Anda di halaman 1dari 12

CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE

TERHADAP MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA

Robert Jao
Gagaring Pagalung
(Universitas Hasanuddin)

ABSTRACT

The aims of the research are to find out (1) influence of corporate governance which is are
categorized into managerial ownership, institutional ownership, board size, board
composition of independent commissioners, and audit committees on earnings management,
(2) influence of firm size on earnings management, (3) influence of leverage on earnings
management. This study drew 28 samples from manufacturing companies listed in Indonesia
Stock Exchange with a purposive sampling technique. The research data was collected from
annual reports within a period 2006 to 2009 of the Capital Market Reference Centre of
Indonesian Stock Exchange. The method of analysis was multiple linear regressions. The
results of the study indicated that (1) corporate governance with managerial ownership,
board composition of independent commissioners, and audit committee had significant
negative influence on earnings management, while institutional ownership and board size had
significant positive influence on earnings management, (2) firm size had significant negative
influence on earnings management, (3) leverage had not significant influence on earnings
management.

Keywords:corporate governance, firm size, leverage, earnings management, annual report

PENDAHULUAN perusahaan. Laporan keuangan tidak dapat menja-


Menurut teori keagenan (agency theory), lankan fungsinya sebagai media pertanggungj-
adanya pemisahan antara pemilik dan pengelola awaban manajer kepada pemilik karena informasi-
dapat menimbulkan masalah keagenan (agency informasi yang terkandung disesuaikan dengan
problems). Masalah tersebut yaitu ketidaksejajaran kepentingan manajer. Aktivitas ini tidak hanya
kepentingan antara pemegang saham atau prinsipal memberikan dampak negatif kepada pemilik saja
(principal) dengan manajer atau agen (agent). tetapi juga merugikan pihak lain yang meng-
Jensen and Meckling (1976) memandang baik gunakan informasi keuangan tersebut. Pihak yang
prinsipal maupun agen berusaha untuk memaksi- berkepentingan akan melakukan kesalahan dalam
malkan kesejahteraan diri sendiri, sehingga ada mengalokasikan sumber daya.
kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak Untuk mengurangi perilaku manajemen laba
demi kepentingan terbaik prinsipal. Konflik ini dan meningkatkan kualitas laporan keuangan, maka
tidak terlepas dari kecenderungan manajer untuk perlu dilakukan tata pengelolaan perusahaan yang
mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan baik (good corporate governance/GCG). Chtourou
kepentingan pihak lain. et al. (2001) mengungkapkan prinsip corporate
Aktivitas rekayasa membuat laporan keuangan governance yang diterapkan dengan konsisten dapat
tidak relevan lagi dengan kebutuhan pemilik menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 43
yang mengakibatkan laporan keuangan tidak perusahaan-perusahaan besar yang memiliki biaya
menggambarkan nilai fundamental perusahaan. politik tinggi lebih cenderung memilih metode
Penerapan corporate governance dapat akuntansi untuk mengurangi laba yang dilaporkan
dilakukan melalui mekanisme monitoring untuk dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil.
menyelaraskan berbagai kepentingan antara lain: (1) Dalam kaitannya dengan leverage, salah satu
Memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh alternatif sumber dana perusahaan selain menjual
manajemen (managerial ownership) (Jensen and saham di pasar modal adalah melalui sumber dana
Meckling, 1976), sehingga kepentingan pemilik eksternal berupa hutang. Perusahaan akan berusaha
atau pemegang saham dapat disejajarkan dengan memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh
kepentingan manajer. (2) Kepemilikan saham oleh penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian
investor institusional. Moh`d et al. (1998) dalam dapat memotivasi manajer melakukan manajemen
Midiastuty dan Mahfoedz (2003) menyatakan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian
bahwa investor institusional merupakan pihak yang hutang. Penelitian yang dilakukan oleh Dechow et
dapat memonitor agen dengan kepemilikannya al. (1996) menemukan bahwa motivasi perusahaan
yang besar. (3) Melalui peran monitoring oleh melakukan manajemen laba adalah untuk
dewan komisaris (board of directors). Dechow et memenuhi kebutuhan pendanaan eksternal dan
al. (1996) dan Beasley (1996) menemukan memenuhi perjanjian hutang.
hubungan yang signifikan antara peran dewan Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk
komisaris dengan pelaporan keuangan. Mereka mengetahui pengaruh corporate governance yang
menemukan bahwa ukuran dan independensi terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan
dewan komisaris mempengaruhi kemampuan institusional, ukuran dewan komisaris, komposisi
mereka dalam memonitor proses pelaporan dewan komisaris independen, dan komite audit
keuangan. (4) Membentuk komite audit sebagai terhadap manajemen laba, (2) untuk mengetahui
pengawas perusahaan. Komite audit merupakan pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen
pihak yang membantu komisaris dalam rangka laba, (3) Untuk mengetahui pengaruh leverage
peningkatan kualitas laporan keuangan serta terhadap manajemen laba.
peningkatan efektivitas eksternal dan internal audit
(Sulistyanto, 2008: 155).
TINJAUAN PUSTAKA DAN
Faktor lain yang mempengaruhi praktik mana- PENGEMBANGAN HIPOTESIS
jemen laba yaitu ukuran perusahaan. Terdapat dua
Teori Keagenan
pandangan tentang bentuk ukuran perusahan ter-
hadap manajemen laba. Pandangan pertama, ukuran Teori keagenan menyangkut hubungan
perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak mela- kontraktual antara anggota-anggota di perusahaan.
kukan praktik manajemen laba daripada perusahaan Jensen and Meckling (1976) menjelaskan bahwa
besar. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil cen- hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih
derung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan (prinsipal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk
yang selalu berkinerja baik agar investor menanam- memberikan suatu jasa dan kemudian mendele-
kan modalnya pada perusahaan tersebut. Perusaha- gasikan wewenang pengambilan keputusan. Prinsi-
an yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat pal adalah pemegang saham atau investor,
sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan sedangkan agen adalah manajemen yang mengelola
pelaporan keuangan sehingga berdampak perusahaan perusahaan atau manajer. Inti dari hubungan
tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat keagenan adalah adanya pemisahan fungsi antara
(Nasution dan Setiawan, 2007). Akan tetapi, pan- kepemilikan di investor dan pengendalian di pihak
dangan kedua memandang ukuran perusahan mem- manajemen.
punyai pengaruh positif terhadap manajemen laba. Adanya pemisahan antara pemilik perusahaan
Watts and Zimmerman (1990) menyatakan bahwa dan pengelolaan oleh manajemen cenderung

CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, AN LEVERAGE TERHADAP


44 MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA
Robert Jao
Gagaring Pagalung
Universitas Hasanuddin
menimbulkan konflik keagenan di antara prinsipal Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba
dan agen. Konflik kepentingan antara prinsipal dan Shleifer and Vishny (1997) menyatakan
agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai
berbuat sesuai dengan keinginan prinsipal, sehingga ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor.
menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen
Menurut Jensen and Meckling (1976) agency cost rendah, maka insentif terhadap kemungkinan
itu meliputi tiga hal, yaitu monitoring cost, bonding terjadinya perilaku oportunistik manajer akan
cost dan residual loss. Monitoring cost merupakan meningkat. Hasil penelitian Warfield et al. (1995),
pengeluaran yang dibayar oleh prinsipal untuk Midiastuty dan Machfoedz (2003), Ujiyantho dan
mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku Pramuka (2007), dan Ali et al. (2008) menemukan
agen agar tidak menyimpang. Biaya ini timbul bahwa kepemilikan manajerial mempunyai
karena adanya ketidakseimbangan informasi antara hubungan negatif dengan manajemen laba.
prinsipal dan agen. Dalam situasi tertentu, agen H1a: Kepemilikan manajerial berpengaruh secara
mungkin untuk membelanjakan sumber daya negatif terhadap manajemen laba.
perusahaan (bonding costs) untuk menjamin bahwa
agen tidak akan bertindak yang dapat merugikan Kepemilikan Institusional dan Manajemen
Laba
prinsipal atau untuk meyakinkan bahwa prinsipal
akan memberikan kompensasi jika dia benar-benar Investor institusional dikatakan sebagai
melakukan tindakan tersebut. Akan tetapi masih investor yang sophisticated sehingga dapat
dapat terjadi perbedaan antara keputusan-keputusan melakukan fungsi monitoring secara lebih efektif
agen dengan keputusan-keputusan yang dapat dan tidak percaya dengan tindakan manipulasi oleh
memaksimalkan kesejahteraan agen. Nilai uang manajer seperti tindakan manajemen laba (Bushee,
yang ekuivalen dengan pengurangan kesejahteraan 1998). Pemikiran ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dialami prinsipal disebut dengan residual loss. Warfield et al. (1995), Rajgofal et al. (1999),
Dengan adanya masalah-masalah konflik Midiastuty dan Mahfoedz (2003), Cornett et al.
kepentingan dan biaya-biaya agensi yang akan (2006), Tarjo (2008), dan Shah et al. (2009).
timbul maka diperlukan suatu konsep yang lebih H1b:Kepemilikan institusional berpengaruh secara
jelas mengenai perlindungan terhadap para stake- negatif terhadap manajemen laba.
holders. Untuk itu, berkembang suatu konsep yang Ukuran Dewan Komisaris dan Manajemen
memperhatikan dan mengatur kepentingan- Laba
kepentingan para pihak yang terkait dengan pemilik
Semakin banyaknya anggota dewan komisaris
dan pengoperasional suatu perusahaan yang dikenal
maka akan menyulitkan dalam menjalankan peran
dengan konsep corporate governance.
mereka, di antaranya kesulitan dalam berkomuni-
Corporate Governance dan Manajemen Laba kasi dan mengkoordinir kerja dari masing-masing
anggota dewan itu sendiri, kesulitan dalam menga-
Corporate governance merupakan upaya
wasi dan mengendalikan tindakan dari manajemen,
untuk mengeleminasi manajemen laba dalam
serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang
pengelolaan dunia usaha (Sulistyanto, 2008: 154).
berguna bagi perusahaan (Yermack, 1996). Hasil
Kunci utama keberhasilan GCG adalah mem-
penelitian yang dilakukan oleh Beasley (1996),
bangun sistem pengawasan dan pengendalian yang
Yermack (1996), Midiastuty dan Machfoedz
baik. Terwujudnya keseimbangan pengawasan dan
(2003), Nasution dan Setiawan (2007) menemukan
pengendalian pengelolaan perusahaan akan menjadi
bahwa ukuran dewan komisaris berhubungan
penghambat bagi manajer untuk membuat kebija-
positif dengan manajemen laba. Hal ini me-
kan sesuai kepentingan pribadi serta mendorong
nunjukkan bahwa semakin besar ukuran dewan
terciptanya transparansi, akuntabilitas, responsi-
komisaris maka semakin besar kemungkinan terjadi
bilitas, independensi, dan keadilan.
manajemen laba.

