
pengukuran kinerja perusahaan kecil yang paling penting (Kim dan Choi, 1994;
Lee dan Miller, 1996; Luo,1999; Milesetal, 2000; Hadjimanolis 2000). Hal ini juga
oleh karena itu hal ini berguna untuk mengintegrasikan dimensi yang berbeda dari
kinerja dalam suatu studi empiris (Lumpkin dan Dess,1996),adalah tepat untuk
melihat kinerja keuangan dan pertumbuhan sebagai aspek berbeda dari kinerja,
sama pertumbuhan dan kinerja keuangan memberikan diskripsi yang lebih kaya
perusahaan dalam periode waktu tertentu. Kinerja sebuah perusahaan adalah hal
terdiri atas: tetap berdiri atau eksis (survive), untuk memperoleh laba (benefit) dan
dari tingkat penjualan, tingkat keuntungan, pengembalian modal, tingkat turn over
antar variabel dari beberapa konsep yang diajukan. Sebagai landasan dalam
meskipun terdapat perbedaan hasil semua bergantung pada kondisi dan latar
penelitian.
71
Dalam penelitian yang dilakukan Max Coulthard dengan judul ”The Role
yang disebut dengan relasional dinamis (relational dynamism). Model baru ini
empat pendekatan studi pada industri yang berbeda di Australia. Dua studi
melalui email dan ditindak lanjuti melalui telepon. Dua studi yang lain dengan
bisnis dalam empat industri yang berbeda, diantaranya industri anggur, industri
angka tertinggi diantara empat industri tersebut, sementara risk taking memiliki
angka terendah.
Automotive H H H M M
Comppnents Industry 4.5 4.57 4.0 3.5 3.7
M M M H H
Frachising Industry
3.55 3.77 3.77 4.07 4.38
Music Recording
L/M M L M M
Industry 2
Hasil lainnya dari penelitian yang dilakukan Coulthard (2007) adalah model
baru yang memiliki kaitan dengan kinerja bisnis melalui orientasi kewirausahaan
Coulthard (2007) meyakini bahwa dengan membangun konstruk ini akan mampu
sebagai elemen penting yang tidak secara langsung tercakup dalam konstruksi
73
jaringan dan manajemen hubungan masa lalu. Berikut adalah faktor-faktor dalam
jaringan mereka ke orientasi wirausaha dan potensi mediasi atau efek moderat
"Relational Dynamism" ini memiliki peran moderat atau mediasi pada komponen
dengan rantai pasokan, misalnya, pemasok dan pelanggan, mitra aliansi ditambah
pihak potensial atau pihak yang berkepentingan lainnya seperti asosiasi industri,
keluarga dan teman, rekan bisnis, peneliti dan konsultan, pesaing, pemerintah.
bawah,
74
Gambar 2.7
A modified constuct of Entrepreneur Orientation incorporating Relational
Dynamism
External Exvironment
Dynamism
Munificence
Complexcity
Industry Characteristics
Performance
New entry
Entrepreneurial Revenue growth
Relational Dynamism
Orientation Market share
Tmst, Communication ,
Risk Taking Profitability
& Environ Scanning
Overall performance
Stakeholder satisfaction
Internal Environment
Culture
Strategy
Strategi-Making Process
Structure
Rexcnrees
elektrik dan mesin, dan respondennya adalah CEO. Kedua faktor objektif dan
jawaban yang tidak lengkap maupun bias, dilakukan pengujian secara statistik
terbukti sebagai moderator dari hubungan antara strategi tingkatan bisnis dengan
permusuhan tinggi sebuah strategi differensiasi menjadi faktor utama pada kinerja
yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing. Dalam lingkungan dinamis yang
kinerja keuangan.
pada kasus return on asset (ROA), peran moderasi dari struktur ditemukan hanya
pada hubungan pada strategi biaya rendah. Struktur mekanis dapat membantu
untuk menguji dan memperoleh bukti empiris dari pengaruh faktor lingkungan
yang tersebar lebih dari enam kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung,
banyak dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi yang belum mampu bangkit dari
krisis global.
Penelitian dengan judul “Is the Marketing Concepts always Necesary ? The
dimana strategi pemasaran yang khas akan dapat bekerja dengan baik pada
lingkungan bisnis tertentu. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji runtutan
sehingga sesuai dengan satu set kondisi lingkungan atau kondisi bisnis.
perusahaan dari Australia (81 kasus), Singapura (79 kasus), Belanda (41 kasus),
dan China (16 kasus). Karakteristik perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian adalah yang terdaftar dan terpublikasi sejenis Fortune 500 pada kedua
jenis skala perusahaan baik kecil maupun besar. Hipotesis yang dikembangkan
dan Twist (1965) yang memandang tipe lingkungan dibagi menjadi empat tipe,
77
Turbulence.
basis masyarakat.
pesaing.
masyarakat.
artinya tidak ada perbedaan secara signifikan dalam kinerja diantara ketiga jenis
kinerjanya lebih baik di lingkungan Turbulence (t = 3.00, p< 0.01). Tidak ditemukan
dukungan untuk hipotesis ketiga, meskipun sarananya berada pada arah yang
benar untuk perusahaan dengan kompetensi tinggi dan rendah yang berorientasi
lingkungan Placid-Clustered (t = 3.34, p< 0.01) seperti kompetitor (t = 2.8, p< 0.05)
perusahaan kecil, serta efek moderasi dari faktor lingkungan eksternal. Hubungan
terhadap kinerja bisnis kecil. Namun pada pengujian hipotesis kedua bahwa
terbukti. Bahkan pada hipotesis ketiga juga tidak terbukti bahwa lingkungan
terhadap kinerja bisnis. Karena peneliti memandang banyak dimensi yang berbeda
sesuatu yang tidak dapat diprediksi (Cyert and March, 1963) kompleksitas
fitur dasar lingkungan bisnis (Wack, 1985). Bahwa untuk usaha bisnis agar
lingkungan yang tidak pasti. Dinamika lingkungan juga melekat dengan sektor
manufaktur yang penuh dengan ketidakpastian dengan derajat yang lebih besar.
sektor perdagangan. Hipotesis yang kedua juga terbukti bahwa postur strategis
80
Performance, penelitian ini menguji peran lingkungan bisnis (dalam hal dinamisme
berbagai jenis strategi inovasi (dalam hal produk dan proses) dalam meningkatkan
kinerja bisnis.
H1: Strategi inovasi produk memiliki hubungan positif dengan performa bisnis.
H2: Proses strategi inovasi memiliki hubungan positif dengan performa bisnis.
produk dan kinerja bisnis sehingga Semakin tinggi dinamisme semakin kuat
proses dan kinerja bisnis sehingga Semakin tinggi dinamisme semakin kuat
H5: Daya saing lingkungan memoderasi hubungan Antara inovasi produk dan
kinerja bisnis sehingga Semakin tinggi daya saing semakin lemah hubungan
Untuk lebih memperjelas konsep yang dibangun oleh Prajogo dalam penelitian
dan strategi proses inovasi berpengaruh terhadap kinerja bisnis yang dimoderasi
Gambar 2.8
Reseach Model Daniel Projogo
penelitian ini adalah manajer menengah hingga senior dengan alasan yang
produk kinerja bisnis. Lingkungan persaingan, di sisi lain, melemahkan efek produk
Inovasi pada kinerja bisnis, namun memperkuat efek proses inovasi pada kinerja
antara dinamisme dan strategi inovasi produk serta antara daya saing dan strategi
pasar yang kompetitif telah berevolusi Dari lingkungan pasar fisik (PME) ke
lingkungan pasar Internet yang diaktifkan (IME) yang meliputi Pasar fisik dan
elektronik.
baik dalam bentuk analog maupun digital. Untuk produk informasi dalam bentuk
menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana perspektif yang masih ada tentang
Tabel 2.3
First-Mover Advantage
Physical
1. Baseline : Products in the PME 2. Information Products in Digital
Market
Forms in the PME
Research Issue: Source and degree of Research Issue: Extendibility of
Environment
FMA in the PME source and degree of FMA to Digitized
(PME)
Information Products in the PME
yang besar seperti harus secara kuat membangun jejaring eksternal, mudahnya
utama dan inovasi sebagai daya dukung utama perusahaan, posisi kekuatan
produksi.
anak perusahaan di luar negeri atau di pasar internasional yang harus berurusan
tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor ekonomi makro dan dimensi
antar budaya mempengaruhi proses integrasi dari entitas bisnis asing yang baru
pada perusahaan asal dan tindakan pencegahan yang dapat berasal dari korelasi
yang terjadi dari model empiris untuk meningkatkan efisiensi dari proses integrasi.
Tiga dimensi utama dalam proyek penelitian ini akan saling terkait: Faktor-faktor
ekonomi makro, dimensi antar budaya dan proses integrasi. Adapun modelnya
Gambar 2.9
Model Konseptual
proyek semacam itu. Korelasi faktor pengaruh interaksi yang berbeda harus
perwakilan ahli di bidang penelitian ini untuk mendapatkan data yang ditemukan.
Oleh karena itu perlu untuk mewawancarai para ahli dari berbagai bidang ekonomi,
seperti industri otomotif, industri elektronik, industri pakaian, dan industri makanan.
Para ahli harus memenuhi persyaratan tertentu seperti pengalaman dalam proses
integrasi, posisi manajerial, serta pemahaman budaya. Jika kondisi kerangka ini
korelasi dalam model kausal, tindakan penurunan dan pencegahan dapat diambil
Slevin (2006), Penelitian ini menguji pengaruh tiga variabel proses strategis,
adalah variabel kinerja perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini karena EO
pada dasarnya adalah Orientasi pertumbuhan (Lumpkin & Dess, 1996). Efektivitas
memperbaiki atau mengurangi keputusan terkait bisnis utama mereka dan pola
ketika operasional utama dan keputusan strategi rendah partisipatif daripada cara
tinggi partisipatif
dimasukkan sebelum variabel independen lainnya keluar secara parsial Efek dari
logaritma natural, digunakan untuk menjelaskan distribusi yang agak miring dalam
data ini. Hipotesisnya diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi moderasi
dalam data ini tidak muncul menjadi masalah, meskipun demikian untuk
variabel independen dipusatkan pada cara yang disarankan oleh Aiken dan West
strategis berkisar dari r = .19 sampai r = .47. Untuk menentukan apakah variabel
proses strategis memiliki efek moderasi versus overlapping yang berbeda, efek ini
diuji dalam model terpisah untuk setiap hipotesis dan juga model lengkap yang
Hanya variabel kontrol. Tak satu pun dari variabel-variabel ini secara signifikan
Konsisten dengan hasil, misalnya Lee et al. (2001) dan Wiklund (1999), EO
dibilang, sebuah EO pada intinya adalah orientasi pertumbuhan (Lumpkin & Dess,
1996). Konsisten dengan hasil saat ini, gaya manajemen puncak yang lebih
pencarian pertumbuhan (misalnya, Covin, Slevin, & Schultz, 1997; Geller, 1980).
Ini adalah hal yang menarik untuk dipertimbangkan karena tingkat partisipasi
perusahaan semacam itu cenderung relatif organik dalam struktur (Covin & Slevin,
1988), atribut lebih sering dikaitkan dengan partisipasi partisipatif yang lebih baik
Perbedaan utama yang perlu diperhatikan adalah bahwa studi saat ini
dengan kinerja bisnis telah banyak dikaji peneliti sebelumnya. Namun dalam
Embryonic Stage of Firm Growth” Studi ini berbeda dengan kebanyakan penelitian
yang ada yakni menguji hubungan antara EO dan kinerja secara unidimensional
mana yang paling berharga mendukung kinerja pada tahap perkembangan awal.
Untuk lebih jauh membedakan dari studi yang ada, Hughes menguji konstruk EO
seperti konsep yang digunakan Lumpkin dan Dess (1996), alih-alih hanya
Para ilmuwan telah berulang kali memakai dan mempelajari tiga dimensi inti untuk
(misalnya, Barringer & Bluedorn, 1999; Covin & Slevin,1989; Naman & Slevin,
1993; Wiklund, 1999; Wiklund & Shepperd, 2003, 2005; Zahra & Covin, 1995).
89
rumit. Hipotesis 3, yang meramalkan Hubungan positif antara proaktif dan kinerja,
didukung pada kedua dimensi kinerjanya. Proaktif adalah salah satu dimensi EO
yang terkait dengan perbaikan pada kedua kinerja produk (β = 0,23, p=0.01) dan
sentral dari strategi wirausaha perusahaan pemula yang baru muncul. Hipotesa2
pelanggan. Ini mengkonfirmasi kecurigaan Lumpkin dan Dess (1996) bahwa pada
metrik kinerja yang berbeda, dimensi EO dapat diperoleh hasil yang berbeda,
p=0.1) yang menunjukkan bahwa setiap dimensi mungkin belum tentu sesuai
dimensi kinerja dan layanan, hal ini memperkuat kekhawatiran yang diangkat pada
awal tulisan ini bahwa setiap dimensi EO, dalam keadaan tertentu mencoba untuk
Lumpkin & Dess (1996) melakukan penelitian dengan judul “Clarifying the
terkait dengan EO, seperti (efek moderasi, efek mediasi, efek independen, efek
ENVIRONMENTAL
FACTORS
Dynamism
Munificence
Complexity
Industry
Characteristics
ENTREPRENEURIAL PERFORMANCE
ORIENTATION
Sales Growth
Autonomy Market Share
innovativeness Profitability
Risk Taking Overall
Proactiveness Performance
Competitive Stakeholder
Agressiveness Satisfaction
ORGANIZATIONAL
FACTORS
Size
Structure
Strategy
Strategy-making Process
Firm Resources
Culture
Top Management Team
Characteristics
tabel di bawah,
91
Tabel 2.4
Hubungan Variabel Kontingensi dengan EO terhadap Kinerja
kinerja.
struktur organik akan mempunyai kinerja relatif tinggi daripada yang tidak
Gambar 2.11
Model Kontingensi dari Hubungan EO terhadap Kinerja
Sumber : Lumpkin and Dess (1996)
Figure 2a-Moderating-Effects
Organicness
Entrepreneurial Performance
Orientation
Entrepreneurial
Orientation
Performance
Environment
Munificence
Top Management
Team Characteristics
Performance
Entrepreneurial
Orientation
bisnis yang telah dipelajari secara luas di berbagai lingkungan bisnis termasuk di
94
adalah, apakah hubungan antara orientasi pasar dan kinerja bisnis dalam konteks
anak perusahaan MNC bersifat linier atau apakah akan berbeda dengan
konfigurasi yang berbeda dari lingkungan bisnis dimana anak perusahaan MNC
dikumpulkan dari survei pos terhadap 252 anak perusahaan MNC di Inggris untuk
diselidiki apakah hubungan antara orientasi pasar dan kinerja bisnis dalam konteks
signifikan.
responsif yang dihadapi anak perusahaan MNC lokal. Secara khusus, tekanan
bisnis akan dimoderasi oleh integrasi global maupun lokal dari tekanan responsif
kedua hipotesis tersebut. Secara khusus, coefisiensi untuk item interaksi dengan
sedangkan koefisien untuk Item interaksi yang melibatkan responsif juga signifikan
perusahaan dengan tingkat MO yang lebih tinggi akan berkinerja lebih baik
95
daripada yang memiliki tingkat MO lebih rendah. Dengan kata lain, efek MO
terhadap kinerja bisnis adalah positif. Sebaliknya, ketika tingkat integrasi tinggi,
kinerja anak perusahaan MNC ditemukan berhubungan negatif dengan level dari
perusahaannya berkurang.
Confuse the Two” menawarkan konsep bahwa dalam bisnis yang mengutamakan
memiliki fokus yang sedikit berbeda meskipun tujuannya sama yakni fokus pada
pelanggan.
jangka pendek dan reaktif secara alamiah. Sementara itu Market Oriented secara
fokusnya berada pada tujuan jangka panjang dan bersifat proaktif secara alamiah.
Penelitian ini mengambil latar pada industri perbankan ritel yang dipandang
dan layanan baru (Leonard dan Rayport, 1997). Bisnis dengan pendekatan
mendalam apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen yang tidak
tampak/laten.
bawah,
Customer-led Market-oriented
Strategic Expressed Eants Latent needs
Orientation
Adjustment style Responsive Proactive
Temporal Focus Short-term Long-term
Objective Customer Customer
Satisfaction
Learning Type Adaptive Generative
Learning Customer Surveys Customer
Processes Observation
Key account Lead-user
Relationships Relationships
Focus groups Continuous
Experimentation
Concept testing Selective
Partnering
berbeda dimana bisnis secara aktif berusaha memahami pasar mereka. Pada
Penelitian yang dilakukan oleh Kohli dan Jaworski dengan judul “Market
pengetahuan pada subjek dengan memberikan dasar bagi penelitian yang akan
Senior Customer
Management Responses
Factors
Supply – Side
Moderators
Market
Enterdepartmen Business
Orientation
tal Dynamics Performance
Demand – Side
Moderators
Organizational
Systems Employee
Responses
98
di empat kota di Amerika Serikat, mengingat tujuan dari penelitian ini adalah
sesuai dengan tujuan penelitian yakni yang memiliki pengalaman dan perspektif,
sehingga teknik sampling yang digunakan bisa purposive atau rencana sampling
industri jasa.
marketing, dan 14 posisi senior manajer sehingga total 47 responden. Dari hasil
klarifikasi pada domain Market Oriented dan memberikan definisi kerja serta
dari Market Oriented. Dampak yang ditimbulkan dari Market Oriented ini pada
adalah mungkin atau tidak berbicara soal Market Oriented sangat diminati di dalam
bisnis tergantung pada sifat faktor penawaran dan permintaannya. Kedua, hasil
dapat dikendalikan oleh para manajer oleh karena itu dapat diubah oleh mereka
eksploitasi.
kekuatan informasi yang diperoleh dari luar dengan output rancangan produk
melalui serangkaian uji dan spesifikasi yang menjadi penciri produk yang dibuat.
perusahaan dengan cara yang berbeda. Secara khusus, efek curvilinear yang kuat
belajar ditemukan penting juga untuk menjalin hubungan yang mendalam dengan
eksploratif, tidak penting untuk membangun hubungan yang dalam, dan bagi
pengetahuan eksternal yang terdiri dari keluasan dan kedalaman, sementara itu
dan Prancis dengan judul “The challenges of radical innovation in Iran: Knowledge
inovasi radikal di sektor konstruksi. Hasil identifikasi dengan tantangan yang ada
secara mendalam tentang usaha patungan yang dibuat oleh Freyssinet dan
Azaran untuk membangun atap baru pada gedung Stadion Masyhad, dengan
pengetahuan yang dimiliki Azaran. Penelitian tersebut sangat berarti bagi sektor
konstruksi, sektor ekonomi dan sosial yang signifikan di Iran yang menghadapi
masalah serius. Studi tersebut memiliki implikasi praktis bagi perusahaan Iran dan
berfokus pada standar inovasi radikal, usaha patungan yang mengkhususkan diri
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
menjelaskan hubungan antar variabel yang akan diuji, serta untuk mengetahui
atau moderasi bahkan variabel kontrol, baik yang bersifat laten maupun manifest.
yang dibangun juga menggambarkan hipotesis yang akan diuji dimana masing-
eksternal bisnis, dan kinerja bisnis. Orientasi kewirausahaan dalam penelitian ini
Teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah hasil penelitian
terdahulu yang memiliki relevansi dengan teori ini sehingga dapat digambarkan
merupakan kemampuan strategis yang harus dimiliki oleh para wirausaha untuk
eksternal yang cepat berubah (Cao et al., 2011; Lumpkin and Dess, 2001; Auh
101
102
pemasaran (Agarwal et al., 2003; Brower, 2017; Ansaari dan Bederr, 2015) dan
studi dari berbagai latar belakang pada umunya berhasil membuktikan bahwa
orientasi pasar akan meningkatkan kinerja pemasaran (Castro et al., 2005; Kirca
et al., 2005; Jain dan Bhutia, 2007). Orientasi pasar juga dipandang mampu
Ewing, 2008), hal ini terjadi pada tiga negara bagian Australia. Penelitian yang
bahwa kinerja dapat meningkat manakala komitmen organisasi juga tinggi. Hasil
Flattern, 2015; Jansen et al., 2005; Szulanski, 1996, Cohen dan Levintal, 1990),
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Orientasi Pasar
(Y1)
Orientasi
Kewirausahaan Kinerja Bisnis
(X1) (Y3)
Kapasitas
Lingkungan Penyerapan
Eksternal (Y2)
Bisnis (X2)
berdasarkan pada kajian empiris yang telah dilakukan penelitian terdahulu, akan
tetapi dalam penelitian ini juga dilakukan pengembangan agar memiliki makna
(2004), Lumpkin dan Dess (1996), Alhnity, et al., (2016), Frank, Kessler,
dan Fink (2010), Covin dan Slevin (1988), Wiklund dan Shepherd (2005),
104
Coulthard (2007), Boso, Story dan Cadogan (2013), Oscar, Benito dan
Khan (2010), Bhuian, Menguc, dan Bell (2005), Acosta, Crespo, dan
Agudo (2018).
antara lain: Franca dan Rua (2016), Rahomee, Aljanabi, dan Noor (2015),
dan Dev (2003), Harris (2001), Han, Kim dan Srivastava (1998), Caruana,
Levinthal (1990), Lane dan Lubatkin (1998), Todorova dan Durisin (2007),
(2015), Flatten, Adams, dan Brettel (2014), Flor, Cooper, dan Oltra
et al. (2017), Faiz, Ahmed dan Al-Swidi (2015), Amin Muslim, et al.,
(2016), Dutta, Gupta dan Chen, (2016), Ruzgar Selver, Kocak, dan
kewirausahaan terhadap kinerja bisnis yang dimediasi oleh orientasi pasar dan
serangkaian pengujian.
kinerja bisnis dan ada yang berpengaruh tidak signifikan. Namun secara teoritis
meningkatkan kinerja bisnis, Covin dan Slevin (1988); Wiklund dan Shepherd
(2005); Boso, Story dan Cadogan (2013). Oleh sebab itu dapat dirumuskan
Seorang wirausaha dituntut untuk selalu memiliki perspektif yang baik dan
Crespo, dan Agudo (2018). Oleh karena itu dapat dinyatakan dalam
kondisi pasar yang baik, karena selalu melihat dari aspek pelanggan yang
eksplorasi dan eksploitasi dari informasi yang diperoleh dari luar merupakan
bisnis, Perlines, Garcia, dan Araque (2017); Franca dan Rua (2016); Rahomee,
untuk selalu unggul dalam persaingan, karena wirausaha yang dapat membaca
dan selalu melihat potensi pesaing untuk melakukan perencanaan strategis serta
mampu menangani dan mengelola seperti tersebut maka kinerja bisnis akan
semkain tinggi, Bamgbade, Kamaruddeen, dan Nawi (2017), Lee, et al., (2015),
berikut:
3.2.4 Semakin tinggi derajat orientasi pasar, maka akan akan semakin tinggi
kinerja bisnis
tersebut dapat tercapai. Semakin baik dan cepat merespon apa yang diperoleh di
kinerja bisnis yang lebih tinggi, Todorova dan Durisin (2007); Pihlajama, et al.,
(2017); Flor, Cooper, dan Oltra (2017), Mendez, Mesa, dan Alegre (2016).
