DASAR-DASAR JURNALISTIK
TEKNIK MENULIS ARTIKEL DAN OPINI
KELOMPOK 6 :
1. Ardha (1910811033)
2. Detria Nora (1910811025)
3. Edo Novrianto (1910812029)
4. Hanifah Putri N. (1810821033)
5. Mutiara Ramadanti (1810822011)
6. Nita Yuliandi (1910811019)
7. Tomi Gunawan (1910812021)
Dosen Pengampu :
Dr. Elfitra, M.Si
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Mahaesa karena atas rahmat
dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul
“Teknik Menulis Artikel Dan Opini” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dan disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Dasar-Dasar
Jurnalistik. Penulis mengucapkan terima kasih sebsear-besarnya kepada bapak Dr. Elfitra
M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Jurnalistik. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua yang terlibat dan membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun sangat berarti dan di terima demi kesempurnaan makalah
ini. Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Penulis juga berharap makalah ini dapat dipraktekkan oleh
pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga saat ini memang masih banyak yang bingung dengan artikel dan opini.
Apalagi media massa juga berbeda-beda dalam menggunakan dua hal tersebut. Ada
media cetak yang secara tegas membedakan antara artikel dengan opini. Namun ada
juga media cetak yang menggolongkan artikel ke dalam rubrik opini, bersama dengan
surat pembaca dan tajuk rencana. Dalam pengertian sehari-hari, kerap kali artikel
dianggap sama dengan opini. Bahkan ada juga yang menyamakan dengan kolom dan
esai. Sehingga keempat kata tersebut kerap dipertukarkan
4
1.2.5 Apa saja etika dalam menulis artikel ?
1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk memberikan pemahaman pengertian dari artikel, opini dan perbedaan
dari keduanya.
1.3.2 Untuk mengetahui komposisi yang terdapat dalam artikel.
1.3.3 Untuk mengetahui cara menggali dan menguji ide serta mengumpulkan
referensi.
1.3.4 Untuk mengetahui cara memulai menulis dan membuat tulisan layak muat.
1.3.5 Untuk memberikan pemahaman mengenai etika dalam menulis artikel.
1.4. Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Artikel
Artikel dapat diartikan sebagai suatu bentuk karya tulis atau karangan, baik
berupa non fiksi ataupun yang tak tantu panjangnya. Menurut KBBI pengertian
artikel adalah sebagai suatu bentuk karya tulis lengkap, baik berupa esai, laporan
surat kabar dan lainnya.
Artikel ialah salah satu karya jurnalistik yang berbentuk opini dimana
membahas suatu masalah yang sifatnya aktual atau kontroversial. Tujuan penulisan
artikel ialah untuk memengaruhi, meyakinkan, atau menghibur pembaca. Artikel
biasanya dimuat di dalam surat kabar, tabloid, maupun majalah. Artikel memiliki
tujuh karakteristik, antara lain yaitu: ditulis dengan atas nama (by line story);
memuat gagasan aktual atau kontroversial, gagasan yang diangkat harus menyangkut
pada kepentingan sebagian besar khalayak pembaca, ditulis secara referensial,
disajikan menggunakan bahasa yang hidup, populer, dan komunikatif; singkat dan
tuntas, original.
Artikel praktis, artikel ringan, artikel halaman opini, serta artikel analisis ahli,
merupakan jenis-jenis artikel. Artikel praktis berisi petunjuk bagaimana cara
melakukan atau membuat sesuatu. Artikel ringan rata-rata dimuat pada rubrik anak-
anak, wanita, remaja, dan keluarga. Artikel halaman opini dimuat pada rubrik opini
surat kabar, satu ruang dengan tajuk rencana. Sementara artikel analisis ahli adalah
artikel yang ditulis oleh seorang pakar di bidangnya, pembahasan artikel biasanya
memfokuskan pada isu-isu tertentu.
2.1.2 Opini
Opini berasal dari bahasa latin yaitu “opinari” yang berarti berfikir atau
menduga. Dalam beropini biasanya orang cenderung tidak sama antara satu sama
lain, hal ini dipengaruhi oleh polapikir, pengetahuan dan juga ;ingkungan sekitar.
Menurut KBBI opini merupakan pendapat pikiran ataupun pandangan seseorang
mengenai suatu hal.
