Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

TRADISI UPACARA KELEMAN DALAM PERSPEKTIF GEOGRAFI


BUDAYA
Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Geografi Budaya
Dosen Pengampu : Nurhadi, M.Si

Diusulkan oleh:
Fadli Arya Wisnu Baradi
17405244006

JURUSAN PENDIDKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2019

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................. iii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................ 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4


2.1 Hakikat Geografi............................................................................ 4
2.2 Objek Kajian Geografi................................................................... 4
2.3 Geografi Budaya............................................................................ 6
2.4 Hakikat Budaya.............................................................................. 7
2.5 Upacara Keleman........................................................................... 7

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................... 9


3.1 Jenis Penelitian.............................................................................. 9
3.2 Subjek dan Objek Penelitian.......................................................... 9
3.3 Variabel Penelitian......................................................................... 9
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 9
3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 10
3.6 Teknik Analisis Data..................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

ii
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia memiliki akal budi yang dapat dikembangkan, mampu
membudayakan lingkungan alam untuk menjamin hidupnya. Selain dari pada
itu, ia juga memiliki kemampuan adaptasi positif terhadap ekosistemnya.
Kemampuan berbudaya dan adaptasi tadi, sangat dipengaruhi oleh tingkat
ilmu dan teknologi yang dimilikinya (cultural definet resources). Kelompok
manusia yang hidup dalam tingkat meramu, kemampuan sosial-budayanya
masih sangat rendah, sehingga tingkat kehidupannya juga masih sangat
sederhana. Setelah tingkat meramu ini menjadi lebih maju, kemampuan
teknologinya juga meningkat (Sumaatmaja, 1980: 36).

Manusia adalah makhluk berbudaya yang mampu mengembangkan ide


atau gagasan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang menghasilkan “benda-
benda” kebudayaan. Namun sebaliknya manusia amat dipengaruhi atau
ditentukan oleh berbagai faktor yang mengelilinginya seperti kondisi sosial,
ekonomi, geografi dll. Ranjibar (2006) menjelaskan bahwa unsur-unsur
kebudayaan yang bersifat universal yang ada di dunia yaitu sistem religi dan
upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup serta teknologi
dan peralatam. Kebudayaan atau budaya menurut Bapak Antropologi
Indonesia, Koenjtaraningrat (1996), adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Negara Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang dipisahkan dengan
selat dan laut. Pulau-pulau di Indonesia memiliki berbagai suku bangsa yang
beraneka ragam. Suku bangsa akan menghasilkan kebudayaan karena Negara
Indonesia memiliki suku bangsa yang beraneka ragam maka setiap suku
bangsa akan menghasilkan kebudayaan yang berbeda-beda dan mempunyai
ciri khas masing-masing. Pulau Jawa memiliki keanekaragaman kebudayaan
sesuai dengan beragamnya kepercayaan nenek moyang Masyarakat Jawa
disetiap wilayah. Tradisi-tradisi tersebut mengandung unsur campuran yaitu
ajaran Agama Islam dan tradisi Jawa yang berasal dari nenek moyang. Salah
satunya yang berada di Desa Kuripansari, Kecamatan Pacet, Kabupaten
Mojokerto, yang terkenal dengan cirri khas salah satu budaynya yaitu sebuah
2

upacara yang diwariskan secara turun-temurun. Kebudayaan tersebut berupa


tradisi upacara Keleman yang dijadikan sebagai ungkapan kehidupan bagi
masyarakatnya.
Tradisi Upacara Keleman merupakan bentuk kebudayaan turun-
menurun antar generasi. Tradisi upacara keleman di desa ini masih berjalan
dengan baik hingga kini. Tradisi tersebut oleh masyarakat disebut tradisi
upacara keleman. Upacara keleman adalah upacara yang dilakukan ketika
sawah pertanian akan diberi air irigasi agar sawah dapat menampung air yang
banyak, sehingga sawah terlihat tenggelam dengan banyaknya air sebelum
ditanami padi. Dengan harapan hasil panen yang diperoleh bisa maksimal.
Upacara keleman merupakan upacara yang berhubungan dengan persoalan
pertanian atau sawah, yang salah satu pelaksanannya dengan mengadakan
selametan, pada dasarnya bercorak jawa, namun diberbagai tempat di
Indonesia disebut kenduri.
Geografi sebagai ilmu yang memiliki satu kajian/displin ilmu yang
mengungkapkan suatu gejala yang muncul akibar adanya hubungan antara
manusia dengan lingkungannya. Menurut Bintarto dan Hadisumarmo (1984)
dalam geografi terpadu untuk mengetahui dan menghampiri suatu masalah
maka digunakan tiga pendekatan (approach) yaitu pendekatan keruangan
(spatial approach), ekologi (ecological approach) dan komples wilayah
(regional approach). Melihat wujud budaya tradisi upacara keleman
merupakan betuk budaya yang dipengaruhi berbagai kondisi, termasuk kondisi
geografisnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan Judul “ Tradisi Upacara Keleman Dalam Prespektif
Geografi Budaya.
3