3.2.5 Semakin tinggi derajat kapasitas penyerapan, maka akan semakin tinggi
kinerja bisnis
Kondisi yang terjadi pada kinerja bisnis tidak selalu ditentukan secara langsung
faktor lain yang menentukan tercapainya kinerja bisnis yakni melalui orientasi
pasar yang baik. Melalui orientasi pasar yang baik, maka kinerja bisnis yang
tinggi dapat tercapai, Migliori, et al. (2017); Faiz, Ahmed dan Al-Swidi (2015);
Amin Muslim, et al., (2016), sehingga hipotesis yang dapat dikembangkan dalam
3.2.6 Semakin tinggi derajat orientasi pasar, maka akan memediasi hubungan
signifikan.
eksogen dan variabel laten endogen yang masing-masing diukur melalui variabel
1. Autonomy (Kemandirian)
2. Proactiveness (Proaktif)
agresif)
3.3.2 Orientasi Pasar, didefinisikan Narver & Slater (1994) sebagai budaya
antara lain:
1. Eksplorasi;
2. Transformasi dan;
3. Eksploitasi.
berikut:
1. Kondisi Ekonomi;
2. Perkembangan Teknologi;
3. Kondisi Politik/Hukum;
4. Perkembangan Sosial/Budaya.
(1996) diantaranya,
diajukan tersebut sesuai dengan karakteristik usaha kecil yang ada di Jawa
Timur dan digunakan untuk mengukur dalam memperoleh data untuk penelitian
penyusunan kuesioner dilakukan melalui beberapa tahapan agar alat ukur yang
digunakan mampu menjadi alat ukur sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Tabel 3.1
Variabel, Indikator dan Item
BAB IV
METODE PENELITIAN
memiliki tujuan untuk menguji hubungan antara variabel satu dengan variabel
lainnya (Sekaran, 2010). Hubungan yang diuji dalam penelitian ini adalah
kapasitas penyerapan. Penelitian disertasi ini juga menguji peran orientasi pasar
pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru, yang artinya
hasil penelitian tersebut tidak secara langsung dapat diaplikasikan dalam jangka
pendek namun bermanfaat untuk jangka panjang (Sekaran, 2010). Penelitian ini
Jawa Timur, meliputi kerajinan batik, kerajinan berbahan dasar dari kaca, cor
118
119
IKM besar di berbagai wilayah baik Kabupaten maupun Kota, pemilihan lokasi
tersebut juga disesuaikan dengan objek kajian penelitian dan kriteria serta
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah IKM sektor kerajinan di Jawa Timur
adalah hasil kreatifitas buatan tangan atau yang berkaitan dengan barang yang
penelitian ini adalah kelompok usaha kerajinan yang didalamnya terdapat proses
Kriteria IKM dalam penelitian ini adalah sesuai dengan Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia No. 64 tahun 2016, kriteria tersebut antara lain:
a. Memiliki tenaga kerja paling banyak 19 orang dengan nilai investasi kurang
(industri kecil)
b. Tanah dan bangunan yang dimaksud adalah satu lokasi dengan tempat
4.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari IKM sektor kerajinan yang
berasal dari kabupaten maupun kota di seluruh Jawa Timur sesuai dengan
kriteria sampel yang menjadi target dalam penelitian ini, antara lain:
2. Jumlah tenaga kerja 5-19 untuk usaha kecil dan 20-99 untuk usaha
menengah;
Untuk ukuran sampel dalam penelitian ini sesuai dengan kaidah ilmiah
dalam SEM yakni 5 kali jumlah parameternya (Hair et al., 2014; Ferdinand, 2005)
sampelnya adalah sebanyak 225 sampel. Ditinjau dari tujuan dalam penelitian ini
sampel dalam analisis SEM Partial Least Square berdasarkan pada; (1) sepuluh
kali skala dengan jumlah terbesar indikator yang digunakan untuk mengukur satu
variabel laten; (2) sepuluh kali dari jumlah terbesar jalur struktural (structural
path) yang diarahkan pada konstruk tertentu dalam model struktural (Ghozali,
2014). Untuk memperoleh data maksimal agar melebihi sampel minimal sebagai
121
sebanyak 270.
kemudahan dalam menentukan sampel namun tetap sesuai dengan kriteria yang
sementara itu untuk mengkonfirmasi data kualitatif yang diperoleh dari responden
pilihan jawabannya. Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah model
skala Likert mengingat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi
dari responden yang diberikan dalam menjawab setiap item pada daftar
mengadaptasi dari (Jaworski dan Kohli, 1993) dengan pengukuran yang sama
menggunakan pengukuran dari (Benito et al., 2009; Lumpkin dan Dess, 1996)
Tabel 4.1
Skala dan pengukuran yang digunakan
1 2 3 4 5 6 7
Mendekati
Sangat Mendekati
sangat Tidak Sangat
tidak Netral Setuju sangat
tidak setuju setuju
setuju setuju
setuju
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dimana data diperoleh
melalui jawaban secara langsung dari responden melalui angket yang telah
disebarkan dan kembali dengan lengkap. Data primer merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari sumbernya untuk keperluan analisis. Data primer
pasar, kapasitas penyerapan dan kinerja bisnis. Data yang telah terkumpul
data.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya, dalam penelitian ini data sekundernya data profil responden beserta
123
Jawa Timur.
4.5.2.1 Angket
kriteria.
b. Dikirim secara online, model seperti ini dilakukan agar mencapai respon rate
yang maksimal, angket yang dikirim secara online atau email tentunya sudah
c. Angket dicetak dan dikirim sejumlah 270 (ditambahkan dengan tujuan untuk
yang tidak tertuang didalam kuesioner, aspek ini dapat dikatakan sebagai
informasi kualitatif.
Studi pustaka yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh dari jurnal-
jurnal penelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan penelitian, serta teori-
teori yang relevan dengan disertasi ini. Data hasil studi pustaka ini bermanfaat
124
menggunakan cross sectional survey melalui kuesioner online (google form) dan
offline (cetak) dimana rentan akan terjadi common method bias. Common
method bias (CMB) atau common method variance (CMV) merupakan variansi
error sistematis yang terbagi diantara variabel yang diukur serta diperkenalkan
sebagai fungsi dari kesamaan metode dan atau sumber (Richardson, 2009).
Kinerja Bisnis pada IKM sektor kerajinan yang ada di wilayah Jawa Timur.
a. Angket diuji melalui content validity atau disebut juga dengan face validity,
akan diukur. Proses face validity dilakukan melalui konfirmasi ke ahli bahasa,
pakar, pelaku IKM atau menggunakan logical conection antar indikator yang
harus converge atau share proporsi varian tinggi. Untuk dapat melihat
Instrumen yang baik atau reliabel adalah apabila dilakukan beberapa kali
reliability dengan batas nilai 0.70. Nilai tingkat reliabilitas konstruk dapat diukur
dengan rumus:
(∑std.loading)2
Construct_Reliability =
(∑std.loading)2 + ∑εј
Keterangan:
Untuk menguji alat ukur yang digunakan (instrumen) dalam penelitian ini,
dilakukan pilot study pada UKM sesuai kriteria dengan jumlah 32 responden. Uji
ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan pada saat
pengumpulan data sudah memenuhi kriteria sebagai alat ukur baik secara
validitas maupun secara reliabilitas. Hasil setelah pengujian instrumen dan sudah
Table 4.3
Hasil pretest Validitas dan Reliabilitas
Variabel Cronbach's rho_A Composite Average Variance
Alpha Reliability Extracted (AVE)
KP 0.846 0.858 0.896 0.683
Table 4.4
Validitas Orientasi Kewirausahaan
Table 4.5
Validitas Orientasi Pasar
Indikator Loading Keputusan
OP1 0.800 Valid
OP2 0.815 Valid
OP3 0.762 Valid
OP4 0.912 Valid
OP5 0.591 Valid
OP6 0.817 Valid
OP7 0.862 Valid
Sumber: lampiran olahan data, n = 32 (2018)
Table 4.6
Validitas Kapasitas Penyerapan
Indikator Loading Keputusan
Table 4.7
Validitas Lingkungan Eksternal Bisnis
Indikator Loading Keputusan
Table 4.8
Validitas Kinerja Bisnis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 247 dengan tujuan untuk
penyerapan, dan lingkungan eksternal, serta kinerja bisnis pada IKM sektor
item pernyataan dalam kuesioner yang kemudian setiap alternatif jawaban diberi
− ℎ
=
ℎ
mendekati sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, mendekati sangat
berikut:
132
7-1
7 = ------------- = 1,5
4
Keterangan:
bisnis. Analisis inferensial yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai yakni mendesain variabel kedalam dua bentuk variabel
dapat diukur secara langsung dan variabel manifest (observed variable) dimana
variabel tersebut dapat diukur secara langsung (Ghozali, 2004), oleh sebab itu
(CFA), dan analisis regresi/analisis jalur (Path analysis), yang sekaligus dapat
SEM untuk memprediksi atau menjelaskan konstruk atau variabel laten yang
menjadi target.
e. Dapat memberikan beberapa indicator fit model yang dapat berguna untuk
kriterion.
g. Dapat memberikan nilai full collinearity test yang dapat digunakan untuk
effect) dan total effect beserta nilai p, standard error, dan effect size.
PLS. oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk
tidak diperlukan (Chin, 1998; Ghozali, 2014). Model evaluasi PLS berdasarkan
dari variabel mediasi ini adalah sebagai penghubung (jembatan) antara variabel
Preacher dan Hayes (2004, 2008) dimana metode VAF ini dipandang lebih
sehingga dapat diaplikasikan pada ukuran sampel kecil. Menurut (Hair et al,
berikut:
pengaruh tidak langsung (P12. P23) harus signifikan. Setiap jalur yaitu P12
Gambar 4.1
Prosedur Analisis Mediasi dalam SEM-PLS
Memasukkan variabel
pemediasi dalam model SEL-
Tidak ada efek mediasi PLS dan menguji signifikansi
pengaruh tidak langsung
(P12.P23)
Menghitung Variance
Accounted For (VAF) Tidak ada mediasi
hubungan antar variabel laten eksogen dengan laten endogen. Dalam penelitian
Y = a + b1X + b2 Z + b3 X*Z + e
X*Z variabel interaksi antara X dan Z. Pada model dengan variabel laten dimana
variabel tersebut tidak dapat diukur secara langsung tetapi diukur melalui
indicator.
evaluasi yang dilakukan yakni evaluasi model pengukuran (outer model) dan
model struktural (inner model). Tahapan analisis data dalam penelitian ini
Terdapat tiga kriteria pengukuran untuk menilai outer model yaitu dengan
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70 dengan konstruk yang
cukup (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2014). Semakin tinggi nilai loading
(∑λi2) Var F
AVE = ----------------------------------
(∑λi2) Var F + ∑Ɵii
138
Dimana:
variabel laten dalam mewakili skor data asli. Semakin besar nilai AVE
indikator yang mengukur variabel laten. Cut-off value AVE yang sering
dalam suatu konstruk masuk ke variabel lain lebih rendah (kurang dari
suatu konstruk tidak berkorelasi tinggi dengan indikator dari konstruk lain.
ukuran pada blok lebih baik dari ukuran blok lainnya. Metode lain untuk
root of average variance extracted (AVE) atau akar kuadrat dari AVE
∑λi2
AVE = ----------------------------------
∑λi2 + ∑i Var(Ɛi)
Dimana
0.50.
(∑λi)2 ρс
AVE = ----------------------------------
(∑λi)2 + ∑i Var(Ɛi)
Dimana
ini dapat dilihat dari nilai koefisien jalur (path coefficient). Arah jalur harus sesuai
dapat dilihat nilai t test atau critical ratio yang diperoleh pada langkah
bootstrapping (resampling).
142
dimaksud R2 sama dalam analisis regresi linier yang besarnya variabel endogen
batasan nilai R2 ini dalam tiga klasifikasi, yakni 0.67 diartikan substansial; 0.33
diartikan moderat; dan 0.19 artinya lemah. Perubahan nilai R2 digunakan untuk
endogen berpengaruh secara substansial. Hal ini dapat diukur dengan effect
size.
laten eksogen terhadap variabel laten endogen apakah memiliki pengaruh yang
R2 included R2 excluded
f2 = ------------------------------------
1 - R2 included
Dimana R2 included dan R2 excluded adalah nilai R2 dari variabel laten endogen
yang diperoleh ketika variabel eksogen tersebut masuk atau dikeluarkan dari
memiliki pengaruh yang kecil; 0.15 memiliki pengaruh yang moderat; dan 0.35
memiliki pengaruh yang besar pada level struktural (Chin, 1998) dalam Ghozali
(2014).
143
Selain melihat dari ukuran nilai R2, model PLS juga dievaluasi dengan
melihat nilai predictive relevance yakni mengukur seberapa baik nilai observasi
yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Uji predictive
saat ini telah mengembangkan formula terbaru dalam melihat nilai predictive
menentukan diterima tidaknya nilai predictive relevance nya yaitu apabila nilai
predictive relevance, sebaliknya bila nilai Blindfolding lebih kecil dari 0 (< 0) maka
goodness of fit index yang diperkenalkan oleh Tenenhaus, et al., (2004) dengan
untuk keseluruhan dari prediksi model (Ghozali, 2014). Goodness of Fit dihitung
dari akar kuadrat nilai average communality index dan average R-Square
GoF = √ Com x R2
Dimana:
interpretasi nilai 0.10 termasuk pada tingkat GoF yang kecil, 0.25 termasuk pada
tingkat GoF yang medium, dan nilai 0.36 termasuk nilai GoF yang besar (Cohen,
1998) dalam (Ghozali, 2014). Rule of Thumb dalam evaluasi model struktural
oleh Geisser (Ghozali, 2014). Pengujian statistik yang digunakan adalah uji t atau
model melalui SEM PLS selain memprediksi model, juga menjelaskan ada
tidaknya hubungan antar variable laten. Hubungan dari analisis jalur semua
table dalam penelitian ini sebesar 1.645 dengan signifikansi 0.05. Nilai tersebut
selanjutnya dijadikan cut off value untuk penerimaan atau penolakan hipotesis
yang diajukan:
weight yang disarankan adalah diatas dan nilai t-statistik di atas nilai t-
tabel yakni 1.645 dengan nilai α : 0.05 pada uji one tailed.
146
2. Nilai inner weight dari hubungan antar variabel laten, nilai weight dari
diatas nilai t-tabel 1.645 dengan α : 0.05 pada uji one tailed.
antar variabel laten menunjukkan arah dengan nilai t-statistik diatas nilai t-
tabel 1.645 dengan α : 0.05 dan hipotesis ditolak jika nilai weight dari
hubungan antar variabel laten nilai t-statistik lebih rendah dari t-tabel
tidak tertuang dalam kuesioner, dengan tujuan untuk mengetahui secara faktual
wawancara pada saat pengumpulan data, disamping itu informasi lain juga dapat
diperoleh melalui pengamatan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
menggali lebih dalam apa dan bagaimana pengelolaan IKM yang dilakukan,
peluang untuk memperluas cakupan pasar (pangsa pasar). Data yang dihasilkan
BAB V
hipotesis.