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 45
H1c : Ukuran dewan komisaris berpengaruh secara mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan
positif terhadap manajemen laba. pelaporan keuangan, sehingga berdampak
Komposisi Dewan Komisaris Independen dan perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih
Manajemen Laba akurat. (Nasution dan Setiawan, 2007). Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan
Beasley (1996) meneliti hubungan antara
semakin kecil pengelolaan laba yang dilakukan.
komposisi dewan komisaris dengan kecurangan
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh secara negatif
pelaporan keuangan dan menemukan bahwa
terhadap manajemen laba.
perusahaan yang melakukan kecurangan memiliki
persentase dewan komisaris eksternal yang secara Leverage dan Manajemen Laba
signifikan lebih rendah dibandingkan dengan Watts and Zimmerman (1990) menyatakan
perusahaan yang tidak melakukan kecurangan. dalam debt covenant hypothesis bahwa semakin
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chtourou et al. dekat perusahaan ke arah pelanggaran persyaratan
(2001), Xie et al. (2001), Peasnell et al. (2001), hutang yang didasarkan atas angka akuntansi maka
Cornett et al. (2006), Nasution dan Setiawan manajer lebih cenderung untuk memilih prosedur-
(2007), Liu and Lu (2007), serta Cornet et al. prosedur akuntansi yang memindahkan laba periode
(2009) menyimpulkan bahwa proporsi anggota mendatang ke periode berjalan. Penelitian yang
dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dilakukan oleh Saleh et al. (2005), Tarjo (2008),
berhubungan negatif dengan manajemen laba dan Lin et al. (2009) menemukan bahwa leverage
karena anggota komisaris dari luar dapat mening- mempunyai hubungan positif dengan manajemen
katkan tindakan pengawasan. laba.
H1d:Komposisi dewan komisaris berpengaruh H3: Leverage berpengaruh secara positif terhadap
secara negatif terhadap manajemen laba. manajemen laba.

Komite Audit dan Manajemen Laba


Komite audit memiliki tugas terpisah dalam METODA PENELITIAN
membantu dewan komisaris terutama yang ber- Populasi dan Sampel Penelitian
hubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan
pengawasan internal, dan sistem pelaporan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
keuangan (FCGI, 2008). Xie et al. (2001) dan Lin et dengan periode pengamatan dari tahun 2006 sampai
al. (2009) menemukan bahwa jumlah pertemuan dengan tahun 2009. Pemilihan sampel berdasarkan
komite audit berhubungan negatif dengan mana- metoda purposive sampling dengan kriteria:
jemen laba. Lin et al. (2009) menyatakan bahwa
1. Perusahaan secara konsisten terdaftar di Bursa
komite audit perlu secara aktif melakukan pekerjaan
Efek Indonesia dari tahun 2006 – 2009.
dengan mengambil bagian dalam pertemuan komite
2. Menerbitkan laporan tahunan dalam mata
audit.
uang Rupiah secara berturut-turut pada tahun
H1e: Komite audit berpengaruh secara negatif
2006 – 2009.
terhadap manajemen laba.
3. Memiliki data lengkap mengenai kepemilikan
Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba manajerial, kepemilikan institusional, ukuran
Penelitian Chtourou et al. (2001), Lee and dewan perusahaan, komposisi dewan
Choi (2002), Midiastuty dan Machfoedz (2003), komisaris independen, dan komite audit.
Saleh et al. (2005), Liu dan Lu (2007), dan Cornett Jumlah sampel yang dapat digunakan dalam
et al. (2009) menemukan bahwa ukuran perusahaan penelitian ini sebanyak 28 (dua puluh delapan)
mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap perusahaan atau 112 (seratus dua belas) data tahun
besaran pengelolaan laba. Perusahaan yang besar perusahaan.
lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga

CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, AN LEVERAGE TERHADAP


46 MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA
Robert Jao
Gagaring Pagalung
Universitas Hasanuddin
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel dewan komisaris untuk memenuhi tanggung
1. Manajemen laba merupakan suatu tindakan jawabnya dalam memberikan pengawasan
manajer untuk memilih kebijakan akuntansi secara menyeluruh. Komite audit diukur
atau tindakan yang mempengaruhi laba dengan jumlah rapat komite audit yang
sehingga dalam rangka mencapai tujuan diselenggarakan dalam satu tahun.
tertentu dalam pelaporan laba (Scott, 2009: 7. Ukuran Perusahaan. Perusahaan yang besar
403). Discretionary accrual (DA) sebagai lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga
proksi dari manajemen laba dihitung dengan mereka akan lebih berhati-hati dalam melaku-
menggunakan Modified Jones Model (Dechow kan pelaporan keuangan dan melaporkan
et al., 1995). Discretionary accrual dapat kondisinya lebih akurat. Ukuran perusahaan
digunakan untuk menaikan laba atau diukur menggunakan logaritma natural dari
menurunkan laba maka penggunaan absolute total aset.
discretionary accruals sebagai ukuran untuk 8. Leverage. Rasio leverage menunjukkan per-
menentukan terjadinya manajemen laba bandingan dana yang dipinjam dari kreditur
(Cornett et al., 2006). dibandingkan dengan dana yang disediakan
2. Kepemilikan manajerial merupakan jumlah oleh pemiliknya. Leverage diukur dengan meng-
kepemilikan saham oleh pihak manajemen gunakan rasio total hutang terhadap total
terhadap total jumlah saham yang beredar. ekuitas.
Kepemilikan manajerial diukur dengan per-
sentase kepemilikan saham oleh pihak mana- Model Penelitian
jemen terhadap modal saham perusahaan. Untuk menguji hipotesis, maka digunakan
3. Kepemilikan institusional adalah jumlah persamaan regresi berganda berikut:
persentase hak suara yang dimiliki oleh DA = β0 + β1 MAN + β2 INS + β3
institusi. Kepemilikan institusional diukur UKD + β4 KI + β5 KA + β6 UKP + β7 LEV + ε
dengan persentase jumlah saham yang dimiliki
oleh institusi terhadap seluruh modal saham Keterangan:
perusahaan. DA : Discretionary accruals
4. Ukuran dewan komisaris merupakan organ MAN : Kepemilikan Manajerial
perusahaan yang bertugas dan bertanggung INS : Kepemilikan Institusional
jawab untuk melakukan pengawasan dan
UKD : Ukuran Dewan Komisaris
memberikan nasihat kepada direksi serta
KI : Komposisi Dewan Komisaris Independen
memastikan bahwa perusahaan melaksanakan
GCG. Ukuran dewan komisaris diukur dengan KA : Komite Audit
menggunakan jumlah anggota dewan UKP : Ukuran Perusahaan
komisaris baik yang berasal dari internal LEV : Leverage
perusahaan maupun eksternal perusahaan. β0 : Konstanta
5. Komposisi dewan komisaris independen. β1 - β7 : Koefisen Regresi
Komisaris independen merupakan komisaris ε : Error
yang tidak berasal dari pihak terafiliasi.
Komposisi dewan komisaris independen
HASIL DAN PEMBAHASAN
diukur dengan persentase jumlah anggota
komisaris yang berasal dari luar perusahaan Statistik Deskriptif
terhadap seluruh komisaris perusahaan. Nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan
6. Komite audit merupakan komite yang standar deviasi dari kepemilikan manajerial,
memiliki tugas terpisah dalam membantu kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris,

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 47
komposisi dewan komisaris independen, komite scatterplot. Hasil uji heteroskedastisitas penelitian
audit, ukuran perusahaan, leverage, dan discre- ini dapat dilihat pada lampiran 3. Gambar me-
tionary accrual dapat dilihat pada lampiran 1. nunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas serta
Hasil statistik deskriptif menunjukkan rata-rata titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
kepemilikan saham oleh pihak manajemen sebesar pada sumbu Y. Dengan demikian dapat
3,34% dan kepemilikan saham institusi sebesar disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
68,56% terhadap seluruh modal saham perusahaan. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Perusahaan sampel memiliki dewan komisaris 4-5
Berdasarkan hasil pengujian, maka persamaan
orang dan 42,23% dari anggota dewan komisaris
matematis penelitian ini adalah sebagai berikut:
perusahaan merupakan pihak independen. Secara
Ln DA = 3,959 - 0,078 Ln MAN + 0,438 Ln
umum perusahaan sampel sudah memenuhi standar
INS + 0,407 Ln UKD - 0,816 Ln KI - 1,443
minimal proporsi dewan komisaris independen yang
Ln KA - 0,136 Ln UKP - 0,036 Ln LEV
ditetapkan oleh Bapepam, yaitu sebesar 30%. Komite
audit melakukan pertemuan rata-rata sebanyak 6 Hasil pengujian H1a menunjukkan bahwa
kali dalam satu tahun. Ukuran perusahaan dalam variabel kepemilikan manajerial berpengaruh
nilai logaritma natural sebesar 27,9338. Ini me- negatif terhadap manajemen laba dengan alpha
nunjukkan bahwa rata-rata total aktiva perusahaan sebesar 5%. Hal ini berarti dengan bertambahnya
adalah sebesar Rp1.353.615.119.098,00. Rata-rata kepemilikan manajerial maka akan mengurangi
leverage perusahaan sebesar 1,51 yang tindakan manajemen laba. Hasil penelitian men-
menunjukkan perbandingan hutang terhadap modal dukung hasil penelitian yang dilakukan Jensen and
sendiri adalah 1,51 dibanding 1. Meckling (1976), Warfield et al. (1995), Midiastuty
dan Machfoedz (2003), Ujiyantho dan Pramuka
Uji Asumsi Klasik (2007), Ali et al. (2008) yang menemukan bahwa
Uji Normalitas kepemilikan manajerial berpengaruh negatif ter-
hadap manajemen laba. Hal ini dapat dijelaskan
Pada data awal pengujian, data tidak
bahwa dengan meningkatkan kepemilikan mana-
berdistribusi normal (lampiran 2). Grafik normal
jerial akan menyelaraskan atau menyatukan kepen-
probability plot menunjukkan titik-titik menyebar di
tingan manajer dengan pemegang saham sehingga
sekitar garis diagonal dengan penyebaran yang agak
mengurangi perilaku oportunistik. Manajer akan
menjauh dari garis diagonal. Untuk mendapatkan
ikut merasakan manfaat dari keputusan yang diambil
hasil yang lebih baik maka langkah pengobatan
dan ikut menanggung kerugian sebagai konsekuensi
dilakukan. Setelah dilakukan transformasi dengan
dari pengambilan keputusan yang salah.
logaritma natural, maka hasil pengujian normalitas
Hasil pengujian H1b menunjukkan bahwa
dapat dilihat lampiran 3.
kepemilikan institusional mempunyai pengaruh po-
Uji Multikolonieritas sitif terhadap manajemen laba dengan alpha sebesar
Hasil uji multikolonieritas penelitian ini dapat 5%, artinya dengan bertambahnya kepemilikan
dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan tabel di atas, institusional maka akan meningkatkan tindakan
hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan manajemen laba. Hasil ini bertentangan dengan
bahwa tidak terdapat variabel yang mempunyai hasil penelitian yang dilakukan Bushee (1988),
nilai tolerance lebih kecil dari 0,10. Selain itu, tidak Warfield et al. (1995), Rajgofal et al. (1999),
terdapat variabel dengan nilai VIF yang lebih besar Midiastuty dan Mahfoedz (2003), Tarjo (2008), dan
dari 10. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Shah et al. (2009) yang menemukan kepemilikan
multikolonieritas dalam penelitian ini. institusional berpengaruh negatif signifikan ter-
hadap manajemen laba. Hasil penelitian ini sesuai
Uji Heteroskedastisitas
dengan pandangan yang mengemukakan bahwa
Pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya investor institusional merupakan investor yang
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik

CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, AN LEVERAGE TERHADAP


48 MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA
Robert Jao
Gagaring Pagalung
Universitas Hasanuddin
berfokus pada current earnings (Potter, 1992). manajer lebih berhati-hati dan transparan dalam
Cornett et al. (2006) juga menyatakan bahwa sangat menjalankan perusahaan yang akan mendorong
memungkinkan manajer merasa terdorong untuk terwujudnya GCG.
memenuhi tujuan laba dari para investor sehingga Hasil pengujian H1e menunjukkan bahwa
melakukan manipulasi laba. jumlah pertemuan komite audit mempunyai
Hasil pengujian H1c menunjukkan bahwa pengaruh negatif terhadap manajemen laba dengan
ukuran dewan komisaris mempunyai pengaruh alpha sebesar 5%. Hal ini menunjukkan semakin
positif terhadap manajemen laba dengan alpha banyak jumlah pertemuan komite audit maka akan
sebesar 5%, artinya perusahaan yang memiliki menurunkan tindakan manajemen laba. Hasil ini
dewan komisaris dengan jumlah yang lebih banyak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
akan meningkatkan tindakan manajemen laba. Hasil Chtourou et al. (2001), Xie et al. (2001), dan Lin et
penelitian Beasley (1996), Yermack (1996), al. (2009). Keberadaan komite audit perusahaan
Midiastuty dan Machfoedz (2003), Nasution dan belum cukup untuk mengurangi tindakan
Setiawan (2007) juga menemukan bahwa ukuran manajemen laba. Lin et al. (2009) menyatakan
dewan komisaris mempunyai pengaruh positif bahwa meskipun anggota komite audit bersifat
terhadap manajemen laba. Kemampuan manusia independen dan mempunyai pengetahuan yang luas
berdiskusi dan bernegosiasi terbatas. Ukuran dewan tetapi tidak secara aktif menjalankan tugasnya
komisaris yang terlalu besar dapat membuat proses sebagai komite audit maka fungsi pengawasan tidak
mencari kesepakatan dan membuat keputusan akan berjalan dengan baik. Diharapkan anggota
menjadi sulit dan panjang. Yermarck (1996) komite audit harus secara aktif melakukan tugasnya
berpendapat bahwa jumlah dewan komisaris yang dengan mengambil bagian dalam pertemuan komite
besar akan meningkatkan permasalahan dalam hal audit yang diadakan dan bertanggung jawab sebagai
komunikasi, koordinasi dan pengambilan keputusan komite audit sehingga pengawasan yang dilakukan
sehingga menghambat proses pengawasan atas dapat berjalan secara efektif.
tindakan yang dilakukan oleh manajer. Dengan Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan
demikian, ukuran dewan yang kecil dianggap akan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
lebih efektif dalam menjalankan fungsi monitoring negatif terhadap manajemen laba dengan alpha
atas pelaporan keuangan, sehingga mengurangi sebesar 5%. Hal ini menunjukkan semakin besar
insentif bagi manajer untuk memanipulasi laba. perusahaan yang diukur dengan total aktiva maka
Hasil pengujian H1d menunjukkan bahwa tindakan manajemen laba berkurang. Hasil ini
komposisi dewan komisaris independen mem- konsisten dengan hasil penelitian dari Chtourou et
punyai pengaruh negatif terhadap manajemen laba al. (2001), Lee and Choi (2002), Midiastuty dan
dengan alpha sebesar 5%. Hal ini berarti semakin Machfoedz (2003), Saleh et al. (2005), Liu and Lu
besar proporsi dewan komisaris independen maka (2007) dan Cornett et al. (2009). Perusahaan yang
akan menurunkan manajemen laba. Hasil ini besar akan lebih berhati-hati dalam melakukan
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan pelaporan keuangan dan cenderung melaporkan
Chtourou et al. (2001), Xie et al. (2001), Cornett et kondisi keuangan dengan akurat karena lebih
al. (2006), Nasution dan Setiawan (2007), Liu and diperhatikan oleh masyarakat. Sedangkan perusa-
Lu (2007), serta Cornett et al. (2009). Semakin haan kecil mempunyai kecenderungan untuk
besar komposisi dewan komisaris independen maka melakukan manajemen laba dengan melaporkan
semakin tinggi pengawasan di perusahaan sehingga laba yang lebih besar sehingga dapat menunjukkan
dapat meminimalkan kemungkinan manajer dalam kinerja perusahaan yang lebih bagus.
melakukan manajemen laba. Komisaris independen Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan
mampu melaksanakan fungsi monitoring agar bahwa leverage tidak mempunyai pengaruh
tercipta GCG. Dengan pengawasan yang dilakukan terhadap manajemen dengan alpha sebesar 5%.
oleh komisaris independen akan menjadikan
Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 49
dilakukan oleh Saleh et al. (2005), Tarjo (2008), lain kepemilikan institusional dan ukuran
dan Lin et al. (2009) yang menemukan bahwa dewan komisaris mempunyai pengaruh positif
leverage mempunyai hubungan positif dengan signifikan terhadap manajemen laba.
manajemen laba. Namun hasil penelitian ini 2. Ukuran perusahaan mempunyai hubungan
konsisten dengan hasil penelitian Midiastuty dan negatif signifikan terhadap manajemen laba
Machfoedz (2003), Peasnell (2003), dan Murhadi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
(2009) yang menemukan leverage tidak mem- Bursa Efek Indonesia.
punyai hubungan signifikan terhadap manajemen 3. Leverage tidak mempunyai pengaruh
laba. Perusahaan dengan tingkat leverage yang signifikan terhadap manajemen laba pada
tinggi akibat besarnya total hutang terhadap total perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
modal akan menghadapi resiko default yang tinggi Efek Indonesia.
yaitu perusahaan terancam tidak mampu memenuhi 4. Saran-saran yang dapat dilakukan adalah:
kewajibannya. Tindakan manajemen laba tidak 5. Penelitian berikutnya dapat menambah periode
dapat dijadikan sebagai mekanisme untuk meng- pengamatan yang lebih panjang, mem-
hindarkan default tersebut. Pemenuhan kewajiban perbanyak jumlah data perusahaan manufaktur
harus tetap dilakukan dan tidak dapat dihindarkan yang digunakan dalam penelitian, mengguna-
dengan manajemen laba. kan data dari jenis industri yang berbeda, dan
Koefisien determinasi sebesar 0,739 berarti menambahkan variabel lain seperti pemberian
73,9% dari manajemen laba dapat dijelaskan oleh bonus kepada manajer, kualitas audit,
pengalaman, pengetahuan, umur dari anggota
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
dewan komisaris atau komite audit, dan
ukuran dewan komisaris, komposisi dewan
profitabilitas perusahaan.
komisaris independen, komite audit, ukuran
perusahaan, dan leverage sedangkan 26,1% dari 6. Para investor dan kreditur tidak hanya terfokus
pada informasi laba karena adanya komponen
manajemen laba dijelaskan oleh faktor lain yang
akrual yang dapat diatur dengan menggunakan
tidak dimasukkan dalam model penelitian. Dari
pertimbangan manajer untuk kepentingan
hasil uji F menunjukkan tingkat signifikan sebesar
pribadi. Para investor dan kreditur perlu
0,000 yang menunjukkan bahwa variabel kepemili-
memperhatikan informasi non keuangan yaitu
kan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran pelaksanaan good corporate governance di
dewan komisaris, komposisi dewan komisaris inde- perusahaan tersebut dalam pengambilan
penden, komite audit, ukuran perusahaan, dan keputusan.
leverage secara bersama-sama berpengaruh signi-
7. Pihak regulator perlu melakukan pengawasan
fikan terhadap manajemen laba. yang lebih intensif, penyebarluasan perlunya
penerapan good corporate governance serta
KESIMPULAN DAN SARAN memberikan sanksi yang tegas bagi
Berdasarkan analisis pengaruh corporate go- perusahaan yang tidak menerapkannya.
vernance, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap Sebagai contoh, masih terdapat perusahaan
manajemen laba pada perusahaan manufaktur di sampel yang belum memenuhi syarat minimal
BEI maka diambil kesimpulan sebagai berikut: komposisi dewan komisaris independen.
1. Pelaksanaan corporate governance melalui Regulator seharusnya melakukan pengawasan
kepemilikan manajerial, komposisi dewan lebih ketat dan memberikan sanksi sehingga
komisaris independen, dan jumlah pertemuan perusahaan dapat mewujudkan GCG di
komite audit mempunyai pengaruh negatif Indonesia.
signifikan terhadap manajemen laba. Di sisi

CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, AN LEVERAGE TERHADAP


50 MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA
Robert Jao
Gagaring Pagalung
Universitas Hasanuddin
DAFTAR PUSTAKA Lee, B. B. and Choi, B. B. 2002. Company Size,
Auditor Type, and Earnings Management.
Journal of Forensic Accounting. 3: 27-50.
Ali, S. M., Salleh, Norman M., and Hassan, M. S.
2008. Ownership Structure and Earnings Lin, P., Hutchinson, M., and Percy, M. Can an
Management in Malaysian Listed Companies: Effective Audit Committee Help to Mogate
The Size Effect. Asian Journal of Business and Earnings Management in Chinese Firm Listed
Accounting. 1.2: 89-116. in Hong Kong? Asian Finance Association
2009 International Conference, 30 June – 03
Beasley, M. S. 1996. An Empirical Analysis of the
July 2009. Hilton Brisbane, Brisbane,
Relation Between the Board of Director
Queensland.
Composition and Financial Statement Fraud.
The Accounting Review. 71.4: 443-465. Liu, Q. and Lu, Z. J. 2007. Corporate Governance
and Earnings Management in the Chinese
Bushee, B. 1998, The Influence of Institutional
Listed Companies: A Tunneling Perspective.
Investors on Myopic R & D Investment
Journal of Corporate Finance. 13: 881-906.
Behavior. The Accounting Review. 73.3: 305–
333. Midiastuty, P. P. dan Machfoedz, M. 2003. Analisis
Hubungan Mekanisme Corporate Governance
Chtourou, S. M., Bedard, J., and Courteau, L. 2001.
dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium
Corporate Governance and Earnings
Nasional Akuntansi VI, Surabaya.
Management. Working Paper. Universite
Laval, Quebec City, Canada. Murhadi, W. R. 2009. Studi Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Praktik
Cornett, M. M., Marcus, A. J., Saunders, A., and
Earnings Management pada Perusahaan
Tehranian, H. 2006, Earnings Management,
Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Corporate Governance, and True Financial
Manajemen dan Kewirausahaan. 11.1: 1-10.
Performance. Working Paper. Southern
Illinois University, Carbondale. Nasution, M dan Setiawan, D. 2007. Pengaruh
Corporate Governance Terhadap Manajemen
Cornett, M. M., McNutt, J. J., and Tehranian, H.
Laba di Industri Perbankan. Simposium
2009. Corporate Governance and Earnings
Nasional Akuntansi X, Makassar.
Management at Large U.S. Bank Holdings
Companies. Journal of Corporate Finance. Peasnell, K., Pope, P., and Young, S. 2001. Board
15: 412-430. Monitoring and Earnings Management: Do
Outside Directors Influence Abnormal
Dechow, P. M., Sloan, R. G., and Sweeney, A. P.
Accruals? Working Paper, Lancaster
1995. Detecting Earnings Management, The
Univerisity, Lancaster, U.K.
Accounting Review. 70.2: 193-225.
Potter, G. 1992. Accounting Earnings Announ-
Dechow, P. M., Sloan, R. G., and Sweeney, A. P.
cements, Institutional Investor Concentration,
1996. Causes and Consequences Of Earnings
and Common Stock Returns. Journal of
Manipulaton: An Analysis of Firms Subject to
Accounting Research. 30.1: 146-155.
Enforcement Actions by the SEC. Contem-
porary Accounting Research. 13.1: 1-36. Rajgopal, S., Venkatachalam, M., and Jiambalvo, J.
1999. Is institutional Ownership Associated
Forum for Corporate Governance in Indonesia.
with Earning Management and the Extent to
2008. Peranan Dewan Komisaris dan Komite
Which Stock Price Reflect Future Earning's?
Audit dalam Pelaksanaan Corporate Gover-
Working Paper, University of Washington,
nance. (Online) http://www.fcgi.or.id/books/-
Seattle, United States.
indo_gov/flash/ diakses 27 Februari 2011.
Saleh, N. M., Iskandar, T. M., and Rahmat, M. M.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate
2005. Earnings Management and Board
Dengan Program SPSS. Edisi 4. Badan
Characteristics: Evidence from Malaysia.
Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Jurnal Pengurusan. 24: 77-103.
Jensen, M. C. and Meckling, W. H. 1976. Theory
Scott, W. R. 2009. Financial Accounting Theory.
of The Firm: Managerial Behavior, Agency
Fifth Edition. Pearson Prentice Hall: Toronto.
Cost and Ownership Structure. Journal of
Financial Economics. 3.4; 305-360. Shah, S. Z. A., Zafar, N., Durrani, T/ K. 2009.
Board Composition and Earning Management

