Dosen Pengampu :
Di susun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ARTI
ISTILAH DESA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari bapak
Drs. Edy Haryono, M.Si. Pada mata kuliah geografi desa kota. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang arti istilah desa baik untuk
penulis dan untuk pembaca. Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Drs.
Edy Haryono, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah geografi desa kota yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang study yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Geografi desa merupakan cabang dari ilmu geografi yang mengkususkan diri
pada studi pedesaan. Desa merupakan obyek studi, sedang Geografi sebagai
subyek studi artinya didalam memp"elajari desa dan permasalahannya dilihat
melalui kaca mata teori-teori geografi. Geografi sebagai suatu disiplin ilmu
mempunyai ciri-ciri khusus dalam meninjau obyek studinya. Geografi selalu
berbicara tentang interelasi, interaksi, interdependensi maupun integrasi
antara unsur-unsur alam, manusia, ruang dan waktu, sehingga diperlukan
kemampuan untuk melihat gejala, proses, perubahan, perkembangan maupun
asosiasi-asosiasi antar unsur-unsur. Analisa keruangan mempelajari
perbedaan lokasi mengenai sifat- sifat penting atau seri sifat-sifat penting.
1
antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya terdapat perbedaan
karakteristik antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.
Dari uraian latar belakang di atas, maka makalah tentang model pembelajaran
sosial ini akan membahas tentang hal-hal sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan settlement ?
2. Bagaimana penjelasan tentang arti dari desa ?
3. Bagaimana perumusan desa?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada banyak jenis pola pemukiman atau keruangan desa. Berikut ini
contohnya:
3
model ini biasanya akan dijumpai rumah, lumbung padi, gudang
perkakas, tempat ibadah hingga sekolah. Setiap penduduk yang hidup
disana akan diberikan sebidang lahan atau menyewa lahan untuk
diusahakan. Saat populasi tumbuh semakin pesat maka pemukiman baru
akan dibangun di dekat rumah yang sudah ada. Pola pemukiman seperti
ini membuat kekerabatan diantara penduduk sangat erat karena jarak
yang berdekatan.
Pola ini termasuk yang paling umum ditemui di desa-desa Indonesia. Ciri
khas dari pemukiman pola memusat adalah, pembangunan rumah
penduduknya cenderung berdekatan pada suatu titik lokasi tertentu. Pola
memusat banyak terdapat di wilayah dataran rendah. Pola semacam ini
kemungkinan terbentuk karena dihuni secara turun-temurun oleh
beberapa generasi. Ciri khas dari penduduk dengan desa pola memusat
adalah tingkat kekerabatannya yang tinggi.
4
3. Linier Rural Settlements (pola memanjang)
Pola pemukiman ini tersebar tidak merata di berbagai titik dan biasanya
berada di wilayah seperti pegunungan karst dan perbukitan. Para
penduduk cenderung terisolasi satu sama lain dengan kondisi transportasi
yang sulit. Pada pemukiman ini, umumnya ada pada daerah dataran
tinggi, karna rata-rata penduduknya, akan mencari dataran yang rendah,
morfologinya rata dan mudah untuk didirikan bangunan, sebagai tempat
tinggal para penduduknya. Selain dari faktor morfologi tadi,
kecenderungan pembangunan yang menyebar pada desa dengan pola
menyebar, antara lain karena alasan kesuburan tanah, sumber air, dan
topografi dari lingkungannya.
5
Faktor yang Mempengaruhi Pola Pemukiman Desa
1. Kesuburan Tanah
2. Air
Kondisi air yang dimaksud adalah air tanah. Desa dengan air tanah yang
dangkal, memiliki pola permukiman mengelompok. Desa dengan air
tanah yang dalam, cenderung membentuk pola permukiman menyebar
atau tidak beraturan karena mencari sumber-sumber air.
3. Letak Desa
4. Iklim
Iklim dipengaruhi oleh suhu dan ketinggian tempat. Selain itu, curah
hujan juga turut serta mempengaruhi perkembangan suatu desa.
6
5. Kultur penduduk.
Secara etimologi, kata “desa” berasal dari bahasa Sansekerta, deshi, yang
berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Oleh karena itu, kata “desa”
sering dipahami sebagai tempat atau daerah (sebagai tanah asalnya) tempat
penduduk berkumpul dan hidup bersama, menggunakan lingkungan setempat,
untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan kehidupan
mereka.
Oleh karena itu, ciri utama yang terlekat pada desa adalah fungsinya sebagai
tempat tinggal, tanah asal (menetap) dari suatu kelompok masyarakat yang
relatif kecil. Dengan kata lain, suatu desa ditandai oleh keterikatan warganya
terhadap suatu wilayah tertentu. Keterikatan ini selain untuk tempat tinggal,
juga untuk menyangga kehidupan mereka. Dari perspektif geografis, desa
atau village diartikan sebagai “a groups of houses or shops in a country area,
smaller than a town”. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-
usul dan adat istiadat yang diakui dalam pemerintahan nasional dan berada di
daerah kabupaten.
7
yang bergantungpada pertanian. Desa di mana pun cenderung
memiliki karakteristik tertentu yang sama.
2. Desa menurut Widjaja adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat
istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai pemerintahan desa
adalah keragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan
pemberdayaan masyarakat.
3. Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga,
yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang
kepala desa). Adapun perdesaan adalah daerah pemukiman penduduk
yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, air, sebagai syarat
penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat
itu.