1.2. Perumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Tradisi Upacara
Keleman ini ditinjau dengan pendekatan geografi.
1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tradisi Upacara Keleman ditinjau
dengan pendekatan geografi.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hakikat Geografi
Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dan
lingkungan fisiknya dalam ruang lingkup kelingkungan dengan sudut pandang
kewilayahan dalam konteks keruangan.
Menurut Bintarto (1997) Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang
menceritakan (to decribe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-
gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak ayng khas mengenai
kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang
dan waktu.
Menurut Eyre (1966) dalam Bintarto (1997) Definisi di atas
memperlihatkan bahwa geografi adalah mirip dengan ekologi, yaitu ilmu yang
mempelajari interelasi dan interaksi organisme dengan lingkungannya.
Sehubungan dengan itu munculah sebutan geography as human ecology.
2.2. Objek Kajian Geografi
Kajian geografi mempunyai ruang lingkup yang luas sehingga disiplin
ilmu lainnya banyak yang berkaitan dengan geografi. Keterkaitan geografi
dengan disiplin ilmu lain dapat dibedakan menurut aspek fisik dan aspek
sosial.
a. Aspek Fisik
Aspek fisik geografi mengkaji segala fenomena yang ada di geosfer yang
tentunya dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia. Aspek
fisik meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan semua fenomena
alam yang langsung dapat diamati.
1. Aspek Topologi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan letak
atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area
dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas
tertentu.
5

2. Aspek Biotik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
vegetasi (tetumbuhan atau flora, dunia binatang (fauna) dan
kajian penduduk.
3. Aspek Non Biotik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
vegetasi (tetumbuhan atau flora, dunia binatang (fauna) dan
kajian penduduk.
b. Aspek Sosial
Selain aspek fisik, kajian geografi juga mencakup aspek sosial.
Geografi mengkaji manusia yang hidup didalamnya atas keterkaitan
dengan fenomena yang terjadi di geosfer. Aspek sosial meliputi aspek
antropologis, politis, ekonomis, dan aspek yang berhubungan dengan pola
hidup manusia (kebudayaan). Pada aspek ini manusia dipandang sebagai
fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran
manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya.
Ada beberapa aspek yang dikaji, yaitu:
1. Aspek Sosial
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
tradisi, adatistiadat, komunitas, kelompok masyarakat dan
lembaga-lembaga sosial.
2. Aspek Ekonomi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri,
perdagangan, transportasi dan pasar.
3. Aspek Budaya
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
pendidikan, agama, bahasa dan kesenian.
4. Aspek Politik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur
kepemerintahan yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
6

2.3. Geografi Budaya


Manusia memiliki akal budi yang dapat dikembangkan, mampu
membudayakan lingkungan alam untuk menjamin hidupnya. Selain dari pada
itu, ia juga memiliki kemampuan adaptasi positif terhadap ekosistemnya.
Kemampuan berbudaya dan adaptasi tadi, sangat dipengaruhi oleh tingkat
ilmu dan teknologi yang dimilikinya (cultural definet resources). Kelompok
manusia yang hidup dalam tingkat meramu, kemampuan sosial-budayanya
masih sangat rendah, sehingga tingkat kehidupannya juga masih sangat
sederhana. Setelah tingkat meramu ini menjadi lebih maju, kemampuan
teknologinya juga meningkat (Sumaatmadja, 1980: 36).
Salah satu aliran geografis adalah possibilisme bahwa alam tidak
menentukan budaya manusia. Alam itu sekedar menawarkan berbagai
kemungkinan dan batasbatasanya untuk lahirnya suatu budaya. Budaya di sini
adalah segala produk usaha manusia di dalam mengubah natur agar menjadi
kultur sehingga bermanfaat bagi kehidupannya.
Menurut Carl Sauer (dalam Suharyono, 1994: 12) Geografi Budaya adalah
ilmu pengetahuan yang menelaah sekitar tingkah laku manusia yang
ditimbulkan karena adanya usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan alam
oleh manusia dalam usaha mempertahankan hidupnya. Hal tersebut memiliki
arti bahwa Geografi Budaya merupakan penengah bagi kajian yang bersifat
fisik dengan kajian yang bersifat sosial. Namun, beberapa ahli geografi
menganggap bahwa Geografi Budaya merupaka rumpun geografi yang lebih
dekat dikaitkan dengan kajian geografi manusia (human geography).
Geografi budaya juga mengkaji tentang berbagai faktor geografis yang
ikut menentukan terbentuknya budaya di suatu daerah dan keanekaragaman
kebudayaan di suatu daerah. Geografi budaya memiliki pendekatan
kegeografian salah satunya adalah pendekatan keruangan, yaitu ruang dalam
satu wilayah yang terdiri dari lingkungan alam dan manusia yang dikaji lebih
lanjut.
7

2.4. Hakikat Budaya


Menurut Koentjaraningrat, (2011) Kebudayaan diartikan sebagai
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan
belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Bila dilihat dari
bahasa inggris kata kebudayaan berasal dari kata latin colera yang berarti
mengolah atau menngerjakan, yang kemudian berkembang menjadi kata
culture yang diartikan sebagai daya dan usaha manusia untuk merubah alam.
Banyak berbagai definisi dari kebudayaan, namun terlepas dari itu semua
kebudayaan pada hakekatnya mempunyai jiwa yang akan terus hidup, karena
kebudayaan terus mengalir pada diri manusia dalam kehidupannya.
Kebudayaan akan terus tercipta dari masa ke masa, dari tempat ke tempat dan
dari orang keorang.
Sejalan dengan dua pendapat di atas menurut Sidi Gozalba kebudayaan
adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi
kehidupan dari segolongan manusia, yang membentuk kesatuan sosial
dalam suatu ruang dan suatu waktu (dalam Prasetyo dkk, 1998).
2.5. Upacara Keleman
Masyarakat Desa Kuripansari memiliki suatu tradisi yang cukup unik
dimana tradisi itu sebagian besar dilakukan oleh orang-orang yang bermata
pencaharian sebagai petani. Tradisi ini berawal dari cerita rakyat yang
merupakan bentuk penuturan (cerita) yang tersebar secara lisan dan
diwariskan secara turun temurun dikalangan masyarakat pendukungnya
secara tradisional (konvesional). Cerita rakyat pada dasarnya tersimpan dalam
ingatan manusia, sehingga cerita rakyat tidak pernah memiliki bentuk yang
tetap. Perubahan-perubahan itu dipengaruhi oleh sebab-sebab antara lain;
dalam proses penyebarannya, dan penuturannya yang tidak mampu diingat
secara menyeluruh. Tradisi tersebut oleh masyarakat disebut tradisi upacara
keleman. Upacara keleman adalah upacara yang dilakukan ketika sawah
pertanian akan diberi air irigasi agar sawah dapat menampung air yang
banyak, sehingga sawah terlihat tenggelam dengan banyaknya air sebelum
8

ditanami padi. Dengan harapan hasil panen yang diperoleh bisa maksimal.
Konon, awal mula diadakannya upacara keleman di Desa Kuripansari
pertama kali adalah pada abad ke 17. tradisi itu dimulai saat ada salah seorang
desa tersebut mencoba melakukan tirakat dan ritual sesajen pada malam hari
sebelum tanam di makam Mbah Buyut Gembyang yang kemudian
dilanjutkan dengan paginya mengisi air disawah untuk memulai tanam padi.
Ternyata orang tersebut pada musim panen menuai hasil panen yang lebih
dari biasanya, sehingga masyarakat mencoba untuk mengikuti cara yang
dilakukan orang tersebut dengan tujuan agar hasil panennya nanti juga
melimpah. Oleh karena itu sampai sekarang tradisi tersebut terus menerus di
laksanakan dan dilestarikan.
9

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif. Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gamabaran atau
lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diteliti (Nazir, 2013).

3.2 Subjek dan Objek Penelitian


Populasi penelitian adalah seluruh warga desa kuripansari, kecamatan
pacet, kabupaten mojokerto. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
purposif sampling pada setiap satuan wilayah. Satuan wilayah digunakan
sebagai unit sampling untuk mempermudah pengklasifikasian dan pencarian
data.
Untuk mendapatkan data mengenai kondisi geografis seperti, luas
lahan terbuka, penggunaan lahan, aspek meteorologis, dan fisiografis wilayah
dipilih dari pengamatan lapangan dengan membagi per satuan wilayah.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kondisi geografi wilayah desa
kuripansari, kecamatan pacet, kabupaten mojokerto dalam memperjelas
deskripsi upacara keleman dari sudut pandang geografi.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Kuripansari, Kecamaatan Pacet,
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Waktu yang digunakan untuk melakukan
penelitian ini adalah selama 4 bulan.
10

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data atau informasi dan keterangan-keterangan
yang diperlukan, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan
teknik dimana peneliti hanya memilih orang-orang yang dianggap paling tahu
tentang apa yang diharapkan atau memudahkan peneliti menjelajahi
objek/situasi sosial yang diteliti. Teknik sampling yang digunakan adalah
Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Snowball
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya
jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari
jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data
yang memuaskan maka mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai
sumber data (Sugiyono, 2010).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan adalah
wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan.
3.6 Teknik Analisis Data
Analsis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan ulasan atau
interpretasi terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan
bermakna dibandingkan sekadar angka-angka. Langkah-langkahnya adalah
reduksi data, penyajian data denhgan bagan dan teks, kemudian penarikan
kesimpulan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 1997. Geografi Sosial. Yogyakarta: Ombak.


Koentjaraningrat. 2011. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Muh. Nazir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Ranjibar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar.
Bogor: PT. Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharyono, dan Moch. Amin. 2013. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Ombak
Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Alumni. Bandung.
Tri Prasetyo, Joko dkk. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai