Disusun oleh :
( KELOMPOK III )
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami pajatkan Kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat,
karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Geografi” dengan baik. Selama proses pembuatan makalah ini, kami juga
mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami
ucapkan rasa terima kasih kepada :
Penyusun,
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Geografi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Konsep Geografi ?
3. Apa peran Geografi dalam IPS ?
4. Bagimana Penerapan Geografi di Bidang Pendidikan IPS
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian Geografi.
2. Untuk mengetahui Konsep Geografi.
3. Untuk mengetahui peran Geografi dalam IPS.
4. Untuk mengetahui Penerapan Geografi di Bidang Pendidikan IPS
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah
metode network research dan referensi jurnal terkait pembelajaran kompetensi
membuka dan menutup pelajaran telah sesuai dengan materi yang dikupas dalam
makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan, perbedaan dan fenomena geosfer
dengan sudut pandang kewilayahan, kelingkungan serta keruangan. Secara etimologis,
istilah “geografi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata “geo” yang artinyai bumi, dan
“graphien” yang artinya pencitraan. Sehingga geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang menggambarkan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi. Geografi
secara harfiah berarti deskripsi tentang bumi. Jadi, geografi merupakan ilmu yang
menggambarkan keadaan bumi. Perumusan yang sederhana ini telah mengalami perubahan
karena kemajuan zaman, kemajuan pandangan, dan kegunaan ilmu itu sendiri. Bidang kajian
geografi semakin bertambah luas yang mencakup aspek fisik, aspek manusia, serta
keterikatan antar manusia dengan lingkungannya. Para ahli geografi juga mengemukakan
pendapatnya mengenai definisi pengertian geografi, seperti :
1. Menurut Claudius Ptolomaeus, “Geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari
sebagian dan seleuruh permukaan bumi”.
2. Menurut Ullman, "Geografi adalah interaksi antar ruang”.
3. Menurut Prof. Bintarto, “Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra,
menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk, serta mempelajari
corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam
ruang dan waktu”.
4. Menurut Harstone, “Geografi adalah sebuah ilmu yang menampilkan realitas
deferensiasi muka bumi seperti apa adanya, tidak hanya arti perbedaan-perbedaan
dalam hal tertentu, tetapi juga dalam arti kombinasi keseluruhan fenomena disetiap
tempat yang berbeda dari keadaanya di tempat lain”.
Dapat disimpulkan bahwa hakikat studi geografi adalah mempelajari semua fenomena
di permukaan bumi, baik fenomena alami maupun fenomena kehidupan serta proses-proses
yang terjadi,seperti interaksi, interelasi, serta interpendensi antara manusia dan alam. Selain
itu,dipelajari pula pola persebaran di permukaan bumi. Dalam memahami hakikat
3
geografi,terlebih dahulu harus diketahui definisi geografi, objek kajian geografi, prinsip
geografi, konsep geografi, dan ruang lingkup geografi.
B. Konsep Geografi
1. Sejarah dan Perkembangan Geografi
Disiplin ilmu geografi pada mulanya tidak tersusun secara sistematis seperti saat
ini. Pada zaman hemores dan heisidos, pada abad ke-9 sampai ke-8 sebelum masehi.
Sebagian orang menganggap pengetahuan tentang bumi masih dipengaruhi mitologi
terutama kosmogonis (keterangan tentang asal-usul serta sifat kejadian-kejadian
dalam alam semesta).
Selain itu pengetahuan mengenai wilayah yang meliputi aspek- aspek alamiah
dan insaniah, pada mulanya hanya dalam bentuk cerita yang disampaikan seseorang
kepada lainya. Sedangkan pada masa era ke khalifahan Abbasiyah yang berpusat di
Baghdad. Khalifah Harun Ar-Rasyid mendorong para sarjana Muslim
menerjemahkan naskah-naskah kuno dari Yunani ke dalam bahasa Arab. Diantara
buku yang diterjemahkan adalah Alemagest dan Geographia. Kedua buku ini
membahas tentang ilmu geografi. Dari sinilah kemudian banyak para pelajar yang
terlahir sebagai pakar geografi muslim.
4
d) Makna Wilayah bagi manusia
e) Arti penting lokasi dalam memahami persitiwa dunia.
1) Konsep Lokasi
Konsep letak juga merupakan jawaban atas pertanyaan pertama dalam geografi,
yaitu “dimana”. Konsep lokasi dibedakan menjadi dua,yaitu lokasi absolut dan lokasi
relatif. Lokasi absolut adalah lokasi yang sudah pasti, misalnya lokasi suatu objek di
permukaan bumi yang ditentukan dengan sistem koordinat garis lintang dan garis
bujur. Lokasi tersebut mutlak tidak akan berubah angka-angka koordinatnya.
Demikian juga lokasi yang ditunjukkan dengan alamat, misalnya jalan pramuka raya,
depok merupakan lokasi yang tidak akan berubah atau mutlak.
Berbeda dengan lokasi absolut, lokasi relatif mempunyai sifat dinamis. Nilai
atau peran yang terlekat dalam objek tinggi rendahnya ditentukan oleh objek atau
objek-objek lain yang ada kaitannya dengan objek pertama yang menjadi titik
perhatiannya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di
sekitarnya. Sebagai contoh, sebuah desa yang jauh dari kota dan jauh dari jalan raya,
nilai atau perannya segera akan meningkat apabila secara kebetulan dibangun jalan
raya yang melewati tempat tersebut.
5
2) Konsep Jarak
Jarak sebagai konsep geografi mempunyai arti penting dalam kehidupan
sosial,ekonomi,ataupun kepentingan pertahanan. Jarak merupakan faktor pembatas
yang bersifat alami meskipun arti pentingnya bersifat relatif, sejalan dengan kemajuan
kehidupan dan teknologi. Dalam geografi dibedakan antara dua jenis jarak yakni jarak
absolut (jarak sebenarnya) dan jarak relatif (abstrak) .
Misalnya,harga tanah semakin mahal apabila mendekati kawasan kota dan pusat
kota. Sebaliknya, kenyamanan bermukim semakin jauh jaraknya dari pusat-pusat
kegiatan maka semakin baik/nyaman sampai pada jarak tertentu.
3) Keterjangkauan
Makna keterjangkauan (accessability) adalah dapat tidaknya atau mudah
tidaknya suatu lokasi dijangkau dari lokasi lain. Keterjangkauan tergantung dari jarak
yang ditempuh dan yang diukur dengan jarak fisik, biaya,dan waktu serta berbagai
hambatan medan. Contohnya, sulitnya menyalurkan bantuan kepada penduduk
Yahokimo di Papua yang mengalami musibah kelaparan pada bulan Desember 2005
karena tempatnya terisolasi, yaitu berada di daerah pegunungan yang tinggi, melewati
hutan dan rintangan medan yang berat serta terbatasnya alat transportasi dan
komunikasi juga disertai cuaca buruk.
4) Pola
Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena di permukaan
bumi, baik fenomena yang bersifat alami (seperti aliran sungai, persebaran vegetasi,
jenis tanah, dan curah hujan) maupun fenomena sosial budaya (misalnya permukiman,
persebaran, mata pencarian, dan jenis perumahan tempat tinggal penduduk). Geografi
mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena, memahami arti, serta
berusaha untuk memanfaatkannya. Apabila mungkin, hal itu juga menginventarisasi
atau memodifikasi pola-pola guna mendapatkan manfaat yang lebih besar. Contoh
permukiman penduduk di sekitar jalur pantura berderet memanjang mengikuti jalan
raya. Desa yang memiliki sumber air atau danau pemukiman penduduknya melingkar.
6
5) Morfologi
Morfologi menggambarkan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau
penurunan wilayah melalui proses geologi yang lazimnya disertai erosi dan
sedimentasi sehingga ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang
berpegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah,dan daratan aluvialnya.
Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang terkait dengan erosi, pengendapan,
penggunaan lahan, ketebalan tanah,dan ketersediaan air. Contoh penduduk yang
tinggal di daerah pegunungan yang subur sebagian besar bermata pencaharian
berkebun dan kemajuan penduduknya lambat, sarana transportasi lebih banyak
dilakukan dengan jalan kaki, permukiman penduduknya menggerombol . Diwilayah
yang topografinya datar lebih maju karena sarana transportasi lebih memadai dan
permukiman penduduk menyebar.
6) Aglomerasi
Terdapat suatu pengelompokan (aglomerasi) sebagai aktivitas manusia dalam
beradaptasi dengan lingkungannya, seperti permukiman, aktivis pertanian,
perdagangan, dan lain-lain. Beberapa fenomena geografi yang dapat dikaji dengan
konsep aglomerasi terutama menyangkut aspek manusia. Contohnya di daerah
perkotaan, biasanya penduduk akan mengelompok berdasarkan keseragaman, seperti
adanya daerah pemukiman elit dan daerah pemukiman kumuh. Dilingkungan
pedesaan juga terjadi aglomerasi seperti adanya desa Mandisari, Tegalsari, Karangsari
yang satu sama lain saling berinteraksi.
7) Nilai Kegunaan
Konsep nilai guna adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu
wilayah yang di kembangkan menjadi potensi yang menujang perkembangan suatu
wilayah. Contoh penduduk yang tinggal di daerah pegunungan merasa sulit untuk
membeli kebutuhan rumah tangganya, bagi orang kota wilayah pegunungan
merupakan tempat wisata yang memiliki udara segar serta jauh dari kebisingan.
7
fenomena geosfer. Contohnya, warga desa akan berinteraksi dengan unsur-unsur
keruangannya di pedesaan, diantaranya dalam bentuk mengolah lahan pertanian atau
beternak. Begitu juga warga kota akan berinteraksi dengan unsur-unsur keruangan
kotanya, diantaranya dalam bentuk mengatur lokasi pabrik, lokasi perkantoran, jalan
raya, dan lain-lain. Kemudian terjadi interaksi antara penduduk pedesaan dengan
penduduk perkotaan dalam memenuhi masing-masing kebutuhannya. Bahan pangan
yang dihasilkan oleh penduduk desa akan dibutuhkan oleh penduduk kota, begitu juga
penduduk desa membutuhkan peralatan dan sarana transportasi yang disediakan dari
kota untuk pengangkutan barang produk pertanian dari desa ke kota.
9) Deferensial areal
Setiap daerah memiliki perbedaan dengan wilayah lainnya baik kehidupan
penduduknya maupun kondisi alamnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
kebiasaan dan budaya penduduknya, keadaan iklimnya, tanah, perairan, tumbuh-
tumbuhan, dan alam lingkungan secara keseluruhan. artinya, diferensiasi area
berhubungan dengan perbedaan corak antarwilayah di permukaan bumi, dengan corak
tertentu yang dapat dibedakan dengan wilayah lain sebagai region. Dengan adanya
diferensiasi area akan mendorong interaksi antartempat dalam bentuk mobilisasi
penduduk dan pertukaran barang atau jasa.
8
C. Peran Geografi dalam IPS
Geografi di dalam perkembangannya di dunia pengajaran, geografi Inggris Stamp
(1953) menyebut adanya old geography dan new geography. Dalam pengajaran geografi
lama, siswa dilatih untuk menghafal nama dan lokasi sungai, gunung, kota, danau, dan
sebagainya. Sehingga metode ini sangat berguna untuk mendasari pengetahuan umum
seseorang. Sedangkan, dalam pengajarn geografi baru lebih mementingkan sebab akibat
sesuatu terjadi.
Di Indonesia, geografi sebagai pengganti ilmu bumi untuk sekolah lanjutan ditafsir
sebagai geografi sosial, karena tempatnya berada di bidang studi IPS. Geografi sosial
mengandung dua arti, yaitu geografi sosial dalam arti luas maupun dalam arti sempit.
Geografi social dalam arti luas merupakan geografi masyarakat manusia. Sedangkan, dalam
arti sempit menurut Heslinga geograf Belanda, geografi sosial lebih tepat dinamakan geografi
sosiologis, karena tugasnya membahas masalah-masalah sosiologis.
Geografi sebagai disiplin ilmu dari ilmu sosial tentunya berperan dalam perkembangan
Ilmu Pengetahuan Sosial. Geografi merupakan ilmu sosial yang mempelajari gejala di
permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makluk hidup
beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan regional untuk
kepentingan suatu progam, proses dan keberhasilan pembangunan dalam konteks kehidupan
sosial.
Dari pengajaran geografi di sekolah dari tingkat SD hingga SMA yang masuk ke dalam
bidang IPS, khususnya pada tingkat SMP, diharapkan tujuan pengajaran geografi tidak hanya
sekedar untuk mengetahui letak suatu tempat, deretan nama gunung, nama tempat, dan
sungai. Atau menceritakan tentang kehidupan di sekitar, atau sekedar memberi petunjuk
untuk bersikap toleran terhadap orang lain. Seminar 1972 juga mengusulkan sejumlah tujuan
pengajaran geografi yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang
meliputi hal-hal berikut :
1. Menanamkan kesadaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
2. Mengembangkan cara berpikir untuk dapat melihat dan memahami relasi dan interaksi
gejala-gejala fisis maupun sosial dalam konteks keruangan,
3. Menanamkan kesadaran bermasyarakat,
4. Menanamkan rasa etis dan estetis,
5. Menumbuhkan pengenalan dan kecintaan akan tanah air serta menanamkan rasa cinta
dan hormat pada sesame manusia,
9
6. Memberikan kemampuan untuk membudayakan alam sekitar serta menanamkan
kesadaran akan keharusan kerja dan berusaha untuk dapat menikmati atau untuk
memanfaatkan kekayaan alam sekitar,
7. Mengembangkan keterampilan untuk melakukan pengamatan, mencatat, memberi
tafsiran, menganalisis, mengklarifikasikan dan mengevaluasi gejala-gejala serta
proses fisis dan social dalam lingkungannya,
8. Memupuk keterampilan membuat deskripsi dan membuat peta,
9. Mengembangkan keterampilan membuat deskripsi dan komparasi wilayah,
10. Memupuk kesadaran ekologi,
11. Memupuk kesadaran dan perlunya keseimbangan potensi wilayah dan populasi,
12. Menanamkan pengertian tentang potensi lingkungan dan kemungkinan-kemungkinan
usaha yang ada dalam lingkungan serta mengembangkan pandangan luas dan cita-cita
yang rasional dalam memilih dan mengkreasikan lapangan kerja.
10
D. Penerapan Geografi di Bidang Pendidikan IPS
Penerapan geografi dalam bidang pendidikan IPS pada umumnya digunakan dalam
pengajaran di SMP yang sasarannya merupakan remaja usia 12-15 tahun, sehingga system
pengajarannya harus disesuaikan dengan kondisi kejiwaan remaja. Siswa SMP tergolong
remaja awal yang memiliki rasa keragu-raguan pada dirinya sendiri atau biasa disebut
dengan masa labil. Hal tersebut akan berlangsung hingga sifat kedewasaanya tumbuh lebih
sempurna. Meski sudah hampir sempurna, namun terkadang masih serba kacau dan belum
dapat bercorak ilmiah. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, para ahli geografi mengusulkan:
jangan asal mengajarkan geografi regional (biasanya disebut geografi dunia) secara
konsentris (dari yang terdekat menuju ke yang jauh lokasinya), akan tetapi baik dipakai
urutan seperti pada contoh berikut :
1) Lebih dulu bicarakan benua-benua: di belahan selatan bumi yakni Australia, Afrika,
dan Amerika Latin, sambil memberikan tekanan yang kuat pada factor-faktor alam
yang mempengaruhi model kolonisasi.
2) Kemudian mengajarkan bahwa Asia dan Amerika Utara dengan menegaskan factor-
faktor ekonomi serta factor-faktor alamya yang dapat menerangkan model aneka
kehidupan manusia di benua-benua itu.
3) Akhirnya pelajari bersama Eropa, sambil memperhatikan pengaruh-pengaruh atas
alam ekonominya.
11
a) Uraian guru dibuat hidup, beri contoh dari sekitar sekolah yang menarik.
b) Masih perlunya diselenggarakan studi sampel.
c) Uraian perlu dibantu oleh media seperti papan tulis, gambar- gambar di buku
pelajaran, dan dari proyektor.
d) Pemberian pmateri janagn meliputi seluruh jam pelajaran.
e) Lengkapi buku pelajaran dengan bahan-bahan yang actual.
f) Penggunaan atlas berwarna harus yang intensif.
g) Perlunya menelaah statistik atau gambaran yang dilampirkan dalam buku,
diskusikan, dan jadikan itu bahan pertanyaan dalam testing.
Adapun pengajaran yang dilaksanakan dengan sistem outdoor. Dalam rangka mengenal
masalah sosial setempat dapat diadakan kunjungan ke obyek tertentu sehingga dipahami
misalnya, persediaan bahan pangan, kesulitan perumahan, kepadatan penduduk, akibat
negative dari urbanisasi dan sebagainya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Geografi adalah ilmu yang mempelajari gambaran bumi yang di ambil dari bahasa
Yunani dari kata geo yang berarti bumi dan graphien yang berarti gambaran atau
penjelasan. Geografi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang bumi dengan
segenap isinya yaitu manusia, hewan dan juga tumbuhan. geografi tidak hanya
mempelajari aspek alami, tetapi juga aspek manusiawi seperti ekonomi, sosial,
politik, dan budaya.
2. Pembelajaran geografi dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi aspek
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial,
Geografi dapat berperan sebagai pembantu pembentukan kepribadian siswa,
sehingga dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berguna untuk masa
depan. Kepribadian siswa yang diharapkan dari pengajaran geografi dalam
pendidikan IPS.
3. Penerapan geografi dalam bidang pendidikan IPS pada umumnya digunakan
dalam pengajaran di SMP sehingga system pengajarannya harus disesuaikan
dengan kondisi kejiwaan remaja. Pengajaran geografi dalam pendidikan IPS
dapat dilakukan di dalam kelas dan luar kelas agar siswa dapat memahami lebih
lanjut kajian-kajian ilmu geografi.
B. Saran
1. Pengajaran geografi di sekolah seharusnya memiliki tujuan yang hidup, bukan
sekedar untuk menghidangkan sederetan nama tempat, gunung, dan sungai atau
menceritakan tentang kehidupan disekitar. Selain itu pengetahuan peta
ditambahkan agar pemahaan konsep keruangan lebih jelas.
2. Dalam pelaksanaan di lapangan, pengembangan materi dan pegajaran IPS masih
menghadapi berbagai kendala. Pengembangan materi IPS yang terpadu masih
jauh dari harapan. Agar mampu menghadapi perkembangan masa datang yang
serba kompleks, mata pelajaran IPS geografi perlu diarahkan kepada masalah-
masalah sosial kemanusiaan yang lebih mendalam dan komprehensif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. Metode Analisis Geografi. Jakarta : LP3ES, 1979.
Rhoads Murphey, dan John C. Sherman, The scope of geography. German: Routledge
Library Editions, 1969.
INTERNET
Partoso, hadi. 2012. Esensi media Pembelajaran Geospasial Dalam Mata Pelajaran
geografi.http://partosohadi.staff.fkip.uns.ac.id/2012/01/17/esensimedia-pembelajaran-
geospasial-dalam-mata-pelajaran-geografi/, diakses pada tanggal 20 Oktober 2019
14