Jawa Timur memiliki usaha mikro kecil menengah yang cukup besar dan
mempunyai hasil produk kreatif dan inovatif yang berdaya saing baik secara
pameran kerajinan berskala internasional tahun 2013 bertajuk Toward The Global
Kerajinan merupakan sub sektor yang memiliki nilai kontribusi pada PDRB,
penyerapan tenaga kerja dan sub sektor kerajinan potensi untuk dikembangkan
sebagai komoditas ekspor, karena produk kerajinan Jawa Timur yang bernuansa
keunikan lokal banyak diminati oleh pasar luar negeri. Meskipun terdapat turunnya
nilai ekspor kerajinan Jawa Timur karena maraknya produk kerajinan Thailand dan
China juga banyak diminati oleh pasar di luar negeri. Melihat kondisi ini, maka
saling bahu membahu untuk mengembangkan sub sektor kerajinan ini, misalnya
148
149
teknologi proses dan bahan yang lebih baik, aturan-aturan dan insentif yang
IKM yang terpilih menjadi responden dalam penelitian ini diperoleh melalui
yang tepat, baik yang versi online maupun versi kuesioner cetak.
pendidikan, lama usaha, status usaha, jumlah tenaga kerja, produk utama dan asal
Tabel 5.1
Profil Responden
Karakteristik Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 158 64%
Perempuan 89 36%
247 100%
Usia
20 - 30 36 14.6%
31 - 40 57 23.1%
41 - 50 94 38.1%
51 - 60 55 22.3%
61 - keatas 5 2%
247 100%
Pendidikan
SD 12 4.9%
SMP 23 9.3%
SMA 156 63.2%
Sarjana 56 22.7%
Pascasarjana 0 0%
247 100%
150
Lama Usaha
2 tahun 34 13.8%
3 tahun 55 22.3%
4 tahun 71 28.7%
5 tahun & lebih 87 35.2%
247 100%
Status Usaha
Dirintis sejak awal 189 76.5%
Warisan orang tua 52 21.1%
Beli dari pihak lain 6 2.4%
247 100%
Jml Tenaga Kerja
5 - 8 orang 114 46.2%
9 - 12 orang 76 30.8%
13 - 18 orang 34 13.8%
19 orang atau lebih 23 9.3%
247 100%
Produk Utama
Batik 25 10.1%
Manik-manik 6 2.4%
Gelang, Kalung, dll. 16 6.5%
Cor kuningan 19 7.7%
Kerajinan logam 24 9.7%
Tas, sabuk, dompet, dll. 12 4.9%
Anyaman, dll. 36 14.6%
Tas, tikar lipat, dll. 43 17.4%
Lainnya 66 26.7%
247 100%
Asal IKM
Surabaya 2 0.81%
Sidoarjo 23 9.31%
Gresik 3 1.21%
Tuban 5 2.02%
Lamongan 9 3.64%
Mojokerto Kabupaten 2 0.81%
Mojokerto Kota 3 1.21%
151
kelamin di atas, maka dapat diketahui jumlah responden laki-laki sebanyak 158
orang atau 64%, sementara itu responden perempuan sebanyak 89 orang atau
152
paling banyak adalah usia 41-50 tahun yakni sebanyak 94 orang atau sebesar
38%, sementara yang paling sedikit adalah responden dengan usia 61 tahun
keatas yakni sebanyak 5 orang atau sebesar 2%. Jumlah responden yang
SMP sederajat sebanyak 23 orang atau 9%, SMA sederajat sebanyak 156 atau
63%, Sarjana (S1) sebanyak 56 atau sebesar 23% sementara itu pascasarjana
tidak ada.
usahanya 5 tahun keatas sebanyak 87 orang atau sebesar 35%, dan selanjutnya
lama usaha 4 tahun sebanyak 71 orang atau sebesar 29%, sementara itu yang
lama usahanya 3 tahun sebanyak 55 orang atau sebesar 22%, dan yang paling
sedikit sebanyak 34 orang atau sebesar 14% yang lama usahanya 2 tahun. Data
pada status usaha, responden banyak usahanya yang dirintis mulai awal yakni
sebanyak 189 orang atau 77%, sementara itu yang warisan dari orang tua
sebanyak 52 orang atau sebesar 21%, dan yang paling sedikit beli dari pihak lain
antara 5-8 orang adalah yang paling besar yakni sebanyak 114 orang atau sebesar
46% sementara itu yang paling sedikit jumlah tenaga kerjanya adalah antara 19
orang lebih yakni sebanyak 23 orang atau sebesar 9.3%. Berdasarkan data diatas
memproduksi tas, tikar lipat dan sejenisnya sebanyak 43 orang atau sebesar
17.4% sementara yang paling kecil adalah produk kerajinan anyaman dan
Tabel 5.2
Distribusi Jawaban Responden terhadap Orientasi Kewirausahaan
Jawaban Responden Total Rata-
No Item Jml
1 2 3 4 5 6 7 Skor rata
masing-masing item kuesioner pada Tabel 5.2 memiliki nilai mulai dari 4.30 dan
hal ini pelaku IKM memang dihadapkan pada pengambilan keputusan setiap saat,
pelaku IKM memang dituntut untuk tidak bergantung pada apapun, semua harus
kerjasama yang baik diantara lingkungn eksternal bisnis yang lain agar terjaga
indikator setelah melalui proses rekapitulasi dan tabulasi maka dapat dilihat pada
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap orientasi pasar
Jawaban Responden
Total Rata-
No Item Jml
Skor rata
1 2 3 4 5 6 7
Hasil tabulasi data tersaji pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jawaban
responden menyatakan setuju, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar 4.65
Penilaian tertinggi pada aspek ini adalah menjadi lebih baik dari pesaing,
yang artinya para pelaku IKM memiliki motivasi yang kuat dalam persaingan bisnis.
dihasilkan sama. Menjadi lebih baik bagi pelaku IKM sangat penting, karena ini
empat indikator setelah melalui proses rekapitulasi dan tabulasi maka dapat dilihat
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kapasitas Penyerapan
Jawaban Responden
Total Rata-
No Item Jml
Skor rata
1 2 3 4 5 6 7
menyatakan setuju, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar 4 bahkan
menunjukkan nilai yang dapat dikategorikan tinggi. Nilai tertinggi pada aspek
pelaku IKM memang selalu mencari informasi dari berbagai sumber terkait dengan
pengetahuan yang diperoleh dengan kompetensi pada bidang yang dimiliki oleh
proses rekapitulasi dan tabulasi dapat dilihat hasilnya pada Tabel 5.5 dibawah:
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap lingkungan eksternal bisnis
Jawaban Responden Total Rata-
No Item Jml
1 2 3 4 5 6 7 Skor rata
Menyesuaikan dengan
4 7 21 45 42 85 31 16 247 1075 4.35
perkembangan hukum/politik
Hasil tabulasi pada Tabel 5.5 masih menunjukkan hasil yang sama pada
Tabel sebelumnya bahwa jawaban responden menyatakan setuju, hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata sebesar 4 bahkan mendekati nilai 5. Sehingga dapat
menyesuaikan kondisi ekonomi, ini dapat dimaknai bahwa pelaku IKM dalam
yang ada dimasyarakat misalnya daya beli, inflasi, UMK, serta pajak.
empat belas indikator, setelah melalui proses rekapitulasi dan tabulasi data
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Bisnis
Jawaban Responden Total Rata-
No Item Jml
1 2 3 4 5 6 7 Skor rata
Hasil tabulasi pada Tabel 5.6 masih menunjukkan hasil yang sama pada
Tabel sebelumnya bahwa jawaban responden menyatakan setuju, hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata sebesar 5. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja bisnis
tujuan untuk memastikan bahwa hubungan antar konstruk yang akan diuji memiliki
Tabel 5.7
Pemeriksaan Asumsi Linieritas
Deviation From
Linieritas
Linierity
Variabel Keterangan
F P F P
Nilai convergent validity adalah nilai loading factor pada variabel laten
dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan adalah melebihi dari angka >
0.7 atau yang sering digunakan sebagai batas minimal adalah sebesar 0.6 masih
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara skor item atau component score
dengan skor variabel laten atau construct score yang diestimasi dengan
Gambar pada lampiran adalah model hasil kalkulasi model SEM PLS,
melakukan analisis, yakni melakukan analisis SEM PLS dengan melalui PLS
Algoritm. Dalam tahap ini dilakukan uji semacam goodness of Fit, suatu metode
pengukuran pada SEM PLS yang akan melakukan reduksi pada indikator yang
yang telah memenuhi persyaratan pengujian model struktural. Pada bagian berikut
Tabel 5.8
Validitas dan Reliabilitas
Average
Cronbach's Composite
Variabel rho_A Variance
Alpha Reliability
Extracted (AVE)
Kapasitas Penyerapan (KP) 0.796 0.835 0.869 0.690
Orientasi Kewirausahaan
0.835 0.838 0.890 0.670
(OK)
(OP), Kapasitas Penyerapan (KP), Lingkungan Eksternal Bisnis (LEB), dan Kinerja
Bisnis (KB) telah memenuhi nilai yang dipersyaratkan yakni nilai AVE > 0.5
langkah, yang pertama adalah pengujian model melalui PLS Algoritm. Hasil
Nilai loading factor pada construct OK masih terdapat nilai yang kurang dari
persyaratan yaitu > 0.6 sehingga nilai yang kurang dari batas tersebut
Tabel 5.9
Nilai Loading Factor Orientasi Kewirausahaan
Pada Tabel 5.9 hasil pengolahan data dengan PLS masih terdapat
indikator yang memiliki nilai loading factor dibawah < 0.6 sehingga harus
dieliminasi dari model (drop). Nilai yang masih dibawah < 0.6 antara lain OK1,
OK2, OK3, OK4, dan OK5. Nilai yang memenuhi persyaratan yakni > 0.6
Hasil pengolahan data pada konstruk orientasi pasar yang terdiri dari
beberapa indikator yakni tujuh indikator dapat diilustrasikan pada Tabel 5.10
dibawah:
162
Tabel 5.10
Nilai Loading Factor Orientasi Pasar
pada Tabel 5.10 dimana masih terdapat nilai loading factor dengan nilai masih
dibawah atau < 0.6 sehingga harus dikeluarkan dari model. Nilai yang telah
memenuhi syarat yang artinya > 0.6 memiliki makna telah memiliki nilai validitas
yang tinggi sehingga memenuhi convergent validity. Nilai yang < 0.6 harus
dieliminasi, diantaranya OP2, OP3 dan OP4, sementara yang telah memenuhi nilai
Hasil pengolahan data melalui PLS, untuk konstruk Kapasitas Penyerapan yang
terdiri dari beberapa indikator dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah:
163
Tabel 5.11
Nilai Loading Factor Kapasitas Penyerapan (KP)
pada Tabel 5.11 semua indikator memiliki nilai yang telah memenuhi syarat, yang
artinya > 0.6 memiliki makna bahwa indikator-indikator tersebut telah memiliki nilai
Tabel 5.12
Nilai Loading Factor Lingkungan Eksternal Bisnis
seperti pada Tabel 5.12 dimana indikator leb1 dan leb4 memiliki nilai loading factor
yang rendah masih dibawah > 0.6 sehingga indikator-indikator tersebut harus
persyaratan > 0.6 seperti leb2, leb3, leb5 dan leb6 dapat dikatakan memiliki nilai
Konstruk selanjutnya adalah kinerja bisnis (KB), hasil pengolahan data dapat
Tabel 5.13
Nilai Loading Factor Kinerja Bisnis
seperti pada Tabel 5.13 dimana indikator KB2, KB3, KB4, KB5, KB11, KB12, KB13
dan KB14 memiliki nilai loading factor yang rendah masih dibawah atau < 0.6
dieliminasi. Indikator yang telah memenuhi persyaratan > 0.6 seperti kb1, kb6, kb7,
kb8, kb9, dan kb10, dapat dikatakan memiliki nilai validitas yang tinggi sehingga
tidak memenuhi syarat dikeluarkan dari model, dapat dilihat pada gambar di
lampiran, dimana dalam gambar tersebut nilai loading factor semua indikator telah
Dari hasil pengolahan data menggunakan SEM PLS yang terlihat pada
gambar yang terdapat pada lampiran menunjukkan bahwa seluruh indikator pada
semua variabel memiliki nilai loading yang lebih besar > 0.6 hal ini dapat
variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk atau variabel laten. Model memiliki
validitas diskriminan yang lebih baik daripada akar kuadrat AVE untuk masing-
masing konstruk lebih besar dari korelasi antara dua konstruk di dalam model.
166
Dalam penelitian ini, nilai AVE dan akar kuadrat AVE untuk masing-masing
Tabel 5.14
Nilai Average Variance Extracted
Average Variance
Extracted (AVE)
Dari Tabel 5.14 diketahui nilai average vaiance extracted diatas > 0.50
hanya KB yang memiliki batas margin yakni 0.582 namun tetap dapat dilanjutkan.
Gambar 5.1
Grafik Average Variance Extracted
Gambar 5.1 diatas menunjukkan tidak terdapat tanda atau notifikasi merah
pada diagram batang, sehingga dapat dikatakan tidak ada permasalahan terhadap
convergent validity.
dengan item pengukuran lebih besar daripada konstruk lainnya. Hasil tersebut
dapat dilihat dari nilai Fornell-Larcker Criterion yang menunjukkan bahwa nilai akar
kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk
dengan konstruk lainnya dalam model, sehingga dengan demikian dapat dikatakan
168
memiliki nilai discriminant validity yang baik. Seperti dipaparkan pada Tabel 5.14
dibawah:
Tabel 5.15
Fornell-Larcker Criteria
Moderating
KP KB LEB OK OP
Effect 1
Kapasitas Penyerapan
0.830
(KP)
Lingkungan Eksternal
0.227 0.590 0.842
Bisnis (LEB)
Orientasi Kewirausahaan
0.234 0.537 0.712 -0.490 0.819
(OK)
dari nilai korelasi antar variabel laten lainnya. Jika dilihat nilai kapasitas
dan orientasi pasar lebih tinggi jika dibandingkan nilai pada blok dimana blok
Tabel 5.16
Cross Loadings
Moderating
KP OK KB LEB OP
Effect 1
OK* LEB 1.000 -0.318 -0.490 -0.284 -0.522 -0.446
Hasil estimasi melalui cross loading, menunjukkan bahwa nilai loading dari
masing-masing item indikator terhadap konstruknya lebih besar dari nilai cross
loading nya. Makna dari hasil diatas dapat dikatakan bahwa semua konstruk
170
variabel laten telah memiliki validitas diskriminan yang baik, dimana indikator pada
1. Composite Reliability
outer model juga diukur melalui reliabilitas konstruk atau variabel laten yang diukur
dengan melihat nilai Composite Reliability dari blok yang mengukur konstruk. Hasil
output SEM PLS untuk nilai composite reliability dapat dilihat pada Tabel dibawah:
Tabel 5.17
Composite Reliability
Composite Reliability
Kapasitas Penyerapan (KP) 0.869
Kinerja Bisnis (KB) 0.893
Lingkungan Eksternal Bisnis (LEB) 0.879
Moderating Effect 1 1.000
Orientasi Kewirausahaan (OK) 0.890
Orientasi Pasar (OP) 0.884
Sumber: Lampiran olahan data melalui PLS (2018)
semua konstruk berada pada nilai > 0.70 sehingga dengan demikian dapat
composite reliability, nilai Cronbach’s Alpha yang disyaratkan adalah lebih besarl
171
> 0.60 sementara hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.18
berikut:
Tabel 5.18
Cronbach’s Alpha
Cronbach's Alpha
Tabel 5.18 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha memiliki nilai lebih besar
> 0.60 sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh konstruk
memiliki reliabilitas yang baik sesuai dengan batas minimal yang disyaratkan.
Pengujian Inner Model dapat dilakukan melalui tiga cara analisis antara lain, uji R2,
5.10.1 Analisis R2
endogen, jika nilai R2 semakin besar maka menunjukkan tingkat determinasi yang
semakin baik.
172
Tabel 5.19
Nilai R-Square
R Square
maka dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi rendah untuk variabel
Kapasitas Penyerapan (KP) dengan nilai 0.055, sementara itu untuk variabel
Kinerja Bisnis (KB) dan Orientasi Pasar (OP) dengan rentang nilai 0.394 dan 0.618
Tabel 5.20
Conctruct Crossvalidated Redundancy
SSO SSE Q� (=1-SSE/SSO)
Kapasitas Penyerapan 741.000 720.676 0.027
Lingkungan Eksternal
741.000 741.000
Bisnis
Tabel 5.21
Construct Crossvalidated Communality
SSO SSE Q� (=1-SSE/SSO)
Kapasitas Penyerapan 741.000 479.370 0.353
Lingkungan Eksternal
741.000 444.981 0.399
Bisnis
lebih besar dari 0 (> 0), sehingga dapat dikatakan bahwa model telah memiliki
predictive relevance.
uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural (Ghozali, 2014).
Model PLS dapat dinilai dengan melihat R-Square nya untuk setiap variabel
Tabel 5.22
Hasil f untuk Effect Size
2
KP KB LEB Moderating OK OP
Effect 1
KP 0.005
KB
LEB 0.106
Moderating 0.004
Effect 1
OK 0.058 0.013 1.615
OP 0.019
3. Pengaruh Moderasi terhadap Kinerja Bisnis (KB) memiliki effect size (f2)
memiliki effect size (f2) sebesar 0.013 sehingga dapat dikatakan lemah.
memiliki effect size (f2) sebesar 1.615 sehingga dapat dikatakan besar.
7. Pengaruh Orientasi Pasar (OP) terhadap Kinerja Bisnis (KB) memiliki effect
pengujian analisis SEM PLS dengan metode Bootstrapping seperti pada gambar
5.2 dibawah:
Gambar 5.2
Hasil Analisis
176
Tabel 5.23
Nilai Pengaruh Langsung
Tabel 5.24
Nilai Pengaruh Tidak Langsung
Original Sample Standard T Statistics P
Sample Mean Deviation (|O/STDEV|) Values Ket
(O) (M) (STDEV)
(KP) -> (KB)
(LEB) -> (KB)
Moderating
Effect 1 -> (KB)
(OK) -> (KP)
(OK) -> (KB) 0.130 0.131 0.065 1.983 0.048 s
(OK) -> (OP)
(OP) -> (KB)
Sumber: Lampiran olahan data melalui PLS (2018)
Pada Tabel 5.23 diatas menunjukkan hasil penghitungan melalui PLS yang
langsung dapat dilihat apabila nilai p-value < 0.05 dan dikatakan tidak ada
Pada Tabel 5.24 diatas menunjukkan hasil penghitungan melalui PLS yang
pengaruh tidak langsung dapat dilihat apabila nilai p-value < 0.05 dan dikatakan
signifikan terhadap Kinerja Bisnis (KB) dengan nilai p-value 0.048 < 0.05.
178
Tabel 5.25
Nilai Pengaruh Total
Moderating
0.058 0.061 0.059 0.970 0.333 TS
Effect 1 -> (KB)
signifikan terhadap Kinerja Bisnis (KB) dengan nilai p-value 0.000 < 0.05.
signifikan terhadap Orientasi Pasar (OP) dengan nilai p-value 0.000 < 0.05.
< 0.05.
signifikan terhadap Kinerja Bisnis (KB) dengan nilai p-value 0.289 > 0.05.
signifikan terhadap Kinerja Bisnis (KB) dengan nilai p-value 0.000 < 0.05.
179
terhadap Kinerja Bisnis (KB) dengan nilai p-value 0.333 > 0.05.
kewirausahaan terhadap kinerja bisnis melalui orientasi pasar dan efek mediasi
Tabel 5.26
Hasil Analisis Spesific Indirect Effect Mediasi
Berdasarkan pada olahan data seperti ditunjukkan pada tabel 5.26 diatas
sebagai dasar formula menentukan sifat mediasi melalui metode VAF dimana
formula tersebut adalah nilai pengaruh tidak langsung dibagi pengaruh total,
Tabel 5.27
Hasil Analisis Mediasi Menggunakan VAF
mediasi OK OP BP memiliki nilai VAF lebih besar dari 0.20, akan tetapi lebih
kecil dari 0.80 (20% ≤ VAF ≤ 80%) dengan kecenderungan didapatkan type partial
0.20, yaitu diperoleh nilai 8.3% sehingga didapatkan bahwa Kapasitas Penyerapan
tidak menjadi variabel mediasi (type non mediation). Kesimpulan hasil perhitungan
VAF pada variabel orientasi pasar sebagai mediasi searah dengan model mediasi
yang diteorikan Baron dan Kenny (1986), serta model teoritik yang dijelaskan Hair
disimpulkan bahwa penelitian ini mendapatkan satu tipe mediasi yang diperankan
oleh orientasi pasar (OP) dan satu yang tidak mampu berperan sebagai mediasi
pengujian hipotesis sesuai dengan tujuan penelitian dengan melihat nilai statistik
dan nilai probabilitas. Pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik dan nilai
alpha yang digunakan 5% maka nilai t-statistik yang digunakan adalah 1.96.
model pengukuran (outer model) maupun model struktural (inner model) maka
koefisien 0.154 dan nilai hitung sebesar 1.722 dengan nilai tabel sebesar 1.960,
sementara itu nilai signifikansi sebesar 0.086. Nilai hitung 1.722 < nilai tabel 1.960
upaya lain dalam meningkatkan kinerja bisnisnya, faktor penting yang perlu
pergeseran perilaku konsumen, kondisi ekonomi dan teknologi menjadi faktor yang
koefisien 0.786 dan nilai hitung sebesar 32.770 dengan nilai tabel sebesar 1.960,
sementara itu nilai signifikansi sebesar 0.000. Perolehan nilai hitung sebesar
32.770 > nilai tabel 1.960 sehingga hipotesis 2 yang menyatakan bahwa derajat
182
kondisi pesaing dan melihat keadaan yang ada di dalam perusahaannya dengan
melihat potensi yang dimiliki, dengan demikian para pelaku akan mampu
meningkatkan kinerjanya.
yang baik dapat membentuk budaya organisasi yang baik berupa sikap strategis
serta selalu fleksibel dalam berkoordinasi dengan bagian yang ada di perusahaan.
nilai koefisien 0.234 dan nilai hitung sebesar 3.202 dengan nilai tabel sebesar
1.960, sementara itu nilai signifikansi sebesar 0.001. Perolehan nilai hitung
sebesar 3.202 > nilai tabel 1.960 sehingga hipotesis 3 yang menyatakan bahwa
diterima.
produk pesaing, trend yang terjadi, kebutuhan konsumen akan produk baru
baik dapat mengeksplorasi informasi dari luar organisasi, pengetahuan dari hasil
bernilai komersil.