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 51
an Empirical Evidence From Pakistani Listed Warfield, T. D., Wild, J. J., and Wild, K. L. 1995.
Companies. Middle Eastern Finance and Managerial Ownership, Accounting Choices
Economics. 3: 28-38. and Informativeness of Earning. Journal of
Financial Economics. 20.1: 61-91.
Shleifer, A. and Vishny, Robert W. 1997. A Survey
of Corporate Governance. Journal of Finance, Watts, R. L. and Zimmerman, Jerold L. 1990.
52,2: 737-783. Positive Accounting Theory: A Ten Year
Perspective. The Accounting Review. 65.1:
Sulistyanto, S. 2008. Manajemen Laba: Teori dan
131-156
Empiris. PT. Gramedia. Jakarta.
Xie, B., Davidson, W. N., and Dadalt, P. J. 2001.
Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan
Earnings Management and Corporate
Institusional dan Leverage terhadap
Governance: The Roles of Board and the
Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham,
Audit Commitee. Working Paper. Southern
serta Cost of Equity Capital. Simposium
Illinois University, Carbondale.
Nasional Akuntansi XI, Pontianak.
Yermack, D. 1996. Higher Market Valuation of
Ujiantho, M. A. dan Pramuka, B. A. 2007.
Companies with a Small Board of Directors.
Mekanisme Corporate Governance,
Journal of Financial Economics. 40, 185-211
Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan.
Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.

Lampiran 1. Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


MAN 112 .0010 25.4000 3.337315E0 5.2391518
INS 112 12.1800 99.7400 6.855885E1 17.5746934
UKD 112 3.0000 10.0000 4.687500E0 1.8504017
KI 112 20.0000 80.0000 4.222859E1 12.5600897
KA 112 2.0000 13.0000 6.089286E0 2.7787922
LNUKP 112 25.1086 31.3294 2.793381E1 1.3059831
LEV 112 .0577 8.6937 1.512099E0 1.4866061
DA 112 -.3794 1.2458 .062196 .1518132
Valid N (listwise) 112

Lampiran 2. Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data

CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, AN LEVERAGE TERHADAP


52 MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA
Robert Jao
Gagaring Pagalung
Universitas Hasanuddin
Lampiran 3. Uji Asumsi Klasik dan Hasil Regresi Setelah Transformasi Data
Regression
Model Summaryb
Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square F Sig. F
Model R R Square R Square the Estimate Change Change df1 df2 Change
1 .869a .755 .739 .5498671 .755 45.798 7 104 .000
a. Predictors: (Constant), LN_LEV, LN_MAN, LN_KI, LN_UKD,
LN_KA, LN_UKP, LN_INS
b. Dependent Variable: LN_ABS_DA

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 96.931 7 13.847 45.798 .000a
Residual 31.445 104 .302
Total 128.376 111
a. Predictors: (Constant), LN_LEV, LN_MAN, LN_KI, LN_UKD, LN_KA, LN_UKP, LN_INS
b. Dependent Variable: LN_ABS_DA

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 3.959 1.594 2.484 .015
LN_MAN -.078 .026 -.190 -3.016 .003 .591 1.693
LN_INS .438 .212 .129 2.066 .041 .604 1.656
LN_UKD .407 .175 .135 2.329 .022 .703 1.422
LN_KI -.816 .231 -.217 -3.538 .001 .627 1.595
LN_KA -1.443 .152 -.568 -9.475 .000 .656 1.524
LN_UKP -.136 .051 -.165 -2.669 .009 .617 1.622
LN_LEV -.036 .058 -.034 -.620 .537 .769 1.301
a. Dependent Variable: LN_ABS_DA

Charts

Jurnal Akuntansi & Auditing


Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94 53
CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, AN LEVERAGE TERHADAP
54 MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA
Robert Jao
Gagaring Pagalung
Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai