Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASPEK IPS ILMU GEOGRAFI

OLEH

NAMA : NI KADEK MANIK NARINDRA HAYU KHARISMA


NIM : 2019.III.2.0010
SEMESTER : 2
FAKULTAS : FPIPS
JURUSAN : PENDIDIKAN EKONOMI

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PENDIDIKAN EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji dan syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, dan saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Ibu Ni Luh Putu Yesy Anggreni, S.Pd.,M.Pd atas dukungan dan
bimbingan yang diberikan, saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “Aspek IPS Ilmu Geografi”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar IPS. Dan
harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Denpasar, Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….………………………i
DAFTAR ISI…………………………………...……….………………….….…………….ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………….……….……………...…….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….………………………2
1.3 Tujuan Penulisan…………………..………………………….…………………………2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Geografi………………………………..……………………………..3
2.2 Tindakan dan Prinsip Geografi……..……………….…………………………………5
2.3 Kaitan Ilmu Geografi dengan Ilmu-Ilmu Sosial………..……...................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………….………………………………11
3.2 Saran……………………………………………………….…………………………...11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….…………………….……..12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geografi secara harfiah berarti deskripsi tentang bumi. Jadi, geografi merupakan ilmu
yang menggambarkan keadaan bumi. Perumusan yang sederhana ini telah mengalami
perubahan karena kemajuan zaman, kemajuan pandangan, dan kegunaan ilmu itu sendiri.
Bidang kajian geografi semakin bertambah luas yang mencakup aspek fisik, aspek manusia,
serta keterikatan antarmanusia dengan lingkungannya. Minat dan perhatian di antara pakar-
pakar geografi terhadap masing-masing aspek tertentu mengakibatkan perumusan definisi
geografi berbeda-beda.

Geografi adalah disiplin akademis yang luas dan dianamis, memiliki akar-akar ilmu alam,
sosial, bahkan humaniora. Dalam cakupannya yang begitu luas, terdapat kelompok-
kelompok, yang bersinggungan dan beririsan, baik para ahli riset maupun pengajar atau
pendidik, dan memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman kita mengenai lingkungan,
tata ruang dan tempat-tempat dengan berbagai strategi dan teknik, disamping itu banyak
terdapat riset dan aktivitas akademis yang substansial telah berjasa meningkatkan wawasan
kita tentang bagaimana lingkungan fisik tersusun sedemikian rupa, bagaimana kehidupan
manusia di organisir secara keruangan, serta bagaimana pula tempat-tempat itu dibuat
sebagai lokasi yang nyaman untuk kepentingan hidup kita.

Geografi merupakan ilmu yang menjembatani antara ilmu eksak dan ilmu sosial yang
konsep dasarnya menekankan pada aspek persamaan dan perbedaan feomena-fenomena
geosfer yang ditinjau dari kontek keruangan, kelingkungan dan kewilayahan, implikasinya
adalah geografi seharusnya mempunyai peranan yang cukup sentral yakni memberikan
pengetahuan, kecakapan, serta ketrampilan manusia atau masyarakat untuk peka tehadap
lingkungannya, mampu mensinergikan, menyeimbangkan serta menselaraskan mahluk hidup
dengan alam.

1
Akan tetapi pemahaman geografi hanya pada aspek untuk kemafaatan manusia sebesar-
besarnya (Faham Posibilis) mengakibatkan terjadinya ketidakselarasan, ketidakseimbangan
serta merusak keselarasan mahluk hidup dan manusia, hal ini dikarenakan ketersediaan bahan
pemenuhan ruang, wilayah serta lingkungan di alam sangatlah terbatas, sedangkan kebutuhan
manusia yang tak terbatas.

Teori dan prinsip IPS dalam perspektif geografi adalah cara pandang geografi yang
menyangkut persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dalam konteks keruangan,
kewilayahan, dan kelingkungan digunakan untuk mensinergikan, menyelaraskan, dan
menyeimbangkan kepentingan manusia, mahluk hidup lainnya dengan alam agar
keberlangsungan tetap terjaga hingga mampu diwariskan pada generasi berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi dari Ilmu Geografi?
2. Bagaimana Tindakan dan Prinsip Geografi?
3. Apa Kaitan Ilmu Geografi dengan Ilmu-Ilmu Sosial?

1.3 Tujuan Penulisan


6. Untuk Mengetahui Definisi dari Ilmu Geografi
7. Untuk Mengetahui Tidakan dan Prinsip Geografi
8. Untuk Mengetahui Kaitan Ilmu Geografi dengan Ilmu-Ilmu Sosial

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Geografi


Istilah geografi sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Istilah geografi juga telah
mendapat berbagai nama di berbagai negara. Bahasa Belanda menyebut geografi dengan
aardrijkunde, bahasa Inggris mengenalnya dengan nama geography, dan bahasa Yunani
menamakannya goegraphia. Geografi adalah ilmu yang menpelajari gambaran bumi yang di
ambil dari kata geo yang berarti bumi dan graphien yang berarti gambaran atau pencitraan,
sebagaima geografi merupakan sebuah disiplin ilmu yang di anggap penting dalam
kehidupan manusia

Geografi secara harfiah berarti deskripsi tentang bumi. Jadi, geografi merupakan ilmu
yang menggambarkan keadaan bumi. Perumusan yang sederhana ini telah mengalami
perubahan karena kemajuan zaman, kemajuan pandangan, dan kegunaan ilmu itu sendiri.
Bidang kajian geografi semakin bertambah luas yang mencakup aspek fisik, aspek manusia,
serta keterikatan antarmanusia dengan lingkungannya. Minat dan perhatian di antara pakar-
pakar geografi terhadap masing-masing aspek tertentu mengakibatkan perumusan definisi
geografi berbeda-beda.

Geografi harus mampu menyusun kerangka dasar untuk memecahkan masalah


pembangunan yang berkaitan dengan tempat-tempat yang dianggap miskin dan terisolasi.
Pada setiap skala lingkup geografi, tugas geografi harus mencari dan memecahkan masalah-
masalah pembangunan dengan cara memotong-motong keruangan yang bersifat sama secara
legislatif dalam tatanan dunia yang nyata. Walaupun batasan atau definisi geografi di atas
menunjukkan bahwa masing-masing pakar geografi dalam merumuskan definisi tersebut
didasarkan pada latar belakang interest dalam berbagai aspek geografi, terdapat “benang
merah” persamaannya, yaitu reciprocal relationship between man and earth (hubungan timbal
balik yang saling memengaruhi antara manusia dan lingkungannya/bumi).

3
Geografi sebagai sains atau ilmu pengetahuan dipelajari di sekolah ataupun perguruan
tinggi, baik di luar kelas maupun di dalam kelas. Permasalahan yang dikaji tidak hanya
menyangkut apa dan di mana, tetapi sudah meningkat sampai mengapa, apa sebab, dan
bagaimana. Aspek yang dikaji tidak saja kasus, tetapi sudah meningkat pada sebab dan
akibat, bukan hanya mencitra, tetapi sudah sampai tingkatan sintesis dan analisis. Sintesis
(makna inti) yang diperoleh definisi tersebut bahwa kekhasan geografi sebagai sebuah ilmu
bukan terletak pada objek materialnya (“apa” yang dikaji), tetapi pada objek formalnya
(“bagaimana” cara mengkaji).

Objek yang dikaji dalam geografi “mungkin” sama dengan disiplin ilmu yang lain,
misalnya kajian tentang biosfer yang juga dipelajari dalam biologi. Perbedaan kajian geografi
dan biologi dalam mengkaji biosfer terletak pada orientasi atau tujuan. Orientasi biologi
dalam mengkaji biosfer (tumbuhan dan hewan) untuk memahami jenis, pengelompokan
kekerabatan dengan spesies lain, dan karakteristik morfologinya. Orientasi geografi dalam
mengkaji biosfer untuk memahami spesies yang terdapat di setiap wilayah, persebaran, dan
perilaku adapatasinya terhadap kondisi lingkungan.

2.2 Tindakan dan Prinsip Ilmu Geografi


Dalam studi geografi, seperti ilmu-ilmu lain, digunakan prinsip-prinsip yang mendasari
yang disebut prinsip geografi. Prinsip ini berfungsi sebagai dasar uraian, pengkajian,
penyingkapan gejala, variabel, dan faktor-faktor geografi. Prinsip dapat dianggap sebagai
“jiwa” pada waktu kita melakukan pendekatan terhadap objek yang kita pelajari. Menurut
Nursid Sumaatmadja (1981), ada empat prinsip geografi, yakni penyebaran, interelasi,
deskripsi, dan korologi.

1. Prinsip Penyebaran
Gejala dan fakta geografi, baik yang berkaitan dengan aspek fisik, kemanusiaan,
maupun gabungan dari keduanya, tersebar di permukaan bumi. Persebaran gejala dan
fakta di setiap lokasi atau tempat di permukaan bumi berbeda-beda. Ada yang
tersebar merata, tidak merata, atau menggerombol.
4
Dengan memperhatikan dan menggambarkan persebaran gejala tersebut dalam
suatu ruang atau tempat tertentu, kita mampu menyingkapkan persebaran tersebut,
baik yang terkait dengan gejala lain maupun kecenderungan yang dapat dipakai untuk
prediksi di masa mendatang.

2. Prinsip Interelasi
Prinsip interelasi digunakan untuk menelaah dengan mengkaji gejala dan fakta
geografi. Prinsip interelasi adalah gejala atau fakta yang terjadi di suatu tempat
tertentu. Setelah mengetahui penyebaran gejala dan fakta geografi dalam lokasi
tersebut, langkah selanjutnya menyingkap hubungan antara gejala atau fakta yang ada
di tempat itu.

Pengungkapan hubungan bisa berasal dari hubungan gejala fisik dengan gejala
fisik, manusia dengan manusia, atau fisik dengan manusia. Berdasarkan hubungan
gejala-gejala geografi tersebut, dapat ditetapkan karakteristik tempat tersebut. Dengan
menggunakan metode kuantitatif (statistik), interelasi gejala atau fakta itu dapat
diukur secara matematis.

3. Prinsip Deskripsi
Apabila interelasi antargejala, faktor, atau fakta dapat diketahui, tahap selanjutnya
adalah menjelaskan sebab akibat adanya interelasi antargejala geografi tersebut.
Penjelasan, deskripsi, dan pencitraan merupakan salah satu prinsip dasar studi
geografi. Prinsip deskripsi berfungsi memberikan gambaran yang lebih detail tentang
gejala, fakta, atau faktor serta masalah yang diteliti.

Prinsip ini tidak hanya menjelaskan peristiwa tersebut dengan kata-kata dan
penggambarannya dengan peta, tetapi juga didukung dengan diagram, grafik, tabel,
dan hasil-hasil tumpang susun gejala-gejala tersebut melalui analisis komputer
dengan menggunakan sistem informasi geografi.

5
4. Prinsip Korologi
Prinsip ini merupakan salah satu prinsip geografi yang bersifat komprehensif
karena merupakan perpaduan dari beberapa prinsip geografi lainnya. Prinsip korologi
merupakan ciri dari studi geografi modern. Pada prinsip korologi ini, gejala, faktor,
dan masalah geografi dipandang dari segi penyebaran gejala, fakta, dan masalah
geografi dalam ruang. Baik penyebaran, interelasi, maupun interaksi antara gejala,
fakta, dan masalah sudah diketahui dalam suatu ruang.

Faktor-faktor sebab dan akibat terjadinya suatu gejala, fakta, dan masalah tidak
dapat dilepaskan dengan ruang yang bersangkutan. Ruang akan memberikan
karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk. Ruang
dimaksud di sini adalah permukaan bumi, baik sebagian maupun secara keseluruhan.
Pengertian bumi sebagai ruang tidak hanya bagian bumi bersinggungan dengan udara
dan bagian dari luar bumi, tetapi juga termasuk lapisan atmosfer terbawah yang
memengaruhi permukaan bumi dan lapisan batuan sampai kedalaman tertentu,
termasuk organisme yang ada di permukaan bumi. Juga, meliputi perairan darat dan
laut yang tersebar di bumi yang disebut sebagai lapisan hidup (life layer). Dengan
demikian, prinsip korologi ini memperhatikan penyebaran serta interaksi segala unsur
yang ada di permukaan bumi sebagai suatu ruang yang membentuk kesatuan fungsi.

 Pendekatan Ilmu Geografi


Pendekatan keilmuan dapat dikatakan sebagai suatu cara yang dilakukan dalam
memahami dan menjelaskan suatu bidang ilmu. Dengan kata lain, pendekatan geografi
ini dilakukan untuk dapat memahami ilmu geografi secara lebih mendalam. Urutan dalam
pendekatan geografi adalah sebagai berikut.
1. Cara pandang: spasial (keruangan).
2. Ruang lingkup pengamatan: unsur fisik dan unsur manusia di permukaan bumi
serta saling keterkaitannya.
3. Cara pemahaman pengetahuan: pendekatan secara regional, sistematik, ekologis,
dan historikal.
6
4. Instrumen / bahan pengolahan pengetahuan: peta, pemodelan, statistik, survei
lapang, dan teknologi informasi, atau dapat dikatakan dengan sistem informasi
geografis.
5. Jenis pengetahuan yang dihasilkan: deskriptif, analitik, preskriptif, dan prediktif.

Cara pemahaman dalam pendekatan ilmu geografi dapat dilakukan dalam 4 cara, yaitu
pendekatan regional, pendekatan sistematik, pendekatan ekologis, dan pendekatan historikal.
1. Pendekatan Regional
Memiliki makna memadukan unsur – unsur pada suatu wilayah tertentu di permukaan
bumi. Pendekatan regional memiliki tujuan :
1) Mengidentifikasi ciri utama dari suatu wilayah di permukaan bumi
2) Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara wilayah tersebut dengan yang lainnya
3) Menjelaskan faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persamaan dan perbedaan
tersebut
Contohnya :
Pendekatan regional pada intinya melihat kepada ciri suatu wilayah sehingga dapat
mengetahui persamaan dan perbedaannya. Gambar di bawah ini merupakan contoh dari
pendekatan regional dimana dari persamaan dan perbedaan ciri pada ke-9 kecamatan dapat
diketahui apa saja yang menjadi karakter utama dari Kabupaten X tersebut.

7
2. Pendekatan Sistematik
Pendekatan sistematik memiliki makna memadukan unsur – unsur yang diduga dapat
mempengaruhi terbentuknya suatu gejala pada beberapa tempat yang berbeda. Tujuan
dari pendekatan sistematik yaitu ::
1) Mengidentifikasi pola dan proses adanya gejala tersebut di beberapa tempat
2) Menjelaskan faktor – faktor yang menyebabkan gejala tersebut dapat muncul secara
berbeda pada tempat yang berlainan
Contohnya:
Pendekatan sistematik melihat kepada unsur yang dapat membentuk pola pada beberapa
tempat yang berbeda. Gambar di bawah ini merupakan contoh dari pendekatan sistematik
dimana terdapat dua kecamatan yang memiliki satu unsur yang sama dan satu unsur yang
berbeda. Dalam menjawab contoh kasus tersebut digunakan pendekatan sistematik dengan
mencari faktor – faktor apa saja yang dapat menyebabkan adanya gejala tersebut.

3. Pendekatan Ekologis
Pendekatan ekologis memiliki makna menggabungkan unsur manusia dengan
lingkungan di suatu tempat. Tujuan dari pendekatan ekologis yaitu :
1) Mengidentifikasi persamaan / perbedaan pola hubungan tersebut di tempat yang berbeda
2) Mengidentifikasi perilaku manusia terhadap kondisi lingkungan di tempat yang berbeda
3) Mengidentifikasi dampak lingkungan akibat perbedaan pola hidup manusia di tempat
yang berbeda
8
Contohnya :
Pendekatan ekologis pada dasarnya gabungan dari pendekatan regional dan pendekatan
sistematik dimana melihat persamaan dan perbedaan akan suatu pola. Hal yang membedakan
adalah pola yang muncul memiliki dampak terhadap lingkungan atau tidak dan sebaliknya.
Gambar di bawah ini merupakan contoh kasus dengan pendekatan ekologis yang dilihat dari
dampak kondisi lingkungan yang relatif cirinya sama dengan pola kehidupan manusia di
beberapa wilayah yang berbeda.

4. Pendekatan Historikal
Pendekatan historikal memiliki makna menelusuri perkembangan suatu gejala
geografi. Tujuan dari pendekatan historical yaitu yaitu :
1) Mengetahui keterkaitan ruang pada masa lampau dan kini (keterkaitan tempat dan waktu)
2) Dampak dari gejala geografi di masa lampau kemungkinan akan terbawa hingga masa
kini
Contoh: perkembangan suatu daerah menjadi sebuah kota yang dapat dilihat dari segi
perkembangan lokasi dan waktu. Perkembangan suatu daerah menjadi sebuah kota biasanya
lebih kepada perkembangan ekonomi. Pendekatan historikal dapat menggunakan kajian
mengenai lokasi pusat – pusat perekonomian sebagai acuan dalam perkembangan suatu kota.

9
2.3 Kaitan Ilmu Geografi dengan Ilmu-Ilmu Sosial
Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi mahluk hidup
dan lingkungan serta kejadian, keadaan di bumi dan ruang lingkupnya. Serta ilmu geografi
merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Sosial.

Dalam buku susunan Mulyadi yang berjudul aspirasi mengemukakan bahwa. keterkaitan
geografi dengan Ilmu Pengetahuan Sosial kita dapat melihat dari ilmu penunjang geografi
yang antara lain: geologi, geofisika, metereologi, astronomi, biogeografi, geomorfologi,
hidrografi, oseanografi, paleontologi, antropogeografi, geografi matematik, geografi historik,
geografi regional, geografi politik, geografi fisik, geografi manusia.

Selama berabad-abad geografi hanya di katakan dengan pemetaan dan exsplorasi segala
sudut bumi. Kini, pemetean tetap merupakan hal penting dalam penelitian geografis tetapi
bidang studi ini menjadi satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri yakni kartografi. Para ahli
ilmu bumi sekarang telah membuat pengkhususan untuk ilmu bumi, baik secara fisik
(geografi fisik) maupun secara sosio-kultural ( geografi social). Geografi juga melakukan
pengamatan terhadap bentuk dan struktur bumi. selain itu, selain itu geografi sekarang juga
mempelajari perubahan yang terjadi dalam unsure tata bumi, misalnya tumbuhnya perkotaan
serta perkembangannya di masa mendatang.

Tujuan pokok geografi sebenarnya terletak jauh di balik segala uraian dan pemetaan ciri
fisik bumi geografi berusaha menjelaskan pola ruang yang berkaitan dengan ciri fisik bumi
dan unsur manusiawi. Pola dan variasi di pelajari bersama-sama dan tidak di pilah-pilah,
penjelasan tentang pola ruang di jelaskan secara global. Semua itu berhubungan dengan Ilmu
pengetahuan Sosial karena mempelajari tentang interaksi mahluk hidup dan lingkungan serta
kejadian dan keadaan di bumi dan ruang lingkupnya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Geografi merupakan ilmu yang menggambarkan keadaan bumi. Bidang kajian geografi
semakin bertambah luas yang mencakup aspek fisik, aspek manusia, serta keterikatan
antarmanusia dengan lingkungannya. Pemahaman geografi hanya pada aspek untuk
kemanfaatan manusia sebesar-besarnya (Faham Posibilis) mengakibatkan terjadinya
ketidakselarasan, ketidakseimbangan serta merusak keselarasan mahluk hidup dan manusia,
hal ini dikarenakan ketersediaan bahan pemenuhan ruang, wilayah serta lingkungan di alam
sangatlah terbatas, sedangkan kebutuhan manusia yang tak terbatas.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih terdapat keterbatasan materi. Untuk
itu, penulis menyarankan kepada para pembaca untuk membaca referensi yang lain agar
mendapatkan pemahaman yang lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.upi.edu/administrator/fulltext/d_ips_039735_tanto_sukardi_chapter2a.pdf
http://repository.ut.ac.id/4090/1/PSOS4103-M1.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_Dasar_Geografi.pdf
https://www.studiobelajar.com/geografi-pengertian-aspek-konsep-prinsip-pendekatan/

12

Anda mungkin juga menyukai