1 - Juni 2012
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Semua elemen dalam laporan keuangan pada dasarnya merupakan media
yang diperlukan untuk pertanggungjawaban manajemen. Namun
demikian, perhatian investor lebih sering terpusat pada informasi laba
tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan
informasi laba tersebut (Beattie, et al., 1994). Hal ini disebabkan informasi
laba atau laba historis berguna untuk mengukur efisiensi manajemen,
membantu memprediksi keadaan usaha dan distribusi dividen dimasa yang
akan datang, mengukur keberhasilan manajemen, serta sebagai acuan
pengambilan keputusan ekonomis di masa yang akan datang (Hendriksen
dan Van Breda, 1992). Kecenderungan investor dan pihak eksternal
lainnya yang lebih berfokus pada informasi laba, memicu manajemen
melakukan disfunctional behaviour berupa manajemen laba (earnings
management) atau manipulasi laba (earnings manipulation) untuk
41
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara
empiris mengenai pengaruh independensi komite audit dan kepemilikan
institusional terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara khusus, penelitian ini
dimaksudkan untuk :
1.
43
2.
Teori Agensi
44
2. Bonding cost
Merupakan suatu biaya yang dikeluarkan oleh manajer untuk menjamin
bahwa manajer tidak akan bertindak yang akan merugikan pemilik.
3. Residual cost
Merupakan penurunan tingkat kesejahteraan, baik bagi pemilik maupun
manajer setelah adanya hubungan keagenan.
2.2
Manajemen Laba
2.3
Komite Audit
48
2.5
Kepemilikan Institusional
49
: Kepemilikan institusional
terhadap manajemen laba.
50
berpengaruh
negatif
IV.
METODE PENELITIAN
4.1
perhitungan
total accrual
d. Menghitung nilai discretionary accrual (DAC) dengan persamaan :
DACt = (TACt / At-1) - NDAt
(4)
Keterangan :
DAC t : Discretionary accrual pada perusahaan i pada periode t
4.2.2 Variabel Independen
1. Independensi komite audit
Independensi komite audit adalah anggota komite audit yang terdiri
dari anggota independen yang diangkat oleh dewan komisaris yang
tidak menjalankan tugas-tugas eksekutif. Komite audit terdiri dari
sekurang-kurangnya satu orang anggota komisaris independen.
Pengukuran variabel ini menggunakan persentase antara anggota yang
independen terhadap jumlah seluruh anggota komite audit.
2. Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional merupakan jumlah saham perusahaan yang
dimiliki oleh pemegang saham institusional. Kepemilikan institusional
diukur dengan jumlah proporsi saham yang dimiliki dibagi dengan
jumlah saham yang telah diterbitkan oleh perusahaan.
52
4.3
:
:
:
:
AGE
LSIZE
e
V.
5.1
Data
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) secara konsisten pada tahun 2008 sampai dengan 2009. Dari 152
perusahaan yang listing di BEI, terdapat 50 perusahaan yang mempunyai data
tidak lengkap dan perusahaan yang outlier sebanyak 32 perusahaan. Berdasarkan
metode purposive sampling, maka jumlah sampel yang dapat digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 70 perusahaan.
5.2
Statistik Deskriptif
-0.10
0.20
0.00
0.07
-10.75
0.23
0.50
0.89
3.13
0.16
0.06
0.33
0.28
0.57
-0.43
0.06
0.33
0.21
0.51
-0.07
-0.10
0.33
0.00
0.07
-10.75
Std.
Dev.
0.08
0.03
0.28
0.43
1.57
70
70
70
8
24.20
76
31.33
31.67
27.78
30
27.69
38
24.20
12.70
1.65
N
DAC
ACIND
INV
LEV
SALES
GROWTH
AGE
LSIZE
Valid N
(listwise)
Minimum
Maximum
Mean
Median
Modus
5.3
Model regresi akan dinyatakan baik dan dapat dilakukan jika memenuhi
uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi dan uji heteroskesastisitas. Dan penelitian ini telah memenuhi
uji asumsi klasik, seperti terlihat dalam tabel 2 dibawah ini :
54
Tabel 2
Ringkasan Hasil Uji Asumsi Klasik atas Pengujian Hipotesis Pengaruh
Independensi Komite Audit dan Kepemilikan Institusional
terhadap Manajemen Laba
Variabel independen dan kontrol
Hasil Pengujian Multikolonieritas
Tolerance
VIF
Independensi Komite Audit
0.842
1,188
Kepemilikan Institusional
0,835
1,198
Leverage
0,808
1,238
Pertumbuhan Perusahaan
0,894
1,119
Umur Perusahaan
0,839
1,192
Ukuran Perusahaan
0,740
1,351
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas (Glejser test)
Sig. t-test
Independensi Komite Audit
0,455
Kepemilikan Institusional
0,434
Leverage
0,074
Pertumbuhan Perusahaan
0,114
Umur Perusahaan
0,067
Ukuran Perusahaan
0,827
Hasil Pengujian Autokorelasi
Durbin-Watson test
1,981
Pengujian Normalitas Residual
Kolmogorov-Smirnov test
0,675
N = 70
Sumber : Data Sekunder yang Diolah, 2011
5.4
Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi klasik dan goodness of fit, maka tahap
selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.
1. Pengujian Hipotesis 1
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini, diperoleh t hitung sebesar 1.782 dengan signifikansi 0.008. Hal ini mengindikasikan bahwa
independensi komite audit berpengaruh negatif dan signifikan pada alpha
5% terhadap manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary
accrual, sehingga hipotesis pertama (H1) diterima.
Independensi komite audit merupakan hal terpenting yang harus dimiliki
oleh anggota komite audit. Kinerja komite audit menjadi efektif jika para
anggotanya memiliki independensi dalam menyatakan sikap dan pendapat.
Untuk menjamin independensi, BAPEPAM merekomendasikan beberapa
persyaratan yang berkaitan dengan independensi komite audit. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung
rekomendasi yang dikeluarkan oleh BAPEPAM.
55
VI.
KESIMPULAN
58
59
61