Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

SOSIOLOGI PEDESAAN

Dosen Pengampu :
Dra. Fachrina, M.Si.
Dr. Indraddin, S.Sos, M.Si.

MASYARAKAT DESA DAN PERKEMBANGANNYA

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Riko Primuzidan 1910811031


Ardha 1910811033
Anggrea Suzana 1910812007
Robin Madira 1910812027
Amalia Afandra 1910813005

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOISAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
dapat selesai pada waktunya.
Terima kasih di ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini, dengan kerjasamanya makalah ini dapat disusun dengan baik dan
rapi. Makalah ini memuat tentang “Masyarakat Desa dan Perkembangannya”.
Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Sosiologi Perdesaan di Jurusan
Sosiologi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan bahkan mungkin kesalahan didalamnya. Untuk itu kami
membutuhkan kritik atau saran dari pembaca sehingga makalah ini bisa lebih baik lagi.

Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat, terima kasih.

Padang, 30 Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
2.1 Karakteristik Masyarakat Desa ........................................................................................ 5
2.2 Tipologi Masyarakat Desa ............................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat desa adalah masyarakat yang masih berpegang teguh pada tradisi dan
menghargai nilai-nilai luhur atau norma yang sudah disepakati bersama. Oleh karena itu
masyarakat desa susah menerima bila ada sesuatu hal yang dianggap baru, apalagi jika
bertentangan dengan norma atau nilai yang mereka anut selama ini serta adat istiadat
yang telah diyakini bersama.
Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang sama,
yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi
satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih sangat kuat
dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat mempengaruhi perkembangan desa,
karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan nenek moyang mengakibatkan sulitnya
untuk melakukan pembaharuan desa. Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan sebuah
desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang
wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan
di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan
desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada umumnya
masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan masyarakat
pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang merupakan petani-
petani miskin yang mata pencahariannya di bawah garis kemiskinan. Hal ini
menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat perkotaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimna karakteristik masyarakat desa ?
1.2.2 Bagaimana tipologi masyarakat desa ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui karakteristik masyarakat desa.
1.3.2 Untuk mengetahui tipologi masyarakat desa.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Masyarakat Desa


Sifat dan karakteristik desa secara umum dapat dilihat dari keadaan alam dan
lingkungan hidupnya. Suasana dan cuaca alamnya yang cerah, hamparan sawah yang
menghijau jika musim tandur dimulai dan menguning jika musim panen tiba, dari
kejauhan tampak gunung menjulang tinggi di langit biru. Karakteristik desa selalu
dikontraskan dengan pemahaman masyarakat kota. Artinya, desa merupakan gambaran
yang masyarakatnya masih bersahaja, sederhana, dan apa adanya (alami dan damai).
Perbandingan desa-kota tersebut, juga banyak dijelaskan oleh tokoh-tokoh sosiologi,
seperti Ferdinand Tonnies tentang masyarakat Gemeinschaft-Gesellschaft; Charles
Cooley dengan masyarakat Primary-Secondary group, dan Emile Durkheim tentang
masyarakat Solidaritas Mekanik-Organik.
Selain itu, ada pula gambaran yang dikemukakan oleh Roucek dan Warren (1962),
yaitu merupakan salah satu contoh dari gambaran karakteristik yang bersifat kontras
antara desa dan kota. Menurut mereka karakteristik masyarakat desa adalah sebagai
berikut.
1. Besarnya peranan kelompok primer.
2. Faktor geografik yang menentukan sebagai dasar pembentukan kelompok/ asosiasi.
3. Hubungan lebih bersifat intim dan awet.
4. Homogen.
5. Mobilitas sosial rendah.
6. Keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi.
7. Populasi anak dalam proporsi yang lebih besar.

Sedangkan karakteristik masyarakat kota menurut mereka adalah sebagai berikut.

1. Besarnya peranan kelompok sekunder.


2. Anonimitas merupakan ciri kehidupan masyarakatnya.
3. Heterogen.
4. Mobilitas sosial tinggi.
5. Bergantung pada spesialisasi.

5
6. Hubungan antara orang satu dengan yang lebih di dasarkan atas kepentingan dari
pada kedaerahan.
7. Lebih banyak tersedia lembaga atau fasilitas untuk mendapatkan barang dan
pelayanan.
8. Lebih banyak mengubah lingkungan.

Pitirim A. Sorokin dan Carle C. Zimmerman (dalam T.L Smith dan P. E.Zop, 1970)
mengemukakan sejumlah faktor yang menjadi dasar dalam menentukan karakteristik
desa dan kota. Ia membedakan desa dan kota atas dasar mata pencaharian; ukuran
komunitas; tingkat kepadatan penduduk; lingkungan; diferensiasi sosial; stratifikasi
sosial; interaksi sosial; dan solidaritas sosial. Perbedaan aspek tersebut dijelaskan seperti
berikut.

Aspek Karakteristik Desa Karakteristik Desa

Pertanian dan usaha kolektif Usaha jasa dan manufaktur


Mata pencaharian
sebagai ciri ekonomi. sebagai ciri ekonomi.

Kecil, karena lahan lebih Besar, karena jasa dan


Ukuran
banyak digunakan untuk manufaktur tidak memerlukan
komunitas
pertanian. lahan yang luas.

Tingkat Rendah, berkaitan dengan Tinggi, berkaitan dengan


kepadatan ukuran komunitas dan luas ukuran komunitas dan luas
penduduk lahan. lahan.

6
1. Fisik (anorganik); 1. Fisik (anorganik); tidak
berhadapan langsung berhadapan langsung.
dan dipengaruhi. 2. Biologi (organik); tanah
2. Biologi (organik); tanah, identik dengan ”bakteri”.
kekotoran. indentik 3. Sosio-kultural:
dengan hidup mereka. a) Physiososial;
3. Sosio-kultural: bangunan fisik yang
Lingkungan
a) Physiososial; bervariasi.
bangunan fisik b) Biososial; komposisi
homogeny. ras beragam.
b) Biososial; komposisi c) Psychososial; lebih
ras homogeny. kompleks
c) Psychososial;
sederhana.
Dalam hal jumlah, variasi Dalam hal jumlah, variasi dan
dan kompleksitasnya kompleksitasnya tinggi, karena
Diferensiasi sosial
rendah, karena penduduknya heterogen,
penduduknya homogen. banyak pendatang.
Sederhana, perbedaan jarak
Kompleks, perbedaan jarak
sosial dekat, mengelompok
sosial jauh, tersebar merata
pada lapisan menengah,
Stratifikasi sosial pada setiap lapisan, dasar
dasar pembeda cenderung
pembeda tidak begitu kaku,
kaku, mobilitas sosial
mobilitas sosial tinggi.
rendah.

Kontak sosial cenderung Kontak sosial cenderung


Interaksi sosial
sedikit. banyak dan bervariasi.

Didasarkan pada kesamaan- Didasarkan pada perbedaan-


Solidaritas sosial
kesamaan. perbedaan.

Ada juga perbandingan Karakteristik Desa dan Kota menurut Paul B. Horton dan
Chester L. Hunt. Karakteristik desa menurut mereka adalah :

7
1. Penduduknya cenderung terisolasi dengan pola pemukimannya cenderung
berpencar (meskipun mulai berubah seiring revolusi desa).
2. Hubungan dan cara pandang terhadap orang lain sebagai pribadi utuh bukan
sekadar seseorang yang mempunyai fungsi tertentu.
3. Adat dan kebiasaan muncul karena kebutuhan sosial.
4. Homogenitas dalam etnis, budaya, dan pekerjaan.
5. Ekonomi keluarga bersifat subsistem (meskipun sudah mulai komersial, yang
ditandai dengan munculnya agribisnis atau pertanian berskala besar).
Sedangkan karakterisitik kota menurut mereka adalah :
1. Teknologi rasional, yang berkembang seiring dengan pertumbuhan kota-kota kecil
yang terbuka terhadap daerah lain.
2. Institusi pemerintah formal yang berdasarkan pada batas wilayah bukannya pada
sistem kekeluargaan.
3. Organisasi sosial yang berdasarkan bidang pekerjaan dan kelas sosial, bukan pada
sistem kekerabatan.
4. Adanya pembagian kerja ke dalam beberapa bidang pekerjaan khusus.
5. Sistem perdagangan dan dunia usaha.

Dalam perspektif evolusionis, Kingsley Davis menjelaskan karakteristik


masyarakat kota, tetapi tidak menjelaskan karakteristik masyarakat desa. Ia
menganggap bahwa karakteristik masyarakat kota menjadi kebalikan masyarakat
desa. Dimana karakteristik masyarakat kota, yaitu sebagai berikut.

1. Heterogenitas sosial, yaitu heterogenitas masyarakat kota tinggi.


2. Asosiasi sekunder, yaitu masyarakat kota dalam kelompok sekunder karena
banyaknya penduduk, sehingga yang mendominasi kehidupan masyarakat kota
adalah asosiasi sekunder.
3. Toleransi sosial, masyarakat kota memiliki toleransi sosial yang tinggi karena
pengawasan sosialnya relatif longgar.
4. Pengawasan sekunder, masyarakat kota dengan toleransi sosial yang tinggi
sehingga pengawasan yang efektif adalah pengawasan sekunder.
5. Mobilitas sosial pada masyarakat kota relatif tinggi dan lebih mementingkan
prestasi (achievement).

8
6. Asosiasi sukarela, yaitu masyarakat kota lebih memilki kebebasan untuk
memutuskan berbagai hal secara perseorangan, sehingga cenderung pada asosiasi
sukarela, yaitu asosiasi yang anggotanya bebas keluar dan masuk.
7. Individualis, masyarakat kota cenderung melepaskan diri dari koleksivitas atau
cenderug individualis.
8. Segregasi spasial. Dalam masyarakat kota, berbagai kelompok sosial yang
berbeda cenderung memisahkan secara fisik.
Terlihat jelas dari semua karakteristik yang dikemukakan oleh K. Davis tersebut
apabila dilihat sebaliknya akan secara implisit menunjukkan karakteristik masyarakat
pedesaan.
Desa mengandung sejumlah kearifan lokal (local wisdom) yang apabila dicermati,
nilai yang terkandung dalam kearifan tersebut menjadi kekuatan untuk beradaptasi
dengan lingkungan tempat suatu masyarakat berdomisili di suatu wilayah desa. Kearifan
tersebut dapat dicermati dari aturan, norma, tatakrama/tata susila, bahasa, kelembagaan,
nama dan gelaran, teknologi yang digunakan (konstruksi rumah, tata letak rumah, teknik
irigasi, teknik pengolahan tanah dan peralatannya, teknik membuat jalan/jembatan, teknik
perahu, dan sebagainya).

2.2 Tipologi Masyarakat Desa


Tipologi wilayah pedesaan, hampir sebagian besar masih perkampungan atau dusun.
Mata pencaharian masyarakatnya lebih dominan pada sektor pertanian, perkebunan,
peternakan, dan sejenisnya. Karakteristik masyarakatnya masih berkaitan dengan etika
dan budaya setempat, seperti berperilaku sederhana, mudah curiga, menjunjung tinggi
kekeluargaan, lugas, tertutup dalam hal keuangan, menghargai orang lain, jika diberi janji
akan selalu diingat, suka bergotong royong, demokratis, religius, dan lainnya.
Menurut Jefta (1995), masyarakat desa dapat ditinjau dari beberapa segi. Diantaranya
adalah sebagai berikut.
1. Dari segi kegiatan pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 Desa pertanian, dimana semua anggota masyarakatnya terlibat di bidang
pertanian.
 Desa industry, dimana pandapatan masyarakat lebih banyak berhubungan
dengan industry kecil atau kerajinan yang ada di desa tersebut.
 Desa nelayan atau desa pantai, yaitu pusat kegiatan dari seluruh anggota
masyarakat yang berusaha dibidang perikanan (pantai, laut dan darat).

9
2. Dari segi pola pemukiman.
 Farm village type, yaitu suatu desa yang didiami secara bersama dengan sawah
ladang disekitar tempat tersebut. Tipe ini kebanyakan terdapat di Asia Tenggara
termasuk Indonesia khususnya Jawa. Tradisi sangat dipegang kuat, hubungan
sesame individu dalam proses produksi usaha tani telah bersifat komersial karena
masuknya teknologi modern.
 Nebulous farm village type, yaitu suatu desa dimana sejumlah orang yang
berdiam di suatu tempat dan sebagian lainnya menyebar diluar tempat bersama
sawah lading mereka. Tipe ini kebanyakan terdapat di Asia Tenggara dan
Indonesia, khususnya di Sulawesi, Maluku, Irian Jaya dan sebagian di Jawa. Di
Kalimantan bisa juga dijumpai karena masih terdapat pola bertani atau berladang
berpindah. Tradisi dan gotong royong serta kolektifitas sangat kuat di kalangan
anggota masyarakat.
 Arrenged isolated farm village type, yaitu suatu desa dimana orang berdiam
disekitar jalan-jalan yang berhubungan dengan pusat perdagangan dan
selebihnya adalah sawah dan ladang mereka. Tipe ini kebanyakan dijumpaidi
Negara-negara Barat.

3. Dari segi perkembangan masyarakat (Bahrein, 1996).


 Desa tradisional (pradesa) Tipe ini kebanyakan dijumpai pada masyarakat suku-
suku terasing. Seluruh kehidupannya termasuk teknologi bercocok tanam, cara-
cara pemeliharaan kesehatan, cara-cara memasak makanan dan sebagainya
masih sangat tergantung pada alam sekitarnya. Pembagian kerja dibagi
berdasarkan jenis kelamin, yaitu ada pekerjaan tertentu yang hanya boleh
dikerjakan oleh wanita saja sedang laki-laki tidak , demikian pula sebaliknya
 Desa swadaya, yaitu desa yang memiliki kondisi yang relative statis tradisional.
Masyarakatnya sangat tergantung pada keterampilan dan kemampuan
pemimpinnya. Kehidupan masyarakat sangat tergantung dengan alam yang
belum diolah dan dimanfaatkan secara baik. Susunan kelas dalam masyarakat
masih bersifat vertical dan statis serta kedudukan seseorang dinilai menurut
keturunan dan luasnya pemilikan tanah.

10
 Desa swakarya (desa peralihan) Keadaan desa sudah dimulai disentuh oleh
pembaharuan. Masyarakat sudah tidak tergantung lagi dengan pimpinan. Kaya,
jasa dan keterampilan serta luasnya pemilikan tanah sudah menjadi ukuran
kedudukan seseorang. Mobilitas social baik secara vertical maupun horizontal
sudah mulai ada.
 Desa swasembada, dimana asyarakat telah maju karena sudah mengenal
mekanisasi pertanian dan teknologi ilmiah. Unsur partisipasi masyarakat sudah
efektif dan norma sosial selalu dihubungkan dengan kemampuan dan
keterampilan seseorang. Selain itu, sudah ada pengusaha yang berani mengambil
resiko dalam menanam modal.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ciri-ciri kehidupan masyarakat desa adalah besarnya peranan kelompok primer,
Faktor geografik yang menentukan sebagai dasar pembentukan kelompok/ asosiasi,
Hubungan lebih bersifat intim dan awet, Homogen, Mobilitas sosial rendah, Keluarga
lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi, dan Populasi anak dalam proporsi yang
lebih besar. Tipologi wilayah pedesaan, hampir sebagian besar masih perkampungan atau
dusun. Mata pencaharian masyarakatnya lebih dominan pada sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, dan sejenisnya. Karakteristik masyarakatnya masih berkaitan
dengan etika dan budaya setempat, seperti berperilaku sederhana, mudah curiga,
menjunjung tinggi kekeluargaan, lugas, tertutup dalam hal keuangan, menghargai orang
lain, jika diberi janji akan selalu diingat, suka bergotong royong, demokratis, religius, dan
lainnya.

3.2 Saran
Dengan mengetahui Ciri-ciri kehidupan masyarakat desa dan tipologi masyarakat
desa, diharapkan pembahasan bisa dipelajari lebih dalam dan dapat berguna bagi
pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Murdiyanto, Eko. 2020. Sosiologi Pedesaan : Pengantar Untuk Memahami Masyarakat Desa.
Yogyakarta : Lembaga Penlitian dan Pengabdian epada masyarakat UPN Veteran
Yogyakarta Press.

13

Anda mungkin juga menyukai