Hipotesis 4: Semakin tinggi derajat orientasi pasar maka akan semakin tinggi
besar pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis, besarnya nilai koefisien
0.183 dan nilai hitung yaitu 2.183 dengan nilai tabel sebesar 1.960, sementara itu
nilai signifikansi sebesar 0.030. Perolehan nilai hitung sebesar 2.183 > nilai tabel
Semakin tinggi derajat orientasi pasar maka semakin tinggi kinerja bisnis
pada kinerja bisnisnya. Kemampuan IKM melihat perkembangan yang terjadi pada
sosial masyarakat serta kemajuan teknologi yang pesat. Minimal IKM berusaha
koefisien -0.059 dan nilai hitung sebesar 1.061 dengan nilai nilai tabel sebesar
1.960, sementara itu nilai signifikansi sebesar 0.289. Perolehan nilai hitung
sebesar 1.061 < nilai tabel 1.960 sehingga hipotesis 5 yang menyatakan bahwa
melihat keberadaan perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis yang ada
Hipotesis 6: semakin tinggi derajat orientasi pasar maka akan semakin memediasi
kewirausahaan terhadap kinerja bisnis sebesar 0.154 sementara itu nilai pengaruh
tidak langsungnya sebesar 0,144 sehingga diperoleh pengaruh total sebesar 0.298
maka dengan demikian diperoleh nilai VAF yang dihasilkan dari pengaruh tidak
langsung dibagi pengaruh total sebesar 0.483 atau 48.3%. Hasil tersebut
sebagian (partial mediation). Sesuai dengan penjelasan Hair et al. (2014) bahwa
nilai 20% ≤ VAF ≤ 80% maka dapat dikatakan variabel berfungsi sebagai mediasi
kewirausahaan terhadap kinerja bisnis sebesar 0.154 sementara itu nilai pengaruh
sebesar 0.168 maka dengan demikian diperoleh nilai VAF yang dihasilkan dari
186
pengaruh tidak langsung dibagi pengaruh total sebesar 0.083 atau 8.30%. Hasil
antara orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis atau non mediation. Sesuai
dengan penjelasan Hair et al. (2014) bahwa nilai VAF 20% maka dapat dikatakan
lingkungan eksternal bisnis (LEB) terhadap kinerja bisnis sebesar (0.397) dengan
signifikansi sebesar (0.000) sehingga dalam hal ini dapat dikatakan lingkungan
moderasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai interaksinya antara orientasi
bahwa lingkungan eksternal bisnis tidak terbukti sebagai variabel moderator. Hasil
bisnisnya.
187
kerajinan.
Mengingat peta persaingan dalam bisnis kerajinan semakin terbuka dan semakin
diperlukan terobosan agar mampu bersaing dengan pesaing yang sudah ada atau
pesaing yang baru muncul. Ketika persaingan dipasar semakin ketat terjadi, maka
hanya IKM yang memiliki nilai unggul saja yang mampu bertahan di pasar. Unggul
yang dimaksud adalah memiliki nilai keunikan tersendiri yang sulit untuk ditiru
pesaing, hasil produk yang berkualitas, dan didukung aspek modal yang kuat
untuk dapat bersaing secara agresif. Mensikapi kondisi yang demikian ketat perlu
meningkatkan budaya perusahaan yang berupa orientasi pasar yang baik, dimana
Hasil penelitian ini mendukung apa yang dilakukan oleh Alhnity, Armanurah
tidak signifikan terhadap kinerja bisnis pada usaha kecil menengah, selanjutnya
dia menyarankan keterlibatan pemerintah untuk menata regulasi bagi para pelaku
usaha. Senada dengan hasil Alhnity et al., (2016) penelitian yang tidak mendukung
188
dan Sinkula, 2009). Penelitian lain yang gagal membuktikan hal yang sama
(George, 2001; Tang dan Koveos, 2004) dan yang dilakukan pada perusahaan
yang baru muncul yang diukur melalui pertumbuhan (Messersmith, 2011) juga
Bhuain et al., 2005). Venkatraman (1989) melihat memang tidak semudah itu
dengan menambahkan variabel lain yang dapat meningkatkan kinerja bisnis pada
beberapa konfigurasi tertentu atau juga disebut profil ideal (Venkatraman, 1989).
Hill dan Birkinshaw (2008) mengikuti logika konfigurasi ketika mereka mempelajari
kinerja yang lebih tinggi jika mereka memegang teguh profil yang ideal. Dengan
cara yang sama, Heirman dan Clarysse (2004) menelusuri empat tipologi ideal
yang dibangun diantara aspek sumber daya teknologi, keuangan dan sumber daya
bisnis dengan memasukkan variabel mediasi dan moderasi seperti orientasi pasar.
189
juga tidak kalah bersaing dengan produk hasil dalam negeri. Pesaing potensial
tersebut antara lain dari negara Thailand, China, dan Malaysia dengan produk-
lokal baru yang muncul, hambatan yang dihadapi industri kerajinan terutama
produk furnitur menghadapi kendala bahan baku yang langka. Contohnya furnitur
dari bahan kayu jati saat ini langka sehingga membuat produksi terhambat dan
berdampak pada harga yang mahal. Siasat yang dilakukan oleh pengrajin dengan
menggunakan kayu jati bukan dari hasil hutan (KPH) namun menggunakan kayu
jenis jati tanaman rakyat yang harganya lebih murah tetapi kualitasnya jauh dari
kayu jati hasil hutan, sementara itu harga jualnya tetap, kondisi ini yang membuat
kendala yang dihadapi adalah ketersediaan bahan baku yang kurang sehingga
serta dukungan teknologi yang lemah, bahkan media pemasaran yang digunakan
peroleh dari pegawai Dinas Koperasi dan UMKM disebuah acara seminar yakni
diselenggarakan oleh Bappeda juga menyatakan bahwa para pelaku usaha masih
belum mampu mandiri apalagi soal permodalan. Upaya yang harus dilakukan oleh
IKM adalah selalu agresif dalam berkompetisi, artinya harus mampu menghasilkan
ide-ide baru yang pada akhirnya mampu mengembangkan inovasi produk bahkan
190
menciptakan produk baru. Produk baru yang dihasilkan tentunya telah melalui
proses identifikasi kebutuhan dan keinginan pasar. Industri harus mampu migrasi
melalui beberapa strategi untuk memperkuat posisi IKM. Upaya fasilitasi tersebut
pengurusan HAKI, desain produk dan kemasan, fasilitasi pameran baik dalam
fasilitasi produk IKM. Pemasaran dengan cara online akan memberikan dampak
akan mampu mewujudkan orientasi pasar yang baik. IKM sektor kerajinan
pasarnya dengan baik. Penelitian ini menggambarkan bahwa IKM melalui orientasi
orientasi pada pelanggannya, IKM sektor kerajinan juga mampu melihat posisi
agar lebih baik dan berhasil dari yang dilakukan pesaing. Orientasi pada
pelanggan dan pesaing belumlah cukup, tetapi juga didukung melalui koordinasi
191
antar fungsi dalam organisasi terjalin dengan baik mengingat struktur organisasi
signifikan diantaranya (Atuahene-Gima dan Ko, 2001; Baker, 2009; Boso, Story
dan Cadogan, 2013; Martin dan Javalgi, 2015; Matsuno, Mentzer dan Ozsomer,
2002). Keadaan ini mengharuskan IKM fokus dengan tujuan yang ingin dicapai
namun secara jangka panjang potensi untuk menjadi sukses akan lebih besar
dan Nakamoto, 1989). Demikian pula dengan perusahaan pelopor, penelitan yang
dilakukan oleh Golder dan Tellis (1993) menemukan bahwa hampir separuh dari
perusahaan pelopor gagal, sementara itu mayoritas yang mampu bertahan adalah
perusahaan yang bukan pemimpin pasar. Lebih lanjut Chandy dan Tellis (2000)
paling sukses. Hasil tersebut secara tegas menjelaskan bahwa agar produk dapat
diterima pasar maka perusahaan melakukan orientasi pada pelanggannya, hal ini
dimaksudkan bahwa produk dan layanan didasarkan atas dasar keinginan dan
setiap saat oleh pelanggan, hanya pada periode tertentu saja seorang konsumen
192
yang lebih luas sehingga dapat dikenal oleh calon konsumennya. Pemetaan
keunggulan yang dimiliki pesaing akan produk dan layanannya sebagai bahan
finansial.
kesulitan dalam melakukan koordinasi antar fungsi yang ada dalam organisasi
bisnisnya. Jumlah tenaga kerja yang terbatas koordinasi dilakukan dengan mudah
fleksibel koordinasi yang dilakukan. Fleksibilitas bagian yang memiliki peran lintas
tugas dan secara finansial tidak begitu besar biaya yang dikeluarkan karena
dapat mencapai derajat kapasitas penyerapan yang baik secara langsung, dengan
mampu menyerap pengetahuan yang diperoleh dari luar baik berupa informasi,
tersebut terdorong oleh motivasi yang kuat untuk mecapai kinerja superior. IKM
193
kerajinan mampu melakukan inovasi akan produknya, dan itu hasil dari
sesuatu yang baru dari luar juga memperoleh nilai tinggi, yang artinya IKM mampu
derajat kapasitas penyerapan antara lain, (Franca dan Rua, 2017; Khodei,
kewirausahaan yang baik. Informasi yang digali dari luar tersebut selanjutnya
baru dan dilakukan proses komersialisasi pada produknya. Hasil eksplorasi yang
baik maka mampu merancang produk yang sesuai dengan keinginan pasar,
baru untuk menciptakan produk-produk baru pada prinsipnya telah dimiliki oleh
IKM, namun tetap dibutuhkan daya kreativitas dan seni yang tinggi untuk
para kolektor atau pecinta seni serta orang-orang yang memiliki gaya hidup
fashionable.
194
Hasil ini menunjukkan bahwa orientasi pasar yang baik akan menghasilkan
persaingan pada bisnis yang sama, inovasi apa yang dilakukan oleh pesaing
Data diskriptif menunjukkan secara jelas bahwa nilai tertinggi sebesar 4.99
strategis bagi pengusaha dengan nilai 4.92. Kerjasama lintas fungsi atau antar
bagian yang baik menjadi salah satu keuntungan dalam menjaga harmonisasi
dalam pekerjaan, dan nilai secara deskriptif sebesar 4.89. Pelaku usaha juga
memantau apa yang dilakukan pesaing memperoleh nilai sebesar 4.81 sehingga
dengan demikian dapat dikatakan bahwa orientasi pasar telah dilakukan dengan
2003; Atuahene dan Gima, 2003; Carruana et al., 2008; Pantouvakis, 2007; dan
Wang, 2015). Atuahene dan Gima (2003) dalam penelitiannya membagi kedalam
beberapa subgroup yang terkait dengan kinerja produk. Penelitian yang dilakukan
oleh Harris dan Ogbonna (2001) pada Journal of Business Research yang
195
ritel juga telah dilakukan oleh Kara, Spillan dan Deshields, (2005) memperoleh
hasil yang sama bahwa orientasi pasar berpengaruh terhadap kinerja bisnis.
sudah baik sehingga mampu memberikan kontribusi positif pada kinerja bisnisnya.
dan keinginan, tren permintaan pasar, serta layanan yang unggul menghasilkan
kinerja sesuai dengan harapan. Sehingga dengan demikian kinerja bisnis IKM
potensi dan posisi produk pesaing di pasar juga jeli dilakukan IKM, apa yang
dilakukan oleh pesaing dapat ditiru atau dilakukan pengembangan pada produk
yang diminati oleh konsumen. Kekuatan yang dimiliki pesaing menjadi bahan bagi
industri kerajinan. Koordinasi antar fungsi dalam IKM menjadi sangat membantu
dalam proses produksi mengingat pendeknya rentang kendali bagian yang ada
informasi dari luar dengan output produk-produk baru yang melimpah tidak
mendapatkan respon yang baik dari pasar yang dapat secara langsung
196
memengaruhi kinerja bisnis. Hasil penelitian yang dapat dikatakan memiliki nilai
yang rendah seperti ini menjelaskan bahwa ide-ide yang diperoleh dari
desain baru dan produk-produk baru namun tidak mampu menarik pasar secara
menarik pasar dapat disebabkan lemahnya jaringan yang dimiliki serta informasi
4.80 ini menunjukkan bahwa kapasitas penyerapan IKM sektor kerajinan dalam
aspek menemukan sesuatu yang baru dari luar, kemampuan memadukan peluang
faktor lain diluar kendali perusahaan atau IKM sehingga tidak mampu memberikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Stulova dan Rungi
juga menemukan hasil yang negative. Pembuktian pada usaha kecil menengah
berbasis teknologi yang dilakukan oleh Yoo, Sawyer dan Tan (2016) dapat
dikatakan sebagai inovasi bisnis di Korea yang disebut Innovation Business (Inno-
Biz) dengan mengambil sampel sebanyak 368 juga memperoleh hasil yang sama
hasil yang negatif oleh Stock (2001) dengan melakukan studi pada industri tunggal
tinggi dari tiga negara dengan jumlah sampel sebanyak 72 yang terdiri dari
197
Amerika Utara sebanyak 22, Eropa sebanyak 23, dan Jepang sebanyak 27, yang
dilakukan oleh Rocha (1999) diperoleh hasil yang sama yakni negatif.
menciptakan produk yang memiliki nilai seni dan unggul dibandingkan dengan
bahkan tidak berstruktur, artinya hanya personil yang ditempatkan pada bagian
produk dan usaha diemban oleh pemilik atau pengusaha itu sendiri, sehingga
industry yang ada diluar negeri, rata-rata pengrajin masih kurang mengeksplor
Penelitian ini memandang bahwa yang terjadi pada IKM sektor kerajinan
direspon oleh pasar secara massif dikarenakan semakin banyaknya pesaing baru
yang muncul sehingga produk dipasar menjadi berlimpah. Kondisi ini membuat
produk yang bernilai tinggi dengan harga terjangkau. Faktor selanjutnya yaitu
Peminat fashion dan kolektor yang berpotensi untuk melakukan pembelian ulang
secara teratur.
Informasi dari hasil diatas dapat diinterpretasikan bahwa kinerja bisnis IKM
sektor kerajinan dapat meningkat apabila didukung dengan orientasi pasar yang
baik dari pelaku IKM. Orientasi kewirausahaan saja belum dapat meningkatkan
keinginan pelanggan, melihat posisi pesaing saat ini, serta koordinasi yang baik
antar bagian dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, akan
meningkatkan kinerja bisnis IKM sektor kerajinan. Hasil di atas sejalan dengan
yang dilakukan oleh Migliori et.al., (2017), Faiz, Ahmed, dan Al-Sawidi (2015),
Amin Muslimin et.al., (2016), Dutta, Gupta dan Chen, (2016), serta Ruzgar, Kocak,
pasar secara langsung memberikan kontribusi yang besar pada kinerja bisnis.
199
kewirausahaan pada kinerja bisnis IKM, dimana orientasi pasar yang baik dapat
memenangkan persaingan.
mampu berkontribusi secara positif pada kinerja IKM disektor kerajinan dalam
dari luar dalam IKM dapat tercapai dengan hasil inovasi produk. Sehingga dengan
positif terhadap kinerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Inovasi yang
berupa munculnya produk yang akan menjadi trend dimasa datang belum mampu
dicermati. Kultur usaha kecil pemilik berfungsi pada semua bidang, bisa berfungsi
sebagai R&D, sebagai HRD, sebagai pemasar serta berfungsi sebagai pengelola
yang diperoleh David Zhang (2009) dan Yoo, Sawyer dan Tan (2016) yang
ideal sebagai research and development (R&D) tidak mampu diterjemahkan oleh
didasarkan atas pengalaman yang dimiliki serta intuisi dari pengrajin itu sendiri.
Tidak dipungkiri bahwa pengalaman dan intuisi yang dimiliki dalam mengelola
bisnis ternyata juga mampu menghasilkan produk yang kompetitif dan marketable.
Namun dalam penelitian ini tidak berperan secara langsung maupun tidak
langsung dalam meningkatkan kinerja bisnis industri kecil sektor kerajinan. Produk
pesaing yang semakin banyak menambah daya tawar konsumen lebih besar,
berkualitas dan bernilai. Produk pesaing tersebut memiliki kualitas yang sama
dengan harga yang lebih murah, kondisi ini yang menekan kinerja IKM.
eksternal bisnis merupakan sesuatu hal yang harus dipenuhi oleh IKM dalam
sesuai dengan prosedur atau birokrasi yang tidak berbelit dalam pelayanan
usaha, kondisi politik daerah yang kondusif, dan peran besar pemerintah daerah
tersebut dan kondisi IKM rentan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
aspek politik/hukum.
produk kerajinan bukanlah produk primer sehingga hanya orang-orang yang cinta
seni, kolektor, atau kebutuhan untuk melengkapi rumah saja. Apabila daya beli
IKM baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketentuan pajak yang
ditetapkan seperti pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai, serta soal
sehingga ketersediaan kredit yang mudah dengan bunga kecil tanpa agunan
IKM baik untuk kepentingan pemasaran maupun proses produksi, karena tradisi
masyarakat juga menentukan pemilihan produk kerajinan apa yang akan diminati.
IKM harus menyesuaikan dirinya agar perusahaan dapat eksis bahkan menjadi
digunakan, misalnya melalui aplikasi, media sosial, online marketing dan masih
variabel moderator tidak mampu memperkuat kinerja bisnis IKM, sehingga dengan
dapat diartikan bahwa bagi IKM aspek politik/hukum, ekonomi, sosial/budaya dan
keberadaan (PEST) merupakan hal yang umum dihadapi oleh IKM, jika
perusahaan itu baru muncul atau usaha yang baru dirintis, maka pengusaha harus
(P-IRT), tanda daftar perusahaan (TDP), tanda daftar industri (TDI), NPWP,
sertifikasi halal yang dikeluarkan MUI (terutama bagi makanan) dan ijin-ijin lainnya.
Sehingga dengan demikian secara sadar IKM melakukan hal-hal yang menjadi
Demikian pula dengan keadaan ekonomi, dinamika yang terjadi sudah diluar
kendali IKM sehingga yang dilakukan IKM hanya menyesuaikan dengan kondisi
yang ada, termasuk faktor sosial/budaya menjadi tidaklah mampu dikontrol oleh
IKM, bahkan saat ini kecanggihan teknologi manjadi primadona bagi perusahaan
dan isian yang terdapat dalam kuesioner diperoleh beberapa informasi, mengingat
204
peneliti ingin menggali lebih dalam apa yang sesungguhnya dihadapi oleh para
pelaku IKM terutama sektor kerajinan. Hasil wawancara sekaligus isian tersebut
peneliti rangkum sedemikian rupa untuk memberikan gambaran secara jelas dan
yang dirasa selama ini bagi IKM begitu penting dalam mengembangkan usaha
jumlahnya, hanya yang telah memiliki ijin dan perusahaan tersebut telah eksis
dalam waktu yang cukup lama. Bagi perusahaan yang baru belumlah cukup
produk IKM dapat dikenal secara luas dan mendunia (global). Program pemerintah
lain seperti mengembangkan one village one product (OVOP) atau one school one
teknologi dalam menunjang proses produksi dan pemasaran (teknologi tepat guna
usaha IKM seperti (tata kelola, pembukuan usaha kecil, pemasaran, produksi,
packaging dan labelling), ketersediaan bahan baku yang masih menjadi kendala
bagi IKM sehingga IKM harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi dalam
205
kinerja bisnis IKM adalah semakin membanjirnya produk sejenis yang beredar di
bagi IKM dalam menjalankan bisnisnya, sehingga diperlukan solusi konkret untuk
Implikasi penelitian ini terdiri atas implikasi teoritis khususnya dalam bidang
manajerial IKM sektor kerajinan. Implikasi dari hasil penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
kinerja bisnis IKM maka diperlukan orientasi pasar yang tinggi. Orientasi
pasar yang tinggi menaikkan kinerja bisnis secara positif. Temuan penting
ini berbeda dengan hasil yang dilakukan Covin dan Slevin (1989) dengan
penelitiannya Migliori et al., (2017), Faiz, Ahmed, dan Al-swidi, (2015) dan
dengan kinerja bisnis serta keberadaan orientasi pasar, dan yang perlu
(2016), Pihlajama (2017), Todorova dan Durusin (2007) serta Cohen dan
Levinthal (1990).
ini berbeda dengan yang dilakukan oleh David Zhang (2009) dan Sawyerr
bisnis. Hasil ini mengartikan bahwa ada atau tidak adanya kapasitas
(2016), Alhnity, Armanurah dan Ishak (2016) serta Brownhilder (2016) yang
diatas.
diantaranya:
prinsip bisnis yang teguh agar tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal
dengan bantuan teknologi agar mudah diakses oleh pasar. IKM perlu
Penelitian ini memiliki keterbatasan jika ditinjau dari beberapa aspek yang ideal,
diantaranya adalah:
dengan apa yang menjadi rujukan penelitian (Lumpkin dan Dess, 1996)
objek penelitian industri kecil yang ada di Jawa Timur memiliki karakteristik
yang hampir sama yakni struktur organisasi belum mapan, bagian yang
ada dalam organisasi belum terstruktur dengan baik, dan tata kelola yang
menentukan unidimensi.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan diatas maka dapat
langsung pada kinerja bisnis IKM sektor kerajinan di Jawa Timur, tetapi
kinerja akan meningkat apabila disertai dengan orientasi pasar yang baik.
pada produk baru yang dihasilkan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Hasil ini merujuk pada penilaian distribusi frekuensi yang rendah apabila
risiko. IKM sektor kerajinan melalui aspek kemampuan dalam melihat peta
212
213
tren pasar.
banyak, sehingga koordinasi antar bagian atau antar fungsi lebih fleksibel
dilakukan.
214
langsung dalam mencapai kinerja IKM. Hasil ini menunjukkan bahwa daya
peluang dan potensi yang dimiliki oleh IKM dengan melakukan strategi
bahkan produk luar negeri juga membanjiri produk kerajinan dalam negeri.
ada, tingkat respon pasar akan produk, hal ini menjadi bahan dalam
pemodalan. Skala pasar yang luas belum tergarap dengan baik karena
215
sangat pesat, karena saat ini dunia bisnis sudah harus bersentuhan
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman di lapangan saat survei, maka dapat
disarankan:
saat ini perusahaan yang selalu melakukan inovasi adalah yang mampu
bertahan.
3. IKM jika ingin tetap tumbuh maka harus tetap fokus pada kebutuhan dan
perencanaan strategisnya.
ruang yang cukup agar pertumbuhan bisnis IKM lebih progresif. Peran
ada.
teknologi (market place) agar semua produk unggulan yang berbasis IKM
dapat dikenal, mudah dicari, dan diakses oleh pasar secara luas bahkan
global.
217
sehingga dapat diperoleh data yang robust dan meminimalisir bias baik
7. Melihat hasil effect size yang lemah meskipun uji model R2 bersifat
Acosta, Crespo, and Agudo, 2018. Effect of market orientation, network capability and
entrepreneurial orientation on international performance of small and medium
enterprises (SMEs) International Business Review xxx (xxxx) xxx–xxx.
https://doi.org/10.1016/j.ibusrev.2018.04.004
Acquaah Moses. 2013. Management control systems, business strategy and performance: A
comparative analysis of family and non-family businesses in a transition economy in
sub-Saharan Africa, Journal of Family Business Strategy 4, 131–146
Auh S., Menguc B. 2005. Balancing Exploration and Exploitation: the moderating role of
competitive intensity, J. Bus. Res.58, 1652-1661
Agarwal, Manoj K., Chatterjee, Subimal. 2003. Complexity, uniqueness, and similarity in
between-bundle choice, Journal of Product & Brand Management, Vol. 12 Iss 6 pp.
358 – 376
Agarwal, S., Erramilli, K., Dev. Chekitan, S., 2003, Market Oriented and Performance in
Service Firms: Role of Innovation, Journal of Services Marketing, Vol. 17, No. 1, pp.68-
82
Al-Ansaari, Y., Bederr, H., and Chen C. 2015. Strategic Orientation and Business
Performance, an empirical study in the UAE context, Management Decision, Vol. 53
No. 10
Alegre Joaquín and Chiva Ricardo, 2013. Linking Entrepreneurial Orientation and Firm
Performance: The Role of Organizational Learning Capability and Innovation
Performance, Journal of Small Business Management, 51(4), pp. 491–507
Alhunity Haitham and Ishak Awanis Ku, 2016. Impact of Entrepreneurial Orientation on Small
Business Performance: Moderating Role of Government Intervention, International
Review of Management and Marketing, 6(S7) 95-100.
Allocca, M.A. and Kessler, E.H. 2006. “Innovation speed in small and medium-sized
enterprises”, Creativity and Innovation Management, Vol. 15 No. 3, pp. 279-295.
Aluisius Pratono, Rosli Mahmood, 2016. Entrepreneurial orientation and firm performance:
How can small and medium-sized enterprises survive environmental turbulence?
Pacific Science Review B: Humanities and Social Sciences xxx (2016) 1e7,
http://dx.doi.org/10.1016/j.psrb.2016.05.003
Amin, Thurasamy, Aldakhil, and Kaswuri, 2016. The effect of market orientation as a mediating
variable in the relationship between entrepreneurial orientation and SMEs
performance, Nankai Business Review International, Vol. 7 Iss 1 pp. 39 - 59
Anand, B. N., & Khanna, T. 2000. Do firms learn to create value? The case of alliances.
Strategic Management Journal, 21(3), 295–315.
Antoncic, Bostjan – Hisrich, Robert D. 2001. Intrapreneurship: Construct Refinement and
Cross-cultural Validation, Journal of Business Venturing, 16(5), 495-527.
doi:10.1016/s0883-9026(99)00054-3
Atuahene-Gima, K., Ko, A. 2001. An empirical investigation of the effect of market orientation
and entrepreneurship orientation alignment on product innovation. Organization
Science 12, 54–74
Avci, U., Maandoglu, M. and Okumus, F. 2011. “Strategic orientation and performance of
tourism firms: evidence from a developing country”, Tourism Management, Vol. 32 No.
1, pp. 147-157.
Avlonitis, G.J., Gounaris, S.P. 1999. Marketing Orientationand and its Determinants: An
Empirical Analysis, European Journal of Marketing, Vol. 33 Issue: 11/12 pp. 1003-1037
Avlonitis, G.J. & Salavou, H.E. 2007. Entrepreneurial orientation of SMEs, product
innovativeness, and performance. Journal of Business Research, 60, 566–575.
Baker, W.E, and Sinkula, J.M. 2005. Environmental marketing strategy and firm performance:
effect on new product performance and market share, Academy of Marketing Science.
Journal; 33, 4; ABI/INFORM Collection pg. 461
Bárbara Larrañeta, Shaker A. Zahra, J. Luis Galán, 2007. Absorptive Capacity In New
Ventures: Differences Among Corporate Ventures And Independent Ventures,
Frontiers of Entrepreneurship Research, Vol. 27, Iss. 13, Art. 2
Barringer, Bruce R. and Allen C. Bluedorn. 1999. The Relationship between Corporate
Entrepreneurship and Strategic Management, Strategic Management Journal 20, 421-
444.
Baron, R.A, Muller, B.A, Wolfec, M.T. 2015. Self-efficacy and entrepreneurs' adoption of
unattainable goals: The restraining effects of self-control, Journal of Business
Venturing
Baron R.M. and Kenny D.A., 1986. The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social
Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations
Moderator-Mediator Variable Distinction in Social, Journal of Personality and Social
Psychology, 51, No. 6, 1173-1182
Becherer, Richard C. & Maurer, John G., 1998. The Moderating Effect of Environmental
Variables on the Entrepreneurial and Marketing Orientation of Entrepreneur-led Firms,
Entrepreneurship Theory And Practice, 1042-2587-97-221
Benito, Oscar Gonzales, Javier Gonzales Benito, and Pablo A. Munoz-Gallego. 2009. Role of
Entrepreneurship and Market Orientation in Firms’ Succes. European Journal
of Marketing. Vol. 43, No. 3/4, pp. 500-522.
Benson Vladlena, Fragkiskos Filippios, 2018. The role of learning analytics in networking for
business and leisure: A study of culture and gender differences in social platform users,
Computers in Human Behavior, doi: 10.1016/j.chb.2018.02.027
Bhuian, S.N., Menguc, B., Bell, S.J. 2005. Just entrepreneurial enough: The moderating effect
of entrepreneurship on the relationship between market orientation and performance.
Journal of Business Research 58 (1), 9–17.
Bierly, Paul E. III and Daly, Paula S. 2007. Alternative Knowledge Strategies, Competitive
Environment, and Organizational Performance in Small Manufacturing Firms,
Entrepreneurship Theory And Practice, 31 (4), 493-516 doi: 10.1111/j.1540-
6520.2007.00185.x
Blankson, Charles and Chang Julian, 2005, Have Small Businesses adopted the market
oriented concept ? the case of small businesses in Michigan, Journal of Business &
Industrial Marketing, Vol.20 No.6 pp.317-330
Blumentritt, T. and Andis, W. 2006. “Business strategy types and innovative practices”, Journal
of Management Issues, Vol. 18 No. 2, pp. 274-291.
Boso N.B., Story Vicky M., and Cadogan John W. 2013. Entrepreneurial orientation, market
orientation, network ties, and performance: Study of entrepreneurial firms in a
developing economy, Journal of Business Venturing 28, 708-727
Boudreaux Christopher, 2018. Entrepreneurship, Institutions, and Economic Growth: Does the
Level of Development Matter? JEL Codes: L26, L53, M13, O43, O47
Božic Katerina, Vlado Dimovski, 2019. Business intelligence and analytics for value creation:
The role of absorptive Capacity, International Journal of Information Management 46
(2019) 93–103
Brooks, Ian, Weatherston, and Jamie, 1997, Business Environment: Challenges and
Changes, Prentice Hall
Brownhilder, Neneh, 2016. Examining the Moderating Effect of Environmental Hostility on the
Entrepreneurial Orientation Performance Relationship, Journal of Economics and
Behavioral Studies (ISSN: 2220-6140) Vol. 8, No. 6, pp. 6-18
Cadogan, J.W., Diamantopoulos, A., and de Mortanges, C.P. 1999. A Measure of Export
Market Oreintation: Scale Development and Cross-Cultural Validation, Journal of
International Business Studies, Vol. 30, No. 4
Cadogan, J.W., Cui, C.C., & Yeung, E.K. 2003. Export market-oriented behaviour and export
performance, the moderating roles of competitive intensity and technological
turbulence. International Marketing Review, 20(5), 493–513.
Cao, Q., Bakerb, J. Hoffman, J., J. 2011. The role of the competitive environment in studies
of strategic alignment: meta analysis, Int. J. Prod. Res., 1-14
Carpenter Gregory S., and Nakamoto Kent, 1989. Consumer Preference Formation and
Pioneering Advantage, Journal of Marketing Research, Vol. 26, No. 3, pp. 285-298
Caruana, A., Moris, M.H., and Vella, A.J. 1998. The Effect of Centralization and Formalization
on Entrepreneurship in Export Firm, Journal of Small Business Management, Vol. 36
No. 1 pp. 16-29
Caruana, A., Ewing, M.T., Ramaseshan, B., 2002. Effects of some environmental
challenges and centralization on the entrepreneurial orientation and performance of
public sector entities. Serv. Ind. J. 22, 43–58.
Castro, C. B., Armario, E. M., & Sanchez del Rio, M. E. (2005). Consequences of market
orientation for customers and employees. European Journal of Marketing, 39(5/6),
646-675. http://dx.doi.org/10.1108/03090560510590755
Chandy Rajesh K., and Tellis Gerard J., 2000. The Incumbent's Curse? Incumbency, Size,
and Radical Product Innovation, Journal of Marketing, Vol. 64, No. 3, pp. 1-17
Child J. 1972. Organizational Structure, Environment and Performance: The Role of Strategic
Choice, Sociology, 6: 1
Chin, W.W., 1998. The partial least square approach to structural equation modeling. In:
Marcoulides, G.A., (Ed.), Modern Methods for Business Research, Lawrence Brlbaum
Associates, Mahwah, NJ, pp. 295-336.
Chin, WW., and Marcoulides, GA., 2013. You Write, but Others Read: Common
Methodological Misunderstandings in PLS and Related Methods, Springer
Chin, W. W., Thatcher, J. B., Wright, R. T., & Steel, D. (2013). Controlling for Common Method
Variance in PLS Analysis: The Measured Latent Marker Variable Approach. New
Perspectives in Partial Least Squares and Related Methods, 231–
239. doi:10.1007/978-1-4614-8283-3_16
Choi Sangmi, 2014. Learning Orientation and Market Orientation as Catalysts for Innovation
in Nonprofit Organizations, Nonprofit and Voluntary Sector Quarterly, Vol. 43(2) 393 –
413
Cohen, WM., and Levinthal, DA., 1990. Absorptive Capacity: A New Perspective on Learning
and Innovation, Administrative Science Quarterly, Vol. 35, No. 1
Colombo, M. G., & Murtinu, S. 2016. Venture capital investments in Europe and portfolio firms'
economic performance: Independent versus corporate investors. Journal of
Economics & Management Strategy. http://dx.doi.org/10.111/jems.12170.
Coulthard, Max. 2007. The Role Of Entrepreneurial Orientation On Firm Performance and The
Potential Influence of Relational Dynamism, Journal of Global Business and
Technology; 3, 1; ABI/INFORM Complete, pg. 29
Courtney, H., Kirkland, J., and Viguerie, P. 1997. Strategy under uncertainty, Harvard
business review, 75 (6), 67-79
Covin, J.G., and Slevin, D. P. 1988. The influence of organization structure on the utility of an
entrepreneurial top management style. Journal of Management Studies, 25, pp. 217-
234.
Covin, J. G., & Slevin, D. P., 1989. Strategic management of small firms in hostile and benign
environments. Strategic Management Journal, 10 (1), 75–
87.doi:10.1002/smj.4250100107
--------, J.G., Green, K.K., Slevin, D.P. 2006. Strategic Process Effects on the Entrepreneurial
Orientation-Sales Growth Rate Relationship, Entrepreneurship Theory and Practice.
David Di Zhang, 2009. Absorptive capability and its mediating effect on the learning and
market orientations’ influences on performance, International Journal Technology
Marketing, Vol. 4, Nos. 2/3
Davidsson, Per and Wiklund, Johan, 2001. Levels of Analysis in Entrepreneurship Research:
Current Research Practice and Suggestions for the Future, Entrepreneurship Theory
& Practice 25(4):pp. 81-100.
Day, G.S. 1994. The capabilities of market-driven organizations. Journal of Marketing, 58(4),
37–52.
Day, G. S. 2011. Closing the marketing capabilities gap. Journal of Marketing, 75 (October),
183–195.
Deshpande, Rohit and Grinstein, Amir. 2013. Achievement motivation, strategic orientations
and business performance in entrepreneurial firms How different are Japanese and
American founders? International Marketing Review Vol. 30 No. 3, pp. 231-252
Deshpande, R., J.U. Farley and F.E. Webster. 1993. “Corporate Culture, Customer
Orientation, and Innovativeness in Japanese Firms: A Quadrad Analysis.” Journal of
Marketing 57: pp. 23–37.
Deshpande, R. And Farley, J.U., 1999.” Measuring Market Orientation: Generalization and
Synthesis”, Journal of Market Focused Management, 2, 213-232
Dess, G., Lumpkin, G.T., and Taylor M.L., 2003, Strategic Management: Creating Competitive
Advantage, McGraw Hill.
Diamantopoulos, A., & Hart, S. 1993. Linking market orientation and performance: preliminary
evidence on Kohli and Jaworski’s framework. Journal of Strategic Marketing, 1,
Diamantopoulos, Adamantios and John W. Cadogan, 1996. Internationalizing the market
orientation construction: an in-depth interview approach. Journal of Strategic
Marketing, 4 (1), 23-52.
Dracnic Dasa, 2014. Impact of internal and external factors on the performance of fast-growing
small and meduim businesses, Journal of Contemporer Management Issues Vol.19
119-159
Drucker, Peter F. 1994. Innovation and Entrepreneurship, Practice and Principles. Jakarta
Gelora Aksara. Erlangga.
Duncan, M. E. 2000. The Internet Diffusion Into Small Business: Market Orientation,
Identifiable Application, and Moderators od Siccessful Applications. Dissertation,
University of Oregon.
Dushnitsky, G., & Lenox, M. J. 2005. When do firms undertake R&D by investing in new
ventures? Strategic Management Journal, 26(10), 947–965.
Dutta, Gupta, and Chen, 2016. A Tale of Three Strategic Orientations: A Moderated-Mediation
Framework of the Impact of Entrepreneurial Orientation, Market Orientation, and
Learning Orientation on Firm Performance, Journal of Enterprising Culture Vol. 24, No.
3, 313–348
Edmiston Kelly, 2007. The Role of Small and Large Businesses in Economic
Development, SSRN Electronic Journal
Eggers, F., Kraus, S. and Hughes, M. 2013. “Implications of customer and entrepreneurial
orientation for SME growth”, Management Decision, Vol. 51 No. 3, pp. 524-546.
Elbanna, Said., and Alhwarai, Muhamed. 2012. The Influence of Environmental Uncertainty
and Hostily on Organization Performance, UAEU-FBE-Working Paper Series.
Fabrizio Kira R. 2009. Absorptive capacity and the search for innovation, Research Policy, 38
pp. 255-267
Faiz, GM., Ahmed, Al-Swidi, 2015. The Mediating Effect of Market Orientation on the
Relationship between Entrepreneurial Orientation Dimensions and Organizational
Performance: A Study on Banks in Libya, Games Review December, Volume 1, 2, pp
40-51
Flor, Cooper, and Oltra, 2017. External knowledge search, absorptive capacity and radical
innovation in high-technology firms, European Management Journal, xxx 1e12,
http://dx.doi.org/10.1016/j.emj.2017.08.003
França Alexandra and Rua Orlando Lima, 2018. Relationship between intangible resources,
absorptive capacities and export performance, Tourism & Management Studies, 14(1),
94-107 DOI: 10.18089/tms.2018.14108
Frank, Hermann, Alexander Kessler and Matthias Fink. 2010. Entrepreneurial Orientation and
Busiess Performance – A Replication Study. Entrepreneurial Orientation. SBR 62:
175 – 198.
Freeman, S., & Tamer Cavusgil, S. 2007. Toward a typology of commitment states among
managers of born-global firms: A study of accelerated internationalization. Journal of
International Marketing, 15(4), 1–40.
Frösén Johanna, MattiJaakkola, Iya Churakova, and Henrikki Tikkanen, 2015. Effective forms
of market orientation across the business cycle: A longitudinal analysis of business-to-
business firms, Industrial Marketing Management
Gaganis, C., Pasiouras, F., Voulgari, F., 2018. Culture, business environment and SMEs'
profitability: Evidence from European Countries, Economic Modelling, doi: https://
doi.org/10.1016/j.econmod.2018.09.023.
Galloway, T.L., Miller, D.R., Sahaym, A., and Arthurs, J.D. 2016. Exploring the innovation
strategies of young firms: Corporate venture capital and venture capital impact on
alliance innovation strategy, Journal of Business Research
Gao, G., Zhou, K. and Yim, C. 2007. “On what should firms focus in transitional economies?
A study of the contingent value of strategic orientations in China”, International Journal
of Research in Marketing, Vol. 24 No. 1, pp. 3-15.
Gartner, W.B. 1985. A conceptual framework for describing the phenomenon of new venture
creation. Academy Management Journal.
George, Wood Jr and Khan, 2001. Networking strategy of boards: implications for small and
medium-sized enterprises, Entrepreneurship & Regional Development: An
International Journal, 13:3, 269-285, DOI: 10.1080/08985620110058115
Gerbing DW, Anderson JC. 1988. An updated paradigm for scale development incorporating
unidimensionality and its assessment. J Mark Res; 25:186-92.
Grbac, B. & Martin, J. (eds.). 2001. Developing Market Based Resource Strategies for South
East Europe. Rijeka: Ekonomski fakultet & Cleveland: Booler School of Business.
Greenley, G. 1995. Market orientation and company performance: Empirical evidence from
UK companies. British Journal of Management, 6, 1–13. doi:10.1111/j.1467-
8551.1995.tb00082.x.CrossRefGoogle Scholar
Griffin, Ricky, W. and Donald J. Elbert. 1996. Business, 4th edition, Prentice Hall, New Jersey
Grinstein, Amir. 2008. The relationships between market orientation and alternative strategic
orientations A meta-analysis, European Journal of Marketing Vol. 42 No. 1/2, pp. 115-
134
Guo Hong, Wanli Li, Yuxiang Zhong, 2018. Political Involvement and Firm Performance-
Chinese Setting and Cross-Country Evidence, Journal of International Financial
Markets, Institutions & Money, doi: https://doi.org/10.1016/j.intfin.2018.12.006
Hair, JF., Hult, GTM., Ringel, CM., and Sarstedt M., 2014. A Primer on Partial Least Squares
Structural Equation Modeling (PLS-SEM), Sage Publications, inc.
Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., and Anderson, R.E.,. 2014. Multivariate Data Analisys, seventh
Edition, Pearson Education Limited.
Hair, J.F., A. Rolp., Tatham E., Ronald L., and Black William C. 1998. Multivariate Data
Analysis, Fifth Edition, New York: Prentice-Hall International Inc.
