Anda di halaman 1dari 49

kelas menulis online alineaku.official alineaku.co.

id
LANGKAH MUDAH
MEMBUAT TULISAN
NONFIKSI

Tim Alineaku
Yogyakarta

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan,


sehingga Tim Alineaku dapat menyelesaikan Ebook Fiksi judul “LANGKAH
MUDAH MEMBUAT TULISAN NONFIKSI”. Ebook ini disusun untuk
memberikan pengetahuan dasar dan tips menulis mengenai karya fiksi kepada
penulis pemula. Kami ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada pihak-
pihak yang telah membantu kami dalam membuat Ebook Nonfiksi ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN NON FIKSI ............................................................................. iv
I. MENENTUKAN IDE ....................................................................................1
A. Tips-tips Menentukan Ide ........................................................................1
II. MENENTUKAN TEMA ................................................................................5
A. Pengertian Tema ........................................................................................5
B. Jenis-jenis Tema .........................................................................................5
C. Syarat Tema yang Baik ..............................................................................7
D. Cara Menentukan Tema Arikel..................................................................8
III. TARGET PEMBACA ..................................................................................10
A. Apa Itu Target Pembaca...........................................................................10
B. Target Pembaca ........................................................................................10
C. Pengelompokan Pembaca ........................................................................12
IV. MERUMUSKAN TUJUAN .........................................................................14
A. Pengertian Tujuan Menulis dari Beberapa Tokoh ..................................14
B. Pentingnya Tujuan dalam Menulis .........................................................15
C. Cara Menentukan Tujuan dalam Menulis...............................................17
V. KERANGKA TULISAN 5W + 1H ..............................................................19
A. Unsur 5W + 1W.....................................................................................19
VI. MENGUMPULKAN DATA DAN MENGANALISA ................................22
A. Mengumpulkan Data dan Menganalisa Data ..........................................22
B. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................22
C. Analisis Data ...........................................................................................25
D. Pengembangan ........................................................................................26
VII. MENYUSUN KERANGKA KARANGAN ................................................27
A. Pengertian Kerangka Karangan ...............................................................27
B. Cara Membuat Kerangka Karangan.........................................................27
VIII. MENYUSUN PARAGRAF .........................................................................29
A. Menyusun Paragraf ..................................................................................29
B. Cara Mudah Menulis Paragraf yang Baik dan Efekif ..............................29
C. Syarat-syarat Paragraf yang Baik.............................................................31
D. Cara Menulis Paragraf .............................................................................32
IX. TEKNIK EDITING ......................................................................................35
A. Pengertian Editing ....................................................................................35
B. Tujuan Editing .........................................................................................35
C. Teknik Editing .........................................................................................35
X. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA ............................................................38
A. Pengertian Daftar Pustaaka .....................................................................38
B. Manfaat Pencanman Daftar Pustaka .......................................................38
C. Tujuan Penulisan Daftar Pustaka ............................................................38
D. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka .......................................................38
XI. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................43

iii
PENDAHULUAN

Nonfiksi merupakan suatu karya sastra yang bersifat faktual. Hal-hal yang
diinformasikan dalam karya ini adalah nyata dan benar-benar terjadi dalam
kehidupan kita. Selain itu informasi dalam karya nonfiksi harus lengkap
berdasarkan data, fakta, dan penelitian.
Pada karya nonfiksi, penulis harus mempertanggung jawabkan atas
kebenaran atau akurasi dari informasi yang disajikan. Jika penulis tidak dapat
memastikan kebenaran tulisannya, maka tulisan tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai tulisan fiksi.
Karya sastra yang termasuk dalam tulisan nonfiksi antara lain : artikel,
opini, resensi buku, karangan ilmiah, skripsi, tesis, opini, makalah,dan
sebagainya.
Secara umum, karya nonfiksi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Nonfiksi Murni : yaitu karya yang berisi pengembangan berdasarkan
data-data yang otentik.
2. Nonfiksi Kreatif : Karya yang awalnya dari data yang otentik kemudian
pengembangannya berdasarkan imajinasi, misalnya novel, puisi atau
prosa.

Pembuatan tulisan nonfiksi dapat dilakukan dengan mudah, jika kita sudah
paham dan mengikuti langkah-langka pembuatan tulisan nonfiksi. Langka-
langkah ini akan membantu kita melakukan tahap demi tahap apa yang harus kita
lakukan, supaya kita tidak berhenti di tengah jalan dalam proses menulis dan
menjadikan tulisan kita lebih matang.
Langka-langkah menyusun karya nonfiksi lebih lanjut akan dibahas dalam
ebook ini. Selamat menyimak!

iv
I. MENENTUKAN IDE

Ide merupakan ruh atau nyawa dalam dunia menulis. Tanpa ide, tulisan akan
mati. Sukino (2010: 31) menyatakan bahwa ide merupakan hal yang menjadi landas
tumpu dalam penulisan.
Berikut tips – tips sederhana namun cerdas dalam menemukan ide dalam
menghasilkan sebuah buku non fiksi yang bisa membuat pembaca langsung berkata, ―
Aku sich yes beli buku ini‖ :
A. Tips-tips Menentukan Ide
1. Tentukan Kategori Buku yang Ingin ditulis
Jika kita memang memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai dengan bidang
tersebut, tentunya tak sulit untuk menghasilkan buku yang sesuai. Namun jika tidak,
maka menulis buku nonfiksi bisa berangkat dari solusi atas permasalahan kehidupan
kita sehari – hari, misalnya bagaimana mengefisienkan pekerjaan rumah tangga,
mengasuh buah hati sekaligus tetap produktif menghasilkan uang dan berkarya bagi
seorang ibu, atau bagaimana menjadi suami di rumah sekaligus karyawan favorit di
kantor bagi para laki – laki yang sudah menikah dan sebagainya.

2. Rajin-rajin Melahap Buku Best Seller yang Sedang digandrungi


Tidak harus membeli, dengan meminjam, membaca e-book atau berkujung di
toko buku, kita bisa menemukan tema – tema buku nonfiksi yang sedang digandrungi
sekaligus mengetahui bagaimana cara bertutur penulis yang enak dibaca, sehingga
setelah kita menghasilkan buku pertama, karya-karya kita selanjutnya akan terus
dinantikan oleh para pembaca kita. Banyak manfaat yang dapat kita rasakan ketika
membaca buku menjadi satu kebiasaan. Salah satunya bisa menambah wawasan dan
pengetahuan. Bukan hanya itu, dengan membaca buku dapat menjadikan pikiran
lebih nyaman dan terasa santai.

Page 1
3. Sharing dengan berbagai orang dari latar belakang yang berbeda
Berbincang dengan banyak orang akan menimbulkan banyak ide tulisan
sekaligus mengetahui apa masalah utama dalam kehidupan rata – rata orang. Dari situ
bisa muncul ide untuk membuat buku yang menjadi solusi atas masalah tersebut.
Dengan membuat buku yang bisa menjawab permasalahan umum yang memang
sering terjadi, kemungkinan besar buku kita akan dilirik oleh pembaca. Dengan
diskusi akan terjadi tukar menukar pendapat dan transfer pemikiran dan ide. Dari
sinilah ide menulis bisa didapatkan. Selanjutnya kita bisa menuangkannya dalam
tulisan.

4. Menonton televisi dan mengikuti perkembangan berita di internet, surat


kabar dan media lainnya

Buku nonfiksi seringkali berangkat dari permasalahan besar yang terjadi di


masyarakat. Begitu banyak ide yang bisa muncul dari berbagai berita yang
ditayangkan setiap harinya. Asal kita jeli dan cerdas dalam mengemas sebuah buku
nonfiksi yang mengangkat permasalahan tersebut, bukan tidak mungkin, buku kita
akan terpajang di deretan buku best seller di toko – toko buku ternama. Menonton
acara di televisi dapat sedikit merefresh otak. Cabalah menonton hal-hal yang ringan
namun bermanfaat. Biasanya, ketika pikiran dan otak kita mulai merasakan
ketenangan maka secara otomatis seluruh bagian tubuh akan terasa lebih segar dan
tentu saja rileks. Nah, pada tahap inilah pikiran kita dapat dengan cepat menampung
semua pesan yang tersampaikan lewat acara-acara televisi yang kita tonton tadi. Dari
sini sering kali ide-ide untuk menulis mulai tergambar. Tinggal bagaimana kita bisa
merealisasikan gambaran-gambaran dipikiran tadi dapat dicurahkan melalui tulisan.

5. Observasi pengalaman hidup tokoh – tokoh sukses

Page 2
Banyak inspirasi dan motivasi lahir dari pengalaman hidup seseorang yang
telah berhasil dalam hidupnya. Menulis sebuah buku biografi bisa menjadi pilihan
menarik dalam menghasilkan buku nonfiksi.

6. Pelajari ide orang lain.


Memelajari ide orang lain bukan berarti menjiplak ide orang lain. Maksudnya
adalah penulis harus banyak-banyak membaca karya orang lain. Dengan banyak
membaca tulisan atau karya orang lain secara tidak langsung juga membaca ide-
idenya. Dengan demikian, pikiran akan terangsang untuk menciptakan sebuah ide
baru yang kreatif. Memelajari ide orang lain berarti merangsang potensi kreatif. Ide
orang lain yang kita baca ibarat sebuah kunci yang membuka jalan pikiran bagi ide-
ide brilian. Selain mempelajari ide orang lain, kita bisa juga menulis dari pengalaman
orang-orang di sekitar kita. Bisa ambil dari satu orang atau lebih. Tinggal bagaimana
cara kita memodifikasi nya agar nyambung dan menarik untuk dibaca.

7. Pengalaman Pribadi.
Ada beberapa buku yang di tulis berdasarkan atas pengalaman pribadi si
penulis. Biasa buku yang di tulis dari pengalaman pribadi akan lebih cepat menulis
dan selesainya, karena kejadian sudah pernah di alami penulis. Pengalaman bisa
menjadi ide unik dalam menciptakan tulisan kreatif. Pikirkan tentang perjalanan
hidup yang telah dilewati, pikirkan dan pilih beberapa yang mempunyai sisi menarik
dan ada manfaat yang dapat diambil dari pengalaman tersebut sehingga akan berguna
untuk setiap pembacanya nanti. Lalu dikemas sebaik mungkin sehingga tulisan
menjadi sangat menarik bahkan sering kali dijadikan sebagai refrensi atau motivasi
untuk orang lain.

8. Ciptakan suasana yang menunjang.


Ciptakan suasana hati yang tenang sehingga akan hadir mood kita dalam
menulis. Selain faktor dari dalam diri, juga faktor lingkungan harus menunjang

Page 3
kitamenulis. Faktor internal dan eksternal harus menunjang sehingga kita akan
menulis dengan nikmat. Musisi biasanya menulis dari pengalaman sehari-hari atau
dari tema klasik. Bangunlah cerita dari lagu favorit kita
Menghirup udara segar di luar rumah menjadi salah satu alternatif yang paling
mudah dilakukan namun berdampak baik pada otak dan pikiran. Rasa penat dan
bosan ketika harus berlama-lama di dalam kamar akan menjadikan suasana otak dan
pikiran kita menjadi tidak fokus, sehingga saat kita memikirkan tentang ide menulis
malah yang terjadi adalah ketidaktahuan dan rasa lelah yang justru mendera.

9. Renungkan.
Merenung? Maksudnya, kia memadukan antara wawasan atau pengetahuan
dengan kondisi batin. Lalu, biarkan imajinasi berjalan atau bisa juga dikatakan
bermimpi. Imajinasi atau mimpi itulah yang akan memunculkan ide-ide baru.

10. Berlatih.
Bagian puncak dari menggali ide adalah berlatih. Layaknya kegiatan olahraga
atau yang lainnya, kita akan mahir bila sering berlatih

Page 4
II. MENENTUKAN TEMA

A. Pengertian Tema

Tema berasal dari bahasa Yunani, yaitu thithenai, berarti sesuatu yang telah
diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan gagasan pokok atau
ide pikiran dalam membuat sebuah tulisan, misalnya saat menulis cerpen, novel,
karya tulis, karya ilmiah, dan lain-lain.
Sedangkan pengertian tema menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia adalah setiap
ide pokok, gagasan ataupun persoalan yang dipakai sebagai landasan atau dasar
pembuatan sebuah cerita.
Jadi, ibarat sebuah rumah, tema memiliki posisi sebagai fondasinya. Tema
menentukan arah atau tujuan dari sebuah penulisan. Selain itu, tema ini bisa
dikatakan hal pertama yang dilihat oleh para pembaca. Semakin menarik sebuah
tema, maka semakin besar peluang sebuah tulisan untuk disukai pembacanya.

B. Jenis-Jenis Tema

Secara umum tema diklasifikasikan ke dalam 5 jenis. Jenis-jenis tema tersebut


yaitu sebagai berikut ini:

a. Tema Jasmaniah
Tema Jasmaniah adalah tema yang berkaitan atau berfokus pada permasalahan
atau keadaan jasmani fisik seseorang. Biasanya jenis tema ini menyangkut pada hal
yang sifatnya dalam tubuh manusia seperti jasad, molekul, zat, tubuh dan perasaan.
Contoh tema jasmaniah salah satunya yaitu tentang percintaan atau perasaan cinta.

Page 5
b. Tema ketuhanan

Tema ketuhanan adalah tema yang berhubungan erat dengan kekuasaan tuhan
yang tampak dalam setiap aktivitas manusia, atau dengan kata lain tema ketuhanan
yaitu tema yang ada hubungannya dengan situasi dan kondisi manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Biasanya jenis tema seperti ini dijabarkan pengarang cerita
dengan menunjukkan hal-hal magis yang berada di luar akal manusia. Contoh tema
ketuhanan yaitu: keajaiban penyembuhan penyakit, kejadian kiamat dan lain-lain.

c. Tema sosial

Tema sosial adalah tema yang berkaitan dengan hal-hal yang berbau masalah
sosial dan bukan masalah pribadi. Biasanya dalam tema ini pengerang cerita
menjelaskan tentang berbagai macam hal yang ada kaitannya dengan masalah
kehidupan masyarakat. Contoh tema sosial, masalah pendidikan, politik, propaganda,
interaksi manusia dengan sekitarnya, dan lain-lain.

d. Tema Egoik

Tema merupakan tema yang berhubungan erat dengan sifat ego manusia. Atau
dengan kata lain tema yang berkaitan tentang reaksi pribadi yang pada umumnya
menentang akan pengaruh sosial. Contoh tema egoik yaitu tentang ketamakan
manusia, keserakahan manusia dan lain-lain.

e. Tema organik

Tema ini mencakup tentang moral karena tema ini berhubungan erat dengan
moral dasar manusia yang wujudnya tentang hubungan antar manusia. Contoh tema
organik yaitu hubungan antar pria dan wanita, nasihat, dan lain-lain.

Page 6
C. Syarat Tema yang Baik :
Dalam membuat tema, kita harus mengikuti syarat-syarat pembuatan tema,
yaitu:
1. Kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang sangat esensial bagi sebuah tulisan yang baik.
Kejelasan ini dapat dilihat dari gagasan utamanya, yaitu apakah suatu topik dengan
suatu tujuan utama yang akan disampaikan kepada pembaca. Selain itu, kejelasan
sebuah tema juga dapat dilihat melalui subordinasi atau perincian-perinciannya.

2. Kesatuan
Kesatuan dapat dilihat dari adanya sebuah gagasan utama yang menjadi
landasan seluruh karangan. Kesatuan ini dilihat dari persoalan bahwa hanya ada satu
gagasan sentral dalam setiap karangan atau tema.

3. Perkembangan
Kejelasan, kesatuan, dan perkembangan sebenarnya merupakan satu kesatuan
syarat yang tidak bisa lepas satu sama lain. Ketidakjelasan akan menimbulkan efek
negatif pada kesatuan dan perkembangan. Begitupun dengan kesatuan yang kurang
baik akan menimbulkan ketidakjelasan dan perkembangan tema. Pun perkembangan
tema yang kurang baik akan merusak tema dan mengaburkan topik serta tujuannya.

4. Keaslian
Tema yang baik harus mengandung ukuran lain yaitu keaslian atau originalitas,
artinya beda dari yang lain.

5. Judul kalimat yang cocok


Dalam menentukan tema yang baik maka perlu dikaitkan dengan suatu hal
yang berhubungan langsung dengan topik pembahasan, yakni judul.

Page 7
D. Cara Menentukan Tema Artikel

Cara menentukan tema untuk sebuah tulisan memang bisa dikatakan gampang-
gampang susah. Bisa dikatakan gampang sebab kita hanya diminta untuk menuliskan
kurang lebih antara satu sampai dengan empat kalimat. Dikatakan susah sebab apa
yang mau kita tuliskan pada satu maupun empat kalimat itu. Menentukan tema artikel
sebaiknya juga harus berhati-hati, sebab tema yang dipilih itulah yang bisa menjadi
penentu arah dan tujuan artikel itu dibuat. Di dalam menentukan tema artikel yang
baik, sebaiknya anda memperhatikan hal-hal di bawah ini secara spesifik:

1. Tema harus kita kuasai

Pilihlah tema artikel yang telah Anda kuasai dengan sebaik mungkin. Kita bisa
menulis sesuai dengan apa yang kita miliki. Misalnya saja kita mempunyai
pengalaman apa? Kita sudah menerjuni disiplin ilmu apa? Kita mempunyai ide apa
yang ingin disampaikan kepada orang lain? Intinya, kita bisa membuat tema dengan
menggali apa yang ada dalam diri kita sendiri. Kita bisa memulai dengan lebih
mengenal diri sendiri. Misalnya seperti pengalaman kita saat kerja, pengalaman
hidup, pengalaman kita menekuni hobi, daln sebagainya. Melalui hal tersebut, kita
akan bisa menarik sebuah tema yang bisa diangkat.
Menentukan tema artikel yang memang sudah kita kuasai, maka semakin
mudah pula kita dalam menulis artikel yang sesuai dengan yang kita inginkan.
Penentuan tema sebuah artikel upayakan tema meniru orang lain Dengan begitu, kita
sebagai penulis juga akan berusaha optimal untuk mencari data melewati sebuah
penelitian, observasi, wawancara, dan lain lain. Sehingga pengetahuan tentang
masalah itu bertambah lebih dalam.

Page 8
2. Pilih tema yang menarik

Salah satu cara menentukan tema adalah tema yang banyak diminati oleh
kebanyakan orang. Namun kita juga sebaiknya tertarik dengan tema itu. Tema yang
bisa menarik perhatian pembaca bisa menjadikan penulis berusaha terus- menerus
mencari data di dalam memecahakan masalah-masalah yang sedang dihadapi.
Seorang penulis akan terus-menerus didorong supaya bisa menyelesaikan karya anda
dengan sebaik-baiknya.

3. Bahan-bahannya bisa dengan mudah didapatkan

Bahan-bahan atau sumber informasi yang digunakan sebaiknya juga mudah


untuk diperoleh. Sebuah tema yang baik seharusnya bisa dipikirkan apakah bahannya
sudah ada di sekitar kita atau tidak tersedia . Jika tersedia, seorang penulis artikel bisa
menguasai artikel tersebut dengan sebaik baiknya.

Page 9
III. TARGET PEMBACA

A. Apa Itu Target Pembaca?

Seorang penulis pasti ingin mempunyai tulisan yang dapat diterima oleh
masyarakat dan dapat mempengaruhi orang lain. Jika penulis itu membuat sebuah
karya tulis untuk menyenangkan diri sendiri, maka tulisan tersebut hanya untuk
konsumsi pribadi, sehingga tidak peduli siapa yang akan membaca tulisannya.
Berbeda dengan penulis yang yang ingin membagikan apa yang dia pikirkan kepada
orang lain, itu berarti dia menulis untuk pembaca. Jika sudah begini, maka penulis
akan memikirkan untuk siapa tulisannya ditujukan, inilah yang disebut target
pembaca.
Oleh karena itu, penulis harus mencari tahu hal-hal yang terkait dengan terget
pembaca melalui pertanyaan berikut.
1. Siapa yang akan membaca tulisan itu?
2. Apa yang mereka ketahui mengenai subjek yang ditulis itu?
3. Mengapa mereka akan membaca tulisan itu?
4. Bagaimana mereka akan membaca tulisan itu?

B. Target Pembaca
Secara umum, target pembaca suatu laporan ilmiah terdiri dari empat kelompok
besar, yaitu (a) masyarakat akademis, (b) masyarakat ilmiah, (c) penyandang dana,
dan (d) masyarakat umum.

a. Masyarakat Akademis
Seorang mahasiswa calon sarjana, magister, atau doktor, biasanya perlu
menyelesaikan laporan penelitian akademik berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Maka
target pembacanya adalah pemimbingnya dan para petinggi jurusan atau program
studi yang terkait dengan penelitian tersebut. Pembaca memfokuskan pada

Page 10
keakuratan informasi serta cara memperoleh informasi tersebut. Bukan saja hasil
penelitian yang menjadi perhatian mereka, tetapi juga proses juga proses untuk
mendapatkan hasil tersebut yang paling mereka perhatikan.

b. Masyarakat Ilmiah

Suatu jurnal ilmiah biasanya menyajikan tulisan-tulisan yang khusus bagi para
ahli di bidang ilmu tertentu. Misalnya, jurnal ilmu kedokteran biasa dibaca oleh para
ahli ilmu kedokteran atau jurnal pendidikan yang mengkhusukan pada pnedidikan
giometri (suatu cabang dalam matematika) di sekolah dasar. Jika suatu tulisan
dipublikasikan dalam suatu jurnal maka target pembaca tulisan tersebut ialah para
ilmuan yang bergerak di bidang yang menjadi spesifikasi keilmuan dalam jurnal
tersebut. Karakteristik target pembaca ini bahwa mereka membaca untuk menambah
pengetahuan keilmuan dalam bidangnya.

c. Penyandang Dana
Penyandang dana adalah orang atau lembaga yang memberikan dana bagi suatu
kegiatan ilmiah. Penyandang dana itu dapat berupa lembaga pemerintah, swasta
(industri, perusahaan) atau lembaga swadaya masyarakat. Hal-hal yang diharapkan
oleh penyandang dana terhadap laporan ilmiah biasanya telah dinyatakan secaa jelas
dalam bentuk dokumen kerangka acuan atau tems of reference (TOR). Dalam TOR
tersebut secara spesifik pihak penyandang dana menyatakan format serta informasi
rahasia, dalam arti hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak tertentu saja. Dengan
laporan ilmiah tersebut, penyandang Pengertian pesanan dalam hal ini hanyalah
menyangkut tujuan kegiatan ilmiah, bukan pada hasilnya. Laporan ilmiah untuk
target pembaca penyandang dana menekankan pada kekonsistenan terhadap TOR.

d. Masyarakat Umum
Target pembaca masyarakat umum adalah pembaca yang membaca tulisan
ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Peningkatan pengetahuan yang

Page 11
mereka butuhkan berbeda dangan peningkatan pengetahuan yang dibutuhkan
masyarakat ilmiah. Masyarakat umum lebih membutuhkan pengetahuan yang bersifat
praktis, sedangkan masyarakat ilmiah membutuhkan pengetahuan yang memperkaya
wawasan teoritis. Pembaca masyarakat umum memiliki perbedaan tingkat umur,
tingkat pendidikan, pengetahuan, pendapatan, dan status sosial mereka. Penulisan
yang ditujukan pada target masyarakat umum memerlukan cara mengomunikasikan
hasil penelitian yang hati-hati, cermat, dan teliti. Pengungkapan harus lebih mudah
dipahami oleh masyarakat awam dengan cara pengungkapan bahasa sehar-hari yang
populer.

C. Pengelompokan Pembaca
Saat kita memikirkan karakteristik pembaca, coba uji apakah kita dapat
mengelompokkan pembaca menurut seberapa banyak yang mereka tahu tentang tema
buku kita dan kemungkinan reaksi yang muncul terhadap tulisan kita. Sebagai
pertimbangan, ada beberapa kelompok pembaca yang dapat saya simpulkan, yaitu:

a. Pembaca Umum
Menulis buku yang ditujukan untuk pembaca umum tidak menanggung tingkat
pengetahuan khusus tentang subjek atau pokok penulisan. Pembaca ini mungkin
bekerja dengan spesialisasi tinggi dan memiliki sejumlah minat tertentu, namun saat
pembaca seperti ini menyimak majalah dengan beragam rubrik, seperti Newsweek,
People, atau National Geographic, mereka berharap menemukan artikel yang ditulis
dalam bahasa standar nonteknis yang dapat dengan mudah dipahami, dengan definisi
dan penjelasan yang disediakan untuk istilah-istilah tidak umum. Mereka seperti
Anda; mereka ingin mendapat informasi tanpa harus menguasai bidang tertentu

b. Pembaca dengan Spesialisai


Penulis dapat mengambil keuntungan dari menulis buku untuk pembaca dengan
spesialisasi minat tertentu serta tingkat pengetahuan khusus mengenai hal tersebut.

Page 12
Pembaca seperti ini dapat memahami informasi, gagasan, dan bahasa khusus, atau
jargon, yang tidak akan cocok ditujukan pada pembaca umum. Kini, banyak majalah
yang diterbitkan untuk pembaca yang memiliki minat pada suatu bidang khusus
tertentu, antara lain Chemical and Engineering News, The Chronicle of Higher
Education, Industrial Marketing, Journal of American History, dan sebagainya.

c. Pembaca Pemula dan Ahli


Sebelum kita menulis, kita harus memperkirakan tingkat keahlian pembaca
tulisan kita. Bahkan di antara pembaca yang memiliki spesialisasi, mungkin terdapat
tingkat keahlian yang benar-benar berbeda. Misalnya seorang pembaca sebuah esai
mengenai komputer mungkin baru saja membeli sebuah komputer; yang lain
mungkin sudah memiliki komputer selama bertahun-tahun. Biasanya, lebih sulit
untuk menulis buku bagi semua tingkat pembaca karena harus mendefinisikan lebih
banyak istilah dan menyertakan lebih banyak penjelasan daripada yang pembaca ahli
butuhkan. Ketika merencanakan tulisan, cobalah untuk menentukan seberapa luas dan
dalam pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mengenai tema tulisan kita.

d. Pembaca yang Yakin, Netral, dan Skeptis


Jika pembaca kita memahami pemikiran kita, penulisan yang kita lakukan akan
lebih mudah daripada jika pembaca kita butuh diyakinkan. Menemukan kesamaan
antara kita dan pembaca bisa membantu meredakan perbedaan pemikiran dan
mendasari sebuah kesamaan pendapat. Ada pembaca yang sepertinya tertarik dengan
topik dan setuju dengan yang kita katakan tentang topik itu. Namun, ada pembaca
skeptis menuntut pemikiran dan penulisan saksama tertentu. Maka kita harus
memberikan pembaca skeptis lebih banyak bukti untuk mendukung pemikiran kita
daripada yang dibutuhkan para pembaca yang tak skeptis.

Page 13
IV. MERUMUSKAN TUJUAN

A. Pengertian Tujuan Menulis dari Beberapa Tokoh


Menurut Sujanto (1988: 68) secara garis besar tujuan menulis adalah
mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca dan
memberi hiburan. Dalam satu tulisan, tidak menutup kemungkinan memiliki lebih
dari satu tujuan, misalnya saja seorang penulis ingin memberikan informasi sekaligus
ingin mempengaruhi pembaca,

Menurut Syafie’ie (1988: 52-52) menyatakan tujuan menulis sebagai berikut:


a. Mengubah keyakinan pembaca.
b. Menanamkan suatu pemahaman kepada pembaca.
c. Merangsang proses berpikir pembaca.
d. Menyenangkan dan menghibur pembaca.
e. Memberitahu pembaca.
f. Memotivasi pembaca.

Hugo Harting (Tarigan, 1994: 24-25) mengklasifikasikan beberapa tujuan


penulisan, adalah sebagai berikut.
a. Tujuan penugasan (assigment purpose) yaitu penulis menulis karena
ditugaskan, bukan atas kemauannya sendiri.
b. Tujuan altruistik (aluistric purpose). Menulis bertujuan untuk menyenangkan
pembaca, dengan menghindarkan kedukaan pembaca. Penulis ingin menolong
pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, penulis ingin
membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan
karyanya.
c. Tujuan persuasi (persuasive purpose) adalah meyakinkan pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.

Page 14
d. Tujuan Informasi (informational purpose) adalah memberikan informasi atau
keterangan penerangan kepada para pembaca.
e. Tujuan penyataan diri (self-ekspresive purpose) adalah menyatakan atau
memperkenalkan diri kepada pembaca.
f. Tujuan kreatif (creative purpose). Tujuan penulis adalah mencapai nilai-nilai
artistik dan nilai-nilai kesenian.
g. Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose) yaitu memecahkan
permasalahan. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan penulis sendiri agar
dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

B. Pentingnya Tujuan dalam Menulis


Sebagai seorang penulis, sejak awal kita harus mengetahui maksud dan tujuan
yang hendak dicapai sebelum menulis. Jika kita dapat merumuskan maksud dan
tujuan dipandang dari respon pembaca, maka tulisan kita pasti lebih sesuai dengan
apa yang diharapkan pembaca.
Tujuan merupakan salah satu aspek penting yang kita miliki di dalam
kehidupan ini, termasuk di dalam dunia kepenulisan. Tanpa adanya tujuan, tentu
berbagai hal yang kita lakukan tidak memiliki makna. Artinya tidak ada target yang
ingin kita capai. Ketika target tersebut tidak ada, maka kita cenderung apatis terhadap
berbagai hal yang akan kita jalani. Bahkan terkadang kita akan mengalami
kebingungan ketika akan melangkah. Menulis buku juga tidak dapat dilepaskan dari
tujuan yang kita miliki. Tanpa adanya tujuan, buku yang kita buat pada dasarnya
tidak bermakna sama sekali. Bahkan isinya pun cenderung tidak jelas dan berbobot.
Kondisi tersebut nantinya berdampak pada kualitas buku yang kita hasilkan. Dengan
kualitas yang pas-pasan, tentu masyarakat juga akan cenderung berpikir berulang-
ulang untuk membeli buku yang kita buat sendiri. Berangkat dari hal tersebut,

Page 15
menulis buku tanpa menetapkan tujuan yang jelas tentu hanya akan membuang-buang
waktu.
Menetapkan tujuan dalam menulis buku akan memudahkan kita sebagai penulis
untuk menuangkan ide-ide yang ingin kita sebarkan kepada publik. Ketika tujuan
tersebut sudah kita tetapkan, maka langkah selanjutnya adalah membuat jalan yang
nyaman bagi kita untuk meraih tujuan tersebut. Sebagai contohnya, ketika tujuan kita
menulis buku adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terhadap dunia
politik, maka kita perlu menyusun bagian-bagian dari isi buku yang kita tulis. Bagian
yang kita buat tentu harus enak dibaca dan mudah dipahami oleh masyarakat. Selain
itu, kita juga perlu merangkai hal-hal yang ingin kita berikan kepada masyarakat
melalui bab dan sub-bab.
Meskipun kita telah menetukan maksud dan tujuan yang baik sebelum dan
sewaktu menulis, namun kita menghadapi kesulitan dalam hal mengikuti tujuan
utama yang telah ditetapkan. Suatu cara yang baik untuk menghindari hal itu adalah
dengan jalan merumuskan sebuah kalimat tujuan. Kalimat tujuan menolong kita
untuk berpegang teguh pada pikiran pokok yang akan kita tulis dan mengarahkan
response yang kita inginkan dari pembaca. Hal ini juga berguna untuk kita dalam
merencanakan siasat-saisat tulisan.
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh kalimat-kalimat tujuan menulis:
 Adapun maksud dan tujuan saya adalah menunjukkan betapa pentingnya
penguasaan bahasa yang baik bagi seorang mahasiswa (tujuan persuasif)
 Maksud dan tujuan saya adalah mendorong rakyat untuk menghidupkan lagi
usaha-usaha kerjinan rakyat yang khas di setiap wilayah (tujuan pemecahan
masalah)
 Saya akan menceritakan kembali pengalaman saya ketika terjadi pertempuran
antara pasuka RI dan Belanda di desa saya, sehingga pembaca dapat
merasakan –sebagai seorang anak yang berusia tujuh tahun- (tujuan estetis)
 Dalam uraian ini penulis akan berusaha menggambarkan dan mengadakan
penilaian terhadap beberapa kebiasaaan kampus yang paling popular,

Page 16
sehingga dapat dijadikan pegangan sejauh mana kita boleh mengikuti atau
menolak kebiasaan-kebiasaan semacam itu (tujuan informatif)

C. Cara Menentukan tujuan dalam Menulis

1. Teknik Menulis Tujuan Menulis | What


Kata tanya what ini pada dasarnya merujuk pada sesuatu yang perlu dibaca dari
buku yang kita buat. Artinya kita sejak awal sudah harus menentukan dan
menemukan alasan atau hal apa yang perlu dibaca dari buku kita. Apakah buku yang
kita buat bersifat persuasif, informatif, atau deskriptif. Ketika kita sudah menemukan
tipe tersebut, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis buku yang kita buat yaitu
buku ajar, referensi, novel, atau lain sebagainya. Setiap jenis buku tersebut memiliki
strategi sendiri untuk mengisi bagian kontennya, termasuk kata-kata yang
dirangkainya.

2. Teknik Menulis Tujuan Menulis | Who?


Langkah selanjutnya adalah kita sebagai penulis perlu untuk menentukan siapa
yang sekiranya akan membaca buku yang kita buat. Apabila tujuan tersebut sudah
jelas, maka kondisi tersebut akan mempermudah kita dalam membuat konten buku.
Hal tersebut nantinya juga akan berpengaruh pada gaya bahasa atau teknis penulisan
yang kita buat.

3. Teknik Menulis Tujuan Menulis | Where?


Hal lain yang perlu kita tentukan adalah dimana buku yang kita buat enak untuk
dibaca. Kondisi tersebut nantinya juga akan menentukan gaya kepenulisan yang kita
buat. Apabila buku yang kita buat cenderung bersifat hiburan, tentu gaya bahasa yang
digunakan cenderung ringan. Kita juga perlu menentukan dimana tempat yang cocok

Page 17
untuk pembaca dalam rangka menikmati buku kita. Apakah enak dibaca di ruang
terbuka umum, rumah, atau tempat edukasi (sekolah dan universitas).

4. Teknik Menulis Tujuan Menulis | When?


Selanjutnya, kita juga perlu mengestimasi kira-kira kapan buku kita enak untuk
dibaca oleh masyarakat umum. Apakah pada waktu sekolah atau mahasiswa mulai
masuk kuliah ataukah ketika liburan. Kondisi tersebut nantinya juga akan
berpengaruh pada teknis kepenulisan yang akan kita gunakan di dalam buku kita.
Dengan demikian, pembaca merasa menggunakan buku yang kita tulisa dalam waktu
yang tepat sehingga mereka enak dalam memahami buku yang kita buat tersebut.
Secara tidak langsung, waktu juga menjadi salah satu dasar pertimbangan kita ketika
menulis buku.

5. Teknik Menulis Tujuan Menulis | Why?


Hal yang tidak kalah penting dari penentuan tujuan menulis buku adalah
mengapa masyarakat perlu membaca buku yang kita buat. Sebagai seorang penulis,
kita perlu menentukan urgensi mengapa seseorang perlu membaca buku kita. Dengan
kata lain, ada sebuah kerugian bagi pembaca ketika mereka tidak membaca buku
yang kita tulis. Kita harus memiliki argumen yang kuat sehingga tulisan kita memiliki
daya tawar yang tinggi di mata publik. Hal tersebut secara tidak langsung juga
memaksa publik untuk membaca buku yang sudah kita buat tersebut.

Page 18
V. Kerangka Tulisan 5W + 1H

Dalam membuat tulisan, tentu kita harus mengikuti outline yang sudah kita buat.
Ternyata, outline juga bisa kita buat dengan rumus 5W + 1H. Dengan konsep 5W +
1H kita akan dapat membuat kerangka cerita yang akan kita tulis. Selanjutnya tinggal
merangkainya menjadi susunan yang saling berkaitan, ditambah dengan tata bahasa
dan pilihan kata yang tepat.
Apa itu 5w + 1H ? untuk lebih jelasnya, simak ulasannya berikut ini.

A. Unsur 5W + 1H
1. W1 = What = Apa?
Pada saat akan menulis, kita harus bisa menentukan "Apa" yang mau kita tulis.
Apa disini berupa tema atau topik yang mau kita ulas didalam tulisan.

Contoh :
- Apa yang sebenarnya terjadi?
- Apa yang sedang dilakukan olehnya?
- Apa yang dibawa oleh si pelaku ?
- Apa yang digunakan oleh si pelaku?

2. W2 = Who = Siapa?
Disini kita menentukan tokoh yang akan mengisi tema tulisan yang kita buat.
Tentang siapa yang terlibat dalam suatu peristiwa, yang nantinya akan kita tulis.
Contoh :
- Siapa yang melakukan perbuatan itu?
- Siapa yang menjadi korban dari perbuatan itu?
- Siapa yang merasa dirugikan olehnya?
- Siapa yang menyuruhnya melakukan perbuatan itu?

Page 19
3. W3 = When = Kapan?
Ini adalah tentang waktu kejadian dari cerita yang akan kita tulis. Waktu
kejadian akan memberikan imajinasi dari pembaca untuk masuk ikut terbawa dalam
tulisan suatu peristiwa yang kita buat

Contoh:

- Kapan peristiwa itu terjadi?

- Kapan dia melakukan perbuatan itu?

- Kapan peristiwa itu mulai terkuak di depan umum?

- Kapan dia datang ke tempat itu?

4. W4 = Where = Dimana?
Ceritakan tempat kejadian dimana peristiwa yang akan kita tulis itu terjadi. Kita
sedang berada dirumah, disekolah, dijalan atau dimana tempat kejadian dari cerita
yang mau kita tulis perlu untuk digambarkan.

Contoh :
- Di mana peristiwa itu terjadi?
- Di mana berita itu dimuat?
- Di mana dia bertemu dengan korbannya?
- Di mana dia menyimpan barangnya?

5. W5 = Why = Mengapa?
Alasan-alasan yang menjadi penyebab peristiwa dan latar belakang terjadinya
peristiwa, akan menjadi bagian yang sangat menarik bila kita bisa menceritakannya
secara detail.
Contoh:
- Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Page 20
- Mengapa dia melakukan itu?
- Mengapa tidak ada yang mengetahui peristiwa itu?
- Mengapa dia pergi ke tempat itu?

6. H = How = Bagaimana?
Ini adalah tentang bagaimana peristiwa dari cerita kita bisa terjadi,penjelasan
tentang liku-likunya dan kronologinya dengan baik. Bila kita merangkai bagaimana
cerita ini bisa terjadi, maka kita akan membuat pembaca seolah-olah melihat kejadian
dari cerita yang kita tulis.

Contoh:

- Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?

- Bagaimana dia melakukan perbuatan itu?

- Bagaimana dia bertemu dengannya pertama kali?

- Bagaimana reaksi dirinya ketika diberikan pertanyaan itu?

Page 21
VI. MENGUMPULKAN DAN MENGANALISA DATA

A. Mengumpulkan Data dan Menganalisa Data


Pengumpulan data dalam sebuah penelitian merupakan salah satu tahap yang
sangat penting. Teknik pengumpulan data yang tepat dan benar akan menghasilkan
data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, pada tahap ini
tidak boleh salah dan harus dilakukan secara cermat sesuai dengan prosedur dan ciri-
ciri penelitian yang akan digunakan. Pada penelititan, kesalahan atau
ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni
berupa data yang tidak kredibel, sehingga hasil penelitiannya kurang bisa/tidak bisa
dipertanggungjawabkan keakuratannya.
Setelah melakukan proses pengumpulan data, hasil dari data tersebut harus
dianalisis untuk memberikan arti dari hasil yang telah didapatkan. Proses analisis data
diawali dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen
pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Dalam penelitian analisis data
merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan.

B. Teknik Pengumpulan Data


Macam-macam teknik pengumpulan data antara lain: (1) interview
(wawancara); (2) kuesioner (angket); (3) observasi (pengamatan); (4) dokumentasi;
dan (5) Tes.
a. Interview (wawancara)
Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data
langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara biasa digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan.
Wawancara lebih sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, wawancara lebih sering digunakan untuk studi pendahuluan dalam

Page 22
menemukan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, wawancara
bersifat mendalam, karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas
dari informan.
 Wawancara terstruktur
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Setiap responden
diberi pertanyaan sama, dan pengumpul data mencatatnya.
 Wawancara tidak terstruktur
Yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya dan yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.

b. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.
Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Kuesioner lebih sering digunakan dalam
penelitian kuantitatif dan pengembangan. Tetapi ada juga penelitian kualitatif yang
menggunakan bantuan angket sebagai teknik pengumpulan datanya.

Page 23
c. Obsevasi
Pengertian observasi menurut Satori & Komariah (2011: 105) adalah
pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara
langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan seluruh pancaindera.
Sedangkan tidak langsung dengan dibantu mediavisual/audiovisual.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar
Observasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan
pengembangan. Observasi untuk penelitian kualitatif menurut Satori dan Komariah
(2011: 105) adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui
keberadaan objek, situasi, konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan observasi terstruktur.
Sedangkan pada penelitian kualitatif, observasi yang sering dilakukan adalah
observasi berperanserta, dengan instrumen observasi tidak terstruktur.

d. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar misalnya foto, sketsa, dll. Dalam
penelitian kualitatif studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara.
Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel jika
didukung sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di
masyarakat dan autobiografi. Penelitian juga semakin kredibel jika didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik.

