Anda di halaman 1dari 36

Makalah Konsep Dasar MI/SD

ESENSI KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 3 DAN 4

Kelompok 2 Kelas PGMI 3A


Dosen Pembimbing :
Yashori Revolah, M.Pd.
Disusun Oleh :
Rexy Ilham Herdiaz Fitra Azhari (1811240009)
Sentia Tri Winingsih (1811240017)
Tri Haryani (1811240006)
Popita Sari (1811240020)
Bunga Anggraini Ismanda (1811240016)
Mimi Ratna Juita (1811240025)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
PRODI PENDIDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga penyusunan makalah berjudul “Esensi Kurikulum
IPS SD Tahun 2006 Kelas 3 dan 4” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun agar
pembaca mendapat wawasan serta pengetahuan mengenai Esensi Kurikulum IPS
SD Tahun 2006 Kelas 3 dan 4 Serta Perbedaannya dengan Kurikulum 2013.
Semoga makalah berjudul Peran Etika dalam Kehidupan ini dapat berguna
dan menambah cakrawala pengetahuan bagi pembaca. Dalam penulisan makalah
ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya dari usaha keras penyusun semata,
melainkan berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Yashori Revolah, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep
Dasar IPS MI/SD.
2. Semua pihak yang telah mendukung, terlibat, dan membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep
Dasar IPS MI/SD. Penyusun telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya, meskipun kurang komprehensif. Di samping itu, apabila dalam makalah
ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka
penyusun dengan senang hati menerima saran dan kritik yang konstruktif dari
pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya. Akhirnya, semoga makalah
yang sederhana ini dapat menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin yaa robbal ‘alamin.

Bengkulu, 10 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................................. 2
Bab II ................................................................................................................................. 3
A. Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam Kurikulum
SD 2006 Kelas 3 dan 4 .................................................................................................. 3
1) Peristiwa.............................................................................................................. 5
2) Fakta.................................................................................................................... 5
3) Konsep ................................................................................................................ 7
4) Generalisasi ......................................................................................................... 8
B. Konsep-Konsep Dasar Bidang Keilmuan IPS ...................................................... 12
C. Bahan Belajar Untuk Kelas 3 dan Kelas 4 ............................................................ 17
1) Bahan Untuk Kelas 3 ........................................................................................ 17
1. Lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah ................................................. 17
2. Denah dan Peta Lingkungan Rumah ................................................................. 18
3. Jenis-jenis Pekerjaan ......................................................................................... 18
2) Bahan Untuk Kelas 4 ........................................................................................ 19
D. Nilai Dan Sikap Dalam Kurikulum IPS SD 2006 Di Kelas 3 Dan 4 ................... 19
1. Arti Sikap .......................................................................................................... 20
2. Kaitan Nilai Dengan Sikap ............................................................................... 21
E. Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal Dan Sosial Dalam
Kurikulum IPS SD Tahun 2006 Kelas 3 dan 4 ............................................................. 24
1. Keterampilan Intelektual/ Kemampuan Analisis .............................................. 25
2. Keterampilan Personal ...................................................................................... 27
3. Keterampilan Sosial .......................................................................................... 28
Bab III .............................................................................................................................. 31
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 31
B. Kritik dan Saran ................................................................................................. 31

ii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 32

iii
Bab I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengenai ruang lingkup esensi materi dari mata pelajaran IPS
meliputi aspek-aspek sebagai berikut. Geografi meliputi manusia, tempat
dan lingkungan. Sejarah meliputi waktu, keberanjuran dan perubahan.
Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya. Ekonomi meliputi
perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Secara lebih umum dapat kita katakan bahwa pengajaran IPS itu
berkenaan dengan pengenalan dan pemahaman anak terhadap berbagai
peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu yang lebih dikenal dengan Isu
Sosial.
Memperhatikan pokok-pokok pemahaman dan pengertian kajian
diatas, persoalan utama adalah berkenaan dengan pernyataan “kompetensi
apa yang harus dimiliki oleh peserta didik kita; “bahan kajian apa yang perlu
diberikan kepada anak didik kita?”; aspek-aspek apa yang harus dinilai dari
peserta didik?; Bagaimanakah pendekatan, strategi dan cara yang harus
dilakukan agar tujuan kegiatan belajar mengajar berhasil mencapai sasaran
yang baik?
Persoalan di atas menjadi latar belakang mengapa makalah ini
dibuat, selain fakta bahwa ini adalah tugas wajib yang harus diselesaikan
oleh penyusun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud peristiwa, fakta, konsep, generalisasi ilmu-ilmu
sosial dalam kurikulum SD 2006 kelas 3 dan 4?
2. Bagaimana konsep-konsep dasar bidang keilmuan ips?
3. Apa saja bahan belajar IPS untuk kelas 3 dan kelas 4?
4. Apa saja Nilai dan sikap dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas 3 dan
4?
5. Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal Dan Sosial
Dalam Kurikulum Ips Sd Tahun 2006 Kelas 3 dan 4?

1
C. Tujuan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud peristiwa, fakta, konsep,
generalisasi ilmu-ilmu sosial dalam kurikulum SD 2006 kelas 3 dan 4.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar bidang keilmuan IPS.
3. Untuk mengetahui apa saja bahan belajar IPS untuk kelas 3 dan kelas 4.
4. Untuk menjelaskan Nilai dan sikap dalam kurikulum IPS SD 2006 di
kelas 3 dan 4.
5. Untuk menjelaskan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis,
Personal Dan Sosial Dalam Kurikulum IPS SD Tahun 2006 Kelas 3 dan
4.

D. Manfaat
1. Makalah ini bermanfaat untuk guru/calon guru sebegai tambahan
pengetahuan untuk mengajar atau sebagai referensi dalam proses
mengajar.
2. Makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk mahasiswa sebagai
bahan belajar dan referensi.
3. Makalah ini bermanfaat bagi sekolah dasar sebegai referensi dan
pembanding dalam penentuan kurikulum.

2
Bab II
PEMBAHASAN

A. Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam


Kurikulum SD 2006 Kelas 3 dan 4
Saat kita memperhatikan rambu-rambu dari pengertian IPS SD dalm
kurikulum 2006 bahwa IPS itu merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD sampai SMP , dimana IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitaan
dengan isi sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS adalah mata
pelajaran yang memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk
menjadi warga negara indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS, yaitu
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis; rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masala, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial;
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
4) Memiliki kemampuan (kompetensi) berkomunikasi, bekerja sama,
dan berkompetisi (berdaya saing dalam masyarakat yang majemuk,
baik di tingkat lokal, nasional, dan global (dunia)
Selanjutnya mengenai ruang lingkup esensi materi dari mata
pelajaran IPS meliputi aspek-aspek berikut.
1) Geografi, meliputi manusia, tempat, dan lingkungan.
2) Sejarah, menliputi waktu, keberanjuran, dan perubahan.
3) Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya.
4) Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

3
Secara lebih umum dapat dikatakan bahwa pengajaran IPS itu
berkenaan dengan pengenalan dan pemahaman anak terhadap berbagai
peristiwa yang terjadi di masa kini, yaitu yang lebih dikenal dengan isu
sosial.
Namun demikian, kita menyadari bahwa isu sosial yang dialami
anak pada dasarnya masih kabur sifatnya. Secara sederhana istilah isu
sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita yang terjadi dan
menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia di masyarakat serta tidak
jelas asal-usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin. Dengan
pengertian tjadi tentu kita akan sukar menjelaskannya denga kata-kata
sehingga jelas maksudnya kepada anak didik kita supaya memiliki
pengertian tertentu maka perlu kita batasi dengan penggunaan istilah
lain, yaitu peristiwa. Dari peristiwa inilahdapat dilakukan pengamatan,
apakah peristiwa benar-benar terjadi ataukah hanya isu belaka/kabar
angin. Selanjutnya dari peristiwa itu, terutama peristiwa yang benar-
benar terjadi dapat dicari suatu fakta yang diamati dan ditunjukkan
secara jelas sebagai kenyataam wujud, atau sebagai realita.
Fakta terungkap dari pengamatan atas kenyataan atau dapat juga
dikatakan bahwa kenyataan lahir karena dukungan fakta (atau fakta-
fakta). Demikianlah terdapat hubungan timbal balik antara kenyataan
dan fakta.
Fakta (fakta-fakta) juga berkaitan erat dengan data. Ada sedikit
perbedaan antara fakta dan data. Data-data bersifat objektif, sedangkan
fakta mengandung arti penafsiran seseorang, jadi ada unsur
subjektivisnya. Fakta dan data jelas mempunyai hubungan timbal balik.
Oleh karena sifatnya yang jelas dan terukur maka bidang keilmuan fakta
dan data mempunyai kedudukan yang sangat penting. Fakta dan data
merupakan fondasi bagi pengertian keilmuan dan selanjutnya penting
artinya bagi keilmuan itu sendiri. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan
ilmu-ilmu pengetahuam alm di dasari pada pengungkapan fakta dan data
untuk selanjutnya sampai kepada konsep, generalisasi, teori, dan hukum
secara skematis adalah sebagai berikut.

4
a) Peristiwa
b) Fakta/data
c) Konsep,
d) Generalisasi.
e) Teori.
f) Hukum.
Khusus pada pembahasan kali ini pembahasan akan kita batasi pada:
preristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi.
1) Peristiwa
Pertama-tama mari kita bicarakan pengertian peristiwa dalam ilmu
Pengetahuan sosial. Secara sederhana, peristiwa atau kejadian adalah
hal-hal yang pernah terjadi, yakni semua kejadian di atas bumi ini
(bahkan di alam semesta) yang menyangkut kehidupan manusia.
Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah, seperti gunung
meletus tsunami, gempa bumi, gerhana matahari dan sebagainya. Juga
terdapat peristiwa insaniah, yakni peristiwa yang berkaitan dengan
aktivitas umat manusia, seperti pembangunan jembatan, skandal
korupsi, pemilu, krisis moneter, inflasi, reformasi dan sebagainya.
Sebagai guru perlu kiranya mencari upaya untuk lebih menjelaskan
pengertian peristiwa ini dengan cara yang sederhana kepada anak didik
kita yang masih dibangku SD. Contohnya dengan memberikan
pertanyaan tentang kejadian yang terjadi di sekitarnya.
2) Fakta
Secara Harfiah kata “fakta” berarti sesuatu yang telah diketahui atau
telah benar ada. Bisa juga diartikan bahwa itu adalah sesuatu yang
dipercaya atau apa yang benar dan merupakan kenyataan, realitas yang
real, benar dan juga merupakan kenyataan yang nyata.
Di dalam ilmu sains, fakta mempunyai makna tersendiri. Fakta
merupakan hasil observasi yang bisa dibuktikan secara empiris. Karena
itu, sifat fakta bukan hasil perolehan secara acak, memiliki relevansi dan
berkaitan dengan teori, perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk
perkembangan studi sosial, terjadi karena adanya interaksi antara fakta
dan teori. Fakta dapat mnyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga

5
merupakan alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat
mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang telah ada. Di pihak
lain, teori teori dapat membatasi fakta dalam rangkah mengarahkan
penelitian. Teori merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan
prinsip-peinsip agar fakta dapat dipahami. Bahkan lebih jauh dari itu,
teori dapat meramalkan fakta-fakta yang akan terjadi.
Menurut Banks (1985:81) fakta merupakan pernyataan positif dan
rumusannya sederhana. Fakta juga adalah data aktual, contohnyo
sebagai berikut ini.
1. Jakarta adalah Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
2. Jarak antara kota A ke kota B adalah 150 km.
3. Bumi berputar mengelilingi matahari.
Ada kalanya guru perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan
pengertian fakta ini dengan cara sederhana, memberikan pertanyaan
kepada siswa :
1. Coba kamu hitung berapa jumlah murid yang hadir di kelas ini!
2. Siapakah nama kepala seoklah kita?
3. Coba perhatikan keadaan cuaca diluar, bagaimana keadaannya?
4. Apa tugas kamu di rumah?
5. Dan seterusnya.
Jawaban-jawaban siswa itu merupakan fakta. Misalnya berikut ini.
1. Siswa yang hadir sekarang ini ada 31 orang.
2. Kepala Sekolah kita namanya Ibu Nani.
3. Keadaan cuaca di luar cukup lelah.
4. Tugas saya di rumah adalah membantu ibu membersihkan rumah,
dan menyapu halaman.
Anak-anak akan menyadari bahwa fakta itu amat banyak, tak
terhitung jumlahnya. Ada fakta berupa data-data, misalnya keadaan
penduduk di sebuah desa, ada fakta yang tampak sebagaimana
keadaannya, misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan sebagainya.
Ada juga fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya

6
tentang pendapatan rata-rata penduduk sebuah kampung, mata
pencaharian utama penduduk desa A dan seterusnya.
Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhri dari
pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan
sangat terbatas sebab:
1. Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas.
2. Fakta bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan
iklim suatu kota, perubahan bentuk pemerintahan sebagainya.
3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
3) Konsep
Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrack yang digunakan
utnuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan suatu kelompok
dari suatu benda, gagasan atau peristiwa.
Mengapa kita harus mempelajari konsep? Pertanyaan ini penting
dikemukakan dalam kajian ilmu pengetahuan sosial. Membentuk
konsep merupakan tugas intelektual, dan itu tidak mudah. Namun
demikian perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah belajar konsep
sejak sebelum masuk sekolah, sesuatu dengan tingkat perkembangan
kemampuan berpikirnya. Hal ini tentu berbeda dengan belajar konsep di
sekolah. Di sekolah mereka belajar konsep yang semakin abstral
sifatnya dan simbolis. Misalnya belajar tentang konsep keluarga. Di
kelas mengembangkan pengembangan tentang pemahaman keluarga. Di
kelas tinggi mungkin menggunakan diagram dengan menggunakan
berbagai macam simbol untuk mempolakan keluarga dalam kaitan yang
lebih luas.
Telah dikemukan di atas bahwa membentuk konsep pada diri anak
tidaklah mudah. Hal itu disebabkan bahwa untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan kemampuan untuk memilih kelompok yang akan di
observasi berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat
mengabstraksikan dan membuat generalisasi. Dengan singklat dapat
disimpulkan bahwa konseptualisasi adalah proses mengkategorikan,
mengklasifikasikan, dan memberi nama pada sekelompok objek.

7
Konsep dapat dipelajari dengan efektif jika disertai dengan
mengemukakan sejumlah contoh yang posittif. Misalnya
mengemukakakn konsep kota segera dapat dipahami jika pada siswa
disebutkan contoh-contohnya: seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan
lain sebagainya. Disamping itu ada juga yang dsebut dengan non-
contoh, misalnya jika kita ingin mengembangkan pengertian
“kebebasan”. Contoh positif dapat kita kemukakan tentang keebebasan
manusia untuk menentukan pilihannya (misalnya yang sederhana saja
seperti memilih selkolah, warna pakaian, makanan, dan lain sebagainya.
Hal ini merupakan keinginan semua orang. Non-contohnya misalnya
mengemukakan ekses dari kebebasan yang tidak terkendali, misalnya
kerisauan, kemungkinan anarkhi, korupsi, dan lain-lainnya. Pada saat ini
anak diajak berpikir kritis hasil penelitian membuktikan konsep efektif
jika sejumlah contoh positif di kemukan sehingga dapat dibentuk
karakteristik dari konsep yang diajarkan, diikuti dengan contoh negatif
yang menggambarkan ebsensinya karakteristik yang mmbedakannya.
Disinilahperlunya contoh dan non contoh dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas.
4) Generalisasi
Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan
abstraksi dan sangat terikat konsep. Cara yang piling mudah untuk
memahami generalisasi dalam hubungannya dengan konsep adlah
dengan cara menelusuri proses terbentuknya generalisasi. Untuk itu
diperlukan paling sedikit dua konsep, bisa dengan satu displin ilmu
sosial atau dari disiplin ilmu sosial yang berbeda. Misalnya dari bidang
keilmuan sosiologi saja atau paduan dari sosiologi atau sejarah atau
displin ilmu sosial lainnya.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi
menunjukkan adanya hubungan di antara dan berisi pernyataan yang
bersifat umum, tidak terikat pada suatu keadaan khusus.
Generalisasi dibentuk untuk membantu kita agar dapat
memahami/mengerti tentang “dunia di mana kita hidup”. Secara singkat

8
telah kita kemukakan pengertian peristiwa, fakta konsep, dan
generalisasi. Selanjutnya kita akan menelusuri keberadaan peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi dalam kurikulum IPS SD kelas 3 dan 4.
Pertama-tama perlu dipahami bahwa salah satu karakteristik IPS
bahwa bahan yang disajikan itu adalah bahan yang dipilih menurut
sifatnya yang esensial materi IPS itu begitu luasnya mencakup berbagai
aktivitas manusia dalam berbagai perspektif. Oleh sebab itu, perlu
ditentukan oleh guru sebagai pengembang kurikulum, peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi mana yang dijadikan bahan pengajaran yang
mengacu pada tuntutan kurikulum.
Edgar B. Wesley (1952:9) menegaskan bahwa materi yang di
sajikan dalam IPS itu merupakan penyederhanaan dari ilmu ilmu sosila
yang digunakan untuk tujuan pedagogis di sekolah. Memperhatiakn
penjelasan diatas maka dapat dikemukan bahwa pengungkapan
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasinya dalam kuirikulu IPS SD
tahun 2006 di kelas 3 dan kelas 4 berikut ini dibatasi hanya pada
beberapa contoh saja.
Berikut ini akan kita telusuri beberapa peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan IPS SD tahun
2006 di kelas 3 dan 4. Berdasarkan kurikulum tersebut maka mata
pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan (kompetensi) analisi peserta didik
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam membentuk kehidupan
masyarakatt yang dianamis. Oleh karena itu, ruang lingkup pengajran
IPS adalah sebagai berikut.
1) Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam hal ini dapat mengembangakan kemampuan anak
didik kita untuk hal-hal berikut ini.
Kelas 3 Semester 1 :
1. Menceritakan lingkungan alam dan buatan sekitar.
a. Rumah
b. Sekolah
2. Pemeliharaan lingkungan alam dan buatan sekitar, yaitu rumah.

9
3. Membuat denah dan peta lingkungan sekitar.
a. Rumah.
b. Sekolah.
4. Melakukan kerja sama di sekitar.
a. Rumah
b. Sekolah
c. Kelurahan/desa.

Kelas 3 Semester II
1. Mengenal jenis-jenis pekerjaan.
2. Memahami pentingnya semangat kerja.
3. Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.
4. Menegenal sejarah uang.
5. Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.

Kelas 4 Semester I
1. Membaca peta lingkungan setempat dengan setempat dengan
menggunakan skala sederhana meliputi wilayah berikut ini.
a) Kabupaten/kota setempat.
b) Provinsi setempat.
2. Menggambar petampakan alam beserta hubungannya dengan
keragaman sosial dan budaya di lingkungan.
a) Kabupaten/kota setempat.
b) Provinsi setempat.
3. Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta
pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan
setempat dan dapat melestarikannya.
4. Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setempat di
lingkungan kabupaten/kota, provinsi setempat, dan dapat
melestarikannya.
5. Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh
lingkungannya.

10
Kelas 4 Semester II
1. Mengenal aktivitas ekonomi yang berkatian dengan sumber daya
alam dan potensi lain di daerahnya.
2. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
3. Mengnal perkembambangan teknologi produksi, komunikasi,
dan transportasi serat pengalaman menggunkannnya.
4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
Dari ruang lingkup cakupan pengajaran IPS yang tercantum
dalam kurikulum di atas tampak bahwa pengajaran IPS mengikuti
konsep “Expanding Communities of Men”(Hanna dalam Baks,
1985:11) baik keluasannya maupun ke dalamannya. Kepada siswa
diajarkan lingkungan yang terdekat dari dirinya, yaitu keluarga dan
rumah, kemudain berkembang ke lingkungan yang lebih luas seperti
sekolah, RT/RT, desa, kota, dan provinsi sendiri melalui aspek-
aspek sosiologis, geografis, ekonomis, dan sejarah.
IPS yang mencakup berbagai disiplin ilmu sosial itu
materinya sarat dengan muatan konsep (Jarolimek dalam Rochiati
W. 2006:3). Konsep itu ada yang memiliki pengertian konkret dan
ada pula yang memiliki pengetian abstrak. Materi yang memiliki
konsep pengertian kongkret tentu tidak sulit untuk dijelaskan,
namun untuk materi yang memiliki pengertian abstrack sulit untuk
dijelaskan.
Setiap cabang ilmu sosial memiliki konsep dasar, yang
memiliki pengertian abstrak. Dalam pengembangan materi pelajaran
guru perlu menjabarkan dalam konsep-konsep yang lebih konkret.
Demikianlah dalam sosiologi, misalnya ada konsep dasar
masyarakat, sementara komunitas yang paling dekat dengan siswa
adalah keluarga yang memiliki pengertian lebih konkret, terdiri atas
ayah, ibu, dan anak-anak. Oleh karena itu, bahan pengajaran yang
berkenaan dengan aspek sosiologis untuk siswa di kelas rendah

11
dimulai dengan topik keluarga, kemudian tetangga/sekitar rumah,
sekolah, desa dan seterusnya.

B. Konsep-Konsep Dasar Bidang Keilmuan IPS


Selanjutnya, mari kita identifikasikan beberapa konsep dasar yang
seyogianya memerlukan kemampuan guru untuk menjelaskan dengan
cara yang memudahkan bagi siswa sesuai dengan isi materi bahan
pengajaran dari topik yang mengacu kepada tuntutan kurikulum.
Untuk memudahkan pemahaman Anda berikut ini dikemukakan
ringkasan penjelasan Banks (1985:249-404).
1. Sosiologi, konsep-konsepnya dasarnya, antara lain berikut ini.
a. Sosialisasi, proses yang ditempuh individu untuk menjadi
anggota kelompoknya dengan cara belajar kebudayaannya dan
perannya.
b. Peranan, peran yang dilakukan seseorang sebagai individu.
Peranan ini mungkin bersifat Anda.
c. Norma dan sanksi, Norma adalah ukuran atau tata cara yang
membimbing perilaku, sedangkan sanksi adalah ganjaran atau
hukuman yang dilakukan kelompok yang menunjukkan bahwa
norma telah diikuti dan peran telah dipenuhi.
d. Nilai (values), aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan
budaya yang dianggap berharga.
e. Gerakan sosial, gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang
untuk memperbaiki atau melawan perubahan di dalam
kelompok atau masyarakat.
f. Masyarakat, unit yang merdeka dan terintegrasi di mana
interaksi dan komunikasi terjadi di antara anggotanya yang
memungkinkan kelompok ini dapat melangsungkan
kehidupannya. Masyarakat ini terdiri atas konsep-konsep
komunitas, hubungan keterangan, dan institusi.
2. Ekonomi, konsep-konsepnya dasarnya, antara lain berikut ini.

12
a. Kelangkaan, keinginan manusia tak terbatas, sedangkan
kemampuan daya alam terbatas timbullah kesenjangan antara
kebutuhan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
b. Produksi, hasil proses pembuatan barang dan jasa yang
memuaskan keinginan manusia.
c. Saling ketergantungan, ada situasi saling memerlukan antara
sesama produsen dan juga antara produsen dengan pedagang.
d. Pembagian kerja, berkenaan dengan pembagian garapan
produksi dan jasa.
3. Geografi, konsep-konsepnya dasarnya, antara lain berikut ini.
a. Lokasi, identifikasi dari tempat dan ruang, konsep ini berkaitan
dengan konsep -konsep situs, situasi dan lingkungan
(environment).
b. Interaksi spasial, hubungan antara suatu tempat dengan lainnya
dalam rangka hubungan dagang, pendidikan, kebudayaan, dan
lain-lain.
c. Pola spasial kota, misalnya kedudukan kota sebagai pusat
layanan kebutuhan wilayah sekitar.
d. Difusi kebudayaan, konsep ini berkaitan dengan penyebaran
pengaruh kebudayaan, bahasa, pendidikan, etnik, agama,
teknologi dan lain-lain di dalam suatu wilayah tertentu.
4. Sejarah, konsep-konsepnya dasarnya antara lain
a. Kontinuitas dan perubahan. Kontinuitas menunjukkan kejadian
yang berlangsung secara kronologis, sedangkan perubahan
menunjukkan adanya perbedaan sebagai hasil pertumbuhan
dan perkembangan kehidupan manusia.
b. Waktu lampau, peristiwa sejarah itu terjadi di masa lalu,
sedangkan dengan konsep ini di dalam sejarah digunakan
konsep periodisasi yang memilah-milah waktu lampau itu ke
dalam babakan waktu berdasarkan karakteristik yang menonjol
dari tiap babakan waktu tersebut. Di padang dari sudut pandang

13
politik, ekonomi ataupun sosio kultural, ekonomi ataupun
sosiokultural.
c. Kerja sama dan konflik, di dalam sejarah ditunjukkan proses
timbulnya kerja sama manusia dalam usahanya mencapai
tujuan. Namun, bersamaan dengan itu sejarah juga
menunjukkan adanya serangkaian konflik yang menimbulkan
peperangan.
d. Nasionalisme, sebagai wujud kepedulian masyarakat suatu
bangsa akan perlunya mengembangkan semangat Kebangsaan.
Konsep-konsep kunci di atas itu selalu terdapat di bidang kajian IPS.
Jika Anda mengembangkan materi pelajaran tertentu Anda akan
berhubungan dengan pengembangan konsep-konsep dasar di atas
ataupun dengan sub-sub konsep yang merupakan pencairan dari konsep
dasar tersebut.
Dalam pengembangan materi bahan pengajaran diperlukan seleksi
terhadap konsep-konsep yang dapat menunjang tujuan instruksional
(pengajaran). Banks (1985: 43) menegaskan bahwa pertama-tama perlu
mengaitkannya dengan pengalaman siswa (entry behaviour), kemudian
mengembangkannya dan memperluasnya supaya semakin memperkaya
wawasannya dan dapat menentukan keputusan dengan lebih baik.
Siswa juga dapat memilih konsep-konsep yang dapat digunakan
untuk mengorganisasikan sejumlah data dan informasi serta isi
pengajarannya. Konsep yang dipilih hendaknya mampu
mengorganisasikan, mensintesiskan sejumlah hubungan, fakta-fakta
spesifik dan gagasan-gagasan. Hal ini tidak berarti bahwa konsep-
konsep yang sederhana tidak perlu diberikan. Taba (dalam Banks
1985:43) menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut.
1. Validity: konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu yang
terkait.
2. Significance: konsep yang bermakna.

3. Appropriateness: konsep yang memiliki kelayakan atau kepantasan.

14
4. Durability: tahan lama.
5. Balance: memberikan keseimbangan dalam skop atau
kedalamannya.
Kepada siswa di kelas 3 dan 4 juga diperkenalkan cara membuat
generalisasi walaupun bentuk sederhana. Dimulai generalisasi yang
diambil dari kehidupannya sehari-hari, misalnya:
1. Sesama anggota keluarga harus saling membantu;
2. Penduduk desa banyak yang masih memeluk adat tradisi;
3. Kehidupan di kota lebih sibuk dari pada kehidupan di desa;
4. Dan lain sebagainya.
Setelah mereka dapat memahami pengertian generalisasi, guru dapat
memperkenalkannya kepada generalisasi yang lebih luas, lebih abstrak.
Bahkan kemudian siswa didorong untuk membuat generalisasi dari 2
konsep atau lebih dan dari disiplin ilmu yang berbeda-beda, misalnya
berikut ini.
1. Dalam perkembangan sejarah dapat diketahui bahwa kelompok-
kelompok manusia mau bersatu dan bekerja sama jika menghadapi
ancaman dari luar (Sejarah-Sosiologi).
2. Kontak dengan bangsa lain dalam sejarah menghasilkan proses
terjalinkan hubungan perdagangan dengan sejarah akibatnya
(Sejarah - ekonomi).
Berikutnya marilah kita telaah beberapa rumusan generalisasi dari
berbagai kajian IPS. Seperti telah dikemukakan di muka bahwa
generalisasi ini biasanya mengandung konsep jamak bahkan juga
konsep yang berasal dari disiplin ilmu sosial yang berbeda. Coba Anda
tentukan sendiri konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan
generalisasi berikut ini!
1. Sosiologi
a. Manusia hidup dalam kelompok.
b. Masyarakat tersusun dari kelompok yang saling memerlukan.

15
c. Institusi sosial menunjukkan pentingnya fungsi sosialisasi,
melalui proses sosialisasi individu mempelajari peran dan
statusnya sesuai norma
2. Ekonomi
a. Manusia memiliki kebutuhan tak terbatas, tetapi sumber
pemenuhan kebutuhan terbatas karena itu harus ditentukan
pilihan.
b. Sistem perekonomian masyarakat menuntut ketentuan-
ketentuan yang memang penting baginya.
c. Produsen menukarkan barang dan jasa dengan produsen
lainnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
d. Harga barang dan jasa mencerminkan hubungan antara
kelangkaan dan kebutuhan.
3. Geografi
a. Faktor fisik dan budaya berpengaruh terhadap timbulnya
perbedaan pada berbagai tempat di muka bumi.
b. Perubahan selalu terjadi di muka bumi.
c. Walaupun lingkungan mempengaruhi kehidupan manusia,
manusia itu sendiri dapat memodifikasi lingkungan bagi
pemenuhan dan keinginannya.
d. Setiap kawasan (region) memiliki karakteristik yang berbeda
antara satu dengan lainnya.
4. Sejarah
a. Perubahan berlangsung secara bertahap, berkelanjutan, dan tidak
dihelakan, namun kecepatan perubahan pada berbagai
masyarakat tidaklah sama;
b. Setiap peristiwa dilatarbelakangi oleh multi sebab yang bersifat
kompleks;
c. Setiap peradaban memiliki dasar "belief" (keyakinan) tentang
apa yang dianggap penting bagi masyarakatnya;
d. Dalam perkembangan kehidupan manusia selalu terjadi konflik.
Konflik itu juga bisa membuat perubahan.

16
Demikian secara singkat konsep-konsep dasar generalisasi yang
terdapat pada bidang studi IPS. Tentu masih banyak konsep dan
generalisasi yang perlu Anda kembangkan.
Mari kita lanjutkan dengan penelusuran peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi dari topik-topik yang termuat dalam kurikulum. Tentu saja
bahan yang dikemukakan di sini mengacu pada bahan rujukan utama,
kurikulum IPS 2006, dan materi yang dikemukakan hanya merupakan
contoh saja yang selanjutnya harus dikembangkan oleh Anda sendiri
dalam kegiatan belajar-mengajar.

C. Bahan Belajar Untuk Kelas 3 dan Kelas 4


1) Bahan Untuk Kelas 3
1. Lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah
Subtopik ini bisa didekati dari perspektif yang berbeda,
dari kajian geografi dan sosiologi. Anda dapat menggunakan
fakta-fakta berdasarkan perincian kurikulum dan atau
menambahkannya dengan fakta-fakta lain (berdasarkan
pengamalan guru dan siswa) yang relevansi dan memperluas
pemahaman, misalnya berikut ini.
a. Siswa menyebutkan benda-benda yang ada di sekitar rumah.
b. Siswa dapat membedakan benda-benda yang langsung dari
alam dan buatan manusia di sekitar rumah.
c. Bertanya mengapa harus ada daftar tugas kebersihan sehari-
hari siswa di rumah.
d. Hak dan kewajiban siswa memelihara lingkungan alam dan
buatan di sekitar rumah.
Konsep-konsep yang dapat Anda gunakan, antara lain
rumah, anggota keluarga, lingkungan alam, lingkungan buatan,
meja kursi, buku, pensil, batu, tanah, sampah, tumbuhan dan
sebagainya, kemudian juga dapat dikemukakan Konsep-konsep
pembagian kerja, peran sosial, tanggung jawab sebagai anggota
keluarga, nilai-nilai dalam kelompok, tata krama, sopan santun,

17
dan sosialisasi. Konsep-konsep ini jika dikembangkan dengan
baik dapat memberikan wawasan (pemahaman) siswa tentang
pengertian “Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan" yang
komprehensif.
2. Denah dan Peta Lingkungan Rumah
Peristiwa dari Fakta-fakta yang dapat kita kembangkan,
yaitu menjadi bahan pengembangan materi, yaitu:
a. Sejarah pendirian rumah atau kepemilikan rumah;
b. Gambar denah dan peta rumah serta simbol-simbol khusus
untuk tempat-tempat penting;
c. Identitas rumah, yaitu nama jalan, rt/rw, dusun,
kelurahan/desa, kecamatan, letak dan batas-batasnya;
d. Cerita tentang kegiatan sehari-hari yang terjadi di rumah;
e. Keterangan tentang anggota keluarga dari tugas-tugasnya.
Konsep-konsep yang dapat dikembangkan, antara lain
rumah, jalan, denah, peta, letak, desa, kelurahan, dusun,
kampung, RW/RT, kecamatan, jenis-jenis pekerjaan anggota
keluarga, seperti ABRI, pegawai negeri, karyawan, pedagang,
petani, dan pelajar, dan lain-lain.
3. Jenis-jenis Pekerjaan
Peristiwa dan Fakta-fakta yang menjadi dasar
pengembangan materi pelajaran, antara lain berikut ini.
a. Jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat.
b. Sejak kapan siswa dan orang tuanya mulai mengikuti
pekerjaan itu?
c. Tujuan orang bekerja.
Jadi, konsep-konsep yang dapat dikembangkan, antara lain
berikut ini. ABRI, karyawan, pegawai negeri, pelajar,
mahasiswa, pedagang, petani,

dokter, waktu (tanggai, bulan, tahun), pemenuhan kebutuhan


hidup, tanggung jawab, tugas, dan lain-lain.

18
2) Bahan Untuk Kelas 4
Topik/subtopik yang diambil sebagai contoh adalah berikut ini.
a. Pengetahuan membaca Peta Lingkungan setempat. Subtopik:
Kabupaten/kota setempat.
b. Sejarah lokal, subtopik: menghargai berbagai peninggalan
sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi).
Topik ini mengantarkan siswa kepada karakteristik bahan kajian
IPS yang lain sifatnya dengan kajian topik-topik lainnya dari
perspektif Sosiologi, Geografi, dan Ekonomi. Untuk pertama
kalinya siswa diperkenalkan kepada penjelasan yang sifatnya
menguraikan perkembangan kehidupan masyarakat manusia,
yang dikenal dengan sejarah.

D. Nilai Dan Sikap Dalam Kurikulum IPS SD 2006 Di Kelas 3 Dan 4


Nilai berbeda dengan sikap. Nilai itu bersifat umum, mempengaruhi
perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang. Nilai
(values) itu tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang
membedakan nilai dan sikap. Sikap biasanya berkenaan dengan yang
khusus. Suatu nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu
baik atau buruk, nilai juga menilik kelakuan seseorang. Orang
mendapatkan nilai dan orang lain dalam lingkungannya.
Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat
utuh, merupakan sistem di mana semua jenis nilai terpadu saling
mempengaruhi dengan kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.
Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya
indikator-indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut
seseorang, aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau
tampak, perasaan yang diutarakan, perbuatan yang dilakukan serta
kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985: 18).
Dalam pendidikan kita meyakini bahwa nilai yang menyangkut
ranah afektif ini perlu diajarkan kepada siswa. Agar siswa mampu
menerima nilai dengan sadar, mantap, dan dengan nalar yang sehat.

19
Diharapkan agar para siswa dalam mengembangkan kepribadiannya
menuju jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih
(dengan bebas) dan menentukan nilai yang menjadi anutannya.
Mengajarkan nilai (value) lebih memerlukan "skill" dibanding
dengan mengajarkan kepercayaan (belief) dan sikap. Kita tidak bisa
menentukan bagaimana nilai itu beroperasi dalam dan anak sementara
ia berbuat, atau bersikap terhadap sesuatu, padahal kita beranggapan
bahwa "nilai" itu tercermin dalam sikap dan perilaku seseorang. Oleh
karena itu, dalam pendidikan nilai, guru tidak bisa segera mengambil
kesimpulan mengenal hasil kegiatan belajar mengajar yang
dilakukannya. Artinya, masih memerlukan waktu untuk menentukan
apakah kegiatan belajar mengajarnya berhasil, kurang berhasil atau
tidak berhasil, bagaimanakah nilai itu sendiri?
Pertama-tama, perlu diperhatikan bahwa pendidikan nilai harus ada
kesesuaiannya dengan kehidupan di luar kelas. Kemudian, perlu diingat
pula bahwa dalam pengajaran pendidikan nilai guru harus kreatif. Oleh
karena itu, penyampaiannya tidak selalu harus mengacu kepada Isi
kurikulum yang tidak tertera dalam rancangan formal, misalnya dari
pengalaman, dalam kehidupan sehari-hari. Nilai yang disampaikan
adalah nilai yang esensial, sangat penting, yang sangat berharga bagi
kehidupan bermasyarakat. Dan tidak kalah pentingnya pula adalah
pengajaran/pendidikan nilai harus bermula dari potensi anak menuju
target pendidikan nilai yang diharapkan. Tugas guru yang utama adalah
meningkatkan tingkat kesadaran nilai pada anak, sadar bahwa ada sistem
nilai yang mengatur kehidupan, sadar bahwa sistem nilai itu penting
sekali bagi kehidupan manusia sehingga timbul keinginan untuk
memilikinya, bahkan merasa wajib untuk membina dan
meningkatkannya, dan pada akhirnya yang bersangkutan berupaya
untuk melakukannya dalam perbuatan sehari-hari.
1. Arti Sikap
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu terdapat
berbagai rumusan tentang sikap yang dikemukakan para ahli,

20
disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang
berbeda. Menurut Thursone adalah keseluruhan dari
kecenderungan dan perasan, pemahaman, gagasan, rasa takut,
perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu
hal. Menurut Rochman Natawidjaya (1984: 20) sikap adalah
kesiapan seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek, di
dalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif, dan
kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian
positif dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk
waktu tertentu, kesiapan itu sendiri bisa berubah-ubah.
2. Kaitan Nilai Dengan Sikap
Seperti juga halnya dengan sikap, nilai juga dirumuskan
secara beragam, dengan landasan berbeda-beda serta tujuan dan
disiplin yang berbeda pula. Nilai merupakan konsep dalam
ekonomi, filosofi, pendidikan, dan bimbingan juga di dalam
sosiologi dan geografi, serta sejarah.
Untuk lebih menegaskan pemahaman kita, seperti
dikemukakan di atas dapat dinyatakan bahwa nilai itu merupakan
konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau
kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau
kelompok memilih cara, tujuan dan perbuatan yang
dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya
adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang dapat
mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak,
demikianlah, dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan
sikap. Nilai merupakan determinan pembentukan sikap. Tetapi
harus disadari bahwa tidak ada hubungan one to one antara nilai
dan sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh
banyak nilai (values).
Mari kita ambil contoh yang lebih konkret, sebagai berikut.
Jika Anda membeli sebuah mobil, sistem nilai manakah yang
menentukannya? Jika kita renungkan lebih jauh tentu kita

21
menyadari bahwa sistem nilai yang menentukan pilihan Anda
berkenaan dengan berbagai pertimbangan, seperti nilai,
kekuatan, keamanan, kesukaan, nilai ekonomi dan sebagainya.
Bagaimanakah kaitan sikap dengan kognitif, afektif dan
kecenderungan bertindak?
Seperti sudah dikemukakan di atas bahwa di dalam sikap
telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif dan
kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
kaitan yang erat antara nilai dengan aspek-aspek kognitif, aspek
afektif dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat
ditegaskan sebagai berikut.
a. Ada hubungan timbal-batik antara nilai dengan kognitif.
b. Ada hubungan timbal balik antara afektif dengan kognitif.
c. Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada
akhirnya akan menuju kepada terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan
terhadap "belief" (keyakinannya).
Aspek nilai dan sikap dari bahan pengajaran yang diberikan
guru sangat ditentukan oleh isi materi sebagai hasil
pengembangan silabus kurikulum dari topik-topik/subtopik yang
mengacu kepada tuntutan kurikulum. Oleh sebab itu, ungkapan
nilai dan sikap dari topik-topik/subtopik tertentu yang
disampaikan guru yang satu mungkin berbeda dari guru lainnya.
Hal ini membutuhkan kreativitas guru yang bersangkutan.
Uraian nilai dan sikap yang mengacu kepada tuntutan kurikulum
ini hanya disinggung secara garis besar.
Butir-butir nilai dan sikap yang dapat dikembangkan dari
materi IPS di kelas 3 dan 4 banyak sekali, dan hal itu
sesungguhnya merupakan tanggung jawab guru IPS sebagai
pengembang kurikulum di kelas.
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh saja.

22
Kelas 3
1. Dari topik Lingkungan Sekitar
Subtopik: rumah
Dan lingkungan rumah/keluarga dapat digambarkan
hubungan orang tua dan anak-anak meliputi:
a. Nilai-nilai kasih sayang, sabar, sopan-santun, patuh,
dan sebagainya.
b. Sikap, misalnya sikap bertanggung jawab terhadap
keluarga, sikap simpatik, berdisiplin, menaati
peraturan, menyenangi keindahan, dan kebersihan dan
sebagainya.
2. Jenis-jenis pekerjaan
Dan penggalian jenis-jenis pekerjaan ini akan
ditemukan hubungan. antara timbulnya kebutuhan hidup
dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya
terungkap hal-hal berikut ini.
a. Nilai-nilai hemat, rajin, tekun, kerja keras,
kesederhanaan, manfaat (tidak menyebabkan sesuatu
menjadi sia-sia), dan sebagainya.
b. Sikap, misalnya efektif dan efisien, menghargai
waktu, sikap bersungguh-sungguh dalam
menghadapi pekerjaan/garapan, menikmati hidup,
bersikap optimis (tidak pesimis), sikap tidak
menyombongkan diri, menyukai dan, menyukai
keteraturan/ketertiban, dan sebagainya.

Kelas 4
1. Pengetahuan membaca peta lingkungan setempat
Subtopik: Kabupaten/kota Setempat
Dan pengetahuan tentang peta, alam sekitar dan aspek
budaya, misalnyadapat diungkapkan:

23
a. nilai-nilai Ketakwaan (mensyukuri nikmat Tuhan),
ketelitian dan akurasi (dalam menghitung ukuran skala),
intelektual (dalam kajian keilmuan), manfaat (dalam
pemanfaatan sumber daya alam), keindahan
(pengembangan aspek budaya) dan sebagainya;
b. sikap, misalnya mensyukuri nikmat Tuhan, menghargai
ilmu pengetahuan dan teknologi menghargai kesenian
dan keindahan dan sebagainya.
2. Sejarah Lokal
Subtopik : Peninggalan Sejarah di lingkungan setempat
a. Nilai-nilai yang dapat diungkapkan dari topik ini di
antaranya cermat (dalam menilai informasi), tekun dan
ulet (dalam mencari informasi), jujur (dalam
menyampaikan informasi), sabar, intelektual (dalam
mengkaji pengetahuan sejarah) dan sebagainya.
b. Sikap di antaranya adalah kritis-logis (dalam menilai
informasi), dinamis (dalam menghadapi perubahan),
teliti dalam memilih sumber-sumber), berhati- hati
(dalam mengambil kesimpulan) dan sebagainya.
Demikian secara garis besar beberapa contoh
pengungkapan nilai-nilai dan sikap-sikap yang secara
tersurat dan tersirat di dalam bahan pelajaran yang
dikembangkan guru dengan mengacu kepada kurikulum
IPS.

E. Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal Dan


Sosial Dalam Kurikulum IPS SD Tahun 2006 Kelas 3 dan 4
Sudah kita pahami bahwa Kurikulum IPS SD Tahun 2006 dirancang
untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, pengertian, nilai dan sikap dan keterampilan serta
kemampuan/kecakapan yang diperlukan siswa untuk mempersiapkan
dirinya dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

24
Pada pembahasan terdahulu telah dikemukakan pencapaian
pengetahuan/pemahaman dan pengertian (aspek kognitif), serta sikap
dan nilai (afektif).
Selanjutnya, kita akan membicarakan tentang pencapaian aspek
keterampilan intelektual/kemampuan analisis, personal dan sosial perlu
mendapat perhatian guru dalam kegiatan belajar-mengajar yang
dikelolanya. Pencapaian aspek kemampuan dan keterampilan ini lebih
banyak ditentukan oleh siswa dalam aktivitas belajar secara langsung
dan terprogram, aspek ini tidak mungkin tercapai hanya dengan
membaca buku teks atau mendengarkan penjelasan guru semata.
Pencapaian aspek kemampuan dan keterampilan ini hanya dapat dicapai
dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada pada siswa itu sendiri.
1. Keterampilan Intelektual/ Kemampuan Analisis
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPS SD tahun
2006 dalam keterampilan Intelektual ditekankan pula tentang
kemampuan analisis dari siswa didik. Sesungguhnya
Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Kemampuan analisis adalah
merupakan bagian dari keterampilan intelektual, di mana
kemampuan analisis merupakan kemampuan/kecakapan
seseorang/siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu
peristiwa dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya.
Di lain pihak keterampilan intelektual ini berkaitan dengan
kemampuan/kecakapan untuk mewujudkan pengetahuan dan
pengertiannya ke dalam perbuatan untuk menyelidiki suatu
peristiwa/masalah. Kemampuan dan keterampilan IN meliputi
penggunaan dan aplikasi pendekatan yang rasional sehingga dapat
diperkenalkan kepada masyarakat. Kemampuan dan keterampilan
ini memerlukan perkembangan pemikiran yang kritis pada subjek
didik. Keterampilan dan kemampuan/kecakapan ini antara lain
meliputi hal-hal berikut ini.

25
a. Keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan
informasi melalui pengumpulan fakta, bacaan,
mendengarkan penjelasan dari narasumber (guru dan
lain-lain) melalui partisipasi aktif dalam diskusi,
kunjungan ke lapangan dan sebagainya.
b. Keterampilan berpikir, menafsirkan, menganalisis dan
mengorganisasikan Informasi yang dipilih dari berbagai
sumber, membentuk konsep, merangkumnya kembali
dan membentuk generalisasi sesuai dengan jenjang
kemampuan berpikir siswa.
c. Kemampuan mengritik informasi dan membedakan
mana fakta, mana yang opini. Dengan keterampilan ini,
siswa dapat berpikir kritis, dapat menunjukkan mana
informasi yang faktual mana yang tidak.
d. Keterampilan membuat keputusan berdasarkan mereka
mampu mengambil keputusan dengan profesional, tidak
asal menyamaratakan saja.
e. Keterampilan memecahkan masalah, menerapkan hasil
temuan dalam sistem baru. Termasuk di dalamnya
kemampuan memprediksi, memperkirakan hal-hal yang
bisa/akan terjadi di masa depan.
f. Keterampilan menggunakan media: globe, peta, grafik,
tabel, dan sebagainya sesuai dengan kemampuan
berpikirnya. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam
rangka penafsiran atas fakta-fakta dalam memperoleh
pengetahuan tentang sesuatu.
Keterampilan menyusun laporan, menggunakan peta,
mengadakan observasi, melakukan wawancara dan mengadakan
penelitian sederhana.
Kemampuan dan Keterampilan ini mengantarkan siswa
kepada penyelesaian tugas-tugas kegiatan belajar dan kesiapan

26
dalam menghadapi masalah-masalah (termasuk masalah sosial)
yang ada di hadapannya.
Untuk memperoleh keterampilan intelektual/kemampuan
analisis tersebut di atas siswa perlu dilatih dalam berbagai
kegiatan belajar-mengajar. Di sinilah pentingnya pendekatan
CBSA dilakukan guru dan diterapkan secara sungguh-sungguh
dalam strategi dan metode belajar yang dikembangkan. Guru perlu
mengembangkan metode mengajar yang dapat menunjang
pengembangan potensi intelektual siswa (di samping potensi
lainnya).
Dengan mengembangkan belajar-mengajar yang fungsional,
seperti dikemukakan di muka, misalnya dengan metode
memecahkan masalah (problem Solving) atau melalui model-
model program lainnya, misal Program terpadu (multidisciplinary
model) yang mengacu kepada topik-topik yang ditentukan dalam
kurikulum sasaran pencapaian keterampilan itu dicapai.
2. Keterampilan Personal
Keterampilan Personal ini sebetulnya tidak dapat
dipisahkan dari keterampilan intelektual. Namun, dalam
pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya
mandiri.
a. Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga
keterampilan psikomotor, seperti keterampilan berbuat,
berlatih serta mengkoordinasi indra dengan anggota badan.
Keterampilan praktis ini tampak dalam hal kemampuan
siswa menggambar, membuat peta, membuat model dan
sebagainya.
b. Keterampilan studi dan kebiasaan kerja. Misalnya,
keterampilan menentukan lokasi kerja, mengumpulkan data,
menggunakan reference material, membuat kesimpulan dan
lain-lain. Dengan latihan yang benar siswa diberi peluang

27
untuk memiliki percakapan belajar mandiri dan bekerja
mandiri.
c. Keterampilan bekerja dalam kelompok. Keterampilan ini
berkenaan dengan kemampuan seseorang di dalam
kelompok, seperti menyusun rencana, memimpin diskusi,
menilai pekerjaan secara bersama. Keterampilan ini sangat
penting dimiliki seseorang dalam mengembangkan
pengalamannya. Oleh sebab itu keterampilan ini hanya
dapat diraih melalui serangkaian pengalaman dan
berkembang secara bertahap.
d. Keterampilan akademik atau keterampilan belajar
(continuing learning skills). Keterampilan ini
memungkinkan seseorang terampil belajar sepanjang hayat.
Keterampilan ini sangat esensial dimiliki oleh setiap orang
dalam konsep belajar seumur hidup. Sesungguhnya dalam
keterampilan belajar inilah terletak sendi-sendi kemampuan
belajar mandiri. Tentu saja untuk tingkat pendidikan dasar
sasarannya adalah baru dalam tahapan mengembangkan
segenap potensi dirinya di kemudian hari, siswa memiliki
semangat, kemampuan dan kepercayaan diri yang sehat.
Yang terpenting bahwa dalam diri siswa tertanam semangat
untuk belajar terus sepanjang hayatnya.
e. Keterampilan lainnya, antara lain:
1) Keterampilan fisik;
2) Keterampilan politik agar melek politik sesuai dengan
perkembangan usia dan kemampuan berpikirnya.
3) Keterampilan pengembangan emosional (emotional
growth) sebagai saran utama dalam rangka kemampuan
untuk mengendalikan diri.
3. Keterampilan Sosial

28
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar
memberi dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak
orang lain, membina kesadaran sosial.
Dengan demikian, keterampilan ini maka siswa mampu
berkomunikasi dengan sesama manusia, lingkungannya di
masyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan
IPS dalam kehidupan bermasyarakat.
Latihan dan pembinaan yang tampak dalam proses belajar-
mengajar antara lain: mampu melaksanakan dengan baik:
a. Berdiskusi Dengan Teman;
b. Bertanya Kepada Siapa Pun;
c. Menjawab Pertanyaan Orang Lain;
d. Menjelaskan Kepada Orang Lain;
e. Membuat Laporan;
f. Memerankan Sesuatu;
g. Dan Seterusnya. (Belen Dan Kawan-Kawan, 1990:348).
Oleh karena materi studi sosial sangat luas bahan
kupasannya maka upaya guru untuk membantu siswa-siswi
mengembangkan keterampilan/kemampuan memahami masalah-
masalah yang terkandung di dalamnya harus diintegrasikan
sebagai bagian dari bahan pengajaran IPS.
Di samping dilatih kemampuannya dalam berbagai
kemampuan tersebut, ada satu hal lagi yang perlu
dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa
untuk lebih gemar membaca, mencari dan mengolah informasi
sesuai dengan kemampuannya. Siswa agar memiliki kebiasaan
untuk memahami latar belakang informasi, memahami struktur
bahan pengajaran, mengerti peristilahan-peristilahan yang
sulit/baru, mengikuti perkembangan zaman dan sebagainya.
Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka, tujuan
mereka membaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis
terhadap bahan kajian dan mampu mengevaluasi terhadap apa

29
yang sudah dipelajarinya sehingga is merasa memiliki
kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan.

30
Bab III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peristiwa atau kejadian adalah hal-hal yang pernah terjadi, peristiwa
merupakan suatu kejadian yang benar-benar dan pernah terjadi, tetapi masih
perlu dibuktikan kebenarannya. Peristiwa atau kejadian yang telah diuji dan
diketahui kebenarannya disebut fakta. Konsep adalah suatu istilah,
pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan
atau mengkategorikan suatu kelompok dari suatu (benda), gagasan atau
peristiwa. Menurut Schuneke (1988:16) generalisasi merupakan absraksi
dan sangat terikat konsep. Untuk memahami generalisasi diperlukan paling
sedikit 2 konsep; bisa dari satu disiplin ilmu sosial atau dari disiplin ilmu
sosial yang berbeda.

B. Kritik dan Saran


1. Banyak calon guru yang tidak mengetahui tentang esensi dari kurikulum
IPS 2006 pada kelas 3 dan 4. Oleh karena itu, pembahasan tentang ini
dapat membantu memahami hal tersebut.
2. Penggunaan bahasa sumber referensi dinilai terlalu berbelit. Maka,
penyerderhaan kalimat diperlukan materi lebih dimengerti.
3. Sumber dirasa kurang. Oleh karena itu, perpustakaan diharapkan dapat
menyediakan sumber untuk pembahsan seperti ini.

31
DAFTAR PUSTAKA

Sardjijo, Didih Sugandi, Ischak. 2011. Pendidikan IPS di SD. Jakarta:


Universitas Terbuka.

32

Anda mungkin juga menyukai