Hambrick, D. C., 1983. Some Tests of the Effectiveness and Functional Attributes of Miles
and Snow´s Strategic Types. Academy of Management Journal, 26 (1), 5-26.
Hamel, G. and A. Heene, 1994. Competence-based Competition, Chichester: John Willey &
Sons.
Hamel, G., and Prahalad, C.K., 1994. Competing for the Future, Boston: Harvard Business
School Press.
Han JK, Kim N, Srivastava RK., 1998. Market orientation and organizational performance is
innovation a missing link. Journal of Marketing; 62 (4): 30-45.
Harris, Lloyd C., and Piercy, Nigel F., 1999, Management behavior and barriers to market
orientation in retailing companies, The Journal of Services Marketing, vol. 13 no. 2
1999, pp. 113-131, 0887-6045
Harris, L.C., 2001. Market orientation and performance: subjective and objective empirical
evidence from UK companies. Journal Management Studies 38 (1), 17–44.
Harris, L.C and Ogbonna, E., 2001, Strategic Human Resource Management, Market
Orientation and Organizational Performance, Journal of Business Research, Vol. 51,
No. 2, pp. 157-166
Heirman Ans and Clarysse Bart, 2004. How and Why do Research-Based Start-Ups Differ at
Founding? A Resource-Based Configurational Perspective, Journal of Technology
Transfer, 29, 247–268
Hidayat, Rahmad, 2009. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Strategi Bisnis and Kinerja
Industri, Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 12 No. 1 10-20.
Hidayat, R., Ahmad, S., and Mu’alim. 2015. Effects of Environmental Factors on Corporate
Strategy and Performance in Indonesia, Journal of Industrial Engineering and
Management, 763-782
Hill C.W.L., and Jones G. R., 2012. Essential of Strategic Management, 3rd edition, South-
Western Cengage Learning
Hitt M.A., Ireland R.D., and Hoskisson R.E., 2009. Strategic Management: Concept and Case,
South-Western Cengage Learning
Hoe, Siu Loon. 2008., Benefiting from Customer and Competitor Knowledge. Journal of
Learning Organization, Vol. 15, No. 3, pp. 240-250.
Hughes, M., and Morgan, R.E., 2007. Deconstructing the Relationship Between
Entrepreneurial Orientation ad Business Performance at the Embryonic Stage of Firm
Growth, Industrial Marketing Management, 36 pp. 651-661
Hult GT, Ketchen Jr DJ., 2001. Does market orientation matter?: a test of the relationship
between positional advantage and performance. Strategic Management Journal;
22(9):899 –906.
Hurley, R.F. and Hult, T.M., 1998. “Innovation, market orientation, and organizational learning:
an integration and empirical examination”, Journal of Marketing, Vol. 62, pp. 42-54.
Im, Subin and Workman Jr, John, P., 2004, Market Orientation, Creativity, and New Product
Performance In High Technology Firms, Journal of Marketing, Vol. 68, April, pp. 114-
132
Jauch L.R, and Glueck W. F., 1998. Business Policy and Strategic Management, McGraw Hill, New
York.
Jaworski, B. J., & Kohli, A. K., 1993. Market oientation: Antecedents and consequences.
Journal of Marketing, 57(July), 53–70. doi:10.2307/1251854.CrossRefGoogle Scholar
---------, 1996. Market orientation: Review, refinement, and roadmap. Journal of Market-
Focused Management, 1(2), 119–135. doi:10.1007/BF00128686.CrossRefGoogle
Scholar
Jogaratnam Giri, 2017. How organizational culture influences market orientation and business
performance in the restaurant industry, Journal of Hospitality and Tourism
Management 31, 211e219
Kale, P., Singh, H., 2007. Building firm capabilities through learning: The role of the alliance
learning process in alliance capability and firm-level alliance success. Strategic
Management Journal, 28(10), 981–1000.
Kara Ali, Spillan John E., and Oscar W. DeShields, Jr., 2005. The Effect of a Market
Orientation on Business Performance: A Study of Small-Sized Service Retailers Using
MARKOR Scale, Journal of Small Business Management, 43(2), pp. 105–118
Kedia, B.L., Bhagat, R.S., 1988. Cultural constraints on transfer of technology across nations:
Implications for research in international and comparative advantage. Acad. Manag.
Rev. 13, 559–571
Khodaei, Scholten, Wubben and Omta, 2016. Entrepreneurial orientation and opportunity
recognition: The mediating role of absorptive capacity, Academy of Management
Proceedings Vol., No. 1
Kirca, A. H., Jayachandran S., Bearden, W., 2005. Market Orientation: a Meta-Analytic Review
and Assessment of Its Antecedents and Impact on Performance. Journal of Marketing,
April, 24-41
Kohli, A.K., and Jaworski, B.J., 1990. The Construct, Research Proposition, and Managerial
Implications, Journal of Marketing, Vol. 54, No. 2 pp. 1-18
Kokzal, M. H. & Ozgul, E., 2007. The relationship between marketing strategies and
performance in an economic crisis. Marketing Intelligence & Planning, 25 (4), 326-342.
Kotabe Masaaki, Jiang XC., Murray Y.J., 2011. Managerial ties, knowledge acquisition,
realized absorptive capacity and new product market performance of emerging
multinational companies: A case of China, Journal of World Business, 46 (2011) 166–
176
Kotler, Philips and Gary Armstrong, 2004. Principles of Marketing, Ninth Edition (Alih Bahasa
Bambang Sarwiji), Prentice Hall, Inc, New Jersey
Kreiser, P.M., Davis, J., 2012. Entrepreneurial Orientation and Firm Performance: The Unique
Impact of Innovativeness, Proactiveness, and Risk-Taking, Journal of Small Business
and Entrepreneurship, 23: 1, 39-51
Kreiser, Marino, Kuratko, and Weaver, 2013. Disaggregating entrepreneurial orientation: the
non-linear impact of innovativeness, proactiveness and risk-taking on SME
performance, Small Business Economics, 40:273–291, DOI 10.1007/s11187-012-
9460-x
Kuada John and Buatsi Seth N., 2005. Market Orientation and Management Practices in
Ghanaian Firms: Revisiting the Jaworski and Kohli Framework, Journal of International
Marketing , Vol. 13, No. 1 (2005), pp. 58-88
Kwon, Yung-Chul and Hu, Michael Y., 2000. Market orientation among small Korean
Exporters, International Business Review 9 (2000) 61–75
Lane, PJ., and Lubatkin M., 1998. Relative Absorptive Capacity and Interorganizational
Learning, Strategic Management Journal, Vol. 19 461-477
Lane J., Salk E., and Lyles MA., 2001. Absorptive Capacity, Learning, and Performance in
International Joint Ventures, Strategic Management Journal, Vol. 22, No. 12 (Dec.,
2001), pp. 1139-1161
Lane Peter J., Koka Balaji R. and Pathak Seemantini, 2006. The Reification of Absorptive
Capacity: A Critical Review and Rejuvenation of the Construct, The Academy of
Management Review, Vol. 31, No. 4, pp. 833-863
Langerak, F., 2003. The effect of market orientation on positional advantage and
organizational performance. Journal of Strategic Marketing, 11(June), 93–115.
doi:10.1080/0965254032000102957.CrossRefGoogle Scholar
Lau, Chung Ming and Bruton, Garry D., 2011. Strategic orientations and strategies of high
technology ventures in two transition economies, Journal of World Business 46, 371-
380
Laukkanen, T., Nagy, G., Hirvonen, S., Reijonen, H. and Pasanen, M., 2013. “The effect of
strategic orientations on business performance in SMEs: a multigroup analysis
comparing Hungary and Finland”, International Marketing Review, Vol. 30 No. 6, pp.
510-535.
Lechner Christian and Gudmundsson SV., 2012. Entrepreneurial orientation, firm strategy and
small firm performance, International Small Business Journal, DOI:
10.1177/0266242612455034
Ledwith Ann and O’Dwyer Michele, 2009. Market Orientation, NPD Performance, and
Organizational Performance in Small Firms, Journal Production Innovation
Management, 26:652–661
Lee, Choonwoo, Kyungmook Lee, and Johannes M. Pennings., 2001. Internal Capabilities,
External Networks, and Performance: A Study on Technology Based Ventures,
Strategic Management Journal 22, 615-640.
Lee D Y and Tsang E W K., 2001. The Effect of Entrepreneurial Personality, Background and
Network Activities on Venture Growth, Journal of Management Studies 38-4 pp 583-602.
Lee, jangwoo., & Andny Miller., 1996. Strategy, Environment and Performance in two
technological Contexs: Contingency theory in Korea. Organizations Studies, 17/5, pp.
729-750
Lee Yong-Ki, Soon-Ho Kim, Min-Kyo Seo, S.Kyle Hight, 2015. Market orientation and business
performance: from Evidence franchising industry, International Journal of Hospitality
Management, 44, 28–37
Lee Yong-Ki, Kim Soon-Ho, Seo Min-Kyo, Hight S. Kyle, 2015. Market orientation and
business performance: Evidencefrom franchising industry, International Journal of
Hospitality Management 44. 28–37
Lewandowska, Ward, S., A., 2008. Is the marketing concept always necessary? The
effectiveness of customer, competitor and societal strategies in business environment
types. European Journal of Marketing, 42(1/2),222-237.
Li, H., Atuahene-Gima, K., 2001. Product innovation strategy and the performance of new
technology ventures in China. Academy of Management Journal 44 (6), 1123-1134.
Li, L., Jiang, F., Pei, Y., and Jiang, N., 2017. Entrepreneurial orientation and strategic alliance
success: the contingency role ofrelational factors, Journal of Business Research, 72,
45-46
Lin, Rogoff, Foo, and Liu, 2015. The effect of entrepreneurial context on the performance of
new ventures, Chinese Management Studies, Vol. 9 Iss 2 pp. 197 220
Lin Tsui-Jung, Hai-Yen Chang, Hui-Fun Yu, Ching-Pao Kao, 2018. The impact of political
connections and business groups on cash holdings: Evidence from Chinese listed
firms. Global finance, doi:10.1016/j.gfj.2018.10.001
Littunen, H., Storhammar, E., Nenonen, T., 1998. The survival of firms over the critical first 3
years and the local environment. Entrep. Reg. Dev. 10 (3), 189–202.
Liu Haijian, Jing Yu Yang, and Darline Augustine, 2017. Political Ties and Firm Performance:
The Effects of Proself and Prosocial Engagement and Institutional Development,
Global Strategy Journal.
Longenecker JG., Moore CW., & Petty JW., 2001. Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil,
Salemba Empat Jakarta.
Lonial Subhash C. and Carter Robert E., 2015. The Impact of Organizational Orientations on
Medium and Small Firm Performance: A Resource-Based Perspective, Journal of
Small Business Management, 53(1), pp. 94–113
Luft, Joan and Shields Michael D., 2003. Mapping management accounting: graphics and
guidelines for theory-consistent empirical research, Accounting, Organizations and
Society 28. 169–249
Lumpkin G..T and G.regory G.. Dess, 1996. Clarifying the Entrepreneurial Orientation
Construct and Linking It to Performance. Academy of Management Review, Vol. 21(1),
pp. 135-172.
--------------, 2001. Linking two dimensions of entrepreneurial orientation to firm performance: the
moderating role of environment and industry life cycle, Journal Business Venturing, 16, 429-
451
Maholtra, Naresh K., 2002. Marketing Research. Second Edition. Australia: Prentice Hall.
-----------, Naresh K., 2006. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan, Indeks Jakarta
Mason R.B., 2007. The External Environment’s Effect on Management and Strategy: a
Complexity Theory Approach, Management Decision, Vol. 45 Iss 1 pp. 10-28
Mason, Floreani, Miani, Roberto, Beltrame, and Cappelletto, 2015. Understanding The Impact
of Entrepreneurial Orientation on Smes’ Performance. The Role of The Financing
Structure, Procedia Economics and Finance, 23 1649 – 1661
Masovic Azemina, 2018. Socio-Cultural Factors And Their Impact on The Performance of
Multinational Companies, Ecoforum [Volume 7, Issue 1(14), 2018]
Massa, S. and Testa, S., 2008. “Innovation and SMEs: misaligned perspectives and goals
among entrepreneurs, academics, and policy makers”, Technovation, Vol. 28 No. 7,
pp. 393-407.
Matear, S., Osborne, P., Garrett, T. and Gray, B., 2002. “How does market orientation
contribute to service firm performance? An examination of alternative mechanisms”,
European Journal of Marketing, Vol. 36 Nos 9/10, pp. 1058-75.
Matsuno K., John T. Mentzer and Aysegul Ozsomer, 2002. The Effects of Entrepreneurial
Proclivity and Market Orientation on Business Performance. Journal of Marketing, Vol.
66 No. 3; pp. 18-32.
McLarty Roy, 1998. Case study: evidence of a strategic marketing paradigm in a growing SME
Journal of Marketing Practice: Applied Marketing Science, Vol. 4 No. 4, 1998, pp. 105-
117. © MCB University Press, 1355-2538
Mendez, JLF, Newell Sue, Mesa AF, and Alegre J., 2015. Depth and breadth of external
knowledge search and performance: The mediating role of Absorptive Capacity,
Industrial Marketing Management, 47, 86-97.
Menguc Bulent, 1996. The influence of the market orientation of the firm on sales force
behavior and attitudes: Further empirical results, International Journal of Research in
Marketing, 13 277-291
Menguc, B., and Auh, S., 2008. The asymmetric moderating role of market orientation on the
ambidexterity–firm performance relationship for prospectors and defenders. Industrial
Marketing Management 37, 455–470.
Menon A, and Varadarajan PR., 1992. A model of marketing knowledge use within firms.
Journal of Marketing; 56(4):53 – 71.
Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C. A., 1993. Commitment to organizations and occupations:
Extension and test of a three-component conceptualization. Journal of Applied
Psychology, 78(4), 538–551. doi:10.1037/0021-9010.78.4.538
Migliori, Pittino, Consorti, and Lucianetti, 2017. The Relationship between Entrepreneurial
Orientation, Market Orientation and Performance in University Spin-Offs, International
Entrepreneur Management Journal, https://doi.org/10.1007/s11365-017-0488-x
Miles MP, and Arnold DR., 1991. The relationship between marketing orientation and
entrepreneurial orientation. Entrepreneur Theory Practice;15(4):49 – 65.
Miller, D. and Friesen, P. H., 1983. Strategy-making and environment: The third link. Strategic
Management Journal, 4, 221-235.
Milovanovic, B.M., and Wittine Z., 2014. Analysis of External Environment’s Moderating Role
on the Entrepreneurial Orientation and Business Performance Relationship among
Italian Small Enterprises, International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol.
5, No. 3
Minbaeva, D., Pedersen, T., Björkman, I., Fey, C.F., Park, H.J., 2003. MNC knowledge
transfer, subsidiary absorptive capacity, and HRM. J. Int. Bus. Stud. 34, 586–599.
Morris MH, Paul GW., 1987. The relationship between entrepreneurship and marketing in
established firms. Jounal Business Venturing, 2 (3): 247 – 59.
Murovec, N., Proand, I., 2009. Absorptive capacity, its determinants, and influence on
innovation output: cross-cultural validation of the structural model. Technovation, 29,
859–872.
Naman, John L and Dennis P. Slevin, 1993. Entrepreneurship and The Concept of Fit : A
Model and Empirical Tests. Strategic Management Journal. Vol. 14 No. 2, pp. 137-
153
Nandakumar M.K., Abby Ghobadian Nicholas O'Regan, 2010. "Business-level strategy and
performance", Management Decision, Vol. 48 Iss 6 pp. 907 - 939
Narver, J.C. and Slater S.F. 1990. The Effect of Market Orientation On Business Profitability,
Journal of Marketing, 54 (October), pp 20-25
_____, 1994. Does Competitive Environment Moderate the Market Orientation Performance
Relationship. Journal of Marketing, 58 (January), pp. 46-55
Nunnally, J. C., & Bernstein, I. 1994. Psychometric theory, 3 ed. New York: McGrawHill
Olson D.E., 2000. The Role of Entrepreneurial Personality Characteristic on Entry Decisions in a
Simulated Market, USASBE/SBIDA, pp1-13
O’Regan, N., Ghobadian, A. and Gallear, D., 2006. “In search of the drivers of high growth in
manufacturing SMEs”, Technovation, Vol. 26 No. 30, pp. 30-41.
Park, H. D., & Steensma, H. K., 2013. The selection and nurturing effects of corporate
investors on new venture innovativeness. Strategic Entrepreneurship Journal, 7(4),
311–330.
Parnell, J.A., 2013. Uncertainty, Generic Strategy, Strategic Clarity, and Performance of Retail
SMEs in Peru, Argentina, and United States, Journal of Small Business Management,
51 (2) pp. 215-234.
Paul J. Davis, 2012. The global training deficit: the scarcity of formal and informal professional
development opportunities for women entrepreneurs, Industrial and Commercial
Training, Vol. 44 Iss 1 pp. 19 - 25
Pearce J, Robbins D, Robinson R., 1987. The impact of grand strategy and planning formality
on financial performance. Strategic Management Journal; 8: 125– 34.
Pearce, II, J.A. & Robinson, Jr., R.B., 2003. Strategic management: formulation,
implementation and control. Boston: Richard D. Irwin.
--------, Strategic Management Formulation, Implementation, and Control, 10th ed. McGraw-Hill.
Pelham, A. M., 1995. A longitudinal Study of the Impact of Market Structure, Firm
Structure, Strategy and Market Orientation Culture on Dimensions of Small-Firm
Performance. Journal of Academy of Marketing Science, 24 (1), 27-43.
--------, 2000. Market orientation and other potential influences on performance in small and
medium-sized manufacturing Firms Journal of Small Business Management, 38, 1;
ProQuest pg. 48
Perlines, García and Araque, 2017. Family firm performance: The influence of entrepreneurial
orientation and absorptive capacity, Psychology Marketing, 34:1057–1068.
Pihlajamaa Matti, Kaipia Riikka, Säilä Julius, Tanskanen Kari, 2017. Can supplier innovations
substitute for internal R & D? A multiple case study from an absorptive capacity
perspective, Journal of Purchasing and Supply Management,
http://dx.doi.org/10.1016/j.pursup.
Pitt, L, Caruana and Berton, P., 1996. Market Orientation and Business Perfomance: Some
European Evidence. International Marketing Review. 13 10.pp.5-8
Podsakoff Philip M., Scott B. McKenzie, and Nathan P. Podsakoff, 2012. Sources of method
bias in social science research and recommendations on how to control it, Annual
Reviews Psychology doi:10.1146/annurev-psych-120710-100452
Porter, M.E., 1990. Competitive Strategy. The Free Press. New York,p.20
--------, 1998. Competitive Advantage, Creating and Sustaining Superior Performance, With a
New Introduction, New York: The Free Press.
Prahalad, C.K. and G. Hamel, 1989. Strategic Intent, Harvard Business Review, May-June,
pp. 63-76., 1990. The Core Competence of the Corporation, Harvard Business Review,
June, pp. 79-91.
Prajogo, D.I., 2016. The Strategic Fit Between Innovation Strategies and Business
Environment in Delivering Business Performance, Int. J. Production Economics, 171
Preacher, K and AF Hayes, 2004. “SPSS and Procedures for Estimating Indirect Effects in
Simple Mediation Models”. Behavior Research Method
Qu, Riliang and Zhang Zelin, 2015. Market orientation and business performance in MNC
foreign subsidiaries-Moderating effects of integration and responsiveness, Journal of
Business Research, 68 (2015) 919–924
Rahomee, Aljanabi, Noor, and Kumar, 2014. The Mediating Role of Absorptive Capacity in Its
Effect on Organizational Support Factors and Technological Innovation, Information
Management and Business Review Vol. 6, No. 1, pp. 25-41, (ISSN 2220-3796)
Ramaseshan B., Caruana A., Pang L.S., 2002. The effect of market orientation on new product
performance: a study among Singaporean firms, Journal of Product & Brand
Management, Vol. 11 Iss 6 pp. 399 – 409
Rangus Kaja and Alenka Slavec, 2017. The interplay of decentralization, employee
involvement and absorptive capacity on firms' innovation and business performance,
Technological Forecasting & Social Change
Rauch A., wiklund J., 2004. Entrepreneurial Orientation and Business Performance: an
Assessment of Past Research and Suggestions for the Future, Entrepreneurship
theory and practice, in press, blackwell publishing.
Rauch A., Wiklund J., Lumpkin G.T., Frese M., 2009. Entrepreneurial Orientation and
Business Performance: an Assessment of Past Research and Suggestion for the
Future, Entrepreneurship Theory and Practice,
Richardson, H.A., Simmering, M.J., & Sturman, M.C., 2009. A tale of three perspectives:
Examining post-hoc statistical techniques for detection and correction of common
method variance. Organizational Research Methods, 12, 762–800.