Page 24
Dokumetasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan
pengembangan. Dokumentasi sering digunakan pada penelitian kualitatif sebagai
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Akan tetapi,
dokumentasi juga digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan, dalam
hal mengumpulkan data awal yang dapat menunjang latar belakang dan pentingnya
penelitian.

e. Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan
obyek yang diteliti (Arikunto, 2006: 223). Sumber yang dikenai tes bukan hanya
manusia. Misalnya binatang, mesin mobil, dll. Contoh: Jika seekor anjing pelacak
akan digunakan sebagai pembantu polisi untuk mendeteksi narkoba, dia dites dulu
apakah kiranya memiliki kecerdasan dan penciuman yang tajam, sehingga ada
kemungkinan untuk dilatih. Selama dan sesudah latihan berlangsung, anjing tersebut
dites lagi berkali-kali untuk diketahui seberapa tinggi peningkatan kemampuannya.

f. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2010: 330). Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi digunakan
pada penelitian kualitatif.

C. Analisis Data
1. Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data pada

Page 25
penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang
digunakan untuk analisis data dalam penelitian kuantitatif, yaitu statistik deskriptif
dan dan statistik inferensial.

2. Kualitatif
Dalam Moleong (2010: 287) disebutkan bahwa terdapat tiga model analisis data
pada kualitatif, antara lain:
Metode perbandingan tetap, secara tetap membandingkan satu datum dengan
datum yang lain dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori
lainnya. Secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data, kategori data,
sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.

D. Pengembangan
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data
dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data:
a. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data
baik dengan tabel, bagan, atau grafik.
b. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang
dikembangkan.
c. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
d. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan
tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi
produk.
e. Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan
dengan permasalahan yang diajukan, dan produk yang akan dikembangkan.
f. Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa
dan disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk.

Page 26
VII. MENYUSUN KERANGKA KARANGAN

A. Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah sebuah outline atau kumpulan topik – topik yang
dibuat untuk mengembangkan suatu karangan. Kerangka karangan ini dibuat dengan
bertujuan untuk memudahkan penulis dalam membuat sebuah tulisan.

Selain itu, kerangka karangan juga berfungsi untuk mencegah penulis keluar
dari topik pembahasannya, sehingga karangan mereka akan menjadi karangan yang
baik dan tidak berbelit – belit. Topik pada kerangka karangan ini disusun dengan
urutan yang jelas, dimulai dari topik yang lebih penting hingga ke sub topik lainnya.

B. Cara Membuat Kerangka Karangan

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat kerangka karangan.
Berikut adalah langkah – langkah dalam membuat suatu kerangka karangan.

1. Menentukan Tema

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum membuat kerangkan karangan


adalah menentukan tema terlebih dahulu. Penentuan tema ini penting dilakukan
karena tema adalah jiwa dari karangan yang akan kita buat. Pilihlah tema – tema yang
menarik dan sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat saat ini. Hal ini bertujuan
untuk membuat tulisan menjadi menarik dan mendorong pembaca untuk membaca
tulisan Anda.

2. Membuat Judul

Setelah mendapatkan tema, tentukanlah judul yang menarik dan sesuai dengan
tema karangan tersebut. Jangan sampai judul yang kita buat tidak sesuai dengan isi
karangan kita sehingga para pembaca akan kecewa dan merasa tertipu ketika

Page 27
membacanya.Pilihlah judul yang tidak terlalu panjang, menarik, dan mendorong rasa
keingin tahuan para pembaca untuk membaca karangan kita tersebut.

3. Mengumpulkan Bahan

Setelah mendapatkan tema dan judul yang sesuai, kumpulkan bahan – bahan
yang akan kita buat. Bahan – bahan tersebut beruapa topik – topik umum yang akan
kitaangkat dalam karangan.

Misalnya, tema karangan kita adalah tentang manfaat tempe, maka kita bisa
mengumpulkan topik dimulai dari pengertian tempe, mengapa tempe bermanfaat,
kandungan – kandungan vitamin dalam tempe, dan lain – lain. Ingat, topik – topik
tersebut harus disusun secara berurutan sesuai dengan alur pengembangan paragraf
kita.

4. Menyeleksi dan Mengembagkan Bahan

Setelah semua bahan terkumpul, baca kembali topik – topik tersebut, kemudian
tentukan manakah topik yang menurut kita sesuai dan topik mana yang tidak perlu
diangkat. Selain itu, kita juga bisa mengembangkan topik tersebut menjadi topik –
topik yang lebih kecil lagi.

Contohnya, pada topik manfaat tempe bisa kita kembangkan menjadi manfaat
tempe bagi kesehatan, manfaat tempe bagi keuangan, dan lain – lain.

5. Mengembangkan Kerangka Karangan

Setelah kita memiliki kerangka karangan, kemudian susunlah karangan kita


tersebut sesuai dengan kerangka karangan yang telah kita miliki. Kembangkan topik
– topiknya dengan memberikan beberapa kalimat – kalimat pendukung.

Selain itu, hubungkan antar topik dengan menggunakan bahasa yang baik dan
konjungsi yang tepat, baik konjungsi antar kalimat maupun intra kalimat, sehingga
karangan yang kita buat menjadi karangan yang padu.

Page 28
VIII. MENYUSUN PARAGRAF

A. Menyusun Paragraf

Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk


satu kesatuan pokok bahasan. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan,
atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf yang baik memiliki
kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.

1. Kesatuan
Kesatuan paragraf berarti bahwa paragraf hanya mengandung satu gagasan
pokok. Gagasan pokok diletakkan dalam sebuah kalimat utama. Dalam paragraf
mungkin terdapat beberapa gagasan tambahan, tetapi gagasan-gagasan itu harus
terfokus pada satu gagasan utama.

2. Kepaduan
Kepaduan paragraf adalah hubungan antara kalimat-kalimat dalam satu
paragraf. Kalimat dalam sebuah paragraf berhubungan satu sama lain atau terjalin
secara logis. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu
terpadu, berkaitan satu sama lain, untuk mendukung gagasan utama.

3. Kelengkapan
Kelengkapan paragraf berarti bahwa kelimat-kalimat penjelas sudah tuntas
menjelaskan kalimat utama.

B. Cara Mudah Menulis Paragraf yang Baik dan Efektif

Setiap paragraf punya makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang sesuai
dengan ide pokok keseluruhan karangan. Dalam setiap paragraf hanya ada satu pokok
pikiran.

Page 29
1. Biasanya paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat.
2. Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
3. Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padu.
4. Kalimat-kalimat dalam paragraf tersusun secara logis dan sistematis.

Sesuai dengan ciri ketiga, sebuah paragraf yang baik itu koheren dan padu
(kohesif). Untuk membuat paragraf efektif dengan koheren dan kohesif, kita bisa
mengikuti langkah-langkah ini:
a. Menentukan kalimat topik
b. Menentukan Kalimat penjelas
c. Menentukan kalimat-kalimat pengembang
d. Menentukan kalimat kesimpulan

Keempat langkah itu harus dilakukan secara urut, agar paragraf bisa baik. Jika
tidak Para pembaca akan bingung saat membaca apa yang kamu tulis. Agar pembaca
tidak bingung, kamu memang harus berhati-hati saat menulis paragraf. Setelah
menulisnya, kamu juga bisa membaca dan melakukan editing untuk memperbaiki
paragraf.
Kemudian, untuk dapat menyusun kalimat menjadi paragraf yang padu. Kita
harus menentukan kalimat yang merupakan gagasan utama dari beberapa kalimat
yang disediakan. Kalimat yang merupakan gagasan utama menggunakan kata-kata
yang bermakna umum. Setelah itu, barulah anda mencari kata kunci dari setiap
kalimat. Kata kunci tersebut digunakan dalam beberapa kalimat. Paragraf yang baik
harus memenuhi kriteria berikut:
a. Memiliki satu ide pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
b. Antarkalimat saling bertautan sehingga membentuk satu kesatuan.

Page 30
C. Syarat – Syarat Paragraf yang Baik

Sebuah paragraf dapat dikatakan menjadi sebuah paragraf yang baik apabila
memiliki bebepa syarat – sayarat sebagai berikut ini:
a. Completeness
Completeness berarti lengkap. Suatu pararaf dapat dikatan baik apabila
memiliki bagian – bagian yang lengkap. Bagian – bagain suatu paragraf antara lain:

 Kalimat utama :
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan pokok dan biasanya
diletakkan pada bagian awal, akhir maupun keduannya dalam sebuah paragraf.

 Kalimat penjelas :
Kalimat penjelas adalah kalimat – kalimat khusus hasil dari pengembangan kalimat
utama yang berfungsi untuk medukung kalimat utama tersebut.

Apabila suatu paragraf tidak memiliki salah satu bagaian di atas maka, paragraf
tersebut bukan paragraf yang baik. Namun, meskipun memiliki kedua bagian ini,
paragraf juga belum bisa dipastikan paragraf yang baik karena masih ada beberapa
indikator lainnya.

b. Unity

Unity adalah syarat paragraf baik yang berarti kesatuan. Maksud dari kesatuan
di dalam paragraf adalah bagian – bagian paragraf seperti kalimat utama, dan kalimat
– kalimat penjelas memiliki satu kesatuan. Dengan kata lain, paragraf – paragraf
tersebut saling terjalin dan berhubungan.
Kalimat – kalimat penjelas adalah pengembangan dari kalimat utama sehingga
isinya haruslah berkaitan atau memiliki topik yang sama tetapi lebih sempit daripada
kalimat utamanya. Oleh karena itu, jika di dalam paragraf tidak ada kesatuan antara

Page 31
kalimat utama dan kalimat penjelas (tidak saling mendukung), maka kalimat tersebut
bukanlah kalimat yang baik.

c. Coherence

Coherence berarti padu, jadi paragraf dapat dikatakan baik apabila tersusun
secara padu. Paragraf – paragraf yang tersusun secara padu adalah paragraf yang
tersusun secara sistematis dan logis. Untuk mewujudkan hal itu, maka penggunaan
konjungsi sangat diperlukan. Agar paragraf menjadi padu, gunakanlah konjungsi –
konjungsi yang sesuai, baik konjungsi antar kalimat maupun intra kalimat. Apabila
paragraf sudah memiliki 3 syarat di atas, maka bisa dipastikan paragraf tersebut pasti
paragraf yang baik dan bisa menyampaikan gagasan utamanya kepada para
pembacanya.

D. Cara Menulis Paragraf


Baca panduan di bawah ini dan pelajari cara meningkatkan kemampuan kita
menulis paragraf, dari baik menjadi menarik!
1. Merencanakan Paragraf
a. Menentukan topik utama paragraf
Paragraf pada intinya merupakan sekumpulan kalimat yang seluruhnya saling
terhubung oleh satu topik utama. Tanpa topik utama yang jelas, paragraf pun
kehilangan fokus serta kesatuan.
b. Catat semua informasi dan ide yang berhubungan dengan topik
Begitu memperoleh gambaran tentang apa yang ingin disampaikan dalam
paragraf, kita bisa mulai menyusun pemikiran tadi dengan menuliskannya. Catat
beberapa kata serta frasa kunci. Begitu melihat semuanya tertuang di kertas, kita akan
tahu poin mana yang perlu disertakan dalam paragraf dan poin mana yang bisa
diabaikan.

Page 32
c. Pikirkan struktur paragraf
Setelah semua pemikiran, gagasan, fakta, dan angka terkumpul, kita bisa mulai
memikirkan bagaimana menyusun struktur paragraf tersebut. Pertimbangkan setiap
pokok permasalahan yang ingin dibahas dan cobalah menyusunnya dalam urutan
yang logis menjadi lebih terpadu dan lebih mudah dibaca.

2. Tulis Paragraf Anda


a. Tulis kalimat topik
Kalimat pertama paragraf harus berupa topik yang akan dibicarakan. Kalimat
topik merupakan baris perkenalan yang menjelaskan gagasan utama atau tesis
paragraf tersebut. Kalimat itu harus mencakup pokok bahasan terpenting dan paling
relevan berkenaan dengan topik yang kita buat.

b. Tambahkan detail-detail pendukung


Seusai menuliskan kalimat topik sesuai keinginan, kita mulai melengkapi isi
paragraf. Pastikan paragraf kita koheren, yang artinya mudah dibaca dan dimengerti,
selain juga masing-masing kalimat mengalir lancar dan saling berkesinambungan.

c. Tulis kalimat penutup


Kalimat penutup paragraf harus menyatukan semua kalimat dan menekankan
kembali poin utama kalimat topik yang sudsh kita buat, meskipun dalam kata-kata
yang berbeda. Kalimat penutup yang baik menekankan kembali gagasan yang
dijabarkan dalam kalimat topik.

d. Ketahui kapan harus pindah ke paragraf baru


Pedoman paling dasar yang harus diikuti adalah setiap kali kita mulai
membicarakan satu gagasan baru, maka kita harus pindah ke paragraf baru. Paragraf
tak boleh memiliki lebih dari satu gagasan utama. Jika suatu gagasan memiliki

Page 33
beberapa poin atau sisi, tiap aspek gagasan tersebut harus dibahas dalam paragraf
terpisah.

3. Periksa Ulang Paragraf

a. Periksa ejaan dan tata bahasa dalam paragraf


Begitu selesai menulis, penting untuk membaca ulang paragraf dua atau tiga
kali untuk memeriksa apakah ada kata-kata yang salah eja atau ditulis dengan tata
bahasa yang kurang baik. Kesalahan eja dan tata bahasa yang buruk dapat
memengaruhi persepsi atas kualitas paragraf secara signifikan, meskipun gagasan
serta argumen-argumen yang terkandung di dalamnya berkualitas tinggi.

b. Periksa koherensi dan gaya penulisan paragraf

Setelah itu, kita juga harus berusaha menulis dengan jelas disertai gaya yang
mengalir. Kita dapat menyelang-nyeling panjang dan format kalimat menggunakan
kata-kata transisi dan kosakata yang beragam.

c. Putuskan apakah paragraf kita sudah selesai


Terakhi, kita coba menilai paragraf tersebut secara objektif, kemudian
putuskan apakah isinya sudah cukup mendukung dan mengembangkan kalimat topik,
atau masih membutuhkan penambahan beberapa detail dan bukti lagi untuk
menunjang tulisan kita.

Page 34
IX. EDITING

A. Pengertian Editing
Editing atau penyuntingan adalah pekerjaan intelektual dan teknis. Intelektual
karena ia membutuhkan wawasan memadai untuk validasi fakta dalam sebuah naskah.
Dengan intelektualitas dan kemampuan teknis, editor menjadikan sebuah naskah
menjadi hebat, layak siar, layak muat, enak dibaca, serta mudah dicerna pembaca.

B. Tujuan Editing
Editing bertujuan memperbaiki naskah tulisan sehingga lebih mudah dipahami,
tidak ada salah eja atau salah ketik (typo), juga tidak ada kalimat tidak logis.
1. Memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif,
2. Menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan visi dan
misi redaksi, serta menarik perhatian pembaca/audience.
3. Menyesuaikan naskah dengan gaya media bersangkutan, standar bahasaserta
kelayakan naik cetak (fit to print) atau kelayakan siar (fit to broadcast).

C. Teknik Editing

a. Teknik Editing: Redaksional


1. Mencari kesalahan-kesalahan faktual dan memperbaikinya, di antaranya
kekeliruan salah tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa, nama
tempat, alamat, dan sebagainya.
2. Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda baca.
3. Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan
gelar, tanda baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul.
4. Mengetatkan tulisan atau menyingkat tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia,
termasuk membuang atau memotong (cutting) paragraf yang tidak penting.

Page 35
5. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata.
6. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul (subjudul),
di mana diperlukan.
7. Menulis atau menentukan judul dan lead atau teras berita jika dipandang
perlu.
8. Di beberapa suratkabar, editing juga termasuk menulis caption (keterangan
gambar) untuk foto dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang
disunting itu.

b. Teknik Editing: Substansial


1. Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik
dan kriteria layak muat —aktual, faktual, penting, dan menarik.
2. Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness
doctrine) serta asas keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan
kembali reporter untuk memenuhinya.
3. Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih
menonjol daripada fakta hasil liputan.
4. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.
5. Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang
memuakkan (bad taste).
6. Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup, dan gaya hidup
para pembaca utama korannya, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat
umum tersebut.
7. Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa merusak cara
penulisnya menyatakan pendapatnya. Karenanya, redaktur harus membaca
lebih dahulu seluruh cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh
tentang apa yang berusa dikatakan oleh si penulis.
8. Menjaga masuknya iklan terselubung sebagai berita. Dengan demikian, editing
tidaklah semata-mata memotong (cutting) naskah agar sesuai atau pas dengan

Page 36
kolom yang tersedia, akan tetapi juga membuat naskah enak dibaca, menarik,
dan tidak mengandung kesalahan faktual. Ia mengubah redaksional naskah
tanpa mengubah makna atau substansinya. Jika perlu, editor melakukan
penulisan ulang (rewriting).