6
Istilah opinion yang diterjemahkan menjadi “opini” didefinisikan oleh Cutlip
dan Center adalah sebagai pengekspresian atau suatu sikap mengenai persoalan yang
mengandung pertentangan. Opini juga bisa diartikan sebagai pendapat atau
pandangan terhadapa sebuah persoalan. Ketika seseorang beropini tentang suatu
permasalahan yang sama maka akan menimbulkan penilaian yang berbeda, hal itu
dikarenakan opini memiliki sifat subyektif yang artinya menurut pandangan sendiri-
sendiri. Opini merupakan kata yang berarti tanggapan atau jawaban terhadap sesuatu
persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-kata, bisa juga berupa perilaku, sikap,
tindakan, pandangan, dan tanggapan. Sedangkan pendapat lain mengatakan opini
adalah ekspresi sikap dengan melalui jawaban positif untuk informan yang
mendukung, jawaban netral dan negatif untuk jawaban yang tidak mendukung,
artinya apabila sesorang beropini positif tandanya orang tersebut mendukung, dan
apabila seseorang beropini negatif artinya orang tersebut menolak.
2.1.3 Perbedaan Artikel dan Opini
Dalam pengertian sehari-hari artikel dan opini sering dianggap sama dan bisa
saling ditukar tempatnya. Dalam dunia jurnalistik, opini dibedakan dengan artikel
karena dalam opini, pendapat pribadi (buah pikiran) si penulis lebih diutamakan.
Sementara dalam artikel, pendapat pribadi si penulis biasanya dikemukakan dalam
bentuk analisis atau data dan fakta tandingan, yang berbeda dengan data dan fakta
yang dijadikan bahan tulisan. Dengan adanya analisis serta data dan fakta tandingan
itu membaca artikel diharapkan bisa mengambil kesimpulan sendiri. Artikel lebih
mengarah kepada pendekatan yang bersifat ilmiah sementara pendekatan opini tidak
bersifat ilmiah. Pendapat penulis dalam suatu artikel hanya dijadikan sebagai sisipan
agar tulisan lebih menarik. Yang menjadi tumpuan utamanya adalah unsur-unsur
ilmiah yang berkaitan dengan data dan fakta yang disajikan. Sementara pada opini,
pendapat penulis menjadi tumpuan utama dalam pembuatan opini. Sedangkan fakta
ilmiah hanya disisipkan untuk memperkuat perspektif penulis.
Didalam komposisi artikel terdapat tiga prinsip dasar komposisi yang harus
diperhatikan dalam penulisan artikel, yaitu :
7
Unity artinya semua teks didalam artikel berhubungan dengan satu
topik. Pada prinsip kesatuan mengandung tiga unsur, yaitu: sifat, isi dan tujuan.
Maksudnya, masalah apapun yang dikupas dan dijelaskan dalam artikel tidak
boleh keluar dari unsur tersebut. Kesatuan menekankan bahwa dalam menulis
artikel, peragraf terdiri dari beberapa kalimat tambahan dimana berfungsi untuk
mensuport atau mendukung keberadaan atau ide utama dari topik. Dengan kata
lain, semua kalimat harus berhubungan dengan topik yang sedang dibahas dan
karena itu harus mengacu kembali pada kalimat topik utama. Sebagai contoh,
artikel yang sifatnya serius mengenai pencalonan presiden yang secara
langsung bertujuan untuk meyakinkan pembaca tentu saja dilarang untuk
disajikan secara bercanda dengan menggunakan anekdot. Ikatan kesatuan
menunjukkan artikel berada dalam satu kesatuan yang utuh, tidak berjalan
sendiri-sendiri.
2.2.2 Coherence (koheren)
Coherence artinya penyusunan kalimat dalam artikel secara teratur agar
para pembaca mudah memahami teks bacaan. Pada prinsip koheren juga
menunjukkan tentang keharusan pesan yang diuraikan saling berkaitan dari
kalimat yang satu ke kalimat yang lain, maupun dari paragraf satu ke paragraf
selanjutnya. Dengan begitu, untuk menghasilkan suatu paragraf yang antar
kalimatnya saling bertautan maka diperlukan kata-kata transisi yang sesuai.
Kata yang secara khusus menunjukkan adanya pertautan antara lain: dengan
demikian, jadi, akibatnya, oleh karena itu, sebagai contoh, langkah berikutnya,
lantas, boleh jadi, tetapi, dan singkat kata.