Rocha, Erick A.G., 2012. The Impact of the Business Environment on the size of the Micro,
Small and Medium Enterprise Sector; Preliminary Findings from a Cross-Country
Comparison, Procedia Economic and Finance 4, 335 – 349
Runyan, Rodney C., Patricia Huddleston, and Jane Swinney, 2006. Entrepreneurial
Orientation and Social Capital as Small Firm Strategies: A Study of Gender
Differences from a Resource-Based View, International Entrepreneurship and
Management Journal 2, 455-477
Ruzgar S., Kocak and Ruzgar B., 2014. The Mediating Effect of Market Orientation on the
Relationship between Entrepreneurial Orientation and Performance, Recent Advances
in Financial Planning and Product Development,
https://www.researchgate.net/publication/270822288
Saeed Najafi-Tavani, Zhaleh Najafi-Tavani, Peter Naudé, Pejvak Oghazi, Elham Zeynaloo,
2017. How collaborative innovation networks affect new product performance: Product
innovation capability, process innovation capability, and absorptive Capacity, Industrial
Marketing Management
Salim Ubud, 2011. Manajemen keuangan strategik panduan memperbaiki kinerja keuangan
and profit, Gaya kualitatif didukung kuantitatif, UB Press, Malang
Salyoya, S., Petrovicova., Nedelova, and Dado, 2015. Effect of Marketing Orientation on
Business Performance: A Study from Slovak Foodstuff Industry, Business Economics
and Management 2015 Conference, BEM2015, Procedia Economics and Finance 34.
622 – 629
Sapienza, Harry J. and Curtis M. Grimm, 1997. Founder Characteristics, Start-Up Process,
and Strategy/Structure Variables as Predictors of Shortline Railroad Performance,
Entrepreneurship Theory and Practice 22, 5-24.
Scarborough, N.M. and Zimmerer, T.W., 1993. Effective Small Business Management, New
York:Mc Millan.
Scaringella Laurent and Burtschell François, 2015. The challenges of radical innovation in
Iran: Knowledge transfer and absorptive capacity highlights – Evidence from a joint
venture in the construction sector, Technological Forecasting and Social Change,
(2015), http://dx.doi.org/10.1016/j.techfore.2015.09.013
Schindehutte, M., Michael H, Morris and Akin Kocak, 2008. Understanding Market-Diving
Behaviour : The Role of Entrepreneurship. Journal of Small Business Management,
Vol. 46 (1), pp. 4-26.
Schumpeter, J. A., 1934. The Theory of Economic Development. Cambridge, Mass ; Harvard
University Press.
Sebora T.C., Tower C.B., and Hartman E.A., 1994. Information Sources and Their
Relationship to Organizational Innovation in Small Business, Journal of Small Business
Management, Vol.
Sekaran Uma, 2010. Research Methods for Business, A-Skill Building Approach, John Willey
& Sons Ltd.
Selnes, F., Jaworski, B.J., Kohli, A.K., 1996. Market orientation in United States and
Scandinavian companies: a cross-cultural study. Scandinavian Journal of
Management 12 (2), 139–157
Shehu Aliyu, Aminu Ahmed and Haladu Utai, 2015. Entrepreneurial and Market Orientation
Relationship to Performance: The Role of Business Environment, European Journal of
Business and Management, ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol.7,
No.26
Simarro-David Martinez, Devece Carlos, Albert-Carlos Llopis, 2015. How information systems
strategy moderates the relationship between business strategy and performance
Journal of Business Research 68, 1592–1594
Siu W.S., and Kirby D.A., 1998. Approaches to Small Firm Marketing: A Critique, European
Journal of Marketing, Vol. 32 Issue: 1-2 pp. 40-60
Škare Marinko, and Tea Hasic, 2015. Corporate Governance, Firm Performance, and
Economic Growth – Theoretical Analysis, Journal of Business Economics and
Management ISSN 1611-1699 / eISSN 2029-4433 2016 Volume 17(1): 35–51,
doi:10.3846/16111699.2015.1071278
Slater, S.F. and Jhon C. Narver, 1994. Does Competitive Environment Moderate the Market
Orientation Performance Relationship? Journal of Marketing, Vol.60, pp. 15-32.
--------, 1995. Market orientation and the learning organization, Journal of Marketing, Vol. 59
No. 3, pp. 63-74.
--------, 1998. Customer-Led and Market-Oriented: Let’s Not Confuse the Two, Strategic
Management Journal, Vol. 19, No. 10
Slater, S. F., & Narver, J. C., 2000. The positive effect of a market orientation on business
profitability: A balanced replication. Journal of Business Research, 48, 69–73.
doi:10.1016/S0148-2963(98)00077-0.CrossRefGoogle Scholar
Slater, Stanley F. Hult, G. Tomas M., Olson, Eric M., 2010. Factors influencing the relative
importance of marketing strategy creativity and marketing strategy implementation
effectiveness, Industrial Marketing Management 39. 551–559
Smircich, L., and Stubbart C., 1985, Strategic Management in an Enacted World, Academy of
Management Review, Vol. 10 Issue 4, p.724
Singarimbun, Masri and S. Effendi, 1995. Metode Penelitian Survey. Second Printing. Jakarta:
Pustaka LP3ES.
Srivastavaa, Rajendra K. Faheyb Liam, Christensenc H. Kurt, 2001. The resource-based view
and marketing: The role of market-based assets in gaining competitive advantage,
Journal of Management 27, 777–802
Stam,W., & Elfring,T., 2008. Entrepreneurial orientation and new venture performance: The
moderating role of intra and extra-indsutry social capital. Academy of Management
Journal, 51(1), 97–111.
Stanley Kam, Sing Wong, and Canon Tong, 2012. The influence of market orientation on new
product success, European Journal of Innovation Management, Vol. 15 Iss 1 pp. 99 –
121
Stel André van, Martin Carree, Roy Thurik, 2005. The effect of entrepreneurial activity on
national economic growth, Scientific Analysis of Entrepreneurship and SMEs,
SCALES-paper N200419
Szulanski, Gabriel, 1996. Exploring Internal Stickiness: Impediments To The Transfer Of Best
Practice Within The Firm, Strategic Management Journal, Vol. 17 pp. 27-43
Szymanski, David M;Bharadwaj, Sundar G;Varadarajan, P Rajan, 1993. Standardization
versus adaptation of international marketing strategy: An empirical investigation,
Journal of Marketing; 57, 4; ProQuest pg. 1
Tang J., Tang Z., Marino LD., Zhang Y., and Li Q., 2008. Exploring an Inverted U-Shape
Relationship between Entrepreneurial Orientation and Performance in Chinese
Ventures, Entrepreneurship Theory And Practice, 1042-2587
Tavani Saeed Najafi, Zhaleh Najafi-Tavani, Peter Naudé, Pejvak Oghazi, Elham Zeynaloo,
2017. How collaborative innovation networks affect new product performance: Product
innovation capability, process innovation capability, and absorptive Capacity, Industrial
Marketing Management
Teng Lefa, And Huang, Yigang Pan, 2017. The Performance of MNE Subsidiaries in China:
Does It Matter to Be Close to the Political or Business Hub?, Journal of International
Management xxx (2017) xxx–xxx
Todorova, G., and Durisin, B., 2007. Absorptive Capacity: Valuing a Reconceptualization,
Academy of Management Review, Vol. 32, No. 3, 774-786.
Ukko Juhani, Mina Nasiri, Minna Saunila, and Tero Rantala, 2019. Sustainability strategy as
a moderator in the relationship between digital business strategy and financial
performance, Journal of Cleaner Production 236 - 117626
Van de Vrande, V., & Vanhaverbeke, W., 2013. How prior corporate venture capital
investments shape technological alliances: A real options approach. Entrepreneurship
Theory and Practice, 37(5), 1019–1043.
Varadarajan, Rajan, 2009. Strategic marketing and marketing strategy: domain, definition,
fundamental issues and foundational premises, Academy of Marketing Science,
38:119–140
Varadarajan, R., Yadaf, M.S., and Shankar, V., 2008. First-Mover Advantage in an Internet-
Enabled Market Environment: Conceptual Framework and Proposition, Jounal of the
Academic Marketing Science, 36: 293-308
Vázquez, Santos and Álvarez, 2001. Market orientation, innovation and Competitive strategies
in industrial firms, Journal of strategic marketing 9 69–90
Voss, G.B., and Voss, Z.G., 2000. Strategic Orientation and Firm Performance in an Artistic
Environment, Journal of Marketing, Vol. 64 pp. 67-83
Wadhwa, A., Phelps, C., & Kotha, S., 2016. Corporate venture capital portfolios and firm
innovation. Journal of Business Venturing, 31(1), 95–112.
Wheelen T.L., and Hunger J.D., 2012. Strategic Management and Business Policy, Pearson
Education inc., Publishing as Prantice Hall
Wiklund J., 1999. The Sustainability of the Entrepreneurial Orientation Performance Relationship,
Entrepreneurship Theory and Practice, Baylor University.
Wiklund, J., and Shepherd, D., 2005. Entrepreneurial Orientation and Small Business
Performance: a Configurational Approach, Journal of Business Venturing, 20 pp. 71-
91
Wilburn Kathleen M., and H. Ralph Wilburn, 2018. The Impact of Technology on Business and
Society, Global Journal of Business Research, Vol. 12, No. 1, pp. 23-39
Wood V, Bhuian S, Kiecker P., 2000. Market orientation and organizational performance in
not-for-profit hospitals. J Bus Res; 48:213– 26.
Xie Wenjing, Keji Liu, Fei Xie and Haoyuan Ding, 2017. Political ties and firm performance in
China: evidence from a quantile regression, Journal of East Asian Studies 17 (2017),
331–341, doi:10.1017/jea.2017.12
Yayla Serdar, Sengun Yeniyurt, Can Uslay, Erin Cavusgil, 2018. International Business
Review
Yoo, T., & Sung, T., 2015. Howoutside directors facilitate corporate R&D investment?
Evidence from large Korean firms. Journal of Business Research, 68(6), 1251–1260.
Zahra, S.A., Covin, J.G., 1995. Contextual Influences on the Corporate Entrepreneurship
Performance Relationship: a Longitudinal Analysis, Journal of Business Venturing, 10,
43-58
Zahra SA, Nielsen AP, Bogner WC., 1999. Corporate entrepreneurship, knowledge, and
competence development, Entrepreneur Theory Practice; 23 (3): 169– 89.
Zahra, S.A., George, G., 2002. Absorptive capacity: a review, and extension. Acad. Manag.
Proc. 27 (2), 185–203.
Zebal, Mostaque Ahmed, 2003 .A Synthesis Model of Market Orientation For A Developing
Country-The Case of Bangladesh. Thesis Victoria University of Technology
Melbourne, Australia.
Zhang Y., and Zhang X., 2012. The Effect of Entrepreneurial Orientation on Business
Performance: a Role of Network Capabilities in China, Journal of Chinese
Entrepreneurship, Vol. 4 Iss. 2 pp. 132-142
Zhang, H., Shu, C., Jiang, X., & Malter, A. J., 2010. Managing knowledge for innovation: The
role of cooperation, competition, and alliance nationality. Journal of International
Marketing, 18(4), 74–94.
Zhou KZ., Li JJ., and Zhou N., 2004. Employee's Perceptions of Market Orientation in a
Transitional Economy, Journal of Global Marketing, 17:4, 5-22, DOI:
10.1300/J042v17n04_02
Zhou KZ., Yim KC, and Tse DK., 2005. The Effects of Strategic Orientations on Technology-
and Market-Based Breakthrough Innovations, Journal of Marketing, Vol. 69 (April
2005), 42–60
Zimmerer TW., Scarborough NM., and Wilson Doug., 2008. Kewirausahaan and Manajemen
Usaha Kecil, Salemba Empat Jakarta.
1 KUESIONER DISERTASI
Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM)
Universitas Brawijaya Malang 2017
A. Profilling Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Alamat :
5. No. HP :
6. Alamat e-mail :
B. Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. SARJANA (S-1)
5. PASCASARJANA (S-2 & S-3)
C. Identitas Usaha
Nama Usaha :
Lama Beroperasi :
Status Usaha
Warisan keluarga
Isilah pada kotak pilihan jawaban angka 1 sampai 7 pada kotak yang tersedia dengan memberi
tanda (X) berdasarkan persepsi Bapak/Ibu. Angka tersebut merupakan alternatif pilihan jawaban
dengan berbagaikriteria tingkat persetujuan, dengan penjelasan sebagai berikut :
Semakin mengarah ke angka yang lebih besar berarti Bapak/Ibu sangat setuju terhadap pernyataan
tersebut, demikian pula sebaliknya apabila mengarah ke angka yang lebih kecil berarti Bapak/Ibu
sangat tidak setuju.
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
I. Autonomy
1. Kami mampu mengelola bisnis secara mandiri
Kami berpegang pada prinsip dalam
2.
mengoperasikan bisnis
3. Kami mampu membuat kebijakan dalam bisnis
II. Innovativeness
4. Kami mampu menghasilkan ide-ide baru
5. Kami mampu mengembangkan produk baru
6. Kami mampu mengembangkan bisnis
III. Risk-Taking
7. Kami mampu mengambil keputusan
8. Kami mampu mengelola risiko
3 KUESIONER DISERTASI
Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM)
Universitas Brawijaya Malang 2017
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
IV. Proactiveness
Kami mampu mengantisipasi kondisi pasar yang
9.
berubah
V. Competitive Agressiveness
10. Kami mampu bersaing dengan produk lainnya
11. Kami mampu melihat peta persaingan
12. Kami mampu melakukan kemajuan
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
VI. Orientasi Pelanggan
Kami mampu mencari informasi keinginan
13.
pelanggan
Kami mampu membuat informasi pelanggan
14.
kedalam rencana pemasaran
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
IX. Eksplorasi
Kami mampu mengidentifikasi pengetahuan
20.
dari luar perusahaan
21. Kami mampu menemukan sesuatu yang baru
X. Transformasi
Kami mampu memadukan potensi yang kami
22.
miliki dengan peluang yang kami dapatkan
Kami mampu memanfaatkan pengetahuan yang
23.
kami dapat dari luar untuk tujuan perusahaan
XI. Eksploitasi
Kami mampu memanfaatkan pengetahuan baru
24.
tersebut sebagai peluang komersil
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
XII. Kondisi Ekonomi
Kami mampu menyesuaikan dengan kondisi
25.
ekonomi yang berkembang
Kami mampu memanfaatkan peluang bisnis
36.
dalam kondisi ekonomi yang dinamis
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
XIV. Kondisi Politik/Hukum
Kami mampu menyesuaikan dengan
28.
perkembangan politik/hukum dalam bisnis
Kami mampu mengikuti kebijakan
29.
politik/hukum dalam bisnis
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
XVI. Profitabilitas
31. Kami mampu meningkatkan laba perusahaan
Kami mampu meningkatkan margin
32.
keuntungan
Kami mmapu mencapai pengembalian modal
33.
(ROI)
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
XVIII. Nilai Posisi Pasar
Kami mampu meningkatkan persepsi konsumen
38.
pada produk kami
39. Produk kami lebih baik dari pesaing
Kami mampu meningkatkan reputasi
40.
perusahaan/produk
41. Kami mampu menciptakan kepuasan konsumen
42. Kami mampu meningkatkan citra perusahaan
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam mengisi angket ini, semoga kesuksesan selalu
tercipta pada pribadi kita, dan semoga Allah SWT. Meridhoi jerih payah kita. Aamiin......
Lampiran 1.
OUTER MODEL
R Square
f Square
Moderating
AC EO KB LEB MO
Effect 1
AC 0.052
EO 3.951 0.111 9.051
KB
LEB 0.039
MO 0.038
Moderating
0.012
Effect 1
Discriminant Validity
Fornell-Larcker Criterion
Moderating
AC EO KB LEB MO
Effect 1
AC 0.826
EO 0.893 0.809
KB 0.843 0.854 0.712
LEB 0.904 0.880 0.855 0.900
MO 0.880 0.949 0.779 0.790 0.800
Moderating
-0.456 -0.377 -0.411 -0.583 -0.259 1.000
Effect 1
Cross Loadings
Moderating
AC EO KB LEB MO
Effect 1
EO * LEB -0.456 -0.377 -0.411 -0.583 -0.259 1.000
ac1 0.862 0.863 0.813 0.774 0.884 -0.339
ac2 0.810 0.653 0.556 0.726 0.624 -0.328
ac3 0.848 0.702 0.758 0.825 0.638 -0.585
ac4 0.783 0.708 0.620 0.657 0.732 -0.246
eo1 0.630 0.737 0.588 0.526 0.730 -0.121
eo2 0.857 0.924 0.794 0.790 0.912 -0.193
eo3 0.798 0.827 0.830 0.967 0.704 -0.556
eo4 0.605 0.654 0.501 0.530 0.622 -0.122
eo5 0.528 0.717 0.611 0.470 0.692 -0.110
eo6 0.766 0.895 0.670 0.798 0.868 -0.440
eo7 0.857 0.917 0.799 0.778 0.902 -0.218
eo8 0.602 0.653 0.696 0.640 0.547 -0.432
eo9 0.776 0.891 0.678 0.807 0.855 -0.505
kb1 0.549 0.667 0.779 0.545 0.577 -0.268
kb10 0.642 0.583 0.657 0.622 0.550 -0.346
kb11 0.546 0.573 0.725 0.545 0.536 -0.172
kb12 0.604 0.587 0.755 0.631 0.522 -0.269
kb13 0.577 0.609 0.672 0.571 0.555 -0.360
kb14 0.666 0.723 0.768 0.688 0.684 -0.323
kb2 0.506 0.601 0.670 0.432 0.603 -0.198
kb3 0.510 0.576 0.727 0.597 0.451 -0.343
kb4 0.663 0.562 0.753 0.718 0.482 -0.551
kb5 0.749 0.706 0.721 0.636 0.745 -0.124
kb6 0.570 0.524 0.635 0.515 0.469 -0.197
kb7 0.596 0.571 0.659 0.664 0.509 -0.327
kb8 0.602 0.603 0.762 0.681 0.498 -0.231
kb9 0.578 0.602 0.668 0.618 0.561 -0.362
leb1 0.810 0.653 0.556 0.726 0.624 -0.328
leb2 0.848 0.702 0.758 0.825 0.638 -0.585
leb3 0.798 0.827 0.830 0.967 0.704 -0.556
leb4 0.831 0.865 0.796 0.940 0.801 -0.538
leb5 0.825 0.821 0.835 0.978 0.706 -0.559
leb6 0.803 0.869 0.801 0.937 0.793 -0.546
mo1 0.611 0.624 0.488 0.442 0.800 -0.002
mo2 0.609 0.653 0.492 0.454 0.815 0.036
mo3 0.677 0.679 0.553 0.647 0.762 -0.184
mo4 0.849 0.928 0.793 0.775 0.912 -0.187
mo5 0.655 0.635 0.738 0.622 0.591 -0.473
mo6 0.685 0.788 0.526 0.569 0.817 -0.070
mo7 0.762 0.895 0.670 0.791 0.862 -0.458
Outer Loadings
Moderating
AC EO KB LEB MO
Effect 1
EO * LEB 1.032
ac1 0.862
ac2 0.810
ac3 0.848
ac4 0.783
eo1 0.737
eo2 0.924
eo3 0.827
eo4 0.654
eo5 0.717
eo6 0.895
eo7 0.917
eo8 0.653
eo9 0.891
kb1 0.779
kb10 0.657
kb11 0.725
kb12 0.755
kb13 0.672
kb14 0.768
kb2 0.670
kb3 0.727
kb4 0.753
kb5 0.721
kb6 0.635
kb7 0.659
kb8 0.762
kb9 0.668
leb1 0.726
leb2 0.825
leb3 0.967
leb4 0.940
leb5 0.978
leb6 0.937
mo1 0.800
mo2 0.815
mo3 0.762
mo4 0.912
mo5 0.591
mo6 0.817
mo7 0.862
Outer Weights
Moderating
AC EO KB LEB MO
Effect 1
EO * LEB 1.000
ac1 0.357
ac2 0.258
ac3 0.310
ac4 0.283
eo1 0.123
eo2 0.162
eo3 0.146
eo4 0.109
eo5 0.116
eo6 0.146
eo7 0.161
eo8 0.116
eo9 0.146
kb1 0.101
kb10 0.101
kb11 0.092
kb12 0.101
kb13 0.098
kb14 0.114
kb2 0.084
kb3 0.097
kb4 0.107
kb5 0.111
kb6 0.090
kb7 0.101
kb8 0.106
kb9 0.099
leb1 0.134
leb2 0.183
leb3 0.200
leb4 0.192
leb5 0.201
leb6 0.193
mo1 0.147
mo2 0.152
mo3 0.163
mo4 0.227
mo5 0.178
mo6 0.175
mo7 0.208
Lampiran 2.
INNER MODEL FIT
R Square
R Square
R Square
Adjusted
Kapasitas Penyerapan 0.055 0.051
Kinerja Bisnis 0.394 0.382
Orientasi Pasar 0.618 0.616
f Square
Lingkungan
Kapasitas Kinerja Moderating Orientasi Orientasi
Eksternal
Penyerapan Bisnis Effect 1 Kewirausahaan Pasar
Bisnis
Kapasitas Penyerapan 0.005
Kinerja Bisnis
Lingkungan Eksternal
0.106
Bisnis
Moderating Effect 1 0.004
Orientasi
0.058 0.013 1.615
Kewirausahaan
Orientasi Pasar 0.019
Construct Reliability and Validity
Average Variance
Cronbach's Alpha rho_A Composite Reliability
Extracted (AVE)
Kapasitas Penyerapan 0.796 0.835 0.869 0.690
Kinerja Bisnis 0.856 0.863 0.893 0.582
Lingkungan Eksternal Bisnis 0.795 0.813 0.879 0.709
Moderating Effect 1 1.000 1.000 1.000 1.000
Orientasi Kewirausahaan 0.835 0.838 0.890 0.670
Orientasi Pasar 0.826 0.829 0.884 0.657
Discriminant Validity
Fornell-Larcker Criterion
Lingkungan
Kapasitas Kinerja Moderating Orientasi
Eksternal Orientasi Pasar
Penyerapan Bisnis Effect 1 Kewirausahaan
Bisnis
Orientasi Kewirausahaan *
-0.318 -0.284 -0.522 1.000 -0.490 -0.446
Lingkungan Eksternal Bisnis
ac1 0.853 0.078 0.226 -0.259 0.230 0.190
ac2 0.780 0.007 0.090 -0.173 0.077 0.075
ac3 0.857 0.082 0.188 -0.311 0.202 0.164
eo6 0.190 0.440 0.619 -0.458 0.833 0.637
eo7 0.247 0.483 0.603 -0.382 0.863 0.663
eo8 0.120 0.449 0.533 -0.378 0.777 0.583
eo9 0.201 0.385 0.574 -0.387 0.800 0.686
kb1 0.086 0.750 0.415 -0.148 0.337 0.403
kb10 0.143 0.808 0.478 -0.237 0.423 0.406
kb6 0.047 0.825 0.543 -0.253 0.479 0.486
kb7 -0.032 0.725 0.441 -0.191 0.437 0.427
kb8 0.027 0.709 0.385 -0.272 0.380 0.391
kb9 0.118 0.755 0.415 -0.192 0.379 0.364
leb3 0.122 0.402 0.787 -0.339 0.431 0.438
leb5 0.187 0.531 0.820 -0.476 0.680 0.655
leb6 0.249 0.540 0.914 -0.483 0.653 0.653
mo1 0.239 0.446 0.603 -0.400 0.640 0.814
mo5 0.149 0.446 0.569 -0.358 0.619 0.797
mo6 0.048 0.440 0.473 -0.226 0.560 0.777
mo7 0.182 0.437 0.626 -0.444 0.718 0.851
Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT)
Lingkungan
Kapasitas Kinerja Moderating Orientasi
Eksternal Orientasi Pasar
Penyerapan Bisnis Effect 1 Kewirausahaan
Bisnis
Kapasitas Penyerapan
Kinerja Bisnis 0.109
Lingkungan Eksternal Bisnis 0.243 0.701
Moderating Effect 1 0.329 0.306 0.577
Orientasi Kewirausahaan 0.244 0.630 0.857 0.537
Orientasi Pasar 0.207 0.645 0.850 0.485 0.942
Lingkungan
Kapasitas Kinerja Moderating Orientasi
Eksternal Orientasi Pasar
Penyerapan Bisnis Effect 1 Kewirausahaan
Bisnis
Kapasitas Penyerapan 1.123
Kinerja Bisnis
Lingkungan Eksternal Bisnis 2.449
Moderating Effect 1 1.507
Orientasi Kewirausahaan 1.000 3.090 1.000
Orientasi Pasar 2.941
Model_Fit
Fit Summary
Path Coefficients
Lingkungan
Kapasitas Moderating Orientasi Orientasi
Kinerja Bisnis Eksternal
Penyerapan Effect 1 Kewirausahaan Pasar
Bisnis
Kapasitas Penyerapan
Kinerja Bisnis
Lingkungan Eksternal Bisnis
Moderating Effect 1
Orientasi Kewirausahaan 0.130
Orientasi Pasar
Specific Indirect
Effects
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas Penyerapan -> Kinerja
-0.014
Bisnis
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis 0.144
Total Effects
Lingkungan
Kapasitas Kinerja Moderating Orientasi Orientasi
Eksternal
Penyerapan Bisnis Effect 1 Kewirausahaan Pasar
Bisnis
Kapasitas Penyerapan -0.059
Kinerja Bisnis
Lingkungan Eksternal Bisnis 0.397
Moderating Effect 1 0.058
Orientasi Kewirausahaan 0.234 0.284 0.786
Orientasi Pasar 0.183
Outer Loadings
Lingkungan
Kapasitas Kinerja Moderating Orientasi
Eksternal Orientasi Pasar
Penyerapan Bisnis Effect 1 Kewirausahaan
Bisnis
Orientasi Kewirausahaan *
1.066
Lingkungan Eksternal Bisnis
ac1 0.853
ac2 0.780
ac3 0.857
eo6 0.833
eo7 0.863
eo8 0.777
eo9 0.800
kb1 0.750
kb10 0.808
kb6 0.825
kb7 0.725
kb8 0.709
kb9 0.755
leb3 0.787
leb5 0.820
leb6 0.914
mo1 0.814
mo5 0.797
mo6 0.777
mo7 0.851
Outer Weights
Lingkungan
Kapasitas Kinerja Moderating Orientasi
Eksternal Orientasi Pasar
Penyerapan Bisnis Effect 1 Kewirausahaan
Bisnis
Orientasi Kewirausahaan *
1.000
Lingkungan Eksternal Bisnis
ac1 0.538
ac2 0.165
ac3 0.482
eo6 0.304
eo7 0.326
eo8 0.283
eo9 0.308
kb1 0.199
kb10 0.224
kb6 0.263
kb7 0.227
kb8 0.197
kb9 0.197
leb3 0.323
leb5 0.426
leb6 0.433
mo1 0.311
mo5 0.304
mo6 0.283
mo7 0.334
Lampiran 3.
INNER MODEL
Path Coefficients
Mean, STDEV, T-Values, P-Values
Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Kapasitas Penyerapan -> Kinerja Bisnis -0.059 -0.054 0.056 1.061 0.289
Lingkungan Eksternal Bisnis -> Kinerja Bisnis 0.397 0.398 0.074 5.335 0.000
Moderating Effect 1 -> Kinerja Bisnis 0.058 0.061 0.059 0.970 0.333
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas Penyerapan 0.234 0.245 0.073 3.202 0.001
Orientasi Kewirausahaan -> Kinerja Bisnis 0.154 0.155 0.090 1.722 0.086
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar 0.786 0.790 0.024 32.770 0.000
Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis 0.183 0.183 0.084 2.183 0.030
Confidence Intervals
Original Sample
2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Kapasitas Penyerapan -> Kinerja Bisnis -0.059 -0.054 -0.156 0.058
Lingkungan Eksternal Bisnis -> Kinerja Bisnis 0.397 0.398 0.249 0.539
Moderating Effect 1 -> Kinerja Bisnis 0.058 0.061 -0.052 0.181
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas Penyerapan 0.234 0.245 0.131 0.363
Orientasi Kewirausahaan -> Kinerja Bisnis 0.154 0.155 -0.025 0.331
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar 0.786 0.790 0.741 0.832
Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis 0.183 0.183 0.019 0.356
Confidence Intervals Bias Corrected
Original Sample
Bias 2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Kapasitas Penyerapan -> Kinerja Bisnis -0.059 -0.054 0.006 -0.160 0.046
Lingkungan Eksternal Bisnis -> Kinerja Bisnis 0.397 0.398 0.001 0.239 0.534
Moderating Effect 1 -> Kinerja Bisnis 0.058 0.061 0.004 -0.062 0.169
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas
0.234 0.245 0.011 -0.117 0.332
Penyerapan
Orientasi Kewirausahaan -> Kinerja Bisnis 0.154 0.155 0.001 -0.029 0.323
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar 0.786 0.790 0.004 0.728 0.824
Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis 0.183 0.183 0.000 0.019 0.357
Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Kapasitas Penyerapan -> Kinerja Bisnis
Lingkungan Eksternal Bisnis -> Kinerja Bisnis
Moderating Effect 1 -> Kinerja Bisnis
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas
Penyerapan
Orientasi Kewirausahaan -> Kinerja Bisnis 0.130 0.131 0.065 1.983 0.048
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar
Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis
Confidence Intervals
Original Sample
2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Kapasitas Penyerapan -> Kinerja Bisnis
Lingkungan Eksternal Bisnis -> Kinerja Bisnis
Moderating Effect 1 -> Kinerja Bisnis
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas
Penyerapan
Orientasi Kewirausahaan -> Kinerja Bisnis 0.130 0.131 0.006 0.265
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar
Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis
Original Sample
Bias 2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Kapasitas Penyerapan -> Kinerja Bisnis
Lingkungan Eksternal Bisnis -> Kinerja Bisnis
Moderating Effect 1 -> Kinerja Bisnis
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas
Penyerapan
Orientasi Kewirausahaan -> Kinerja Bisnis 0.130 0.131 0.001 0.006 0.261
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar
Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis
Specific Indirect Effects
Mean, STDEV, T-Values, P-Values
Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas Penyerapan
-0.014 -0.013 0.015 0.954 0.341
-> Kinerja Bisnis
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar ->
0.144 0.144 0.067 2.161 0.031
Kinerja Bisnis
Confidence Intervals
Original Sample
2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas Penyerapan
-0.014 -0.013 -0.042 0.014
-> Kinerja Bisnis
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar ->
0.144 0.144 0.015 0.281
Kinerja Bisnis
Original Sample
Bias 2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas Penyerapan
-0.014 -0.013 0.001 -0.047 0.012
-> Kinerja Bisnis
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar ->
0.144 0.144 0.001 0.017 0.286
Kinerja Bisnis
Total Effects
Mean, STDEV, T-Values, P-Values
Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Kapasitas Penyerapan -> Kinerja Bisnis -0.059 -0.054 0.056 1.061 0.289
Lingkungan Eksternal Bisnis -> Kinerja Bisnis 0.397 0.398 0.074 5.335 0.000
Moderating Effect 1 -> Kinerja Bisnis 0.058 0.061 0.059 0.970 0.333
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas Penyerapan 0.234 0.245 0.073 3.202 0.001
Orientasi Kewirausahaan -> Kinerja Bisnis 0.284 0.287 0.077 3.708 0.000
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar 0.786 0.790 0.024 32.770 0.000
Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis 0.183 0.183 0.084 2.183 0.030
Confidence Intervals
Original Sample
2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Kapasitas Penyerapan -> Kinerja Bisnis -0.059 -0.054 -0.156 0.058
Lingkungan Eksternal Bisnis -> Kinerja Bisnis 0.397 0.398 0.249 0.539
Moderating Effect 1 -> Kinerja Bisnis 0.058 0.061 -0.052 0.181
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas Penyerapan 0.234 0.245 0.131 0.363
Orientasi Kewirausahaan -> Kinerja Bisnis 0.284 0.287 0.125 0.430
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar 0.786 0.790 0.741 0.832
Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis 0.183 0.183 0.019 0.356
Confidence Intervals Bias Corrected
Original Sample
Bias 2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Kapasitas Penyerapan -> Kinerja Bisnis -0.059 -0.054 0.006 -0.160 0.046
Lingkungan Eksternal Bisnis -> Kinerja Bisnis 0.397 0.398 0.001 0.239 0.534
Moderating Effect 1 -> Kinerja Bisnis 0.058 0.061 0.004 -0.062 0.169
Orientasi Kewirausahaan -> Kapasitas Penyerapan 0.234 0.245 0.011 -0.117 0.332
Orientasi Kewirausahaan -> Kinerja Bisnis 0.284 0.287 0.002 0.120 0.430
Orientasi Kewirausahaan -> Orientasi Pasar 0.786 0.790 0.004 0.728 0.824
Orientasi Pasar -> Kinerja Bisnis 0.183 0.183 0.000 0.019 0.357
Outer Loadings
Mean, STDEV, T-Values, P-Values
Standard
Original Sample Mean T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Orientasi Kewirausahaan * Lingkungan Eksternal
1.066 1.069 0.078 13.629 0.000
Bisnis <- Moderating Effect 1
ac1 <- Kapasitas Penyerapan 0.853 0.838 0.112 7.611 0.000
ac2 <- Kapasitas Penyerapan 0.780 0.761 0.116 6.733 0.000
ac3 <- Kapasitas Penyerapan 0.857 0.836 0.088 9.722 0.000
eo6 <- Orientasi Kewirausahaan 0.833 0.833 0.022 37.864 0.000
eo7 <- Orientasi Kewirausahaan 0.863 0.864 0.019 44.799 0.000
eo8 <- Orientasi Kewirausahaan 0.777 0.775 0.030 25.880 0.000
eo9 <- Orientasi Kewirausahaan 0.800 0.800 0.027 29.858 0.000
kb1 <- Kinerja Bisnis 0.750 0.752 0.037 20.264 0.000
kb10 <- Kinerja Bisnis 0.808 0.806 0.031 26.098 0.000
kb6 <- Kinerja Bisnis 0.825 0.826 0.021 38.897 0.000
kb7 <- Kinerja Bisnis 0.725 0.722 0.035 20.879 0.000
kb8 <- Kinerja Bisnis 0.709 0.707 0.050 14.197 0.000
kb9 <- Kinerja Bisnis 0.755 0.753 0.040 18.744 0.000
leb3 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.787 0.781 0.047 16.627 0.000
leb5 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.820 0.821 0.029 27.997 0.000
leb6 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.914 0.914 0.012 73.867 0.000
mo1 <- Orientasi Pasar 0.814 0.815 0.026 31.228 0.000
mo5 <- Orientasi Pasar 0.797 0.796 0.025 31.404 0.000
mo6 <- Orientasi Pasar 0.777 0.777 0.032 24.187 0.000
mo7 <- Orientasi Pasar 0.851 0.852 0.018 48.301 0.000
Confidence Intervals
Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Orientasi Kewirausahaan * Lingkungan Eksternal
1.000 1.000 0.000
Bisnis <- Moderating Effect 1
ac1 <- Kapasitas Penyerapan 0.538 0.532 0.175 3.071 0.002
ac2 <- Kapasitas Penyerapan 0.165 0.160 0.197 0.837 0.403
ac3 <- Kapasitas Penyerapan 0.482 0.467 0.118 4.097 0.000
eo6 <- Orientasi Kewirausahaan 0.304 0.304 0.016 18.573 0.000
eo7 <- Orientasi Kewirausahaan 0.326 0.326 0.015 22.204 0.000
eo8 <- Orientasi Kewirausahaan 0.283 0.281 0.015 18.597 0.000
eo9 <- Orientasi Kewirausahaan 0.308 0.308 0.016 19.490 0.000
kb1 <- Kinerja Bisnis 0.199 0.201 0.019 10.249 0.000
kb10 <- Kinerja Bisnis 0.224 0.223 0.014 15.659 0.000
kb6 <- Kinerja Bisnis 0.263 0.263 0.018 14.232 0.000
kb7 <- Kinerja Bisnis 0.227 0.225 0.018 12.527 0.000
kb8 <- Kinerja Bisnis 0.197 0.196 0.021 9.452 0.000
kb9 <- Kinerja Bisnis 0.197 0.197 0.016 12.102 0.000
leb3 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.323 0.320 0.029 11.264 0.000
leb5 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.426 0.427 0.027 15.714 0.000
leb6 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.433 0.435 0.023 19.020 0.000
mo1 <- Orientasi Pasar 0.311 0.311 0.016 18.871 0.000
mo5 <- Orientasi Pasar 0.304 0.302 0.016 18.557 0.000
mo6 <- Orientasi Pasar 0.283 0.283 0.017 16.569 0.000
mo7 <- Orientasi Pasar 0.334 0.334 0.014 23.149 0.000
Confidence Intervals
Original Sample
2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Orientasi Kewirausahaan * Lingkungan Eksternal
1.000 1.000 1.000 1.000
Bisnis <- Moderating Effect 1
ac1 <- Kapasitas Penyerapan 0.538 0.532 0.340 0.879
ac2 <- Kapasitas Penyerapan 0.165 0.160 -0.276 0.360
ac3 <- Kapasitas Penyerapan 0.482 0.467 0.243 0.671
eo6 <- Orientasi Kewirausahaan 0.304 0.304 0.272 0.336
eo7 <- Orientasi Kewirausahaan 0.326 0.326 0.298 0.355
eo8 <- Orientasi Kewirausahaan 0.283 0.281 0.249 0.311
eo9 <- Orientasi Kewirausahaan 0.308 0.308 0.282 0.344
kb1 <- Kinerja Bisnis 0.199 0.201 0.164 0.238
kb10 <- Kinerja Bisnis 0.224 0.223 0.193 0.252
kb6 <- Kinerja Bisnis 0.263 0.263 0.232 0.301
kb7 <- Kinerja Bisnis 0.227 0.225 0.192 0.262
kb8 <- Kinerja Bisnis 0.197 0.196 0.151 0.234
kb9 <- Kinerja Bisnis 0.197 0.197 0.167 0.228
leb3 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.323 0.320 0.257 0.375
leb5 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.426 0.427 0.372 0.480
leb6 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.433 0.435 0.393 0.479
mo1 <- Orientasi Pasar 0.311 0.311 0.279 0.343
mo5 <- Orientasi Pasar 0.304 0.302 0.269 0.333
mo6 <- Orientasi Pasar 0.283 0.283 0.249 0.315
mo7 <- Orientasi Pasar 0.334 0.334 0.307 0.362
Confidence Intervals Bias Corrected
Original Sample
Bias 2.5% 97.5%
Sample (O) Mean (M)
Orientasi Kewirausahaan * Lingkungan Eksternal
1.000 1.000 0.000 1.000 1.000
Bisnis <- Moderating Effect 1
ac1 <- Kapasitas Penyerapan 0.538 0.532 -0.006 0.372 0.913
ac2 <- Kapasitas Penyerapan 0.165 0.160 -0.004 -0.447 0.330
ac3 <- Kapasitas Penyerapan 0.482 0.467 -0.015 0.296 0.730
eo6 <- Orientasi Kewirausahaan 0.304 0.304 0.000 0.271 0.336
eo7 <- Orientasi Kewirausahaan 0.326 0.326 0.000 0.297 0.355
eo8 <- Orientasi Kewirausahaan 0.283 0.281 -0.002 0.249 0.311
eo9 <- Orientasi Kewirausahaan 0.308 0.308 0.000 0.285 0.347
kb1 <- Kinerja Bisnis 0.199 0.201 0.001 0.162 0.236
kb10 <- Kinerja Bisnis 0.224 0.223 0.000 0.194 0.252
kb6 <- Kinerja Bisnis 0.263 0.263 0.001 0.232 0.301
kb7 <- Kinerja Bisnis 0.227 0.225 -0.002 0.194 0.267
kb8 <- Kinerja Bisnis 0.197 0.196 -0.001 0.150 0.232
kb9 <- Kinerja Bisnis 0.197 0.197 0.000 0.167 0.228
leb3 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.323 0.320 -0.003 0.264 0.381
leb5 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.426 0.427 0.001 0.371 0.478
leb6 <- Lingkungan Eksternal Bisnis 0.433 0.435 0.002 0.393 0.478
mo1 <- Orientasi Pasar 0.311 0.311 0.001 0.277 0.341
mo5 <- Orientasi Pasar 0.304 0.302 -0.002 0.273 0.334
mo6 <- Orientasi Pasar 0.283 0.283 0.000 0.247 0.312
mo7 <- Orientasi Pasar 0.334 0.334 0.000 0.307 0.362
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Final Results
Construct Crossvalidated Redundancy
Total