Page 37
X. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

A. Pengertian Daftar Pustaka

Daftar Pustaka dalah daftar yang berisi semua buku atau tulisan ilmiah yang
menjadi rujukan dalam melakukan penelitian. Dalam penulisan karya nonfiksi, kita
dituntut menyajikan informasi yang benar. Tuntutan itulah yang membuat penulisan
daftar pustaka diwajibkan. Jika kita menyajikan sebuah infromasi tanpa sumber yang
jelas dan tanpa diketahui sumber rujukannya(daftar pustaka), maka tulisan nonfiksi
yang kita buat bisa dikatakan tidak dipercaya atau hoaks.

B. Manfaat Pencantuman Daftar Pustaka

Ada beberapa manfaat daat kita mencatumkan daftar pustaka, yaitu :

1. Memenuhi etika penulisan


2. Ucapan terima kasih penulis kepada sumber informasi atau penyumbang data
3. Petunjuk orang lain untuk melacak kebenaran data yang diambil
4. Referensi silang, sebagai petunjuk bagi pembaca bagian mana kita mengambil
suatu dara/informasi
5. Sebagai tanda bahwa kita mendukung ide dari seorang penulis.

C. Tujuan Penulisan Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka tentu punya beberapa tujuan, yaitu :

1. Membantu pembaca untuk menelaah lebih dalam tentang informasi dari sumber
kutipan
2. Menghargai ide, teori dan analisa dari penulis sebelumnya.
3. Menghindari tuduhan plagiarism (penjiplakan).

Page 38
D. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustakan berbeda dari sumber yang satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu, ita harus benar-benar memperhatikan tata cara penulisannya supaya
tidak terjadi kesalahan dalam penulisa daftar pustaka. Berikut pembahasannya unuk
sumber buku :

a. Nama Penulis

 Dalam menulis nama penulis buku, maka nama penulis buku tersebut dibalik.
Contoh: Fitri Erfiana → ditulis menjadi Erfiana, Fitri
 Jika penulisnya terdiri dari dua atau tiga orang, penulis pertama namanya ditulis
dibalik, tetapi penulis kedua dan ketiga namanya tidak perlu dibalik. Jika
penulisnya lebih dari tiga, maka nama penulis pertama tetap dibalik, kemudian
ditambahkan singkatan dkk atau et.all.

 Hadi Setiadi dan Iwan Sasmito → ditulis menjadi Setiadi, Hadi dan Iwan
Sasmito
 Hadi Setiadi, Iwan Sasmito, Fahri Abdillah, Seno Aji, Rabia Edra → ditulis
menjadi Setiadi Hadi dkk atau Setiadi Hadi et.all

b. Tahun

Tahun dalam penulisan daftar pustaka ditulis setelah nama penulis buku dan
diakhiri tanda titik (.)

Contoh : Erfiana, Fitri. 2019.

Page 39
c. Judul

Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dengan dicetak miring atau diberi
garis bawah.

Contoh : Erfiana, Fitri. 2019. Panduan Mengirim Tugas Menggunskan Email.

d. Kota Penerbit

Kota penerbit ditulis setelah judul buku dan diakhiri tanda titik dua (:).

Contoh : Erfiana, Fitri. 2019. Panduan Mengirim Tugas Menggunakan Email.


Yogyakarta:

e. Penerbit

Penerbit merupakan PT atau CV buku tersebut diterbitkan. Ditulis setelah kota


penerbit dan diakhiri tanda titik (.).

Contoh : Erfiana, Fitri. 2019. Panduan Mengirim Menggunakan Email. Yogyakarta:


PT Abadi Bina Indonesia.

Page 40
Inilah beberapa materi dasar dan tips menulis karya nonfiksi.
Semoga dengan adanya ebok ini, akan semakin memotivasi Anda
untuk belajar menulis.

Coba jawab pertanyaan di bawah ini dengan jujur !

Apakah Anda ingin menulis cerita/artikel dengan lancar?

Apakah Anda ingin menjadi penulis terkenal?

Apakah Anda ingin punya buku best seller?

Apakah Anda ingin karya Anda diterbitkan di koran?

Apakah Anda ingin karya Anda di-publish di media massa dan


dibaca banyak orang?

Jika “IYA”

Apakah list di bawah ini yang sedang Anda rasakan sekarang?

A. Bingung mulai nulis dari mana?


B. Ingin tapi selalu idak penah selesai karena kehabisan ide?
C. Tidak percaya diri dengan tulisan sendiri?
D. Ingin punya karya tulis tapi waktu yang belum bisa ter-
manage?
E. Bingung merangkai karangan agar bisa menjadi tulisan yang
indah dan menarik?
F. Ingin belajar tapi dengan siapa?
G. Ingin karya dikoreksi tapi leh siapa?
H. Dan masih banyak kendala lain?

Page 41
Jangan khawatir, semua permasalahan Anda ada solusinya.

Kami akan membantu Anda menyelesaikan masalah kepenulisan


dan membantu mewujudkan impian Anda.

Perkenalkan kami Kelas Menulis Online Alineaku yang telah


memiliki lebih dari 5.000 member dari seluruh Indonesia bahkan
dari luar negeri.

Member Alineaku telah berhasil mewujudkan mimpinya


menciptakan karya-karya tulis yang indah.

Lalu, kapan Anda mau memlai mewujudkan mimpi Anda? Mimpi


yang pasti membutuhkan awalan dan proses untuk mewujudkannya.
Dan kami Alineaku siap mendampingi Anda.

Mari mulai dari sekarang, jangan ditunda. Semakin Anda menunda,


maka semakin jauh mimpi Anda terwujud.

Jika Anda penasaan ingin tahu apa itu Kelas Menulis Online
Alineaku dan tertarik untuk bergabung maka segera hubungi kami
melalui kntak WA ini.

Yuuuk, wujudkan kisahmu menjadi tulisan yang menarik dan


benar....

Page 42
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Teknik Editing : Cara Menyunting Naskah . Tulisan.Romelta.com.


Diakses tanggal 1 April 2019, pukul 08.16 WIB

Anonim. 2015. Penjelasan Detail dan Contoh-Contoh Kalimat 5W+1H


https://www.kelasindonesia.com/2015/07/penjelasan-detail-dan-contoh-contoh-
kalimat-5W1H.html?m=1

Anonim. 2018. Cara Menentukan Tema di Dalam Menulis Artikel.


https://www.sahabatartikel.com/2018/04/cara-menentukan-tema-di-dalam-
menulis-artikel/. Diakses tanggal 3 April 2019, pukul 20.00 WIB.

Aanonim. 2019. Cara Mennulis Paragraf. https://id.wikihow.com/Menulis-Paragraf.


Diakses tanggal 1 Apil 2019, pukul 15.00 W IB.

Arifin, Syamsul dan Kusrianto, Adi. 2009. Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi,
Jakarta: PT Grasindo.

Dardjowidjojo, S. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa


Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor.

Huda, Fatkhan Amirul. 2017. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis dalam
Penelitian. http://fatkhan.web.id/teknik-pengumpulan-data-dan-analisis-dalam-
penelitian/

Kusuma, Aditya. 2012. Kenali Pembaca Anda Sebelum Menulis Buku.


https://penerbitdeepublish.com/kenali-pembaca-anda/. Diakses tanggal 5 April
2019, pukul 20.00 WIB.

Nurul. 2018. Mengenal Lebih Jauh Tentang Tema, Topik, dan Judul.
https://typoonline.com/blog/mengenal-lebih-jauh-tentang-tema-topik-dan-
judul/. Diakses tanggal 2 April 2019, pukul 17.00 WIB.

Romli, A.S.M. 2003. Jurnalistik Terapan Cet. III. Bandung: Baticpress Bandung.

Semi, M.A. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkas Raya.

Page 43
Sumarsono, S. 2003. Teknik Penulisan Laporan. Jember: Universiras Jember.

Widyastama, Bastian. 2016. Teknik Menulis: Membuat Tujuan Menulis Melalui


Metode 5W. https://penerbitdeepublish-
com.cdn.ampproject.org/v/s/penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-
bukua12/amp/?usqp=mq331AQNCAGYAfeRsdJkNDwBg%3D%3D&amp_js_
v=0.1#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2
F%2Fpenerbitdeepublish.com%2Fteknik-menulis-penerbit-buku-a12%2F.
Diakses tanggal 4 April 2019, pukul 19.00 WIB.

Page 44

Anda mungkin juga menyukai