2.2.3 Emphasis
Emphasis yaitu menekankan kualitas fokus, minat, dna kontrol. Pada
prinsip ini, didalam penulisan sebuah artikel diharuskan memberikan
penekanan pada bagian-bagian tertentu yang dianggap penting oleh penulis
atau harus mendapatkan perhatian khusus oleh khalayak pembaca. Ide, kata-
kata dan gambar diberi bobot atau peringkat sedemikian rupa sehingga kata, ide
atau gambar yang paling penting dalam setiap kalimat atau paragraf dan bab
lebih menonjol. Emphasis membimbing pembaca untuk membangun makna
dari teks dengan membedakan apa yang dianggao penting.
8
2.3 Menggali dan Menguji Ide, Mengumpulkan Referensi
9
d. Jangan menulis artikel dengan berbagai bidang ilmu agar tulisan kita lebih
fokus dan bermakna. tema yang kita tulis lebih baik konsentrasi dengan ilmu
yang kita tekuni.
10
Mengirim tulisan ke media cetak
a. Cari dulu referensi koran yang akan menjadi target pengiriman artikel kita. Untuk
pemula, sebaiknya memilih koran daerah/lokal karena tingkat kompetisi dengan
penulis lain tidak setinggi ketika kita memilih koran nasional. Tapi jangan salah, ada
beberapa koran daerah yang juga memiliki tingkat persaingan tinggi karena di
wilayah tersebut ada banyak sekali tokoh akademisi, tidak hanya praktisi. Contohnya
Solopos dan Kedaulatan Rakyat. Di wilayah koran ini, banyak sekali profesor dan
doktor yang sering mengirimkan opininya. Jadi, ini perlu dipertimbangkan untuk
memilih sasaran koran.
Sebagai info tambahan, meskipun beberapa koran adalah koran daerah, tapi
mereka juga menerima kontributor artikel dari daerah lain. Untuk itu, bisa saja kita
memilih koran daerah lain (beda kota/provinsi) untuk dijadikan tujuan. Saran saya
juga, untuk yang masih ingin memeroleh pengalaman menulis, jangan terlalu terpaku
untuk mencari koran yang memberikan honor untuk kontributornya. Koran seperti itu
bisa kita tuju setelah kita memiliki beberapa pengalaman terbit. Umumnya, koran
yang memberikan honor adalah koran nasional atau koran daerah yang memang
sangat selektif dengan artikel yang masuk sehingga kita butuh jam terbang yang tinggi
dulu agar lihai dalam menulis.
b. Untuk yang tidak ingin atau limited budget untuk berlangganan koran tersebut,
pastikan bahwa koran yang menjadi target pengiriman menyediakan e-paper (versi
digital koran yang persis dengan koran cetaknya, bukan aplikasi koran). Ada banyak
koran yang menyediakan e-paper, baik secara gratis maupun berbayar, baik koran
nasional maupun koran daerah. Tujuannya adalah agar kita bisa dengan mudah
mengecek apakah artikel kita sudah dimuat atau belum. Sebagian besar koran tidak
memberitahukan apakah artikel kita akan/telah dimuat atau tidak. Sejauh yang saya
tahu, hanya Kompas yang memberitahukan diterima atau ditolaknya artikel yang kita
kirim. Selain itu, kita harus aktif mengecek sendiri ke koran yang terbit selama jangka
waktu tertentu. Tapi sekali lagi, Kompas adalah salah satu koran nasional dan sangat
'pemilih' dalam hal konten.
c. Pelajari model tulisan/opini/artikel yang dimuat di dalam koran yang dituju. Kita bisa
melihatnya di rubrik Opini/Gagasan/Wacana/istilah lainnya yang dipakai di koran
11
tersebut. Yang perlu kita perhatikan seperti gaya bahasa, topik-topik yang dibahas,
cara untuk men-submit, panjang artikel yang diharapkan redaksi (jumlah kata/huruf),
jangka waktu menunggu kepastian pemuatan artikel, informasi pendukung yang perlu
dilampirkan, dan lain-lain. Ini adalah contoh beberapa informasi untuk yang ingin
mengirimkan artikel ke koran.
d. Sebelum menulis, perhatikan topik-topik yang dibahas selama beberapa hari di koran
tersebut. Artinya, itu adalah topik yang sedang panas diperbincangkan baik secara
umum maupun secara khusus oleh koran tersebut. Angkat isu tersebut sebagai topik
tulisan. Jika kita memiliki bidang tersendiri yang kita kuasai, kita bisa
menghubungkan isu yang sedang hangat tersebut dengan bidang kita. Caranya dengan
membuat pembahasan terkait topik tersebut dari perspektif bidang kita. Kesesuaian
antara bidang kita dengan topik artikel juga menjadi pertimbangan redaksi dalam
menerima artikel.
e. Tulis artikel secepatnya. Jangan menunda tulisan terlalu lama dari saat koran
membahas isu-isu yang kita acu. Semakin lama kita menulis dan mengirimkannya,
semakin basi topik tersebut dan semakin besar kemungkinan redaksi tidak tertarik
untuk membahasnya lagi. Akan tetapi, jika sebuah isu sedang banyak dibahas, artinya
juga banyak orang yang sedang ingin menjadikannya bahan tulisan. Cara agar tulisan
kita tetap menarik daripada tulisan lain dengan topik yang sama adalah dengan
membahas secara lebih tajam dan inovatif lewat bidang kita.
Dalam menuliskan artikel, jangan lupa untuk melakukan review beberapa kali
dengan mengecek kesesuaian tulisan kita dengan ketentuan penulisan yang ditetapkan
koran. Upayakan untuk menulis sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI, dulu EYD) dan hindari kesalahan ejaan. Catatan penting ketika
menulis adalah jangan sampai plagiat karena ini akan menjadi „malapetaka‟ untuk diri
kita sendiri, misalnya tulisan kita akan ditolak atau diblokir oleh koran yang kita
kirimi sehingga berapapun tulisan yang kita kirimkan tidak akan diterima.
f. Kirimkan artikel dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan pengiriman. Umumnya,
redaksi akan meminta kontributor untuk melampirkan scan kartu identitas, foto
penulis, dan curriculum vitae. Berikan kata pengantar di badan e-mail agar lebih
lengkap dan afdol. Tentunya jangan lupa berikan subjek e-mail yang spesifik, yang
menunjukkan rubrik yang kita tuju. Contohnya: “Artikel Opini–Nama”. Terlepas dari
itu, biasanya redaksi memang menyediakan tersendiri e-mail khusus untuk
12
mengirimkan artikel/opini sehingga tidak perlu khawatir artikel kita tidak
tersampaikan dengan benar (subjek dengan keterangan tersebut untuk jaga-jaga).
g. Tunggu paling tidak 2-3 minggu sejak kita mengirimkan artikel tersebut untuk
memastikan apakah artikel kita dimuat atau tidak. Ada beberapa koran yang
memberitahu batas waktu pemuatan ada yang tidak. Jika tidak, maka kita sebaiknya
menunggu sekitar 2-3 minggu tersebut.
h. Berdo‟a agar tulisan kita dimuat. Menulis itu adalah perihal inspirasi, mood, dan gaya
penyampaian kita. Kalau salah satu dari ketiganya tidak ada, maka akan sulit untuk
menghasilkan tulisan yang menarik. Maka dari itu, timing dan latihan menjadi kunci
penting untuk kita menulis. Kita sebaiknya memilih waktu yang benar-benar tepat
untuk menulis agar tulisan kita bisa lebih mengalir dan mudah dibaca. Selain waktu,
kita juga membutuhkan banyak latihan. Oleh karena itu, kita tidak boleh mudah
menyerah ketika tulisan kita gagal dimuat. Kegagalan dimuat menjadi latihan bagi
kita untuk terbiasa menulis dan menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi. Yang
penting juga, perbaikan dalam menulis diawali dulu dengan sering membaca, minimal
artikel-artikel yang sudah dimuat di koran yang kita tuju. Kita juga bisa mengirimkan
artikel yang tidak dimuat di koran A ke koran B, tentunya setelah memastikan bahwa
artikel tersebut benar-benar tidak akan dimuat di koran A.
13
Gunakanlah bahasa yang sopan pada saat menulis sebuah artikel atau berita di sebuah
media online. Karena internet tersambung dengan akses yang mencakup seluruh dunia.
Dimana artikel atau berita yang kita muat pada internet dapat dibaca oleh siapapun dari
berbagai kalangan masyarakat di seluruh dunia. Apabila kita tidak menggunakan bahasa
yang sopan maka cara pandang seseorang terhadap kita akan berdampak buruk pada
pribadi serta lingkungan kita sendiri. Janganlah menyingkat sebuah kata dalam
pengetikan suatu artikel. Seperti kata “yang” disingkat menjadi “yg”, “kepada” menjadi
“kpd dan lain sebagainya. Hal itu hanya membuat pusing seseorang yang membaca
artikel kita.
2. Gunakan huruf kapital (capslock) seperlunya
Gunakanlah huruf kapital pada penulisan seperlunya. Karena jika kita menuliskan
dengan menggunakan huruf kapital secara dominan, kata yang tertulis dapat berarti lain
bagi seseorang yang membacanya. Sebaiknya tulislah berita atau artikel dengan bahasa
yang baik dan benar serta komunikatif. Karena pembaca sangat tertarik terhadap suatu
artikel atau berita yang ditulis secara komunikatif. Bahasa yang baik dan benar pun
memudahkan pembaca mengerti maksud dan inti dari sebuah berita yang disampaikan
oleh kita sebagai penulis.
3. Menggunakan EYD yang sesuai
Selain menggunakan bahasa yang sopan, penulisan dalam media pun harus
menggunakan EYD yang sesuai. Dikarenakan penulisan yang menggunakan EYD secara
yang sesuai pun dapat memudahkan pembaca untuk mengerti inti dari sebuah tulisan yang
kita tulis. Dan juga dapat memberikan kesan yang positif terhadap pribadi si penulis. Tak
jarang sebuah tulisan di media online digunakan untuk referensi tulisan bagi seseorang.
Jadi jika sebuah artikel yang di tulis tidak memperhatikan EYD dengan baik sebagus
apapun isi dari artikel tersebut orang lain tidak akan menjadikannya sebagai referensi.
Berikut ini kode etik jurnalistik dituangkan beberapa peraturan yang mendasar sebagai
berikut bahwa Wartawan Indonesia :
Bersikap independen untuk menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak
beritikad buruk,
Menempuh cara-cara yang professional
Menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan
opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah
Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul
14
Tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak
menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan
Tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap
Memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui
identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.
Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi
terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin,
dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa
atau cacat jasmani.
Menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk
kepentingan publik.
Segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat
disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengertian sehari-hari artikel dan opini sering dianggap sama dan bisa
saling ditukar tempatnya. Dalam dunia jurnalistik, opini dibedakan dengan artikel karena
dalam opini, pendapat pribadi (buah pikiran) si penulis lebih diutamakan. Sementara
dalam artikel, pendapat pribadi si penulis biasanya dikemukakan dalam bentuk analisis
atau data dan fakta tandingan, yang berbeda dengan data dan fakta yang dijadikan bahan
tulisan. Dengan adanya analisis serta data dan fakta tandingan itu membaca artikel
diharapkan bisa mengambil kesimpulan sendiri. Artikel lebih mengarah kepada
pendekatan yang bersifat ilmiah sementara pendekatan opini tidak bersifat ilmiah.
Pendapat penulis dalam suatu artikel hanya dijadikan sebagai sisipan agar tulisan lebih
menarik. Yang menjadi tumpuan utamanya adalah unsur-unsur ilmiah yang berkaitan
dengan data dan fakta yang disajikan. Sementara pada opini, pendapat penulis menjadi
tumpuan utama dalam pembuatan opini. Sedangkan fakta ilmiah hanya disisipkan untuk
memperkuat perspektif penulis.
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
A.S. Haris Sumadiria. Apresiasi Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Panduan Praktis Penulis
& Jurnalis Profesional. Bab Is.d. IV.
(https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/39086681/T3_PATR.pdf?1444480740=&response-
content-
disposition=inline%3B+filename%3DT3_Penulisan_Artikel_dan_Tajuk_Rencana.pdf&Expir
es=1616217762)
H. Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Rajawali Pers. Depok.
(https://scholar.google.com/citations?user=XYuq09MAAAAJ&hl=id&oi=sra)
F. Rahardi. Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature, dan Esai. PT. Kawan Pustaka(Edisi
Revisi)
(https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=AKA3qTM_4UQC&oi=fnd&pg=PR3&dq
=pengertian+artikel&ots=e83wBi2Z51&sig=4QqzgY551ZRb-
JmG68sB5h8LfHI&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20artikel&f=false)
http://digilib.uinsby.ac.id/13008/5/Bab%202.pdf
https://www.kompasiana.com/marwanahabid/604ed0b7d541df4587415f14/bagaimana-cara-
mengumpulkan-referensi-untuk-artikel
17