4. Egon E. Bergel, menjelaskan bahwa desa selalu dikaitkan dengan
pertanian dan desa sebagai pemukiman para petani (peasants).
Sekalipun demikian, faktor pertanian bukanlah satu-satunya ciri yang
harus melekat pada setiap desa.
5. Koentjaraningrat
8
penduduknya kurang dari 2.500 orang. Kedua, untuk tujuan analisa
sosial-psikologi, desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan yang
penduduknya memiliki hubungan yang akrab dan serba-informal di
antara sesama warganya. Ketiga, untuk tujuan analisis ekonomi, desa
didefinisikan sebagai lingkungan yang penduduknya bergantung pada
pertanian.
9
otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang
seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi daerah. Hal tersebut
dengan otonomi desa yang kuat akan memengaruhi secara signifikan
perwujudan otonomi daerah.
Oleh karena itu, desa memiliki wewenang sesuai yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 tentang desa, yaitu:
10
b) Lowry Nelson dalam bukunya Rural Sosiology menyatakan sukar
memberi definisi yang tepat mengenai desa dan kota. Beberapa
kalimat dapat disebut di sini antara lain: while precise definitions of
"rural" and "urban" are not possible,not necessary for out purposes,it
is important that the two fields be roughtly defined.because every one
have a general idea of the meaning of these terms,the student may be
surprised to learn that a precise definition can not be given.
Selanjutnya hanya ditunjukkan beberapa faktor perbedaan antara desa
dan kota, tersebut dalam halaman 15 sebagai berikut. Bila ditinjau
pendapat Lowry Nelson itu maka memang suatu definisi mengenai
desa yang tepat sukar diberikan karena materinya sendiri tidak
merupakan sesuatu yang statis dan tidak mudah diamati secara tepat.
Se lanjutnya dapat diambil kesimpulan dari tabel tersebut bahwa
faktor-faktor geografis mempunyai pengaruh pula terhadap desa. Oleh
karena itu menurut hemat kami dari segi geografi dapat dikatakan
sebagai berikut: “Desa adalah suatu perujudan geografis yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi,sosial,ekonomis,politis,dan
kultural yang terdapat disitu dalam hubungannya dan pengaruh timbal
balik dengan daerah daerah lainnya”.
c) Dari tulisan S.D. Misra dapat dikutip sebagai berikut :Since the area is
essentially agricultural in outlook,the rural settlement froms
predominate everywhere ,the farming family ordinarily resides in a
village and not in the midst of its field.therefore,the complete
agglomeration of 500 to under 5.000 inhabitans rather than the
isolated farmstead must be considered as the residented unit of the
rural populatio. A village is not just a collection of dwellings.it is a
compact agricultural area with defined boundaries,usually 50-1.000
acres in extent (1 acre =4,047 m²). Dari pendapat S.D Misra dapat
dijelaskan di sini bahwa ternyata pengertian desa atau rural settlement
tidak hanya meliputi bangunan tetapi juga daerah-daerah agrikultur,
sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan dalam perumusan
shuttlement
11
d) Pandangan atau pengertian desa dalam artian administratif dapat kami
kutip dari tulisan Drs The Liang Gie
" pengertian desa sebagai daerah otonom tingkat terbawah menurut
UU 1945/22 adalah lain dengan desa sebagai inlandsch game mente
menurut I.G.O/I.G.O.B penjelasan resmi pasal 1 UUD 1945 / 22
menyatakan bahwa dengan Desa dimaksudkan daerah yang terdiri dari
suatu atau lebih dari satu desa yang digabungkan hingga merupakan
suatu daerah yang mempunyai syarat-syarat cukup untuk berdiri
menjadi daerah otonom yang berhak mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri dalam lingkungan desa atau kota kecil yang
berotonom dengan sendirinya sudah tidak akan terdapat lagi desa-desa
yang mempunyai pemerintahan sendiri sebab desa atau kota kecil itu
adalah pemerintahan daerah-daerah yang terbawah.
e) Menurut cold and bruner dinyatakan sebagai berikut "strictly speaking
a village is a population center range in the from 250 to 2.500 people"
f) Menurut saudara sutardjo kartonadikusumo dinyatakan bahwa : "Desa
ialah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri"
g) Menurut William ogburn dan M.F nimkoff Desa diartikan sebagai :
"total organization of social Life within a limited area
h) Dari sudut demografis bila diartikan secara bebas pengertian dari W.S
Thomson maka dapat diartikan sebagai berikut : "desa merupakan
salah satu tempat untuk menampung penduduk"
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Geografi desa merupakan cabang dari ilmu geografi yang mengkususkan diri
pada studi pedesaan. Ahli geografi akan bertanya faktor-faktor apakah yang
menguasai pola penyebaran dan bagaimanakah pola tersebut dapat diubah
agar penyebarannya menjadi lebih efisien dan lebih wajar. Dalam pendekatan
ini wilayah-wilayah yang menjadi ajang penelitiannya didekati dengan dasar
konsep areal defferentiation yaitu suatu konsep yang mengetengahkan bahwa
interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya terdapat
perbedaan karakteristik antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Kumurur, V., & Damayanti, S. (2012). Pola perumahan dan pemukiman desa
tenganan bali. Sabua: Jurnal Lingkungan Binaan dan
Arsitektur, 3(2).
14